Makalah Psikologi Perkembangan
Makalah Psikologi Perkembangan
Makalah Psikologi Perkembangan
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
NAMA ANGGOTA:
Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Ribkha Itha Idhayanti, SPd, M.Kes, yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini .
Dalam pembuatan makalah ini kami memberikan materi yang menurut kami sumber
yang baik, dan juga kami memberikan materi ini menggunakan penulisan yang tersusun
berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan dan juga menggunakan kata-kata yang mudah di
pahami yang tujuannya untuk agar mahasiswa kebidanan dapat dengan mudah memahami
materi yang kami sampaikan.
Dalam pembuatan makalah ini pula kami tak luput dari kesalahan, maka dari itu kami
mohon maaf dan sekiranya kami menerima kritikan dan saran dari Ibu Ribkha Itha Idhayanti,
SPd, Mkes dan juga teman-teman sekalian, agar kedepannya kami dapat memperbaiki menjadi
lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
I. COVER............................................................................................... 1
II. KATA PENGANTAR........................................................................ 2
III. DAFTAR ISI....................................................................................... 3
IV. BAB I
Pendahuluan....................................................................................... 4
BAB II
Pembahasan........................................................................................ 4
1. Pengertian Psikologi Perkembangan............................................ 5
2. Prinsip – Prinsip Perkembangan.................................................. 5
3. Periode Perkembangan.................................................................. 7
4.Teori Perkembangan....................................................................... 9
BAB III
Penutup.............................................................................................. 12
A. Saran............................................................................................. 12
B. Kesimpulan.................................................................................. 12
V. DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Psikologi perkembangan merupakan salah satu bidang psikologi yang
memfokuskan kajian atau pembahasannya mengenai perubahan tingkah laku
dan proses perkembangan dari masa konsepsi (pra-natal) sampai mati.
(Syamsu,2012: 3). Pengetahuan tentang perkembangan anak dapat
membantu mereka mengembangkan diri, dan memecahkan masalah yang
dihadapinya, melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak. Berbagai upaya untuk memfasilitasi perkembangan
tersebut, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Serta
upaya untuk mencegah berbagai kendala atau faktor-faktor yang mungkin
akan mengkontaminasi (meracuni) perkembangan anak dapat diantisipasi
(Syamsu, 2012: 12).
Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan tentang faktor-faktor
umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri
kepribadian itu sendiri. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog
perkembangan ada pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.
Menurut Kartono dalam Psikologi Anak, psikologi perkembangan (psikologi
anak) adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang
dimulai dari periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja,
sampai periode menjelang dewasa (Ahmadi, 2005: 2-3).
Setiap anak dalam kodratnya membawa variasi dan irama perkembangan
sendiri yang perlu diketahui setiap orang tua, agar ia tidak bertanya-tanya
bahkan 2 bingung atau beraksi negatif dalam menghadapi perkembangan
anaknya. Bahkan ia harus bersikap tenang sambil mengikuti terus menerus
pertumbuhan anaknya, agar pertumbuhannya terhindar dari gangguan
apapun yang akan merugikan. Masa anak-anak menjadi awal pembelajaran
diri seseorang untuk memahami lingkungannya. Pemahaman seorang anak
terhadap lingkungan adalah salah satu proses menuju kedewasaan.
Pencapaian tingkat kedewasaan sesuai yang diinginkan tidak akan terjadi
dengan sendirinya tanpa pemberian bantuan secara sadar dan terencana
(Nurgiyantoro, 2005:215).
Perlu diadakan pembentukan perkembangan pada anak-anak yang
dilakukan lewat berbagai cara salah satunya dengan memberikan bacaan
yang mengandung nilai-nilai moral terhadap anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN
Namun seiring berjalannya waktu, ilmu ini akan makin meluas kepada ranah remaja,
perkembangan dewasa, proses penuaan, dan akhirnya mencakup seluruh masa hidup
manusia. Sementara itu, psikologi perkembangan juga diartikan sebagai ilmu psikologi yang
mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan sejak manusia lahir hingga
meninggal dunia.
Perkembangan fisik
Perkembangan kognitif
Perkembangan sosio-emosional
Ketiga dimensi tersebut mencakup adanya berbagai subjek pembahasan yang luas, misalnya
kemampuan motorik, fungsi eksekutif, pengertian moral, penguasaan bahasa, perubahan
sosial, perubahan kepribadian, perkembangan emosional, konsep diri, dan pembentukan
identitas.
Penelitian tersebut meneliti mengenai hubungan sifat-sifat dan perilaku manusia yang
berhubungan dengan faktor-faktor lingkungan, termasuk di dalamnya konteks sosial dan
lingkungan buatan yang dibuat dengan mempertimbangkan masa depan manusia.
2.Prinsip – prinsip Perkembangan
Pada pembahasan ini akan diterangkan 6 prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991).
Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami
oleh seorang anak, kesepuluh prinsip tersebut adalah:
1. Adanya Perubahan
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami
perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak,
kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok,
yaitu:
- Perubahan ukuran, Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam tubuh,
perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran, persepsi, dan imajinasi.
- Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada
seorang anak.
- Hilangnya ciri lama, Misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya berganti
dengan sikap prososial.
- Mendapatkan ciri baru, Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri yang
baru yaitu sikap prososial.
Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat
terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar
awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya,
terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.
- Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak
- Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang
hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak
Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu
terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari
warisan genetik individu. Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu mmerangkak, duduk
kemudian berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan
usaha. Melalui belajar ini anak anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang
diwariskan. Hubugan antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat
terjadinya masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa
pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula
sebaliknya.
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik
untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang
sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan.
Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak
akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan.
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang
sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang
pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yg memiliki
kecerdasan rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.
Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih
khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan
permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan
merespon ketekutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon
ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola
yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang
dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan
yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena
setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor
lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.
Misalnya perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan
bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan
intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.
Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan
tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan
rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap
perkembangan berikutnya. Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan
pada guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya
sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian
pula pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.
Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung
bahaya yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat
menyebabkan antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat
mengakibatkan terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola
perkembangan anak tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan.
Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau
ketidakmatangan. Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut
merupakan hal yang penting karena memungkinkan pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk
segera mencari penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.
3. Periode Perkembangan
Pengertian Periode Perkembangan Periodesasi perkembangan adalah pembagian
seluruh masa perkembangan seseorang kedalam periode tertentu. Dalam studi ilmu jiwa
perkembangan adalah ilmu pengetahuan praktis, yang dengan demikian dituntut
pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bayi yang tumbuh menjadi anak-anak ataupun orang dewasa yang menua menjadi
lansia, merupakan bagian dari tahapan pertumbuhan manusia. Berikut adalah delapan tahapan
pertumbuhan manusia yang terjadi dari dalam kandungan hingga kematian.
Fase prenatal merupakan periode di antara pembuahan dan kelahiran. Dari hasil
pembuahan, terbentuk zigot yang berkembang menjadi janin.
Organ dan seluruh anggota tubuh janin pun terus tumbuh dan berkembang dalam kandungan
kurang lebih selama 9 bulan.
2. Fase bayi
Toddler: 1 – 3 tahun
Pada tahapan pertumbuhan manusia ini, bayi sangat bergantung pada orangtua dan
mulai belajar memercayai orang-orang di sekitarnya. Fase bayi bergantung pada orangtua,
Fase bayi sangat bergantung pada orangtua. Bayi juga baru mempelajari bahasa, berjalan,
koordinasi sensorik dan motorik, maupun sosialisasi. Bayi umumnya akan berkomunikasi
melalui tangisan. Ia akan menangis saat lapar, mengantuk, popoknya penuh, hingga
kepanasan atau kedinginan. Semakin bertambahnya usia, maka anak akan semakin pandai
bicara, bernyanyi hingga gerakan motorik seperti menendang bola
Fase kanak-kanak awal disebut juga sebagai pra sekolah yaitu usia 5-6 tahun. Dalam tahap
pertumbuhan manusia ini, anak belajar melakukan banyak hal sendiri, seperti makan, buang
air di toilet, dan bermain bersama teman.
Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah masa pertumbuhan manusia yang
berlangsung sejak umur 6-11 tahun. Pada tahapan ini, anak umumnya sudah menguasai
keterampilan dalam membaca, menulis, dan berhitung. Ia juga terlibat dalam kegiatan
akademis, interaksi sosial dengan teman di sekolah, dan mulai memerhatikan pencapaian
prestasi. Ketika dipuji, Si Kecil akan mengembangkan rasa bangga dan kompeten. Namun,
ketika gagal, ia akan merasa rendah diri.
5. Fase remaja
Fase remaja adalah tahapan pertumbuhan manusia yang merupakan masa transisi dari
masa kanak-kanak ke dewasa. Sebenarnya pre pubertas sudah terjadi pada usia pada usia 7-8
tahun dan sudah masa pubertas akan selesai pada usia 14-15 tahun lalu masa remaja akan
berakhir pada usia 18 tahun. Dalam fase ini, terjadi proses yang disebut sebagai pubertas.
Proses ini mendorong perubahan fisik yang sangat cepat, misalnya tinggi dan berat badan
bertambah, membesarnya alat kelamin dan payudara, tumbuhnya rambut pada area tertentu,
menstruasi atau mimpi basah, hingga perubahan pada suara.
Remaja juga mulai mandiri dan mencari jati dirinya sendiri. Ia akan berpikir secara
lebih logis, tapi memiliki perasaan yang sensitif. Selain itu, remaja umumnya lebih senang
menghabiskan waktunya bersama teman.
Orang-orang dalam fase ini juga lebih prima, mandiri, dapat bertindak secara bertanggung
jawab untuk diri sendiri ataupun orang lain, dan mempertimbangkan konsekuensi yang akan
dihadapi atas perbuatan Anda.
Fase dewasa tengah adalah tahap pertumbuhan manusia yang terjadi di usia 40-60
tahun. Pada masa ini, Anda berfokus untuk membesarkan anak, bekerja, dan ikut
berkontribusi dalam masyarakat. Namun, kondisi Anda tidak seprima sebelumnya. Wanita
juga cenderung mengalami menopause di fase ini.
Fase dewasa akhir adalah masa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang
mengalami kemunduran. Tahap ini terjadi pada usia 60 tahun ke atas. Anda akan mengalami
proses penuaan, yang ditandai dengan kulit menjadi keriput, massa tubuh berkurang, sampai
menurunnya daya tahan fisik.
Fungsi kognitif dan psikomotorik lansia juga mengalami kemunduran. Anda mungkin
tidak mudah memahami perkataan seseorang, aktivitas menjadi terbatas, dan kurang cekatan.
Selain itu, lansia cenderung berfokus pada spiritual untuk bersiap menghadapi kematian.
4. Teori Perkembangan
Teori-Teori dalam Perkembangan
a. Teori Piaget
Piaget berpendapat bahwa anak memiliki peran aktif dalam perkembangan mereka sendiri
dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ada empat tahap perkembangan kognitif dan pikiran secara kualitatif berbeda
Teori ini mengemukakan bahwa kunci untuk memahami perkembangan terletak pada
perilaku yang dapat diamati dan respons individu terhadap stimulus lingkungan.
Teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura menjelaskan bahwa banyak
perilaku manusia dipelajari dengan cara mangamati perilaku dan sikap-sikap orang lain, dan
menggunaknnya sebagai contoh bagi perilaku kita sendiri
Teori humanistis muncul pada tahun 1950-an. Aloiran ini dianggap sebagai reaksi
terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Teori ini adalah suatu pendekatan yang multifaset
terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia. Cirinya sebagai berikut :
1) Memusatkan perhatian pada person yang mengalami dan karenanya berfokus pada
pengalaman sebagai fenomena dalam mempelajari manusia.
2) Menekankan pada kualitas-kualitas yang khas pada manusia.
3) Menyandarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalahmasalah yang akan
dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan serta menentang
penekanan yang berlebihihan
4) Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang pada kemuliaan dan martabat
manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap inheren pada
setiap individu
Tokoh utama teori ini adalah Francis Bacon (Inggris 1561-1626) dan John Locke
(Inggris 1632-1704). Teori ini berpandangan pada dasarnya anak lahir ke dunia,
perkembangannya ditentukan oleh adanya pengaruh dari luar, termasuk pendidikan dan
pengajaran. Dianggapnya anak lahir dalam kondisi kosong, putih bersih seperti meja lilin
(tabularasa), maka pengalaman (empiris) anaklah yang akan menentukan corak dan bentuk
perkembangan jiwa anak.
Tokoh utama teori ini adalah Shopenhauer (Jerman 1788-1860). Teori ini
mngemukakan bahwa anak lahir telah dilengkapi pembawaan yang alami (kodrat). Dan
pengaruh pembawaan ini yang akan menentukan wujud kepribadian seorang anak. Pengaruh
lain dari luar tidak akan mampu mengubah pembawaan seorang anak, sehingga pendidikan
bagi anak akan sia-sia.
6. Teori Konvergensi
Aliran konvergensi dipelopori oleh William tern, Ia berpendapat bahwa seorang anak
dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan bayi baik maupun pembawaan buruk. Proses
pembawaan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama peranan
sangat penting.
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik
pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan Individu itu baik dasar (bakat,
keturunan) maupun
Akan tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai
bakal untuk berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak
akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam lingkungan
masyarakat manusia
7. Teori Interaksi
Teori interaksi simbolik bermula dari interaksionisme simbolik yang digagas oleh
George Herbert Mead. Merupakan teori yang memiliki asumsi bahwa manusia membentuk
makna melalui proses komunikasi.
Teori interaksi simbolik berfokus pada pentingnya konsep diri dan persepsi yang
dimiliki iindividu berdasarkan interaksi dengan individu lain. Menurut teori ini,
perkembangan jiwa atau perilaku anak banyak ditentukan oleh adanya dialektik dengan
lingkungannya. Maksudnya, perkembangan kognitif seorang anak bukan marupakan
perkembangan yang wajar, melainkan ditentukan interaksi budaya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Psikologi perkembangan merupakan cabang ilmu psikologi yang secara umum akan
mempelajari mengenai mengapa dan bagaimana seorang manusia mengalami berbagai
perubahan seiring berjalannya waktu. Berhubungan beberapa aspek di dalam psikologi
perkembangan diberikan penonjolan tertentu, maka timbulah berbagai pandangan (teori)
mengenai psikologi perkembangan. Teori adalah pernyataan-pernyataan tentang sebuah
konsep yang tersusun secara integratif yang berfungsi sebagai acuan saat harus
menyebutkan/mendeskripsikan, membuat prediksi, dan menejelaskan sebuah fenomena
atau perilaku yang muncul. Berdasarkan data ini dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu
teori adalah sutu konsepsualisasi yang umum. Teori-teori mengenai perkembangan
banyak dikemukakan oleh para ahli. Teori-teori prkembangan diantaranya:
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan
makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/psikologi-perkembangan/
https://www.konsultanpsikologijakarta.com/pengertian-psikologi-
perkembangan/
http://scholar.unand.ac.id/26612/2/Bab%20I%20Pendahuluan.pdf