Document
Document
Document
DAFTAR ISI
Implementasi prototype deteksi gejala dini covid-19 berbasis nodeMCU ESP8266 pada
usia lanjut
(Putri Diah Pitaloka*, Firman Hardianto, Heni Sumarti) ....................................................................243
Pengaruh temperatur pembakaran dan volume surfaktan pada proses sintesis graphene
oxide (GO) dari limbah tulang ayam broiler
(Aura Salvia Gayatri*, Arif Tjahjono) ................................................................................................260
Identifikasi frekuensi bunyi gambang laras slendro gamelan Jawa menggunakan jaringan
syaraf tiruan pada Matlab
(Salma Sukmawati Nur Aisah, Farzand Abdullatif*, Hartono)..........................................................273
Jurnal Teras Fisika Volume 5, Nomor 1 Maret 2022
Abstrak - Pada awal tahun 2020, dunia dihadapkan dengan wabah pneumonia baru yang muncul dari Kota
Wuhan dan menjadi pandemi karena menyebar dengan cepat ke 190 negara salah satunya adalah Indonesia.
Wabah ini dikenal sebagai Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Banyak upaya yang telah dilakukan untuk
mencegah penularan Covid-19 seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai pengecekan suhu yang
banyak dijumpai di beberapa tempat. Namun, sampai saat ini belum ada alat yang menerapkan tiga parameter
yang dapat ditinjau sebagai pemeriksaan awal Covid-19 (suhu, denyut jantung dan saturasi oksigen). Penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan alat deteksi dini Covid-19 yang dapat digunakan untuk mengukur tiga
parameter dalam satu alat terpadu dan menjelaskan hasil implementasinya pada usia lanjut. Penelitian ini
menggunakan metode Research and Development (RnD) dengan tahapan yang dilakukan meliputi tahap
perancangan, pembuatan, dan pengujian. Analisis data dilakukan dengan pengujian akurasi, yakni
membandingkan dengan alat standar. Hasil akurasi pada pengukuran suhu adalah sebesar 98,38%, denyut
jantung sebesar 95,1% dan saturasi oksigen sebesar 98,8%. Alat yang telah dikembangkan berfungsi dengan baik
dan dapat digunakan sebagai alat ukur standar karena tingkat akurasinya di atas 95%. Berdasarkan implementasi
deteksi gejala dini Covid-19, maka disimpulkan bahwa responden dalam keadaan sehat dan tidak terjangkit
Covid-19.
Abstract – In early 2020, the world was faced with a new pneumonia outbreak that started in Wuhan City and
became a pandemic because it spread rapidly to 190 countries, one of which was Indonesia. The outbreak is
known as Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Many efforts have been made to prevent the transmission of
Covid-19, such as large-scale social distancing and temperature checks which are often found in several places.
However, until now there is no tool that applies three parameters that can be reviewed as an initial Covid-19
check (temperature, heart rate, and oxygen saturation). This study aims to develop a Covid-19 detection tool that
can be used to measure three parameters in one integrated tool and explain the results of the implementation in
the elderly. This research uses the Research and Development (RnD) method with the stages carried out
including of planning, processing, and testing tools. Data analysis was carried out by testing accuracy, namely
comparing with standard tools. The results of the accuracy of temperature measurement is 98,38%, heart rate is
95,1% and oxygen saturation is 98,8%. The tool that has been developed functions well and can be used as a
standard measuring tool because the accuracy rate is above 95%. Based on the implementation of Covid-19
early symptom detection, it was concluded that the respondents were in good health and not infected with Covid-
19.
penelitian meliputi papan rangkaian NodeMCU energi adalah power bank yang lebih praktis
ESP8266, LCD Module, sensor Max 30100, digunakan dan rechargeable.
sensor LM35, kabel penghubung, kotak Pembuatan alat dimulai dengan
rangkaian dan power bank. menghubungkan komponen utama berupa
Untuk uji akurasi alat digunakan alat NodeMCU dengan sensor MAX30100 dan
pembanding standar yakni, Pulse Oximeter Lk87 sensor LM35. Setelah ketiga komponen
untuk mengukur saturasi oksigen dan detak terhubung, NodeMCU dihubungkan ke
jantung. Thermometergun/Non-contact Infrared PC/Laptop untuk input program. Jika program
Thermometer ZK-YK1028 untuk mengukur suhu dan data dapat terbaca oleh PC maka proses
tubuh. penghubungan komponen utama berhasil.
Selanjutnya LCD Module dihubungkan dengan
Prosedur Penelitian rangkaian. Proses ini juga memerlukan input
program kembali untuk melakukan tes LCD.
Penelitian dimulai dari studi literatur yang
Gambar 3.2 memperlihatkan prototype alat yang
berguna untuk mengetahui langkah perancangan
telah dibuat dan dapat menampilkan data.
yang harus dilakukan. Kemudian dilanjutkan
dengan perancangan dan pembuatan komponen.
Setelah alat dibuat, dilakukan pengujian akurasi.
Apabila alat sudah dapat digunakan, maka uji
akurasi dapat dilakukan dalam bentuk
pengambilan data alat dan pembandingnya,
selanjutnya data dianalisis, dibahas, dan
disimpulkan. Skema penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1.
Nilai kesalahan rata-rata yang diperoleh dari [2] G. W. Wohingati dan A. Subari, “Alat
pengukuran suhu tubuh sebesar 1,62%. Nilai ini Pengukur Detak Jantung Menggunakan
menghasilkan akurasi 98,38%. Berdasarkan tiga Pulse Sensor Berbasis Arduino Uno R3
parameter gejala Covid-19, maka responden Yang Diintegrasikan Dengan Bluetooth,”
dalam keadaan sehat dan tidak terpapar Covid- Gema Teknolog 17(2) (2013) 65–71.
19. [3] A. Rofii, K. Anam, dan W. Cahyadi,
Nilai kesalahan alat pada pemeriksaan “Kontrol Pipet Otomatis Dalam
denyut jantung menghasilkan nilai error Pengambilan Sampel Plasma Darah
terbesar. Hal ini disebabkan oleh kondisi detak Dengan Metode Fuzzy,” Berk. Sainstek
jantung yang selalu berubah-ubah. Investigasi 8(2) (2020) 29
fisiologis utama yang mempelajari komponen doi: 10.19184/bst.v8i2.11202.
variabilitas denyut jantung ini disebabkan oleh
[4] N. Y. Damo, J. P. Porotu’o, G. I. Rambert, COVID 19,” Int. J. Anal. Exp. modal Anal.,
and F. E. S. Rares, “Diagnostik 12(6) (2020) 1175–1181.
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
[14] T. Kaprawi, M. Moningka, dan J.
dengan Pemeriksaan Laboratorium
Rumampuk, “Perbandingan Saturasi
Mikrobiologi Klinik,” J. e-Biomedik. 9(1)
Oksigen pada Orang yang Tinggal di
(2021) 77–86
Pesisir Pantai dan yang Tinggal di Daerah
doi: 10.35790/ebm.v9i1.31899.
Pegunungan,” e-Biomedik, 4(1) (2016) 2–5
[5] Kementerian Kesehatan Republik doi: 10.35790/ebm.4.1.2016.10816.
Indonesia, “Pedoman Pencegahan dan
[15] F. Naufal dan A. Z. F. Rifa’i, “Tinjauan
Pengendalian Serta Definisi Coronavirus
Pustaka Smartphone Pulse Oxymeter :
Disease (COVID-19),” Germas (2020) 11–
Early Detection For,” Jimki 8(3) (2021)
45, [Online]. Available:
189–194.
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/downl
oad/REV-04_Pedoman_P2_COVID- [16] A. Andriani dan R. Hartono, “Saturasi
19__27_Maret2020_TTD1.pdf [Diakses 11 Oksigen Dengan Pulse Oximetry Dalam 24
Juni 2021]. Jam pada Pasien Dewasa Terpasang
Ventilator di Ruang ICU Rumah Sakit
[6] T. Zhu, P. Watkinson, and D. A. Clifton,
Panti Wilasa Citarum Semarang,” Jendela
“Smartwatch data help detect COVID-19,”
Nurs. J. 2(1) (2013).
Nat. Biomed. Eng., 4(12) (2020) 1125–
1127 [17] N. Rezky et al., “Pengembangan Pendeteksi
doi: 10.1038/s41551-020-00659-9. Suhu Tubuh Dan Kadar Oksigen Darah
Untuk Pencegahan Dini Penularan Covid-
[7] Y. C. Wu, C. S. Chen, and Y. J. Chan, “The
19,” Semin. Nas. Teknol. dan Rekayasa
outbreak of COVID-19,” J. Chinese Med.
(2020) 105–114.
Assoc. 83(3) (2020) 217–220
doi: [18] R. Wulandari, “Rancang Bangun Pengukur
10.1097/JCMA.0000000000000270>Wu. Suhu Tubuh Berbasis Arduino Sebagai Alat
Deteksi Awal Covid-19,” Pros. SNFA
[8] C. M. Shianata, J. N. A. Engka, and D. H.
(Seminar Nas. Fis. dan Apl. 5 (2020) 183–
C. Pangemanan, “Happy Hypoxia Pada
89.
Coronavirus Disease,” J. Biomedik Jbm,
13(1) (2021) 58–66 [19] R. R. Setiawan, M. Syafaat, and H.
doi: 10.35790/jbm.13.1.2021.31743. Setiawan, “Pendeteksi Suspect Covid-19
Berdasarkan Detak Jantung Pada Rancang
[9] I. Nawawinetu, Erwin Dyah;Lutfiya,
Bangun Poltekad Electronic Detector
“Journal of Vocational Health Studies
Covid-19 Menggunakan Metode
Factors associated with the ability to
Photoplethysmography (PPG),” J. Elkasista
perform physical fitness tests with qcst,”
2 (2021).
3 (2020) 97–102.
doi: 10.20473/jvhs.V3I3.2020.97. [20] F. Hardianto, “Pengembangan media
praktikum hukum oersted,” J. Sains dan
[10] K. M. Hanky, “Aritmia dan Covid-19:
Pendidik. Fis. 2 (2021) 122–127.
Sebuah Pisau Bermata Dua,” 2020. .
[21] R. N. Bragg, K. J. Crandall, and D. Ph,
[11] I. Ardiyansah dan L. Nurpulaela, “Sistem
“Physical Activity Interventions for Older
Pengukuran Suhu Tubuh Otomatis Berbasis
Adults in the Age of COVID-19 and
Arduino Sebagai Alat Deteksi Awal Covid-
Beyond,” (2021) 1–7.
19,” J. Orang Elektro 10( 2) (2021) 2021.
[22] Satuan Tugas COVID-19, “Peta Sebaran
[12] F. Fadliondi, H. Isyanto, and B. Budiyanto,
Covid-19,” Gugus Tugas Percepatan
“Bypass Diodes for Improving Solar Panel
Penanganan Covid-19, 2021.
Performance,” Int. J. Electr. Comput. Eng.,
https://covid19.go.id/peta-sebaran.
(2018).
[23] D. A. Nofrianti, “Pajanan Gas NO2
[13] G. Vasantharao and S. Arifunneesa,
Pengelasan dengan Kadar Saturasi Oksigen
“Temperature Detection and Automatic
pada Pegawai Divisi Niaga PT. PAL,” J.
Sanitization and Disinfection Tunnel-
Kesehat. Lingkung. 9(1) (2018) 92.
Abstrak – Survei geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Schlumberger telah dilakukan untuk menduga
kedalaman lapisan akuifer air tanah di Desa Srowot Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas. Akuisisi data
dilakukan di enam titik sounding, yaitu titik SR-1, SR-2, SR-3, SR-4, SR-5, dan SR-6 dengan panjang bentangan
200 m. Hasil survei menunjukkan bahwa lapisan akuifer di daerah penelitian terdiri atas akuifer tertekan, akuifer
bebas, dan akuifer semi tertekan. Akuifer tertekan terdapat di titik SR-1 berupa pasir berbutir halus (2,36 Ωm)
pada kedalaman lebih dari 19,58 m. Adapun akuifer bebas dan/atau akuifer semi tertekan terdapat pada titik SR-
2, SR-3, SR-4, SR-5, dan SR-6. Pada titik SR-2, lapisan akuifer berupa lempung pasiran (13,90 Ωm) dengan
kedalaman 10,62-22,61 m. Pada titik SR-3, lapisan akuifer berupa lempung pasiran agak mampat (56,80 Ωm)
dan lempung pasiran (15,70 Ωm) pada kedalaman 10,04-22,44 m dan lebih dari 50,04 m. Pada titik SR-4, lapsian
akuifer berupa pasir berbutir sedang (6,91 Ωm) pada kedalaman lebih dari 64,40 m. Pada titik SR-5, lapisan
akuifer berupa pasir lempungan (4,79 Ωm) pada kedalaman 2,74−25,04 m dan pasir berbutir halus (2,82 Ωm)
pada kedalaman lebih dari 46,64 m. Sedangkan pada titik SR-6, lapisan akuifer berupa pasir lempungan (19,00
Ωm) pada kedalaman 9,29−22,60 m serta pasir berbutir halus (2,70 Ωm) pada kedalaman lebih dari 46,60 m.
Kata kunci: geolistrik resistivitas, konfigurasi Schlumberger, akuifer air tanah, Desa Srowot
Abstract – A resistivity geoelectric survey with the Schlumberger configuration has been carried out to estimate
the depth of the groundwater aquifer layer in Srowot Village, Kalibagor District, Banyumas Regency. Data
acquisition was carried out at six sounding points, i.e. SR-1, SR-2, SR-3, SR-4, SR-5, and SR-6 with a stretch
length of 200 m. The survey results show that the aquifer layers in the study area consist of confined, unconfined,
and semiconfined aquifers. Confined aquifer is located at point of SR-1 in the form of fine-grained sand (2.36
Ωm) at a depth of more than 19.58 m. Meanwhile the unconfined aquifers or/and semi confined aquifers are
located at points of SR-2, SR-3, SR-4, SR-5, and SR-6. At point of SR-2, the aquifer layer is sandy clay (13.90
Ωm) with a depth of 10.62-22.61 m. At point of SR-3, the aquifer layer consists of slightly compressed sandy clay
(56.80 Ωm) and sandy clay (15.70 Ωm) at depth of 10.04-22.44 m and more than 50.04 m. At point of SR-4, the
aquifer layer is medium-grained sand (6.91 Ωm) at a depth of more than 64.40 m. At point of SR-5, the aquifer
layer is in the form of clayey sand (4.79 Ωm) at a depth of 2.74−25.04 m and fine-grained sand (2.82 Ωm) at a
depth of more than 46.64 m. While point of SR-6, the aquifer layer is clayey sand (19.00 Ωm) at a depth of
9.29−22.60 m and fine-grained sand (2.70 Ωm) at a depth of more than 46.60 m.
Key words: geoelectric resistivity, Schlumberger configuration, groundwater aquifer, Srowot Desa Village
elektrodanya didesain sebagaimana terlihat pada seperti domestik, pertanian, peternakan, industri,
Gambar 2, dengan nilai faktor geometri dapat kesehatan, dan lainnya. Mengingat fungsinya
dirumuskan [10]: yang penting, formasi batuan ini didesain
mampu menyimpan dan dilewati air dalam
2 a 2 b2 jumlah besar. Akuifer juga didefinisikan sebagai
K Sch
1 1 1 1 2b (2) satuan geologi yang jenuh yang berfungsi
A M MB AN NB memasok air ke dalam sumur atau mata air
sehingga dapat digunakan sebagai sumber air
Resistivitas semu terjadi sebagai akibat bagi manusia dan makhluk hidup lain. Akuifer
kerak bumi tersusun atas lapisan-lapisan batuan kadang disebut sebagai formasi yang
dengan nilai resistivitas (ρ) yang berbeda-beda, mengandung air tanah (groundwater bearing
sehingga potensial yang terukur dipengaruhi formation) atau reservoir air tanah (groundwater
oleh lapisan-lapisan tersebut. Oleh sebab itu reservoir). Agar dapat berfungsi sebagai akuifer,
nilai resistivitas yang terukur bukan nilai suatu batuan harus berpori atau berongga dan
resistivitas untuk sebuah lapisan saja, terutama terkait satu dengan lain, sehingga bisa
untuk jarak bentangan antar elektroda yang lebar menyimpan dan meloloskan air tanah untuk
[11]. bergerak dari rongga ke rongga lain atau dari
bagian ke bagian lain di dalam suatu lapisan
batuan. Akuifer dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok besar [14]:
1. Akuifer bebas (unconfined aquifer)
merupakan suatu akuifer yang hanya
memiliki sebuah lapisan pembatas kedap air
yang terletak di bagian bawahnya. Dengan
kata lain muka air tanah merupakan bidang
batas di sebelah atas dari daerah jenuh air.
Akuifer ini disebut sebagai phreatic aquifer.
2. Akuifer tertekan (confined aquifer)
Gambar 2. Skema peralatan pengukuran teknik merupakan suatu akuifer jenuh air yang pada
geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger [11].
lapisan atas dan lapisan di bawahnya
merupakan lapisan yang bersifat kedap air.
Survei geolistrik dengan teknik konfigurasi
Schlumberger memiliki kelebihan dan Pada lapisan pembatasnya tersebut tidak
kekurangan. Kelebihannya adalah dapat terdapat air yang mengalir. Pada akuifer ini,
tekanan airnya lebih besar daripada tekanan
digunakan untuk mendeteksi adanya non-
homogenitas lapisan batuan di bawah dan dekat atmosfer, sehingga akuifer ini disebut juga
permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai dengan pressure aquifer.
resistivitas semu pada saat jarak antar elektroda 3. Akuifer semi-tertekan (semiconfined aquifer)
potensial MN/2 berubah. Adapun kelemahannya adalah akuifer yang seluruhnya bersifat jenuh
adalah pembacaan beda potensial pada elektroda air, dimana di bagian atasnya dibatasi oleh
MN lebih kecil terutama pada saat jarak lapisan semi kedap dan bagian bawahnya
elektroda AB yang relatif jauh [12]. Konfigurasi merupakan lapisan kedap air.
Schlumberger biasanya digunakan untuk Secara alami tidak semua batuan dapat
sounding, yaitu pengambilan data resistivitas bertindak sebagai akuifer, tergantung porositas
batuan bawah permukaan yang difokuskan dan permeabilitasnya. Batuan pasir dan batu
secara vertikal, sehingga sering disebut teknik sedimen yang tersusun atas butiran kasar
Vertical Electrical Sounding (VES). Contoh umumnya memiliki persyaratan tersebut,
penerapannya adalah untuk mendeteksi terutama beberapa batuan yang belum
kedalaman air tanah dalam rangka pembuatan terkompakan (unconsolidated rock). Itu artinya
sumur [13]. faktor umur batuan juga berpengaruh. Batuan-
batuan yang berumur tua umumnya telah
B. Akuifer Air Tanah
mengalami kompaksi dan sementasi, sehingga
Akuifer merupakan formasi geologi yang jenuh ruang antar butiran menjadi rapat dan
sehingga dapat dijadikan sumber air dalam termampatkan. Hal ini mengakibatkan batuan ini
jumlah yang cukup untuk berbagai keperluan tidak dapat menyimpan dan meloloskan air
tanah dalam jumlah banyak. Batuan dengan potensial (P1 dan P2) dapat diperlebar secara
karakteristik seperti ini memiliki porositas dan perlahan pada saat jarak bentangan antar
permeablitas yang kecil. Pada zona seperti ini, elektroda arus (C1 dan C2) sudah sedemikian
agak sulit ditemukan air tanah, kecuali lapisan besar, asalkan terpenuhi syarat AB 5MN [6].
batuan yang memiliki banyak rekahan yang Variasi jarak antar elektroda secara gradual
sering disebut sebagai akuifer rekahan (fracture dilakukan untuk mendapatkan data kedalaman
aquifer) [15]. dan jenis-jenis batuan bawah permukaan
berdasarkan nilai resistivitas yang terukur secara
vertikal (vertical sounding). Semakin panjang
METODE PENELITIAN bentangan elektroda, maka informasi struktur
dan jenis lapisan batuan bawah permukaan yang
A. Persiapan
diperoleh juga semakin dalam [12].
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap
persiapan adalah melakukan survei geologi dan
survei pendahuluan di lokasi penelitian,
menyiapkan peralatan resistivitymeter dan
peralatan pendukungnya, membentuk tim survei
geolistrik di lapangan, mengkaji peta topografi
melalui Google Map dan peta geologi untuk
menentukan letak titik-titik sounding dan
lintasan survei geolistrik di lokasi penelitian.
Seperangkat peralatan Naniura Resistivity-meter
yang digunakan dalam akuisisi data resistivitas Gambar 4. Pergerakan elektroda arus dan elektroda
ditunjukkan pada Gambar 3. potensial dalam survei geolistrik resistivitas
konfigurasi Schlumberger.
Gambar 9. Model litologi 1D pada titik sounding memiliki nilai resistivitas 48,9 m diinterpretasi
SR-4 sebagai tanah penutup pada kedalaman 0 − 9,29
m. Lapisan ke-2 yang memiliki nilai resistivitas
Titik Sounding SR-5 19,0 m diinterpretasi sebagai pasir lempungan
Titik sounding SR-5 terletak pada posisi - dengan kedalaman 9,29 − 22,60 m. Lapisan ke-3
7,51426 LS dan 109,325868° BT. Berdasarkan yang memiliki nilai resistivitas 28,8 m
hasil pemodelan inversi, terdapat empat lapisan diinterpretasi sebagai lanau pasiran kering pada
batuan bawah permukaan. Lapisan ke-1 kedalaman 9,29 − 46,60 m. Sedangkan lapisan
diinterpretasi sebagai tanah penutup (top soil) ke-4 yang memiliki nilai resistivitas 2,7 m
dengan nilai resistivitas 45,6 m dan kedalaman diinterpretasi sebagai pasir berbutir halus
0−2,74 m. Lapisan ke-2 diinterpretasi sebagai dengan kedalaman lebih dari 46,60 m. Model
pasir lempungan dengan nilai resistivitas 4,79 litologi hasil pemodelan pada titik SR-6
m dan kedalaman 2,74−25,04 m. Lapisan ke-3 ditunjukkan pada Gambar 11.
diinterpretasi sebagai lanau pasiran kering
dengan nilai resistivitas 22,7 m dan kedalaman Korelasi Titik Sounding SR-1 sampai SR-6
25,04−46,64 m. Adapun lapisan ke-4 Korelasi bertujuan untuk mengetahui
diinterpretasi sebagai pasir berbutir halus keterhubungan antar masing-masing lapisan
dengan nilai resistivitas 2,82 m pada yang memiliki kesamaan litologi di setiap titik
kedalaman lebih dari 46,64 m. Model litologi sounding. Kesamaan litologi ini ditandai dengan
hasil pemodelan pada titik SR-5 ditunjukkan hasil interpretasi yang sama terhadap nilai-nilai
pada Gambar 10. resistivitas batuan bawah permukaan. Hasil
korelasi ditunjukkan pada Gambar 12.
Berdasarkan hasil pengolahan dan pemodelan
inversi menggunakan aplikasi IPI2Win serta
hasil korelasi diketahui bahwa lapisan tersebut
didominasi oleh lempung pasiran, serta
perselingan antara batupasir dan batulempung.
Sedangkan yang diindikasikan sebagai lapisan
akuifer air tanah pada umumnya berada pada
lapisan yang mengandung pasir [16]. Lapisan
pasir mempunyai potensi kandungan air tanah
yang cukup besar sebab lapisan pasir umumnya
dapat menyimpan cadangan air dalam jumlah
yang melimpah. Lapisan ini terdapat pada
kedalaman lebih dari 50 m.
Selain itu, kesinambungan lapisan akuifer bebas ditemukan pada titik SR-2 pada
tertekan juga tidak terdeteksi akibat kurangnya kedalaman 10,62−22,61 m, titik SR-4 pada
titik sounding dalam survei geolistrik ini. kedalaman 2,73−25,04 m, titik SR-5 pada
Lapisan akuifer bebas (unconfined aquifer) kedalaman 2,73−25,04 m, dan titik SR-6 pada
terdapat pada titik sounding SR-2 hingga SR-6, kedalaman 9,29−22,60 m. Adapun akuifer semi
kecuali SR-4. Sedangkan lapisan akuifer semi tertekan ditemukan di titik SR-3 pada
tertekan (semiconfined aquifer) terdapat pada kedalaman lebih dari 50,04 m, titik SR-4 pada
titik sounding SR-3 hingga SR-6. Berdasarkan kedalaman lebih dari 64,40 m, titik SR-5 pada
hasil interpretasi, tidak ditemukan adanya kedalaman lebih dari 46,64 m, dan titik SR-6
lapisan kedap air pada bagian atas akuifer- pada kedalaman lebih dari 46,60 m
akuifer tersebut. Akuifer semi tertekan masih
berpotensi dimanfaatkan sebagai sumber air
UCAPAN TERIMA KASIH
bersih dalam skala besar, seperti menjadi
sumber air bersih dalam program Penyediaan Terima kasih disampaikan kepada Kepala
Air Minum dan Sanitasi Masyarakat Laboratorium Elektronika, Instrumentasi, dan
(PAMSIMAS). Adapun pemanfaatan akuifer Geofisika Fakultas MIPA, Universitas Jenderal
bebas terbatas untuk memenuhi kebutuhan skala Soedirman atas peralatan Resistivity-meter merk
kecil. Tinggi rendahnya muka air tanah dalam NANIURA yang digunakan dalam akusisi data.
akuifer bebas serta debit air dan luas Terimakasih juga disampaikan kepada tim
penyebarannya dipengaruhi oleh musim, curah survei geolistrik yang telah bersusah payah dan
hujan, dan kondisi lingkungan setempat. Oleh bersinergi dalam melakukan akuisisi data
karena itu, saat musim hujan ketinggian muka resistivitas di lapangan.
air akan tinggi sehingga debitnya besar, namun
saat musim kemarau ketinggian muka airnya
turun sehingga debitnya kecil [14]. DAFTAR PUSTAKA
[1] Kodoatie, R., Roestam, dan Sjarief., Tata
KESIMPULAN Ruang Air, Penerbit ANDI, Yogyakarta,
2010.
Survei geolistrik resistivitas menggunakan
konfigurasi Schlumberger telah dilakukan di [2] H. Hendrayana, Hidrogeologi Mata Air,
Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Lecture note. Teknik Geologi, Fakultas
Banyumas. Berdasarkan hasil survei, diperoleh Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM),
variasi nilai resistivitas batuan bawah Yogyakarta, 2013.
permukaan, yang terdiri atas tujuh jenis lapisan [3] R. Prasetyo, Radio Republik Indonesia.
batuan. Secara litologi, lapisan batuan tersebut Diakses September 21, 2019, dari
diinterpretasi sebagai tanah penutup (top soil) http://www.rri.co.id/purwokerto/post/berita/
dengan nilai resistivitas berkisar 28,80 − 340,00 .
Ωm, lempung dengan nilai resistivitas berkisar
[4] H. Bakri, H., J. R Husain, dan Firdaus,
4,19–86,10 Ωm, lanau pasiran dengan nilai
“Pendugaan Air Tanah dengan
resistivitas berkisar 5,29 – 28,80 Ωm, lempung
Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan
pasiran dengan nilai resistivitas berkisar 13,90 –
Jenis di Desa Tellumpanua Kec. Tanete
56,80 Ωm, pasir lempungan dengan nilai
Rilau Kab. Barru Sulawesi Selatan”,
resistivitas berkisar 4,79−19,00 Ωm, perselingan
Jurnal Geomine 3(1) ( 2015) 165-169.
antara batupasir dan batulempung dengan nilai
resistivitas berkisar 43,80–46,70 Ωm, serta pasir [5] A.A. Aning, N. Sackey, I.S. Jakalia,
dengan nilai resistivitas berkisar 2,36–6,91 Ωm. O. Sedoawu, E. H. Tetteh, G. Hinson,
Hasil-hasil interpretasi menunjukkan R. Akorlie, D. Appiah, E. Quaye,
keberadaan lapisan akuifer di daerah penelitian. “Electrical Resistivity as a Geophysical
Lapisan akuifer ditemukan pada titik sounding Mapping Tool; A Case Study of the New
SR-1 hingga SR-6. Lapisan akuifer di daerah Art Department Knust-Ghana.
penelitian diinterpretasi terdiri atas akuifer International”, Journal of Scientific and
tertekan, akuifer bebas dan akuifer semi Research Publication 4(1) (2014) 1-7.
tertekan. Akuifer tertekan ditemukan pada titik
[6] A. Lutan, “Metode Pengukuran Tahanan
sounding SR-1 dengan kedalaman 19,58 m
Jenis Bawah Permukaan Tanah”, DikLat
hingga batas yang tidak diketahui. Akuifer
Abstrak – Limbah tulang ayam broiler bermanfaat dalam perkembangan industri graphene oxide (GO) karena
limbah tersebut mengandung senyawa karbon yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bahan baku
pembuatan graphene oxide (GO) yang bermanfaat dalam pengembangan teknologi penyimpanan energi.
Penelitian ini menggunakan metode liquid phase exfoliation dengan variasi temperatur pembakaran arang pada
400 ̊C dan 600 ̊C serta variasi volume surfaktan pada 0,76 ml; 0,96 ml dan 1,16 ml. Variasi dilakukan untuk
mengetahui temperatur pembakaran dan komposisi volume surfaktan yang paling optimum untuk membentuk
GO. Hasil pengujian EDX diketahui pembakaran pada temperatur 400 ̊C menghasilkan natural graphite paling
murni dengan kandungan karbon sebesar 21,09 %wt (weight percent) atau 33,59 %at (atomic percent). Dari hasil
spektra UV-Vis diketahui pada temperatur pembakaran 400 ̊C serta volume surfaktan 1,16 ml menghasilkan GO
paling optimum dengan panjang gelombang 230 nm dan nilai absorbansi 10. Berdasarkan spektra FTIR terlihat
variasi temperatur pembakaran dan volume surfaktan tidak mempengaruhi gugus fungsi yang terbentuk, namun
mempengaruhi besar persentase transmitasi yang menunjukkan kekuatan gugus fungsi dalam berikatan.
Kata kunci: Blender, furnace, limbah tulang ayam, liquid phase exfoliation, surfaktan
Abstract – Broiler chicken bone waste is useful in the development of the graphene oxide (GO) industry because
the waste contains carbon compounds that can be used as a source of raw material for the manufacture of
graphene oxide (GO) which is useful in developing energy storage technology. This study used the liquid phase
exfoliation method with variations in charcoal burning temperature at 400 C and 600 C and variations in
surfactant volume at 0.76 ml; 0.96 ml and 1.16 ml. Variations were made to determine the optimum combustion
temperature and volume composition of the surfactant to form GO. The results of the EDX test show that
combustion at a temperature of 400 C produces the purest natural graphite with a carbon content of 21.09 %wt
(weight percent) or 33.59%at (atomic percent). From the results of UV-Vis spectra it is known that at a
combustion temperature of 400 C and a surfactant volume of 1.16 ml produces the most optimum GO with a
wavelength of 230 nm and an absorbance value of 10. Based on the FTIR spectra, it can be seen that variations
in combustion temperature and surfactant volume do not affect the functional groups formed, but affects the %
transmittance which indicates the ability of the functional group to bind.
Key words: Blender, furnace, Poultry chicken bone waste, liquid phase exfoliation, Surfactant
a b c
Gambar 1 Ilustrasi lembaran graphene pada Masing-masing arang yang telah diayak dibagi
graphite [13] menjadi 3 bagian dengan berat masing-masing 2
gram untuk dilakukan pencampuran dengan 250
Graphene yang teroksidasi disebut graphene ml aquades dengan variasi volume surfaktan,
oxide (GO). Pada GO lembaran graphite yaitu 0,76 ml; 0,96 ml dan 1,16 ml. Proses
monomolekul terdiri dari banyak gugus fungsi pemblenderan dilakukan selama 3 jam lalu
polar [14]. Reduced graphene oxide (rGO) diendapkan selama 3 hari untuk memisahkan
adalah GO yang mana kandungan oksigennya liquid dengan graphene.
dikurangi baik dengan metode termal, kimia, .
ataupun yang lainnya [15]. Konsep liquid phase
HASIL DAN PEMBAHASAN
exfoliation yaitu eksfoliasi dan oksidasi graphite
yang terjadi di dalam fasa cair hingga Karbonisasi dan Sintesis GO Secara
menghasilkan suatu bentuk material GO [1,16]. Observasi
Pada metode liquid phase exfoliation surfaktan
Secara visual arang hasil pembakaran
merupakan agen penstabil permukaan yang
temperatur 400 ̊C memiliki warna coklat tua
dapat menyusup kedalam lapisan graphene [4].
dengan massa awal 110 gram menjadi 63,5
temperatur 600 C
̊ memiliki warna hitam pekat
PKa
450
CaKa
PbM3-N
dengan massa awal 110 gram menjadi 56,98
CeMr
400
CeMa
PtMa
PbM3-O PbM2-N
300
Counts
OKa
CeMz
hasil furnace dengan variasi temperatur
LaMr
PbMz
250
PbMr
AlKa
CeLb2
200
CKa
LaMa
pembakaran.
