Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Skripsi Opi Mildasari

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 90

PENGARUH JANTUNG PISANG TERHADAP PRODUKSI ASI

PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS


TELUK DALAM TAHUN 2021

SKRIPSI

OLEH
OPI MILDASARI
2001032037

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
PENGARUH JANTUNG PISANG TERHADAP PRODUKSI ASI
PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TELUK DALAM
TAHUN 2021

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Program Studi Kebidanan D4 dan Memperoleh Gelar
Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb)

OLEH
OPI MILDASARI
2001032037

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021

LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : Pengaruh Jantung Pisang Terhadap Produksi
Asi Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja
Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021
Nama Mahasiswa : Opi Mildasari
Nomor Induk Mahasiswa : 2001032037
Minat Studi : Kebidanan/D4

Menyetujui :
Medan, 16 Oktober 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. dr.Arifah Devi Fitriani, M.Kes Hj. Mey Elisa Safitri , SKM,
M.Kes

Mengetahui :
Ketua Program Studi D4 Kebidanan
Institut Kesehatan Helvetia

(Nuriah Arma, SST, M.Keb)


PENGARUH PEMBERIAN JANTUNG PISANG TERHADAP PRODUKSI
ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS
TELUK DALAM TAHUN 2021

OPI MILDASARI
2001032037

ABSTRAK

Generasi penerus berkualitas yang dapat diwujudkan salah satunya dengan


pemberian ASI Eksklusif, karena gizi yang dibutuhkan anak terutama ketika lahir
sampai dengan usia 6 bulan dapat dipenuhi ASI tanpa tambahan minuman dan
makanan lain. Proporsi bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sampai dengan
bulan Agustus 2017 sekitar 40% telah meningkat dibandingkan tahun 2012 sekitar
38%. WHO menargetkan tahun 2025 balita yang mendapatkan ASI Eksklusif
sebesar 50%, dan pemberian jantung pisangmerupakan salah satu bentuk dukun-
gan terhadap ibu agar cakupan pemberian ASI dapat terwujud.
Untuk menyukseskan keberhasilan ibu dalam memberikan ASI
eksklusif, jantung pisang dapat berfungsi untuk meningkatkan produksi
ASI. Penelitian ini bersifat Analitik dengan jenis penelitian quasi-eksperiment
dengan post test only. Adapun sampel 32 orang ibu nifas di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Teluk Dalam yang, diambil dengan cara pengambilan sampel
purvosive.
Hasil uji T-Test Independent, terdapat perbedaan nilai rata-rata produksi
ASI p value 0.001, . Pemberian jantung pisang efektif terhadap peningkatan
produksi ASI
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini ada perbedaan rata-rata
pengaruh pemberian jantung pisang sebelum dan sesudah terhadap produksi ASI
p value 0,001

Kata kunci : ASI Eksklusif, Jantung Pisang, Ibu Nifas.


Daftar Pustaka: 12 Buku (2015-2019), 5 Jurnal
Pengaruh Pemberian Jantung Pisang Terhadap Produksi ASI
pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Teluk Dalam Tahun 2021

ABSTRAK

Opi Mildasari
2001032037

Quality successor generations that can be realized, one of which is the


provision of exclusive breastfeeding, because the nutrition needed by children,
especially when born up to the age of 6 months can be fulfilled without breast
milk. additional milk and other foods.
The proportion of babies who received exclusive breastfeeding until
August 2017 was around 40%, which has increased compared to 2012 which was
around 389%. WHO targets that in 2025 children under five who receive
exclusive breastfeeding are 50%, and the provision of green bean juice is one
form of support for mothers so that the coverage of breastfeeding can be achieved.
This research is analytical in nature with a quasi-experimental type of
research with post-term only. The sample of 16 postpartum mothers in the
working area of UPTD Puskesmas Teluk Dalam which was taken by means of
puriosie sampling Haail Independent T-Test test,
There is a difference in the average value of production Breast milk p
value 0.001, Mung bean extract was effective in increasing breast milk
production.

Kata kunci : ASI Eksklusif, Jantung Pisang, Ibu Nifas.


Daftar Pustaka : 12 Buku (2015-2019), 5 Jurnal
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A.Identitas
Nama : Opi Mildasari
Tempat/ Tanggal/ Lahir : Lafakha, 06 Agustus 1991
Agama : Islam
Anak ke : Tunggal
Nama Ayah : Jamil Husin
Pekerjaan : Petani
Nama Ibu : Dasriana
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Lafakha, Kecamatan Alafan Kab. Simeulue

B. Riwayat Pendidikan
Tahun 1995-2001 : SD Negeri 3 Alafan

Tahun 2002-2004 : MTsM Sinabang

Tahun 2005-2008 : SMU Negeri 2 Sinabang

Tahun 2009-2012 : Akademi Muhammadiyah Banda Aceh

Tahun 2021-2022 : Mengikuti Program Pendidikan D4 Kebidanan   

Institut Kesehatan Helvetia


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan judul “Pengaruh Jantung pisang
Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk

Dalam Tahun 2021”.


Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Sarjana Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb) pada program studi D4
Kebidanan Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Umum Institut Kesehatan Helvetia.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proposal ini tidak dapat diselesaikan tanpa
bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, SE,S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan Hel-
vetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Effendy., M.Si., Apt., selaku Rektor Institut Kesehatan Hel-
vetia.
4. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Dan
Kesehatan Umum Institut Kesehatan Helvetia.
5. Nuriah Arma., S.S.T., M.Keb., selaku Ketua Program Studi D4-Kebidanan
Fakultas Farmasi Dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
6. Dr. dr.Arifah Devi Fitriani,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing satu yang
telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, ide untuk membantu
penyusunan proposal.
7. Hj. Mey Elisa Safitri AMKeb,SKM,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing
dua yang telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu, ide untuk
membantu penyusunan proposal.
8. Seluruh Dosen Program Studi D4 Kebidanan yang telah mendidik dan
mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
9. Ibu Arisman, AMK, selaku Kepala Puskesmas UPTD Puskesmas Teluk
Dalam
10. Seluruh Pegawai/Staff UPTD Puskesmas Teluk Dalam yang telah mem-
bantu penulis dalam menyesesaikan penelitian ini.
11. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis yang selalu mendukuang baik
secara moril maupun materil, mendoakan dan selalu memotivasi penulis
dalam menyelesaikan proposal ini.
12. Kepada Jumarto Alikarbiah selaku Suami Tercinta yang telah mendukung,
dengan sabar memberi penulis motivasi dan selalu pengertian untuk mem-
bantu dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Se-
moga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan Hidayah-Nya atas segala ke-
baikan yang telah diberikan.

Medan,

Opi Mildasari
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... v
DAFTAR TABEL.........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................... 8
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 8
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 9
1.4.1. Aspek Teoritis...................................................... 9
1.4.2. Aspek Praktis....................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 11


2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu............................................ 11
2.2. Telaah Teori .................................................................... 13
2.2.1. Pengertian ASI..................................................... 12
2.2.2. Jantung Pisang..................................................... 16
2.2.3. Hubungan Jantung Pisang Terhadap ASI............ 17
2.2.4. Kerangka Teoritis Produksi ASI ......................... 20
2.3. Hipotesis.......................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 28


3.1. Desain Penelitian ............................................................ 28
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................... 28
3.2.1. Lokasi Penelitian ................................................. 28
3.2.2. Waktu Penelitian ................................................. 28
3.3. Populasi Dan Sampel ...................................................... 28
3.3.1. Populasi ............................................................... 28
3.3.2. Sampel ................................................................ 29
3.4. Kerangka Konsep ............................................................ 30
3.5. Definisi Operasional Dan Aspek Pengukuran ................ 30
3.5.1. Definisi Operasional ........................................... 30
3.5.2. Aspek Pengukuran .............................................. 31
3.6. Metode Pengumpulan Data ............................................. 33
3.6.1. Jenis Data............................................................. 33
3.6.2. Teknik Pengumpulan Data................................... 33
3.7. Metode Pengolahan Data ................................................ 35
3.8. Metode Analisis Data ..................................................... 36
3.8.1. Analisis Univariat................................................ 36
3.8.2. Analisis Bivariat ................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori ...................................................................... 41

Gambar 3.1. Kerangka Konsep .................................................................. 44


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel X dan Variabel Y ..................... 45

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi di Wilayah Kerja UPTD


Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Produksi ASI Sebelum Pemberian Jantung


Pisang di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam Tahun
2021

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Produksi ASI Sesudah Pemberian Jantung


Pisang di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam Tahun
2021

Tabel 4.4 Hasil Uji Nomalitas Shapiro-Wilk Pengaruh Jantung Pisang


Terhadap Produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
Halaman

Lampiran 1 Observasi ........................................................................... 73


Lampiran 3 Maser Data Penelitian ........................................................ 83

Lampiran 5 Hasil Output Penelitian ...................................................... 92


Lampiran 6 Surat Survei Awal .............................................................. 106
Lampiran 7 Surat Balasan Survei Awal ................................................ 107
Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian .................................................... 108
Lampiran 9 Surat Balasan Izin Penelitian ............................................. 109
Lampiran 10 Permohonan Pengajuan Judul Skripsi ............................... 110
Lampiran 11 Lembar Revisi Proposal .................................................... 111
Lampiran 12 Lembar Revisi Skripsi ....................................................... 112
Lampiran 13 Lembar Bmbingan Proposal .............................................. 113
Lampiran 14 Lembar Bimbingan Skripsi ................................................ 115
Lampiran 15 Dokumentasi ...................................................................... 117

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menyusui merupakan budaya yang ada di Indonesia, akan tetapi

masih terdapat ibu yang belum menyusui anaknya secara eksklusif. Peran

orang tua sangatlah penting dalam membesarkan dan mengasuh anak mulai dari

kandungan, lahir, sampai dengan dewasa. Salah satu peran penting ibu adalah

memberikan gizi yang baik untuk bayi, seperti pemberian Air Susu Ibu (ASI),

namun masih banyak ibu yang abaikan pemberian ASI ekslusif karena alasan

produksi ASI yang kurang lancar(1).

Dengan demikian ibu kadang berfikir bahwa asinya yang kurang

maka bayinya tidak cukup mendapat ASI dan mendorong ibu untuk meng -

gunakan susu formula. Selain itu rasa takut yang dialami ibu untuk

menyusui bayinya dapat menimbulkan bendungan payudara yang menyebabkan

ASI yang keluar menjadi sedikit. Di sisi lain banyak ibu merasa cemas dan

masih menggunakan jadwal untuk menyusui bayinya, sehingga bayi tidak

mencukupi dalam mendapatkan ASI(2).

Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, UNICEF

dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI)

selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi

berumur dua tahun. Agar ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif selama 6

bulan,WHO merekomendasikan agar melakukan inisiasi menyusui dalam satu jam

pertama kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau

1
2

minuman, termasuk air, menyusui sesuai permintaan atau sesering yang

diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot.(3)

Sustainable Development Goals dalam The 2030 Agenda For Sustainable

Development menargetkan pada tahun 2030 dapat mengurangi angka kematian

neonatal paling sedikit 12 per 1.000 kelahiran hidup dan kematian pada anak di

bawah usia 5 tahun paling sedikit 25 per 1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut dapat

dicapai salah satunya dengan pemberian ASI eksklusif dilaksanakan dengan

baik(4)

Namun, hanya 44% dari bayi baru lahir di dunia yang mendapat ASI

dalam waktu satu jam pertama sejak lahir, bahkan masih sedikit bayi di

Berdasarkan bawah usia enam bulan disusui secara eksklusif. Cakupan pemberian

ASI eksklusif di Afrika Tengah sebanyak 25%, Amerika Latin dan Karibia

sebanyak 32%, Asia Timur sebanyak 30%, Asia Selatan sebanyak 47%, dan

negara berkembang sebanyak 46%. Secara keseluruhan, kurang dari 40 persen

anak di bawah usia enam bulan diberi ASI Eksklusif. Hal tersebut belum sesuai

dengan target WHO yaitu meningkatkan pemberian ASI eksklusif dalam 6 bulan

pertama sampai paling sedikit 50%. Ini merupakan target ke lima WHO di tahun

2025. Di Indonesia, bayi yang telah mendapatkan ASI eksklusif sampai usia enam

bulan adalah sebesar 29,5%(Istianingsih 2018). Hal ini belum sesuai dengan target

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yaitu persentase bayi

usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 50%.(5)

