165 LP Oksigenasi Sdki
165 LP Oksigenasi Sdki
165 LP Oksigenasi Sdki
A. PENGERTIAN
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen kedalam system. Respirasi
berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga di perlukan
fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktifitas mekanisme
yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan pembuangan CO² (hasil
pembakaran sel) (Mubarak, Wahit;2010)
B. POHON MASALAH
Bersihan jalan nafas
Gangguan tidak efektif Pola nafas tidak efektif
pertukaran gas
Frekuensi nafas,
pernafasan cuping
hidung, alat bantu Sputum mengental Konsolidasi jaringan paru
nafas,
D. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Inhalasi Oksigen
Terdapat dua system dalam inhalasi oksigen yaitu system aliran rendah dan
system aliran tinggi
a. System aliran rendah
1) Nasal kanula/Binasal Kanula
2) Sungkup Muka Sederhana
3) Sungkup Muka dengan Kantong “Rebreathing”
4) Sungkup Muka dengan Kantong “Nonrebreathing”
b. Sistem Aliran Tinggi (High Flow Oxygen System)
2. Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindakan keperawatan yang
terdiri dari :
a. Perkusi .
b. Vibrasi
c. Clapping
3. Nafas Dalam dan Batuk Efektif
a. Nafas dalam
b. Batuk efektif
4. Suctioning ( Penghisapan Lendir)
E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan : Pasien yang memiliki masalah
disfungsi system pernafasannya pada umunya menyadari tentang keadaanya
setelah penyakit/masalah yang dideritanya sudah cukup berat.
2. Pola Nutrisi : Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada
umunya memiliki pola nutrisi yang kurang baik bila pasien tersebut memiliki
gaya hidup yang kuran baik misalnya merokok.
3. Pola Eliminasi: Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan
umunya memiliki masalah pada pola eliminasi oksigen atau pertukaran gas yang
kurang baik.
4. Aktivitas dan Latihan: Pasien yang memiliki masalah disfungsi system
pernafasan pada umunya memiliki aktivitas yang monoton dan kurang
berolahraga.
5. Tidur dan Istirahat : Pasien yang memiliki masalah disfungsi system
pernafasan umunya memiliki kebiasaan tidur yang kurang baik (bergadang).
6. Sensori, Presepsi dan Kognitif:
Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada umunya merasa
kurang nyaman dengan keadaan yang dialaminya.
7. Konsep diri
Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada umunya
memiliki masalah pada keadaan sosial, keadaan fisik (khususnya organ
pernafasan), ancaman konsep diri, serta masalah psikologi.
8. Seksual dan Repruduksi:
Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada umunya
memiliki tidak masalah dalam pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas
.
9. Pola Peran Hubungan :
Pasien yang memiliki masalah disfungsi system pernafasan pada umunya
memiliki tidak masalah tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman, dan
lingkungan kerja.
10. Manajemen Koping Setress : Pasien yang memiliki masalah disfungsi system
pernafasan pada umunya lebih memilih merahasiakan masalah/penyakit yang
dialaminya dari orang – orang disekitarnya.