CeLb
PtMb
PtMz
CeLa
SKb
CaKb
MgKa
150
LaLb2
LaMz
SiKa
PtM1
SKa
LaLb
LaLa
PtLa
PtLl
100
a b
50
0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
keV
PKa
440
PbMa PbMb
CaKa
temperatur (a) 400 ̊C dan (b) 600 ̊C 400
360
CeMr
PbMz
320
OKa
Hasil sintesis GO secara visual menunjukkan
PbM3-N
CeMa
PtMa
PbM3-O PbM2-N
280
Counts
sampel semakin keruh seiring dengan 240
CeMz
LaMr
PtMr
PbMr
AlKa
200
CKa
meningkatnya volume surfaktan. Kekeruhan
CeLb2
LaLb2 CeLb
PtMz
LaMa
CeLa
160
PtMb
SKb
MgKa
CaKb
pada sampel menunjukkan semakin banyaknya 120
SiKa
LaMz
PtM1
LaLb
LaLa
SKa
PtLa
PtLl
80
GO yang dihasilkan seperti terlihat pada 40
Gambar 4. 0
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
keV
a b
Gambar 6 Spektrum EDX arang dengan perlakuan
temperatur furnace 600 ̊C
b
b
elektron π→π* yang mana ∆E lebih besar jika sintesis graphene oxide menggunakan natural
dibandingkan pada panjang gelombang 300 nm graphite hasil pembakaran di suhu 600 ̊C
yang terjadi transisi elektron n→π* [20]. menghasilkan 9 daerah serapan. Perbedaan
jumlah daerah serapan dimungkinkan karena
Hasil Karakterisasi FTIR adanya pengaruh suhu pembakaran pada natural
Secara keseluruhan gugus fungsi yang graphite. Namun secara keseluruhan, gugus
dihasilkan pada endapan GO baik menggunakan fungsi yang dihasilkan pada endapan graphene
natural graphite hasil pembakaran 400 C ̊ oxide baik menggunakan natural graphite hasil
maupun 600 C ̊ menunjukkan volume surfaktan pembakaran 400 ̊C maupun 600 ̊C hampir
tidak mempengaruhi jenis gugus fungsi yang memiliki kesamaan. Daerah serapan sampel
dihasilkan melainkan mempengaruhi persentase hasil pembakaran pada suhu 400 ̊C dan suhu
transmitasinya. Hal ini karena belum adanya 600 ̊C diinformasikan pada Tabel 5 dan Tabel
perbedaan senyawa yang berikatan akibat 6.
perbedaan suhu pembakaran natural graphite Tabel 5 Nilai pita serapan dari gugus fungsi endapan
dan volume surfaktan. Perbedaan transmitasi graphene oxide menggunakan natural graphite
akibat dari perbedaan kekuatan senyawa dalam 400 ̊C
berikatan saat terjadi vibrasi akibat serapan Bilangan gelombang Bilangan
energi radiasi inframerah [21]. sampel (cm-1) gelomban
g literatur
Gugus Fungsi
(cm-1)
0,76 ml 0,96 ml 1,16 ml [9][21][22
]
a
O-H stretch 3363,76 3368,65 3360,49 3750-3000
C-H stretch asym 2923,54 2924,47 2924,63 2935-2915
C-H stretch sym 2853,43 2854,36 2854,13 2865-2845
C=C stretch 1643,46 1641,64 1643,52 1680-1620
C-H bending 1452,44 1451,79 1452,53 1485-1445
C-H in plane
1414,54 1414,69 1414,31 1420-1410
bending
PO4+3- 1009,79 1012,39 1016,40 1000-1100
C-O-O 872,84 872,75 873,31 890-820
O-H out of plane
599,12 599,52 599,73 720-590
bending
Ca2+ 558,09 558,37 559,89 500-610
b
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. E. T. Thebora, K. N. Ningsih, dan M. I.
Shalihin, “Sintesis Grafena Dari Limbah
Pelepah Sawit (Elaeis Sp.) Dengan Metode
Reduksi Grafit Oksida Menggunakan
Pereduksi Zn”, Khazanah Intelekt. 3 (2019)
b
462–476.
[2] Darmito, M. A. Bagqiya, dan R. Asih,
Pengembangan Bahan Karbon dari
Biomassa, ITS Press, Surabaya, 2018.
[3] A. Hidayat, S. Setiadji, dan E. P.
Hadisantoso, “Sintesis Oksida Grafena
Tereduksi ( rGO ) Dari Arang Tempurung
Kelapa ( Cocos nucifera )”, alKimiya 5
(2019) 1–6.
c
[4] Y. L. Zhong, Z. Tian, G. P. Simon, and D.
Li, “Scalable production of graphene via
wet chemistry: Progress and challenges”,
Mater. Today 18(2) (2015) 2–6,
doi: 10.5772/intechopen.86023.
[5] E. Varrla et al., “Turbulence-assisted shear
exfoliation of graphene using household
detergent and a kitchen blender”,
Nanoscale 6(20) (2014) 11810–11819.
Gambar 10 Spektrum FTIR perbandingan doi:10.1039/c4nr03560g.
temperatur arang berdasarkan volume surfaktan (a)
0,76 ml, (b) 0,96 ml, (c) 1,16 ml [6] S. Wardani, E. Rosa, dan R. Mirdayanti,
“Pengolahan Limbah Tulang Kambing
Sebagai Produk Arang Aktif Menggunakan
KESIMPULAN Proses Aktivasi Kimia dan Fisika”, Ilmu
Lingkung. 18(1) (2020) 67–72,
Graphene oxide dapat disintesis dari limbah doi: 10.14710/jil.18.1.67-72.
tulang ayam boiler menggunakan metode liquid
phase exfoliation. Sampel graphene oxide [7] S. A. Maftuhin, T.A. Hanifah, “Potensi
ditemukan pada sampel yang memiliki fasa cair. Pemanfaatan Tulang Ayam Sebagai
Sampel graphene oxide yang paling optimum Adsorben Kation Timbal Dalam Larutan”,
terbentuk pada graphite dengan suhu
Fak. Mat. dan Ilmu Pengetah. Alam, pp. 1– [16] Y. I. Bete, M. Bukit, A. Z. Johannes, dan
8, 2014. R. K. Pingak, “Kajian Awal Sifat Optik
Graphene Oxide Berbahan Dasar Arang
[8] H. O. Pierson, Handbook of Carbon,
Tongkol Jagung Yang Disintesis Dengan
Graphite, Diamonds and Fullerenes,
Metode Liquid Phase Exfoliation (LPE)”, J.
Processing Properties and Applications,
Fis. Fis. Sains dan Apl. 4(2) (2019) 114–
New Jersey, USA, 1993.
120, doi: 10.35508/fisa.v4i2.1832.
[9] V. Amalia, F. A. L. Ayyinah, F. A. Z.
[17] L. Li et al., “Research Progress of the
Ahara, D. A. N. E. Ko, dan P. R. H.
Liquid-Phase Exfoliation and Stable
Adisantoso, “Potensi Pemanfaatan Arang
Dispersion Mechanism and Method of
Tulang Ayam Sebagai Adsorben Logam
Graphene”, Front. Mater. 6 (2019)1–25,
Berat Cu Dan Cd”, al-Kimiya 4(1) (2017)
doi: 10.3389/fmats.2019.00325.
31–37.