Hasil Riskesdas 2018 proporsi pola pemberian ASI pada bayi umur 0-5

bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI ekslusif, 9,3% ASI parsial, dan 3,3% ASI
3

predominan. Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah

memberikan sedikit air atau minuman berbasis air misalnya teh, sebagai

makanan/minuman prelakteal sebelum ASI keluar. Sedangkan menyusui parsial

adalah menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI seperti susu

formula, bubur atau makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan, baik diberikan

secara kontinyu maupun sebagai makanan prelakteal(6)

Makanan prelakteal adalah makanan atau minuman yang diberikan

kepada bayi sebelum diberikannya ASI. Menurut Riskesdas 2013, persentase

tertinggi makanan prelakteal yang diberikan kepada bayi baru lahir di Indonesia

tahun 2013 adalah susu formula (79,8%). Persentase pemberian ASI eksklusif

pada bayi 0 - 6 bulan di Aceh pada tahun 2019 adalah sebesar 55% dengan target

100%Angka ini mengalami penurunan dibandingkan persentase pada tahun 2018

yang sebesar 61% dengan target 100%. Di Kabupaten Simeulue pemberian ASI

Eksklusif masih jauh dari target yang diharapkan. Faktor dominan yang

menghambat pemberian ASI Eksklusif ini umumnya adalah kebiasaan masyarakat

memberikan makanan/minuman beberapa saat setelah lahir berupa madu, larutan

gula, susu bubuk, pisang wak, dsb karena takut bayinya akan kelaparan yang

merupakan tradisi turun temurun. Selain pemberian ASI juga diberikan makanan

Pendamping ASI kepada anak usia 6 – 23 bulan. Cakupan pemberian Asi Ekslusif

di Kabupaten Simeulue tahun 2018 sebanyak 890 bayi atau sebesar 71,3%dari

jumlah bayi (0 – 6 bulan) register ASI Februari dan Agustus sebanyak 1249 bayi

yang ada. Dari tahun 2019 menunjukkan di Puskesmas Teluk Dalam dengan

presentase 44.9% belum mencapai target yaitu 100%.(7)


4

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Teluk Dalam di

Kabupaten Seumeulu tergolong belum optimal pencapaian ASI Eksklusif.

Sasaran ASI Eksklusif tahun 2019 sebesar 197 bayi dan capaiannya 73 bayi

dengan presentase sebesar 37%. Capaian ini mengalami peningkatan tahun 2019

dengan sasaran 109 bayi dan capaian 46 bayi atau 44,9%. Ibu bersalin dilaporkan

tahun 2020 sebanyak 114 orang dan capaian 42 bayi atau 42.8%. Belum

optimalnya capaian anak yang mendapat ASI Eksklusif terlihat dari. Salah satu

yang dilaporkan meliputi produksi ASI yang tidak mencukupi kebutuhan anak.

Dari 30 orang ibu nifas sebanyak 16 orang ibu nifas yang produksi ASI tidak

mencukupi

Pentingnya ASI bagi bayi dan ibu meyusui, ternyata terdapat kendala -

kendala yang sering dihadapai kaitannya dengan pemberian ASI baik dari ibu atau

bayi.pada ibu menyusui sering terjadi produksi ASI kurang, ibu kurang

memahami tata laksana laktasi yang benar ibu ingin menyusui kembali setelah di

beri susu formula (relaktasi), bayi terlanjur mendapatkan,prelakteal feeding

(pemberian air gula atau dekstrosa, susu formula pada hari- hari pertama

kelahiran) kelainan ibu: putting ibu lecet, putting ibu luka, payudara bengkak dan

ibu bekerja sedangkan pada bayi sering terjadi kendala seperti bayi sakit atau

abnormalitas bayi. Selama menyusui ibu dianjurkan meningkatkan asupan energy,

protein, kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin serta mineral lainnya untuk

mencukupi kebutuhan zat gizi saat menyusui. Agar ibu dapat menghasilkan 1 liter

ASI maka diperlukan makanan tambahan. Apabila ibu yang masih menyusui
5

bayinya tidak mendapatkan tambahan makan, dapat berakibat terjadinya

kemunduran dalam produksiASI(8)

Untuk menyukseskan keberhasilan ibu dalam memberikan ASI

eksklusif, maka ibu harus mendapat makanan tambahan dan gizi yang cukup

agar kelenjar-kelenjar pembuat air susu dapat bekerja dengan baik untuk

memproduksi asi. Oleh karena itu terdapat banyak saran yang perlu diperhatikan

pada ibu menyusui yaitu dengan mengkonsumsi berbagai sayuran dan buah-

buahan yang berfungsi dapat meningkatkan produksi ASI Dengan

mengkonsumsi jantung pisang dapat berfungsi untuk meningkatkan

produksi ASI. Pemilihan jantung pisang untuk meningkatkan produksi ASI

dikarenakan jantung pisang ini memiliki harga yang terjangakau dan mudah

di dapat(8)

Setiap 25 gram jantung pisang mengandung 31 kkal kalori, 1,2 gram

senyawa protein, 0,3 gram lemak dan 7,1 gram zat karbohidrat. Jantung pisang

juga mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan mineral penting seperti

fosfor, kalsium dan Fe (zat besi). Tak hanya itu, bunga pisang mengandung

saponin yang berfungsi menurunkan kolesterol dan meningkatkan kekebalan

tubuh serta mencegah kanker. Jantung pisang mengandung flavonoid yang

berfungsi antiradikal bebas, antikanker, dan antipenuaan. Selain itu juga

mengandung yudium yang bisa mencegah penyakit gondok. Menurut Astawan

(2008), Jantung pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yang

mengandung laktagogum memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitosin

dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya
6

paling efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Reflek

prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI, waktu bayi mengisap puting

payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada puting susu dan areola

ibu(9)

Berdasarkan hasil survey awal Peneliti melakukan wawancara terhadap ibu

postpartum sebanyak 10 orang dan 6 diantaranya ibu postpartum mengalami

kurangnya produksi ASI dan 4 ibu postpartum tidak mengalami kurangnya

produksi ASI. Ibu postpartum menyatakan tidak mengetahui bahwa manfaat

jantung pisang bisa meningkatkan produksi ASI, dan adapun alasan peneliti

mengambil jantung pisang sebagai makanan tambahan untuk ibu post partum

seperti yang kita ketahui bahwa dalam 100 gram Jantung Pisang ini memiliki

nilai gizi yang cukup tinggi, dan mudah didapatkan di daerah peneliti. Kemudian

adanya budaya di simeulue bahwasannya Jantung Pisang bisa memperbanyak

ASI oleh ibu postpartum.(10)

Penelitian yang dilakukan oleh Nindiyaningrum (2018) mengenai

Pengaruh Pemberian Jantung Pisang Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post

Partum di Rumah Bersalin Ngudi Waras, menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan pada ibu menyusui yang di berikan Jantung Pisang

terhadap produksi ASI. Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan Rahmanisa

(2016) mengenai Stimulus Ekstraksi Alkaloid dan Sterol Jantung Pisang terhadap

Produksi ASI menunjukkan hasil bahwa pemberian jantung pisang pada ibu

menyusui dapat meningkatkan produksi ASI.


7

Penelitian yang dilakukan oleh Zainuddin tahun (2018) untuk mengetahui

pengaruh konsumsi jantung pisang kepok terhadap peningkatan produksi ASI

padawanita karir, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasy

Eksperimental dengan Two Group Pretest and Postest Design. Observasi

dilakukan dua kali yaitu sebelum eksperimen (O1) disebut pretest, dan sesudah

eksperimen (O2) disebut dengan post test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

ada pengaruh pemberian sayur jantung pisang terhadap kelancaran ASI ibu

menyusui, hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Siq (2-tailed) = 0.04, angka ini

lebih kecil dari a = 0.05 (Ho ditolak). Untuk kelompok kontrol tidak ada

pengaruh, dimana pada kelompok control ditemukan nilai Asymp. Siq (2-tailed) =

0.564, angka ini lebih besar dari a = 0.05 (Ho diterima) yang berarti dapat

disimpulkan tidak ada pengaruh kelancaran ASI ibu menyusui tanpa intervensi

jantung pisang.

Hasil yang menggambarkan adanya kendala dalam pemenuhan kebutuhan

anak akan ASI yang diantaranya disebabkan produksi ASI tidak mencukupi di

wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam dan belum pernah dilakukan

perlakuan sebelumnya untuk melihat dampak pemberian jantung pisang sebagai

salah satu alternatif pemecahan masalah yang murah dan mudah dilakukan

masyarakat maka peneliti merasa tertarik melakukan penelitian mengenai dampak

konsumsi jantung pisang dan produksi ASI pada ibu menyusui

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahn dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh jantung

pisang terhadap produksi asi pada ibu nifas


8

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui produksi ASI ibu yang diberikan jantung pisang

2. Untuk mengetahui produksi ASI ibu yang tidak diberikan jantung pisang

3. Untuk menganalisa pengaruh pemberian jantung pisang terhadap produksi

ASI

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah penge-

tahuan dan wawasan penulis mengenai pemberian jantung pisang ter-

hadap produksi ASI pada ibu menyusui.

2. Bagi Responden Menambah pengetahuan ibu mengenai pemberian jan-

tung pisang terhadap produksi ASI..

3. Bagi Pelayanan Kebidanan Sebagai salah satu masukan terhadap per-

masalahan pada ibu nifas khususnya mengenai kurangnya produksi ASI

4. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat berguna

bagi pendidikan sebagai referensi baru di perpustakaan dan dapat

menambah wawasan serta pengetahuan bagi masyarakat khususnya

tentang pemberian jantung pisang terhadap peningkatan produksi ASI

pada ibu menyusui.


9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Nindiyaningrum (2018) mengenai

Pengaruh Pemberian Jantung Pisang Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post

Partum di Rumah Bersalin Ngudi Waras, menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan pada ibu menyusui yang di berikan Jantung Pisang

terhadap produksi ASI. Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan Rahmanisa

(2016) mengenai Stimulus Ekstraksi Alkaloid dan Sterol Jantung Pisang terhadap

Produksi ASI menunjukkan hasil bahwa pemberian jantung pisang pada ibu

menyusui dapat meningkatkan produksi ASI(8)

Penelitian yang dilakukan oleh Zainuddin untuk mengetahui pengaruh

konsumsi jantung pisang kepok terhadap peningkatan produksi ASI padawanita

karir, dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperimental

dengan Two Group Pretest and Postest Design. Observasi dilakukan dua kali

yaitu sebelum eksperimen (O1) disebut pretest, dan sesudah eksperimen (O2)

disebut dengan post test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh

pemberian sayur jantung pisang terhadap kelancaran ASI ibu menyusui, hal ini

dapat dilihat dari nilai Asymp.Siq (2-tailed) = 0.04, angka ini lebih kecil dari a =

0.05 (Ho ditolak). Untuk kelompok kontrol tidak ada pengaruh, dimana pada

kelompok control ditemukan nilai Asymp. Siq (2-tailed) = 0.564, angka ini lebih

10
11

besar dari a = 0.05 (Ho diterima) yang berarti dapat disimpulkan tidak ada

pengaruh kelancaran ASI ibu menyusui tanpa intervensi jantung pisang.(6)

Penelitian yang dilakukan oleh Sri Wulan dan Desri Meriahta Br. Girsang

tahun 2020 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan

menggunakan studi desain Quasi Experiment dengan desain Pretest-Posttest With

Control Group yaitu dengan melakukan pretest pada keduakelompok dan diikuti

intervensi pada kelompok eksperiman[10]. Penelitian ini dilaksanakan di Desa

Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang pada bulan Mei-

Juni 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui bayi usia 0-

6 bulan. Pengambilan sampel dengan menggunakantehnik Probability Sampling

yaitu Simple Randomsampling dengan menentukan kriteria inklusi dan eksklusi

sebanyak 2 orang ibu menyusui yang di bagi menjadi dua kelompok yaitu 10

orang untuk kelompok eksperiman dan 10 orang untuk kelompok Kontrol(11)

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Pengertian ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk

memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan

serangan penykit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada

tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang

masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan

yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system saraf(5).

