Makalah 1
Makalah 1
Makalah 1
Disusun oleh :
Kelompok 12
1. Muh. Fadil Ikram (2120203861206043)
2.Fitrah (2120203861206086)
3.Sakina (2120203861206039)
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah akhirnya makalah yang berjudul “Perdagangan Internasional dan Kurs Mata
Uang dalam Ekonomi Mikro Islan” dapat penulis selesaikan. Makalah ini penulis susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro Islam
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan dan
kelemahan.Oleh sebab itu,penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
untuk menyelesaikan makalah ini.Mudah-mudahan penulisan makalah ini ada manfaatnya
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Perdagangan Intrernasional
2. Apa Dampak Perdagangan Internasional
3. Apa Faktor Yang Menghambat Perdagangan Internasional
4. Apa Pengertian Kurs
5. Apa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Perdagangan Intrernasional
2. Untuk mengetahui Dampak Perdagangan Internasional
3. Untuk mengetahui Faktor Yang Menghambat Perdagangan Internasional
4. Untuk Mengetahui Pengertian Kurs
5. Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Perdagangan Internasional
1. Pengertian Perdagangan Intrernasional
Perdagangan Internasional adalah perdagangan antar negara yang melintasi batas-
batas suatu negara. Setiap negara tidak mungkin dapat memproduksi semua
kebutuhannya sendiri, melainkan suatu negara membutuhkan negara lain untuk
bekerja sama agar dapat memenuhi kebutuhan yang belum bisa dipenuhi oleh negara
tersebut. Kegiatan dalam perdagangan Internasional dilakukan dalam bentuk eskpor
dan impor.
Dalam pandangan islam, perdagangan internasional diperbolehkan karena tidak
ada dalil yang mengharamkan aktivitas perdagangan ini. Selanjutnya, hal ini
diperkuat dengan salah satu sejarah dalam peradaban islam, yaitu perdagangan
Qurais, Al-Qur’an mengabadikan aktivitas perdagangan mereka dalam surat Quraisy.
Pada zaman itu, mereka melakukan perdagangan ke negeri yaman saat musim dingin
dan perdagangan ke negeri syam saat musim panas.
Setiap seorang muslim diperintahkan Allah SWT untuk mencari rezeki di belahan
bumi mana pun. Hal ini tercantum pada surat Q.S. Al-Fushilat ayat 10. Inti dari surat
tersebut adalah Allah telah menetapkan kadar rezeki yang cukup di belahan bumi
mana pun. Tidak ada larangan bagi setiap orang untuk memanfaatkan setiap sumber
daya yang berada di negara mana pun asalkan pemanfaatan tersebut berdasarkan
kesepakatan antar negara.
Dalam menjalankan perdagangan internasional, setiap negara juga harus
memperhatikan kaidah-kaidah yang dikemukakan oleh Dr. Jaribah bin Ahmad Al
Haritsi pengarang buku Fikih ekonomi Umar bin Al Khatab. Kaidah-kaidah tersebut
diantaranya kehalalan barang dan jasa di tempat perdagangan, perdagangan
internasional dapat merealisasikan kemashlahatan kaum muslimin, dan yang terakhir
kegiatan perekonomian harus dipimpin oleh seorang muslim.
Perdagangan Internasional diperbolehkan bagi setiap negara untuk memenuhi
kebutuhannya dan setiap negara harus memerhatikan kaidah-kaidah dalam melakukan
perdagangan.
2. Dampak Perdagangan Internasional
Terjadinya perdagangan internasional atau ekspor impor barang luar dan dalam negeri
terjadi biasanya disebabkan oleh kekayaan alam yang dimiliki , pengetahuan dan
kecanggihan teknologi yang dikuasai, jumlah penduduk maupun luas tanah suatu
bangsa. Selain itu perbedaan akan politik budaya serta sosial dalam suatu negara juga
menjadi sebab munculnya perdagangan internasional. Namun tahukah bahwa
perdagangan tersebut menimbulkan beberapa dampak terhadap bangsa dan negara.
