Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

AlyahEp Ep. Doc. Fatmawati

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 59

1

Kata pengantar

Puji syukur atas Rahmat Allah SWT. berkat


Rahmat serta karunia Nya sehingga novel sejarah yang
berjudul “Putri Bengkulu Dibalik Bendera Sang Saka
Merah Putih”. Adapun novel ini dibuat dengan tujuan
memenuhi tugas akhir semester 1 XII dari ibu Minayanti
pada bidang studi Bahasa Indonesia.

Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah


wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan
penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh
karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam novel
ini, penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam novel ini.

Masamba, 11 September 2022

Alyah Fr

i
DAFTAR ISI

1. Kata pengantar………..………………………..i

2. Daftar isi……………………………………….ii

3. Si Kecil Manis...........………….……………….1

4. Kemelut………………………………………..16

5. Curup………………………………………….26

6. Merah Putih...............…………………………38

7. September 1945……………………………….45

8. Daftar pustaka………………………………...51

9. Lampiran 1……………………………………52

10. Lampiran 2…………………………………...53

ii
Si Kecil Manis
Namaku Fatmawati, ketika aku lahir ada dua nama
yang akan diberikan kepadaku, yaitu Fatimah aku lahir
pada tanggal 5 Februari 1923 di Bengkulu.aku anak dari
pasangan Hassan Din dan Siti Khadijah yang mana
kedua orang tuaku adalah keturunan Puti Indrapura atau
biasa disebut seorang keluarga raja dari kesultanan
Indrapura, pesisir Selatan, Sumatra Barat.

Ayahku salah satu tokoh Muhammadiyah di


Bengkulu. Ayahku seorang yang taat beragama.
Berterimaaksih apabila mendapat rejeki atau syukur
dalam hati jika mendapatkan anugerah apa pun. Karena
itu ayahku Jika akan memulai sesuatu pekerjaan selalu
memohon petunjuk-Nya agar dijauhkan dari godaan
percobaan.

Pada umur ku yang 4 tahun, seorang ahli nujum


terkenal dari India membaca suratan tangan ayahku. Ahli
Nujum tersebut mengatakan bahwa kelak jika anak
perempuannya besar nanti akan mendapatkan jodoh
orang yang mempunyai kedudukan tertinggi di negeri

1
ini. Akan tetapi ayahku tidak begitu saja mempercayai
ramalan tersebut, karena di masa ini jabatan tertinggi
dipegang oleh orang Belanda sementara orang pribumi
paling tinggi menjabat sebagai Wedana.

Karena aku yang sudah berumur 6 tahun akan


segera bersekolah dan ayahku akan mendaftarkan aku di
sekolah gedang yang merupakan sekolah Rakyat .

Pada hari ini ayahku menemani aku untuk masuk


disekolah ini, akan tetapi untuk diterima disekolah aku
dan anak anak lain hendak disuruh memegang telinga
dengan menggunakan telinga kanan, dan apabila belum
dapat maka tidak diterima dan jika dapat maka boleh
masuk dan Terima sebagai murid gedang. Dan aku dapat
dan diterima sekolah disini.

Aku senang bisa diterima dan sekolah disini karena


aku akan memiliki banyak teman dan mendapatkan ilmu.
Karena pembelajaran dimulai esok hari aku bersama
ayah pulang kerumah dan mengabari ibu bahwa aku
diterima bersekolah.

2
“Assalamu’alaikum ibu” salam ku sebelum
memasuki rumah.

“Walaikumsalam nak” jawab ibuku

Aku segera mencium tangannya dan menyampaikan


hal yang bahagia ini kepadanya.

“ ibu aku diterimah disekolah ” ucapku.

“ wah anak ibu diterimah selamatselamat ya,


sekarang kamu harus giat belajar agar bisa menjadi
orang sukses di masa depan nanti nak ” ucap ibuku
sambil senyum kepadaku.

“ iya anakku kini kau harus rajin belajar jangan


hanya disekolah saja kamu juga bisa belajar dirumah saat
pulang sekolah agar ilmu tertambah” sambung ayahku
sambil mengelus kepalaku.

“Iya Ibu dan Bapak, ma, akan belajar dengan giat


dan membuat bangga ibu bapak nanti” jawabku kepada
ayah dan ibu.

3
Malam pun datang, aku yang sedang bermain
melihat ibu sedang menyiapkan makanan dimeja aku
pun menghampiri ibu dengan niat ingin membantunya
menyiapkan makanan.

“ aku ingin membantu ibu menyiapkan makanan


apakah boleh? ” ucapku.

“Boleh nak, kamu susun saja makanan dan piring


dimeja makanan yaa” jawab ibu yang sedang memasak.

Sesudah menyiapkan makanan dan menata meja


makan aku disuruh ibu memanggil ayah untuk makan
malam.

“ Nak, panggil ayah untuk makan”. Ucap ibuku

“ iya Bu,” jawabku

“ ayah….ayah…..” Aku memanggil ayahku.

“ iya nak ada apa?”. Ucap ayahku bertanya

“ ayah, aku di suruh ibu untuk memanggil ayah


untuk makan”, Jawabku dengan senyuman.

4
Setelah makan malam aku menuju ke kamar untuk
mempersiapkan peralatan peralatan untuk kesekolah
besok.

Pagi ini aku bangun begitu awal dengan dingin


yang menusuk hingga tulang tulang dengan menarik
napasa pelan pelan dan menikmati pagi. Aku kemudian
bergegas mandi lalu bersiap siap. Lalu aku pergi untuk
sarapan setelah sarapan aku diantar ayah ke sekolah.

Hari pertama sekolah aku masuk sekolah, ketika


aku masuk dalam kelas aku banyak berjumpa dengan
anak anak lain. Kemudian salah satu anak itu
memanggilku untuk duduk di bangku sebelahnya. Aku
pun berkenalan dengannya.

“Hai.. sini duduk dengan ku”

“ oh iyaa.. terima kasih”,ucapku

“ Boleh ka aku berkenalan dengan mu?”tuturku.

“ iya boleh”

5
Ketika guru masuk aku dan anak anak dalam kelas
disuruh untuk memperkenalkan diri satu demi satu. Aku
pun memperkenalkan namaku kepada anak anak disini.
Karena ini adalah hari pertama ibu mengajari kami
mengenal huruf terlebih dahulu. Aku dan anak anak lain
pun disuruh untuk mengenal huruf huruf itu dan
mengingatnya.

Jam istirahat pun tiba aku kemudian mengeluarkan


bekal yang sudah disiapkan ibuku tadi. Akan tetapi aku
tak sengaja melihat salah satu temanku hanya duduk
diam jadi aku segera menghampiri nya.