ASI merupakan merupakan sumber kehidupan bagi anak yang sangat penting

dalam pertama kehidupan seorang anak karena ASI mengandung banyak nutrisi
12

yang dibutuhkan untuk menunjang tumbuh kembangnya. ASI sebagai hak seorang

anak merupakan cairan kehidupan yang tidak dapat dibandingkan dengan produk

makanan lainnya dan merupakan makanan khusus yang terbaik bagi bayi karena

kandungan zat gizinya yang sangat sesuai dengan kebutuhan anak dalam masa

percepatan tumbuh-kembang terutama pada dua tahun pertama kehidupan. ASI

memberikan seperangkat zat perlindungan pada bayi terhadap berbagai penyakit

kronis(5)

ASI juga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh bayi selama usia 6

bulan, tetapi hanya sedikit ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif

selama 6 bulan pertama, hal ini dikarenakan banyak faktor, diantaranya karena

kurangnya pengetahuan dan informasi ibu tentang manfaat ASI secara Eksklusif,

Pendidikan ibu yang rendah, dan masih banyak ibu yang beranggapan bahwa

menyusui bayi kerap dihubungkan dengan keindahan payudara karena

menganggap bahwa bayi yang menyusu ASI secara langsung dapat membuat

payudara ibu menjadi kendor [4]. dr. Roesli, seorang spesialis anak mengadakan

seminar ASI mengungkapkan bahwa sesungguhnya bukan dikarenakan menyusui

yang merubah bentuk payudara ibu, tetapi karena proses kehamilan yang

menyebabkan perubahan tersebut terjadi secara fisiologis.(4)

ASI memiliki kandungan laktosa yang sangat tinggi dan memiliki

kandungan lemak yang akan meningkat selama ibu menyusui. Meningkatnya

angka menyusui akan meningkatkan kesehatan ibu dan anak, tetapi banyak

hambatan untuk dapat bertahan menyusui hal ini juga disebabkan karena Produksi

ASI ibu yang kurang sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar dan
13

kebutuhan bayi menjadi tidak tercukupi.Banyak cara untuk menilai produksi ASI

salah satunya dapat dilihat dari indikator bayi misalnya dengan cara mengukur

urin bayi selama 24 jam, frekuensi bayi buang air kecil sebanyak 6-8 kali selama

24 jam, warna urin kuning jernih, frekuensi buang air besar 3-4 hari sekali, jumlah

jam tidur bayi 16 – 18 jam per/hari, jika ASI cukup setelah menyusu maka bayi

tertidur atau tenang selama 2- 3 jam sekali.(4)

ASI adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu

kepada bayinya. Komposisi dalam ASI sesuai untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi pada setiap saat. ASI juga mengandung zat pelindung yang

dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi. Dipandang dari sudut

ekonomi pemberian ASI juga sangat menguntungkan baik bagi keluarga maupun

Negara (10)

2.2.2. Manfaat ASI

ASI seorang ibu memiliki sejumlah manfaat sedangkan yang berasal dari

mamalia hanya sesuai bagi bayi dari jenis mamalia yang sama. Manfaat ASI yang

telah dibuktikan dengan berbagai penelitian diantaranya mencukupi kebutuhan

nutrisi. Komposisi nutrisi dalam ASI sangat unik dan sangat ideal untuk

pertumbuhan otak terutama pada tahun pertama kehidupan (9)

ASI dapat mengatur komposisi tubuh serta mencegah obesitas.

Rasionalitas dibalik rendahnya resiko tersebut karena bayi yang menyusui belajar

efektifitas mengatur sendiri asupan energi yang menyebabkan terbentuknya

kebiasaan tersebut pada tahapan beriktunya di usia dewasa. ASI memiliki

komponen bioaktif yang berfungsi dalam program jangka panjang. Keterpaparan


14

bayi sejak awal terhadap leptin dan adiponektin yang terdapat di dalam ASI

membantu mengatur respon endokrin terhadap regulasi nafsu makan dan

makanan(9)

Bayi yang mendapat ASI akan mendapat proteksi terhadap penyakit

infeksi karena kandungan khusus zat imunitas tubuh leukosit dan zat anti mikoba

lain. Hal ini menyebabkan bayi tidak mudah menderita otitis media, sesak nafas,

pneumonia, dan infeksi gastrointestinal. Mekanisme perlindungan didapat melalui

maturasi normal dari pertahanan mukosa saluran cerna dan nafas seiring dengan

perkembangan kekebalan tubuh. Bayi yang mendapatkan ASI lebih mudah

terhindar dari stres(6)

Penyakit non infeksi yang dapat dicegah dengan pemberian ASI secara

benar diantaranya penyakit kardiovaskular. Risiko mengalami penyakit ini

diketahui lebih rendah pada individu dewasa yang mendapatkan ASI semasa bayi.

Penyakit hipertensi, kolesterol dan diabetes lebih rendah insidennya, serta

penyakit kanker pada usia anak-anak Bayi yang mendapatkan ASI, terlihat lebih

matang, merasa aman dan asertif, dan berkembang lebih cepat ketika diukur

dengan skala perkembangan. Tingkat perkembangan yang lebih baik diketahui

dapat terjadi pada bayi prematur yang mendapatkan ASI dibandingkan bayi

prematur yang diberi susu formula. Prestasi akademik anak yang mendapatkan

ASI dikemudian hari didapatkan lebih tinggi(12)

ASI dapat mengurangi frekuensi serangan dan keparahan penyakit pada

bayi yang beresiko mengalami asma dan eksim setelah berusia dua tahun dan

sebagian penelitian mengemukakan perlindungan dapat berlanjut sampai masa


15

kanak-kanak. Anak yang memilki riwayat keluarga dengan dermatitis atopi, dapat

dikurangi risikonya dengan pemberian ASI(12)

2.2.3. Komposisi ASI

ASI bukan merupakan berntuk cairan tubuh melainkan sekresi dari

kelenjar mammae yang mempunyai komposisi berubah-ubah. Sekresi pertama

yang diberikan ketika menyusui berbeda dengan sekresi terakhir. Komposisi ASI

yang dinamai dengan kolostrum berbeda dengan komposisi ASI transisional dan

yang matur. Perubahan terus terjadi setiap hari sesuai dengan perkembangan

setelah bayi lahir. Ini menjelaskan alasan kemampuan ASI dalam memenuhi

kebutuhan nutrisi bayi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. ASI

mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral-mineral dan sel-sel, yang

berguna untuk membantu adaptasi usus bayi dalam melakukan fungsinya sebagai

alat pencernaan. (12)

Penelitian terkini mendapatkan bahwa terdapat lebih dari 200 unsur

dengan susunan molekul yang luar biasa terkandung di dalam ASI. Kejaiban ASI

yang diciptakan untuk bayi terlihat dari senyawa yang merupakan produk

intermediet atau antara yang dibentuk dari sel-sel kelenjar mammae dan ada

produk atau senyawa yang hanya ada sebagai produk akhir. Nutrisi untuk bayi ini

mempunyai osmolaritas dan pH yang berbeda, sesuai dengan fisiologis bayi. ASI

mengandung cairan yang sebenarnya, koloid, membran-membran, membran yang

berikatan dengan globulin serta sel-sel kehidupan(12)


16

ASI sampai dengan 180 hari setelah melahirkan mengandung 3,8% lemak,

0,9% protein, 7,0% laktosa dan 0,2% mineral-mineral. Konsumsi bayi terhadap

ASI sangat bervariasi, diperkirakan pada siang hari mencapai 46%-58% dari

konsumsi per 24 jam. Konsentrasi lemak pada ASI ditemukan tertinggi pada pagi

hari sampai dengan menjelang siang. Variasi ini ditemukan pada kandungan lain

seperti laktosa, protein serta unsur lainnya. Ibu yang melahirkan bayi prematur

mempunyai kandungan nitrogen lebih tinggi dibandingkan ibu yang melahirkan

anak matur. Zat-zat yang telah disebutkan sebelumnya konsentrasinya pada ASI

ibu yang memiliki asupan nutrisi kurang, hampir mendekati ibu dengan nutrisi

baik, kecuali vitamin-vitamin yang larut dengan air seperti vitamin C, vitamin B 1

dan B12 mengalami defisiensi seperti halnya volume(12)

2.1.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi ASI

1. Produksi ASI

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor

tersebut diantaranya adalah hormon prolaktin sebagai salah satu hormon

laktogenik yang mempunyai fungsi untuk menstimulasi glukokotikoid

sebagai salah satu gen protein susu. Hormon ini meskipun diketahui

mempunayi peranan penting dalam proses pembentukan dan stimulasi ASI

namun diketahui tidak dapat bekerja sendiri. Prolaktin bekerja tergantung

pada kadar estrogen, progesteron, glukokortikoid seperti halnya insulin,

hormon tiroid, paratiroid termasuk oksitosin. Hal lain yang telah diketahui

adanya pengaruh kadar plasma prolaktin dengan kondisi kejiawaan.

Mental yang stres karena berbagai interaksi sosial seperti perubahan situasi
17

akan mengubah kadar prolaktin atau menurunkannya. Hal lain yang turut

mempengaruhi kadar prolaktin meliputi gangguan tidur, hubungan dengan

suami, kehamilan, obat-obatan dan sebagainy(12).

Ada banyak variasi dalam volume ASI seorang wanita mulai dari

minggu pertama sampai dengan 6 minggu dan seterusnya dan pada

keadaan normal dapat diprediksi, kecuali pada wanita malnutrisi. Wanita

dengan kekurangan gizi yang parah akan mengalami pengurangan dalam

produksi ASI yang mengakibatkan anak balita mengalami kelaparan. Ibu

yang mengkonsumsi sumber protein cukup diktehaui akan mampu

meningkatkan kuantitas ASI. Penambahan suplemen makanan untuk

meningkatkan prosukdi ASI yang dilakukan dalam jangka pendek tidak

membawa dampak berarti. Hal tersebut sebaiknya dilakukan dalam jangka

panjang dengan jumlah yang terukur secara konsistes seperti penambahan

kalori makanan sebesar 900 kalori per hari. Ibu yang kekurangan protein

akan menyebabkan anak mengkonsumsi ASI yang kurang kandungan

proteinnya serta vitamin dan mineral lain, dan kecukupan vitamin terkait

dengan stimulasi terhadap nafsu makan anak sehingga lebih sering

menyusui yang menyebabkan ASI menjadi lebih lancar.(13)

a. Hisapan balita pada puting susu

diketahui merupakan salah satu perangsang peningkatan volume ASI.

Sumber nutrisi dari tumbuhan yang diketahui dalam studi mempunyai

dampak terhadap ASI meliputi konsumsi 1,2 kg/kgBB/hari sumber

nabati atau setara dengan 1,1 gram/kgBB konsumsi protein.


18

b. Obat-obatan termasuk yang dapat merangsang produksi ASI.

Obat dari golongan galaktogogus merpakans alah satu contohnya.

Ibu yang tidak mempunyai produksi ASI cukup dapat meningkat

produksi ASI bila diberikan obat seperti metoclopramide, meskipun

kemungkinan terjadi kelelahan, distonia, stres sebagai efek samping

sehingga dianjurkan dipakai lama jangka waktu relatif pendek. Sumber

galaktogogus dari tumbuhan mempunyai efikasi lebih baik

dibandingkan senyawa kimianya. Tumbuhan tersebut dikenal dengan

nama Fenugreek dan telah banyak digunakan di berbagai negara dan

didapatkan efek signifikan (13)

Ketidak adekuatan produksi ASI diketahui sasngat erat kaitannya

dengan tiga keadaan yaitu anak tidak mampu menghisap dengan baik,

ketidak efektifan pengosongan payudara dan kurang seringnya anak

menyusui. Wanita yang mendapatkan dukungan penuh umumnya lebih

memiliki sikap positif terhadap perilaku menyusui, dibandingkan yang

kurang mendapatkan dukungan termasuk dari bidan sebagai tenaga

kesehatan yang mempunyai interaksi tinggi. Dukungan penting lain

bersumber dari keluarga dan teman-teman. Wanita yang tidak

mendapatkan dukungan akan cenderung mengalami masalah sehingga

terjadi gangguan dalam pengeluaran ASI. Mekanisme ini terjadi melalui

proses inhibitasi oksitosin sehingga dalam jumlah tertentu mengganggu

stimulasi prolaktin dan berikutnya produksi ASI. Anemia menjadi

risiko yang dapat menghambat produksi ASI dan memperpendek masa


19

anak menyusui sehingga berhenti diusia lebih awal. Pendarahan post

partum yang hebat dapat mempunyai damapak sama dengan anemia

dalam kehamilan. Faktor kelainan puting susu, penyakit seperti

hipertiroidisme, serta bekas operasi pada payudara menjadi penghambat

lain(13)

2. Stimulasi pengeluaran ASI merupakan sebuah proses kompleks yang

saling terkait. Tidak ada faktor yang dapat bekerja secara tunggal namun

terdapat faktor yang lebih mudah distimulasi untuk memulai rangkaian

pengeluaran dan produksi ASI. Prolaktin merupakan salah satu aspek yang

dapat dipengaruhi baik dengan obat kimiawi atau jenis herbal tertentu

termasuk kondisi psikologis. Proses produksi ASI seperti halnya proses

lain dalam tubuh memerlukan energi cukup dan peran nutrisi ibu menjadi

penting dalam membantu produksi ASI. Ibu dengan asupan nutrisi kurang

akan mempengaruhi kedua hal utama yang wajib dimiliki ASI agar dapat

memberikan asupan cukup bagi bayi, segi kualitas dan kuantitas. Kualitas

berarti kandungan zat gizi yang dimiliki kurang sedangkan kuantitas

terkait volume ASI(15)

3. Volume ASI sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti isapan bayi

pada payudara ibu, frekuensi pemberian, adanya variasi individual

termasuk jumlah nutrisi yang ibu konsumsi dalam menu makanannya

sehari-hari. Nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi variasi dalam volume ASI. Ibu malnutrisi akan

menghasilkan volume ASI lebih sedikit dibandingkan dengan ibu yang


20

mempunyai asupan nutrisi tercukupi. Ibu akan mampu memproduksi ASI

yang mencukupi kebutuhan anak bila dapat memenuhi kebutuhan asupan

nutrisi selam menyusui yang lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak

hamil. Ibu menyusui harus menambah asupan kalori per harinya sampai

330 kalori dibandingkan kebutuhan kalori hariannya sebelum hamil.

