Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Zakat & Harta Umum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ZAKAT DAN HARTA MILIK UMUM

Dosen Pengampuh: Fatimah S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1:

Sofyan

Muhammad Syairul

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT PARAHIKMA INDONESIA

2022
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan.


atas karunia-nya berupa nikmat kesehatan dan kesempatan ini akhirnya penyusun bisa
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada baginda Rasulullah SAW yang syafaatnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah ini berjudul “Zakat dan Harta Milik Umum” bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Islamic Publik Finansial dan menambah wawasan terkait
tentang zakat dan harta milik umum serta jenis-jenisnya..

Dengan kerendahan hati, penyusun memohon maaf apabila ada ketidak sesuaian kalimat
dan kesalahan. Meskipun demikian, penyusun terbuka pada kritik dan saran dari pembaca
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

Gowa, 27 Oktober 2022

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Zakat..........................................................................................................................................3

1. Pengertian Zakat....................................................................................................................3

2. Hukum Menunaikan Zakat....................................................................................................3

3. Jenis-Jenis Zakat....................................................................................................................3

4. Keutamaan Menunaikan Zakat..............................................................................................4

5. Syarat Zakat Mal dan Zakat Fitrah:........................................................................................4

6. Hukuman bagi Orang yang Tidak Mau Berzakat...................................................................5

B. Harta Milik Umum Dan Jenis-Jenisnya.....................................................................................5

1. Segala sesuatu yang menjadi bagian dari kemaslahatan umum masyarakat...........................5

2. Barang tambang yang depositnya sangat besar......................................................................6

3. Benda-benda yang tabiatnya menghalangi monopoli seseorang atas penguasaannya............7

BAB III PENUTUP...............................................................................................................................9

A. Simpulan....................................................................................................................................9

B. Saran..........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum kita membahas zakat yang merupakan salah satu rukun Islam yang perintah
Allah SWT. dimana 14 abad yang lalu, merupakan, solusi umat Islam dalam menjawab
tantang ekonomi baik pada waktu itu maupun yang akan datang. Dimana perkembangan
paham ekonomi yang seperti libalisime, kapitalisme, dan sosialisime adalah paham yang
tidak berpihak pada kaum dhuafa melainkan sekelompok atau golongannya saja yang
dapat menikmati.

Zakat yang ditawarkan oleh agama Islam sebagai jawaban untuk mengentasi
kemiskinan dan kebodohan adalah suatu solusi yang luar bisa yang dianugerahkan oleh
umat Islam oleh Allah SWT. dan Nabi Muhammad Saw. tentu hal ini tidak serta merta
dapat diterima oleh umat tentang bagaimana zakat dapat menjadi solusi. Hal ini tidak
terlepas peran pemerintah, ulama, kyai dan para mubaligh serta pengiat zakat.

Memang dewasa ini harus gencar masyarakat muslim untuk diberikan edukasi tentang
zakat, karena bukan hanya untuk diketahui oleh mereka tetapi lebih jauh harus diberikan
pemahaman baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media elektronik
seperti medsos maupun media cetak dan biner atau selebaran yang sifatnya secara
kontieyu (terus menerus) tentang fungsi atau manfaat zakat dalam kehidupan sosial dalam
mengentas kemiskinan dan kebodohan.

Zakat yang merupakan kewajiban umat islam adalah suatu yang mutlak untuk
dikembangkan dan merupakan salah satu yang mampu menjawab tantangan zaman dan
tidak lapuk dengan globalisasi dan perkembangan IT yang begitu cepat, bahkan dengan
kemajuan teknologi saat ini justru zakat dapat diketahui oleh khalayak ramai dan dengan
teknologi umat Islam dapat menyalurkan zakatnya melalui aplikasi yang telah
dikembangkan melalui HP android.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud zakat?
2. Apakah hukum mengeluarkan zakat?
3. Apa saja harta milik umum?

1
2

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud zakat
2. Untuk mengetahui hukum zakat
3. Untuk mengetahui apa saja harta milik umum
BAB II
PEMBAHASAN

A. Zakat
1. Pengertian Zakat

Kata zakat berasal dari bahasa Arab ‫ زكاة‬atau zakah yang berarti bersih, suci, subur,
berkat, dan berkembang. Menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta yang wajib
dikeluarkan oleh umat Muslim dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya
sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan. Pengertian zakat tertulis dalam QS Al-
Baqarah 2:43

َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬


َ‫صالَةَ َو َءاتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬

Artinya: “dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang
ruku’”

Ayat di atas menjelaskan bahwa mereka yang beragama Islam lalu mengerjakan salat
secara benar dan menunaikan zakat, mereka termasuk dalam orang-orang yang ruku’,
yakni tergolong sebagai umat Nabi Muhammad SAW.