[18] I. R. Solo, M. Bukit, dan A. Z. Johannes,
[10] A. Sabit dan M. Tirono, “Efek Suhu Pada
“Kajian Awal Sifat Optik Graphene Oxide
Proses Pengarangan Terhadap Nilai Kalor
Berbahan Dasar Arang Sekam Padi Dengan
Arang Tempurung Kelapa (Coconut Shell
Metode Liquid Phase Exfoliation
Charcoal)”, J. Neutrino 3(2) (2012) 143–
Menggunakan Alat Bantu Blender Dan
152, doi: 10.18860/neu.v0i0.1647.
Ultrasonic Cleaner”, J. Fis. Fis. Sains dan
[11] D. A. P. Puspitasari, V. P. Bintoro, and B. Apl. 5(2) (2020) 1–4,
E. Setiani, “The Soaking Effect On
[19] S. Uran, A. Alhani, and C. Silva, “Study of
Different Hydrocloride Acid Level and
ultraviolet-visible light absorbance of
Soaking Time On PH, Swelling Percentage
exfoliated graphite forms”, AIP Adv.
and Collagen Yield Of Chicken Shank
035323(1) (2017) 1–10,
Bone”, Fac. Anim. Agric. Sci., 2 (2013) 2–
doi: 10.1063/1.4979607.
6.
[20] T. Suhartati, Dasar-Dasar Spektrofotometri
[12] H. Aoki, Physics of Graphene, Springer,
UV-Vis Dan Spektrometri Massa Untuk
Tokyo, 2014.
Penentuan Struktur Senyawa Organik,
[13] R. Lakshmanan and N. Maulik, Graphene- Anugrah Utama Raharja, Bandar Lampung,
“Based Drug Delivery Systems In Tissue 2017.
Engineering And Nanomedicine”, Can. J.
[21] Dachriyanus, Analisis Struktur Senyawa
Physiol. Pharmacol., 96(9) (2018) 869–
Organik Secara Spektroskopi, Lembaga
878, doi: 10.1139/cjpp-2018-0225.
Pengembangan Teknologi Informasi dan
[14] S. Bhattacharjee, R. Joshi, and A. A. Komunikasi, Padang, 2004.
Chughtai, “Graphene Modified
[22] A. B. D. Nandiyanto, R. Oktiani, and R.
Multifunctional Personal Protective
Ragadhita, “How to read and interpret ftir
Clothing”, Adv. Mater. Interfaces 6(21)
spectroscope of organic material.” Indones.
(2019), doi: 10.1002/admi.201900622.
J. Sci. Technol. 4(1) (2019) 97–118,
[15] R. Mmaduka Obodo, I. Ahmad, and F. doi: 10.17509/ijost.v4i1.15806.
Ezema, “Introductory Chapter: Graphene
and Its Applications, Graphene Its Deriv”.
Synth. Appl., (2019), doi:
10.5772/intechopen.86023.
Abstrak - Penggunaan plasma untuk “mengaktifkan” prekursor uap kimia (Plasma Chemical Vapor Deposition
(CVD)) memungkinkan proses deposisi berlangsung pada suhu yang lebih rendah daripada proses deposisi
menggunakan teknik CVD konvensional. Sistem plasma CVD telah dirancang untuk deposisi lapisan karbon di
atas substrat kaca. Bagian utama dari reaktor plasma CVD ini meliputi tutup reaktor, chamber reaktor dan
konfigurasi elektroda Capacitively Coupled Discharge (CCD). Chamber reaktor dibuat dari desikator, sementara
elektroda dibuat dari stainless steel tipe SS 304. Tingkat vakum pada sistem ini adalah medium vakum
(3,090295 Torr). Heater Catridge digunakan sebagai pemanas elektroda bagian bawah (meja sampel). Gas yang
digunakan terdiri dari gas Argon sebagai carrier gas, Blue Gaz sebagai sumber karbon yang akan dideposisikan.
Parameter reaktor yang dapat dikontrol adalah laju aliran gas. Perbandingan laju alir gas Argon: Blue Gaz
optimal yang digunakan adalah (25: 24,2) mL/min .Plasma yang dihasilkan dari sistem ini adalah plasma glow
discharge.
Kata Kunci:, Plasma CVD, Capacitively Coupled Discharge (CCD), plasma glow discharge
Abstract – The use of plasma to “activate” chemical vapor precursors (Plasma CVD) allows the deposition
process to take place at a lower temperature than the deposition process without the use of plasma (CVD). The
Chemical Vapor Deposition (CVD) plasma system has been designed for the deposition of a carbon layer on a
glass substrate. The main part of this CVD plasma reactor includes the reactor cover, the reactor chamber and
the Capacitively Coupled Discharge (CCD) electrode configuration. The reactor chamber is made of a
desiccator, while the electrode is made of SS 304 stainless steel. The vacuum level in this system is a medium
vacuum (3.090295 Torr). The Heater Cartridge is used as a heater for the lower electrode (sampling table). The
gas used consists of argon gas as a carrier gas, blue gas as a carbon source to be deposited. The reactor
parameter that can be controlled is the gas flow rate. The plasma produced by this system is glowing discharge
plasma.
Key words: Plasma CVD, Capacitively Coupled Discharge (CCD), plasma glow discharge
menempatkan masing masing kabel generator Gambar 3. Tampilan tutup reaktor: (a) Tampilan
dengan jarak yang sejauh mungkin, agar tutup secara keseluruhan, (b) tampilan tutup dari sisi
elektron tidak loncat dan menyebabkan hubung atas
singkat arus.
Untuk menghindari kebocoran reaktor,
antara tutup asli reaktor dengan tutup teflon
diberi O-ring, sedangkan lubang-lubang
keluaran gas dan terminal-terminal ditutup
dengan lem epoxy. Selanjutnya, di antara tutup
reaktor dengan tutup badan reaktor diberi karet
silikon dan grease untuk meminimalisasi
terjadinya kebocoran melalui daerah tersebut.
Meja substrat dihubungkan dengan
termokopel untuk menganalisa suhu katoda.
Pada tutup reaktor plasma dipasang sensor
(a) (b) tekanan untuk menganalisa tekanan dalam
Keterangan: chamber. Setelah proses perakitan selesai,
1. Selang gas masuk. 5. Termokopel. pengaturan laju alir gas dapat dilakukan.
2. Selang gas keluar. 6. Sensor tekanan. Pengaturan laju alir dapat dilakukan dengan
3. Terminal pemanas. 7. Pompa vakum. memvariasikan laju gas pada flowmeter.
4. Terminal power plasma.
Rancancangan lengkap sistem plasma CVD
dapat dilihat dari Gambar 4.
Pada penenelitian ini flowmeter yang dilakukan selama 30 menit. Tekanan maksimum
digunakan memiliki tekanan maksimum 0,1 chamber setelah pemvakuman adalah sebesar
Mpa, tekanan keluaran Gas Argon diatur 3,090295 Torr. Berdasarkan tekanan chamber
sebesar 0,1 bar. Sumber energi yang digunakan setelah pemvakuman ini dapat diasumsikan
pada sistem ini adalah Generator Low bahwa di dalam chamber masih terjadi
Frequency (LF). kebocoran. Jika chamber tidak mengalami
kebocoran, maka tekanan di dalam chamber
akan bernilai mendekati tekanan maksimum
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang mampu dicapai pompa, yaitu sebesar
Pengujian pertama pada sistem reaktor ini 4×10-4 mbar atau 3,000255×10-7 Torr.
adalah uji tingkat vakum chamber (Gambar 5).