Nutrisi lain yang wajib dipenuhi meliputi konsumsi sumber lemak tak

jenuh ganda omega 3 dan 6, vitamin dan mineral, termasuk yang

terpenting mengkonsumsi makanan sumber protein untuk mencukupi

kebutuhan protein lebih dari 71 gram per hari(10). Menurut Nancy

Mohrbacher, IBCLC, FILCA, seorang konselor menyusui profesional

yang menulis buku The Breastfeeding Answer Book dari hasil

penelitiannya tentang pengalaman menyusui, ASI perah pada hari pertama

kelahiran sekitar 30ml,namun bila ibu terus menyusui bayinya secara

eklusif (tidak memberikan bayi makanan dan minuman apapun selain

ASI), maka ASI perah yang dihasilkan sebanyak 900ml pada hari ke 40

hari. Jumlah ASI yang normal diproduksi

 Pada akhir minggu pertama setelah melahirkan adalah 350 ml

perhari

 Dalam 2-3 minggu, produksi ASI meningkat sampai 800ml perhari

4. Usia Ibu

Pemberian ASI dipengaruhi oleh usia ibu dalam pemberian ASI. Usia

yang kurang dari 20 tahun merupakan masa pertumbuhan termasuk organ

reproduksi (payudara), semakin muda usia ibu maka cenderung tidak


21

memberikan ASI karena tuntutan social, kejiwaan ibu dan tekanan social

yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Usia 20-35 tahun merupakan

usia yang ideal untuk memproduksi ASI yang optimal dan kematangan

jasmani dan rohani dalam diri ibu sudah tebentuk. Usia lebih dari 35

tahun organ reproduksi sudah lemah dan tidak optimal dalam pemberian

ASI ekslusif. Menurut Hidayati, usia yang kurang dari 20 tahun dianggap

masih belum matang secara fisik mental dan psikologi dalam menghadap

kehamilan, persalinan serta pemberian ASI, semakin muda usia ibu maka

bayi cenderung semakin untuk tidak diberikan ASI Eksklusif karena

tuntutan social, kejiwaan ibu dan tekanan sosial yang dapat

mempengaruhi produksi ASI. Usia yang kurang dari 20 tahun merupakan

masa pertumbuhan termasuk organ reproduksi (payudara), sedangkan usia

lebih dari 35 tahun organ reproduksi sudah lemah dan tidak optimal dalam

pemberian ASI Ekslusif, sehingga kemampuan seorang ibu untuk

menyusui secara eksklusif juga sudah tidak optimal lagi karena penurunan

fungsi dari organ reproduksi seperti payudara. Teori Soebrata mengatakan

bahwa dalam kurun waktu reproduksi sehat di kenal bahwa usia aman

untuk kehamilan, persalinan dan menyusui adalah 20-35 tahun, semakin

cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja sehingga pada usia reproduksi sehat

sangat mendukung dalam pemberian ASI ekslusif. Pada usia 20-35

banyak yang bekerja karena jika di usia <20 tahun responden masih

banyak yang sekolah dan mereka belum siap secara mental dan fisik
22

sedangkan pada saat usia mereka sudah > 35 tahun responden sudah

merasa lelah untuk bekerja sehingga mereka lebih senang di rumah saja

untuk mengurus anak mereka. Pada saat usia 20-35 tahun responden juga

masih dalam keadaan masa produktif/aktif sehingga keterpaparan

informasi ASI ekslusif lebih baik sedangkan pada usia > 35 tahun,

walaupun pengalaman ibu akan pemberian ASI ekslusif cukup banyak

tetapi informasi yang didapat kurang, karena pada usia tersebut sebagian

besar ibu tidak seaktif usia 20- 35 tahun dengan berbagai kesibukan yang

dialaminya. (10)

5. Jumlah maksimal produksi ASI dan waktu mulai dipengaruhi oleh genetik.

Ada variasi besar dalam hal ini sehingga tidak sama pada setiap wanita,

sedangkan status nutrisi berperan pada jumlah sekresi ASI yang dihasilkan

dan lamanya durasi laktasi. Nutrisi cukup diperlukan tidak hanya untuk

volume ASI namun sebagai bahan utama untuk melakukan proses

produksi. Laporan yang didapat dari banyak penelitian, pada puncak

laktasi diperlukan penambahan asupan energi yang berasal dari makanan

ibu sebesar 25%. Peningkatan kebutuhan ini mendeskripsikan diperlukan

penambahan asupan sumber makanan seperempat lebih tinggi dari

kebutuhan biasanya. Proses keterkaitan antara berbagai faktor tersebut

secara sederhana dapat digambarkan seperti skema di bawah ini (27)


23

Hipotalamus
Stres
Nutrisi
Glandula Pitutari
(protein)
Penyakit
Oksitosin
Obat-obatan
Herbal Prolaktin

Uterus

Isapan Anak Sel miopiteleal

Laktasi

Gambar 2.1 Produksi ASI

2.2 Jantung Pisang

2.2.1. Pengertian

Pohon Pisang (Musa paradisiaca) merupakan jenis tanaman yang

melimpah di Indonesia karena dapat dijumpai pada setiap daerah dan produktifitas

buahnya tidak dipengaruhi oleh musim. Hampir semua bagian dari tanaman ini

dapat dimanfaatkan mulai dari buah, pelepah, daun, akar dan jantung pisang.

Namun dalam pengelolahannya sebagai bahan pangan bagian yang sering

dimanfaatkan dari pohon pisang yaitu buahnya. Sedangkan bagian lain masih ada
24

yang belum atau kurang maksimal dimanfaatkan oleh masyarakat. Bagian tersebut

salah satunya adalah jantung pisang.(14)

Jantung pisang adalah bunga yang dihasilkan oleh pokok pisang. Struktur

jantung pisang terdiri dari banyak lapisan kulit yang terdiri dari bagian luar

berwarna gelap cokelat-ungu kemerahan dan di bagian dalam berwarna putih krim

susu. Di dalamnya terdapat bakal buah (sisir) di antara daun kelopak (seludang)

dan di bagian tengahnya merupakan tangkai bunga (rahis) yang lembut. (15)

2.2.2. Komposisi Jantung Pisang

Jantung pisang memiliki manfaat bagi kesehatan yaitu memperlancar

pencernaan, membantu diet, memperlancar peredaran darah, meningkatkan

produksi sel darah merah, mencegah dan penuaan dini, meningkatkan

produktivitas ASI dan mencegah kolesterol. Jantung pisang memiliki banyak

kandungan zat-zat alami yang baik untuk kesehatan seperti protein, karbohidrat,

mineral, fosfor, kalsium, vitamin B1, vitamin C serta kandungan serat yang

terdapat pada jantung pisang juga tinggi sehingga jantung pisang sering dikatakan

makanan yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap. Adapun

kandungan gizi per 100 gram jantungpisang segar dari pisang kepok menurut

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI energi 31 kkal, protein 1,2 gram, lemak

0,3 gram, karbohidrat 7,1 gram, kalsium 3,1 mgram, fosfor 50 mg, zat besi 0,1

mg, vitamin A 170 mg, vitamin B1 0,05 mg, vitamin C 10 mg, dan air 90,2 gram.

(15)

2.2.3. Mekanisme Jantung Pisang Terhadap Produksi ASI


25

Mekanisme konsumsi Jantung Pisang dan peningkatan volume ASI terjadi

melalui proses perangsangan terhadap hormon prolaktin. Ibu menyusui yang

mengkonsumsi makanan cukup nutrisi akan meningkatkan kadar hormon

prolaktin yang berfungsi dalam pengeluaran ASI. Hal sebaliknya akan terjadi

pengurangan dalam volume ASI bila ibu mengkonsumsi makanan tidak bernutrisi

atau tidak secara keseluruhan kalori yang dikonsumsi kurang dari 1500 kilo kalori

per hari selama 1 minggu berturut-turut. (27)

Jantung pisang mengandung laktagogum yang memiliki potensi

menstimulasi hormon oksitosin dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid,

flavonoid dan substansi lainnya paling efektif dalam meningkatkan dan

memperlancar produksi ASI. Reflek prolaktin secara hormonal untuk

memproduksi ASI, sewaktu bayi menghisap puting payudara ibu, akan terjadi

rangsangan neurohormonal pada putting susu dan areola ibu. Rangsangan ini

diteruskan ke hipofisis melalui nervosvagus, kemudian ke lobusanterio. Dari

lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin dan masuk ke peredaran darah dan

sampai pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan terangsang untuk

menghasilkan ASI(16)

Jantung pisang merupakan bagian dari tanaman pisang yang dimanfaatkan

untuk meningkatkan produksi ASI. Dipilihnya jantung pisang karena harganya

murah dan untuk memperolehnya sangat mudah. Peningkatan produksi ASI

dipengaruhi oleh adanya polifenol dan steroid di dalam jantung pisang yang

mempengaruhi reflek prolaktin untuk merangsang alveoli yang bekerja aktif

dalam pembentukan ASI. Selain itu, polifenol mempengaruhi peningkatan


26

hormone oksitosin, oksitosin merupakan hormon yang berperan untuk mendorong

sekresi air susu (milk let down). Peran oksitosin pada kelenjar susu adalah

mendorong kontraksi sel-sel miopitel yang mengelilingi alveolus dari kelenjar

susu, sehingga alveolus akan terdorong keluar menuju saluran susu, sehingga

alveolus menjadi kosong dan memacu untuk sintesis air susu berikutnya(3).

2.3 Kerangka Teoritis

ASI yang diproduksi oleh kelenjar payudara pada hakikatnya dipengaruhi

oleh pengeluaran hormon prolaktin. Hormon ini volume plasmanya dipengaruhi

faktor-faktor eksternal dan internal ibu nifas. Faktor eksternal meliputi asupan

nutrisi yang dikonsumsi terutama makanan tinggi dari sumber tinggi protein, obat-

obatan yang digunakan, adanya stimulai payudara seperti perawatan payudara,

kualitas tidur dan keadaan yang menyebabkan ibu mengalami stres. Faktor

internal yang menjadi penentu keluarnya hormon untuk merangsang pengeluaran

ASI, meliputi pengeluaran Thyrotropi-releasing hormone dari hipotalasmus yang

selanjutnya akan merangsang pengeluasan hormon prolaktin.(11)

Hormon prolaktin yang mendukung atau menstimulasi laktasi disekresikan

lobus anterior kelenjari pituitari dan bagian-bagian dari otak dan yang terkait

dengannya mulai dari kortek serebral, amygdala, serebellum, batang otak dan

sumsum tulang belakang. Hormon ini akan menuju kelenjar susu di payudara

yang kemudian berikatan dengan protein khusus. Prolaktin merangsang aktivasi

yang menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan di dalam sel-sel yang

memproduksi ASI dan di luar sel sehingga ASI dapat keluar ke puting susu.