11. Sistem Nilai Dan Keyakinan : Latar belakang budaya / etnik, satatus ekonomi,
prilaku kesehtan yang berkaitan dengan kelompok budaya/etnik.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
( SDKI, 2017)
1. Pola napas tidak efektif
2. Gangguan pertukaran gas
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif
G. RENCANA KEPERAWATAN
N Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indoensia
DIAGNOSA
o (SLKI) (SIKI)
1 Pola nafas tidak efektif SIKI SIKI
Penyebab Respirasi : Respirasi :
Depresi pusat pernapasan Setelah dilakukan tindakan keperawatan … Manajemen jalan nafas
Hambatan upaya napas x…. jam, maka pola nafas tidak efektif 1. Observasi
Deformitas dinding dada menigkat dengan kriteria hasil : a. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
Deformitas tulang dada Penggunaan otot bantu nafas menurun usaha nafas)
Gangguan neuromuscular Dispnea menurun b. Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
Pemanjangan fase ekspirasi menurun Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi)
Gangguan neurologis
Frekuensi nafas membaik 2. Terapeutik
Penurunan energy
Kedalaman nafas membaik Posisikan semi fowler
Obesitas
Berikan minuman hangat
Posisi tubuh yang
Berikan oksigen
menghambat ekspansi paru
3. Edukasi
Sindrom hipoventilasi
Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari, jika
Kerusakan inervasi diafragma
tidak kontraindikasi
Cedera pada medulla spinalis Ajarkan teknik batuk efektif
Efek agen farmakologis 4. Kolaborasi
Kecemasan Kolaborasi pemberian bronkodilator,
Gejala dan tanda ekspektoran, mukolitik, jika perlu
mayor Subjektif
Dyspnea Pemantauan respirasi
Objektif 1. Observasi
Penggunaan otot bantu
Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
pernafasan
dan upaya nafas
Fase ekspirasi memanjang Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
Pola nafas abnormal takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Gejala dan tanda minor cheyne-stokes, ataksisk)
Sujektif Monitor saturasi oksigen
Ortopnea
Auskultasi bunyi nafas
Objektif
Pernafasan pursed lips Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Pernapasan cuping hidung Monitor nilai AGD
Diameter thoraks anterior Monitor hasil x-ray thoraks
posterior meningkat 2. Terapeutik
Ventilasi semenit menurun Atur interval pemantauan respirasi
Kapasitas vital menurun sesuai kondisi pasien
Tekanan ekspirasi menurun
Dokumentasikan hasil pemantauan
Tekanan inspirasi menurun
3. Edukasi
Ekskursi dada berubah
Kondisi klinis terkait Jelaskan tujuan dan prosedur
Depresi system saraf pusat pemantauan
Cedera kepala Informasikan hasil pemantauan, jika
Trauma thoraks perlu
Gullian bare syndrome
Multiple sclerosis
Myasthenia gravis
Stroke
Kuadriplegia
Intoksikasi alcohol
2 Ganggguan pertukaran gas SIKI SIKI
Penyebab Respirasi : Respirasi
Ketidakseimbangan ventilasi- Setelah dilakukan tindakan keperawatan ….. Pemantauan respirasi
perfusi x…. jam, maka Gangguan pertukaran gas 1. Observasi
Penurunan membrane meningkat dengan kriteria hasil : Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
alveolus-kapiler Dispnea menurun dan upaya nafas
Gejala dan tanda mayor Bunyi nafas tambahan menurun Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
Subjektif Gelisah menurun takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
dyspnea cheyne-stokes, ataksisk)
PCO2 membaik
Objektif
PO2 membaik Monitor saturasi oksigen
PCO2 meningkat/ menurun
PO2 menurun Takikardia membaik Auskultasi bunyi nafas
Takikardia pH arteri membaik Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
pH arteri meningkat/menurun Monitor nilai AGD
bunyi napas tambahan Monitor hasil x-ray thoraks
gejala dan tanda minor 2. Terapeutik
subjektif Atur interval pemantauan respirasi
Pusing sesuai kondisi pasien
Penglihatan kabur
Dokumentasikan hasil pemantauan
Objektif
3. Edukasi
Sianosis
Diaphoresis Jelaskan tujuan dan prosedur
Gelisah pemantauan
Napas cuping hidung Informasikan hasil pemantauan, jika
Pola nafas abnormal perlu
Warna kulit abnormal
Kesadaran menurun Terapi oksigen
Kondisi klinis terkait 1. Observasi
PPOK Monitor kecepatan aliran oksigen
GJK Monitor alat terapi oksigen
Asma Monitor aliran oksigen secara periodic
Pneumonia dan pastikan fraksi yang diberikan
Tuberkulosis paru
Penyakit membrane hialin cukup
Asfiksia Monitor efektifitas terapi oksigen (mis.
