Skripsi Opi Mildasari
Skripsi Opi Mildasari
Skripsi Opi Mildasari
SKRIPSI
OLEH
OPI MILDASARI
2001032037
OLEH
OPI MILDASARI
2001032037
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh Jantung Pisang Terhadap Produksi
Asi Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja
Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021
Nama Mahasiswa : Opi Mildasari
Nomor Induk Mahasiswa : 2001032037
Minat Studi : Kebidanan/D4
Menyetujui :
Medan, 16 Oktober 2021
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. dr.Arifah Devi Fitriani, M.Kes Hj. Mey Elisa Safitri , SKM,
M.Kes
Mengetahui :
Ketua Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia
OPI MILDASARI
2001032037
ABSTRAK
ABSTRAK
Opi Mildasari
2001032037
A.Identitas
Nama : Opi Mildasari
Tempat/ Tanggal/ Lahir : Lafakha, 06 Agustus 1991
Agama : Islam
Anak ke : Tunggal
Nama Ayah : Jamil Husin
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Dasriana
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Lafakha, Kecamatan Alafan Kab. Simeulue
B. Riwayat Pendidikan
Tahun 1995-2001 : SD Negeri 3 Alafan
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan judul “Pengaruh Jantung pisang
Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk
Medan,
Opi Mildasari
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR TABEL.........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 8
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 9
1.4.1. Aspek Teoritis...................................................... 9
1.4.2. Aspek Praktis....................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori ...................................................................... 41
Tabel Halaman
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel X dan Variabel Y ..................... 45
Lampiran
Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
masih terdapat ibu yang belum menyusui anaknya secara eksklusif. Peran
orang tua sangatlah penting dalam membesarkan dan mengasuh anak mulai dari
kandungan, lahir, sampai dengan dewasa. Salah satu peran penting ibu adalah
memberikan gizi yang baik untuk bayi, seperti pemberian Air Susu Ibu (ASI),
namun masih banyak ibu yang abaikan pemberian ASI ekslusif karena alasan
maka bayinya tidak cukup mendapat ASI dan mendorong ibu untuk meng -
gunakan susu formula. Selain itu rasa takut yang dialami ibu untuk
ASI yang keluar menjadi sedikit. Di sisi lain banyak ibu merasa cemas dan
dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI)
selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi
berumur dua tahun. Agar ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif selama 6
pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau
1
2
neonatal paling sedikit 12 per 1.000 kelahiran hidup dan kematian pada anak di
bawah usia 5 tahun paling sedikit 25 per 1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut dapat
baik(4)
Namun, hanya 44% dari bayi baru lahir di dunia yang mendapat ASI
dalam waktu satu jam pertama sejak lahir, bahkan masih sedikit bayi di
Berdasarkan bawah usia enam bulan disusui secara eksklusif. Cakupan pemberian
ASI eksklusif di Afrika Tengah sebanyak 25%, Amerika Latin dan Karibia
sebanyak 32%, Asia Timur sebanyak 30%, Asia Selatan sebanyak 47%, dan
anak di bawah usia enam bulan diberi ASI Eksklusif. Hal tersebut belum sesuai
dengan target WHO yaitu meningkatkan pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan
pertama sampai paling sedikit 50%. Ini merupakan target ke lima WHO di tahun
2025. Di Indonesia, bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia enam
bulan adalah sebesar 29,5%(Istianingsih 2018). Hal ini belum sesuai dengan target
usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 50%.(5)
Hasil Riskesdas 2018 proporsi pola pemberian ASI pada bayi umur 0-5
bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI ekslusif, 9,3% ASI parsial, dan 3,3% ASI
3
memberikan sedikit air atau minuman berbasis air misalnya teh, sebagai
adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI seperti susu
formula, bubur atau makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan, baik diberikan
tertinggi makanan prelakteal yang diberikan kepada bayi baru lahir di Indonesia
tahun 2013 adalah susu formula (79,8%). Persentase pemberian ASI eksklusif
pada bayi 0 - 6 bulan di Aceh pada tahun 2019 adalah sebesar 55% dengan target
yang sebesar 61% dengan target 100%. Di Kabupaten Simeulue pemberian ASI
Eksklusif masih jauh dari target yang diharapkan. Faktor dominan yang
gula, susu bubuk, pisang wak, dsb karena takut bayinya akan kelaparan yang
merupakan tradisi turun temurun. Selain pemberian ASI juga diberikan makanan
Pendamping ASI kepada anak usia 6 – 23 bulan. Cakupan pemberian Asi Ekslusif
di Kabupaten Simeulue tahun 2018 sebanyak 890 bayi atau sebesar 71,3%dari
jumlah bayi (0 – 6 bulan) register ASI Februari dan Agustus sebanyak 1249 bayi
yang ada. Dari tahun 2019 menunjukkan di Puskesmas Teluk Dalam dengan
Sasaran ASI Eksklusif tahun 2019 sebesar 197 bayi dan capaiannya 73 bayi
dengan presentase sebesar 37%. Capaian ini mengalami peningkatan tahun 2019
dengan sasaran 109 bayi dan capaian 46 bayi atau 44,9%. Ibu bersalin dilaporkan
tahun 2020 sebanyak 114 orang dan capaian 42 bayi atau 42.8%. Belum
optimalnya capaian anak yang mendapat ASI Eksklusif terlihat dari. Salah satu
yang dilaporkan meliputi produksi ASI yang tidak mencukupi kebutuhan anak.