Adapun dampak-dampak tersebut adalah :
Dampak positif dari ekspor adalah cadangan devisa negara menjadi meningkat,
menjadikan pasar dalam menjual hasil produksi negara menjadi sangat luas
jangkauanya. Dan tentunya akan menambah lapangan pekerjaan yang dapat
dimanfaatkan oleh rakyat. Dan untuk dampak negatifnya adalah sumber daya alam
akan diekploitasi dengan jumlah yang tidak berbatas dan akan mengakibatkan
kelangkaan suatu barang tertentu. Dan tentunya akan meninggalkan sisa sisa
kerusakan pada lingkungan.
Dampak positif impor adalah bangsa dan negara akan lebih maju karena segala
sesuatu akses dapat ditemukan, negara juga akan mengalami peningkatan industri
bahan baku, dan jika demikian akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
rakyat dan masyarakat. Sedangkan sisi negatifnya masyarakat mengalami perubahan
perilaku menjadi komsumtif, persaingan dalam dunia usaha juga semakin tajam dan
hampir tidak dapat dilawan, dan jika demikian maka pengangguran akan menjadi
sangat meningkat.
3. Faktor Yang Menghambat Perdagangan Internasional
Apapun alasannya masyarakat tidak dapat mencegah terjadi nya impor dan ekspor
dalam negeri karena kegiatan ini saat ini mampu memberikan keuntungan dan
manfaat yang tidak sedikit bagi bangsa. Salah satunya adalah ilmu teknologi menjadi
sangat maju, produksi mengalami peningkatan jumlahnya kebutuhan masyarakat
menjadi terpenuhi, serta devisa negara akan bertambah.
Namun perdagangan internasional atau ekspor import dapat mengalami banyak
hambatan. Adapun yang menjadi faktor penghambat adalah adanya konflik atau
perang yang terjadi dalam suatu negara, perbedaan mata uang, kebijakan impor dan
ekspor yang terkadang menguntungkan satu pihak. Dan selain itu quota atau peluang
impor juga kerap menjadi hambatan, ditambah dengan adanya produsen ekspor yang
kerap sering molor dan yang terakhir adalah beban tarif yang wajib dibebankan ketika
melintas daerah tertentu. Campur tangan pemerintah dalam membuat kebijakan
aktifitas ekspor import juga harus menjadi perhatian pihak ketika ingin melakukan
perdagangan bebas. Salah satunya kebijakan pemerintah berupa proteksi,
perdagangan bebas, dan adanya politik dumping.
Kebijakan proteksi yaitu perlakuan pemerintah untuk melindungi seluruh
produksi dalam negeri dan biasanya bentuk-bentuk proteksi tersebut seperti:
Tidak diperbolehkan melakukan impor produk barang yang juga
diproduksi oleh bangsa sendiri.
Tarif impor sangat tinggi hal ini bertujuan agar barang yang masuk ke
dalam negeri tidak besar jumlahnya.
Pembatasan jumlah barang tertentu yang masuk ke dalam negeri atau
penjatahan quota.
Memberikan subsidi kepada seluruh produsen sebagai rangsangan untuk
meningkatkan produksi pasar dalam negeri.
Pemerintah juga memberikan premi kepada siapa saja yang mampu
menghasilkan produksinya
Perdagangan bebas dalam perdagangan internasional juga memiliki kebijakan lain
yaitu harga suatu barang dapat dengan bebas ditentukan sendiri agar dapat
diperdagangkan dalam pasar bebas namun kebijakan ini berlaku bagi yang telah
bergabung dalam keanggotaan perdagangan bebas.
Dan yang berikutnya adalah politik dumping dimana mengandung sebuah
kebijakan tentang aturan perdagangan internasional yang menjual barang hasil
produksi lebih murah daripada harga di dalam negeri sendiri. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan daya saing agar lebih kompetitif dan berkualitas.