PPHN Oksimetri, AGD), jika perlu
Prematuritas Monitor kemampuan melepaskan
Infeksi saluran nafas oksigen saat makan
Monitor tanda tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi
oksigen dan atelektasis
Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen
Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
2. Terapeutik
Bersihkan secret pada mulut, hidung, dan
trakea, jika perlu
Siapkan dan atur peralatan pemberian
oksigen
Berikan oksigen tambahan, jika perlu
Tetap berikan oksigen saat pasien
ditransportasi
Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
3. Edukasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
4. Kolaborasi
Kolaborasi penentuan dosis oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur
3 Bersihan jalan nafas tidak efektif SIKI SIKI
Penyebab Respirasi Respirasi
Fisiologis\ Setelah dilakukan tindakan keperawatan Latihan batuk efektif
Spasme jalan nafas selama …. X…. jam, maka bersihan jalan 1. Observasi
Hipersekresi jalan nafas nafas meningkat dengan kriteria hasil : Identifikasi kemampuan batuk
Disfungsi neuromuscular Batuk efektif meningkat Monitor adanya retensi spuntum
Benda asing dalam jalan nafas
Produksi spuntum menurun Monitor tanda dan gejala infeksi
Adanya jalan nafas buatan
Mengi menurun Monitor input dan output cairan (mis.
Sekresi yang tertahan
Hyperplasia dinding jalan Wheezing menurun Jumlah dan karakteristik)
nafas Meconium (pada neonates) menurun 2. Terapeutik
Proses infeksi Frekusni nafas membaik Atur posisi semi fowler
Respon alergi Pola nafas membaik Buang secret pada tempat spuntum
Efek agen farmakologis 3. Edukasi
Situasional
Jelaskan tujuan dan prosedur batuk
Merokok aktif efektif
Merokok pasif 4. Kolaborasi
Terpajan polutan
Kolaborasi pemberian mukolitik atau
Gejala dan tanda mayor
Subjektif (tidak tersedia) ekspektoran, jika perlu
Objektif
Batuk tidak efektif Manajemen jalan nafas
Tidak mampu batuk 1. Observasi
Sputum berlebih Monitor pola nafas (frekuensi,
Mengi, wheezing dan/atau kedalaman, usaha nafas)
ronkhi kering Monitor bunyi nafas tambahan (mis.
Meconium di jalan napas Gurgling,mengi,wheezing,ronkhi)
(pada neontus) 2. Terapeutik
Gejala dan tanda minor Posisikan semi fowler
Subjektif
Berikan minuman hangat
Dyspnea
Sulit bicara Berikan oksigen
Ortopnea 3. Edukasi \
Objektif Anjurkan asupan cairan 200 ml/hari,
Gelisah jika tidak kontraindikasi
Sianosis Ajarkan teknik batuk efektif
Bunyi napas menurun 4. Kolaborasi
Frekuensi napas berubah Kolaborasi pemberian bronkodilator,
Pola nafas berubah ekspektoran, mukolitik, jika perlu
Kondisi klinis terkait
Gullian bare syndrome Pemantauan respirasi
Sclerosis multiple 1. Observasi
Myasthenia gravis
Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
Prosedur diagnostic
dan upaya nafas
Depresi system saraf pusat
Cedera kepala Monitor pola nafas (seperti bradipnea,
Stroke takipnea, hiperventilasi, kussmaul,
Kuadriplegia cheyne-stokes, ataksisk)
Sindrom aspirasi meconium Monitor saturasi oksigen
Infeksi saluran nafas Auskultasi bunyi nafas
Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Monitor nilai AGD
Monitor hasil x-ray thoraks
1. Terapeutik
Atur interval pemantauan respirasi sesuai
kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
H. IMPLEMENTASI
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi.
I. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif ( Merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap
klien terhadap respon langsung pada intervensi keperawatan )
2. Evaluasi Sumatif ( merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi dan
analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu ) ( Poer, 2012 )
J. REFRENSI
Bulechek, GM. Butcher, HK. Dochterman, JM. Wagner, CM. 2016. Nursing
Intervensions Classification (NIC) Edisi Bahasa Indonesia Edisi Keenam.
Yogyakarta: Mocomedia
Carpenito,Lynda Juall.2010. Diagnosa Keperawatan Edisi 13. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit.2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:EGC
Moorhead,S. Johnson, L. Maas, ML. Swanson, E. 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Bahasa Indonesia Edisi Kelima. Yogyakarta:
Mocomedia.
NANDA Internasional.2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta:EGC
Tarwono dan Wartondi.2001. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Kriteria hasil keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Poer, M. 2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “Dokumentasi
Evaluasi”. (Online). Available at
https://www.scribd.com/doc/106424735/makalah-dokumentasi-evaluasi-
keperawatan. Diunduh pada 1 September 2016