Dari 30 orang ibu nifas sebanyak 16 orang ibu nifas yang produksi ASI tidak
mencukupi
Pentingnya ASI bagi bayi dan ibu meyusui, ternyata terdapat kendala -
kendala yang sering dihadapai kaitannya dengan pemberian ASI baik dari ibu atau
bayi.pada ibu menyusui sering terjadi produksi ASI kurang, ibu kurang
memahami tata laksana laktasi yang benar ibu ingin menyusui kembali setelah di
(pemberian air gula atau dekstrosa, susu formula pada hari- hari pertama
kelahiran) kelainan ibu: putting ibu lecet, putting ibu luka, payudara bengkak dan
ibu bekerja sedangkan pada bayi sering terjadi kendala seperti bayi sakit atau
protein, kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin serta mineral lainnya untuk
mencukupi kebutuhan zat gizi saat menyusui. Agar ibu dapat menghasilkan 1 liter
ASI maka diperlukan makanan tambahan. Apabila ibu yang masih menyusui
5
eksklusif, maka ibu harus mendapat makanan tambahan dan gizi yang cukup
agar kelenjar-kelenjar pembuat air susu dapat bekerja dengan baik untuk
memproduksi asi. Oleh karena itu terdapat banyak saran yang perlu diperhatikan
pada ibu menyusui yaitu dengan mengkonsumsi berbagai sayuran dan buah-
dikarenakan jantung pisang ini memiliki harga yang terjangakau dan mudah
di dapat(8)
senyawa protein, 0,3 gram lemak dan 7,1 gram zat karbohidrat. Jantung pisang
juga mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan mineral penting seperti
fosfor, kalsium dan Fe (zat besi). Tak hanya itu, bunga pisang mengandung
dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya
6
prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI, waktu bayi mengisap puting
payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada puting susu dan areola
ibu(9)
jantung pisang bisa meningkatkan produksi ASI, dan adapun alasan peneliti
mengambil jantung pisang sebagai makanan tambahan untuk ibu post partum
seperti yang kita ketahui bahwa dalam 100 gram Jantung Pisang ini memiliki
nilai gizi yang cukup tinggi, dan mudah didapatkan di daerah peneliti. Kemudian
Pengaruh Pemberian Jantung Pisang Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post
pengaruh yang signifikan pada ibu menyusui yang di berikan Jantung Pisang
(2016) mengenai Stimulus Ekstraksi Alkaloid dan Sterol Jantung Pisang terhadap
Produksi ASI menunjukkan hasil bahwa pemberian jantung pisang pada ibu
dilakukan dua kali yaitu sebelum eksperimen (O1) disebut pretest, dan sesudah
eksperimen (O2) disebut dengan post test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada pengaruh pemberian sayur jantung pisang terhadap kelancaran ASI ibu
menyusui, hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Siq (2-tailed) = 0.04, angka ini
lebih kecil dari a = 0.05 (Ho ditolak). Untuk kelompok kontrol tidak ada
pengaruh, dimana pada kelompok control ditemukan nilai Asymp. Siq (2-tailed) =
0.564, angka ini lebih besar dari a = 0.05 (Ho diterima) yang berarti dapat
disimpulkan tidak ada pengaruh kelancaran ASI ibu menyusui tanpa intervensi
jantung pisang.
anak akan ASI yang diantaranya disebabkan produksi ASI tidak mencukupi di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam dan belum pernah dilakukan
salah satu alternatif pemecahan masalah yang murah dan mudah dilakukan
1.3. Tujuan
2. Untuk mengetahui produksi ASI ibu yang tidak diberikan jantung pisang
ASI
TINJAUAN PUSTAKA
Pengaruh Pemberian Jantung Pisang Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post
pengaruh yang signifikan pada ibu menyusui yang di berikan Jantung Pisang
(2016) mengenai Stimulus Ekstraksi Alkaloid dan Sterol Jantung Pisang terhadap
Produksi ASI menunjukkan hasil bahwa pemberian jantung pisang pada ibu
dengan Two Group Pretest and Postest Design. Observasi dilakukan dua kali
yaitu sebelum eksperimen (O1) disebut pretest, dan sesudah eksperimen (O2)
disebut dengan post test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
pemberian sayur jantung pisang terhadap kelancaran ASI ibu menyusui, hal ini
dapat dilihat dari nilai Asymp.Siq (2-tailed) = 0.04, angka ini lebih kecil dari a =
0.05 (Ho ditolak). Untuk kelompok kontrol tidak ada pengaruh, dimana pada
kelompok control ditemukan nilai Asymp. Siq (2-tailed) = 0.564, angka ini lebih
10
11
besar dari a = 0.05 (Ho diterima) yang berarti dapat disimpulkan tidak ada
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wulan dan Desri Meriahta Br. Girsang
tahun 2020 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan
Control Group yaitu dengan melakukan pretest pada keduakelompok dan diikuti
Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang pada bulan Mei-
Juni 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui bayi usia 0-
sebanyak 2 orang ibu menyusui yang di bagi menjadi dua kelompok yaitu 10
Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk
serangan penykit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada
tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang
masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan
ASI merupakan merupakan sumber kehidupan bagi anak yang sangat penting
dalam pertama kehidupan seorang anak karena ASI mengandung banyak nutrisi
12
yang dibutuhkan untuk menunjang tumbuh kembangnya. ASI sebagai hak seorang
anak merupakan cairan kehidupan yang tidak dapat dibandingkan dengan produk