“Heyy kau tidak makan? Apakah kau membawa bekal? ”


tanyaku kepadanya.

“Tidak aku tidak membawa bekal, karena ibu ku tidak


memasak tadi ” jawab temanku.

“Baiklah mari bersamaku aku memiliki makanan lebih,


mari makan bersamaku ” ucapku kepadanya sambil
menarik nya ke meja ku.

“Apakah kamu tidak keberatam? ” tanya nya kepadaku.

6
“ hhh tentu tidak, ayo kemarilah”jawabku sambil
tersenyum.

Setalah selesai makan aku dan temanku beranjak


untuk bermain diluar, bell masuk pun berbunyi kami
akhirnya masuk kelas untuk melanjutkan pelajaran.

Sore pun tiba aku akhirya pulang sekolah.


Didepan gerbang ayah sudah menunggu ku untuk
menjemputku pulang. Disepanjang perjalanan aku
banyak berbincang dengan ayah tentang pelajaran hari
ini disekolah.

“ Ayah hari ini aku banyak mendapatkan ilmu dari ibu


guru. Aku juga sudah tahu huruf huruf ayah” ucapku
kepada ayah.

“ Hahaha anak ku sekarang sudah pintar yaa” jawab


ayahku.

Diperjalan pulang aku dan ayah menaiki sebuah becak


untuk kerumah.

Sesampainya dirumah aku segera mencium


tangan ibu lalu ibu menyuruhku untuk beristirahat.

7
Tanpa terasa aku ternyata ketiduran dan aku baru bangun
pada saat magrib. Aku kemudian bergegas untuk
mengambil wudhu dan segera sholat. Setelah itu aku
kemudian membantu ibu menyiapkan makanan. Usai
makan malam ayah kemudian mengajariku mengaji.
Karena sudah larut aku kemudian pergi beristirahat
setelah melaksanakan beberapa aktivitas hari ini.

Hari ini aku bangun sangat cepat, sambil


menunggu adzan subuh aku duduk dan membaca lagi
buku buku ku. Adzan pun berkumandang aku kemudian
bergegas untuk mengambil wudhu dan segera sholat.

Setelah sholat aku kemudian membuka jendela


kamar ku, angin pun menyentuh wajahku yang
membuatku merasakan sebuah kesejukan dengan sambil
menikmati udara dingin ini aku menghirup nafas dalam
dalam dan menghembuskan nya pelan pelan.

Usai dengan itu aku beranjak bersiap siap untuk


kesekolah. Aku kemudian sarapan dan sedikit
berbincang dengan ayah. Karena jam sudah menujukan

8
pukul 6:30 aku segera berangkat kesekolah dengan
diantar oleh ayah.

Sesampainya disekolah aku disapa oleh beberapa


murid disini dan aku juga menyapa ibu guru yang setia
menunggu kami didepan gerbang dengan mencium
tangan ibu guru.

Saat masuk dalam kelas aku langsung duduk


dibangku ku untuk menunggu guru datang. Dan akhirnya
ibu guru pun datang, dan padahari ini ibu guru
mengakari kami menghitung dan menulis. Aku
kemudian menulis namaku tanpa ku ketahui ternyata ibu
guru melihat hasil tulisanku.

“Wahh fatma tulisan mu sangat indah nak” ucapnya


sambil memandangi tulisanku.

“Terimakasih ibu guru” jawabku sambil tersenyum.

Bell pulang pun berbunyi karena itu aku


memasukkan buku buku dan keluar dari kelas dan ayah
ternyata sudah menungguku lagi di depan gerbang untuk

9
menjemputkumenjemputku pulang. Di perjalanan pulang
ayah bercerita padaku, pada malam pengantin, ayah
berdoa dengan sebulat hati kepada Tuhan.

“Ya Tuhan, hamba-Mu mengucapkan syukur kepada-Mu


karena Tuhan telah memberikan teman hidupku. Ya,
Tuhan semoga dalam perkawinan kami dianugerahi anak
yang sholeh dan berbakti kepada bangsa dan Negara
serta agama.Jika tidak ada gunanya kepada, bangsa, dan
tanah air serta agama, hamba rela anakku laki-laki atau
perempuan untuk tidak berumur panjang” ucap ayahku
sambil menatapku.

Aku dan ayah akhirnya sampai rumah dan di


depan pintu ibu sudah menunggu kami aku segera lari
memeluk ibu karena hari rasanya begitu lelah. Ibu lalu
menyuruhku segera beristirahat.

“ Nakk..ganti bajumu dan makan , setelah makan


istirahat yaaa” ucap ibuku

“Iyaa Buu”, jawabku

10
Kini aku sudah kelas dua SD aku dipindah kan
sekolah menjadi murid HIS (Sekolah Berbahasa
Belanda) di jalan Peramuan.

Hari ini adalah hari pertamaku masuk kesekolah


dan aku sangat bersemangat lantaran aku akan bertemu
dengan teman teman baru disekolah.

Untuk kesekolah aku harus menempuh jarak enam


kilometer dari rumahku. Setiap pagi, aku akan
menumpang mobil Jeep pengangkut balok es, sedangkan
saat pulang, aku berjalan kaki dengan teman-temanku
menerabas terik matahari dengan suka-cita.

Aku pun sampai disekolah ternyata sekolah ini


begitu luas dan dipenuhi anak anak yang sedang bermain
akupun mencoba berbaur dengan mereka tak punya
waktu lama akupun berteman dengan mereka semua.

Satu tahun sudah aku bersekolah disini, yang


dimana aku kelas tiga SD. Ayahku kembali
memindahkan aku ke sekolah HIS Muhammadiyah.
Untuk mendapatkan pelajaran agama, di samping
mendapatkan didikan dari kedua orang tua.

11
Setiap hari aku mendapatkan uang saku, sebesar
dua setengah sen. Dengan uang itu aku bisa membeli
makanan kesukaan aku seperti, nasi uduk, pecel, peyek,
cendol, es gunung dan lainnya. Yang berjualan pecel dan
peyek adalah ibu-ibu yang berasal dari pulau Jawa.

Karena hari sudah sore dan ayah memiliki waktu


luang, ayah mengajakku berkeliling kota dengan
membonceng ku mengunakan sepeda. Duduklah aku di
depan sambil memegang stang yaitu kemudi sepeda
sedangkan ayah mengayuh sepeda dengan tenang dan
memberi tahu hal-hal yang asing bagiku.

Dengan melewati beberapa pemandangan aku


kembali takjub dengan keindahan senja yang membuat
ku berfikir bahwa Senja mengajarkan akan perjuangan,
awan gelap yang mengadang, senja tak pernah rapuh
berdiri meski sendirian.