Volume ASI selanjutnya dipengaruhi oleh kadar plasma dari prolaktin.(6)


27

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan dan minuman yang sangat

penting bagi bayi. Dalam pemberian ASI eklusif diberikan selama 6 bulan tanpa

adanya makanan tambahan. Kebanyakan ibu nifas memberikan ASI nutrisi,

seperti 51 kilo kalori, 1.6 g lemak, 9.9 karbohidrat, 5.7 serat, 56 mg kalsium, 73.3

mg fosfor, 56,4 mg besi, 13 mg tembaga, 553,3 mg kalium, 48,7 mg magnesium

dan 1,07 mg vitamin. Jantung pisang mengandung laktogogum yang memiliki

kinerja merangsang hormon oksitosin dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol,

polifenol, steroid, flavonoid, yang efektif dalam meningkatkan produksi ASI,

dengan adanya polifenol dan steroid yang dapat mempengaruhi reflek hormon

prolaktin untuk merangsang alveoli yang sedang aktif dapat meningkatkan

produksi ASI. Secara hormonal hormon prolaktin akan reflek dalam memproduksi

ASI, ketika bayi menghisap puting payudara payudara ibu, akan terjadi

rangsangan neurohormonal pada putting susu dan aerola ibu. Rangsangan tersebut

akan diteruskan ke hipofisis melalui nervosvagus, lalu ke lobusanterio. Kemudian

lobus akan mengeluarkan hormon prolaktin dan masuk ke peredaran darah dan

sampai ke kelenjar pembentuk ASI dan akan terangsang untuk menghasilkan ASI.

(4)

Berdasarkan teori-teori yang telah dibahas dalam tinjauan pustaka, maka

kerangka teoritis dapat digambarkan sebagai berikut :

2.4. Hipotesis

Ada Pengaruh Jantung Pisang terhadap Produksi ASI pada ibu Nifas di

Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021.


28
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimental dengan quasy

experimental dengan rancangan pre-post intervensi menggunakan non equivalent

control group desain untuk mengetahui apakah ada peningkatan produksi ASI

pada ibu menyusui sebelum dan sesudah mengonsumsi jantung pisang. Penelitian

quasi-eksperimental mempunyai kemampuan mengidentifikasi suatu identitas in-

tervensi dan menciptakan dapat memberikan bukti penelitian yang kuat karena ob-

jektif, sistematis, dan terkontrol(17)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Waktu penelitian

Waktu dan Penelitian ini dilakukan pada Bulan Mei hingga Oktober 2021

3.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam

Kabupaten Seumeulu

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas ibu postpartum di

wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Kabupaten Seumeulu tahun 2021

29
30

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu postpartum hari kedua dengan

kriteria inklusi dan eklusi sebagai berikut :

a. Kriteria Responden

Krkiteria inklusi dan eklusi dalam penelitian ini meliputi ditetapkan

untuk mendapatkan data akurat.

1. Kriteria inklusi

a) Ibu nifas hari ke dua

b) Ibu nifas tanpa komplikasi kelainan payudara dan puting

c) Ibu nifas yang melahirkan bayi dengan berat badan ≥ 2500 gram

d) Ibu menyusui minggu ke 2 sampai minggu ke 3

e) Ibu dengan keadaan payudara tidak tegang sebelum menyusui

bayinya.

f) Ibu dengan keadaan ASI tidak merembes saat puting susu

dipencet dengan tangan

g) Bayi dengan frekuensi BAB <3x/ hari

h) Ibu yang bersedia bekerjasama dalam penelitian

2. Kriteria Eksklusi

a) Ibu nifas dengan penyakit menular

b) Ibu nifas dengan penyakit jantung

c) Ibu nifas dengan terapi hormon

d) Bayi diberikan susu formula ketika penelitian.


31

e) Ibu menyusui yang mendapatkan breast care maupun pijat untuk

memperlancar ASI

f) Ibu menyusui yang mengonsumsi obat memperlancar produksi

ASI

b. Besar Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan rumus

untuk penelitian eksperimen menggunakan uji Independent T.

(t-1) (r-1) ≥ 15

Keterangan :
t = Banyaknya Kelompok Perlakuan
r = Jumlah Replikasi

Jika jumlah intervensi ada 1 buah, maka jumlah ulangan untuk tiap

intervensi dapat dihitung.

(t-1) (r-1) ≥ 15
(2-1) (r-1) ≥ 15
1 (r-1) ≥ 15
1r ≥ 15 + 1
r ≥ 16
r = 16/1 = 16
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa harus ada sampel 16 orang

untuk tiap kelompok.

c. Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

purposive sampling. Purposive sampling adalah cara pengambilan

sampel yang didasarkan pada pertimbangan peneliti sendiri.


32

3.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini yang telah disarikan dari kerangka

teoritis adalah :

Kel. Eksperimen O1 X O2

Kel. Kontrol O1 O2

Keterangan :

O1 : Observasi/diukur sebelum diberikan perlakuan

O2 : Observasi/diukur sesudah diberikan perlakuan

X : Pemberian Jantung Pisang

Gambar 3.1
Pre-Posttest Nonequivalent Control Group Desain

Pemberian Jantung Produksi Asi


Pisang

3.5 Definisi Operasional

Variabel penelitian terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan

variabel dependen (varibel terikat). Variabel independen adalah variabel yang

mempengaruhi, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi


33

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Hasil Ukur Skala Kategori

1 2 3 4 5 6 7

Dependen
Produksi ASI Volume ASI yang keluar pada ibu nifas hari Breast Pump dan Observasi Meningkat Nominal 1=
ke 14 pada kelompok perlakuan dan Botol susu dengan dengan volume Meningkat
kontrol. mililiter ASI 250-350ml (150-
350ml)

Tidak
meningkat 0 = Tidak
dengan volume meningkat
ASI 50-100ml (50-
100ml)

Independen
Jantung Jantung pisang jantung pisang adalah Jantung pisang Observasi Diberikan bila 1=
Pisang jantung pisang yang diberikan pada ibu hari yang ditumis ibu Nominal Diberikan
kedelapan setelah melahirkan hingga hari tanpa cabai mengkonsumsi
ke empat belas melairkan sebanyak kemudian jantung pisang
100gram yang telah dimasak dengan dikonsumsi sekali sebanyak
ditumis diberikan pada pagi hari dan sore sehari pada setiap 100gram,
selama 7 hari pagi sebanyak 100
 Hari Kedelapan diberikan sebelum gram selama 8
dibeikan tumis jantung pisang hari tidak diberikan 0 = Tidak
sebanyak 100gr bila ibu tidak diberikan
 Hari ke enam setelah diberikan jantung mengkonsumsi 1
pisang sebanyak 100gr jantung pisang
 Hari ke delapan setelah diberikan sebanyak
jantung sebanyak 100gr 100gram

3.6. Teknik Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah jenis data primer dan

data sekunder. Pengumpulan data dengan metode ini dilakukan dengan beberapa

kegiatan, antara lain.

3.6.1 Data Primer


34

Data primer dalam penelitian ini meliputi data tentang umur, pendidikan

dan pekerjaan kepala keluarga yang diperoleh dengan mengadakan Wawancara

langsung kepada sampel dengan menggunakan Lembar Observasi

3.6.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah metode pengumpulan data yang diperoleh dari

Pengelola Program Kesehatan Ibu Anak dan Pengelola Program Gizi di

Puskesmas Teluk Dalam

3.6.3. Data Tersier

Data tertier adalah data yang diperoleh dari naskah yang sudah dipub-

likasikan, misalnya WHO, SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia),

Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar). (26)

3.7. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan langkah–

langkah`sebagai berikut :

1. Pengeditan (Editing)

Editing adalah proses yang dilakukan untuk menilai kelengkapan data.

Peneliti mengecek kuesioner yang telah diisi oleh responden dan melihat

kelengkapan, kejelasan jawaban dengan pertanyaan. Apabila terdapat

pertanyaan yang belum terisi atau jawaban yang kurang jelas, peneliti

kembali menanyakan langsung kepada responden. Proses ini dilakukan

ditempat pengumpulan data.


35

2. Pengkodean (Coding)

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Setelah data diperoleh, penulis

melakukan pengkodean untuk mempermudah analisis data.

3. Pemasukan data (Entering)

Pemasukan data merupakan proses memasukkan data kedalam program

pengolahan data untuk dilakukan analisis menggunakan program statistik

dengan komputer. Setelah dilakukan pengkodean, peneliti memasukkan

data untuk dilakukan proses pengolahan data.

4. Pembersihan (Cleaning)

Merupakan pemebersihan seluruh data supaya terhindar dari kesalahan

sebelum dilakukan proses analisis data. Peneliti memeriksa kembali

seluruh proses mulai dari pengkodean serta memastikan bahwa data yang

diinput tidak terdapat kesalahan sehingga analisis dapat dilakukan dengan

benar. Proses cleaning dapat dilakukan dengan bantuan program analisis

statistik-computer.

3.8. Analisa Data

Uji pernyataan analisis dilakukan agar kesimpulan yang ditarik tidak

menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik,sebelum dilakukan analisis

maka terlebih dahulu dilakukan beberapa uji persyaratan analisis yang meliputi uji

normalitas dan uji hemogenitas


36

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar data sebuah

kelompok data atau variabel pada sebuah kelompok, dan apakah sebaran data

tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas merupakan analisis

statistik yang pertama dilakukan dalam rangka analisis data. Jika sebaran data

berdistribusi normal, maka uji statistik parametrik dapat dialksanakan,

sebaliknya jika sebaran data tidak berdistribusi normal maka uji

nonparametrik yang dapat dilaksanakan

Keterangan :

KS : Uji Kolmogorov Smirnov

Xi : Angka Padadata

N : Interval

b. Uji Homogenitas

Dalam Uji homogenitas, harga F yang diharapkan adalah harga F yang tidak

signifikan yaitu harga F empirik yang lebih kecil dari harga F terintrik.

Pengujian homogenitas dengan rumus :

Keterangan

Var Tertinggi = Nilai Variasi yang lebih besar dari dua sampel yang

dibandingkan
37

Varterendah = Nilai Variasi yang lebih kecil dari dua sampel yang

dibandingkan

c. Uji T Test

Uji t dipergunakan untuk menguji signifikansi perbedaan pada saat pretest

dan posttest dari experiment kelas kontrol dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Keterangan : X1 : Mean pada distribusi sampel 1

X2 : Mean pada distribusi sampel 2

SD1 : Nilai Varian pada distribusi sampel 1

SD2 : Nilai Varian pada distribusi sampel 2

N1 : Jumlah individu pada sampel 1

N2 : Jumlah individu pada sampel 2


38
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Puskesmas Teluk Dalam berdiri pada tahun 2006, dipakai tahun 2008.

Luas lahan 1x90 terdiri dari enam desa dengan jumlah penduduk 2481 jiwa. Satu

Pustu, empat poskesdes, enam posyandu. Puskesmas Teluk Dalam mempunyai

beberapa ruangan/poly yaitu poly umum, poly gigi, poly KIA/KB, poly anak, poly

gizi. Tenaga kesehatan yang ada yaitu dokter umum 1 orang, dokter gigi 1 orang,

tenaga perawat 18 orang dan bidan 16 orang, tenaga farmasi 2 orang, Apoteker 1

orang, tenaga gizi 4 orang, SKM 3 orang, tenaga kesehatan lingkungan 2 orang

serta analisis kesehatan 2.

Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 29 September s/d 11 Oktober

2021 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam, terhadap 16 responden

dengan aspek yang dinilai yaitu pengaruh pengaruh jantung pisang terhadap

Volume asi pada ibu nifas. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:

4.1. Karakteristik Responden

Data demografi dalam penelitian ini meliputi usia, pendidikan dan jumlah

anak menyusui pada ibu selama 24 jam dari kelompok intervensi dan kontrol

dapat terlihat pada tabel di bawah ini:

39
40

Tabel 4.1.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi di Wilayah Kerja UPTD


Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021 (n =16) pada kelompok
intervensi
1. Usia Reponden : df %
  a. ≤ 20 tahun 0 6
a. 20-35 tahun 13 81.3
 
b. >35 tahun 3 18.7

2. Pekerjaan    
a. Tidak Bekerja 16 100
b. Bekerja 0 0
3. Pendidikan :
  a. Pendidikan Rendah 9 56
  b. Pendidikan Tinggi 7 43

Jumlah anak menyusui pada ibu selama 24


4.    
jam :
  a. Sering (≥ 8 kali sehari) 14 87
  b. Tidak Sering (< 8 kali sehari) 2 13

Berdasarkan tabel 4.1.1 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden dari berada dalam rentang usia 20-35 tahun yaitu 13 orang (81.3%)

seluruh responden dengan status pekerjaan tidak bekerja sebanyak 16 orang

(100%). Tingkat pendidikan dari kelompok intervensi sebagian besar Sekolah

Menengah Pertama yaitu 9 reponden (56%), sebagian besar mempunyai jumlah

anak menyusui pada ibu selama 24 jam (≥ 8 kali sehari) yaitu 14 orang (87%).

