Makalah Gakin KLPK 5
Makalah Gakin KLPK 5
Makalah Gakin KLPK 5
Oleh :
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
“ALUR RUJUKAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KESEHATAN REPRODUKSI
YANG MENGGUNAKAN GAKIN”, dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan
hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan
dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di harapkandapat membantu
dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga
tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan dan doa.Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk
memperbaiki makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan
makalah ini.
penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
c). Early Diagnosis and Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dan dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit.
Contoh : Survey penyaringan kasus
5. GAKIN
Jaminan pemeliharan kesehatan bagi keluarga miskin dan kurang mampu (GAKIN) adalah
jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada keluarga miskin dan kurang mampu yang
membutuhkan pelayanan kesehatan meliputi rawat jalan dan rawat inap sebagaimana yang
ditetapkan, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit yang ditunjuk di Wilayah.
Di Indonesia, wujud spirit jaminan kesehatan dapat dilihat sejak tahun 1998. Di tahun itu
pemerintah telah mulai membiayai pemeliharaan kesehatan dengan memprioritaskan bagi
keluarga miskin (Gakin), yaitu melalui program jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga
miskin (JPK-Gakin). Cakupan JPK-Gakin meliputi pelayanan kesehatan dasar, yang kemudian
diperluas untuk pelayanan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (khususnya malaria,
diare, dan TB paru). Kemudian, pada akhir tahun 2001, Pemerintah menyalurkan dana subsidi
bahan bakar minyak untuk pelayanan rumah sakit (RS) bagi keluarga miskin. Program ini
diselenggarakan untuk mengatasi dampak krisis yaitu dengan cara memberikan pelayanan
kesehatan gratis bagi keluarga miskin melalui subsidi biaya operasional puskesmas, bidan di
desa (BDD), gizi, posyandu, pemberantasan penyakit menular (P2M), dan rujukan rumah
sakit.[26]
Seiring perjalanan waktu, dan dalam rangka memelihara derajat kesehatan masyarakat
dalam keterbatasan pembiayaan kesehatan sebagaimana diulas di atas, maka dirancang beberapa
konsep dan sistem perlindungan dan jaminan sosial di bidang kesehatan, untuk keluarga miskin
yaitu[27]:
a. Pembiayaan berbasis solidaritas sosial, dalam bentuk Jamkesnas. Jamkesnas adalah bentuk
jaminan kesehatan prabayar yang bersifat wajib untuk seluruh masyarakat guna memenuhi
kebutuhan kesehatan utama setiap warga negara.
c. Pembiayaan kesehatan bagi sektor informal, dalam bentuk: jaminan kesehatan mikro – dari
oleh dan untuk masyarakat, misalnya dalam bentuk Dana Sehat; dan dana sosial masyarakat yang
dihimpun untuk pelayanan sosial dasar, termasuk kesehatan, misalnya dihimpun dari dana sosial
keagamaan dari semua agama (kolekte, dana paramitha, infaq, dll).
d. Pembiayaan kesehatan bagi keluarga miskin dengan prinsip asuransi, dalam bentuk
pembiayaan premi oleh pemerintah untuk JPK-Gakin. (Misalnya dengan memadukan dana
Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK) dengan dana subsidi bahan bakar minyak
agar pemanfaatannya maksimal di berbagai tingkat pelayanan mulai dari pelayanan dasar hingga
ke rujukan RS).
• Kartu GAKIN, RASKIN, BLT PKH, Kader Kesehatan (Program Pemerintah lainnya)
• Foto kopi kartu keluarga (KK)
• Rujukan dari puskesmas, tidak perlu apabila emergensi
• KTP
Pasien Panti
• Sertifikat panti
• Surat keterangan kepalah panti atau rumah singgah
• Daftar nama penghuni panti
KLB/Kebanjiran/Kebakaran
Orang Terlantar
Pasien SKTM
A. Kesimpulan
Dua hal yang dijelaskan sebelumnya mengenai mahalnya harga hidup sehat dan pelayanan
kesehatan di Indonesia adalah dua hal yang sangat terkait. Stigma yang hadir di tengah-tengah
masyarakat saat ini adalah biaya kesehatan yang mahal tidaklah ditunjang oleh pelayanan
kesehatan yang memadai. Dua hal yang seharusnya tidak beririsan sama sekali. Karena berbagai
faktor pelayanan yang kurang baik orang-orang dengan kantong tebal lebih memilih berobat ke
luar negeri. Karena mahalnya biaya untuk berobat justru rakyat kecil memilih jalur alternatif
bahkan yang berbau klenik sekalipun sebagai shortcut untuk sembuh. Dua mata uang yang sangat
berbeda antara kedua kondisi di atas.Memilih berobat ke luar negeri tidak bisa dianggap sebagai
sebuah tindakan mengkhianati bangsa. Karena kenyataannya rumah sakit-rumah sakit yang ada di
Indonesia tidak memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk memberikan kredit jaminan kesehatan
lebih baik pada pasiennya. Namun ada pihak-pihak tertentu yang melakukan perawatan ke luar
negeri karena ketidakpercayaannya terhadap kapasitas dokter-dokter dan rumah sakit yang ada di
negeri ini.
Perspektif seperti ini mengundang banyak pertanyaan. Sebenarnya melakukan perawatan
ke luar negeri berarti membunuh secara perlahan kinerja dokter dan rumah sakit lokal. Namun
seharusnya hal ini jadi batu loncatan bagi para dokter dan rumah sakit untuk dapat meningkatkan
kredibilitasnya sehingga kepercayaan pasien terhadap mereka dapat dijaga. Dengan demikian
generalisasi akan kemampuan dokter dan rumah sakit yang kurang memadai dapat dihilangkan.
Ketika kepercayaan masyarakat akan kapasitas dokter yang ada di Indonesia dapat dijawab dengan
baik oleh dokter itu sendiri maka akan terjalin kerjasama yang sangat baik antara kedua belah
pihak.
B. Saran
Dengan adanya makalah terkait alur rujukan pasien yang menggunakan Gakin ini,
diharapkan dapat
menjadi penambah wawasan bagi para pembaca. Harapannya pula mampu menjadi sumber
referensi dalam penanganan di fase klimakterium.