makanan lainnya dan merupakan makanan khusus yang terbaik bagi bayi karena
kandungan zat gizinya yang sangat sesuai dengan kebutuhan anak dalam masa
kronis(5)
ASI juga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh bayi selama usia 6
bulan, tetapi hanya sedikit ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif
selama 6 bulan pertama, hal ini dikarenakan banyak faktor, diantaranya karena
kurangnya pengetahuan dan informasi ibu tentang manfaat ASI secara Eksklusif,
Pendidikan ibu yang rendah, dan masih banyak ibu yang beranggapan bahwa
menganggap bahwa bayi yang menyusu ASI secara langsung dapat membuat
payudara ibu menjadi kendor [4]. dr. Roesli, seorang spesialis anak mengadakan
yang merubah bentuk payudara ibu, tetapi karena proses kehamilan yang
angka menyusui akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak, tetapi banyak
hambatan untuk dapat bertahan menyusui hal ini juga disebabkan karena Produksi
ASI ibu yang kurang sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar dan
13
kebutuhan bayi menjadi tidak tercukupi.Banyak cara untuk menilai produksi ASI
salah satunya dapat dilihat dari indikator bayi misalnya dengan cara mengukur
urin bayi selama 24 jam, frekuensi bayi buang air kecil sebanyak 6-8 kali selama
24 jam, warna urin kuning jernih, frekuensi buang air besar 3-4 hari sekali, jumlah
jam tidur bayi 16 – 18 jam per/hari, jika ASI cukup setelah menyusu maka bayi
ASI adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu
perkembangan bayi pada setiap saat. ASI juga mengandung zat pelindung yang
dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi. Dipandang dari sudut
ekonomi pemberian ASI juga sangat menguntungkan baik bagi keluarga maupun
Negara (10)
ASI seorang ibu memiliki sejumlah manfaat sedangkan yang berasal dari
mamalia hanya sesuai bagi bayi dari jenis mamalia yang sama. Manfaat ASI yang
nutrisi. Komposisi nutrisi dalam ASI sangat unik dan sangat ideal untuk
Rasionalitas dibalik rendahnya resiko tersebut karena bayi yang menyusui belajar
bayi sejak awal terhadap leptin dan adiponektin yang terdapat di dalam ASI
makanan(9)
infeksi karena kandungan khusus zat imunitas tubuh leukosit dan zat anti mikoba
lain. Hal ini menyebabkan bayi tidak mudah menderita otitis media, sesak nafas,
maturasi normal dari pertahanan mukosa saluran cerna dan nafas seiring dengan
Penyakit non infeksi yang dapat dicegah dengan pemberian ASI secara
diketahui lebih rendah pada individu dewasa yang mendapatkan ASI semasa bayi.
penyakit kanker pada usia anak-anak Bayi yang mendapatkan ASI, terlihat lebih
matang, merasa aman dan asertif, dan berkembang lebih cepat ketika diukur
dapat terjadi pada bayi prematur yang mendapatkan ASI dibandingkan bayi
prematur yang diberi susu formula. Prestasi akademik anak yang mendapatkan
bayi yang beresiko mengalami asma dan eksim setelah berusia dua tahun dan
kanak-kanak. Anak yang memilki riwayat keluarga dengan dermatitis atopi, dapat
yang diberikan ketika menyusui berbeda dengan sekresi terakhir. Komposisi ASI
yang dinamai dengan kolostrum berbeda dengan komposisi ASI transisional dan
yang matur. Perubahan terus terjadi setiap hari sesuai dengan perkembangan
setelah bayi lahir. Ini menjelaskan alasan kemampuan ASI dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. ASI
berguna untuk membantu adaptasi usus bayi dalam melakukan fungsinya sebagai
dengan susunan molekul yang luar biasa terkandung di dalam ASI. Kejaiban ASI
yang diciptakan untuk bayi terlihat dari senyawa yang merupakan produk
intermediet atau antara yang dibentuk dari sel-sel kelenjar mammae dan ada
produk atau senyawa yang hanya ada sebagai produk akhir. Nutrisi untuk bayi ini
mempunyai osmolaritas dan pH yang berbeda, sesuai dengan fisiologis bayi. ASI
ASI sampai dengan 180 hari setelah melahirkan mengandung 3,8% lemak,
0,9% protein, 7,0% laktosa dan 0,2% mineral-mineral. Konsumsi bayi terhadap
ASI sangat bervariasi, diperkirakan pada siang hari mencapai 46%-58% dari
konsumsi per 24 jam. Konsentrasi lemak pada ASI ditemukan tertinggi pada pagi
hari sampai dengan menjelang siang. Variasi ini ditemukan pada kandungan lain
seperti laktosa, protein serta unsur lainnya. Ibu yang melahirkan bayi prematur
anak matur. Zat-zat yang telah disebutkan sebelumnya konsentrasinya pada ASI
ibu yang memiliki asupan nutrisi kurang, hampir mendekati ibu dengan nutrisi
baik, kecuali vitamin-vitamin yang larut dengan air seperti vitamin C, vitamin B 1
1. Produksi ASI
sebagai salah satu gen protein susu. Hormon ini meskipun diketahui
hormon tiroid, paratiroid termasuk oksitosin. Hal lain yang telah diketahui
Mental yang stres karena berbagai interaksi sosial seperti perubahan situasi
17
akan mengubah kadar prolaktin atau menurunkannya. Hal lain yang turut
Ada banyak variasi dalam volume ASI seorang wanita mulai dari
kalori makanan sebesar 900 kalori per hari. Ibu yang kekurangan protein
proteinnya serta vitamin dan mineral lain, dan kecukupan vitamin terkait
dengan tiga keadaan yaitu anak tidak mampu menghisap dengan baik,
lain(13)
saling terkait. Tidak ada faktor yang dapat bekerja secara tunggal namun
pengeluaran dan produksi ASI. Prolaktin merupakan salah satu aspek yang
dapat dipengaruhi baik dengan obat kimiawi atau jenis herbal tertentu
