Manajemen Pelayanan Kebidanan
Manajemen Pelayanan Kebidanan
Manajemen Pelayanan Kebidanan
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
TAHUN 2020/2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
Nama :
1. Astri Widya D NIM: 202006090011
2. Cahyaningtyas Setyati NIM: 202006090058
3. Endang Wahyuningsih NIM: 202006090057
4. Fitria Agustina NIM; 202006090056
5. Halimatus Sa’ Diyah NIM: 202006090019
6. Lolita Juniar Sihombing NIM: 202006090128
7. Maria Junita Sonia NIM: 202006090006
8. Tutik Sunarmiarti NIM: 202006090132
9. Yuni Rahayu Karyawati NIM: 202006090186
Kelas :B
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang
berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar, atau kesehatan rujukan
dan upaya kesehatan penunjang. Keberhasilan rumah sakit dalam
menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima
rumah sakit. Salah satu fungsi dari rumah sakit adalah menyelenggarakan
mutu pelayanan dan asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari
system pelayanan kesehatan dengan tujuan memelihara kesehatan
masyarakat secara optimal.
Managemen bangsal di Indonesia di masa depan belum mendapat
prioritas utama dalam mengembangkan proses kebidanan, pengembangan
dalam berbagai aspek kebidanan bersifat saling berhubungan. Saling
bergantung, saling mempengaruhi dan berkesinambungan. Oleh karena itu,
managemen bangsal kebidanan dapat di aplikasikan dalam tatanan
pelayanan kebidanan yang nyata, yaitu di rumah sakit dan komunikasi
masyarakat sehingga bidan perlu memahami konsep dan penerapannya.
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktek profesi bidan dalam system pelayanan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
kesehatan masyarakat dan keluarga. Pelayanan kebidanan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di arahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga bahagia dan sejahtera.
Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja untuk
memberikan suatu pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan, serta
memberikan pengobatan kepada pasien. Dalam menajemen pelayanan
tersebut memiliki beberapa tahap meliputi (Planning, Organizing, Actuating,
Controling).
3
Adapun beberapa konsep yang harus di kuasai adalah konsep tentang
perubahan, konsep managemen kebidanan, perencanaan yang berupa
strategi melalui pendekatan, pengumpulan data, analisa SWOT dan
menyusun langkah perencanaan.
Menurut WHO kematian ibu mengalami penurunan yang signifikan
menjadi 24 kematian per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, angka kematian
ibu mencapai angka 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Meskipun cukup
tinggi, tapi angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan data
survei yang didapat dari SDKI tahun 2012, sebesar 390 per 100ribu
kelahiran hidup. Kemudian, masih dari sumber yang sama, pemerintah
memiliki target global Millenium Development Goals (MDGs) ke-5
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100 ribu kelahiran
hidup pada 2015. Di sisi lain, penyebab tingginya angka kematian ibu yang
terjadi pada 2010-2013 masih tetap sama, yaitu perdarahan. Sementara
penyebab lainnya yang cukup besar merupakan penyakit yang diderita ibu
semasa kehamilan, seperti penyakit kanker, ginjal, jantung, tuberculosis atau
penyakit lainnya (WHO, 2017)
Penyebab dari tingginya AKI adalah 85 % yang meliputi perdarahan,
Eklamsi, Infeksi, Komplikasi Puerperalis, Partus lama, Trauma Abortus
sedangkan untuk Komplikasi lain 15%. Angka kematian ibu di Indonesia
masih sangat tinggi yaitu 305/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018
(Kes.Fatcs Maternity Mortality, 2018).
Komponen utama dalam management kebidanan adalah fokus pada
sumber daya manusia dan materi secara efektif. Tujuan dari managemen
bangsal untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
kebidanan, untuk kepuasan pasien melalui peningkatan kualitas pelayanan
kerja bidan.
Dalam melakukan asuhan kebidanan pada pasien item yang paling
penting untuk melihat masalah yang di alami pasien sehingga bidan dapat
menegakkan diagnose serta membuat perencanaan asuhan kebidanan
sehingga masalah yang dialami pasien bisa teratasi. Catatan perkembangan
4
pasien sangat penting untuk melakukan tindakan kebidanan dan mengetahui
sejauh mana masalah kebidanan dapat teratasi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan jumlah ibu bersalin
pada bulan Juli-November 2021 di dapatkan 161 pasien.
Berdasarkan data diatas, kami mahasiswa kebidanan klinik
Universitas Kadiri melalui praktek klinik ingin mengetahui tentang
management bangsal di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Pengelolaan management bangsal yang baik di harapkan dapat
meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan.dan dalam memenuhi kepuasan pasien.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktik klinik manajemen bangsal mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian managemen bangsal di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
2. Mengidentifikasi data tentang management bangsal di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
3. Menganalisis berdasarkan analisa SWOT
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi pasien
Pasien mendapatkan pelayanan yang sesuai standart dan telah ditetapkan
pelayanannya yang diberikan oleh tenaga kesehatan
1.3.2 Manfaat bagi bidan
1. Meningkatkan profesionalisme kebidanan
2. Terbinanya disiplin oleh tenaga kesehatan
3. Memudahkan pelaksanaan semua kegiatan pelayanan
1.3.3 Manfaat bagi rumah sakit
1. Membuat dan merencanakan sesuai standart pelayanan
5
2. Memberikan mutu pelayanan dan mutu asuhan kebidanan melalui
management kebidanan yang ada di ruang di Ruang Bersalin Rumah
Sakit Umum Kota Tarakan.