2. Hukum Menunaikan Zakat

Zakat merupakan bentuk ibadah seperti salat, puasa, dan lainnya yang telah diatur
berdasarkan Al Quran dan sunnah. Ibadah ini termasuk dalam rukun Islam yang keempat
dan menjadi salah satu unsur penting dalam syariat Islam. Karena itu, hukum
membayarkan zakat adalah wajib bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat
zakat. Selain ibadah wajib, zakat juga merupakan kegiatan amal sosial kemasyarakatan
dan kemanusian yang dapat perkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

3. Jenis-Jenis Zakat

a. Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada
bulan suci Ramadhan. Besar zakat ini setara dengan 2,5 kg atau 3,5 liter beras atau
makanan pokok per jiwa. Namun, beras atau makanan pokok tersebut dapat diganti
dengan uang senilai 2,5 kg atau 3,5 liter beras dan diberikan kepada lembaga-lembaga
penyalur zakat. Selain untuk dirinya sendiri, seseorang juga wajib membayarkan zakat

3
4

fitrah untuk semua orang yang berada dalam tanggungannya termasuk anakanak maupun
orang tua.
b. Zakat Maal

Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Zakat maal dapat
dihitung dengan rumus: 2,5% X jumlah harta yang tersimpan selama 1 tahun. Masing-
masing jenis harta memiliki perhitungan sendiri-sendiri. Untuk hewan ternak seperti sapi,
kuda, dan kerbau memiliki nisab 30 ekor. Artinya, semua orang yang memiliki tiga jenis
(atau salah satu) dari hewan tersebut sebanyak 30 ekor atau lebih, wajib membayarkan
zakat. Sementara untuk kambing dan domba memiliki nisab 40 ekor dan unta 5 ekor.
Untuk harta emas, jika sudah mencapai 20 dinar (setara 85 gram) dan 200 dirham perak
(setara 672 gram perak), dalam setahun dikenakan wajib zakat sebanyak 2,5% dari total
harta yang dimiliki.

4. Keutamaan Menunaikan Zakat

Berikut adalah manfaat ketika seseorang menjalankan kewajiban zakat:


a. Mereka yang membayarkan zakat senantiasa merasakan kebahagiaan di dunia dan
juga di akhirat kelak.
b. Seseorang yang menunaikan zakat dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan
bisa meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT.
c. Mendapatkan pahala yang besar, seperti yang tersirat di dalam QS Al-Baqarah: 276
yang menerangkan “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah
d. Allah akan menghapus segala dosa yang dimiliki oleh seseorang yang membayarkan
zakat.
e. Seseorang yang menunaikan zakat senantiasa diiberikan petunjuk dan hidayah dalam
segala urusan.
f. Harta yang dimiliki menjadi barakah, serta berkembang semakin baik dan banyak.

5. Syarat Zakat Mal dan Zakat Fitrah:

a. Harta yang dikenai zakat harus memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan syariat
Islam.
b. Syarat harta yang dikenakan zakat mal sebagai berikut:
1) milik penuh
5

2) halal
3) cukup nisab
4) haul
c. Hanya saja, syarat haul tidak berlaku untuk zakat pertanian, perkebunan dan
kehutanan, perikanan, pendapatan dan jasa, serta zakat rikaz. Sedangkan untuk syarat
zakat fitrah sebagai berikut:
1) beragama Islam
2) hidup pada saat bulan ramadhan
3) memiliki kelebihan kebutuhan pokok untuk malam dan fitri.hari raya idul

6. Hukuman bagi Orang yang Tidak Mau Berzakat

Namun disisi lain, adalah bagian dari dosa besar apabila seseorang meninggalkan
kewajiban zakat yang harus ia keluarkan, apapun itu jenis zakatnya. Keterangan tersebut
dijelaskan langsung oleh Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an, firman-Nya:

}34{ ‫ب َألِ ٍيم‬ ِ ِ‫ضةَ َوالَيُنفِقُونَهَا فِي َسب‬


ٍ ‫يل هللاِ فَبَ ِّشرْ هُم بِ َع َذا‬ َّ ِ‫َب َو ْالف‬
َ ‫َوالَّ ِذينَ يَ ْكنِ ُزونَ ال َّذه‬
‫َار َجهَنَّ َم فَتُ ْك َوى بِهَا ِجبَاهُهُ ْم َو ُجنُوبُهُ ْم َوظُهُو ُرهُ ْم هَ َذا َما َكن َْزتُ ْم‬
ِ ‫يَوْ َم يُحْ َمى َعلَ ْيهَا فِي ن‬
}35{ َ‫َألنفُ ِس ُك ْم فَ ُذوقُوا َما ُكنتُ ْم تَ ْكنِ ُزون‬
“Dan orang-orang yang menyimpan emas, perak, dan tidak menafkahkannya di jalan
Allah, maka beritahukanlah pada mereka bahwa mereka akan mendapat siksa yang
pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi, lambung, dan punggung mereka. Lalu dikatakan pada mereka, ’Ini
harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang
akibat dari apa yang kamu simpan itu’.”(At-Taubah ayat 34-35)