B. Nilai Tukar Mata Uang (Kurs)
1. Pengertian Kurs
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) satu mata uang terhadap lainnya merupakan
bagian dari proses valuta asing. Nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam
negeri yang harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Kenaikan
nilai tukar disebut apresiasi dan penurunan nilai tukar di sebut depresiasi. Kadang-
kadang anda mendengar media massa melaporkan bahwa dolar sedang “ menguat”
dan “melemah”. Pernyataan ini biasanya mengacu pada perubahan-perubahan terbaru
dari nilai tukar. jika suatu mata uang mengalami apresiasi, dikatakan bahwa mata
uang itu menguat karena dapat membeli lebih banyak uang asing. Demikian pula
ketika suatu mata uang mengalami depresiasi, di katakana bahwa mata uang tersebut
melemah
2. Sejarah Perkembangan Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia
Sejak tahun 1970, negara Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai
tukar, yaitu: Sistem kurs tetap (1970-1978) Sesuai dengan Undang-
Undang No.32 Tahun 1964, Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap
kurs resmi Rp. 250/US$, sementara kurs uang lainnya dihitung
berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap US$. Untuk menjaga kestabilan
nilai tukar pada
tingkat yang ditetapkan, Bank Indonesia melakukan intervensi aktif di
pasar valuta asing.
Sistem mengambang terkendali (1978 - 1997) Pada masa ini, nilai tukar
rupiah didasarkan pada sistem sekeranjang mata uang (basket of
currencies). Kebijakan ini diterapkan bersama dengan dilakukannya
devaluasi rupiah pada tahun 1978. Dengan sistem ini, pemerintah
menetapkan kurs indikasi (pembatas) dan membiarkan kurs bergerak di
pasar dengan spread tertentu. Pemerintah hanya melakukan intervensi bila
kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari spread.
Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997-sekarang) Sejak
pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap US$ semakin melemah.
Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka mengamankan
cadangan devisa yang terus berkurang ma ka pemerintah memutuskan
untukmenghapus rentang intervensi (sistem nilai tukar mengambang
terkendali) dan mulai menganut sistem nilai tukar mengambang bebas
(free floating exchange rate) pada tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan
rentang intervensi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan
intervensi pemerintah terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan
kebijakan moneter dalam negeri.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah
Naik turunnya nilai tukar mata uang atau kurs valuta asing bisa terjadi dengan
berbagai cara, yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu
negara yang menganut sistem managed floating exchange rate, atau bisa juga karena
tarik menariknya 22 kekuatan‐kekuatan penawaran dan permintaan di dalam pasar
(market mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa
terjadi karena empat hal, yaitu:
a. Tingkat Inflasi
Inflasi dapat dipilah berdasarkan sifat temporer atau permanen. Inflasi
yang bersifat permanen adalah laju inflasi yang disebabkan oleh
meningkatnya tekanan permintaan barang dan jasa. Sedangkan inflasi yang
bersifat temporer adalah inflasi yang diakibatkan gangguan sementara
(misalnya kenaikan biaya energi, transportasi, dan bencana alam). Adapun
cara yang digunakan untuk mengukur inflasi adalah: Dengan menggunakan
harga umum, Dengan menggunakan angka deflator, Dengan menggunakan
indeks harga umum (IHK), Dengan menggunakan harga pengharapan,
Dengan menggunakan indeks dalam dan luar negeri.
Faktor yang menyebabkan kenaikan/penurunan inflasi Laju inflasi dapat
dipisahkan menjadi tiga komponen yaitu inflasi inti, inflasi permintaan dan
inflasi gejolak21 Inflasi inti adalah inflasi yang komponen harganya
dipengaruhi oleh faktor fundamental. Inflasi permintaan yaitu inflasi yang
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah seperti kebijakan harga BBM, listrik,
air minum, dan lainnya, sedangkan inflasi bergejolak adalah inflasi yang
dipengaruhi oleh kelancaran produksi dan distribusi barang dan jasa.