1.3.4 Manfaat bagi mahasiswa
1. Mahasiswa mendapat pengalaman tentang teori managemen secara
langsung yang ada di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
2. Mahasiswa dapat mengaplikasikan dan meningkatkan ketrampilan dalam
management bangsal yang ada di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
7
2. Standar adsministrasi dan pengelolaan
3. Standar sumber daya manusia (SDM: Staff dan Pimpinan)
4. Standar fasilitas dan peralatan
5. Standar kebijakan dan prosedur
6. Standar pengembangan staff
7. Standar evaluasi dan pengendalian mutu
2.2.1 Standar I : falsafah, visi misi dan tujuan
PERNYATAAN
Falsafah, visi, misi dan tujuan pelayanan kebidanan diruang bersalin siti
hajar memberikan arah yang hendak dicapai dengan cara atau metode yang
dipilih untuk menghasilkan pelayanan kebidanan yang profesional, cepat,
tepat, aman, nyaman dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
RASIONAL
Tersedianya panduan kebijakan pelayanan yang jelas, meliputi: falsafah,
visi, misi dan tujuan pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit
Umum Kota Tarakan.mendukung pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan. yang efektif dan efisien dan bermutu
KRITERIA STRUKTUR
1. Adanya falsafah, visi dan misi pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan yang ditetapkan tertulis oleh Kepala
Ruang
2. Adanya tujuan yang mengacu pada visi dan misi ditetapkan tertulis oleh
Kepala Ruang
KRITERIA PROSES
1. Menyusun dan menetapkan falsafah, visi, misi dan tujuan pelayanan
kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan. dengan
melibatkan semua pihak terkait
2. Melakukan sosialisasi internal tentag falsafah, visi, misi dan tujuan
pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan.
8
3. Menerapkan falsafah, visi, misi dan tujuan dalam memberikan
pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi penerapan falsafah, visi, misi dan
tujuan dalam memberikan pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan. seacara teratur dan berkala
KRITERIA HASIL
1. Adaya dokumen falsafah, visi, misi dan tujuan yang tertulis dan dapat
dilihat oleh semua pihak, khususnya di Ruang Bersalin Rumah Sakit
Umum Kota Tarakan.
2. Adanya budaya kerja yang mengacu pada falsafah, visi, misi dan tujuan
yang tertulis di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
2.2.2 Standar II : adsministrasi dan pengelolaan
PERNYATAAN
Manajemen pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan. harus mampu mengatur dan mengintergrasikan pelayanan
kebidanan dengan unit kerja terkait guna memenuhi kebutuhan pasien dalam
mewujudkan pelayanan kebidanan yang bermutu
RASIONAL
Pelaksanaan pelayanan kebidanan dapat terselenggara secara profesional,
efektif, efisien dan bermutu dengan melibatkan tim atau multidisiplin.
KRITERIA STRUKTUR
1. Adanya struktur organisasi dan tata hubungan kerja struktural dan
fungsional pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan.Adanya uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang
yang jelas dan tertulis bagi tiap pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
2. Adanya tenaga pelayanan kebidanan yang ditunjuk untuk menduduki
jabatan tertentu
3. Adanya dokumen kualifikasi/persyaratan jabatan bagi pimpinan
pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan.
9
4. Tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan dalam adsministrasi
pelayanan kebidanan secara tepat dan memadai tentang rekam medis
5. Tersedianya sumber daya manusia sesuai dengan struktur organisasi
secara struktural dan fungsional
6. Adanya perencanaan pelayanan kebidanan ddi Ruang Bersalin Rumah
Sakit Umum Kota Tarakan.
7. Tersedianya data dan informasi rumah sakit tentang beban kerja,
kapasitas tempat tidur, dan Bed Occupancy Rate (BOR)
8. Adanya pendokumentasian pelayanan kebidanan
9. Adanya sistem rujukan PONEK
KRITERIA PROSES
1. Menyusun struktur organisasi dan tata hubungan kerja struktural dan
fungsional pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan.
2. Menyusun uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas bagi tenaga
pelayanan kebidanan (Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dokter
Anestsi, Dokter Spesialis Anak, dan bidan serta tenaga lainnya)
3. Menyusun uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang tenaga dalam
jabatan tertentu(penilai/supervisor, kepala ruangan, klinical instruktur,
koordiator tim jaga)
4. Menyusun kualifikasi/persyaratan bagi pimpinan
5. Menyusun kualifikasi SDM di Ruang Kebidanan
6. Menyediakan sistem informasi pelayanan kebidanan
7. Menyusun perencanaan pelayanan kebidanan
8. Menyediakan format pendokumentasi pelayanan asuhan kebidanan
9. Sudah membentuk tim PONEK di RS
10. Menyusun sistem rujukan
10
KRITERIA HASIL
1. Adanya struktur organisasi dan tata hubungan kerja struktural dan
fungsional pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan.