Kemudian ayah juga menceritakan tentang gedung


–gedung yang megah, kantor-kantor penting, pelabuhan,
benteng, atau markas Belanda dan Tapak Paderi.

12
“Tapak paderi adalah bukit dan di puncak ada sebuah
tugu peninggalan Inggris. Dari puncaknya kita dapat
melihat di depan mata pemandangan lautan luas dan di
belakangnya Benteng Fort Malborough,bekas benteng
Sir Stamford Raffles. Nak ” cerita ayah padaku.

“Wah pasti sangat indah ayah ” Jawabku dengan


senyuman.

Kami melanjutkan perjalanan dan kembali pulang


kerumah, sesampainya dirumah aku membantu ibu
mengerjakan pekerjaan rumah, seperti cuci piring,
memasak, dan menjemur pakaian.

Malam ini hujan turun dengan sangat deras


disertai dengan angin yang membuat aku sedikit
merasakan kesejukan. Dimana hal buruk tidak datang
sendirian ia datang bersama pembelajaran.

Setelah makan malam aku, ibu dan ayah


melaksanakan sholat isya berjamaah dirumah. Saat
selesai sholat aku mencium tangan kedua orang tuaku
dengan mengatakan kepadanya.

13
“Ayah Ibu itu layaknya pelita sebagai penerang hidup.
Ibarat cahaya lilin yang selalu setia menerangi setiap
sudut jalan. Dan sebagai semangat yang menjadi
motivasi ku tuk tetap kuat untuk terus melangkah maju”
ucapku kepada ayah ibu.

“ Anakku, aku tidak ingin kau mengikuti jejakku. Aku


ingin kau mengambil jalan di sampingku dan melangkah
lebih jauh lagi dari apa yang pernah ibu bayangkan.
Karena anak perempuan ibu ini adalah pencerah hari dan
penghangat hati ibu. ” Jawab ibu sambil memelukku.

“ anakku kau tidak akan sekuat laki-laki, tapi kau akan


lebih tabah dari mereka. Dan ketabahan itulah yang
menjadikan kau mampu mengalahkan laki-laki.”
Sambung ayah ku dengan mengelus kepalaku.

Aku kemudian kekamar untuk beristirahat dan


menyiapkan hari yang bahagia untuk esok.

Pukul 4:30 adzan pun berkumandang yang


menanda kan sholat subuh akan dimulai , selesai sholat
aku kemudian menyiapkan buku untuk kesekolah setelah
itu aku kemudian bersiap siap.

14
Aku membuka jendela kamarku dan membiarkan
angin memasuki ruangan ini. Sangat sejuk… aku
menikmati pemandangan ini. Tuhan selalu memberi
pelangi di setiap badai. Senyum disetiap air mata.
Berkah disetiap cobaan, dan jawaban di setiap doa.

Ungkapan yang begitu bermakna untuk hari ini.


Aku kemudian memulai hari ku dengan basmallah,
setelah selesai bersiap siap aku menuju meja makan
untuk sarapan sebelum berangkat sekolah, setelah makan
aku pamit ke ayah dan ibu untuk pergi ke sekolah.

15
KEMELUT

Hari ini aku bangun dengan hati yang


mencemaskan sesuatu dan pikiran yang bercampur aduk
karena adanya yang selalu terbayangkan. Akan tetapi,
aku tetap menjalani hariku dengan senang hati karena
Belajar, tumbuh, dan tetap tersenyum karena itulah cara
terbaik kita untuk menikmati dan menjalani hidup.

Sekarang aku dan keluarga ku mengalami


kesulitan dalam ekonomi dikarenakan sejak aktif di
organisasi Muhammadiyah. Ayah berhenti bekerja
menjadi pegawai kantor Belanda. Otomatis pendapatan
keluarga kami juga turun naik. Karena hal itu ayahku
harus berdagang untuk menghidupi keluarga kecilnya
ini. Aku sangat kasian melihat ayahku banting tulang
memenuhi kebutuhan keluarga. Karena itu, aku
berinisiatif untuk membantu ayah menjajakan kacang
bawang ini dan sesekali aku membantu nya menunggui
diwarung depan rumahku.

Karena itu belum cukup aku kemudian


mengusulkan kepada ibu tentang pemikiran ku.

16
“Ibu bagaimana kalo aku juga menjual kacang bawang
disekolah pasti banyak yang akan membelinya, rasanya
juga sangat enak bu” ucap ku pada ibu.

“Apakah kau tidak malu nak? ” ucap ibuku.

“ tidak ibu, untuk apa aku malu menurut ku jika aku


malu itu hanya perasaan kita sendiri saja, padahal
sebenarnya tidak ada orang yang akan mengejek profesi
kita dan mengurus pekerjaan kita bu” jawabku kepada
ibu.

“baiklah nak, besok ibu siapkan untuk kau bawa


kesekolah” ucap ibuku.

Hari ini aku bangun lebih awal yaitu jam 4:30.


Setelah menjalankan ibadah sholat subuh aku kemudian
membantu ibu mengoreng kacang untuk ku bawa
kesekolah dan sebagiannya untuk ibu dan ayah jual.
Karena semuanya sudah selesai dan sekarang sudah jam
6 aku bergegas untuk siap siap. Sesudah itu aku
kemudian sarapan dan kemudian berangkat kesekolah
bersama teman temanku yang lain.

17
Setiba nya aku disekolah teman temanku datang
kepadaku dan bertanya.

“Heii fatma, apa yang kau bawa itu? ” Tanya nya


kepadaku.

“Aku membawa kacang bawang, untuk kujual” jawabku

“Wah pasti ini enak sekali dari baunya saja sudah


tercium, aku mau ya satu ” ucap temanku

“ aku juga ” ucap temanku

“aku juga ” ucap tangan ku sambil berteriak dari


belakang kerumunan.

“Baiklah satu satu yahhh” jawabku kepada mereka.

Karena kacang bawang yang ku bawah hanya 15


bungkus akhirnya temanku yang tidak mendapatkan
bagian menyuruhku besok untuk membawa yang
banyak. Mereka mengatakan bahwa kacang bawang ku
ini sangat enak dan gurih karena itulah mereka
menyukainya.

18
Aku bersyukur karena mereka menyukai nya, dan
aku tidak sabar bertemu dengan ayah ibu dan
menceritakan nya dan aku bisa membayangkan ibu ayah
pasti senang dengan hasil jualan ku hari ini.

Lonceng pun berbunyi yang menandakan


waktunya pulang, aku pulang bersama teman teman
dibawah Terima matahari akan tetapi kami sangat
menikmati hal ini dan berjalan sambil bernyanyi.

Kini aku sampai dirumah aku disambut oleh ayah


dan ibu yang sedang duduk di warung menunggu
pembeli datang, dan aku kemudian mencium tangan
mereka.