Kenaikan inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks harga konsumen
(Customer Price Index)
b. Tingkat Suku Bunga
Suku bunga juga dapat dikelompokan menjadi suku bunga tetap dan suku
bunga mengambang. Suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman tersebut
tidak berubah sepanjang masa kredit, sedangkan suku bunga mengambang
adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung
dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya LIBOR
dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistim penambahan marjin
terhadap kurs referensi. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Suku Bunga Besar
kecilnya penetapan suku bunga dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini
menurut sebagai berikut:24 Kebutuhan dana, Persaingan, Kebijaksanaan
pemerintah, Target laba yang diinginkan, Jangka waktu, Kualitas jaminan,
Reputasi perusahaan, Produk yang kompetitif, Hubungan baikJaminan pihak
ketiga.
c. Jumlah Uang Beredar (JUB)
Jumlah uang beredar adalah uang yang berada di tangan masyarakat
Jumlah Uang Beredar (JUB) merupakan penawaran uang (money supply).
Dalam arti sempit (narrow money). JUB didefinisikan sebagai M1, yang
merupakan jumlah seluruh uang kartal (uang tunai) yang dipegang anggota
masyarakat (the non bank public) dan uang giral (demand deposit) yang
dimiliki oleh perseorangan pada Bank-bank Umum. Dengan demikian uang
karta yang disimpan di lemari besi bank dan bank sentral tidak termasuk
kartal. Uang giral dalam hal ini berfungsi seperti uang kartal, karena dapat
dipergunakan untuk transaksi secara langsung oleh pemiliknya. Giro milik
bank yang ada bank lain tidak termasuk uang giral
Faktor-faktor yang memengaruhi jumlah uang beredar Beberapa hal yang
memengaruhi permintaan uang26 diantaranya: Pendapatan riil. Semakin
tinggi pendapatan seseorang, permintaan akan uang akan semakin besar,
Tingkat suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, permintan uang untuk motif
spekulasi akan berkurang, Tingkat harga umum, Semakin tinggi tingkat harga
umum, permintaan akan uang akan semakin bertambah, Pengeluaran
konsumen. Misalnya saja pengeluaran konsumen pada bulanbulan menjelang
Natal, puasa, atau Hari Raya lainnya akan bertambah. Akibatnya, permintaan
uang juga akan bertambah.
d. Pendapatan Nasional.
Produk Nasional Bruto (PNB), atau Gross National Product (GNP) adalah
konsep yang mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi
memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam
menghitung Pendapatan Nasional Bruto, nilai barang dan jasa yang dihitung
dalam pendapatan nasional hanyalah barang dan jasa yang diproduksikan
oleh faktor faktor produksi yang dimiliki oleh warga negara dari Negara yang
pendapatan nasionalnya dihitung. GNP dihitung dari faktor-faktor produksi
yang dimiliki warga negara sesuatu negara terdapat di negara itu sendiri
maupun di luar negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-
faktor produksi yang digunakan di luar negeri juga dihitung di dalam Produk
Nasional Bruto. Tetapi sebaliknya, dalam Produk Nasional Bruto tidak
dihitung produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik
penduduk atau perusahaan negara lain yang digunakan di negara tersebut.
e. Posisi neraca pembayaran internasional Indonesia (BOP)
Posisi BOP akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan nilai tukar mata
uang domestik terhadap mata uang asing. Balance of Payment (BOP) dan
Balance of Trading (BOT) mencerminkan arus uang masuk dan keluar dari
suatu negara. BOP surplus mencerminkan adanya aliran valuta asing yang
masuk dalam perekonomian negara tersebut baik melalui transaksi barang
dan jasa maupun asset, sehingga menyebabkan bertambahnya valuta asing
dinegara tersebut dan mengakibatkan terjadinya apresiasi mata uang domestik
terhadap mata uang asing. digunakannya jenis penelitian ini karena dalam
penelitian ini akan diuji pengaruh inflasi, tingkat suku bunga, jumlah uang
beredar, GDP dan BOP terhadap pergerakan kurs IDR/USD pasca krisis
(2000-2010), melalui pengujian hipotesis karena explanatory merupakan
penelitian yang meneliti hubungan yang ada antara variabel bebas dan
variabel terikat.
4. Penentuan Nilai Tukar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar, yaitu:
1. Faktor Fundamental Faktor fundamental berkaitan dengan indikator-indikator
ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar-
negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank Sentral.