2. Adanya uraian tugas, tanggung jawab dan wewenang tenaga pelayanan
kebidanan
3. Adanya uraian, tanggung jawab dan wewenang tenagag dalam jabatan
instruktural
4. Adanya dokumentasi kualifikasi atau pelayanan pimpinan
5. Adanya dokumentasi SDM di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan.
6. Tersedia informasi pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit
Umum Kota Tarakan.
a. Jumlah pasien dengan identitasnya
b. Rencana tindakan
c. Distribusi kasus yang ada
d. Jumlah persalinan (normal dan tindakan, kondisi bayi)
e. Jumlah tindakan
f. Jumlah kematian ibu dan bayi
g. Jumlah pasien rujukan
h. Jumlah pasien darurat
i. Ketenagaan dokter, bidan dan tenaga lain yang jaga
7. Terpampang mekanisme dan alur pelayanan (emergency/PONEK dan
biasa/normal)
8. Tersedianya format pendokumentasian, dan digunakan sebagai
pencatatan dan pelaporan pelayanan kebidanan)
9. Terbentuknya tim PONEK yang disahkan oleh direktur rumah sakit
10. Terbentuknya tim kerja ruang kebidanan emergency (PONEK)
11. Adanya rencana kerja tahunan berdasarkan kebutuhan dari bawah
(bottom up/ customer oriented)
11
2.2.3 Standar III : sumber daya manusia (SDM: Staff dan Pimpinan)
PERNYATAAN
Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.di pimpin oleh seorang
bidan untuk terlaksananya pelayanan kebidanan secara profesional, yang
menjamin tercapainya pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit
Umum Kota Tarakan. yang efektif dan efisien dengan pendayagunaan
tenaga pelayanan kebidanan sesuai kompetensi dan potensi pengembangan
untuk terlaksananya pelayanan kebidanan yang bermutu.
RASIONAL
Kesesuaian SDM yang mencakup jumlah, jenis dan kualifikasi yang sesuai
uraian tugas yang diperlukan merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan
pelayanan kebidanan yang efektif, efisien dan bermutu
KRITERIA STRUKTUR
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pola ketenagaan dan
pendayagunaan dalam pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah
Sakit Umum Kota Tarakan.
2. Adanya standar kualifikasi dan kompetensi SDM di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan. sesuai dengan kebutuhan pelayanan
di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
KRITERIA PROSES
12
3. Mengidentifikasi dan menyusun standar kualifikasi dan kompetensi
SDM sesuai dengan kebutuhan pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
KRITERIA HASIL
13
6. Adanya dokumen hasil program orientasi bagi tenaga bidan baru dan
mahasiswa
7. Adanya dokumen pembinaan
a. Undangan rapat internal (dalam pertemuan penting atau berkala)
b. Daftar hadir
c. Pertemuan RMP
d. Seminar, lokakarya dan workshop
e. Pertemuan DRK (Diskusi Refleksi dan Kasus)
f. Monitoring dan evaluasi pembinaan teknis
g. Hasil uji kompetensi
h. Daftar yang mendapatkan penghargaan dan sanksi
i. Daftar urutan (DUK tenaga pelayanan diruang kebidanan)
2.2.4 Standar IV : fasilitas dan peralatan
PERNYATAAN
14
KRITERIA PROSES
1. Mengidentifikasi kebutuhan fasilitas dan alat pelayanan kebidanan
sesuai dengan desain, jumlah jenis dan spesifikasi
2. Menyusun rencanan kebutuhan fasilitas dan alat sesuai desain, jumlah
dan spesifikasi
3. Melaksanakan pemeliharaan dan penyimpanan alat pelayanan kebidanan
sesuai prosedur tetap
4. Melaksanakan koordinasi antara unit pelayanandi Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan dengan unit kerja terkait dalam
perencanaan, pengandaan, pengelolaan serta pengahpusan fasilitas dan
alat
5. Mengoptimalkan fasilitas menurut fungsi dan masa pakai sesuai SOP
6. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunaan fasilitas dan alat
secara teratur dan berkala
KRITERIA HASIL
1. Adanya dokumen kebijakan dan mekanisme perencanaa, penggandaan,
pengelolaan (penyimpanan dan distribusi), pemeliharaan dan
penghapusan fasilitas dan alat pelayanan di ruang kebidanan
2. Adanya dokumen SOP dan standar pemeliharaan serta kalibrasi fasilitas
dan alat kesehatan
3. Adanya dokumen standar fasilitas dan alat kesehatan pabrikan
4. Tersedianya fasilitas dan alat pelayanan kebidanan sesuai dengan
standar
KRITERIA UMUM
1. Struktur fisik
a. Spesifikasi ruang tidak kurang 15-20 meter
b. Lantai harus porselen atau plastik
c. Dinding harus dicat dengan bahan yang bisa di cuci atau dilapisi
keramik
2. Kebersihan
a. Cat dan lantai harus berwarna terang sehingga kotoran dapat terlihat
dengan mudah
15
b. Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran dapat terlihat dengan
mudah
c. Ruang harus bersih dan bebas debu, kotoran, sampah atau limbah
rumah sakit
d. Hal tersebut berlaku pula untuk lantai, mebel, perlengkapan,
instrumen, pintu, jendela, dinding, stiker listrik dan langit-langit
3. Pencahayaan
a. Pencahayaan harus terang dan cahaya alami atau listrik
b. Semua jendela harus diberi kawat nyamuk agar serangga tidak
masuk
c. Listrik harus berfungsi baik, kabel dan stiker tidak membahayakan
dan semua lampu berfungsi baik
d. Tersedia peralatan gawat darurat
e. Harus ada cukup lampu untuk setiap ruang bersalin
4. Ventilasi
a. Ventilasi, termasuk jendela harus cukup jika dibandingkan dengan
ukuran ruang
b. Kipas angin atau pendingin ruang harus berfungsi baik