lain dalam tubuh memerlukan energi cukup dan peran nutrisi ibu menjadi
penting dalam membantu produksi ASI. Ibu dengan asupan nutrisi kurang
akan mempengaruhi kedua hal utama yang wajib dimiliki ASI agar dapat
memberikan asupan cukup bagi bayi, segi kualitas dan kuantitas. Kualitas
3. Volume ASI sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti isapan bayi
nutrisi selam menyusui yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak
hamil. Ibu menyusui harus menambah asupan kalori per harinya sampai
Nutrisi lain yang wajib dipenuhi meliputi konsumsi sumber lemak tak
ASI), maka ASI perah yang dihasilkan sebanyak 900ml pada hari ke 40
perhari
4. Usia Ibu
Pemberian ASI dipengaruhi oleh usia ibu dalam pemberian ASI. Usia
memberikan ASI karena tuntutan social, kejiwaan ibu dan tekanan social
usia yang ideal untuk memproduksi ASI yang optimal dan kematangan
jasmani dan rohani dalam diri ibu sudah tebentuk. Usia lebih dari 35
tahun organ reproduksi sudah lemah dan tidak optimal dalam pemberian
ASI ekslusif. Menurut Hidayati, usia yang kurang dari 20 tahun dianggap
masih belum matang secara fisik mental dan psikologi dalam menghadap
kehamilan, persalinan serta pemberian ASI, semakin muda usia ibu maka
lebih dari 35 tahun organ reproduksi sudah lemah dan tidak optimal dalam
menyusui secara eksklusif juga sudah tidak optimal lagi karena penurunan
bahwa dalam kurun waktu reproduksi sehat di kenal bahwa usia aman
cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja sehingga pada usia reproduksi sehat
banyak yang bekerja karena jika di usia <20 tahun responden masih
banyak yang sekolah dan mereka belum siap secara mental dan fisik
22
sedangkan pada saat usia mereka sudah > 35 tahun responden sudah
merasa lelah untuk bekerja sehingga mereka lebih senang di rumah saja
untuk mengurus anak mereka. Pada saat usia 20-35 tahun responden juga
informasi ASI ekslusif lebih baik sedangkan pada usia > 35 tahun,
tetapi informasi yang didapat kurang, karena pada usia tersebut sebagian
besar ibu tidak seaktif usia 20- 35 tahun dengan berbagai kesibukan yang
dialaminya. (10)
5. Jumlah maksimal produksi ASI dan waktu mulai dipengaruhi oleh genetik.
Ada variasi besar dalam hal ini sehingga tidak sama pada setiap wanita,
sedangkan status nutrisi berperan pada jumlah sekresi ASI yang dihasilkan
dan lamanya durasi laktasi. Nutrisi cukup diperlukan tidak hanya untuk
Hipotalamus
Stres
Nutrisi
Glandula Pitutari
(protein)
Penyakit
Oksitosin
Obat-obatan
Herbal Prolaktin
Uterus
Laktasi
2.2.1. Pengertian
melimpah di Indonesia karena dapat dijumpai pada setiap daerah dan produktifitas
buahnya tidak dipengaruhi oleh musim. Hampir semua bagian dari tanaman ini
dapat dimanfaatkan mulai dari buah, pelepah, daun, akar dan jantung pisang.
dimanfaatkan dari pohon pisang yaitu buahnya. Sedangkan bagian lain masih ada
24
yang belum atau kurang maksimal dimanfaatkan oleh masyarakat. Bagian tersebut
Jantung pisang adalah bunga yang dihasilkan oleh pokok pisang. Struktur
jantung pisang terdiri dari banyak lapisan kulit yang terdiri dari bagian luar
berwarna gelap cokelat-ungu kemerahan dan di bagian dalam berwarna putih krim
susu. Di dalamnya terdapat bakal buah (sisir) di antara daun kelopak (seludang)
dan di bagian tengahnya merupakan tangkai bunga (rahis) yang lembut. (15)
kandungan zat-zat alami yang baik untuk kesehatan seperti protein, karbohidrat,
mineral, fosfor, kalsium, vitamin B1, vitamin C serta kandungan serat yang
terdapat pada jantung pisang juga tinggi sehingga jantung pisang sering dikatakan
kandungan gizi per 100 gram jantungpisang segar dari pisang kepok menurut
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI energi 31 kkal, protein 1,2 gram, lemak
0,3 gram, karbohidrat 7,1 gram, kalsium 3,1 mgram, fosfor 50 mg, zat besi 0,1
mg, vitamin A 170 mg, vitamin B1 0,05 mg, vitamin C 10 mg, dan air 90,2 gram.
(15)
prolaktin yang berfungsi dalam pengeluaran ASI. Hal sebaliknya akan terjadi
pengurangan dalam volume ASI bila ibu mengkonsumsi makanan tidak bernutrisi
atau tidak secara keseluruhan kalori yang dikonsumsi kurang dari 1500 kilo kalori
memproduksi ASI, sewaktu bayi menghisap puting payudara ibu, akan terjadi
rangsangan neurohormonal pada putting susu dan areola ibu. Rangsangan ini
lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin dan masuk ke peredaran darah dan
sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk
menghasilkan ASI(16)
dipengaruhi oleh adanya polifenol dan steroid di dalam jantung pisang yang
sekresi air susu (milk let down). Peran oksitosin pada kelenjar susu adalah
susu, sehingga alveolus akan terdorong keluar menuju saluran susu, sehingga
alveolus menjadi kosong dan memacu untuk sintesis air susu berikutnya(3).
faktor-faktor eksternal dan internal ibu nifas. Faktor eksternal meliputi asupan
nutrisi yang dikonsumsi terutama makanan tinggi dari sumber tinggi protein, obat-
kualitas tidur dan keadaan yang menyebabkan ibu mengalami stres. Faktor
lobus anterior kelenjari pituitari dan bagian-bagian dari otak dan yang terkait
dengannya mulai dari kortek serebral, amygdala, serebellum, batang otak dan
sumsum tulang belakang. Hormon ini akan menuju kelenjar susu di payudara
memproduksi ASI dan di luar sel sehingga ASI dapat keluar ke puting susu.