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi di Wilayah Kerja UPTD


Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021 (n =16) pada kelompok Kontrol
1. Usia Reponden : df %
  a. ≤ 20 tahun 0 6
c. 20-35 tahun 10 62.5
 
d. >35 tahun 6 3.75

2. Pekerjaan    
c. Tidak Bekerja 16 100
d. Bekerja 0 0
41

3. Pendidikan :
  a. Pendidikan Rendah 11 68.7
  b. Pendidikan Tinggi 5 31.2

Jumlah anak menyusui pada ibu selama 24


4.    
jam :
  a. Sering (≥ 8 kali sehari) 13 87
  b. Tidak Sering (< 8 kali sehari) 3 13

Berdasarkan tabel 4.1.2 di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

responden dari berada dalam rentang usia 20-35 tahun yaitu 10 orang (62.5%)

seluruh responden dengan status pekerjaan tidak bekerja sebanyak 16 orang

(100%). Tingkat pendidikan dari kelompok kontrol sebagian besar Sekolah

Menengah Pertama yaitu 11 reponden (68.7%), sebagian besar mempunyai

jumlah anak menyusui pada ibu selama 24 jam (≥ 8 kali sehari) yaitu 13 orang

(87%).

4.2. Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas hari kedelapan diwilayah

keja UPTD Puskesmas Teluk Dalam dimana membandingkan produksi ASI pada

kelompok intervesni diberikan jantung pisang dan kelompok kontrol yang tidak

diberikan jantung pisang. Lebih jelasnya distribusi responden pemberian jantung

pisang dalam penelitian ini dilihat pada tabel dibawah ini

4.2.1. Analisis Univariat

4.2.1. Distribusi Frekuensi Produksi ASI Pemberian Jantung Pisang pada


hari kedelapan kelompok intervensi di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Teluk Dalam

Kelompok Intervensi
No Produksi ASI
42

df %
1 Tidak Meningkat 16 100
2 Meningkat 0 0
Sumber : Data primer (Tahun 2021)

Berdasarakan tabel 4.2.1 menunjukkan bahwa kelompok intervensi pada

responden yang dengan produksi ASI tidak meningkat dengan 16 responden

(100%) dan produksi ASI meningkat tidak ada.

4.2.2. Distribusi Frekuensi Produksi ASI Tidak Diberikan Jantung Pisang


pada kelompok kontrol di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk
Dalam
Kelompok Kontrol
No Produksi ASI
df %
1 Tidak Meningkat 12 75
2 Meningkat 4 25
Berdasarakan tabel 4.2.2 menunjukkan bahwa kelompok kontrol pada

responden yang dengan produksi ASI tidak meningkat dengan 12 responden

(75%) dan produksi ASI meningkat sebanyak 4 orang (25%).

4.2.3. Analisi Bivariat

Analisa bivariat pengaruh pemberian jantung pisang terhadap produksi

ASI pada ibu nifas, dilakukan dengan menggunakan uji T Independent pada level

of significance () < 0,05. Aspek yang dianalisis meliputi kemaknaan perbedaan

produksi ASI antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol Hasil yang

didapatkan dari uji statistik mengenai pengaruh tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3. Tabulasi Silang Distribusi Frekuensi Produksi ASI


Pemberian Jantung Pisang di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Teluk Dalam
Kelompok
No Produksi ASI Kontrol Intervensi
df % df % Sig
43

1 Tidak Meningkat 11 68.7% 3 18.7% 0.065


2 Meningkat 5 31.3 13 81.3% 0.002
Sumber : Data primer (Tahun 2021)

Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui dari 32 Responden (100%)

sesudah diberikan jantung pisang mayoritas responden pada kelompok

kontrol dengan produksi ASI tidak meningkat sebanyak 11 orang (68.7%),

dan produksi ASI meningkat sebanyak 5 orang (31.3%) perbedaan setelah

diberikan jantung pisang diperoleh responden pada kelompok intervensi

dengan produksi ASI tidak meningkat sebanyak 3 orang (18.%) dan

responden dengan produksi ASI meningkat sebanyak 13 orang (81.3%)

Tabel 4.4. Hasil Uji Nomalitas Pengaruh Jantung pisang Terhadap


Produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021
Interval Keper-
cayaan
Kelompok N Mean df p-value
Mean Mean
Upper Lower
Kelompok Kontrol 16 6,00 16 0.001
Kelompok Intervensi 16 4,00 117.30 106.31
16 0.000

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan dapat diketahui bahwa terdapat

sebaran data berdistribusi tidak normal pada kelompok intervensi dengan p

value 0,001 dan kelompok kontrol dengan p value 0,000 yang menunjukkan

data pada kedua kelompok maka harus diuji dengan uji alternatif pengganti

uji Normalitas yaitu uji Wilcoxon


44

Tabel 4.5. Hasil Uji Wilcoxon Pengaruh Jantung pisang Terhadap


Produksi ASI Ibu Nifas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Teluk Dalam Tahun 2021

Interval Keper-
cayaan
Kelompok N Mean df p-value
Mean Mean
Upper Lower
Kelompok Kontrol 16 6,00 16 0.065
Kelompok Intervensi 16 4,00 118.0051 180.3698
16 0.002

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian

jantung pisang pada kelompok intervensi terhadap volume ASI ibu nifas,

dimana nilai tersebut < a : 0,05 pada produksi ASI setelah diberikan jantung

pisang dengan p-value 0.002, pada kelompok kontrol dimana p-value 0.065

nilai > a : 0,05 tidak ada peningkatan produksi ASI pada ibu nifas sehingga

secara statistik disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian jantung pisang

terhadap produksi ASI pada ibu nifas pada kelompok intervensi di Wilayah

Kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam

4.3. Pembahasan

4.3.1 Distribusi Frekuensi Produksi ASI Sebelum Pemberian jantung

pisang pada kelompok intervensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Teluk Dalam

Berdasarakan tabel 4.2.1 menunjukkan bahwa kelompok intervensi pada

responden yang dengan produksi ASI tidak meningkat dengan 16 responden

(100%) dan produksi ASI meningkat tidak ada, dan Berdasarkan tabel 4.2.2

menunjukkan bahwa kelompok kontrol pada responden yang dengan produksi


45

ASI tidak meningkat dengan 12 responden (75%) dan produksi ASI meningkat

sebanyak 4 orang (25%).

Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Nindiyaningrum

(2018) mengenai Pengaruh Pemberian Jantung Pisang Terhadap Produksi

ASI Pada Ibu Post Partum di Rumah Bersalin Ngudi Waras, menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada ibu menyusui yang di berikan

Jantung Pisang terhadap produksi ASI. Berdasarkan penelitian lain yang

dilakukan Rahmanisa (2016) mengenai Stimulus Ekstraksi Alkaloid dan Sterol

Jantung Pisang terhadap Produksi ASI menunjukkan hasil bahwa pemberian

jantung pisang pada ibu menyusui dapat meningkatkan produksi ASI.

Setiap 25 gram jantung pisang mengandung 31 kkal kalori, 1,2 gram

senyawa protein, 0,3 gram lemak dan 7,1 gram zat karbohidrat. Jantung pisang

juga mengandung vitamin A, vitamin B1, vitamin C, dan mineral penting seperti

fosfor, kalsium dan Fe (zat besi). Tak hanya itu, bunga pisang mengandung

saponin yang berfungsi menurunkan kolesterol dan meningkatkan kekebalan

tubuh serta mencegah kanker. Jantung pisang mengandung flavonoid yang

berfungsi antiradikal bebas, antikanker, dan antipenuaan. Selain itu juga

mengandung yudium yang bisa mencegah penyakit gondok. Menurut Astawan

(2008), Jantung pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yang

mengandung laktagogum memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitosin

dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya

paling efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI. Reflek

prolaktin secara hormonal untuk memproduksi ASI, waktu bayi mengisap puting
46

payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada puting susu dan areola

ibu(9)

Stimulasi pengeluaran ASI merupakan sebuah proses kompleks yang saling

terkait. Tidak ada faktor yang dapat bekerja secara tunggal namun terdapat faktor

yang lebih mudah distimulasi untuk memulai rangkaian pengeluaran dan produksi

ASI. Prolaktin merupakan salah satu aspek yang dapat dipengaruhi baik dengan

obat kimiawi atau jenis herbal tertentu termasuk kondisi psikologis. Proses

produksi ASI seperti halnya proses lain dalam tubuh memerlukan energi cukup

dan peran nutrisi ibu menjadi penting dalam membantu produksi ASI. Ibu dengan

asupan nutrisi kurang akan mempengaruhi kedua hal utama yang wajib dimiliki

ASI agar dapat memberikan asupan cukup bagi bayi, segi kualitas dan kuantitas.

Kualitas berarti kandungan zat gizi yang dimiliki kurang sedangkan kuantitas

terkait volume ASI(24)

Asusmsi peneliti selama masa nifas dimana kita ketahui mekanisme dalam

pembentukan ASI yaitu pembentukan ASI yang prosesnya sangat dipengaruhi

oleh bahan-bahan pembentukan ASI yang prosesnya sangat dipengaruhi oleh

bahan pembentukan ASI yaitu karbohidrat,lemak dan protein,vitamin dan mineral,

jantung pisang sangat akan mendukung proses penyediaan bahan untuk sintesis

ASI, jantung pisang yang berguna bagi pemenuhan gizi ibu selama masa nifas

untuk meningkatkan produksi ASI, tidak adanya peningkatan produksi ASI

disebabkan menjadi penyebab bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik,

keengganan ibu untuk menyusui dan merasa ASI nya tidak cukup mengakibatkan

penurunan produksi ASI.


47

4.3.2. Distribusi Frekuensi Produksi ASI Sesudah Pemberian Jantung

Pisang di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam

Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui dari 32 Responden (100%) sesudah

diberikan jantung pisang mayoritas responden pada kelompok kontrol dengan

produksi ASI tidak meningkat sebanyak 11 orang (68.7%), dan produksi ASI

meningkat sebanyak 5 orang (31.3%) perbedaan setelah diberikan jantung pisang

diperoleh responden pada kelompok intervensi dengan produksi ASI tidak

meningkat sebanyak 3 orang (18.%) dan responden dengan produksi ASI

meningkat sebanyak 13 orang (81.3%)

Hal ini sejalan dengan pernyataan Penelitian yang dilakukan oleh

Nindiyaningrum (2018) mengenai Pengaruh Pemberian Jantung Pisang

Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum di Rumah Bersalin Ngudi

Waras, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada ibu

menyusui yang di berikan Jantung Pisang terhadap produksi ASI. Berdasarkan

penelitian lain yang dilakukan Rahmanisa (2016) mengenai Stimulus Ekstraksi

Alkaloid dan Sterol Jantung Pisang terhadap Produksi ASI menunjukkan hasil

bahwa pemberian jantung pisang pada ibu menyusui dapat meningkatkan

produksi ASI(8)

Volume ASI sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti isapan bayi

pada payudara ibu, frekuensi pemberian, adanya variasi individual termasuk

jumlah nutrisi yang ibu konsumsi dalam menu makanannya sehari-hari. Nutrisi

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi variasi dalam volume

ASI. Ibu malnutrisi akan menghasilkan volume ASI lebih sedikit dibandingkan
48

dengan ibu yang mempunyai asupan nutrisi tercukupi(25) Mekanisme konsumsi

jantung pisang dan peningkatan volume ASI terjadi melalui proses perangsangan

terhadap hormon prolaktin. Ibu menyusui yang mengkonsumsi makanan cukup

nutrisi akan meningkatkan kadar hormon prolaktin yang berfungsi dalam

pengeluaran ASI. Hal sebaliknya akan terjadi pengurangan dalam volume ASI

bila ibu mengkonsumsi makanan tidak bernutrisi atau tidak secara keseluruhan

kalori yang dikonsumsi kurang dari 1500 kilo kalori per hari selama satu minggu

berturut-turut(26).

Payudara ibu yang telah dipersiapkan sejak kehamilan melalui mekanisme

pengeluaran berbagai hormon dalam proses laktogenesis. Proses ini dimulai sejak

kehamilan 12 minggu yang ditandai dengan peningkatan signifikan dari laktose,

total protein dan immunoglobulin serta penurunan dalam sodium serta klorida.

Pengeluaran hormon prolaktin yang diinisiasi oleh hipotalamus melalui kelenjar

pituitari, selanjutnya menyebabkan pembesaran alveoli payudara sejak kehamilan

untuk mempersiapkan produksi ASI. Volume hormon prolaktin tinggi akan

meningkatkan produksi ASI dan nutrisi berupa sumber protein menjadi salah satu

yang mempengaruhi kadar hormon prolaktin(21).

Proses produksi ASI seperti halnya proses lain dalam tubuh memerlukan

energi cukup dan peran nutrisi ibu menjadi penting dalam membantu produksi

ASI. Ibu dengan asupan nutrisi kurang akan mempengaruhi kedua hal utama yang

wajib dimiliki ASI agar dapat memberikan asupan cukup bagi bayi, segi kualitas

dan kuantitas. Kualitas berarti kandungan zat gizi yang dimiliki kurang sedangkan

kuantitas terkait volume ASI(24)


49

Adanya perbedaan bermakna nilai rata-rata produksi ASI pada kelompok

Pretest menggambarkan peran nutrisi yang esensial dalam membantu proses

peningkatan volume ASI. Masa laktasi dapat terganggu dari status nutrisi

merupakan faktor utama yang menyebabkan volume ASI menjadi lebih rendah

dibandingkan ibu dengan nutrisi baik, menyebabkan kemampuan tubuh

memproduksi ASI adekuat yang ditandai dengan adanya peningkatan berat badan

bayi sejak minggu pertama kelahiran, tidak akan terwujud. Ibu menyusui harus

mengkonsumsi tidak boleh kurang dari 1800 kalori per hari. Kurangnya sumber

kalori seperti karbohidrat dapat menyebabkan malnutrisi.jantung pisang

merupakan salah satu sumber makanan dengan kandungan karbohidrat dan protein

tinggi, diikuti dengan beragam kandungan nutrisi esensial lainnya.

Konsumsijantung pisang secara teratur akan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi

ibu untuk memproduksi ASI dengan volume cukup(27).

Asumsi peneliti adaya perbedaan produksi ASI antara ibu nifas yang yang

belum mengkonsumsi jantung pisang karena pada hari ke delapan masa nifas

asupan nutrisi ibu sangat kurang, dimana hari kedelapan ibu masih merasakan

sakitnya proses melahirkan, adanya pengaruh psikis juga dapat mengurangi

produksi ASI, dapat diketahui kebudayaan di daerah aceh tidak boleh

mengkonsumsi sayuran selain ikan teri dan nasi putih dihari keempat masa nifas

dari sini dapat dilihat asupan nutrisi ibu tidak memenuhi untuk peningkatan

produksi ASI seperti protein dan karbohidrat, yang mana kita ketahuai jantung

pisang merupakan bahan yang murah didapat dan terjangkau untuk kalangan

keluarga menengah kebawah untuk dapat memenuhi nutrisi dan kebutuhan protein
50

selama masa nifas untuk meningkatkan produksi ASI, adaya perbedaan produksi

ASI antara ibu nifas yang sudah mengkonsumsi jantung pisang karena pada hari

ke sepuluh masa nifas dimana kebutuhan asupan nutrisi untuk produksi ASI

sangat dibutuhkan salah satunya,jantung pisang merupakan sumber nutrisi yang

mengandung protein dan karbohidrat tinggi, dimana pada jantung pisang

mengandung sekitar, jantung pisang merupakan sumber protein non hewani yang

tinggil. Ibu nifas yang mengalami ketidak kelancaran ASI dianjurkan untuk

mengkonsumsi makan-makanan bergizi salah satunya jantung pisang salah

satunya karena jantung pisang bermanfaat untuk mempelancar keluarnya ASI.

4.3.3. Pengaruh Pemberian Jantung pisang Terhadap Produksi ASI Pada

Ibu Nifas di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam Tahun

2021

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan dapat diketahui bahwa terdapat

sebaran data berdistribusi tidak normal pada kelompok intervensi dengan p value

0,001 dan kelompok kontrol dengan p value 0,000 yang menunjukkan data pada

kedua kelompok maka harus diuji dengan uji alternatif pengganti uji Normalitas

yaitu uji Wilcoxon

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon menunjukkan Berdasarkan tabel 4.5

menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian jantung pisang pada kelompok

intervensi terhadap volume ASI ibu nifas, dimana nilai tersebut < a : 0,05 pada

produksi ASI setelah diberikan jantung pisang dengan p-value 0.002, pada

kelompok kontrol dimana p-value 0.065 nilai > a : 0,05 tidak ada peningkatan

produksi ASI pada ibu nifas sehingga secara statistik disimpulkan bahwa ada
51

pengaruh pemberian jantung pisang terhadap produksi ASI pada ibu nifas pada

kelompok intervensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam

Hal ini sejalan dengan Penelitian terhadap 32 ibu yang menyusui di

Malang memperlihatkan adanya korelasi nutrisi baik yang dikonsumsi oleh 24

responden (75%) dengan kemampuan payudara memproduksi ASI cukup yang

dialami oleh 18 responden (56,25%). Ibu dengan pola makan tidak baik yang

menyebabkan pemenuhan nutrisi selama menyusui tidak adekuat mengalami

gangguan produksi ASI sebanyak 12,5%(11).

Beberapa cara untuk meningkatkan produksi ASI salah satunya yaitu

dengan mengkonsumsi jantung pisang merupakan minuman olahan darijantung

pisang sebagai salah satu makanan lokal yang mengandung lagtagogum yang

dapat menstimulasi hormone oksitosin dan prolactin seperti alkaloid, polifenol,

steroid, flavonoid dan subtansi lainnya yang efektif dalam meningkatkan dan

melancarkan produksi ASI.(5)

Selama menyusui ibu dianjurkan meningkatkan asupan energy, protein,

kalsium, zat besi, asam folat, dan vitamin serta mineral lainnya untuk mencukupi

kebutuhan zat gizi saat menyusui. Agar ibu dapat menghasilkan satu liter ASI

perhari maka diperlukan makanan tambahan. Apabila ibu yang masih menyusui

bayinya tidak mendapatkan tambahan makan, dapat berakibat terjadinya

kemunduran dalam pembuatan dan produksi ASI(6)

Kacang hijau mengandung beberapa zat-zat nutrisi seperti serat yang dapat

mencegah berbagai penyakit. Kandungan proteinnya tinggi terutama asam amino

dan lisin. Kalsium, fosfor, magnesium, potasium, folat dan vitamin B merupakan
52

zat esensial lain yang banyak terdapat jumlahnya. Vitamin C terdapat dalam

jumlah cukup namun rendah sulfur(7). Mekanisme konsumsi jantung pisang dan

peningkatan volume ASI terjadi melalui proses perangsangan terhadap hormon

prolaktin. Ibu menyusui yang mengkonsumsi makanan cukup nutrisi akan

meningkatkan kadar hormon prolaktin yang berfungsi dalam pengeluaran ASI.

Hal sebaliknya akan terjadi pengurangan dalam volume ASI bila ibu

mengkonsumsi makanan tidak bernutrisi atau tidak secara keseluruhan kalori yang

dikonsumsi kurang dari 1500 kilo kalori per hari selama satu minggu berturut-

turut(8).

Bayi yang mendapat ASI akan mendapat proteksi terhadap penyakit

infeksi karena kandungan khusus zat imunitas tubuh leukosit dan zat anti mikoba

lain. Hal ini menyebabkan bayi tidak mudah menderita otitis media, sesak nafas,

pneumonia, dan infeksi gastrointestinal. Mekanisme perlindungan didapat melalui

maturasi normal dari pertahanan mukosa saluran cerna dan nafas seiring dengan

perkembangan kekebalan tubuh. Bayi yang mendapatkan ASI lebih mudah

terhindar dari stres(20).

Penyakit non infeksi yang dapat dicegah dengan pemberian ASI secara

benar diantaranya penyakit kardiovaskular. Risiko mengalami penyakit ini

diketahui lebih rendah pada individu dewasa yang mendapatkan ASI semasa bayi.

Penyakit hipertensi, kolesterol dan diabetes lebih rendah insidennya, serta

penyakit kanker pada usia anak-anak(21). Bayi yang mendapatkan ASI, terlihat

lebih matang, merasa aman dan asertif, dan berkembang lebih cepat ketika diukur

dengan skala perkembangan. Tingkat perkembangan yang lebih baik diketahui


53

dapat terjadi pada bayi prematur yang mendapatkan ASI dibandingkan bayi

prematur yang diberi susu formula. Prestasi akademik anak yang mendapatkan

ASI dikemudian hari didapatkan lebih tinggi(22)

ASI dapat mengurangi frekuensi serangan dan keparahan penyakit pada

bayi yang beresiko mengalami asma dan eksim setelah berusia dua tahun dan

sebagian penelitian mengemukakan perlindungan dapat berlanjut sampai masa

kanak-kanak. Anak yang memilki riwayat keluarga dengan dermatitis atopi, dapat

dikurangi risikonya dengan pemberian ASI (23)

Jantung pisang memiliki manfaat bagi kesehatan yaitu memperlancar

pencernaan, membantu diet, memperlancar peredaran darah, meningkatkan

produksi sel darah merah, mencegah dan penuaan dini, meningkatkan

produktivitas ASI dan mencegah kolesterol. Jantung pisang memiliki banyak

kandungan zat-zat alami yang baik untuk kesehatan seperti protein, karbohidrat,

mineral, fosfor, kalsium, vitamin B1, vitamin C serta kandungan serat yang

terdapat pada jantung pisang juga tinggi sehingga jantung pisang sering dikatakan

makanan yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap. Adapun

kandungan gizi per 100 gram jantungpisang segar dari pisang kepok menurut

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI energi 31 kkal, protein 1,2 gram, lemak

0,3 gram, karbohidrat 7,1 gram, kalsium 3,1 mgram, fosfor 50 mg, zat besi 0,1

mg, vitamin A 170 mg, vitamin B1 0,05 mg, vitamin C 10 mg, dan air 90,2 gram.

(15)

Mekanisme konsumsi jantung pisang dan peningkatan volume ASI terjadi

melalui proses perangsangan terhadap hormon prolaktin. Ibu menyusui yang


54

mengkonsumsi makanan cukup nutrisi akan meningkatkan kadar hormon

prolaktin yang berfungsi dalam pengeluaran ASI. Hal sebaliknya akan terjadi

pengurangan dalam volume ASI bila ibu mengkonsumsi makanan tidak bernutrisi

atau tidak secara keseluruhan kalori yang dikonsumsi kurang dari 1500 kilo kalori

per hari selama 1 minggu berturut-turut.

Payudara ibu yang telah dipersiapkan sejak kehamilan melalui mekanisme

pengeluaran berbagai hormon dalam proses laktogenesis. Proses ini dimulai sejak

kehamilan 12 minggu yang ditandai dengan peningkatan signifikan dari laktose,

total protein dan immunoglobulin serta penurunan dalam sodium serta klorida.

Pengeluaran hormon prolaktin yang diinisiasi oleh hipotalamus melalui kelenjar

pituitari, selanjutnya menyebabkan pembesaran alveoli payudara sejak kehamilan

untuk mempersiapkan produksi ASI. Volume hormon prolaktin tinggi akan

meningkatkan produksi ASI dan nutrisi berupa sumber protein menjadi salah satu

yang mempengaruhi kadar hormon prolaktin.

Ibu menyusui tertutama di negara-negara berkembang atau yang

diperkirakan beriisko terhadap terjadinya malnutrisi dianjurkan untuk diberikan

tambahan dalam asupan makanannya. Asupan tersebut akan membantu ibu

memproduksi ASI dalam jumlah cukup untuk bayinya. Bayi sehat membutuhkan

ASI sebanyak 750 ml sampai 1200 ml per hari. Nutrisi kurang pada pengamatan

yang dilakukan pada ibu menyusui di Belanda memperlihatkan terjadi

pengurangan dalam volume ASI meskipun tidak berdampak pada pengurangan

zat-zat lain dalam ASI kecuali ibu menderita malnutrisi berat (21).
55

Asumsi peneliti bahwa ada pengaruh pembeian jantung pisang terhadap

peningkatan produksi ASI di UPTD Puskesmas Teluk Dalam, karena terhadap 16

orang responden sebelum diberikan jantung pisang tidak adanya penigkatan

produksi ASI,dan setelah diberikan jantung pisang adanya peningkatan produksi

ASI sebanyak 13orang responden


56
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Tidak ada peningkatan produksi ASI sebelum diberikan jantung pisang

terhadap kelompok intervensi sebanyak 16 orang dan kelompok kontrol

yaitu sebanyak 11 orang

2. Ada peningkatan produksi ASI sesudah diberikan jantung pisang terhadap

kelompok intervensi yaitu sebanyak 13 orang (81.3%)

3. Ada perbedaan rata-rata pengaruh pemberian jantung pisang sebelum dan

sesudah terhadap kelompok intervensi dengan produksi ASI p value

0,002 dan pada kelompok kontrol dengan produksi ASI p value 0,065

tidak ada hubungan produksi ASI terhadap jantung pisang

5.2. Saran

1. Peneliti dapat menerapkan hal-hal yang telah diketahui mengenai

peningkatan produksi ASI dengan menggunakan jantung pisang pada ibu

nifas. Penerapan hendaknya memperhatikan berbagai faktor termasuk

dukungan keluarga sehingga tujuan yang ingin dicapai yaitu keteraturan

dalam konsumsi jantung pisang dapat dipenuhi dengan hasil akhir

gangguan produksi ASI rendah yang umum dikeluhkan ibu nifas dapat

diminimalisasi.

