Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan PKL

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM KERJA INDUSTRI

DI APOTEK AFLAHA

Jl.TGH. Ibrahim Al Khalidy Km. 40 Kumbung, Sempoja, Desa Menemeng

Kec.Pringgarata, Lombok Tengah

Disusun Oleh:

Nama :Maygoza Supani

NIS :941-12-21

NISN :3057288848

Kelas :XII b Farmasi

Prog.Keahlian :Farmasi

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN QAMARUL HUDA

TAHUN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Kerja Industri di Apotek Aluh Farma Praya

Dilaksanakan tanggal 1september 2022 – Desember 2022

Di Susun Oleh:

Nama : MaygozaSupani

Kelas : XII B

Prog.keahlian: Farmasi Klinis

Telah di periksa dan disetujui oleh

Pembimbing sekolah Pembimbing DU/DI Apotek Aflaha

( Dita Arisca Devi S.Farm ) ( Apt.Syamsul Rahmat M.,Farm.)

Kepala jurusan keahlian farmasi PSA Apotek Aluh Farm

(Apt. Aluh Atiq Maryati.,S.Far) (Apt.Annisa Alpiani,S.Si,M.Far.)

Mengetahui

Kepala sekolah SMK Qamarul Huda Bagu

(Lalu Sapoan.,S.HI.M.Pd.I)
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, yang

senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, taufik, serta hidayahnya sehingga dapat

menyelesaikan Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan dapat menyusun laporan ini

berdasarkan pengalaman dan data-data yang kami peroleh selama melaksanakan

Praktek Kerja Industri (Prakerin) di apotek Aflaha.

Laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dapat disusun dengan baik

berkat bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan

sebagai bahan masukan untuk kami. Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Lalu Sapoan.,S.HI.M.Pd.I sebagai kepala sekolah SMKS Qamarul

Huda Bagu.

2. Ibu Apt. Aluh Atiq Maryati.,S.Far sebagai ketua program keahlian farmasi

sekaligus guru pembimbing pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin)

3. Ibu Apt.Annisa Alpiani,S.Si,M.Far.sebagai PSA sekaligus sebagai Apoteker

Penanggung Jawab di Apotek Aflaha.

4. Bapak Apt.Syamsul Rahmat M.,Farm. selaku pemilik Apotek Aflaha.

5. Seluruh staf dan karyawan di Apotek Aflaha.

6. Guru dan Staf pegawai yang ada di SMK Qamarul Huda Bagu.
7. Orang tua yang telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan penulis

selama menjalani Prakerin.

8. Teman-teman yang membantu hingga terselesainya laporan pendidikan sistem

ganda ini .

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangan,sehingga penulis sangat mengharapkan bimbingan ,saran serta keritik

yang bersifat membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak.

Kumbung, 03 September 2022

Maygoza SupaniI
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu model penyelanggaraan

pendidikan yang memadukan secara utuh dan terintegrasi kegiatan belajar

peserta didik di sekolah dengan proses penguasaan keahlian kejuruan melalui

bekerja langsung di lapangan kerja industri. Metode tersebut dilaksanakan

dalam rangka peningkatan mutu Sekolah Menengah Kejuruan Qamarul Huda

Bagu untuk mencapai relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan tenaga

kerja industri,

Tujuan utama kegiatan Praktek Kerja Industri ini adalah

meningkatkan keahlian profesional peserta didik agar sesuai dengan tuntunan

kebutuhan tenaga kerja. Selain itu agar peserta didik memiliki etos kerja yaitu:

kemampuan bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif, hasil pekerjaan

berkualitas, disiplin waktu, dan rajin dalam bekerja.

Laporan ini disusun sebagai bukti bahwa penulis telah menyelesaikan

Praktek Kerja Industri yang diharapkan terlaksana secara efektif, efesien,

yang sesuai dengan prosedur dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, yaitu Sekolah, Peserta Didik, dan Dunia Industri.

B. Landasan Hukum

1. UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. PP. Nomor : 29 / 1990 tentang Pendikan Menengah

3. Kep. Menekar No: 285 / MEN / 1991 tentang Pelaksanaan Permegangan

Nasional

4. PP No: 39 / 1992 tentang peranan Masyarakat dalam Pendidikan Nasional

5. Surat Keputusan Mendikbud Nomor : 0409 / U / 1992 tentang Sekolah

Menengah Kejuruan

C. Tujuan Prakerin

Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri bertujuan untuk:

1. Memperoleh hubungan keterkaitan dan kesepandangan (Link and Match)

antara Sekolah Menengah Kejuruan Qamarul Huda Bagu dengan Dunia

Industri.

2. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang

berkualitas dan professional.

3. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai

bagian dari proses pendidikan.

D. Nilai Tambah Kegiatan Prakerin.

Penyelenggaraan Prakerin memberikan keuntungan bersama bagi Industri,

Sekolah, dan Peserta Prakerin(Peserta Didik).

1. Nilai Tambah Bagi Industri

a. Perusahaan dapat mengenal kualitas peserta prakerin yang belajar dan

bekerja di Industri.
b. Umumnya peserta Prakerin telah ikut dalam proses produksi ssecara aktif

sehingga pada pengertian tertentu peserta pakerin adalah tenaga kerja yang

memberi keuntungan.

c. Perusahan dapat memberi tugas kepada peserta prakerin untuk

kepentingan perusahaan sesuai kompetensi dan kemampuan yang dimiliki.

d. Selama proses pendidikan melalui kerja industri, peserta Prakerin lebih

mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturann

Perusahaan. Karena itu, sikap peserta Prakerin dapat dibentuk sesuai

dengan ciri khas tertentu industri.

e. Memberi kepuasan bagi dunia usaha/ dunia industri kerena diakui ikut

serta menentukan masa depan bangsa melalui Praktek Kerja Industri

(Prakerin)

2. Nilai Tambah Bagi Sekolah

Tujuan pendidikan untuk member keahlian professional bagi perserta

didik lebih terjamin pencapaianya.Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara

program pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip

link and match)

Memberi kepuasan bagi penyelanggaraan pendidikan sekolah karna

tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat,baik untuk

kepentingan tamatan,kepentingan dunia kerja,dan kepentingan bangsa

3. Nilai Tambah Bagi Peserta Praktek Kerja Industri (Prakerin)


Hasil belajar peserta Prakerin akan lebih bermakna,karna setelah

tamat akan betul betul memiliki keahlian professional sebagai bekal untuk

meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal untuk pengembangan

dirinya secara bekelanjutan.

Kehalian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan

rasa percaya diri tamatan,yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk

meningkatkan keahlian profrsionalnya pada tingkat yang lebih tinggi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ASPEK PERUNDANG-UNDANGAN

Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 35 tahun 2014


tentang standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

1. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang pengamanan


sediaan farmasi dan alat kesehatan (Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Idonesia Nomor
3781)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan
kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
124,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5044);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 889/MENKES/PER/V 2011 tentang
registrasi, izin praktik dan izin kerja tenaga kefarmasian(Berita Negara
Republik Indonesia Tahun322) sebagaimana telah diubah dengan
peraturan menteri kesehatan Nomor 31 Tahun 2016 Tentang perubahan
atas peraturan menteri kesehatan Nomor 889/MENKES/V/2011 Tentang
registrasi izin praktik dan izin kerja tenaga kefarmasian(Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1137);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek(Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1137);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Reublik Indonesia Nomor 5419);
6. Undang – undamg Nomor 5 Tahun 1997 Tentang psikotropika(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3671);
Menurut Permenkes No.9 Tahun 2017 mendefinisikan apotek
sebagai sarana pelayanan kefarmasian oleh Apoteker. Adapun Surat izin
Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
daaerah kebupaten/kota kepada Apoteker sebagai surat
menyelenggarakan Apotek.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2017 pasal 1
ini yang di maksud dengan:
1. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat di lakukan
praktek kefarmasian oleh apoteker.
2. Fasilitas kefarmasian adalah sarana yang digunakan untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan
kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian.
4. Apoteker adalah sarjan farmasi yang telah lulus sebagai apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
5. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yang membantu apoteker
dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, dan Analis Farmasi.
6. Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya di singkat
STRA adalah bukti tertulis yang di berikan oleh konsil Tenaga
Kefarmasian kepada Apoteker yang telah di registrasi.
7. Surat Izin Apotek yang selanjutnya di singkat SIA adalah bukti
tertulis yang di berikan oleh pemerintah daerah kebupaten/kota
pada Apoteker sebagai izin untuk menyelengarakan Apotek.
8. Surat Izin Praktek Apoteker yang selanjutnya di singkat SIPA
adalah bukti tertulis yang di berikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota pada Apoteker sebagai pemberian kewenangan
untuk menjalankan praktek kefarmasian.
9. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau
dokter hewan kepada apoteker, baik dalam bentuk kertas maupun
elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi
dan/alat kesehatan.
10. Sediaan farmasi adalah obat, obat tradisional, dan kosmetik.
11. Alat kesehatan adalah instrument, apparatus, dan/atau impant yang
tidak mengandung obat yang di gunakan untuk mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia,
dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

Apotek memiliki tugas dan fungsi sebagai:


1. Tempat pengabdian profesi seseorang Apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan.
2. Sarana farmasi untuk melaksanakan peracikan, pengubahan
bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.
3. Sarana penyaluran perbekalan farmasi dalam menyebarkan obat-
obatan yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata.
B. ASPEK PENGELOLAAN APOTEK
Berdasarkan peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2014,Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang –undangan yang
berlaku meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis,jumlah, dan
harga dalam rangka pegadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaaan, serta
menghindari kekosongan obat. Dalam perencanaan pengandaan
sediaan farmasi seperti obat-obatan dan alat kesehatan,maka perlu
dilakukan pengumpulan data obat-obatan yang akan di pesan. Perlu
juga memperhatikan dan mencermati pola penyakit yang timbul di
sekitar masyarakat sehingga apotek dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat tentang obat-obat untuk penyakit tersebut.
Selain dua hal di atas ada juga beberapa hal yang perlu di perhatikan
yaitu:
a. Tingkat Perekonomian Masyarakat. Tingkat ekonomi masyarakat
di sekitar Apotek juga akan mempengaruhi daya beli terhadap
obat-obatan.
b. Budaya Masyarakat. Pandangan masyarakat terhadap obat, pabrik
obat, bahkan iklan obat dapat mempengaruhi dalam hal pemilihan
obat-obatan Khususnya obat-obat tanpa resep.
Dalam perencanaan pengadaan ini,ada empat metode yang sering
dipakai yaitu:
a. Metode epidemiologi. Perencanaan dengan metode ini dibuat
berdasarkan pola penyebaran penyakit dan pola pengobatan
penyakit dan pola pengobatan penyakit yang sering terjadi dalam
masyarakat sekitar.
b. Metode konsumsi. Perencanaan dengan metode ini dibuat
berdasarkan data pengeluaran barang periode lalu. Selanjutnya
data tersebut dikelompokan dalam kelompok fast moving (cepat
beredar) maupun yang slow moving ( lambat beredar).
c. Metode Kombinasi. Metode ini merupakan gabungan dari metode
epidemiologi dan metode komsumsi.
d. Metode just in time. Perencanaan dilakukan saat obat dibutuhkan
dan obat yang ada di Apotek dalam jumlah terbatas.
2. Pengadaan
Pengadan barang dilakuan bedasarkan perencanaan yang telah
dibuat dan di sesaikan dengan anggaran keuangan yang ada
a. Pengadaan dalam jumblah terbatas.Pengadaan dalam jumblah
terbatas dimaksudkan yaitu pembelian dilakukan apabila
persediaan barang dalam halini adalah obat obatan menipis
b. Pengadaan secara berencana pengadaan secara berencana adalah
perencanaan pembelian obat bedasarkan penjualan perminggu
atu perbulan
c. Pengadaan secara spekulatif.cara ini dilakukan apabila aka nada
kenaikan harga serta bonus yang ditawarkan jika meningkat
kebutuhan,namun resiko ini terkadang tidak sesuai dengan
rencana,karna obat dapat rusak apabila stok obat digudang
melampaui kebutuhan
3. Penerimaan
Petugas yang menerima harus mencocokan barang dengan faktur
dan SP(Surat Pesanan) salinan ke 2 mengenai jumlah, nama obat,
harga satuan dan perhitungan harga.Bila ada obat yang kadaluwarsa
(ED),maka dicatat dalam buku tersendiri dengan diurutkan tanggalnya.
4. Penyimpanan
a) Obat /bahan obat harus disimpan dalam waktu asli pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah
lain, maka harus di cegah terjadinya kontaminasi dan harus di tulis
informasi yang jelas pada waktu baru. Wadah sekurang-kurangnya
memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa.
b) Semua obat /bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai
sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya .
c) System penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
sediaan dan kela terap obat serta disusun secara alphabet.
d) Pengeluaran Obat memakai system FEFO(First Expire First Out)
dan FIFO (First In First Out).
5. Pemusnahan
a) Obat kadaluwarsa atau rusak harus di musnahkan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluwarsan atau
rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan
oleh apoteker dan disaksikan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota
Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh
apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang
memiliki surat izin pratik atau surat izin kerja. Pemusnahan di
lengkapi dengan berita pemusnahan.
b) Resep yang telah di simpan melebihi jangka waktu 5(lima)tahun
dapat di musnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh apotekr di
saksikan oleh sekurang kurangnya petugas lain di apotek dengan
cara di bakar atau cara pemusnahan lain yang di buktikan dengan
berita acara pemusnahan resep.