B. Harta Milik Umum Dan Jenis-Jenisnya


1. Segala sesuatu yang menjadi bagian dari kemaslahatan umum masyarakat

Harta milik umum jenis pertama adalah harta yang dibutuhkan oleh seluruh kaum
Muslim atau menjadi hajat hidup orang banyak, yang jika tidak tersedia akan
menyebabkan keguncangan dan perselisihan, misalnya air. Rasulullah saw. menjelaskan
sifat-sifat harta kepemilikan umum ini secara rinci dalam riwayat-riwayat shahih. Dari
Abu Khurasyi dituturkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda:
6

ِ َّ‫ فى ْال َكإل َو ْال َماء َوالن‬:‫ث‬


‫ار‬ َ ‫ْال ُم ْسلِ ُم‬
ٍ َ‫ون ُش َر َكاء فِى ثَال‬
“Kaum Muslim itu berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput dan api.”(HR Abu
Dawud).

2. Barang tambang yang depositnya sangat besar

Jenis kedua harta milik umum adalah barang tambang yang memiliki deposit sangat
besar dan melimpah. Adapun barang tambang dengan deposit kecil, termasuk harta milik
individu. Boleh dimiliki oleh seseorang secara pribadi. Ketentuan ini didasarkan pada
kebijakan Nabi saw. yang mengijinkan Bilal bin Harits al-Muzni untuk memiliki tambang
yang ada di bagian wilayah Hijaz. Bilal meminta kepada Rasulullah saw. agar diijinkan
memiliki tambang tersebut. Beliau memberikan tambang itu kepada Bilal.

Dalil yang menunjukkan bahwa barang tambang yang memiliki deposit sangat besar
terkategori harta kepemilikan umum adalah hadis yang diriwayatkan dari Abyadl bin
Hamal. Di dalamnya dituturkan:

َ ‫ُول هللا صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَا ْستَ ْقطَ َعه ْال ِم ْل َح قَا َل اب ُْن ْال ُمت ََو ِّك ِل الَّ ِذي بِ َمْأ ِر‬
‫ب‬ ِ ‫َأنَّه َوفَ َد ِإلَى َرس‬
‫س َأتَ ْد ِري َما قَطَعْتَ لَهُ ِإنَّ َما قَطَعْتَ لَه ْال َماء ْال ِع َّد قَا َل‬ ِ ِ‫ال َر ُج ٌل ِم ْن ْال َمجْ ل‬ َ َ‫فَقَطَ َعه لَه فَلَ َّما َأ ْن َولَّى ق‬
‫فَا ْنتَ َز َع ِم ْنه‬

“Sesungguhnya Abyad bin Hammal mendatangi Rasulullah saw., dan meminta beliau
agar memberikan tambang garam kepada dirinya. Ibnu al-Mutawakkil berkata, “Yakni
tambang garam yang ada di daerah Ma’rib.” Nabi saw. pun memberikan tambang itu
kepada dia. Ketika Abyad bin Hamal ra. telah pergi, ada seorang laki-laki yang ada di
majelis itu berkata, “Tahukan Anda, apa yang telah Anda berikan kepada dia?
Sesungguhnya Anda telah memberikan kepadanya sesuatu yang seperti air mengalir (al-
ma’ al-‘idd)”. Ibnu al-Mutawakkil berkata, “Lalu Rasulullah saw. mencabut kembali
pemberian tambang garam itu dari dia (Abyad bin Hammal).”(HR Abu Dawud).

Penarikan kembali tambang garam yang sudah diberikan oleh Rasulullah saw. kepada
Abyadl bin Hammal disebabkan karena deposit tambang garam itu melimpah-ruah.
Perbuatan beliau menunjukkan bahwa seorang individu dilarang menguasai atau memiliki
tambang yang memiliki deposit melimpah-ruah. Larangan di sini tidak hanya terbatas
7

pada tambang garam saja, tetapi mencakup semua jenis bahan tambang yang memiliki
deposit melimpah-ruah, alias tidak terbatas.

Tambang-tambang dengan deposit yang melimpah-ruah merupakan milik umum.


Negara tidak diperbolehkan memberikan ijin kepada perusahaan maupun perorangan
untuk menguasai dan mengeksploitasinya. Negara wajib melakukan eksploitasi atas
tambang-tambang seperti ini. Hasilnya digunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran
rakyat. Negara hanya diperkenankan mempekerjakan pihak swasta untuk melakukan
eksploitasi pada tambang-tambang tersebut dengan akad kerja. Bukan akad bagi hasil.
Negara juga boleh menyewa alat-alat eksploitasi pertambangan yang dimiliki oleh
seorang individu.