“Assalamu’alaikum ibu, ayah” salam ku kepada mereka.

“Walaikumsalam nak, sini duduk dulu ” jawab kedua


orang tuaku.

“Iya bu” jawabku

Lalu aku duduk didekat ibu dan mengeluarkan


uang hasil jualan ku dan memberikan kepadanya. Dan
menceritakan bahwa teman teman ku sangat menyukai

19
kacang bawang bikinan ibu dan mereka meminta ku
membawakan kacang bawang yang banyak besok
kepada ibu dan ayahku. Mereka pun tersenyum aku
sangat senang melihat senyum mereka. Sesudah itu ibu
menyuruhku untuk segera makan lalu istirahat.

Hari sudah sore dan aku baru bangun dari tidur


siang ku yang nyenyak, kini aku beranjak untuk mandi
dan menjalan kan sholat ashar. Sesudah itu aku
kemudian keluar untuk membantu ibu menjaga warung
dan menunggui pembeli datang. Karena hari yang sudah
cukup gelap aku kemudian menutup warung ku dan
segera masuk kerumah untuk membantu ibu memasak
dan menyiapkan makanan dimeja.

“ ibu ,biar aku saja yang menjaga warung biar ibu


istirahat sebentar”

“Iya nak, nanti kalau sudah gelap warungnya di


tutup yaaa, setelah itu bantu ibu untuk memasak.”

“ Iyaaa Bu. Siapp”, jawabku.

20
Seusai makan malam aku dan ayah mebantu ibu
membungkus kacang bawang untuk aku bawa kesekolah
yang memang cukup banyak yang disiapkan. Kini pukul
09:30 malam yang cukup larut dan akhirnya pekerjaan
selesai. Aku kemudian bergegas untuk tidur setelah
menyiapkan buku peralatan lain yang akan kubutuhkan
besok disekolah.

Sama seperti kemarin aku bangun lebih awal lagi.


Selesai menjalan sholat subuh aku kemudian berjalan
kedapue untuk memasukkan kacang bawang itu ke
dalam plastik agar lebih mudah ku bawa kesekolah nanti.
Lalu aku kembali ke kamar untuk bersiap siap. Karena
sudah setengah tujuh dan aku sudah sarapan, aku
kemudian pamit ke ayah dan ibu dan pergi kesekolah
bersama teman temanku.

“ Ayah, ibu aku kesekolah dulu”, mencium


tangan ayah dan ibuku

“ iya nak, disekolah harus rajin belajar ya jangan


banyak main”. Ucap ibuku dengan senyuman kecil.

21
“Iyaa buuu assalamualaikum,” dengan lambaian
tangan aku berjalan bersama teman menuju sekolah

Selepas menempuh perjalanan jauh aku kini


sudah sampai disekolah bersamaan dengan itu saat
memasuki kelas aku dikerumuni teman temanku yang
sudah menungguku cukup la ternyata karena ingin
membeli kacang bawang.

Kacang bawang ku pun habis terjual semua dan


aku mendapatkan penghasilan yang sangat banyak dari
hasil jual kacang bawang tersebut. Aku kemudian
menyimpan uang tersebut dalam tas ku karena takut
hilang.

Kini waktu pulang telah tiba, aku kemudian


pulang bersama temanku seperti biasanya dengan
berjalan kaki karen memang jarak rumahku dari sekolah
cukup jauh. Diperjalan pulang aku merasa takut karena
aku memiliki perasaan bahwa ada yang mengikuti kami
dan benar saja ada dua preman yang menghalang jalan
kami. Kami pun terus berjalan akan tetapi tetap saja di
hadang. Dan tiba tiba preman itu menarik tas ku dan lari

22
aku kemudian mengejar mereka tapi aku tak bisa melihat
lari kemana mereka.

Aku sangat sedih, aku tak tahu apa yang harus


aku katakan kepada orang tuaku tentang uang ini, uang
ini adalah harapan keluarga ku. Akan tetapi, bagaimana
pun itu aku harus memberi tahu mereka.

Sampailah aku dirumah dengan mata yang


sembab dan masih meneteskan air mata ayah dan ibuku
kaget melihatku seperti ini.

“Anakku kamu kenapa menanggis? ” tanya ibuku.

“ Apa kah ada yang melukaimu nak? ” tanya ayahku


sambil memegang bahuku.

“aku tidak apa apa ayah, tetapi uang hasil penjualan


kacang bawang di ambil oleh preman dan aku tak bisa
mendapatkan nya lagi” jawabku kepada orang-tua ku
sambil menunduk dengan air mata yang menetes.

“maafkan aku ibu, ayah” sambungku

23
“tidak apa apa anakku, itu sudah terjadi dan kita masih
bisa menjual lagi kan, ini bukan kesalahan mu” ucap
ayaku dengan memelukku.

“ Jangan menanggis lagi, anak ibu lebih cantik kalo


tersenyum” ucap ibu menenangkan aku.

Ibuku kemudian membawa ku kedalam rumah


untuk beristirahat. Haripun sudah gelap dan aku sedang
membantu ibu memasak dan setelah itu aku mengatur
meja makan. Usai makan malam ayah memberitahuku
bahwa ia memutuskan untuk pindah lagi ke Palembang.
Dan esok hari kami akan berangkat kesana.

“ Nak, besok kita akan pindah ke


Palembang”ucap ayahku.

Menempuh perjalanan yang lama dan sangat jauh


kami pun sampai di kota Sriwijaya. Untuk sementara
kami akan tinggal di rumah kakak ayahku. Rumahnya
sangat indah dan bersih serta rumahnya juga bertingkat
dan terbuat dari tanah dan kayu.

24
Karena aku tinggal disini, aku melanjutkan
sekolahku dengan ayah yang memasukkan aku di
sekolah HIS Muhammadiyah di Bukit Kecil dan aku
duduk di kelas 4. Karna aku anak yang sangat suka
bermain dan aktif dalam berbagai bidang aku banyak
memiliki teman yang selalu membuat ku tidak
merasakan kesepian.

Setahun sudah aku bersekolah disini , masa yang


cukup mengembirakan, kini aku sudah kelas 5 SD dan
aku akan pindah ke kota karena disini usaha ayahku
kurang lancar dan ayah memutuskan untuk pindah.

25
CURUP

Kota Palembang yang panas dan ramai itu,


akhirnya aku tinggalkan. Kami pindah ke Kota Curup.
Di tengah impitan ekonomi, ayahku memutuskan untuk
berdagang sayur untuk menyambung hidup.

Hari ini aku akan memulai berjualan bersama ibu


di warung depan rumah, karena kami masih tentu tak
banyak pembeli hanya ada satu dua orang yang datang
membeli. Namun kami tetap bersyukur karna masih
diberi kesehatan dan kesempatan untuk mencari rejeki.

26
Karena ekonomi keluarga yang sangat sulit aku
memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah. Karena
aku ingin membantu ayah dan ibuku bekerja.

Dan hari aku bangun dengan Rasa syukur yang


abadi adalah ucapan syukur yang kita panjatkan saat
matahari mulai muncul menerangi seisi bumi.
Syukurilah kehidupan kita setiap hari. Yaa seperti itulah
yang harus kita lakukan setiap hari.

Aku kemudian bergegas bersiap siap lalu


membantu ayah mentatakan sayur diwarung dan
menunggui pembeli datang. Datanglah tetangga ku untuk
membeli sayur dan beberapa orang lainnya.

“ hari ini aku yang akan membantu Ayah


berjualan”, ucapku.

“ Iya anakku, kita sedang berada di masa sulit,


dan kita harus bekerja keras, dan sabar dalam
menjalaninya”.

Malampun datang bagaikan seperti Malam lebih


panjang dari satu hari untuk mereka yang bermimpi, dan

27
siang lebih panjang dari malam untuk mereka yang
mewujudkan impian mereka. Ibaratkan kata yang sedang
kualami sekarang.

Aku segera membantu ibu memasak dan selesai


itu ayah dan ibuku berbicara.

“Buk nanti aku akan menemui seorang tokoh


pejuang yang sedang diasingkan, kau dan Fatmawati
ikut untuk menemuinya.”

“Baiklah pak”.

Setelah itu aku diminta ibu untuk bersiap siap


karna ayah akan mengajak aku bertemu dengan orang
penting yang sedang diasingkan di Bengkulu. Sesudah
makan malam kami akhirnya berangkat.

Sesampainya di tujuan aku di pertemukan dengan


orang itu ia bernama Soekarno, kesan pertamaku
terhadap Soekarno adalah ia tidak sombong, matanya
berbinar,berbadan tegap dan tawanya lebar. Beberapa
saat kami berbincang dengannya.

“oh pak Hasan apa kabar pak?”

28
“Baik”, ucap ayahku

Setelah itu ibu inggit datang dan Soekarno


memperkenalkan nya kepada keluarga ku

“Perkenalkan ini istrku tercinta namanya Inggit”.


Ucap Soekarno.

“ Oh iya ini istri dan, anak saya Fatmawati”.


Ucap ayahku memperkenalkan aku dan ibu ke Soekarno.

Keluargaku dan keluarganya kemudian menjalin


hubungan baik sebab memiliki visi misi yang sama yaitu
memajukan dan mengubah kehidupan bangsa. Karena
kedekatan itu, aku kemudian mendapat bantuan
Soekarno agar bisa melanjutkan sekolah di TK
vackschool. Fatmawati tak lantas menerima nya karena
terbentur persyaratan masuk sekolah tersebut.

Bung Karno menjamin akan mengurus hal itu


dan mulai hari itu juga aku tinggal di rumah bung Karno.

29
“Fatmawati, demi melanjutkan sekolahmu yang
harus memenuhi persyaratan untuk masuk sekolah
tersebut, kamu boleh untuk tinggal di rumah ini, aku
menjamin akan hal itu” . Tutur Soekarno

“ terimakasih banyak pak, atas bantuan yang


diberikan kepada saya, saya banyak merepotkan bapak”

“ tidak apa-apa, itu hanya urusan kecil, demi


seorang gadis cerdas yang ingin melanjutkan sekolah”.
Ucap Soekarno dengan senyuman kecil.

Soekarno yang saat itu berusia 37 tahun,


memandang diriku sebagai gadis remaja yang spesial.
Menurutnya, aku adalah gadis cerdas yang cantik dengan
kepribadian menyenangkan. Sementara aku memandang
Soekarno sebagai tokoh kesohor yang di hormati.

Hubungan pribadiku itu kemudian terjadi setelah


ayahku berusaha meminta pendapat Soekarno bahwa ada
seorang pria yang ingin melamar ku. Karena Soekarno
kebetulan akrab dengan orang tua pemuda tersebut yang

30
merupakan seorang wedana di Bengkulu. Kini tinggal
aku mencari waktu yang tepat untuk mengatakan kepada
guru lesku itu.

Pagi hari itu pada tahun 1939 sekitar pukul 10.00


WIB, aku berencana datang kerumah Soekarno untuk
meminta pendapat, tapi sebelum keluar rumah, ternyata
Soekarno sudah mendahului ku datang dengan
membawa album pernikahan bibinya dengan salah
seorang keluarganya. Setelah melihat foto dalam album
itu, aku menemukan momentum untuk meminta
pendapat Soekarno.

“ Bagaimana apakah kamu terima lamaran


pemuda itu?” ucap Soekarno.

“ Justru itu aku mau tanya sama bapak tentang


lamaran itu”

Namun yang sama sekali tidak aku kira justru


bukan nasihat yang keluar dari mulut Soekarno
melainkan pernyataan cinta kepada diriku.

31
“ Begini Fat sebenarnya aku sudah jatuh cinta
padamu pertama kali aku bertemu denganmu waktu kau
kerumahku dahulu pertama kali. Saat itu kau masih
terlalu muda untuk menerima pernyataan cintaku. Nah
sekarang inilah aku menyatakan cinta padamu Fat”.

Soekarno telah mengungkapkan semua


perasaannya kepada diriku, Namun aku hanya bisa diam
membisu. Aku tak pernah menyangka tokoh kharismatik
itu akan jatuh cinta kepada ku.

“ apakah kau cinta padaku?”, ucap Soekarno

“Bagaimana fat cintaa kepada bapak? Bukankah


bapak mempunyai anak dan istri?”.

“18 tahun Aku menikah dengan Inggit Garnasih,


dirinya tidak memiliki keturunan. Aku juga kerap
ditanya oleh ibuku kapan dia diberi cucu lelaki,
sedangkan kakak perempuannya telah mempunyai empat
putra laki-laki.” Ucap Soekarno kepada ku.

Aku butuh waktu untuk menjawabnya karena


menolak atau menerima permintaan Soekarno sangat

32
sulit bagiku.aku sadar Soekarno telah beristri dan
menjadi pantangan terbesar bagiku jika harus menyakiti
hati sesama kaumku

Aku segera menceritakan pernyataan cinta


Soekarno kepada ayah dan ibuku.

“ Aku baru akan menyetujui apabila Soekarno


bercerai baik-baik dengan ibu Inggit. Aku tidak dapat
menerima poligami. Aku tak akan dimadu”.

Sementara tekad bulat Soekarno untuk meminang


Fatmawati dan tak menceraikan Inggit Garnasih. Dimana
suatu sore Soekarno mengajak Inggit berbicara serius.

“Inggit, katanya dengan suara rendah. Ada


sesuatu yang musti aku katakan.” Kata Soekarno

“Aku sudah tahu,” kata Inggit. “ yaa mengenai


Fatma bukan,?” ujar Inggit.

“Dari siapa Enggit tahu,?” timpal Soekarno.

33
“Dari setiap bunga yang ada di sekeliling rumah
ini,” ungkap Inggit memberikan kiasan.

“Terangkan dari siapa Enggit tahu,” imbuh


Soekarno.

“tidak perlu Enggit jelaskan. Yang penting


apakah benar orang nya itu, Fatma?

“Ya benar Fatmawati,”ujar Soekarno sambil menarik


napas panjang.

“Ya aku mau mempunyai anak. Anakku sendiri


keturunan ku. Apakah Enggit izinkan jus kawin dengan
nya?.

“Astagfirullah,mana mungkin. Ceraikan aku dulu baru


Kus bisa kawin dengannya”, tegas Inggit.

Sementara itu, situasi peperangan kala itu makin


memanas di mana baka tentara Dai Nippon (Jepang)
mulai menyerbu Asia tenggara termasuk bakal
menyerang Bengkulu yang diduduki Belanda.

34
Beberapa tentara Belanda yang mengawal
Soekarno pun telah memberikan isyarat kepada bung
Karno dan keluarganya agar bersiap meninggalkan
Bengkulu.

“ Soekarno, kamu harus meninggalkan Bengkulu,


Karena Jepang akan menyerbu Asia termasuk bakal
menyerbu Bengkulu” . Tutur tentara Belanda kepada
Soekarno .

“ Aku akan bersiap-siap untuk berangkat untuk


melakukan hal itu”. Ucap Soekarno, sebelum ingin
meninggalkan Bengkulu.

Namun dalam kengerian perang itu asmara


Soekarno kepadaku tetap berkobar. Setiap hari, surat
cinta ditulis Soekarno kepada ku.sering juga kartu pos
bergambar dikirimkan dengan tulisan salam manis
disertai gambar coretan berbentuk seekor kumbang
dengan bunga.

Surat cinta bertubi-tubi itu jarang aku balas.


Selain melalui surat,aku masih sering berjumpa dengan

35
Soekarno dalam rapat-rapat atau acara dimasjid ketika
bung Karno memberikan ceramah.

Bahkan sebelum meninggalkan kota Bengkulu,


Soekarno pun menyempatkan diri mengirimkan surat
untukku, yang isinya agar aku diminta selalu untuk
menunggu dirinya.

Soekarno beserta keluarganya pun akhirnya


diusingkan ke Padang.Namun hal tersebut berlangsung
lama, setelah Kota Padang diduduki Jepang, pemerintah
Dai Nippon di Jawa meminta Soekarno datang ke
Jakarta. Tentang Jepang membawa Soekarno dari
Padang ke Jakarta lewat jalur darat .

Salah satu surat Soekarno yang mengatakan

“…. Bersabarlah Aku benar-benar mencintaimu kulihat


dari pancaran sinar matamu, kau juga bersedia menjadi
istri ku.Bagi dua insan yang saling mencintai, kesabaran
ibarat Embun kerinduan sekaligus menjadi bukti
kematangan iman kita”.

36
Setelah tiba di Jawa kembali, Soekarno kembali
dalam kegiatannya di pergerakan nasional. Namun
kesibukan yang digelutinya tetap tak mampu
menyenangkan kehidupan pribadinya.

Keinginannya memiliki anak dari keturunannya


sendiri selalu mengingatkan ku, sementara kehidupan
rumah tangganya bersama Inggit semaki tidak tenteram
hingga kepindahan rumah keluarga Soekarno dari orange
Boulevard 11 ke oegangsaan Timur 56.

Keretakan rumah tangga antara Soekarno dengan


Inggit seakan makin menjadi, sehingga pada puncaknya
Soekarno menceraikan dan memulangkan Inggit ke
Bandung karena tak mau dimadu.

Setelah melalui proses perjalanan cinta yang


berliku selama 4 tahun, akhirnya aku dan Soekarno
menikah pada 1 Juni 1943, saat aku berusia 20 tahun.
Karena kesibukan yang di jalani bung Karno sebagai
pemimpin pusat tenaga rakyat pernikahan tersebut
dilakukan dengan wakil salah seorang kerabat bung
Karno yaitu, Opseter Sardjono , dengan di antar

37
orangtuaku, aku berangkat ke Jakarta melalui jalan darat,
hingga sejak saat itu aku mendampingi Soekarno dalam
perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia

Merah Putih

Selama masa memperebutkan kemerdekaan, aku


berperan ganda. Selain ibu Negara, aku juga berperan

38
dalam menyiapkan dan memberikan ransum untuk
pejuang di pasukan terdepan pertempuran. Tidak saja
urusan Makan, aku kerap juga menjadi orator ulung
untuk menyemangati rakyat dan pejuang merebut
kemerdekaan.

Kepiawaian berorasiku ini membuat bung Karno


makin bangga dan mencintaiku, bahkan, saat pasca
kemerdekaan, aku juga menjalin hubungan dengan para
kepala negara pada level internasional.

“ Kamu adalah istri yang cerdas aku sangat


bangga padamu, sabar dalam menjalani hidup
bersamaku ditengah memperebutkan kemerdekaan untuk
bangsa ini”. Ucap Soekarno

“ kamu juga suami yang sangat amatlah pekerja


keras demi memperjuangkan bangsa ini”. Ucapku

Setahun setelah pernikahaku dengan Soekarno,


Jepang menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia.
Bendera merah putih juga boleh dikibarkan dan lagu
kebangsaan Indonesia Raya diizinkan berkumandang.

39
Jelang kemerdekaan, aku mendapatkan tugas
untuk menjahit bendera merah putih. Waktu itu, sangat
sulit mendapatkan bahan kain untuk membuat bendera
dengan ukuran yang besar. Rakyat saja menggunakan
pakaian yang terbuat dari bahan karung atau goni .

“ barang-barang eks impor semuanya berada di


tangan Jepang, dan kalaupun ada diluar, untuk
mendapatkannya harus dengan berbisik-bisik”.

Situasi itu disebabkan oleh kelangkahan tekstil .


Pada akhirnya Shimizu menginstruksikan seorang
perwira Jepang untuk mencari kain Merah dan Putih
untuk diberikan kepadaku.

“ perwira tolong Carikan kain Merah Putih dan


berikan kepada Fatmawati”. Ucap Shimizu kepada
perwira.

“ baik”. Ucap perwira.

Sang perwira yang ditugaskan berhasil membawa


dua kain Merah dan Putih dari bahan katun yang halus .
Dan kain itu diperoleh dari sebuah gedung jalan pintu

40
Air, Jakarta pusat, dan diantarkan oleh Chaerul ke
Pegangsaan.

“ini Bu kain Merah dan Putih nya aku telah


berhasil mendapatkan nya”. Ucap sang perwira.

“ Dari mana kamu peroleh kain ini?”

“ aku peroleh kain ini dari sebuah gedung jalan


pintu Air, yaitu disebuah warung soto”. Ucap perwira
dengan penuh semangat.

Aku menghabiskan waktuku dalam 2 hari untuk


menjahit bendera itu dalam kondisi fisikku yang cukup
rentan . Tetesan air mataku merupakan ungkapan
keharuanku atas perjuangan panjang rakyat Indonesia
dan para pemimpin meraih kemerdekaan secara mandiri
hingga tahap akhir. Dan pada saat itu aku sedang hamil
tua dan sudah waktunya untuk melahirkan putra
sulungku.yang bernama Guntur Soekarnoputra.

Aku memaksakan diri menjahit bendera Merah


Putih, aku menjahit berangsur-angsur dengan mesin jahit
singer yang dijalankan dengan tangan saja, sebab Dokter

41
melarang saya menggunakan kaki untuk menggerakkan
mesin jahit.

Bendera merah putih berukuran 2 x 3 meter itu


akan dikibarkan pada proklamasi kemerdekaan bangsa
Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 dijalan Pegangsaan
timur 56, Jakarta.

Serangan bom atom yang di lancarkan pihak


sekutu pada 8 dan 9 Agustus 1945 membuat Jepang
benar-benar kalah. Pada 10 Agustus 1945, setelah
mendengar siaran radio bahwa Jepang telah dikalahkan
oleh sekutu, Soetan Syahrir mendesak Soekarno dan
Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Kondisi Indonesia saat itu, menciptakan pro dan kontra
di antara para pejuang dalam cara mendapatkan
kemerdekaan, hingga terbentuk lah golongan tua dan
golongan muda.

Perbedaan pendapat antara golongan tua dan


golongan muda, menyebabkan terjadinya peristiwa
Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945.
Golongan muda datang kekediamanku bersama

42
Soekarno. Mobil yang membawa ku bersama Soekarno
dan Hatta mulai bergerak meninggalkan Jakarta.

Setelah sampai di Rengasdengklok, kami masih


berpindah-pindah tempat, tidak langsung menetap pada
satu tempat. Malam hari tanggal 16 Agustus 1945 aku
dan rombongan meninggalkan Rengasdengklok menuju
Jakarta, dengan jaminan Ahmad Soebardjo, dia
mengatakan bahwa proklamasi akan di adakan pada 17
Agustus 1945 paling lambat pukul 12.00 WIB.

“ Proklamasi akan di adakan pada 17 Agustus,


datanglah aku akan menjamin itu, paling lambat 12.00”.
ucap Ahmad Soebardjo.

Aku menemani Soekarno yang sedang istirahat


dikamar, matahari sudah naik, dengan halaman rumah
yang mulai dipenuhi oleh rakyat yang datang untuk
mendengarkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Akan
tetapi bendera belum ada

43
“bung Karno, sudah banyak rakyat yang
menunggumu diluar mereka datang untuk mendengarkan
proklamasi kemerdekaan Indonesia.” Ucapku.

“Aku akan bergegas menghampiri mereka ,


dengan membacakan proklamasi kemerdekaan
Indonesia” . Soekarno

“Ketika akan melangkah kakiku keluar dari pintu


terdengar lah bahwa bendera belum ada, kemudian aku
berbalik mengambil bendera yang aku buat tatkala
Guntur masih dalam kandungan,satu setengah tahun
yang lalu “. bendera itu aku berikan pada salah seorang
yang hadir di tempat didepan kamar tidurku,”

Bendera Indonesia yang sudah kubuat itu


kemudian kuserahkan kepada pemuda berseragam, untuk
dikibarkan .

“ ini bendera yang telah aku buat, kibarkanlah


untuk memberitahukan bahwa kita telah merdeka.”

44
“Siap Bu, akan ku lakukan” . Ucap pemuda yang
akan mengibarkan bendera.

Pengibaran bendera dilakukan secara spontan,


tanpa persiapan sebelumnya. Setelah bendera Indonesia
dikibarkan,lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh rakyat
yang hadir menyaksikan proklamasi tersebut, tanpa
iringan musik. Proklamasi kemerdekaan telah selesai,
Soekarno kembali masuk kerumah untuk beristirahat.

Kesetiaan ku kepada Indonesia dan Soekarno tak


terbantahkan, aku selalu mendampingi baik suka
maupun duka .

45
September 1945

Pada September 1945, berita proklamasi


kemerdekaan sudah tersiar keseluruh pelosok wilayah
Indonesia. Sistem pemerintahan mulai diatur,
kemerdekaan Indonesia yang telah terwujud pada
kenyataannya tidak sepenuhnya diterima oleh semua
pihak, terutama Belanda yang ingin kembali menjajah.

Di situasi Indonesia yang sedang bergejolak


membuatku berpisah dengan keluarga kecilku.

Demi keamanan, aku membawa Guntur bersama


orang tuaku, tinggal di rumah kerabat. Begitu juga
dengan Soekarno yang sering berpindah-pindah tempat.
Aku sekeluarga akhirnya pergi ke Sukanegara Jawa
barat, atas usul pengawal presiden.

Kehidupan dikusumanegara jauh dari kata


mewah,bahkan aku hanya menggunakan lampu minyak
untuk menerangi rumah saat hari mulai gelap. Bersama
anakku, aku bertahan disisi Soekarno pada masa-masa
yang sangat sulit,akan tetapi aku tidak pernah menyerah
untuk ikut terus berjuang bersama suamiku.

46
Kondisi keamanan di Jakarta yang rawan,
membuat ibukota dipindahkan ke Yogyakarta. Pada
tanggal 4 Januari 1946, aku, Soekarno, dan orang tuaku,
beserta pejabat negara berangkat ke Yogyakarta dengan
kereta.

Selama di Yogyakarta, aku tidak saja berperan


sebagai pengatur rumah tangga kepresidenan yang setiap
saat harus melayani dan menjamu para pejuang yang
sering datang mudik. Bahkan aku tidak segan-segan
pergi ke pasar sendiri tanpa pengawal berbelanja ke
pasar. Aku juga sering mendampingi Soekarno ke
daerah-daerah baik Jawa tengah, Jawa timur, maupun
Jawa barat. Untuk memberikan wejangan-wejangan
dalam rangka mempertahankan kemerdekaan bangsa
Indonesia.

10 Desember 1948, ibukota Yogyakarta diserang


oleh tentara Belanda, Soekarno dan Hatta ditawan dan
selanjutnya diterbangkan ke Bangka. Sementara itu aku
sekeluarga dan keluarga Hatta, serta beberapa menteri,
ajudan maupun sekertarisnya, dinizijkan tetap tinggal di
gedung kepresidenan Yogya sebagai tawanan. Namun

47
tak lama lagi, seluruh tawanan termasuk saya dan
keluarga segera diusir nya. Selanjutnya aku sekeluarga
pindah ke rumah kosong di batanawarsa. Meskipun
pasukan belanda sering mengawasi rumah yang ku
tempati tetapi aku masih tetap menjalin kontak dengan
para pejuang yang bergerilya. Sejarah sembunyi-
sembunyi aku membantu mengirim pembekalan para
pejuang yang burgerkill nya baik berupa makanan
maupun pakaian. Bahkan aku pernah menyerahkan
beberapa butir tenor yang ditemukan di halaman untukku
serahkan kepada gerilyawan. Disamping itu aku juga
membagikan makanan kepada para istri pejuang yang
ditinggal bergerilya

Pada tahun 1950, sampai dengan lahirnya


Mohammad Guruh, tahun 1954, keluarga ku kelihatan
bahagia sekali.

Akan tetapi setelah pasca berita,bahwa Bung


Karno akan menikah dengan Bu Hartini.

“ Fat ada yang ingin ku sampaikan kepadamu,”


ucap Soekarno dengan suara rendah.

48
“ aku sudah tau bung, kau akan menikah dengan
Hartini”. Jawabku dengan penuh kekecewaan.

“ Aku tidak ingin menyakiti hatimu fat, aku


hanya meminta kepadamu apakah kamu bersiap untuk
kupoligami?”

“ Ternyata begini yang di rasakan ibu Inggit


dulu, dengan penuh rasa kekecewaan, ceraikan aku dulu
jika kamu ingin menikah dengan nya .Tuturku dengan
penuh rasa kekecewaan pikiran ku serasa campur aduk.

Hubungan ku antara bung Karno serta keluarga


kelihatan mulai renggang,tak hanya itu, Aku juga sudah
pindah kamar di gedung utama istana merdeka. Aku
pindah ke paviliun yang letaknya didekat masjid Baitul
Rachim.

Pada suatu hari,aku menghadap ke Soekarno


untuk pamit pulang ke rumahku yang ada di jalan
Sriwijaya. Namun Soekarno tidak mengizinkanku.

“ Disini rumahmu”, ucap Soekarno

“ Disini bukan rumahku, keadaan kita sekarang


sudah lain,” Jawabku.

49
Aku kemudian mengucapkan selamat tinggal
secara persaudaraan.a

Walaupun tidak diizinkan pulang, Aku tetap


mengucapkan selamat Tinggal, tidak ada keributan dan
tak ada perkelahian.

Setelah membaca bismillah, aku terus


meninggalkan istana dengan perasaan tenang menuju
Kebayoran baru.

Pengawal dan pelayan-pelayan istana hanya


termangu magu saja.

Tak sampai disana,Anakku guruh Soekarnoputra,


anak bungsuku mengatakan bahwa aku tidak pernah
menjenguk Soekarno yang sudah lengser dari kursi
presiden.

“ Setiap kali aku dan kakak-kakaku pergi


menengok bapak, ibu tak pernah ikut serta” , kata guruh

Aku terdiam dan tidak mengatakan sepatah kata.

Meski dalam keadaan begitu, publik masih


menganggapku sebagai ibu Negara. Aku masih kerap

50
tampil dalam acara-acara resmi meski tak ikut
mendampingi Soekarno dalam kunjungan kenegaraan.
Di rumah Sriwijaya yang aku tempati tinggal, aku hanya
ditemani seorang anakku Guntur Soekarnoputra yang
sedari kecil memang lebih dekat denganku.

“ Sriwijaya tempat ibu menyepi, menenangkan


diri. Ibu tidur di Sriwijaya, tapi setiap Sabtu dan Minggu
ibu ke istana untuk menemui kami anak-anaknya. Ibu
masih menjalankan fungsi sebagai ibu Negara.” Tutur
putraku Guruh Soekarnoputra.

Sejak keluar istana, aku hidup mandiri dan


sederhana. Dengan usahaku sendiri aku membeli hak
milik rumah Sriwijaya itu. Setelah Guntur menikah, aku
sempat pula tinggal bersama si sulungku itu di bilangan
cempaka putih.

Aku menghabiskan masa hidupku dengan


memperjuangkan kemerdekaan bersama suamiku dengan
penuh ketangguhan, semangat dan menghadapinya
dengan kesabaran.

51
Selesai.

DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.tempo.co/read/1599841/kisah-masa-
kecil-fatmawati-istri-soekarno-bunga-dari-curup

https://www.setneg.go.id/baca/index/
membuka_catatan_sejarah_detik_detik_proklamasi_17_
agustus_1945

https://historia.id/politik/articles/meluruskan-sejarah-
bendera-pusaka-Pdk8v/page/1

https://historia.id/politik/articles/bu-fat-wafat-PKyJQ/
page/4

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6239098/kisah-
fatmawati-saat-menjahit-bendera-pusaka-butuh-waktu-
dua-hari

https://amp.kompas.com/regional/read/
2020/02/06/06300021/kisah-fatmawati-teteskan-air-
mata-saat-menjahit-merah-putih

52
Lampiran 1

BIOGRAFI FATMAWATI

Hj. Fatmawati lahir di Bengkulu, 5 Februari


1923. Adalah istri dari presiden Indonesia pertama
Soekarno. Anak dari pasangan Hasan Din dan Siti
Chadijah. Ia menjadi ibu negara Indonesia pertama dari
tahun 1945 hingga tahun 1967 dan merupakan istri ke-3
dari presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno dan
merupakan ibunda dari presiden ke-5, Megawati
Soekarnoputri.ia juga dikenal akan jasanya dalam
menjahit Bendera pusaka sang saka merah putih yang

53
turut dikibarkan pada saat upacara proklamasi
kemerdekaan Indonesia di Jakarta 17 Agustus 1945

Lampiran 2

BIOGRAFI PENGARANG

54
Alyah Fr, lahir di Palopo, 29 April 2006. Alya
merupakan siswi lulusan SDN 042 meli. Lalu
melanjutkan pendidikan di SMPN 4 Masamba, saat ini
sedang menempuh pendidikan di SMAN 8 Luwu Utara
yang duduk di bangku kelas XII MIPA 3

55
56

Anda mungkin juga menyukai