6. Pengendalian
Pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah
persediaan sesuai kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan system
persediaan atau pengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan,
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, kehilangan serta pengembalian
pesanan. Pengendalian persediaan di lakukan menggunakan kartu stok
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-
kurangnya memuat nama obat, tanggal kadaluwarsa, jumlah
pemasukan, jumlah pengeluaran dan sisa persediaan.
7. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi
pengadaan (surat pesanan faktur), penyimpanan (kartu stok),
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya di
sesuaikan dengan kebutuhan.

Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan


internal merupakan pelaporan yang di gunakan untuk kebutuhan
manajemen Apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan
lainnya.

Pelaporan eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk


memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan meliputi pelaporan narkotika (menggunakan
formulir 3 sebagaimana terlampir), psikotropika(menggunakan
formulir 4 sebagaimana terlampir) dan pelaporan lainnya
BAB III

TINJAUAN UMUM APOTEK AFLAHA

A. SEJARAH APOTEK AFLAHA


Apotek Aflaha berdiri pada tanggal 1 Agustus 2018 di Jl.TGH.Ibrahim
Al Khalidy Km 40 Kumbung, Sempoja, desa Menemeng Kec.Pringgrata, Lombok
Tengah. Aptek Aflaha sudah berjalan sekitar tahun terhitung sampai saat ini.
Yang di kelola langsung oleh Apt.Annisa Alpiani,S.Si,M.Far. yang awalnya
memiliki No SIPA 0020\PRKT\Xll\2020\DPMPTSP dan SIA 0001\APOTEK\Xll\
2020\DPMPTSP dan sekarang telah berganti menjadi SIPA 0220\PRKT\Xll\2020\
DPMPTSP.
Apotek Aflaha menyewa bangunan yang memiliki letak yang strategis
karena berada di pinggir jalan sehingga sangat mudah di temukan oleh masyarakat.
Apotek Aflaha terletak di Jl.TGH. Ibrahim Al Khalidy Km 40 Lumbung, Sempoja,
Desa Menemeng Kec.Pringgarata, Lombok Tengah.yang bersebrangan dengan
pedagang bakso solo dan di sebelahnya terdapat toko baju dan pegadaian.

Gambar 01
B. TATA RUANG APOTIK

KULKAS

OBAT BEBAS DAB VITAMIN


A
MEJA KASIR
L

S
ETALASE SYIRUP

SYIRUP KERAS

INJEKSI

G
O
B U
A
T D
K
E A
R
A N
S
G

MEJA APOTEKER

WC
DAPUR
C. STRUKTUR ORGANISASI

PSA

Apt. Annisa Alpiani,S.Si.,M.Farm

APA

Apt. Annisa Alpiani,S.Si.,M.Farm

MENEJEMEN

Apt.Syamsul Rahmat,S.Farm

AA

Dewi Fitriana,S.Farm

KARYAWAN

1. Falahiah,S.Keb
2. Liza Ummami ( SMK Farmasi )
3. Tami Rizki Cahya,A.Md.Farm
Pengelolaan apotek dapat berjalan dengan baik jika di dukung oleh organisasi
yang mapan. Struktur organisasi sangat di perlukan dalam rangka mengelola apotek
agar dapat berjalan baik dan efisien. Struktur organisasi akan selalu mengalami
perkembangan sesuai tuntutan kebutuhan. Berkaitan dengan hal tersebut, struktur
organisasi apotek di buat sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi tuntutan
kebutuhan pasien terhadap pelayanan yang memuaskan.

Adanya struktur organisasi yang baik, wewenang dan tanggung jawab,


kewajiban serta pembagian kerja yang jelas akan memperlancar roda kegiatan dan
menghindari over lap pekerjaan sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Demikian
juga dengan apotek Aflaha, job description-nya sebagai berikut:

1. Apoteker Pengelola Apotek(APA)/SIA : 1 orang


2. Asisten Apoteker : 1 orang
3. Administrasi : 1 orang
Tugas dan kewajiban,tanggung jawab serta wewenang masing-masing
bagian adalah sebagai berikut :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA)/SIA
a. Memimpin seluruh kegiatan apotek, termasuk mengkoordinasi dan
mengawasi pekerjaan para karyawan di bawahnya, mengurus pembagian
tugas dan tanggung jawab sekaligus wewenang tiap bidangnya.
b. Meningkatkan semua bidang yang ada dalam apotek dalam rangka
meningkatkan hasil usaha apotek menjadi lebih baik.
c. Kelengkapan perbekalan farmasi di atur dan di awasi penyimpanannya
sesuai dengan syarat-syarat teknis farmasi terutama di ruang peracikan.
d. Harga obat yang akan di jual dilakukan kalkulasi sesuai dengan kebijakan
harga yang di tetapkan.
e. Membina serta memberikan petunjuk teknis kefarmasian kepada
karyawan,terutama dalam memberika informasi kepeda pasien.
f. Bersama dengan APA menetukan anggaran biaya bagi keperluan
apotek,pengelolaan keuangan serta mempunyai tugas dan kewajiban
mengadakan control terhadap jalannya apotek.
g. Mengadakan penilaian kembali system pengelolaan apotek tiap akhir
tahun untuk mengetahui kemajuan apotek
h. Memperbaiki pelayanan dan kemajuan apotek serta mempertimbangkan
usul saran dari karyawan.
2. Asisten Apoteker (AA)
a. Membantu APA dalam kegiatan pelayanan resep dan obat-obat bebas
b. Mencatat dan membuat laporan keluar masuknya obat-obatan dan alat
kesehatan.
c. Laporan obat habis di catat pada buku defecta.
d. Keluar masuknya obat di catat serta menyusun obat-obatan di gudang dan
di pelayanan secara alphabet dan jenis sediaan, suhu FIFO dan FEFO.
e. Apabila dalam keadaan yang darurat maka dapat menggantikan posisi
yang lain seperti kasir dan juru resep.
f. Asisten Apoteker bertanggung jawab dan berwenang melaksanakan tugas
kefarmasian dan membantu APA dalam mengelola keuangan, kegiatan
penjualan dan pengelolaan barang.
3. Administrasi
a. Menyusun laporan manajemen dan bertanggung jawab dalam bagian
administrasi apotek
b. Membantu APA dalam pelaporan, pencatatan dan pembayaran piutang,
mencatat buku hutang piutang.

Pembagian jam kerja di Apotek Aluh Farma terdiri dari dua shift setiap hari yaitu
shift pagi dan shift siang/malam. Pembagian shift tersebut adalah sebagai berikut.

Pagi : 08.00-15.00 WITA


Siang : 15.00-21.00 WITA
D .PENGELOLAAN APOTEK

Kegiatan pengelolaan apotek sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis


habis pakai, di apotek Aflaha di lakukan sesuai ketentuan perundang –undangan yang
berlaku meliputi:

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan dasar tindakan manajer yang di lakukan oleh
apoteker sebagai tanggung jawab sebagai apoteker pengelola apotek(APA),
untuk dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sebelum perencanaan di
tetapkan,umumnya di dahului oleh prediksi tentang peristiwa yang akan
datang dengan menganalisa kondisi penjualan di apotek yang sedang
berlangsung. Penentuan mempengaruhi penentuan kebutuhan diperhitungkan
terutama menyangkut keterbatasan apotek. Penentuan kebutuhan menyangkut
proses memilih dan menetapkan jenis barang/obat berdasarkan prediksi
jumlah kebutuhan persediaan setiap item di apotek, sehinga akan di peroleh
jumlah dan jenis barang yang sesuai dengan kebutuhan apotek serta
menghindari kekosongan obat.

Sebelum melakukan pembelian barang(obat atau perbekalan farmasi


lainnya).Apotek Aflaha melakukan perencanaan terlebih dahulu berdasarkan
sisa stok, frekuensi pemakaian barang(fast moving atau slow moving), dan
anggaran yang tersedia. Yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah
mengenai harga, isi dalam kemasan, sifat obat, dokter penulis resep dan
tempat tinggal pasien(jauh atau dekat dari apotek).
2. Pengadaan Barang(Pembelian)
Dalam pengadaan barang apotek Aflaha sangat memperhatikan hal-hal di
bawah ini,antara lain:
1) Berasal dari sumber yang resmi
2) Buku defecta, memuat keterangan obat yang telah habis atau
persediaanya telah menipis, maka akan diketahui macam dan jumlah
barang, beserta kategori arus barang, fast moving atau slow moving.
3) Rencana anggaran belanja atau dana yang tersedia
4) Pemilihan PBF yang sesuai dalam hal ini: harga barang yang di
tawarkan, jangka waktu pembayaran barang, pelayanan dan
pengantaran barang dengan baik, benar dan cepat, bonus pembelian,
diskon yang di tawarkan, kemudahan dalam berkomunikasi dan
kecepatan dalam menangani complain.

Pengadaan barang di apotek Aflaha dilakukan dengan sistem pembelian


terbatas,pembelian berencana maupun dengan sistem konsinyasi. Pembelian
barang/obat dalam jumlah terbatas untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka
waktu pendek, hal ini untuk menghindari penumpukan barang. Sebab
penumpukan barang tidak menjamin penambahan omzet, lebih baik dana
yang ada di gunankan untuk pengadaan barang lainnya agar perputaran modal
tida terhenti.

Sitem konsinyasi biasanya dilakukan untuk produk/obat baru, pada system ini
PBF menitipkan barang di apotek dan pembayaran dilalakukan atas sejumlah
barang yang terjual, maka barang tersebut dapat dikembalikan ke PBF yang
menitipkan, apabila barang yang di titipkan itu laku maka apotek dapat
membelinya dengan menggunakan surat pesanan.

Berdasarkan SP (Surat Pesanan)yang ada di apotek Aflaha memiliki 5 SP,


yaitu:

1. SP Prekursor
2. SP OOT
3. SP Psikotropika
4. SP Narkotika
5. SP biasa
Akan tetapi, apotek Aflaha tidak meneydiakan obat narkotika dan
psikotropika
3. Penerimaan Barang
Penerimaan barang di apotek Aflaha sudah di tetapkan sesuai SOP yang telah
ada sebagai berikut:
1) Cek kesesuaian SP dengan faktur barang datang
2) Cek fisik barang dengan faktur
3) Cek jumlah, tanggal ED, Nomor batch
4) Jika sesuai TTD (tulis tanggal nama terang)
5) Copy faktur di sesuaikan dengan copy SP simpan dalam map masing-
masing PBF.
6) Beri harga jual untuk masing-masing barang datang.
4. Penyimpanan
Penyimpanan barang di apotek Aflaha yang sudah di tetapkan sesuai dengan
SOP yang ada sebagai berikut:
1) Tata barang sesuai dengan jenis sediaan
2) Tata barang sesuai dengan alphabet
3) Tata barang sesuai dengan FIFO dan FEFO
4) Tata barang sesuai dengan farmakologi
5) Tata barang sesuai dengan suhu penyimpanan
5. Pelayanan
a) SOP pelayanan resep racikan
1. Pasien datang membawa resep tertulus dari dokter
2. Asisten apoteker memeriksa isis dari dokter
3. Mengecek barang yang tersedia di apotek
4. Memberikan harga resep racikan
5. Menyiapkan racikan.
6. Penyerahan obat ke pasien
7. Memberikan informasi tentang penggunaan obat.
b) SOP pelayanan resep non racikan:
1. Pasien datang dengan keluhan
2. Asisten apoteker merekomendasikan obat sesuai dengan keluhan
3. Asisten apoteker memberikan obat kepada pasien
4. Pasien membayar obat sesuai dengan harga
5. Penyerahan obat disertai PIO
c) Swamedikasi
1. Pasien datang dengan keluhan
2. Apoteker memberikan swamedikasi
3. Apoteker memberikan alternative pengobatan
4. Pasien bayar
5. Penyerahan obat disertai PIO

6.Pemusnahan

Apotek Aflaha belum melakukan pemusnahan resep ataupun pemusnahan obat


karena apotek Aflahabelum berdiri selama 5(lima)tahun.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Apotek
Apotek Aflha merupakan sarana pelayanan kesehatan yang melakukan
pekerjaan kefarmasiaan dan penyaluran perbekalan farmasi yang harus
menyalurkan obat yang di perlukan masyarakat secara luas meliputi pembuatan,
pengadaan, penyimpanan, dan distribusi obat, pengelolaan obat resep dokter,
serta pelayanan informasi obat. Apotek memiliki tugas dan fungsi sebagai
tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah apoteker
dan memiliki surat izin kerja (SIK).

Apotek Aflaha tergolong apotek yang sukses dan banyak mengalami


perkembangan. Hal ini dapat di lihat dari omzet yang terus bertambah setiap
harinya, serta fasilitas apotek yang memadai. Seperti tempat parkir yang luas
serta ruang tunggu, toilet, timbangan badan.
Apotek Aflaha berada di tempat yang strategis, yaitu di pinggir jalan
raya yang relatis ramai mudah di jangkau oleh masyarakat. Hal ini pula di
dukung dengan banyaknya pemukiman penduduk di sekitar apotek dan
beberapa tempat pelayanan kesehatan .
Apotek Aflaha memberikan jasa konseling obat kepada pasien setiap
hari secara langsung jika apoteker tidak ada di tempat maka, konsultasi
dilakukan VIA telfon atau melalui whatsapp.
Kelengkapan obat di apotek Aflaha semakin baik dari waktu ke waktu.
Hal ini terlihat dari kurangnya penolakan resep karena obat yang di maksud
tidak ada.
Hal tersebut dapat tercapai karena pengelolaan barang dilakukan
dengan sangat baik. Pemesanan atau pembelian obat berdasarkan buku
defecta(buku barang habis) yang di sesuaikan dengan kebutuhan dan laku
tidaknya suatu barang.
Pengendalian barang/obat di apotek Aflaha masih dengan cara manual
yaitu menggunakan kartu stok. Akan tetapi, tidak berjalan dengan lancar di
karenakan bebrapa kendala.
Walapun tidak menyediakan obat jenis narkotika dan psikotropika
pecatatan dan pelaporan obat jenis tersebut tetep di lakukan sebulan sekali
sebelum tanggal 10 bulan berikutnya melalui situs resmi SINAB dengan
keterangan nihil yang berarti tidak menyediakan obat jenis tersebut.
Pelayanan di Apotek Aluh farma di bagi menjadi dua shift yaitu, shift
pagi pukul 08.00-15.00 dan shift malam pukul 15.00-21.00 WITA.