2. Faktor Teknis Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan
permintaan devisa pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan,
sementara penawaran tetap, maka harga valas akan naik dan sebaliknya.
3. Sentimen Pasar Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau
beritaberita politik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valas
naik atau turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita-
berita sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal.
4. Sistem Kurs Mata Uang Menurut Kuncoro ada beberapa sistem kurs mata
uang yang berlaku di perekonomian internasional, yaitu:
a. Sistem kurs mengambang (floating exchange rate), sistem kurs ini
ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya stabilisasi oleh
otoritas moneter. Di dalam sistem kurs mengambang dikenal dua macam
kurs mengambang, yaitu : a) Mengambang bebas (murni) dimana kurs
mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa ada
campur tangan pemerintah. Sistem ini sering disebut clean floating
exchange rate, di dalam sistem ini cadangan devisa tidak diperlukan
karena otoritas moneter tidak berupaya untuk menetapkan atau
memanipulasi kurs. . b) Mengambang terkendali (managed or dirty
floating exchange rate) dimana otoritas moneter berperan aktif dalam
menstabilkan kurs pada tingkat tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa
biasanya dibutuhkan karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual
valas untuk mempengaruhi pergerakan kurs.
b. Mengambang terkendali (managed or dirty floating exchange rate)
dimana otoritas moneter berperan aktif dalam menstabilkan kurs pada
tingkat tertentu. Oleh karena itu, cadangan devisa biasanya dibutuhkan
karena otoritas moneter perlu membeli atau menjual valas untuk
mempengaruhi pergerakan kurs.
c. Sistem kurs tertambat merangkak (crawling pegs). Dalam sistem ini, suatu
negara melakukan sedikit perubahan dalam nilai mata uangnya secara
periodic dengan tujuan untuk bergerak menuju nilai tertentu pada rentang
waktu tertentu. Keuntungan utama sistem ini adalah suatu negara dapat
mengatur penyesuaian kursnya dalam periode yang lebih lama dibanding
sistem kurs tertambat. Oleh karena itu, sistem ini dapat menghindari
kejutan-kejutan terhadap perekonomian akibat revaluasi atau devaluasi
yang tiba-tiba dan tajam.
d. Sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies). Banyak negara
terutama negara sedang berkembang menetapkan nilai mata uangnya
berdasarkan sekeranjang mata uang. Keuntungan dari sistem ini adalah
menawarkan stabilitas mata uang suatu negara karena pergerakan mata
uang disebar dalam sekeranjang mata uang. Seleksi mata uang yang
dimasukkan dalam “keranjang“ umumnya ditentukan oleh peranannya
dalam membiayai perdagangan negara tertentu. Mata uang yang berlainan
diberi bobot yang berbeda tergantung peran relatifnya terhadap negara
tersebut. Jadi sekeranjang mata uang bagi suatu negara dapat terdiri dari
beberapa mata uang yang berbeda dengan bobot yang berbeda.
e. Sistem kurs tetap (fixed exchange rate). Dalam sistem ini, suatu Negara
mengumumkan suatu kurs tertentu atas nama uangnya dan menjaga kurs
ini dengan menyetujui untuk menjual atau membeli valas dalam jumlah
tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs biasanya tetap atau diperbolehkan
berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.
5. Nilai Tukar Dalam Ekonomi Islam
Nilai tukar suatu mata uang di dalam Islam di golongkan dalam dua
kelompok, yaitu: Natural dan Human. Dalam pembahasan nilai tukar menurut
islam akan dipakai dua scenario yaitu: Terjadi perubahan-perubahan harga
dalam negeri yang memengaruhi nilai tukar uang. Sebab-sebab fluktuasi
sebuah mata uang dikelompokkan sebagai berikut:
Natural Exchange Rate Fluctuation
1) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan –
perubahan yang terjadi pada permintaan agregatif
(AD). Expansi AD akan mengakibatkan naiknya
tingkat harga secara keseluruhan (P), seperti kita
ketahui bahwa: P= e P, jika tingkat harga dalam negeri
naik, sedangkan tingkat harga di luar negeri tetap,
maka nilai tukar mata uang akan mengalami depresiasi.