c. Suhu ruangan harus dijaga 24-26ºC
d. Pendingin ruang harus dilengkapi filter
5. Pencucian Tangan
a. Wastafel harus dilengkapi dengan dispenser sabun atau desinfektan
yang dikendalikan dengan siku atau kaki
b. Wastafel, keran dan dispenser harus dipasang pada ketinggian yang
sesuai (dari lantai dan dinding)
c. Tidak boleh ada saluran pembuangan air yang terbuka
d. Pasokan air panas harus cukup dan dilengkapi pemanas air
e. Harus ada handuk (kain bersih) atau tisu untuk mengeringkan
tangan, diletakkan di sebelah wastafel
KRITERIA UMUM RUANGAN
1. Area cuci tangan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
dengan lebih satu tempat tidur, jarak tempat tidur adalah 6 meter
16
dengan wastafel
2. Area resusitasi dan stabilisasi di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan
a. Paling kecil, ruangan berukuran 6 meter dan ada di dalam
perawatan khusus
b. Tujuan kamar ini ialah memberikan pelayanan darurat untuk
stabilisasi kondisi pasien, misalnya syok, henti jantung, hipotermi,
asfiksia dan apabila perlu menolong partus darurat serta resusitasi
c. Perlu dilengkapi dengan meja resusitasi bayi dan inkubator
1. Defibilator
2. Oksigen dan tabungnya atau berasal dari sumber dinding
(outlet)
3. Lemari isi perlengkapan persalinan (vakum, kuret obat atau
infus)
4. Alat resusitasi dewasa dan bayi
5. Wastafel dengan air mengalir dan antiseptik
6. Alat komunikasi dan alat telfon kekamar bersalin
7. Nurse station dan lemari rekam medik
8. USG mobile
AREA LAKTASI
Minimal ruangan berukuran 6 m²
6. Adanya dokumen meliputi frekuensi penggunaan fasilitas dana alat
dengan kondisi tertentu
7. Adanya daftar inventaris fasilitas alat secara teratur dan berkala
8. Adanya dokumen pemeliharaan dan perbaikan fasilitas peralatan
9. Adanya dokumen kalibrasi alat
10. Adanya fasilitas dan peralatan dalam kondisi baik, yang siap pakai dan
aman
11. Adanya tenaga terlatih untuk pemeliharaan alat
12. Adanya tempat penyimpanan dan obat
17
2.2.5 Standar V : Kebijakan dan Prosedur
PERNYATAAN
Sumber pedoman yang memuat tentang peraturan, petunjuk dan langkah-
langkah bagi tenaga pelayanan kebidanan yang meliputi kebijakan dan
prosedur tentang pelayanan kebidanan, pengelolaan lingkungan pelayanan
kebidanan serta hubungan antar tenaga kesehatan dan unit terkait
RASIONAL
Kebijakan dan prosedur yang dibuat menjadi acuan dalam memberikan
pelayanan kebidanan yang bermutu
KRITERIA STRUKTUR
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang :
a. Falsafah, visi, misi dan tujuan pelayanan di Ruang Bersalin Rumah
Sakit Umum Kota Tarakan
b. Struktur organisasi dan tata hubungan kerja struktural dan fungsional
pelayanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
c. Uraian tugas, tanggung jawab dari wewenang tenaga pelayanan
kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
d. Pola ketenagaan dan pendayagunaan dalam pelayanan kebidanan di
Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
e. Pola ketenagaan dan pendayagunaan dalam pelayanan kebidanan di
ruang neonatus
f. Mekanisme perencanaan, pengadaan, pengelolaan (penyimpanan dan
distribusi), pemeliharaan serta penghapusan fasilitas dan alat
pelayanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
g. Standar operasional prosedur (SOP) dan standar pemeliharaan
fasilitas dan alat pelayanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan
h. Sistem pengembangan staf tenaga pelayanan kebidanan di Ruang
Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
i. Program evaluasi dan pengendalian mutu
2. Adanya kebijakan dan prosedur tentang pelayanan di Ruang Bersalin
yang meliput :
18
a. PONEK BERSALIN
1) Prosedur tetap dan petunjuk teknis tindakan di ruang bersalin
a) Asuhan bersalin normal (fisiologis)
b) Asuhan bersalin patologi
c) Asuhan pasien post operasi
d) Pemberian transfusi darah diruang bersalin
2) Prosedur tetap tindakan umum di ruang bersalin
a) Pencegahan infeksi di ruang bersalin
b) Pemeriksaan hemoglobin
c) Mengukur tanda tanda vital, DJJ
d) Mengukur cairan yang masuk dan keluar
e) Mengukur cairan infus
f) Memberikan transfusi darah
g) Memberikan oksigen
h) Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur dan pasien
diatasnya
b. PONEK NIFAS
1) Prosedur tetap dan petunjuk teknis tindakan diruang nifas
a) Asuhan nifas normal (fisiologis)
b) Asuhan nifas patologis
c) Asuhan pasien post operasi
d) Asuhan manajemen laktasi
e) Pemberian transfusi darah di ruang nifas
3. Adanya kebijakan dan prosedural tentang pengelolaan lingkungan
pelayanan kebidanan yang meliputi :
a. Program pengendalian infeksi dirumah sakit
b. Tata letak dan tata ruang pelayanan kebidanan
c. Pemeliharaan, kebersihan, keamanan, ketertiban di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
4. Adanya kebijakan dan prosedur tentang hubungan antara unit pelayanan
kebidanan dengan unit terkait yang meliputi :
a. Sistem pencatatan dan pelaporan yang berkesinambungan
19
b. Pelayanan masuk rawat inap ruang pelayanan kebidanan
c. Pelayanan 24 jam di ruang operasi diruang kebidanan
d. Pengelolaan obat atau alat emergency di Ruang Bersalin Rumah
Sakit Umum Kota Tarakan
e. Penyimpanan obat-obat daftar G
f. Permintaan dan pengambilan darah dibank darah
g. Penggunaan kendaran ambulance dan kendaraan jenazah
h. Pelayanan rujukan
i. Pelayanan bpjs
KRITERIA PROSES
1. Menyusun kebijakan dan prosedural tentang pelayanan kebidanan,
pengelolaan lingkungan pelayanan kebidanan, hubungan anata unit
pelayanan kebidanan dengan unit terkait sesuai standar operasional
2. Mensosialisasikan kebijakan dan prosedural yang telah disusun
3. Menerapkan kebijakan dan prosedural yang telah disusun
4. Monitoring dan evaluasi kebijakan dan prosedur yang telah disusun
KRITERIA HASIL
1. Adanya dokumen kebijakan dan prosedural tentang pelayanan
kebidanan, pengelolaan lingkungan pelayanan kebidanan dengan unit
terkait standar nasional yang ditetapkan tertulis oleh direktur rumah
sakit
2. Adanya dokumen pelaksanaan kebijakan dan prosedural pelayanan,
pengelolaan lingkungan pelayanan kebidanan dan hubungan antara unit
pelayanan kebidanan dan unit terkait yang berstandar
3. Adanya dokumen hasil monitoring dan evaluasi penggunaan standar
pelayanan kebidanan, pengelolaan lingkungan pelayanan kebidanan dan
hubungan antara unit pelayanan kebidanan dan hubungan antara unit
pelayanan kebidanan yang terkait
20
2.2.6 Standar VI : Pengembangan Staff
PERNYATAN
Staf merupakan bagian integral dari pengembangan SDM rumah sakit dalam
rangka peningkatan kinerja dan mutu pelayanan kebidanan di Ruang
Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
RASIONAL :
Kejelasan sistem pengembangan staf melalui program pendidikan dan
pelatihan diperlukan untuk peningkatan motivasi kerja dan profesionalitas
tenaga kebidanan sehingga dapat dicapai produksitivitas yang optimal.
KRITERIA STRUKTUR :
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang sistem pengembangan staf tenaga
pelayanan kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan
2. Adanya kebijakan rumah sakit tentang pola jenjang karir tenaga di
Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
3. Adanya program pengembangan tenaga pelayanan di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan(pendidikan formal dan informal).
4. Adanya mekanisme program pengembangan staf tenaga pelayanan di
Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
KRITERIA PROSES :
1. Menganalisis hasil penilaian kinerja tenaga pelayanan di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Kota Tarakan Sebagai bahan penentu
pengembangan staf.
2. Menetapkan jenjang karir sesuai dengan hasil analisis kinerja tenaga
pelayanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
3. Memberi kesempatan kepada semua tenaga pelayanan kebidanan untuk
mengikuti program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.
4. Melaksanakan pembinaan tenaga pelayanan kebidanan berdasarkan hasil
evaluasi kinerja.
5. Memberikan umpan balik hasil evaluasi kinerja.
21
6. Melaksanakan tindak lanjut hasil pembinaan (pemberian penghargaan,
sanksi, pelatihan atau update pengetahuan dan keterampilan).
KRITERIA HASIL :
1. Adanya dokumen hasil analisis penilaian kinerja tenaga pelayanan
diruang bersalin siti hajar. Sebagai bahan penentuan pengembangan staf.
2. Adanya dokumen penetapan jenjang karir sesuai dengan hasil analisis
kinerja tenaga pelayanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan
3. Adanya dokumen pelaksanaan pengembangan staf tenaga pelayanan di
Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan formal maupun
informal.
4. Adanya dokumen evaluasi peningkatan kemampuan dan keterampilan
tenaga di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan.
5. Adanya dokumen upaya tindak lanjut hasil pelaksanaan pembinaan dan
penilaian kinerja SDM dengan pemberian penghargaan atau sanksi.
6. Adanya dokumen tahunan mengenai jumlah bidan yang mengikuti
pelatihan/pendidikan sesuai kompetensi profesi bidan.
2.2.7 StandarVII :Evaluasi dan Pengendalian Mutu
PERNYATAAN :
1. Dilakukan secara objektif sebagai upaya perbaikan untuk mencapai
tujuan dan menjamin kepuasan pelanggan terhadap pelayanan di Ruang
Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
2. Upaya pemantauan dan pengendalian mutu secara teratur, berkala dan
berkesinambungan diperlukan untuk menilai mutu pelayanan di Ruang
Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
RASIONAL :
Evaluasi mendorong terjadinya perubahan perkembangan sistem sehingga
dapat terlaksana pengendalian mutu pelayanan di Ruang Bersalin Rumah
Sakit Umum Kota Tarakan
KRITERIA STRUKTUR :
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang evaluasi dan pengendalian mutu.
2. Adanya program pengendalian mutu pelayanan kebidanan.
22
3. Adanya standar pelayanan kebidanan.
4. Adanya indikator mutu pelayanan kebidanan rumah sakit yang meliputi
perpanjangan hari rawat.
5. Adanya mekanisme evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan
kebidanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan
6. Adanya alat evaluasi pencapaian tujuan pelayanan kebidanan (angket
pasien dan evaluasi prosedur/SOP).
KRITERIA PROSES
1. Membentuk tim pengendalian mutu.
2. Menyusun program evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan di ruang
kebidanan.
3. Menyusun alat pengendalian mutu pelayanan sesuai dengan pedoman.
4. Melaksanakan evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan di Ruang
Bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan, antara lain audit pelayanan
kebidanan, evaluasi prosedur pelayanan kebidanan, survey kepuasan
pasien keluarga dan petugas, serta diskusi refleksi kasus (DRK).
5. Menganalisa dan menginterpretasikan data hasil evaluasi dan
pengendalian mutu.
6. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut hasil evaluasi pencapain
tujuan pelayanan kebidanan.
7. Melaksanakan pencatatan dan laporan hasil evaluasi dan pengendalian
mutu secara teratur dan berkala.
8. Melaksanakan koordinasi dengan lintas sektor dengan lintas program
dalam evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan diruang kebidanan.
KRITERIA HASIL :
1. Adanya dokumen kebijakan rumah sakit tentang evaluasi dan
pengendalian mutu pelayanan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Kota Tarakan
2. Adanya tim evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan
disahkan oleh Direktur Rumah Sakit.
3. Adanya dokumen pelaksanaan evaluasi dan pengendalian mutu
pelayanan kebidanan.
23
4. Adanya dokumen hasil evaluasi terhadap tingkat kepuasan pasien,
keluarga dan petugas.
5. Adanya dokumen hasil penerapan standar yang mengacu pada standar
pelayanan kebidanan yang ada.
6. Adanya dokumen umpan balik terhadap hasil evaluasi.
7. Adanya dokumen upaya tindak lanjut perbaikan ruang pelayanan
kebidanan.
8. Adanya dokumen angka kejadian komplikasi sebagai akibat pemberian
asuhan dan pelayanan kebidanan.
9. Adanya dokumen kegiatan tahunan tentang pencapaian tujuan pelayanan
diruang kebidanan.
24
BAB 3
RENCANA STRATEGI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM
KOTA TARAKAN
25
3. Misi
a. Menjadi pusat pelayanan di ruang bersalin yang dapat mengatasi
kegawat daruratan dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
b. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan sumber
daya manusia di ruang bersalin serta mengupayakan peningkatan
kesejahteraan karyawan.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana di ruang
bersalin.
4. Motto
Keselamatan Ibu dan bayi adalah prioritas kami
5. Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan yang profesional sehingga tercipta
masyarakat yang sehat lahir batin sebagai sumber daya manusia yang
produktif.
27
d. Kualifikasi Pelaksana
1) Pendidikan DIII Kebidanan
2) Pengalaman 1 tahun
3) Pernah mengikuti pelatihan resusitasi, PI, APN, CTU
3. Informasi Pelayanan Kebidanan
4. Jumlah pasien dengan identitasnya RB RSU KOTA TARAKAN
5. menyediakan informasi tentang jumlah dan identitas pasien yang
dirawat diruang bersalin RSU KOTA TARAKAN
a. Rencana tindakan
b. Diskusi kasus yang ada
c. Jumlah pasien bersalin (normal dan tindakan)
d. Jumlah tindakan
e. Jumlah kematian ibu dan bayi
f. Jumlah pasien rujukan
g. Jumlah pasien darurat
h. Ketenagaan dokter, bidan dan tenaga lain yang jaga.
6. Terpampang mekanisme dan alur pelayanan (emergency/PONEK)
7. Tersedianya format pendokumentasian, dan digunakan sebagai format
pencatatan dan pelaporan pelayanan kebidanan
8. Pencatatan dan pelaporan yang ada di ruang bersalin RSU KOTA
TARAKAN
adalah:
a. Pencatatan dan pelaporan umum
b. Pencatatan dan pelaporan khusus
c. Formulir permintaan darah ke PMI
d. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
e. Persetujuan tindakan/informed consent
f. Ringkasan riwayat pulang obstrektik dan ginekologi
g. Catatan khusus penyebab kematian ibu
9. Terbentuknya tim PONEK yang di sahkan oleh direktur RS meliputi
dr.obgyn dan dokter anak yang siap 24 jam, dan diadakannya rapat
PONEK tiap bulan.
28
10. Terbentuknya tim kerja ruang kebidanan emergency (PONEK)
11. Adanya rencana kerja tahunan berdasarkan kebutuhan dari bawah
(buttom up/customer oriented)
3.3 Standar III (Sumber Daya Manusia (SDM) : Staff dan Pimpinan)
1. Terdapat dokumen kebijakan tentang pola ketenagaan dan
pendayagunaan dalam pelayanan kebidanan.
12. Terdapat dokumen perencanaan ketenagaan di Ruang Bersalin RSU
KOTA TARAKAN
2. Terdapat dokumen penempatan tenaga yang sesuai dengan standart
kualitifikasi dan kompetensi.
Sumber Daya Manusia Jumlah
Bidan Kepala Ruangan 1
Bidan Pelaksana 6
Ketua Tim 5
Admin 1
CS 4
3. Terdapat dokumen mekanisme recruitmen dan tenaga seleksi kebidanan
Terdapat dokumen tanda registrasi bagi tenaga pelayanan kesehatan
((memiliki STR& sertifikat ATCLS bagi dokter dan STR& sertifikat
APN bagi bidan)
4. Terdapat dokumen hasi program orientasi bagi tenaga bidan baru dan
mahasiswa.
b. Daftar hadir
29
f. Memonitoring dan pembinaan teknis
1. Metode Douglas
Σ rata-rata pasien post partum normal = 2 orang
Σ rata-rata pasien uterus kontraktil = 3 orang
Σ rata-rata pasien curet = 1 orang
Σ rata-rata Abortus = 5 orang
Klasifikasi perwatan pasien = - partial = 3 + 1 =4
-Minimal = 2
- Total = 5
SHIFT KLASIFIKASI JUMLAH
MINIMAL PARSIAL TOTAL
PAGI 0,17 x 2 = 0,34 0,27 x 4 = 1,08 0,36 x 5 = 1,8 3,22
SORE 0,14 x 2 = 0,28 0,15 x 4 = 0,60 0,30 x 5 = 1,5 2,38
MALAM 0,07 x 2 = 0,14 0,10 x 4 = 0,40 0,20 x 5 = 1,0 1,54
30
ΣTPP Sore = 2,38 = 3 orang
ΣTPP Malam = 1,54 = 2 orang
ΣTPP = 3,22+ 2,38+ 1,54 = 9 orang
Jumlah keseluruhan ketenagaan di ruang bersalin total 10, akan tetapi ada 1 tidak
dimasukan sift dikarenakan LIBUR
31
Lemari Kayu 1
komputer 1
Kursi 1
Mouse 1
Print 1
2) Ruang Petugas
Nama Barang Jumalah
Meja tulis 1
Kipas duduk 1
Kursi 4
Kabinet 1
Jam dinding 1
Remot TV 1
TV 1
Kursi ruang tunggu 2
Komputer 1
Telpon 1
3) Ruang VK I,II.III
Nama Barang Jumlah
Kabinet 1
Almari steinlis 3
Tempat tidur partus 3
Kursi pasien 3
Meja pasien 3
Injakan pasien 3
Jam dinding 4
Standart infus 6
Wastafel cuci tangan 1
Tempat tisu 3
Sampiran 3
Ac 3
Troly untuk infus 2
Skoret 3
Pispot 3
Tempat sampah infeksius 3
Tempat sampah non infeksius 3
Oxygen central 3
Regulator 3
Tabung oxygen 3
4) Ruang Observasi
Nama Barang Jumlah
Tempat tidur 2
Standar Infus 2
Ac 1
32
Lemari Stenslis 1
Pispot 1
Kursi pasien 2
Meja pasien 2
Jam dinding 1
Tabun O2 2
Tempat sampat medis 1
Tempat sampah non medis 1
Sampiran 2
Wastafel 1
Tempat tisu 1
Oxygen sentral 2
Regulator 2
Tabung Oxygen 1
5) Ruang Isolasi
6) Ruang Ginek
Nama barang Jumlah
Tempat tidur gynek 2
Meja Kabinet 1
Lemari pasien 1
Lampu sorot 1
Kursi hitam 1
Tiang infus 1
Tempat tisu 1
Wastafel cuci tangan 1
Tempat sampah medis 1
Tempat sampah non medis 1
safetybox 1
Injakan 1
Kursi beroda 1
Ac 1
33
7) Ruang Rapat
Nama barang Jumlah
Lemari dokumen 1
Meja bundar rapat 1
AC 1
Remot AC 1
Tempat sepatu 1
Papan tulis 1
Dispenser 1
Galon 1
9) Ruang Alkes
Nama barang Jumlah
Termometer ruangan 1
Lemari alat 1
Lemari obat bhp 1
Kulkas obat 1
34
Ac 1
Alat CTG 3
Usg portable 1
Tensi meter 1
Dopler kecil 1
Dopler besar 1
Box partuset 3
Timbangan dewasa 1
Box infus 2
Box kuret set 1
AC 1
Meja troley 1
Meja coklat 1
Meja pasien USG 1
Meja Pasien CTG 1
Troly Emergency 1
Thermometer Freezer 1
Partuset 4
Nierbeken 4
Alkon IUD 6
IUD set 1
Kuret Set 1
35
12) Peralatan di ruang VK untuk Pre Eklamsi
Nama Alat Jumlah
Abocat no 18 1
Ampisilin (amoxsan)inj 1
Aquabidest 1
Bloodset 1
Calcii Gluconas inj 1
Dexametason inj 1
FC 16 1
Furosemid inj 1
Invitec tab 4
MgSO 20% 1
MgSO 40% 1
Nifedipin 10mg Tab 1
NRBM 1
Oxytocin inj 1
RL infus 1
Spuit 10 cc 1
Spuit 3 cc 1
Spuit 5 cc 1
Urinbag 1
36
ASI (tempat konseling ASI), home visite dilakukan pada pasien SC
setelah 1 minggu pasien pulang dan rawat gabung (rooming in).
2. Adanya dokumen pelaksanaan kebijakan dan prosedur pelayanan
kebidanan, peneglolaan lingkungan pelayanan Kebidanan dan hubungan
antara unit pelayanan kebidanan dengan unit terkait yang terstandar
37
5. Terdapat dokumen hasil evaluasi penerapan standar yang mengacu pada
standar pelayanan kebidanan yang ada.
6. Terdapat dokumen umpan balik terhadap hasil evaluasi.
7. Terdapat dokumen upaya tindak lanjut perbaikan pelayanan Ruang
Bersalin RSU KOTA TARAKAN,.
8. Terdapat dokumen angka kejadian komplikasi sebagai akibat pemberian
asuhan dan pelayanan kebidanan.
9. Terdapat dokumen kegiatan tahunan tentang pencapaian tujuan
pelayanan di Ruang Bersalin RSU KOTA TARAKAN,.
38
ANALISIS SWOT
Standar (ukuran
pencapaian Availibility Bobot Rating Nilai
Faktor Strategi mutu/kinerja yang (sesuai keadaan di (1,00) (1-5) BxR
diharapkan bisa ruangan)
dicapai)
S (kekuatan)
1. SDM sudah Sesuai perhitungan Jumlah tenaga kerja 0.15 4 0,6
memenuhi kuantitas ketenagakerjaan diruang di ruangan RSU
yang dibutuhkan VK yaitu 10 orang KOTA
TARAKAN yaitu
12 orang
2. system pencegahan Adanya kebijakan dan Sosialisasi 0.15 5 0,75
infeksi sudah prosedur mengenai pencegahan infeksi
memenuhi kualifikasi pengelolaan lingkungan dengan mencuci
dan pencegahan infeksi tangan 6 langkah
dengan 5 momen cuci
tangan
3. kebijakan dan - persalinan sesuai Ada kebijakan dan 0.125 4 0,5
prosedur standar APN prosedur tentang
- penerapan ASI Ekslusif pelayanan di ruang
di ruangan kebidanan - kebidanan, yang
rawat gabung (Romming meliputi pertolongan
in) persalinan sesuai
- pojok ASI (tempat standart APN Inisiasi
konseling ASI) Menyusu Dini (IMD)
pada persalinan
spontal maternal dan
neonatal normal,
rawat gabung
(Romming in), serta
terdapat pojok laktasi
4. pengembangan staf Membuat pelatihan pada Mendata petugas 0.15 5 0,75
manajemen bagi petugas yang belum
mempunyai sertifikat
kualifikasi dan
membuat
perencanaan ususlan
pelatihan sesuai
kebutuhan
39
1. Jumlah pasien kebidanan seperti:
dengan identitasnya keterangan dokter,
2. Rencana tindakan bidan dan tenaga lain
3. Distribusi kasus yang jaga.
yang ada
4. Jumlah persalinan
(normal, dan tindakan,
kondisi bayi)
5. Jumlah tindakan
6. Jumlah kematian ibu
dan bayi
7. Jumlah pasien
rujukan
8. Jumlah pasien
darurat
9. Keterangan dokter,
bidan, dan tenaga lain
yang jaga
40
Ancaman (T) 1
O–T : 1.12
W S
Kuadran 2 : Srategi
Kuadran 4 : strategi
diversifikasi
defensi
Hasil analisa SWOT berada pada kuadran 1 yang berarti bahwa tak
dapat banyak kekuatan dan peluang dibandingkan dengan ancaman dan
kelemahan, dari analisis SWOT didapatkan strategi pertumbuhan yang
agresif maka diharapkan RS dapat menebus pasar atau pelanggan baru
dengan berbagai produk-produk baru dan meningkatkan yang sudah
ada.posisi bangsal ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan,
41
institusi ini memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat bermanfaat
peluang yang ada, strateginya adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif.
42
BAB 4
PEMBAHASAN
43
a. Berdekatan dengan RS swasta dalam kota
b. RS lain melayani pasien dengan asuransi kesehatan
c. Lokasi RS jauh dengan jalan raya
44
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Rumah sakit merupakan system pelayanan yang komlpeks, terdiri dari
beberapa profesi, memberi pelayanan, sehingga diperlukan peran, fungsi,
dan tugas yang jelas untuk masing-masing profesi, umum diperlukan
kerjasama yang kohesif antar profesi pemberi pelayanan.
Pelayanan kebidanan di rumah sakit diberikan oleh dokter spesialis
kebidanan dan kandungan, dokter spesialis anak, dokter umum, bidan dan
tenaga lainnya di kamar bersalin.Untuk memperoleh keberhasilan pelayanan
kebidanan tergantung pada kesiapan ruangan, alat dan SDM.Selain itu,
untuk memperoleh pelayanan rujukan kebidanan di Rumah Sakit sangat di
tentukan oleh keberadaan dan kesiapan tenaga pelayanan kebidanan di
kamar bersalin yang pro aktif dan kompeten dalam penanganan pertama
sebelum kedatangan Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan.
Kegiatan utama dalam manajemen kebidanan adalah fokuspada
sumberdaya manusia dan materi secara efektif.Selain itu manajemen
bangsal untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
kebidanan baik dari sisi internal maupun eksternal untuk meningkatkan
kepuasan pasien melalui produktifitas dan kualitas kerja tenaga kesehatan di
ruangan tersebut.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan di ruang
bersalin Rumah Sakit Umum Kota Tarakan, Rumah Sakit Umum Kota
Tarakan
menggunakan strategi yang terencana di BAB 3. Dengan adanya strategi
tersebut diharapkan mutu pelayanan akan meningkatkan kepuasan pasien.
45
5.2 Saran
1. Bagi Penulisan
Lebih bisa memahami dan mengembangkan pengetahuan mengenai
masalah manajemen bangsal yang ada di ruangan Bersalin Rumah
Sakit Umum Kota Tarakan
2. Bagi lahan
Untuk meningkatkan kualitas proses kegiatan dan pelaksanaan sesuai
manajemen yang telah di tetapkan
3. Bagi institusi
Sebagai masukan dan pembelajaran bagi program manajemen serta
menambah referensi dan dapat dimuat dalam perputakaan terutama
dapat di jadikan referensi tentang manajemen bangsal.
46
DAFTAR PUSTAKA
Stillbirths: Ending Preventable Deaths by 2030 Vol. 15. pp. 1-14. Mardiah1.
Hardiana, H. (2018).
47