B. Pelayanan KIE dan Pharmaceutical Care


Apotek Aflaha salah satu pelayanan kesehatan yang memiliki peran
penting dalam kegiatan distribusi obat dan alat kesehatan yang memiliki peran
penting dalam kegiatan distribusi obat dan alat kesehtan kepada masyarakat.
Apotek Aflaha melakukan pelayanan dari pagi sampai malam dengan total pasien
rata-rata lebih dari 30 pasien tiap harinya yang datang membeli obat. Faktor yang
perlu di perhatikan dalam meningkatkan mutu pelayanan di Aflaha salah satnya
adalah pelayanan KIE mengenai obat karenan dengan penyampaian KIE pada
obat di harapkan pasien dapat menggunakan obat secara benar dan mengetahui
tentang obat tersebut.
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Apotek
Apotek Aflaha merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
melakukan pekerjaan kefarmasiaan dan penyaluran perbekalan farmasi yang
harus menyalurkan obat yang di perlukan masyarakat secara luas meliputi
pembuatan, pengadaan, penyimpanan, dan distribusi obat, pengelolaan obat
resep dokter, serta pelayanan informasi obat. Apotek memiliki tugas dan fungsi
sebagai tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah
apoteker dan memiliki surat izin kerja (SIK).
Apotek Aflha tergolong apotek yang sukses dan banyak mengalami
perkembangan. Hal ini dapat di lihat dari omzet yang terus bertambah setiap
harinya, serta fasilitas apotek yang memadai. Seperti tempat parkir yang luas
serta ruang tunggu, toilet, timbangan badan.
Apotek Aflaha berada di tempat yang strategis, yaitu di pinggir jalan
raya yang relatis ramai mudah di jangkau oleh masyarakat. Hal ini pula di
dukung dengan banyaknya pemukiman penduduk di sekitar apotek dan beberapa
tempat pelayanan kesehatan.
Kelengkapan obat di apotek aflaha semakin baik dari waktu ke
waktu. Hal ini terlihat dari kurangnya penolakan resep karena obat yang di
maksud tidak ada. Adanya diskon pada setiap itempembelian obat, membuat
pasien merasa lebih puas dan meningkatkan loyalitas pasien kepada apotek,
sehingga dapat meningkatkan omzet apotek.
Hal tersebut dapat tercapai karena pengelolaan barang dilakukan
dengan sangat baik. Pemesanan atau pembelian obat berdasarkan buku
defecta(buku barang habis) yang di sesuaikan dengan kebutuhan dan laku
tidaknya suatu barang.
Pengendalian barang/obat di apotek Aflaha masih dengan cara
manual yaitu menggunakan kartu stok. Akan tetapi, tidak berjalan dengan lancar
di karenakan bebrapa kendala.
Walapun tidak menyediakan obat jenis narkotika dan psikotropika
pecatatan dan pelaporan obat jenis tersebut tetep di lakukan sebulan sekali
sebelum tanggal 10 bulan berikutnya melalui situs resmi SINAB dengan
keterangan nihil yang berarti tidak menyediakan obat jenis tersebut.
Pelayanan di Apotek Aluh farma di bagi menjadi dua shift yaitu, shift
pagi pukul 08.00-15.00 dan shift malam pukul 15.00-21.00 WITA.
B. Pengelolaan Apotek
Apotek Aflaha merupakan sarana pelayanan kesehatan yang
melakukan pekerjaan kefarmasiaan dan penyaluran perbekalan farmasi yang
harus menyalurkan obat yang di perlukan masyarakat secara luas meliputi
pembuatan, pengadaan, penyimpanan, dan distribusi obat, pengelolaan obat
resep dokter, serta pelayanan informasi obat. Apotek memiliki tugas dan fungsi
sebagai tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah
apoteker dan memiliki surat izin kerja (SIK).
Apotek Aflaha tergolong apotek yang sukses dan banyak mengalami
perkembangan. Hal ini dapat di lihat dari omzet yang terus bertambah setiap
harinya, serta fasilitas apotek yang memadai. Seperti tempat parkir yang luas
serta ruang tunggu, toilet, timbangan badan. Tersedia pula brosur kesehatan,
obat-obatan baru.
Apotek Aflaha berada di tempat yang strategis, yaitu di pinggir jalan
raya yang relatis ramai mudah di jangkau oleh masyarakat. Hal ini pula di
dukung dengan banyaknya pemukiman penduduk di sekitar apotek dan
beberapa tempat pelayanan kesehatan.
C. Pengelolaan Sediaan Farmasi
1. Perencanaan:
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan pola penyakit dan kemampuan dan budaya masyarakat. Terkait
dengan pertimbangan tersebut maka obat-obat yang sering masuk dalam
perencanaan adalah yang terkait obat yang diagendakan dalam perencanaan
adalah amlodipine, paracetamol, dll. Perencanaan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan biasanya dilakukan oleh Apoteker. Salah satu dokumen
perencanaan yang ada di Apotek adalah buku catatan obat yang sudah
habis/mau habis yang disebut buku defekta.
2. . Pengadaan:
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasiaan maka pengadaan
sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Manajemen Pengadaan diapotek Aflaha didahului oleh
Pemesanan obat dengan. Surat Pesanan Resmi sesuai dengan golongannya. Ada
5 model Surat Pesanan yangada di Apotek Aflaha yaitu:
1. SP Prekursor
2. SP OOT
3. SP Psikotropika
4. SP Narkotika
5. SP biasa
3. Penerimaan
Penerimaan barang di sertai faktur (Memuat nama PBF,tanggal, jenis
dan jumlah barang),yang kemudian di cocokkan/pengecekan (Ed, keadaan
fisik obat, sesuai dengan permintaan jenis dan jumlah obat). Jika sesuai
maka faktur di tanda tangani Apoteker/AA (Nama terang, SK, Cap Apotek)
dan faktur asli akan di peroleh jika sudah melunasi pembayaran obat. Obat
yang diperoleh dicacat dibuku penerimaan atau ED, menyangkut nama PBF
yang mengirim barang, harga barang, dan nomer bacth penting karena
sewaktu-waktu BPOM bisa menarik obat tertentu dengan no batch tertentu.
4. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan farmasi yang dilakukan di apotek Aflaha,
disesuaikan golongan obat, jenis penyakit, sediaan, generic, dan kestabilan
obat, seperti:
a) Bentuk sediaan
 Suppositoria disimpan pada suhu sejuk, yaitu pada lemari es
 Alkes disimpan pada suhu kamar.
 Obat Bebas, obat bebas terbatas, Obat herbal terstandart, Jamu,
Fitofarmaka disimpan di swalayan farmasi pada suhu kamar.
 Obat keras di simpan pada etalase obat sesuai golongan penyakitnya
dan alfabetis
5. Pemusnahan Obat

Apotek Aflaha tidak melakukan pemusanhan obat karna apotek Aflaha belum
mencapai 5 tahun.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Praktek kerja industri (Prakerin) menambah wawasan kami sebagai
siswa/i mengenai dunia kefarmasian lebih mendalam dan lebih leluasa
2. Kita tidak hanya mendapat teori disekolah tetapi kita juga terjun langsung
mempraktikkan semua yang telah kita dapat disekolah kepada pasien
3. Selain melayani pembeli, kita juga belajar bagaimana cara melakukan
administrasi contohnya : setiap ada barang datang dari PBF kita langsung
meregistrasi di buku register
B. Saran
Untuk lebih melengkapi fasilitas di apotek, hal yang perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1. Apotek Aluh Farma sebaiknya melakukan pengendalian menggunakan
elektronik seperti computer agar memudahkan dalam pekerjaan dan lebih
tepat dan cepat.
2. Etalase dan lemari penyimpanan obat-obatan yang masih sedikit kurang,
sehingga obat-obatan yang baru datang tidak diletakkan pada kardus dan
bisa langsung ditata pada lemari/etalase penyimpanan obat atau stok obat
3. Kursi tempat pasien menunggu sebaiknya diganti agar lebih aman dan
nyaman untuk pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun Tahun 2009


Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
permenkes RI nomer. 73 tahun 2016 tentang pengelolaa afotek
Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang keriteria obat yang
dapat di serahkan tanpa resep dokter
Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/IV/2000. Penggolongan obat
berdasarkan jenis dan penandaan
S.K Menkes RI Nomor 2380/A/SK/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas
dan obat bebas terbatas
Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/ VI/1983 tanda khusus untuk obat bebas
terbatas berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Menteri Kesehatan RI No.02396/A/SK/VII/1986 tentang tanda khusus Obat
keras daftar G
UU Nomor 35 tahun 2009 tentang pengertian narkotika
919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat Yang Dapat Diserahkan
Tanpa Resep.

Anda mungkin juga menyukai