2. Institusi pendidikan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai masukan

dalam memberikan informasi bagi mahasiswa sehingga diketahui besanya

57
58

manfaat intervensi gizi seperti pemberian jantung pisang dalam

meningkatkan produksi ASI sehigga pemberian ASI eksklusif yang masih

rendah di masyarakat dapat diminimalkan.

3. Penelitian kebidanan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan

untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang terutama dengan

menggunakan intervensi sumber zat gizi lain sehingga diperoleh

keragaman bahan pagan yang murah dan mudah dijangkau namun efektif

meningkatkan produksi ASI. Ini dimaksudkan agar terdapat keberagaman

pilihan dalam membantu bayi mendapatkan ASI Eksklusif. Keragaman

dalam sumber nutrisi mempunyai dampak minimalisasi ketergantungan

terhadap satu produk pangan yang dapat menghambat upaya peningkatan

produksi ASI ketika satu bahan tersebut langka ditemukan atau terjadi lon-

jakan harga jual yang tinggi, dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa

masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi untuk peningkatan

produksi ASI pada bayi salah satunya adanya pengaruh makanan yang

tidak dapat kita intervensi saat ibu mengkonsumsi makaanan selain

jantung pisang.

4. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat berguna

bagi pendidikan sebagai referensi baru di perpustakaan dan dapat

menambah wawasan serta pengetahuan bagi masyarakat khususnya

tentang pemberian jantung pisang terhadap peningkatan produksi ASI

pada ibu menyusui.


59
DAFTAR PUSTAKA

1. Rosida L, Putri IM. Manajemen Asip (Asi Perah)Mempengaruhi Keber-

hasilan Asi Eksklusif (Studi Kuantitatif Pada Ibuyang Bekerja Di Instansi

Pemerintahan Kota Yogyakarta). J Kebidanan Indones J Indones Mid-

wifery. 2020;11(1):79.

2. Rustina R. Pengaruh konsumsi jantung pisang kepok terhadap peningkatan

produksi ASI pada ibu menyusui di puskesmas Kasongan II. 2019;(1).

Available from: http://repo.poltekkes-palangkaraya.ac.id/id/eprint/690

3. Malahayati U. Pengaruh konsumsi jantung pisang terhadap produksi asi

pada ibu nifas the effect of banana heart consumption on asi production in

postpartum mother. 2020;9(1):64–71.

4. Hutabarat V, Sitepu SA, Sadrina M, Natalia K, Elisabeth LC. Pengaruh

Konsumsi Jantung Pisang Terhadap Delitua. 2021;3(November 2020):27–

34.

5. Jantung pisang untuk ibu menyusui, benarkah dapat meningkatkan ASI_.

6. Zainuddin Z, Munadhir M. Stimulus Peningkatan Produksi ASI Wanita

Karir dengan Pemberian Jantung Pisang Kepok (Musa Paradisiaca). J Berk

Kesehat. 2020;6(2):69.

7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Kinerja Kementrian

Kesehatan Tahun 2020. Kementeri Kesehat Republik Indones Tahun 2021.

2021;1–224.

8. Izzani R. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Konsumsi

60
61

Tablet Fe saat Menstruasi pada Mahasiswi FKM UNAIR Surabaya. Vol. 7,

Jurnal Biometrika dan Kependudukan. 2018. p. 78.

9. Noviana U. Pengaruh Konsumsi Jantung Pisang Terhadap Produksi Asi

Pada Ibu Nifas. J Ilm Obs J Ilm Ilmu Kebidanan Kandung P-ISSN 1979-

3340 e-ISSN 2685-7987. 2019;11(1):10–8.

10. Wahyuni E, Sumiati S, Nurliani N. Pengaruh Konsumsi Jantung Pisang

Batu Terhadap Peningkatan Produksi Asi Di Wilayah Puskesmas Srikun-

coro, Kecamatan Pondok Kelapa, Bengkulu Tengah Tahun 2012. Bul

Penelit Sist Kesehat. 2013;15(4 Okt).

11. Wulan S, Br. Girsang DM. Pengaruh Jantung Pisang (Musa Paradisiaca L.)

terhadap Produksi ASI. J Ris Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan.

2020;5(2):83.

12. SYaifuddin. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC; 2018. Syafrudin., editor.

Jakarta: EGC; 2018.

13. Saifuddin. Ilmu Kebidanan [Internet]. 3rd ed. Saifuddin, editor. Jakarta:

Jakarta; 2018. 16 p. Available from: EGC

14. Manalu AB, Purba T junita, Siagian NA, Yanti MD. The Effect of Banana

Blossom Consumption On Improvement Of Breast Milk Production In

Breastfeeding Mother In Desa Candirejo Kecamatan Biru-Biru Kabupaten

Deli Serdang. J Kesehat Komunitas. 2020;6(November):298–302.

15. Keluarga K, Tingkat DAN, Asupan K, Gizi ZAT, Risiko F, Stunting K, et

al. Ournal of. 2020;9:241–6.

16. Permatasari I, Qomar UL. Penerapan Pemberian Olahan Jantung Pisang un-
62

tuk Kelancaran Produksi ASI di PMB Siti Isti’anatul Amd., Keb. Proceed-

ing of The URECOL. 2019;398–406.

17. S. N. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cipta R, editor. Jakarta; 2014.


63

LEMBAR OBSERVASI

PENGARUH PEMBERIAN JANTUNG PISANG TERHADAP


PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS TELUK DALAM

Kode Responden : .............................

Tanggal Pengisian : .............................

A. Data Demografi

1. Nama : ....................................................................
2. Umur : ......................................................... Tahun
3. Alamat : ....................................................................

4. Pendidikan : S1 SMP/Sederajat
D III
SD/sederajat
SLTA/

5. Pekerjaan : Wiraswasta
Tidak bekerja
PNS
Lain-lain
Mengurus rumah tangga

6. Pendapatan :
Kurang dari Rp. 3.000.000,- per bulan
Rp. 3.000.000,- per bulan
Lebih dari Rp. 3.000.000,- per bulan
64

7. Volume ASI

- Post Partum hari ke 8 .............. ml

- Post Partum hari ke 14 .............. ml

8. Apakah minum jantung pisang sesuai anjuran Ya


pagi jam 10.00 dan sore jam 15.00
(*pertanyaan untuk ibu yang diberi jantung pisang Tidak

9. Jumlah anak menyusui pada ibu selama 24 jam Sering


( sering ≥ 8 kali sehari / tidak sering < 8 kali
sehari ) Tidak Sering
65

B. Form Pemeriksaan Volume ASI Kelompok Eksperimen

Volume ASI Hari


Volume ASI
Frekuensi ke 8 Post Partum
Inisial setelah 14 hari
No Konsumsi sebelum Pemberian
Resp Pemberian Jantung
Jantung Pisang Jantung Pisang
pisang(gr)
(gr)
1

10

11

12

13

14

15

16
66

C. Form Pemeriksaan Volume ASI Kelompok Kontrol

Frekuensi Volume ASI Hari


Inisial Volume ASI Hari Ke
No Konsumsi ke 8 Post Partum
Resp 14 Post Partum (gr)
Jantung Pisang (gr)
1

10

11

12

13

14

15

16
67

Responden Sebelum Pemberian Jantung Pisang


68
69

PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN


INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :


Nama : ....................................................................
Alamat Rumah : ....................................................................
....................................................................
Umur : ....................................................................
Pekerjaan : ....................................................................
No HP : ....................................................................

Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta memahami


penelitian yang dilakukan dengan judul :

Pengaruh Pemberian Jantung Pisang Terhadap Produksi ASI pada ibu Nifas di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Teluk Dalam Tahun 2021

Yang dibuat oleh


Nama Peneliti : Opi Mildasari
Nim : 2001032037

Dengan ini saya menyatakan kesediaan untuk berperan serta menjadi subjek
penelitian dan bersedia memberikan data yang di perlukan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.
Yang membuat pernyataan
Responden

(.....................................................)
70

JADWAL PENELITIAN

WAKTU (2021)
NO KEGIATAN Mei Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal Skripsi                                        
2 Seminar Proposal Skripsi                                        
3 Revisi Proposal Skripsi                                        
Pengurusan Perizinan Peneli-
4                          
tian              
5 Persetujuan Penelitian                                        
6 Persiapan Penelitian                                        
7 Pelaksanaan Penelitian                                        
8 Pengolahan Data                                        
9 Laporan Skripsi                                        
10 Revisi Laporan Skripsi                                        
71

UJI WILCOXON

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kontrol 50.0000 16 9.48683 2.37171

Intervensi 140.9375 16 9.34857 2.33714

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Kontrol dan 16 .395 .130


Intervensi

Paired Samples Test

Paired Differences

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kontrol dan -90.93750 10.36320 2.59080


Intervensi

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the Dif-


ference

Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 Kontrol dan -96.45966 -85.41534 -35.100 15 .000


Intervensi
72

UJI NORMALITAS

Statistic Std. Error

Pretest Mean 55.5000 1.08012

95% Confidence Interval for Lower Bound 53.1978


Mean
Upper Bound 57.8022

5% Trimmed Mean 55.2778

Median 55.0000

Variance 18.667

Std. Deviation 4.32049

Minimum 50.00

Maximum 65.00

Range 15.00

Interquartile Range .00

Skewness 1.162 .564

Kurtosis 1.745 1.091

PostTest Mean 204.6875 15.07087

95% Confidence Interval for Lower Bound 172.5647


Mean
Upper Bound 236.8103

5% Trimmed Mean 208.5417

Median 235.0000

Variance 3634.096

Std. Deviation 60.28346

Minimum 90.00

Maximum 250.00

Range 160.00

Interquartile Range 90.00

Skewness -1.253 .564

Kurtosis -.137 1.091


73

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kelompok Kontrol 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%

Kelompok Intervensi 16 100.0% 0 .0% 16 100.0%

Case Processing Summary


Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Cases
Statistic df Valid Sig. StatisticMissing df Sig. Total
Kontrol .359 N 16 .000
Percent N .755 Percent16 N .001 Percent

Volume ASI 14 post partum


Intervensi .350 16 .000 .713 16 .000
16 100.0% 0 0.0% 16 100.0%
pada kelompok kontrol
a. Lilliefors Significance Correction

Descriptives

Statistic Std. Error

Volume ASI 14 post partum Mean 108.63 3.932


pada kelompok kontrol 95% Confidence Interval for Lower Bound 100.25
Mean Upper Bound 117.00

5% Trimmed Mean 107.92

Median 100.00

Variance 247.317

Std. Deviation 15.726

Minimum 90

Maximum 140

Range 50

Interquartile Range 28

Skewness .708 .564

Kurtosis -.795 1.091

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
74

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Volume ASI 14 post partum


.271 16 .003 .889 16 .055
pada kelompok kontrol

a. Lilliefors Significance Correction

Hasil Uji t

Volume ASI Hari ke 8 Post Partum dan 14 post partum pada kelompok con-
trol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Volume ASI Hari ke 8 Post


29.13 16 3.845 .961
Partum pada kelompok kontrol

Volume ASI 14 post partum


108.63 16 15.726 3.932
pada kelompok kontrol

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Volume ASI Hari ke 8 Post


Partum pada kelompok kontrol
16 .826 .000
& Volume ASI 14 post partum
pada kelompok kontrol

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence

Std. Er- Interval of the Dif-

Std. Devi- ror ference Sig.


Mean ation Mean Lower Upper t df (2-tailed)
75

Pair 1 Volume ASI


Hari ke 8 Post
Partum pada
kelompok kon-
trol - Volume -79.500 12.738 3.185 -86.288 -72.712 -24.964 15 .001
ASI 14 post
partum pada
kelompok kon-
trol

Volume ASI pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Volume ASI 8 hari Pemberian


Jantung Pisang Kelompok In- 123.00 16 16.281 4.070
tervensi

Volume ASI 14 post partum


108.63 16 15.726 3.932
pada kelompok kontrol

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Volume ASI 8 hari Pemberian


Jantung Pisang Kelompok In-
16 .203 .450
tervensi & Volume ASI 14 post
partum pada kelompok kontrol
76
77

Anda mungkin juga menyukai