Sebalik nya jika AD mengalami kontraksi maka tingkat
harga akan mengalami penurunanyang akan
mengakibatkan nilai tukar akan mengalami apresiasi.
2) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan
yang terjadi pada penawaran agregatif (AS). Jika AS
mengalami kontraksi, maka akan berakibat pada
naiknya tingkat harga secra keseluruhan, yang
kemudian akan mengakibatkan melemahnya
(depresiasi) nilai tukar. Sebaliknya jika AS mengalami
expansi maka akan berakibat pada turunya tingkat
harga secara keseluruhan yang akan mengakibatkan
menguatnya nilai tukar. Human Error Exchange Rate
Fluctuation 1) Corruption dan Bad Administration
yang buruk akan mengakibatkan naiknya harga akibat
terjadinya Missallocation of Resources serta Mark-up
yang tinggi yang harus dilakukan oleh produsen untuk
menutupi biaya-biaya siluman dalam proses
produksinya. 2) Excesssive Tax yang sangat tinggi
yang dikenakan pada barang dan jasa akan
meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut.
30 3) Excessive Seignorage, pencetak full-bodyed
money atau 100% reserve money tidak akan
mengakibatkan terjadinya inflasi. Akan tetapi jika uang
yang dicetak selain dari kedua jenis itu maka akan
menyebabkan kenaikan tingkat harga secara umum.
3) Perubahan harga yang terjadi diluar negeri
Perubahan harga yang terjadi diluar negeri bisa
digolongkan karena 2 sebab yaitu:
1) Non engineered/ non manifulated changes
Disebut sebagai non eminered/non manifulated
changes adalah karena perubahan yang terjadi bukan
disebabakan oleh manipulasi (yang dimaksudkan untuk
merugikan) oleh pihak-pihak tertentu. Misalkan jika
bank central singapura (BSS) mengurangi jumlah uang
SGD yang beredar, hal tersebut akan mengakibatkan
IDR terdepresiasi tanpa diduga. Oleh karena itu BI
biasanya akan menghilangkan efek ini dengan menjual
SGD yang dimilikinya (cadangan devisa) baik dengan
cara strilised intervention maupun dengan cara
unsterilized intervention.
2) Enginered / Manipulated changes Disebut
sebagai enginered/manipulated changes adalah karena
perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi
yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang
dimasudkan untuk merugikan pihak lain. misalnya para
fund manager disingapura melepas IDR yang
dimilikinya sehingga terjadi banjir rupiah yang
mengakibatkan nilai tukar rupiah mengalami
depresiasai secar tiba-tiba atau drastis diluar perkiraaan
BI
BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdagangan Internasional adalah perdagangan antar negara yang melintasi batas-
batas suatu negara. Setiap negara tidak mungkin dapat memproduksi semua
kebutuhannya sendiri, melainkan suatu negara membutuhkan negara lain untuk bekerja
sama agar dapat memenuhi kebutuhan yang belum bisa dipenuhi oleh negara tersebut.
Kegiatan dalam perdagangan Internasional dilakukan dalam bentuk eskpor dan impor.
Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian
terbuka, karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran
yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca berjalan maupun
bagi variabel-variabel makroekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur
kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil
menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau
stabil (Dornbusch, 2008:453). Menurut Adek Lasmi, dkk (2013) ketidakstabilan nilai
tukar ini mempengaruhi jumlah uang beredar. Indonesia sebagai negara yang banyak
mengimpor bahan baku industri mengalami dampak dari ketidakstabilan kurs ini, yang
dapat dilihat dari rnelonjaknya biaya produksi sehingga menyebabkan harga barang-
barang hasil produksi Indonesia mengalami peningkatan.
B. Saran
Melalui penulisan ini penulis menyarankan, bahwa dalam menyikapi sengketa
perdagangan internasional negara penggugat harus lebih selektif dalam mengajukan
tuntutan yang akan di sengketakan. Serta memahami bagaimana kepentingan dari
kebijakan ataupun aturan yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA