Makalah KLB Kelompok 3
Makalah KLB Kelompok 3
Makalah KLB Kelompok 3
Kelompok 3
1. Aidil Zaky_200101001
2. Jamilah _ 200101007
3. M. Zikrullah _ 200101009
4. M. Isroni_200101012
5. Mustari Irawan_ 200101020
6. Patih Ardi Salim_ 200101024
7. Wida Siswanti_ 200101029
TAHUN 2022
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “KEBUDAYAAN DAN
KOMUNIKASI SEBAGAI ELEMEN KEBUDAYAAN”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah T&P KONSELING LINTAS
BUDAYA.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii
PEMBAHASAN ................................................................................................................1
1. Komunikasi Antar-Budaya, Stereotipe, dan Prasangka...........................................1
2. Komunikasi Non – Verbal dan Bahasa sebagai Ekspresi kebudayaan ...................1
3. Bahasa sebagai kendala dan pengaruh kebudayaan.................................................3
4. Kontak Antar-Budaya dan Imigrasi & Akulturasi...................................................3
5. Asimilasi dan Identitas Budaya...............................................................................4
6. Membangun Kebudayaan dan Identitas Sub-Kelompok.........................................4
7. Multikultularisme dan Komunikasi Antar Budaya..................................................5
iii
PEMBAHASAN
“ KEBUDAYAAN DAN KOMUNIKASI SEBAGAI ELEMEN KEBUDAYAAN “
1. Komunikasi Antar-Budaya, Stereotipe, dan Prasangka
Definisi komunikasi (communication) dalam kamus lengkap bahasa Inggris, yaitu: “Dictionary
of the English Language” dimana makna komunikasi yang diharapkan sebagian atau bersama -
sama memberikan pemahaman dari berbagai konteks budaya. Komunikasi itu sendiri dikaitkan
dengan unsur-unsur budaya dengan berbagai studi model-model komunikasi yang berbeda. Kita
dapat mempelajari berbagai studi perbedaan komunikasi dan budaya serta berbagai keterampilan
yang dibutuhkan secara efektif dalam komunikasi lintas budaya. Adapun komponen-komponen
komunikasi adalah: sumber - Source, sandi - encoding, message, saluran - channel, bunyi - noise,
penerima – receiver, penerimaan respon sandi - decoding, receiver response, umpan balik -
feedback, dan konteks -context.
Adapun pendekatan-pendekatan studi komunikasi dan budaya, di antaranya:
(a) internasional,
(b) global
(c) lintas-budaya
(d) inter-kultural.
Dan adapun pendekatan komunikasi (communication approach), yang deskripsi oleh Chen
(1989, 1990) lebih banyak didasari pada identifikasi keterampilan-keterampilan yang sama
dalam komunikasi, yaitu: (a) kekuatan pribadi, (b) keterampilan-keterampilan komunikasi, (c)
penyesuaian psikologis, dan (d) kesadaran budaya. Adapun Rintangan-rintangan komunikasi
(communication barriers) interkultural menurut LaRay M. Barna (1997), menunjukkan ada enam
rintangan komunikasi interkultural, yaitu: (a) kecemasan, (b) menyamakan sesuatu padahal
sebenarnya berbeda, (c) etnosentrisme, dan (d) stereotipe dan prasangka.
2. Komunikasi Non – Verbal dan Bahasa sebagai Ekspresi kebudayaan
Dalam pembahasan ini, bagaimana kita melihat cara yang berbeda dalam komunikasi
nonverbal. Adapun pesan nonverbal dalam suatu budaya akan diperlihatkan saling berhubungan
dengan faktor-faktor lain dalam budaya itu, yaitu:
a. Perilaku Nonverbal sebagai Isyarat (Nonverbal Behaviors as Cues)
Beberapa dasar perilaku nonverbal nampaknya menjadi isyarat yang reliable sebagai sikap
pandang seseorang karena mereka nampaknya menjadi “pembicara” (spoken) internasional.
Studi tentang anak - anak yang lahir tuli dan buta menunjukkan bahwa walaupun kurang
dipelajari secara sosial, mereka tersenyum, tertawa, dan menangis dengan cara-cara yang sama
dengan bayi yang dapat mendengar dan melihat orang dewasa.
iv
b. Komunikasi Nonverbal sebagai Komunikasi intensional (Nonverbal Communication as
Intentional Communication)
Komunikasi nonverbal biasa digunakan dengan intensional sebagai pengguna suatu simbul tanpa
bicara (nospoken) untuk komunikasi suatu pesan yang bersifat khusus. Mendefinisikan
komunikasi nonverbal sebagai perbuatan dan attribute manusia yang secara sosial bermakna,
adalah intensional atau ditaksirkan secara disengaja, dengan sadar dikirim atau dengan sadar
diterima, dan memiliki potensi untuk feedback dari penerima.
Salah satu cara untuk mendemontrasikan bagaimana komunikasi nonverbal bisa digunakan
secara intensional untuk mengkomunikasikan pesan yang dilihat pada fungsi secara khusus yang
dibentuk melalui komunikasi nonverbal, yaitu:
Menggantikan pesan percakapan (Replacing spoken messages)
Pengiriman pesan yang tidak enak (Sending uncomfortable messages)
Membentuk kesan yang memandu komunikasi (Forming impressions that guide
communication)
Membuat hubungan yang bersih (Making relationships clear)
Mengatur Interaksi (Regulating interaction)
Penguatan dan memodifikasi pesan verbal (Reinforcing and modifying verbal messages)
v
untuk mencari kembali asal- muasal dari semua bahasa dunia ke bahasa ibu atau tetap
kembali ke bahasa pertama manusia. Studi mereka tentang asal mula bahasa di
dasarkan pada dua asumsi, yaitu: bahwa bahasa adalah dinamis selalu berubah dan
bahwa hubungan antara bunyi terhadap kata dan pengertiannya berubah-ubah.
Di dalam suatu cara yang sama, adalah semua hal yang telah di kenal tentang kontak orang-orang
eropa dengan orang-orang aborigin Australia. 18 tahun setalah kapten Cook yang mendarat
pertama dipantai timur Australia adalah kapten Arthur Philip dengan 11 kapal dan bawaan
mereka adalah para narpidana/tawanan yang ditetapkan oleh pemerintah inggris untuk
menempati pantai pelaabuhan Sydney dalam bulan januari, 1778.
Salah satu hasil kontak antara budaya adalah melalui interaksi suatu budaya yang mungkin
mempelajari dan mengadopsi praktik-praktik tertentu terhadap budaya lain. Salah satu contoh
yang signifikan pada adopsi praktik-praktik terbaru yang di hasilkan dari pelayaran Colombus’s
yang menghubungkan dua bagian dunia yang terpisah dalam satu titik yaitu Dunia Lampau
dengan Dunia yang Baru.
vi
Kunjungan wistawan suatu Negara untuk periode waktu yang singkat adalah seperti mencapai
tujuan relaksasi dan pencerahan diri. Apakah setiap individu termasuk budaya asli sebagai
persinggahan atau sebagai kaum imigran, maka goncangan budayalah sebagai kemungkinan
jawaban yang pertama.
Pada saat ini, sekitar 100 juta orang hidup diluar negeri kelahiran mereka sendiri. Kaum migrant
hanya memperlihatkan sedikit prosentase terhadap populasi dunia. Seorang yang bermigrasi
dengan berbagai alasan yang beragam dari melarikan diri dari peperangan atau penganiayaan
untuk mencari kesempatan ekonomi yang lebih baik, dari konflik ke kelebihan tenaga
kerja/buruh.
Sekarang ini, perjalan internasional adalah akan menjadi lebih lazim. Beberapa orang akan
menetap disuatu Negara untuk waktu yang singkat, yang lainnya mungkin menetap lebih lama
lagi atau bahkan untuk selamanya. Jika sesorang hidup dalam suatu budaya baru untuk beberapa
waktu (khususnya beberapa bulan atau lebih), individu itu umumnya mengalami goncangan
budaya. Goncangan budaya adalah digunakan untuk mendiskripsikan suatu perasaan cemas dan
disorientasi yang terdapat dalam kehidupan suatu budaya baru.
vii
buku nenek moyang (ancestor books). Teks tua ini berisikan silsilah nenek moyang yang
diturunkan ke keluarga dari generasi ke generasi. Buku itu juga berisikan intruksi-intruksi ritual
yang beragam. The Hmong diartikan secara harfiah (literally) adalah sebagai “manusia
bebas” (free men) juga dikenal sebagai Montagnards.
viii
media yang bersifat intensional yang menimbulkan efek dan membawa misi atau tujuan
tertentu,yang dilakukan suatu perencanaan dan dalam konteks antarbudaya ( SastroAtmodjo ;
2021 ). Atau Komunikasi Antarbudaya didefinisikan sebagai situasi komunikasi antara individu-
individu atau kelompok yang memiliki asal-usul bahasa dan budaya yang berbeda. Ini berasal
dari definisi dasar berikut: komunikasi adalah hubungan aktif yang dibangun antara orang
melalui bahasa, dan sarana antarbudaya bahwa hubungan komunikatif adalah antara orang-orang
dari budaya yang berbeda, di mana budaya merupakan manifestasi terstruktur perilaku manusia
dalam kehidupan sosial dalam nasional spesifik dan konteks lokal, misalnya politik, linguistik,
ekonomi, kelembagaan, dan profesional.
Homogenitas budaya adalah relatif jarang di dunia sekarang ini. Homogenitas etnis di Itali,
Jepang, Norway, dan sedikitnya dari negara lain sudah terbentuk pada abad yang silam.
Multikulturalisme Australia didorong secara individual untuk menegaskan perbedaan budaya
dan dinyatakan memiliki kekuatan yang sama dan bersifat respektif di antara kelompok.
Terminilogi tentang Etnisdan kelompok etnis menjadi bagian dari percakapan politik nasional
Australia. Kallens mendahului pluralisme budaya saat ini membicarakan multikuturlisme.
Hollinger (1995) telah mendiskripsikan tentang isu-isu seperti Twosided konfrontasi antara
mereka yang mendukung pluralisme budaya di dasarkan pada peradaban Barat dan mereka yang
memperkenalkan perbedaan budaya yang beragam. Edith Folb (1994: 426), memperdebatkan
bahwa kebanyakan masyarakat memiliki status hirarki dan kekuasaan. Kelompok-kelompok
non-dominan adalah mereka yang tidak secara historis atau tradisional telah secara terus menerus
mengakses atau mempengaruhi atau dengan institusi budaya-budaya yang dominan. Beberapa
permasalahan praktis komunikasi interkultural adalah diperlihatkan oleh imigrasi dan
multikulturalisme. Pertama, adanya suatu goncangan budaya dan dengan itu, ada efek-efek
keterampilan terhadap bahasa. Amerika Serikat telah mendiskripsikan sebagai masyarakat
multikultural. Dalam masa yang silam, orang-orang berakulturasi (adjusted) ke masyarakat
Amerika dengan asimilasi ke dalam budaya yang dominan.
Aspek-aspek komunikasi pada budaya ini termasuk penggunaan standar bahasa Inggris,
mengarahkan kontak mata, kontak pisik yang terbatas, dan mengawasi ungkapan emosional.
Komunikasai Antar-Budaya (Intercultural Communication).
Beragam pendekatan komunikasi antar-budaya dalam organisasi adalah dinyatakan secara tidak
langsung oleh Adler’s (1980: 447) terdapat tiga model-model managemen antar-budaya:
a. Model budaya dominan, tak ada yang mengakui nilai-nilai budaya yang berbeda. Budaya
dalam budaya dan sub-kelompok mungkin mengalami perlawanan yang sungguh-sungguh dalam
organisasi jenis ini.
b. Model kompromi budaya, adalah persamaan antara kelompok yang berbeda budaya yang
membentuk inti dari kebijakan organisasi dan praktik. Dengan adat istiadat (culturally) yang
berbeda wilayah adalah dihormati.
c. Model sinergi budaya, adalah didasari melebihi dari budaya individual terhadap anggota-
anggota organisasi. Perbedaannya adalah digunakan sebagai sumber daya dalam mendesain dan
mengembangkan organisasi. Kekuatan model ini adalah menghasilkan jangkauan kebijakkan
lebih luas dan praktik serta menghilangkan sedikit konplik.
ix
DAFTAR PUSTAKA
Adhiputra, A.A.Ngurah (2013) KONSELING LINTAS BUDAYA. Edisi Pertama, 2013, - (-). GRAHA ILMU, Ruko
Jambusari No. 7 A Yogyakarta. ISBN 978-979-756-962-4
Djafar, W. S. (2013). Komunikasi Antarbudaya: Berbagi Budaya Berbagi Makna. Farabi (e-
Journal) , 10(1), 1-14.