Makalah Perbandingan Madzhab
Makalah Perbandingan Madzhab
Makalah Perbandingan Madzhab
KHILAFIYAH WUDHU
Disusun Oleh:
Ade Mulyawan
Nazarul Hadi
Rizky Mulia Lestari
Tri Yuliani
Yuslita Sari
SINGKAWANG
2022
KATA PENGANTAR
dan taufiq dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kami bisa menyelesaikan penulisan
Mi’raj, S. Ag., M. Pd. selaku Dosen Pengampu yang telah membimbing kami
dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
Kami menyadari masih ada banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya ilmiah
kami selanjutnya. Kami juga berharap semoga makalah ini mampu memberikan
pembahasan wudhu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
BAB II ISI..........................................................................................................3
A. Niat..........................................................................................................3
B. Membasuh Siku.......................................................................................4
C. Mengusap Kepala....................................................................................7
A. Kesimpulan............................................................................................12
B. Saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
islam. Ada berbagai macam jenis thaharah yang disyariatkan, salah satunya
yaitu wudhu.
Tata cara wudhu merupakan hal yang wajib diketahui oleh setiap muslim,
karena wudhu merupakan syarat sah shalat, yang mana tidak akan sah shalat
Wudhu juga memiliki banyak keutamaan yang besar, salah satunya adalah
Ta’ala,
ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قُ ْمتُ ْم اِلَى الص َّٰلو ِة فَا ْغ ِسلُ ْوا ُوج ُْوهَ ُك ْم َواَ ْي ِديَ ُك ْم
salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah
1
2
kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki.” (QS. Al-
Maidah: 6)
kalangan para ulama, mulai dari niat sampai selesai. Masing-masing ber-
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
niat, hukum membasuh siku, kadar menyapu rambut dan membasuh kedua
kaki.
BAB II
ISI
A. Niat Wudhu
Dalil akan wajibnya niat adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata:
“Berkata mayoritas ulama ahli bahasa, ushul, dan lainnya: lafaz “Innama“
amalan dihitung (dianggap) dengan niatnya, dan tidak dihitung tanpa niat, di
dalamnya terdapat dalil bahwa bersuci yaitu wudhu, mandi, dan tayammum
tidak sah dengan kecuali dengan niat, begitu juga shalat, zakat, puasa, haji,
secara lisan. Dan melafadzkan niat tidak ada ajaran dalam syariat.
3
4
berwudhu:
1. Syarat Wudhu
Niat adalah syarat wudhu, ini adalah pendapat mayoritas ulama dari
2. Sunnah
saja niat adalah fardhu maka Nabi pasti mengajarkannya, dan karena
Boleh wudhu, mandi junub, dan tayammum tanpa niat. Ini adalah
pendapat Al-Auza’i.
B. Membasuh Siku
Dijelaskan oleh Ibnu Rusyd dalam kitab Bidayatul Mujtahid, bahwa ada
Karena “ila” dalam Bahasa Arab bisa memiliki dua arti, yaitu akhir dari
2. Arti “Al-Yadu” dalam Bahasa Arab bisa dimutlakkan untuk tiga hal, yaitu
untuk pergelangan, bisa juga untuk lengan, atau sampai lengan atas.
puncak tujuan, maka dia tidak memasukkan siku ke dalam basuhan tangan.
Ini adalah pendapat Zufar, Abu Bakar bin Dawud, salah satu riwayat
hanya berdalil dengan ayat dan memahami bahwa “ila” dalam Bahasa Arab
6
bermakna penghabisan tujuan. Akan tetapi dijawab bahwa “ila” juga bisa
‘anhu:
ضُأ فَ َغ َس َل
َّ ْت َأبَا هُ َري َْرةَ يَتَ َو
ُ َرَأي:ال
َ َ ق،َع ْن نُ َعي ِْم ب ِْن َع ْب ِد هللاِ ْال ُمجْ ِم ِر
ُ ثُ َّم َغ َس َل يَ َدهُ ْاليُ ْمنَى َحتَّى َأ ْش َر َع فِي ْال َع،َوجْ هَهُ فََأ ْسبَ َغ ْال ُوضُو َء
ثُ َّم،ض ِد
ُّ «َأ ْنتُ ُم ْال ُغر:صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ َ َوق.ضُأ
َ َ ق:ال
َ ِال َرسُو ُل هللا َّ يَتَ َو
“Kalian akan berwajah putih bersinar dan juga tangan serta kakimu pada hari
C. Mengusap Kepala
air ke kepala hingga basah. Bentuk mengusap tidak bisa terwujud kecuali
Maka tidak dikatakan mengusap jika hanya meletakkan tangan atau jari
pada anggota tubuh yang lain. Ada dua cara mengusap kepala:
َ َضُأ؟ فَق
فََأ ْف َر َغ َعلَى يَ َد ْي ِه، فَ َد َعا بِ َما ٍء، نَ َع ْم:ال َع ْب ُد هَّللا ِ ب ُْن َز ْي ٍد َّ يَتَ َو
، ثُ َّم َم َس َح َرْأ َسهُ بِيَ َد ْي ِه،ثُ َّم َغ َس َل يَ َد ْي ِه َم َّرتَ ْي ِن َم َّرتَي ِْن ِإلَى ال ِمرْ فَقَي ِْن
8
َ َ بَ َدَأ بِ ُمقَ َّد ِم َرْأ ِس ِه َحتَّى َذه،فََأ ْقبَ َل بِ ِه َما َوَأ ْدبَ َر
ثُ َّم،ُب بِ ِه َما ِإلَى قَفَاه
Abdullah lalu minta diambilkan air wudhu, lalu ia menuangkan air pada
» َع ْن هَيَْئتِ ِه
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berwudhu di sisinya,
atas) ke setiap sisi sampai kepala bagian bawah rambut, tanpa membuat
Cara seperti ini bisa dilakukan bagi orang yang khawatir rambutnya
berantakan.
pendapat:
Yaitu sekitar ¼ kepala, batasannya dengan tiga jari, jika kurang dari itu
Ini sudah dikatakan telah mengusap dan sudah sah. Ini adalah pendapat
rahimahullah:
Juga dalam hadits ‘Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu yang sangat
ت ،ثُ َّم َغ َس َل يَ َدهُ ْاليُ ْمنَى ض َوا ْستَ ْنثَ َر ،ثُ َّم َغ َس َل َوجْ هَهُ ثَالَ َ
ث َمرَّا ٍ َمضْ َم َ
ت ،ثُ َّم َغ َس َل َرْأ َسهُ ،ثُ َّم َغ َس َل ِرجْ لَهُ ْاليُ ْمنَى ِإلَى ْال َك ْعبَ ْي ِن ثَالَ َ
ث َمرَّا ٍ
ضَأ نَحْ َو ُوض ُْوِئ ه َذا ثُ َّم قَا َل َرس ُْو ُل هللاِ َ
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ :م ْن تَ َو َّ
ضَأ نَحْ َو ُوض ُْوِئ هَ َذا ثُ َّم قَا َم فَ َر َك َع َر ْك َعتَي ِْن الَ يُ َحد ُ
ِّث فِ ْي ِه َما نَ ْف َسهُ تَ َو َّ
“’Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu minta diambilkan air wudhu lalu
ke siku tiga kali, begitupula dengan tangan kirinya. Setelah itu, ia usap
kepalanya lantas membasuh kaki kanannya hingga ke mata kaki tiga kali,
begitupula dengan kaki kirinya. Dia kemudian berkata, ‘Aku pernah melihat
ini, kemudian shalat dua raka’at dan tidak berkata-kata dalam hati dalam
(Muttafaq ‘alaih)
Dalil yang sangat kuat juga yang menunjukkan bahwa yang diwajibkan di
diwajibkan dalam berwudhu pada anggota kaki adalah membasuh. Hal ini
Mata kaki juga wajib dibasuh. Karena Allah Ta’ala menyebutkan mata
kaki sebagai batasan, sebagaimana yang telah disebutkan pada ayat di atas,
PENUTUP
A. Kesimpulan
hukum.
Ada empat tempat yang dipersilisihkan para ulama ketika berwudhu, yaitu
B. Saran
dalam ilmu fiqih adalah berlapang dada, serta mengamalkan salah satu
Jadi intinya, seorang muslim wajib mengilmui tata cara suatu ibadah
Islam setiap amalan maupun keyakinan wajib dilandasi dengan dalil dari Al-
12
DAFTAR PUSTAKA
https://almanhaj.or.id/754-wudhu.html/
https://bekalislam.firanda.com/5302-niat-wudhu.html/
Andirja, Firanda. Membasuh Kedua Tangan Sampai Siku Ketika Wudhu. Diakses
kedua-tangan-sampai-siku-ketika-wudhu.html/
Andirja, Firanda. Mengusap Kepala dan Kedua Telinga Saat Wudhu. Diakses
kepala-dan-kedua-telinga-saat-wudhu.html/
Ad-Dariny, Musyaffa. Membasuh Kaki dan Tertib Ketika Wudhu. Diakses pada
dan-tertib-ketika-berwudhu/
13