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang sangat
penting bagi bayi. Dalam pemberian ASI eklusif diberikan selama 6 bulan tanpa
seperti 51 kilo kalori, 1.6 g lemak, 9.9 karbohidrat, 5.7 serat, 56 mg kalsium, 73.3
dengan adanya polifenol dan steroid yang dapat mempengaruhi reflek hormon
produksi ASI. Secara hormonal hormon prolaktin akan reflek dalam memproduksi
ASI, ketika bayi menghisap puting payudara payudara ibu, akan terjadi
rangsangan neurohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan tersebut
lobus akan mengeluarkan hormon prolaktin dan masuk ke peredaran darah dan
sampai ke kelenjar pembentuk ASI dan akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
(4)
2.4. Hipotesis
Ada Pengaruh Jantung Pisang terhadap Produksi ASI pada ibu Nifas di
METODE PENELITIAN
control group desain untuk mengetahui apakah ada peningkatan produksi ASI
pada ibu menyusui sebelum dan sesudah mengonsumsi jantung pisang. Penelitian
tervensi dan menciptakan dapat memberikan bukti penelitian yang kuat karena ob-
Waktu dan Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei hingga Oktober 2021
Kabupaten Seumeulu
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas ibu postpartum di
29
30
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum hari kedua dengan
a. Kriteria Responden
1. Kriteria inklusi
c) Ibu nifas yang melahirkan bayi dengan berat badan ≥ 2500 gram
bayinya.
2. Kriteria Eksklusi
memperlancar ASI
ASI
b. Besar Sampel
(t-1) (r-1) ≥ 15
Keterangan :
t = Banyaknya Kelompok Perlakuan
r = Jumlah Replikasi
Jika jumlah intervensi ada 1 buah, maka jumlah ulangan untuk tiap
(t-1) (r-1) ≥ 15
(2-1) (r-1) ≥ 15
1 (r-1) ≥ 15
1r ≥ 15 + 1
r ≥ 16
r = 16/1 = 16
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa harus ada sampel 16 orang
c. Pengambilan Sampel
Kerangka konsep dalam penelitian ini yang telah disarikan dari kerangka
teoritis adalah :
Kel. Eksperimen O1 X O2
Kel. Kontrol O1 O2
Keterangan :
Gambar 3.1
Pre-Posttest Nonequivalent Control Group Desain
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Hasil Ukur Skala Kategori
1 2 3 4 5 6 7
Dependen
Produksi ASI Volume ASI yang keluar pada ibu nifas hari Breast Pump dan Observasi Meningkat Nominal 1=
ke 14 pada kelompok perlakuan dan Botol susu dengan dengan volume Meningkat
kontrol. mililiter ASI 250-350ml (150-
350ml)
Tidak
meningkat 0 = Tidak
dengan volume meningkat
ASI 50-100ml (50-
100ml)
Independen
Jantung Jantung pisang jantung pisang adalah Jantung pisang Observasi Diberikan bila 1=
Pisang jantung pisang yang diberikan pada ibu hari yang ditumis ibu Nominal Diberikan
kedelapan setelah melahirkan hingga hari tanpa cabai mengkonsumsi
ke empat belas melairkan sebanyak kemudian jantung pisang
100gram yang telah dimasak dengan dikonsumsi sekali sebanyak
ditumis diberikan pada pagi hari dan sore sehari pada setiap 100gram,
selama 7 hari pagi sebanyak 100
Hari Kedelapan diberikan sebelum gram selama 8
dibeikan tumis jantung pisang hari tidak diberikan 0 = Tidak
sebanyak 100gr bila ibu tidak diberikan
Hari ke enam setelah diberikan jantung mengkonsumsi 1
pisang sebanyak 100gr jantung pisang
Hari ke delapan setelah diberikan sebanyak
jantung sebanyak 100gr 100gram
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah jenis data primer dan
data sekunder. Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan beberapa
Data primer dalam penelitian ini meliputi data tentang umur, pendidikan
Data tertier adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah dipub-
langkah`sebagai berikut :
1. Pengeditan (Editing)
Peneliti mengecek kuesioner yang telah diisi oleh responden dan melihat
pertanyaan yang belum terisi atau jawaban yang kurang jelas, peneliti
2. Pengkodean (Coding)
4. Pembersihan (Cleaning)
seluruh proses mulai dari pengkodean serta memastikan bahwa data yang
statistik-computer.
maka terlebih dahulu dilakukan beberapa uji persyaratan analisis yang meliputi uji
a. Uji Normalitas
kelompok data atau variabel pada sebuah kelompok, dan apakah sebaran data
statistik yang pertama dilakukan dalam rangka analisis data. Jika sebaran data
Keterangan :
Xi : Angka Padadata
N : Interval
b. Uji Homogenitas
Dalam Uji homogenitas, harga F yang diharapkan adalah harga F yang tidak
signifikan yaitu harga F empirik yang lebih kecil dari harga F terintrik.
Keterangan
Var Tertinggi = Nilai Variasi yang lebih besar dari dua sampel yang
dibandingkan
37
Varterendah = Nilai Variasi yang lebih kecil dari dua sampel yang
dibandingkan
c. Uji T Test
sebagai berikut:
Puskesmas Teluk Dalam berdiri pada tahun 2006, dipakai tahun 2008.
Luas lahan 1x90 terdiri dari enam desa dengan jumlah penduduk 2481 jiwa. Satu
beberapa ruangan/poly yaitu poly umum, poly gigi, poly KIA/KB, poly anak, poly
gizi. Tenaga kesehatan yang ada yaitu dokter umum 1 orang, dokter gigi 1 orang,
tenaga perawat 18 orang dan bidan 16 orang, tenaga farmasi 2 orang, Apoteker 1
orang, tenaga gizi 4 orang, SKM 3 orang, tenaga kesehatan lingkungan 2 orang
dengan aspek yang dinilai yaitu pengaruh pengaruh jantung pisang terhadap
Volume asi pada ibu nifas. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Data demografi dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan dan jumlah
anak menyusui pada ibu selama 24 jam dari kelompok intervensi dan kontrol
39
40
2. Pekerjaan
a. Tidak Bekerja 16 100
b. Bekerja 0 0
3. Pendidikan :
a. Pendidikan Rendah 9 56
b. Pendidikan Tinggi 7 43
responden dari berada dalam rentang usia 20-35 tahun yaitu 13 orang (81.3%)
anak menyusui pada ibu selama 24 jam (≥ 8 kali sehari) yaitu 14 orang (87%).
2. Pekerjaan
c. Tidak Bekerja 16 100
d. Bekerja 0 0
41
3. Pendidikan :
a. Pendidikan Rendah 11 68.7
b. Pendidikan Tinggi 5 31.2
responden dari berada dalam rentang usia 20-35 tahun yaitu 10 orang (62.5%)
jumlah anak menyusui pada ibu selama 24 jam (≥ 8 kali sehari) yaitu 13 orang
(87%).
Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas hari kedelapan diwilayah
keja UPTD Puskesmas Teluk Dalam dimana membandingkan produksi ASI pada
kelompok intervesni diberikan jantung pisang dan kelompok kontrol yang tidak
Kelompok Intervensi
No Produksi ASI
42
df %
1 Tidak Meningkat 16 100
2 Meningkat 0 0
Sumber : Data primer (Tahun 2021)
ASI pada ibu nifas, dilakukan dengan menggunakan uji T Independent pada level
of significance () < 0,05. Aspek yang dianalisis meliputi kemaknaan perbedaan
produksi ASI antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol Hasil yang
didapatkan dari uji statistik mengenai pengaruh tersebut adalah sebagai berikut :
value 0,001 dan kelompok kontrol dengan p value 0,000 yang menunjukkan
data pada kedua kelompok maka harus diuji dengan uji alternatif pengganti
Interval Keper-
cayaan
Kelompok N Mean df p-value
Mean Mean
Upper Lower
Kelompok Kontrol 16 6,00 16 0.065
Kelompok Intervensi 16 4,00 118.0051 180.3698
16 0.002
jantung pisang pada kelompok intervensi terhadap volume ASI ibu nifas,
dimana nilai tersebut < a : 0,05 pada produksi ASI setelah diberikan jantung
pisang dengan p-value 0.002, pada kelompok kontrol dimana p-value 0.065
nilai > a : 0,05 tidak ada peningkatan produksi ASI pada ibu nifas sehingga
terhadap produksi ASI pada ibu nifas pada kelompok intervensi di Wilayah
4.3. Pembahasan
Teluk Dalam
(100%) dan produksi ASI meningkat tidak ada, dan Berdasarkan tabel 4.2.2
ASI tidak meningkat dengan 12 responden (75%) dan produksi ASI meningkat
ASI Pada Ibu Post Partum di Rumah Bersalin Ngudi Waras, menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada ibu menyusui yang di berikan
senyawa protein, 0,3 gram lemak dan 7,1 gram zat karbohidrat. Jantung pisang
juga mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan mineral penting seperti
fosfor, kalsium dan Fe (zat besi). Tak hanya itu, bunga pisang mengandung
dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya
prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI, waktu bayi mengisap puting
46
payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada puting susu dan areola
ibu(9)
terkait. Tidak ada faktor yang dapat bekerja secara tunggal namun terdapat faktor
yang lebih mudah distimulasi untuk memulai rangkaian pengeluaran dan produksi
ASI. Prolaktin merupakan salah satu aspek yang dapat dipengaruhi baik dengan
obat kimiawi atau jenis herbal tertentu termasuk kondisi psikologis. Proses
produksi ASI seperti halnya proses lain dalam tubuh memerlukan energi cukup
dan peran nutrisi ibu menjadi penting dalam membantu produksi ASI. Ibu dengan
asupan nutrisi kurang akan mempengaruhi kedua hal utama yang wajib dimiliki
ASI agar dapat memberikan asupan cukup bagi bayi, segi kualitas dan kuantitas.
Kualitas berarti kandungan zat gizi yang dimiliki kurang sedangkan kuantitas
Asusmsi peneliti selama masa nifas dimana kita ketahui mekanisme dalam
jantung pisang sangat akan mendukung proses penyediaan bahan untuk sintesis
ASI, jantung pisang yang berguna bagi pemenuhan gizi ibu selama masa nifas
keengganan ibu untuk menyusui dan merasa ASI nya tidak cukup mengakibatkan
produksi ASI tidak meningkat sebanyak 11 orang (68.7%), dan produksi ASI
Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum di Rumah Bersalin Ngudi
Alkaloid dan Sterol Jantung Pisang terhadap Produksi ASI menunjukkan hasil
produksi ASI(8)
Volume ASI sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti isapan bayi
jumlah nutrisi yang ibu konsumsi dalam menu makanannya sehari-hari. Nutrisi
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi variasi dalam volume
ASI. Ibu malnutrisi akan menghasilkan volume ASI lebih sedikit dibandingkan
48
jantung pisang dan peningkatan volume ASI terjadi melalui proses perangsangan
pengeluaran ASI. Hal sebaliknya akan terjadi pengurangan dalam volume ASI
bila ibu mengkonsumsi makanan tidak bernutrisi atau tidak secara keseluruhan
kalori yang dikonsumsi kurang dari 1500 kilo kalori per hari selama satu minggu
berturut-turut(26).
pengeluaran berbagai hormon dalam proses laktogenesis. Proses ini dimulai sejak
total protein dan immunoglobulin serta penurunan dalam sodium serta klorida.
meningkatkan produksi ASI dan nutrisi berupa sumber protein menjadi salah satu
Proses produksi ASI seperti halnya proses lain dalam tubuh memerlukan
energi cukup dan peran nutrisi ibu menjadi penting dalam membantu produksi
ASI. Ibu dengan asupan nutrisi kurang akan mempengaruhi kedua hal utama yang
wajib dimiliki ASI agar dapat memberikan asupan cukup bagi bayi, segi kualitas
dan kuantitas. Kualitas berarti kandungan zat gizi yang dimiliki kurang sedangkan
peningkatan volume ASI. Masa laktasi dapat terganggu dari status nutrisi
merupakan faktor utama yang menyebabkan volume ASI menjadi lebih rendah
memproduksi ASI adekuat yang ditandai dengan adanya peningkatan berat badan
bayi sejak minggu pertama kelahiran, tidak akan terwujud. Ibu menyusui harus
mengkonsumsi tidak boleh kurang dari 1800 kalori per hari. Kurangnya sumber
merupakan salah satu sumber makanan dengan kandungan karbohidrat dan protein
Asumsi peneliti adaya perbedaan produksi ASI antara ibu nifas yang yang
belum mengkonsumsi jantung pisang karena pada hari ke delapan masa nifas
asupan nutrisi ibu sangat kurang, dimana hari kedelapan ibu masih merasakan
mengkonsumsi sayuran selain ikan teri dan nasi putih dihari keempat masa nifas
dari sini dapat dilihat asupan nutrisi ibu tidak memenuhi untuk peningkatan
produksi ASI seperti protein dan karbohidrat, yang mana kita ketahuai jantung
pisang merupakan bahan yang murah didapat dan terjangkau untuk kalangan
keluarga menengah kebawah untuk dapat memenuhi nutrisi dan kebutuhan protein
50
selama masa nifas untuk meningkatkan produksi ASI, adaya perbedaan produksi
ASI antara ibu nifas yang sudah mengkonsumsi jantung pisang karena pada hari
ke sepuluh masa nifas dimana kebutuhan asupan nutrisi untuk produksi ASI
mengandung sekitar, jantung pisang merupakan sumber protein non hewani yang
tinggil. Ibu nifas yang mengalami ketidak kelancaran ASI dianjurkan untuk
2021
sebaran data berdistribusi tidak normal pada kelompok intervensi dengan p value
0,001 dan kelompok kontrol dengan p value 0,000 yang menunjukkan data pada
kedua kelompok maka harus diuji dengan uji alternatif pengganti uji Normalitas
intervensi terhadap volume ASI ibu nifas, dimana nilai tersebut < a : 0,05 pada
produksi ASI setelah diberikan jantung pisang dengan p-value 0.002, pada
kelompok kontrol dimana p-value 0.065 nilai > a : 0,05 tidak ada peningkatan
produksi ASI pada ibu nifas sehingga secara statistik disimpulkan bahwa ada
51
pengaruh pemberian jantung pisang terhadap produksi ASI pada ibu nifas pada
dialami oleh 18 responden (56,25%). Ibu dengan pola makan tidak baik yang
pisang sebagai salah satu makanan lokal yang mengandung lagtagogum yang
steroid, flavonoid dan subtansi lainnya yang efektif dalam meningkatkan dan
kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin serta mineral lainnya untuk mencukupi
kebutuhan zat gizi saat menyusui. Agar ibu dapat menghasilkan satu liter ASI
perhari maka diperlukan makanan tambahan. Apabila ibu yang masih menyusui
Kacang hijau mengandung beberapa zat-zat nutrisi seperti serat yang dapat
dan lisin. Kalsium, fosfor, magnesium, potasium, folat dan vitamin B merupakan
52
zat esensial lain yang banyak terdapat jumlahnya. Vitamin C terdapat dalam
jumlah cukup namun rendah sulfur(7). Mekanisme konsumsi jantung pisang dan
Hal sebaliknya akan terjadi pengurangan dalam volume ASI bila ibu
mengkonsumsi makanan tidak bernutrisi atau tidak secara keseluruhan kalori yang
dikonsumsi kurang dari 1500 kilo kalori per hari selama satu minggu berturut-
turut(8).
infeksi karena kandungan khusus zat imunitas tubuh leukosit dan zat anti mikoba
lain. Hal ini menyebabkan bayi tidak mudah menderita otitis media, sesak nafas,
maturasi normal dari pertahanan mukosa saluran cerna dan nafas seiring dengan
Penyakit non infeksi yang dapat dicegah dengan pemberian ASI secara
diketahui lebih rendah pada individu dewasa yang mendapatkan ASI semasa bayi.
penyakit kanker pada usia anak-anak(21). Bayi yang mendapatkan ASI, terlihat
lebih matang, merasa aman dan asertif, dan berkembang lebih cepat ketika diukur
dapat terjadi pada bayi prematur yang mendapatkan ASI dibandingkan bayi
prematur yang diberi susu formula. Prestasi akademik anak yang mendapatkan
bayi yang beresiko mengalami asma dan eksim setelah berusia dua tahun dan
kanak-kanak. Anak yang memilki riwayat keluarga dengan dermatitis atopi, dapat
kandungan zat-zat alami yang baik untuk kesehatan seperti protein, karbohidrat,
mineral, fosfor, kalsium, vitamin B1, vitamin C serta kandungan serat yang
terdapat pada jantung pisang juga tinggi sehingga jantung pisang sering dikatakan
kandungan gizi per 100 gram jantungpisang segar dari pisang kepok menurut
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI energi 31 kkal, protein 1,2 gram, lemak
0,3 gram, karbohidrat 7,1 gram, kalsium 3,1 mgram, fosfor 50 mg, zat besi 0,1
mg, vitamin A 170 mg, vitamin B1 0,05 mg, vitamin C 10 mg, dan air 90,2 gram.
(15)
prolaktin yang berfungsi dalam pengeluaran ASI. Hal sebaliknya akan terjadi
pengurangan dalam volume ASI bila ibu mengkonsumsi makanan tidak bernutrisi
atau tidak secara keseluruhan kalori yang dikonsumsi kurang dari 1500 kilo kalori
pengeluaran berbagai hormon dalam proses laktogenesis. Proses ini dimulai sejak
total protein dan immunoglobulin serta penurunan dalam sodium serta klorida.
meningkatkan produksi ASI dan nutrisi berupa sumber protein menjadi salah satu
memproduksi ASI dalam jumlah cukup untuk bayinya. Bayi sehat membutuhkan
ASI sebanyak 750 ml sampai 1200 ml per hari. Nutrisi kurang pada pengamatan
zat-zat lain dalam ASI kecuali ibu menderita malnutrisi berat (21).
55
5.1. Kesimpulan
0,002 dan pada kelompok kontrol dengan produksi ASI p value 0,065
5.2. Saran
gangguan produksi ASI rendah yang umum dikeluhkan ibu nifas dapat
diminimalisasi.
57
58
keragaman bahan pagan yang murah dan mudah dijangkau namun efektif
produksi ASI ketika satu bahan tersebut langka ditemukan atau terjadi lon-
jakan harga jual yang tinggi, dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa
produksi ASI pada bayi salah satunya adanya pengaruh makanan yang
jantung pisang.
wifery. 2020;11(1):79.
pada ibu nifas the effect of banana heart consumption on asi production in
34.
Kesehat. 2020;6(2):69.
2021;1–224.
60
61
Pada Ibu Nifas. J Ilm Obs J Ilm Ilmu Kebidanan Kandung P-ISSN 1979-
11. Wulan S, Br. Girsang DM. Pengaruh Jantung Pisang (Musa Paradisiaca L.)
terhadap Produksi ASI. J Ris Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan.
2020;5(2):83.
13. Saifuddin. Ilmu Kebidanan [Internet]. 3rd ed. Saifuddin, editor. Jakarta:
14. Manalu AB, Purba T junita, Siagian NA, Yanti MD. The Effect of Banana
16. Permatasari I, Qomar UL. Penerapan Pemberian Olahan Jantung Pisang un-
62
tuk Kelancaran Produksi ASI di PMB Siti Isti’anatul Amd., Keb. Proceed-
LEMBAR OBSERVASI
A. Data Demografi
1. Nama : ....................................................................
2. Umur : ......................................................... Tahun
3. Alamat : ....................................................................
4. Pendidikan : S1 SMP/Sederajat
D III
SD/sederajat
SLTA/
5. Pekerjaan : Wiraswasta
Tidak bekerja
PNS
Lain-lain
Mengurus rumah tangga
6. Pendapatan :
Kurang dari Rp. 3.000.000,- per bulan
Rp. 3.000.000,- per bulan
Lebih dari Rp. 3.000.000,- per bulan
64
7. Volume ASI
10
11
12
13
14
15
16
66
10
11
12
13
14
15
16
67
Pengaruh Pemberian Jantung Pisang Terhadap Produksi ASI pada ibu Nifas di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021
Dengan ini saya menyatakan kesediaan untuk berperan serta menjadi subjek
penelitian dan bersedia memberikan data yang di perlukan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
Yang membuat pernyataan
Responden
(.....................................................)
70
JADWAL PENELITIAN
WAKTU (2021)
NO KEGIATAN Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal Skripsi
2 Seminar Proposal Skripsi
3 Revisi Proposal Skripsi
Pengurusan Perizinan Peneli-
4
tian
5 Persetujuan Penelitian
6 Persiapan Penelitian
7 Pelaksanaan Penelitian
8 Pengolahan Data
9 Laporan Skripsi
10 Revisi Laporan Skripsi
71
UJI WILCOXON
N Correlation Sig.
Paired Differences
Paired Differences
UJI NORMALITAS
Median 55.0000
Variance 18.667
Minimum 50.00
Maximum 65.00
Range 15.00
Median 235.0000
Variance 3634.096
Minimum 90.00
Maximum 250.00
Range 160.00
Cases
Descriptives
Median 100.00
Variance 247.317
Minimum 90
Maximum 140
Range 50
Interquartile Range 28
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
74
Hasil Uji t
Volume ASI Hari ke 8 Post Partum dan 14 post partum pada kelompok con-
trol
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
N Correlation Sig.