3. Benda-benda yang tabiatnya menghalangi monopoli seseorang atas penguasaannya

Jenis ketiga dari harta milik umum adalah harta yang tabiat asalnya menghalangi atau
mencegah monopoli seseorang untuk memilikinya. Perbedaan dengan jenis kepemilikan
umum yang pertama adalah; jenis kepemilikan yang ketiga ini tabiat asalnya menghalangi
atau mencegah seseorang untuk memilikinya, sedangkan pada jenis kepemilikan pertama,
tabiat asalnya membolehkan seseorang untuk menguasainya; misalnya air. Tabiat asal
dari air tidak menghalangi atau mencegah seseorang untuk memilikinya. Atas dasar itu,
seseorang tidak dilarang memiliki sumur yang deposit airnya kecil. Adapun jenis
kepemilikan yang ketiga ini tabiat asalnya mencegah atau menghalangi seseorang untuk
memilikinya.

Dalil harta milik umum jenis ketiga ini adalah sabda Rasul saw.:

َ َ‫نى ُمنَا ُخ َم ْن َسب‬


‫ق‬ َ ‫ِم‬
“Mina menjadi hak orang-orang yang lebih dulu sampai” (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Selain itu, diriwayatkan pula bahwa Rasul saw. telah melarang seseorang menguasai
atau memiliki jalan umum dan mengijinkan semua orang untuk sama-sama memiliki hak
(andil) di dalamnya.

Mina adalah tempat yang tabiat asalnya melarang atau mencegah seseorang untuk
memilikinya. Hadis di atas bertutur bahwa Mina adalah milik seluruh kaum Muslim yang
digunakan untuk tempat persinggahan jamaah haji setelah melaksanakan wuquf di
8

Arafah; sekaligus dijadikan tempat untuk melaksanakan syiar-syiar haji, seperti melempar
jumrah, menyembelih hewan had (hewan denda), memotong hewan kurban dan bermalam
di sana. Pengertian hadis di atas adalah Mina merupakan milik seluruh kaum Muslim.
Siapa saja yang sampai lebih dulu di sana dan menempati tempat itu, maka tempat itu
telah menjadi haknya. Dalam hal ini, tidak bermakna siapa yang lebih dahulu sampai di
sana maka ia berhak untuk memilikinya. Sebab, Mina adalah milik seluruh kaum Muslim.
Tak seorang pun boleh memilikinya. Ketentuan semacam ini juga berlaku untuk jalan
umum. Rasulullah saw. menyatakan bahwa manusia memiliki hak dan andil yang sama di
atas jalan umum. Artinya, semua orang berhak melintas dan berlalu lalang di atasnya. 
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kata zakat berasal dari bahasa Arab ‫ زكاة‬atau zakah yang berarti bersih, suci, subur,
berkat, dan berkembang. Menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta yang wajib
dikeluarkan oleh umat Muslim dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya
sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan.

Zakat yang merupakan kewajiban umat islam adalah suatu yang mutlak untuk
dikembangkan dan merupakan salah satu yang mampu menjawab tantangan zaman dan
tidak lapuk dengan globalisasi dan perkembangan IT yang begitu cepat, bahkan dengan
kemajuan teknologi saat ini justru zakat dapat diketahui oleh khalayak ramai dan dengan
teknologi umat Islam dapat menyalurkan zakatnya melalui aplikasi yang telah
dikembangkan melalui HP android.

B. Saran
Penyusun menyarankan kepada pembaca agar isi makalah ini diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari terutama harus dipahami bahwa ada harta yang tidak boleh dimiliki
secara pribadi dengan kata lain harta umum. selanjutnya adalah penyusun menarankan
kepada para pembaca mengenai zakat, maksudnya adalah zakat itu adalah harta yang
wajib dikeluarkan oleh umat agama Islam bila telah memenuhi beberapa kriteria tertentu.

9
DAFTAR PUSTAKA
https://al-waie.id/telaah-kitab/harta-milik-umum-dan-jenis-jenisnya-telaah-kitab-
muqaddimah-al-dustur-pasal-137/ Diakses pada tanggal 27 Oktober 2022

Nasution, Lahmanudin, Fiqh 1, (Bandung: Jaya Baru, 1998)

Ar Rahman, Syaikh Muhammad Abdul Malik, 1001 Masalah Dan Solusi, (Jakarta: Pustaka
Cerdas Zakat, 2003),

Al Zuhayly, Wahbah, Al Fiqh Al IslamiAdillatuh, (Damaskus: Dar Al Fikr, 1995),

10

Anda mungkin juga menyukai