Pada pengujian ini, pemvakuman chamber
Blue Gaz. Semakin besar flowrate gas, maka [2] N. Nandkumar, “Plasma: The fourth state
semakin banyak pula gas yang dialirkan ke of matter,” Br. Plast. Rubber 3(FEB)
dalam chamber. Hal ini menyebabkan semakin (2007) 6, doi: 10.1119/1.2351410.
banyak tumbukan antar spesies plasma,
[3] Quintino, Overview of coating
sehingga intensitas plasma yang dihasilkan akan
technologies, Woodhead Publishing
semakin besar (Gambar 6). Pada penelitian ini,
Limited, 2014.
intensitas plasma yang dibangkitkan adalah
stabil selama waktu pembangkitan empat jam. [4] T. Neubert, “Organic optical coatings,”
Gambar 6 menunjukkan plasma yang berhasil (2013),
dibangkitkan dari sistem plasma CVD ini. Pada doi: 10.1533/9780857097316.3.427.
gambar tersebut terlihat plasma yang dihasilkan [5] D. M. Mattox, The Foundations of Vacuum
berwarna ungu. Warna ungu ini menunjukkan Coating Technology, 2003.
warna plasma dari Gas Argon. Dikarenakan
tekanan ruang/chamber hasil pengujian [6] T. Dunn, “Overprint Varnishes and
menunjukkan bahwa nilai tekanan Coatings,” Flex. Packag. (2015). 227–232,
ruang/chamber setelah divakum masih jauh dari doi: 10.1016/b978-0-323-26436-5.00027-8.
nilai tekanan maksimum yang dapat dicapai [7] A. Guglya and E. Lyubchenko, Ion-beam-
pompa, maka dapat dikatakan bahwa plasma assisted deposition of thin films, Elsevier
yang dihasilkan pada sistem ini tidak murni Inc., 2018.
campuran dari Gas Argon dan Blue Gaz. Hal ini
dikarenakan masih terdapat banyak pengotor [8] S. Shahidi, J. Wiener, and M.
atau senyawa lain dari udara luar yang terjebak Ghoranneviss, Plasma-Enhanced Vapor
di dalam ruang/chamber. Deposition Process for the Modification of
Textile Materials.
KESIMPULAN [9] D. K. W. Lam, “Low temperature plasma
chemical vapor deposition of silicon
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, oxynitride thin-film waveguides,” Appl.
dapat disimpulkan sebagai berikut. Reaktor Opt., 23(16) (1984) 2744, doi:
plasma Chemical Vapor Deposition (CVD) 10.1364/ao.23.002744.
berhasil dibuat dari desikator, dengan bahan
teflon untuk tutup atas reaktor,bahan keramik [10] S. Peter, M. Günther, D. Hauschild, and F.
sebagai penyangga elektroda, dan bahan isolator Richter, “Low temperature plasma
setrika sebagai resistansi listrik antara elektroda enhanced chemical vapor deposition of thin
dengan termokopel. Plasma yang dihasilkan dari films combining mechanical stiffness,
penelitian ini adalah plasma glow discharge. electrical insulation, and homogeneity in
Plasma yang dihasilkan dari penelitian ini stabil, microcavities,” J. Appl. Phys., 108(4)
namun tidak murni plasma campuran antara Gas (2010), doi: 10.1063/1.3474989.
Argon dan Blue Gaz. [11] J. H. Warner, F. Schäffel, A. Bachmatiuk,
and M. H. Rümmeli, Methods for
UCAPAN TERIMA KASIH Obtaining Graphene, 2013.
[12] K. Gupta, N. K. Jain, and R. Laubscher,
Penulis mengucapkan terimakasih
“Surface Property Enhancement of Gears,”
kepada semua anggota Laboratorium Research
Adv. Gear Manuf. Finish. (2019) 167–196,
Center for Advanced System and Material
doi: 10.1016/b978-0-12-804460-5.00006-7.
Technology, Universitas Brawijaya dan Tim
yang telah membantu mengimplementasikan [13] P. H. Li, P. K. Chu, and H. Kong, Thin film
penelitian. deposition technologies and processing of
biomaterials, 2016, doi: 10.1016/B978-1-
78242-453-6.00001-8.
DAFTAR PUSTAKA
[14] Y. Hamedani, P. Macha, T. J. Bunning, R.
[1] K. T. A. L. Burm, “Plasma : The Fourth R. Naik, and M. C. Vasudev, Plasma-
State of Matter”, pp. 401–407, 2012, doi: Enhanced Chemical Vapor Deposition :
10.1007/s11090-012-9356-1. Where we are and the Outlook for the
Future.
[15] Y. Liu and Y. Chen, “Synthesis of large [16] Y. A. Mankelevich, M. N. R. Ashfold, and
scale graphene oxide using plasma J. Ma, “Plasma-chemical processes in
enhanced chemical vapor deposition microwave plasma-enhanced chemical
method and its application in humidity vapor deposition reactors operating with
sensing,” J. Appl. Phys. 119(10) (2016) 1– C/H/Ar gas mixtures,” J. Appl. Phys.,
7, doi: 10.1063/1.4942999. 104(11) (2008), doi: 10.1063/1.3035850.
Abstrak – Penalaan gambang laras slendro selama ini dilakukan dengan mempertimbangkan perasaan yaitu
perasaan enak atau tidak enak bunyi didengar. Dengan cara ini, keselarasan dapat berubah seiring dengan
perasaan pengrajin, selain itu akan berbeda pula antara pengrajin satu dengan pengrajin lainnya. Penelitian
bertujuan untuk membuat sistem yang mampu menggantikan orang dalam penalaan nada berdasarkan Artificial
Intelligence. Sistem menganalisis karakteristik tiap nada bilah dengan meninjau frekuensi fundamental
mengunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) yang dimiliki oleh software Matlab, dan meninjau
hubungan antara ukuran bilah dan frekuensi yang dihasilkan. Sebuah program Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
dibuat untuk membantu dalam identifikasi. Untuk mempermudah menjalankan program dibuat tampilan
sederhana menggunakan GUI (Graphical User Interface). Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi
fundamental dapat ditentukan dari puncak tertinggi dalam sebuah spektrum frekuensi dan ukuran bilah
berpengaruh terhadap nada yang dihasilkan. Sistem penala gambang laras slendro menggunakan JST dapat
mendeteksi secara benar 47,5% sampel dalam pengujian.
Kata Kunci: Gambang laras slendro, Frekuensi, Jaringan Syaraf Tiruan, Fast Fourier Transform, Matlab.
Abstract – The tuning of the slendro gambang by considering the feelings, namely good or bad feelings about
the sound product. In this way the harmony can change along with the feelings of the craftsman, but it also differ
from one craftsman to another. The research aims to create a system capable of replacing people in tone tuning
based on artificial intelligence. The system, analyzes the characteristics of each blade tone by reviewing the
fundamental frequency using the Matlab’s Fast Fourier Transform (FFT) algorithm, and examining the
relationship between blade size and the resulting frequency. An Artificial Neural Network (ANN) program was
created to assist in identification and to make it easier to run the program, a simple display is made using a GUI
(Graphical User Interface). The results showed that the fundamental frequency can be determined from the
highest peak in a frequency spectrum and the blade size has an effect on the production of the tone. The slendro
gambang tuning system with ANN can correctly detected 47.5% of the samples in the test.
Key words: Slendro Gambang, Frequency, Artificial Neural Network, Fast Fourier Transform, Matlab
apabila sistem tidak mampu mengenali sampel sampel. Terdapat puncak kedua, ketiga,
yang diberikan dan tidak sesuai dengan penala. keempat, dan kelima dengan amplitudo yang
Sehingga dari pengujian tersebut dapat diperoleh lebih kecil pada kelima sampel terletak pada
tingkat kesesuaian antara sistem dan penala. frekuensi 963,0 Hz nada B5; 1.090,0 Hz nada
C#6; 1.569,0 Hz G#6; dan 2235 Hz C#7. Pola
suara seperti ini dalam laras slendro disebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
nada 5̈.
Spektrum Frekuensi Antar Sampel
Grafik amplitudo terhadap frekuensi yang
menampilkan spektrum frekuensi sampel oleh
Matlab diperlihatkan pada Gambar 5. Untuk
mempermudah analisis dalam menentukan nada
menggunakan software Audacity dengan
meninjau frekuensi fundamental pada grafik
ditandai dengan pitch tertinggi.
muncul. Oleh karena itu, pada nada yang sama dengan pitch tertinggi yang dapat dilihat dalam
tetapi spektrum frekuensi (warna bunyi) berbeda grafik. Sepuluh sampel dari 2 gambang slendro
dianggap sama oleh manusia. yang sudah diketahui nilai frekuensi
fundamentalnya, kemudian dihitung nilai rata-
rata populasi dan standar deviasinya. Standar
Frekuensi Fundamental deviasi diperlukan sebagai nilai toleransi agar
mengetahui angka penting dalam rentang
Frekuensi tiap-tiap bilah gambang dapat dilihat
frekuensi tersebut.
dalam Tabel 1. Frekuensi fundamental ditandai
dijadikan sebagai acuan ukuran bilah. Apabila berpegang pada kayu keras. Sampel gambang
meninjau luas permukaan bilah, semakin luas yang digunakan pada penelitian ini terbuat dari
permukaan bilah frekuensi yang dihasilkan kayu jati untuk bilahnya. Dengan menggunakan
semakin rendah. Sedangkan sempit permukaan kayu jati, nada menjadi lebih harmoni.
bilah frekuensinya semakin tinggi. Dalam Bilah kayu jati memiliki Modulus Young
menala nada, penala menipiskan bilah agar tinggi [16] dan densitas besar, sehingga menjadi
mendapatkan nada yang sesuai sehingga tebal kaku. Syarat utama pembuatan instrumen
bilah bervariasi. Ini yang mengakibatkan perkusi dari kayu yaitu kekerasan permukaan
hubungan volume dan frekuensi tidak linear. dan redaman internal rendah, sehingga nada
Proses pembuatan nada oleh penala juga dapat dipertahankan dengan baik [17].
tidak memperhitungkan jenis kayu, tetapi masih
Model Jaringan Syaraf Tiruan satu lapisan output. Pada lapisan input dan
lapisan output terdapat 20 neuron yang tidak
Penelitian ini menggunakan tiga lapisan yaitu
berubah pada saat variasi neuron pada lapisan
satu lapisan input, satu lapisan tersembunyi, dan
tersembunyi. Terdapat neuron pada layar
Pada penelitian ini, besar toleransi penala penala sudah diketahui, maka pentingnya
tidak diukur secara pasti. Oleh sebab itu, perlu standarisasi perlu dilakukan dan sistem ini
meninjau secara kuantitatif besar toleransi berpotensi untuk dikembangkan menjadi
penala. Apabila nilai toleransi dari beberapa perangkat standarisasi.
Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui detail dan noise dalam data latih sebagai konsep
bahwa 19 sampel atau 47,5% sampel dapat oleh sistem. Konsep ini tidak berlaku untuk data
dideteksi benar dan 21 sampel atau 52,5% tidak baru, sehingga kemampuan untuk
dapat dideteksi benar oleh sistem. Sampel 1 menggeneralisasi sulit dilakukan [18] Oleh
hingga 20 menggunakan gambang yang sama sebab itu, sistem ini mengalami overfitting.
ketika pelatihan, sehingga tingkat kesesuaian Rendahnya kesesuain juga disebabkan oleh
yang didapat lebih tinggi dibandingkan dengan faktor lainnya, yaitu kondisi lingkungan sekitar.
sampel 21 hingga 40 yang menggunakan Kondisi yang dimaksud adalah tingkat
gambang lain oleh penala lain. kebisingan di sekitar pengujian. Sehingga
Sampel gagal dideteksi benar disebabkan disarankan ketika sistem digunakan untuk
memiliki frekuensi fundamental berbeda dari menala, maka kondisi seperti ini perlu
data latih, sehingga sistem menganggap bahwa diperhatikan.
sampel tersebut berasal dari gambang yang telah
sumbang. Frekuensi fundamental yang dibaca
KESIMPULAN
oleh sistem memiliki toleransi yang kecil yakni
0,76% dan sesuai dengan pelatihan, sehingga 1. Spektrum frekuensi ditandai dengan adanya
sulit menggeneralisasi data uji. Sedangkan frekuensi fundamental dan diikuti oleh
penala memiliki toleransi yang lebih lebar, frekuensi lainnya. Frekuensi fundamental
sehingga hasil identifikasi sistem jauh lebih masing-masing bilah gambang laras slendro
sempit. yaitu 115,6 ± 2,0 Hz bilah 1; 123,1 ± 4,2 Hz
Penyebab kinerja buruk pada machine bilah 2; 138,6 ± 0,7 Hz bilah 3; 156,6 ± 2,0
learning adalah kelebihan atau kekurangan data. Hz bilah 4; 178,9 ± 2,8 Hz bilah 5; 200,9 ±
Sistem penala gambang slendro ini dibuat 2,5 Hz bilah 6; 233,6 ± 3,4 Hz bilah 7; 271,5
dengan data latih yang sedikit. Performa sistem ± 1,9 Hz bilah 8; 317,9 ± 0,3 Hz bilah 9;
bagus pada data pelatihan dan generalisasi buruk 362,4 ± 3,1 Hz bilah 10; 412,8 ± 1,7 Hz bilah
pada data baru, ini yang disebut overfitting. 11; 482,8 ± 0,3 Hz bilah 12; 551,1 ± 3,5 Hz
Overfitting terjadi ketika sistem mempelajari bilah 13; 627,5 ± 2,5 Hz bilah 14; 730,1 ±
2,1 Hz bilah 15; 848,7 ± 0,5 Hz bilah 16; [7] D.C. Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1,
965,4 ± 9,4 Hz bilah 17; 1.089,2 ± 1,0 Hz Erlangga, Jakarta, 1998.
bilah 18; 1.255,3 ± 0,4 Hz bilah 19; dan
[8] H.J, Pain, The Physics of Vibrations and
1.481,1 ± 2, Hz 6 bilah 20.
Waves Six Edition, John Wiley & Sons Ltd,
2. Ukuran bilah berpengaruh terhadap frekuensi
Chichester,2005.
bunyi yang dihasilkan ditinjau dari luas
permukaannya. Semakin lebar permukaan [9] H.Sujadi, I. Sopiandi, dan A. Mutaqin.
bilah, maka frekuensi semakin rendah. Sistem Pengenalan Suara Menggunakan
Sedangkan semakin sempit permukaan, maka Algoritma FFT (Fast Fourier Transform,)
frekuensi semakin tinggi. Universitas Majalengka, Majalengka,
3. Sistem penala gambang slendro 2017.
menggunakan JST dapat mendeteksi secara [10] E. Winayanti, Analisis Karakteristik
benar 47,5% sampel dalam pengujian. Spektrum Intensitas Akord Mayor dan
Minor pada Alat Musik Gitar, Skripsi,
Untuk mendapatkan frekuensi fundamental yang Universitas Jenderal Soedirman,
lebih eksak perlu dilakukan pelatihan dengan Purwokerto, 2019.
jumlah sampel gambang dan penala yang lebih [11] A. Hermawan, Jaringan Saraf Tiruan,
banyak. Teori dan Aplikasinya, Andi Offset,
Yogyakarta , 2006.
DAFTAR PUSTAKA [12] A. Jumarwanto, R. Hartanti., D.Prastiyanto.
[1] R. Resnick, dan D. Haliday, Fisika. “Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan
(Diterjemahkan oleh Pantur Silaban dan Backpropagation untuk Memprediksi
Erwin Sucipto), Gelora Aksara, . Bandung, Penyakit THT di Rumah Sakit Mardi
1995 Rahayu Kudus”, Jurnal Teknik Elektro
1(1) (2007).
[2] Mitrayana dan V.J.Cytasari, “Pengukuran
Frekuensi Bunyi Saron Demung Laras [13] F. Zola, G. W. Nurcahyo., dan J. Santony.
Pelog Gamelan Jawa Menggunakan “Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan
Perangkat Lunak Visual Analyser”, Jurnal Algoritma Backpropagation untuk
Fisika Indonesia 28(54) (2014). Memprediksi Prestasi Siswa”, Jurnal
Teknologi dan Open Source 1(1) (2018).
[3] E. Trisnowati, “Analisis Frekuensi pada
Gong Laras Slendro”, Indonesian Journal [14] J.J. Siang, Jaringan Syaraf Tiruan dan
of Sains and Education 1(1) (2017). Pemrogramannya Menggunakan Matlab,
Andi, Yogyakarta, 2009.
[4] Faradiba, “Pengenalan Pola Sinyal Suara
Manusia Menggunakan Metode [15] B. C. Moore, “Frequency Difference
Backpropagration Neural Network’, Jurnal Limens for Short-duration Tones”, J.
Edu. Math. Sains 2(1) (2017). Acoust. Soc. Am. 54 (1973) 610-619.
[5] P.W. Arta, Perakitan Gambang Kayu Versi [16] P. Rusnaldy dan N.Iskandar, “Pengukuran
Sudono Sebuah Kajian Organologis, Modulus Elastisitas Berbagai Jenis Kayu
Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Bantul, Untuk Furnitur”, Jurnal Rotasi 11(4)
2016. (2009).