Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kajian Pustaka Perencanaan Galangan Kapal Dan Pendukungnya

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Bulan 0 3 Tahun 2 0 1 8

LAPORAN KEGIATAN INTIP - PPTRIM 2018

Nomor : 01/GL 3.0/INTIP/PPTRIM/III/2018

LAPORAN 01

Kajian Pustaka Masterplan Kawasan Industri Perkapalan

WBS 3.0
Inovasi Teknologi (Klasterisasi) Indutsri Galangan

Kegiatan 002
Inovasi Teknologi Industri Perkapalan

Program 5866
Pengkajian dan Penerapan Teknologi Rekayasa Industri Maritim

Pusat Teknologi Rekayasa Industri Maritim


Kedeputian Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa - BPPT

Dibuat oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :


Group Leader - GL 3.0 Chief Engineer - CE 0.2 Kepala Program - KP 0.1

A. Bisri Buana Ma’ruf Iskendar


Tgl : 29/03/2018 Tgl : 29/03/2018 Tgl : 29/03/2018
Laporan

Kajian Pustaka Masterplan Kawasan Industri Perkapalan

(Perencanaan Galangan Kapal)

1. Galangan Kapal
Galangan kapal (shipyard) adalah sebuah tempat yang dirancang untuk melakukan proses
pembangunan kapal (shipbuilding), reparasi kapal (ship repair), dan pemeliharaan kapal (ship
maintenance). Produksi kapal dilakukan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh
pembeli kapal atau pemilik kapal (ship owner). Gambar 1 merupakan salah satu contoh
galangan kapal beserta fasilitasnya.

Gambar 1. Galangan Kapal


Sumber: Grand Bahama Shipyard, 2016

1.1. Jenis Galangan Kapal


Berdasarkan aktivitas yang dilakukan, galangan kapal dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu (Andreasson, 1980):
• Galangan Kapal Bangunan Baru
Galangan kapal yang hanya dapat membangun kapal baru. Jangka waktu pembangunan
kapal baru 1elative panjang. Perbandingan antara volume pekerjaan dan jumlah tenaga
kerja tidak selalu konstan. Di awal dan akhir proses produksi jumlah pekerjaan lebih
sedikit 1elative1g dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia. Hal ini menyebabkan
galangan kapal menjadi kurang efesien ditambah lagi dengan jumlah pesanan yang
1elative sedikit.
1
• Galangan Kapal Reparasi
Galangan kapal yang khusus melakukan pekerjaan reparasi kapal, seperti perbaikan
rudder, propeller, stern tube, main engine, dan lain-lain. Galangan kapal khusus
reparasi dapat menerima pekerjaan beberapa kapal dalam kurun waktu yang 2elative
singkat dan mengingat banyak kapal yang memerlukan jasa reparasi, maka galangan
kapal jenis ini lebih terjamin kelangsungannya.
• Galangan Kapal Bangunan Baru dan Reparasi
Galangan kapal yang memiliki aktivitas ganda. Galangan kapal jenis ini yang paling
banyak terdapat di Indonesia karena tenaga kerja yang tidak dapat digunakan di
bangunan baru dapat dialihkan untuk pekerjaan reparasi, sehingga kontinuitas pekerjaan
dan kelangsungan hidup galangan kapal lebih terjamin.

1.2. Sarana Pokok Galangan Kapal


Untuk dapat beroperasi galangan kapal harus memilki sarana pokok dan sarana
penunjang (Soeharto dan Soejitno, 1996). Untuk galangan kapal bangunan baru, salah satu
sarana berikut harus dimiliki, yaitu:
• Building Berth
Building berth merupakan tempat pembangunan kapal sekaligus tempat peluncuran
setelah kapal selesai dibangun. Perbedaan jenis pembangunan kapal di building berth
yang digunakan, yaitu dengan cara membangun terlebih dahulu per-section atau per-
block. Gambar 2 merupakan contoh sarana pokok building berth.

Gambar 2. Building Berth


Sumber: PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, 2017

2
• Slipway
Slipway merupakan salah satu bentuk sarana pokok untuk reparasi kapal yang paling
sederhana untuk menaikkan dan menurunkan kapal yang akan direparasi. Konstruksi
slipway terdiri dari rel yang dipasang pada landasan beton seperti pada building berth
dan kereta (cradle) di atasnya. Cradle dapat di naik-turunkan di atas rel dengan bantuan
kabel baja (slink) yang ditarik mesin derek (winch). Slipway terdiri dari dua macam,
yaitu slipway memanjang dan melintang. Keuntungan menggunakan slipway sebagai
sarana pengedokan dari segi ekonomis adalah relatif lebih murah, sehingga dalam
pemilihan sarana pengedokan umumnya dianalisa apakah slipway layak dibangun di
galangan kapal tersebut. Kemudian dari segi teknis dilakukan analisa terhadap daerah
untuk menaikkan dan meluncurkan kapal, karena slipway membutuhkan daerah
perairan yang terbuka dan membutuhkan area tanah yang panjang untuk jenis end
launching dan area tanah yang luas untuk jenis side launching. Gambar 3 dan Gambar
4 merupakan contoh sarana pokok slipway jenis end launching dan side launching.

Gambar 3. Slipway Jenis End Launching


Sumber: Manor Marine, 2010

3
Gambar 4. Slipway Jenis Side Launching
Sumber: Wikimedia Commons, 2013
• Graving Dock

4
Graving dock adalah tempat untuk membangun atau mereparasi kapal dimana
bentuknya seperti kolam dengan konstruksi beton yang terletak di tepi pantai atau laut.
Antara konstruksi kolam dan laut dipasang sekat atau pintu yang kedap air. Cara kerja
untuk pembangunan kapal baru, pintu ditutup kemudian air di dock dikosongkan dengan
cara memompa air keluar. Sedangkan untuk reparasi, kapal dimasukkan, kemudian
pintu ditutup, lalu air dipompa keluar dan di bawah kapal diberikan penumpu-penumpu
yang akan menopang kapal. Gambar 5 merupakan contoh sarana pokok graving dock.

Gambar 5. Graving Dock


Sumber: Atlas Obscura, 2013

• Floating Dock
Merupakan jenis dock yang portable sehingga dapat dengan mudah dipindahkan.
Floating dock dibuat dari baja sehingga biaya perawatannya cukup mahal. Proses
pengedokan dengan cara menenggelamkan dan mengapungkan dock pada sarat air
tertentu dibantu dengan pompa-pompa pengisi air. Hal terpenting pada saat pengedokan
adalah urutan pengisian air ke dalam kompartemen atau pontoon agar tidak terjadi
defleksi yang terlalu berlebihan pada konstruksi floating dock tersebut. Keuntungan
penggunaan floating dock adalah biaya pembuatan untuk kapasitas yang sama lebih
murah daripada graving dock, dapat dipindahkan ke tempat lain, dapat mengangkat
kapal yang lebih panjang dari dock-nya sendiri serta dapat melakukan self docking
apabila mengalami kerusakan. Sedangkan kerugiannya adalah biaya perawatan yang
mahal, hanya menguntungkan pekerjaan reparasi, umur pemakaian relatif pendek

5
dibandingkan dengan jenis yang lain karena pengaruh korosi, memerlukan perairan
yang tenang untuk menjaga stabilitas kapal di atas dock serta memerlukan perairan yang
dalam. Gambar 6 merupakan contoh sarana pokok floating dock.

Gambar 6. Floating Dock


Sumber: Heger Dry Dock, 2011
Floating dock dikenal dalam dua kelas utama, yaitu:
- Caisson Dock
Dock yang tidak dapat melakukan pengedokan sendiri, karena pontoon yang
menyangga kedua belah sisi kiri dan kanan dinding tidak dapat dibagi-bagi

melainkan menerus. Sehingga tidak dapat melakukan self docking bila bottom
(pontoon) mengalami kerusakan.
- Pontoon Dock
Dock yang dapat melakukan pengedokan sendiri (self docking). Pontoon dock
dibagi-bagi dalam bagian/seksi, sehingga setiap seksi dapat dilepas dan diangkat
secara bergantian ke atas seksi lainnya untuk melakukan pengecatan, pemeliharaan,
dan perbaikan.

2. Pertimbangan Pemilihan Sarana Pokok Galangan Kapal


• Pertimbangan Teknis
Faktor utama sebagai bahan pertimbangan teknis pemilihan sarana pokok galangan
kapal adalah kondisi lahan dan perairan (Cornick, 1968).
- Building Berth dan Slipway
Dalam proses peluncuran kapal menggunakan slipway terdapat dua macam cara,

6
yaitu memanjang dan melintang. Untuk peluncuran memanjang dibutuhkan lahan
yang cukup panjang, sedangkan untuk peluncuran melintang dibutuhkan lahan yang
cukup luas unuk menampung kapal secara melintang.
- Graving Dock
Dibutuhkan lahan yang cukup luas.
- Floating Dock
Dibutuhkan kondisi perairan yang cukup dalam.
• Pertimbangan Ekonomis
Ada enam hal yang menjadi pertimbangan ekonomis dalam pemilihan sarana pokok
galangan kapal, yaitu (Cornick, 1968):
- Kapasitas
Untuk graving dock tidak ada pembatasan kapasitas maksimum. Graving dock
cenderung diharapkan dapat menampung kapal dengan kapasitas sebesar mungkin,
tetapi untuk slipway umumnya tidak lebih dari berat 5.000 ton dan panjang kapal
350 ft (100 meter), karena panjang slipway yang berlebihan baik di atas maupun di
bawah permukaan air ditambah tempat untuk cradle membutuhkan tempat dan
perairan yang luas dan dalam membuat kapal susah untuk ditarik dan semakin berat
kapal yang naik slipway, maka keuntungan yang didapat juga tidak maksimal.

- Biaya Awal Pembangunan


Untuk slipway yang diperhatikan adalah faktor ketersediaan lahan, sedangkan untuk
floating dock harus disiapkan akses untuk mencapai floating dock dari darat.
Pengangkut material harus dapat masuk ke dalam floating dock.
- Biaya Perawatan dan Perbaikan
Untuk slipway yang paling sering terjadi kerusakan ada pada cradle, tetapi biaya
perbaikan kerusakan tersebut masih relatif lebih murah dibandingkan dengan
graving dock dan floating dock. Untuk floating dock dibutuhkan inspeksi secara
reguler dan pengecatan untuk badan floating dock. Graving dock dan floating dock
juga perlu memperhatikan kondisi pompa.
- Biaya Operasional
Slipway relatif lebih murah dibandingkan dengan graving dock dan floating dock,
karena beban operasional pada slipway adalah tenaga yang dipakai pada waktu
penarikan kapal. Tenaga penarikan tersebut lebih kecil daripada tenaga pompa untuk
memompa atau melakukan pengisian air ke dalam graving dock dan floating dock.

7
Tenaga pompa yang dibutuhkan pada graving dock dengan kapasitas yang sama
empat kali lebih besar dari floating dock.
- Durability (Ketahanan)
Untuk floating dock umumnya tahan sampai umur 30 tahun karena dock tersebut
mengalami korosi, sedangkan graving dock tidak ada batasan waktu yang pasti.
- Kemampuan Beradaptasi
Ketentuan yang diperhatikan dalam memilih antara graving dock dan floating dock
adalah sebagai berikut:
a. Lahan yang mahal dan terbatas, sehingga pemilihan lebih cenderung ke floating
dock.
b. Floating dock membutuhkan perairan yang lebih dalam.
c. Floating dock dapat dipindahkan.
d. Graving dock lebih terjamin keselamatannya.
e. Pompa lebih banyak terdapat pada graving dock.
f. Untuk pembangunan dibutuhkan material yang lebih mahal pada floating dock
dibandingkan pada graving dock.
g. Lama pengerjaan lebih lama pengerjaan graving dock daripada floating dock.
h. Biaya perawatan lebih banyak untuk floating dock.

3. Perencanaan Sarana Pokok Galangan Kapal


Perencanaan sarana pokok galangan kapal tentunya akan sangat bergantung pada
kapasitas galangan kapal yang terpilih serta jenis pekerjaan yang direncanakan untuk dapat
dilayani di galangan kapal tersebut. Gambar 7 merupakan proses penentuan sarana pokok
galangan kapal.

8
Analisa Teknis Analisa Ekonomis

• Kesesuaian lokasi • Investasi


dan kondisi teknis • Perawatan
• Kapasitas • Pengembalian
• Level of services modal
• Proses kerja • Sensitivitas
• dll • dll

Graving dock Floating dock Slipway

Penentuan Sarana Pokok


(jenis dan kapasitas)

Bengkel Listrik Bengkel Las Bengkel Cat Bengkel Pipa Gudang, dll

Gambar 7. Proses Penentuan Sarana Pokok Galangan Kapal


Sebagaimana terlihat pada Gambar 7, tahap pertama dalam penentuan sarana pokok galangan
kapal adalah penentuan jenis galangan kapal yang paling sesuai. Pemilihan dilakukan dengan
mempertimbangkan dua aspek, yakni aspek-aspek teknis dan aspek-aspek ekonomi. Aspek
teknis meliputi, diantaranya, kesesuaian lokasi dengan kondisi teknis, kapasitas galangan kapal
terencana, jenis pelayanan yang direncanakan serta proses kerja pelayanan pekerjaan. Aspek-
aspek ekonomi meliputi gambaran umum (detail akan dilakukan setelah jenis galangan kapal
terpilih) investasi, kemampuan pengembalian modal serta aspek-aspek lainnya.
Pelaksanaan pemilihan ini dapat dilakukan dengan 3 metode, yaitu pendekatan kuantitatif,
pendekatan kualitatif, dan pendekatan semi kuntitatif/kualitatif. Pemilihan terhadap
pendekatan pemilihan ini akan sangat tergantung pada ketersediaan data dan informasi yang
berkaitan dengan aspek teknis dan ekonomis yang disampaikan di atas.
Pendekatan kuantitatif dapat dilakukan dengan melakukan penilaian kuantitatif terhadap
masing-masing aspek dengan metode scoring tertentu. Semakin tinggi preferensi, maka score
yang diberikan semakin besar. Jenis galangan kapal yang dipilih adalah galangan kapal
dengan score terbesar.
Pendekatan kualitatif dilakukan dengan memberikan penilaian kualitatif terhadap preferensi
dari masing-masing aspek teknis dan ekonomis melalui grade yang ditetapkan di awal.
Sebagai contoh, untuk semua aspek dilakukan penilaian apakah aspek tersebut memiliki
preferensi Sangat Baik (SB), Baik (B), Sedang (S), Tidak Baik (TB), dan Sangat Tidak Baik
9
(STB).
Pendekatan semi kuantitatif/kualitatif dilakukan dengan melakukan analisa kuantitatif
terhadap aspek yang dapat dinilai kuantitatif, dan melakukan analisa kualitatif terhadap aspek
yang dapat dinilai kualitatif. Selanjutnya, analisa kualitatif dapat dikonversi menjadi nilai-nilai
kuantitatif untuk selanjutnya digabungkan dengan nilai-nilai analisa kuantitatif.
Pemilihan dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan atribut yang akan digunakan sebagai
dasar dalam pemilihan. Atribut-atribut tersebut adalah:
• Kesesuaian lokasi dan kondisi teknis, yang meliputi:
- Waterfront
- Kedalaman air
- Angin
- Gelombang
- Arus
- Pasang surut
• Level of services, yang meliputi:
- Jenis pekerjaan
- Mobilitas
• Kapasitas, yang meliputi:
- Kapasitas angkat
- Kapasitas produksi
- Dimensi kapal
- Posisi kapal
- Area pembangunan (building berth)
- Waktu keluar-masuk kapal
• Ekonomi, yang meliputi:
- Investasi awal
- Biaya perawatan
- Life time
- Pengembalian modal

4. Tata Letak Galangan Kapal


Tata letak galangan kapal merupakan sederetan fasilitas produksi, mulai dari gudang
material hingga bengkel perakitan akhir di building berth (untuk galangan kapal bangunan
baru). Dalam proses pembangunan sebuah galangan kapal, perlu adanya perhitungan secara

10
cermat, mengingat nilai ekonomis dari produk tersebut sangat tinggi dengan suku bunga yang
berlaku, maka setiap keterlambatan akan membawa konsekuensi yang besar. Oleh karena itu,
jalannya proses pembangunan mulai dari material supply hingga mencapai proses erection
harus berjalan dengan lancar. Sehingga suatu tata letak galangan kapal menjadi salah satu hal
yang penting dalam menunjang kelancaran proses produksi. Ketepatan dalam penyusunan tata
letak galangan kapal akan membantu kelancaran alur produksi dari proses pembangunan.
Dalam menyusun tata letak galangan kapal, perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar
sebagai berikut (Soegiono, 2004):
• Menjaga agar lintasan/urutan dari setiap material atau produk tidak terpotong
• Menjaga jumlah gerakan/perpindahan material sampai produk pada batas minimum
• Memberikan kesempatan yang cukup luas bagi fleksibilitas dan pengembangan di masa
yang akan datang
• Memberikan suatu lingkungan kerja yang cukup pada setiap area produksi khususnya
ditinjau dari segi keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi
Cara pengaturan tata letak galangan kapal menggunakan kombinasi process layout dan
product layout. Process layout merupakan tata letak di mana semua mesin-mesin sejenis dan
peralatan sejenis diletakan pada area yang sama. Sedangkan product layout adalah tata letak di
mana semua mesin produksi disusun berurutan sesuai dengan aliran material. Gambar 8
merupakan contoh tata letak dari galangan kapal bangunan baru dan reparasi.

11
Gambar 8. Contoh Tata Letak (Layout) Galangan Kapal
Sumber: Besiktas Shipyard, 2017

5. Perencanaan Tata Letak Galangan Kapal


Perencanaan tata letak galangan kapal merupakan suatu proses yang sangat penting
untuk dilakukan sebaik mungkin. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai
berikut (Soejitno, 1997):
• Jenis Proses Produksi
Proses produksi kapal terdiri dari dua jenis kegiatan pokok yaitu hull construction dan
outfitting work. Jenis kegiatan ini perlu disusun dalam bentuk arus kegiatan atau sejak
dari kedatangan material sampai dengan kapal siap diserahkan.
• Arah Masuk/Keluaran Material Flow
Titik awal (starting point) dan titik akhir (ending point) dari proses produksi tersebut
akan sangat ditentukan oleh metode pengiriman material atau bahan baku dengan
menggunakan transportasi laut maupun darat. Titik dimana material tersebut datang
merupakan starting point dari urutan produksi yang telah direncanakan termasuk
kemudian pada area lahan yang tersedia.
• Perhitungan Lokasi Fasilitas Utama
Pehitungan luas area masing-masing fasilitas yang diperlukan sesuai dengan kapasitas
produksi per tahun yang telah disepakati bersama. Area produksi yang perlu

12
diperhitungkan luasnya tersebut adalah gudang pelat dan profil, bengkel persiapan dan
perawatan material, bengkel fabrikasi, bengkel sub-assembly atau assembly, building
berth atau building dock, dan bengkel outfitting lainnya.
• Penentuan Lokasi Fasilitas Utama
Peletakan lokasi fasilitas utama galangan kapal adalah acuan dari perencanaan lokasi
fasilitas penunjang lainnya. Dengan memperhatikan plotting yang telah dilaksanakan
pada area lahan tersebut, maka fasilitas utama galangan kapal diletakkan pada proporsi
urutan produksi yang ditetapkan.
• Penentuan Lokasi Fasilitas Penunjang
Peletakkan fasilitas penunjang merupakan suatu pekerjaan perancangan, sehingga dapat
terjadi beberapa kali perubahan (trial and error) dengan memperhatikan faktor
keselamatan kerja, efisiensi, dan pemanfaatan lahan secara optimal.

6. Tujuan Perencanaan Tata Letak Galangan Kapal


Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perancangan tata letak industri galangan kapal
pada dasarnya adalah meminimalkan biaya atau meningkatkan efisien dalam pengaturan segala
fasilitas produksi dan area kerja. Disamping itu juga untuk mendapatkan tempat kerja yang
nyaman, sistem kerja yang teratur serta kemudahan dalam perawatan keseluruhan sistem.
Sedangkan tujuan penataan sarana produksi adalah:
• Mengurangi jarak kerja material handling
• Tidak tergantung frekuensi produksi
• Mempermudah perawatan produksi
• Menekan investasi dan ongkos produksi
• Meningkatkan keselamatan kerja
• Meningkatkan efisiensi produksi
• Meningkatkan mutu hasil produksi
• Memudahkan pengawasan

7. Jenis Dasar Perencanaan Tata Letak Galangan Kapal


Secara garis besar tata letak (layout) dari suatu galangan kapal dapat digolongkan
menjadi empat jenis, yaitu (Schlott, 1985):
• Layout Type I atau Type T
Layout jenis ini membutuhkan tempat yang luas dan bebas sehingga ketika layout dari
bengkel outfitting, pengecatan, dan lainnya dibuat, maka tempat atau lahan yang

13
digunakan akan sangat boros. Pada Gambar 9 dan Gambar 10 menunjukkan alur
proses pengerjaan pada galangan kapal.

Steel - Dockyard Fabrication Shop Assembly Yard Doc


k
Gambar 9. Layout Type I

Steel - Dockyard Fabrication Shop Assembly Yard Doc


k

Gambar 10. Layout Type T


• Layout Type L
Layout jenis ini membutuhkan area yang relatif lebih sempit bila dibandingkan type I.
Pada Gambar 11 menunjukkan alur proses pengerjaan pada galangan kapal.

Steel - Dockyard Fabrication Shop Assembly Yard

Dock

Gambar 11. Layout Type L


• Layout Type U
Layout jenis ini memungkinkan dengan area yang kecil, tetapi memerlukan peralatan
untuk memutar dalam transportasi bagian-bagian atau block-block. Pada Gambar 12
menunjukkan alur proses pengerjaan pada galangan kapal.

Steel - Dockyard Fabrication Shop

Assembly Yard

Dock

Gambar 12. Layout Type U

14
• Layout Type Z
Layout jenis ini merupakan jenis yang kompak. Keuntungan dari layout Z masih
memungkinkan bila bengkel-bengkel di dalamnya mengalami pengembangan atau
perluasan di kemudian hari. Pada Gambar 13 menunjukkan alur proses pengerjaan
pada galangan kapal.

Steel - Dockyard

Dock Assembly Yard Fabrication Shop

Gambar 13. Layout Type Z

8. Perencanaan Lokasi Galangan Kapal


Ada beberapa analisa teknis yang harus diperhatikan dalam melakukan pemilihan lokasi
yang cocok untuk dibangun galangan kapal. Beberapa kriteria tersebut antara lain adalah
(Wignjosoebroto, 1991):
• Ketersediaan lahan yang cukup
Luasan lahan harus dikategorikan lebih dari cukup untuk membangun galangan kapal.
Semakin luas lahan yang dibangun untuk galangan kapal, maka sangat memungkinkan
pihak galangan kapal untuk melakukan variasi pada layout galangan kapal serta
penambahan fasilitas galangan kapal selain fasilitas pokok dari galangan kapal.
• Keadaan alam dan lingkungan
Keadaan alam dan lingkungan menjadi faktor penting dari pemilihan lokasi. Keadaan
alam dan lingkungan ditinjau dari letak geografisnya, cuaca dan iklim, sarana
transportasi, angin, gelombang, instansi di sekitar galangan kapal, dan pangsa pasar
galangan kapal di sekitar lokasi. Dari letak geografisnya, akan ditinjau dari perbatasan
arah mata angin baik dari utara, selatan, timur, dan barat. Untuk sarana transportasi,
akan ditinjau dari jalan utama terdekat dengan lokasi dan fasilitas umum seperti
pelabuhan atau terminal.
• Fasilitas umum di sekitar lokasi
Fasilitas-fasilitas umum yang berada di sekitar lokasi yang akan dibangun galangan
kapal menjadi prioritas juga dalam pemilihan lokasi galangan kapal. Ada beberapa

15
fasilitas umum yang sangat riskan apabila ada persinggungan dengan rencana galangan
kapal yang akan dibuat, seperti tempat peribadatan, sekolah, gedung, jalan utama, dan
lain-lain. Sebisa mungkin tempat pembangunan galangan kapal tidak mengorbankan
fasilitas umum yang ada, sehingga tidak merugikan orang lain, terutama warga
setempat. Apabila di suatu ketika terdapat persinggungan dengan fasilitas umum yang
dekat dengan lokasi pembangunan galangan kapal, maka perusahaan galangan kapal
harus mengeluarkan biaya yang lebih untuk kompensasi. Persinggungan yang seringkali
terjadi terkait masalah pemotongan jalan, gedung, dan lain-lain.
• Keamanan lokasi secara teknis dan lingkungan
Keamanan suatu lokasi juga sangat diperhitungkan di dalam pemilihan lokasi
pembangunan galangan kapal. Keamanan dari segi sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu
faktor keamanan lingkungan dan faktor keamanan teknis. Faktor keamanan lingkungan
merupakan keamanan yang berhubungan dengan ancaman dari luar, misalnya
perampokan, penjarahan, dan lain-lain. Sedangkan keamanan teknis berasal dari
internal perusahaan yang tidak mengganggu fasilitas utama dari galangan kapal itu
sendiri.
• Akses logistik ke lokasi
Mudahnya akses logistik ke lokasi akan sangat diperlukan untuk pengiriman material
untuk proyek dari galangan kapal. Kedekatan antara lokasi galangan kapal dengan jalan
utama akan sangat menguntungkan pihak galangan kapal, baik secara ekonomis maupun
secara teknis.
• Kedekatan dengan industri penunjang
Industri penunjang galangan kapal, misalnya industri material baja juga merupakan
kriteria penting dalam pemilihan lokasi galangan kapal. Kedekatan galangan kapal
dengan industri penunjang akan mempercepat pembelian material pembangunan kapal
dan dapat menghemat biaya transportasi dari pengangkutan material.
• Sumber daya manusia
Kriteria yang tidak kalah penting adalah kriteria sumber daya manusia di sekitar lokasi
galangan kapal. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah sumber daya manusia
yang nantinya dapat menjadi pekerja di galangan kapal. Sumber daya manusia yang
sangat dibutuhkan dalam proyek antara lain lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), khususnya di bidang perkapalan.

16
9. Organisasi
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan dengan sadar, dengan
sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar relatif terus menerus
untuk mencapai suatu tujuan bersama (Robbins, 1998). Organisasi dalam suatu galangan kapal
umumnya terbagi dalam beberapa departemen meliputi administrasi, produksi, teknis,
pengadaan material, quality assurance, dan manajemen proyek (Storch et al, 1995).
Di dalam organisasi terdapat sebuah struktur yang berfungsi sebagai suatu susunan dan
hubungan antar tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional. Struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu organisasi atau perusahaan, baik organisasi tersebut berskala kecil maupun besar
tetap memerlukan struktur organisasi yang jelas untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan bersama. Berikut ini merupakan jenis-jenis struktur organisasi (Daft, 2016):

• Fungsional
Orang-orang dikelompokkan ke dalam departemen-departemen menurut kesamaan
keterampilan dan aktivitas-aktivitas kerja. Gambar 14 merupakan bagan dari struktur
organisasi fungsional.

Director

Human
Manufacturing Accounting
Resources

Staff Staff Staff

Gambar 14. Struktur Organisasi Fungsional


- Keunggulan Fungsional
a. Penggunaan sumber daya yang efisien, skala ekonomis
b. Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan pengembangan
c. Kemajuan karier dalam departemen fungsional
d. Panduan dan pengendalian dari manajemen puncak
e. Koordinasi yang luar biasa dalam fungsi-fungsi
f. Pemecahan masalah teknikal yang berkualitas
- Kelemahan Fungsional
17
a. Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
b. Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan
inovasi
c. Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
d. Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
e. Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
f. Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan

• Divisional
Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada
kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan
dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan. Gambar 15
merupakan bagan dari struktur organisasi divisional.

Director

Product Product
Division 1 Division 2

Human Human
Manufacturing Accounting Manufacturing Accounting
Resources Resources

Gambar 15. Struktur Organisasi Divisional


- Keunggulan Divisional
a. Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
b. Memperhatikan kebutuhan konsumen
c. Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
d. Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
e. Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
f. Pengembangan keterampilan manajemen umum
- Kelemahan Divisional
a. Duplikasi sumber daya lintas divisi
b. Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi
c. Koordinasi yang buruk lintas divisi
d. Kurangnya kendali sumber daya manajemen puncak
e. Kompetesi untuk sumber daya perusahaan

18
• Matriks
Rantai komando divisional dan fungsional diimplementasikan secara simultan dan
membebani satu sama lainnya dalam departemen yang sama. Terdapat dua rantai
komando, dan beberapa karyawan memberikan laporan pada dua bos. Gambar 16
merupakan bagan dari struktur organisasi matriks.

Manufacturing Accounting
Resources

Gambar 16. Struktur Organisasi Matriks


- Keunggulan Matriks
a. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien dibandingkan pada hirarki tunggal
b. Fleksibilitas dan adaptabilitas terhadap lingkungan yang terus berubah
c. Pengembangan keterampilan manajemen umum dan spesialis
d. Kerja sama interdisiplin, ketersediaan ahli untuk seluruh divisi
e. Pelebaran tugas-tugas bagi para karyawan
- Kelemahan Matriks
a. Frustasi dan kebingungan dari rantai komando ganda
b. Konflik tinggi antara dua sisi matriks
c. Banyak pertemuan, lebih banyak diskusi daripada tindakan
d. Membutuhkan pelatihan hubungan manusia
e. Dominasi kekuatan oleh salah satu sisi matriks

• Tim

19
Organisasi membentuk serangkaian tim untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus dan
untuk mengkoordinasikan departemen-departemen utama. Gambar 17 merupakan
bagan dari struktur organisasi tim.

Gambar 17. Struktur Organisasi Tim


- Keunggulan Tim
a. Punya beberapa keunggulan struktur fungsional
b. Mengurangi hambatan antar departemen, meningkatkan kompromi
c. Mengurangi waktu untuk merespon, keputusan lebih cepat diambil
d. Moril yang lebih baik, antusiasme dari keterlibatan karyawan
e. Mengurangi biaya overhead administrasi rutin
- Kelemahan Tim
a. Loyalitas ganda dan konflik
b. Waktu dan sumber daya lebih banyak untuk pertemuan
c. Desentralisasi tidak terencana
• Jaringan
Organisasi menjadi suatu pusat yang kecil, terhubung secara elektronis dengan
organisasi lainnya yang melakukan fungsi-fungsi vital. Departemen bersifat independen
dan melayani kontrak dengan sentral untuk mendapatkan keuntungan. Gambar 18
merupakan bagan dari struktur organisasi jaringan.

20
Gambar 18. Struktur Organisasi Jaringan
- Keunggulan Jaringan
a. Daya saing global
b. Fleksibilitas tenaga kerja atau tantangan
c. Mengurangi biaya administratif
- Kelemahan Jaringan
a. Tidak ada pengendalian langsung
b. Dapat kehilangan bagian organisasi
c. Lemahnya loyalitas karyawan

10. Investasi
Investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor asing
maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan (Salim dan Sutrisno, 2008). Tujuan utama investasi adalah
memperoleh berbagai manfaat yang cukup layak di masa mendatang. Manfaat tersebut dapat
berupa imbalan keuangan, misalnya laba, manfaat non-keuangan atau kombinasi dari keduanya.
Studi kelayakan juga berperan penting dalam proses pengambilan keputusan investasi.
Kesimpulan dan saran yang disajikan pada akhir studi merupakan dasar pertimbangan teknis
dan ekonomis untuk memutuskan apakah investasi pada proyek tertentu layak dilakukan.
Keputusan ini tidak harus selalu identik dengan saran yang diajukan. Untuk itu, ada banyak
peralatan yang bisa digunakan untuk mengukur kelayakan investasi diantaranya adalah:

Net Present Value (NPV); Ratio Benefit and Cost (Ratio B/C); Internal Rate Return (IRR)
• Sementara periode mengembalikan dapat diukur dengan menggunakan rumus Payback
21
Period (PP), selanjutnya akan dihitung Break Even Point (BEP) dan analisis sensitivitas.
Adapun aspek-aspek studi kelayakan proyek mencakup:
• Pasar dan Pemasaran
Evaluasi aspek pasar dan pemasaran meliputi kedudukan produk yang direncanakan
pada saat ini, komposisi dan perkembangan permintaan produk dari mulai yang lampau
sampai saat sekarang, proyeksi permintaan di masa yang akan datang, kemungkinan
persaingan dan peranan pemerintah dalam menunjang perkembangan pemasaran.
• Evaluasi Teknis
Evaluasi teknis meliputi penentuan kapasitas produksi ekonomis proyek, jenis teknologi
yang paling sesuai serta penggunaan mesin dan peralatan. Disamping itu perlu juga
diteliti dan diajukan saran tentang lokasi proyek dan tata letak pabrik yang paling
menguntungkan ditinjau dari berbagai segi. Selain itu evaluasi teknis meliputi
bagaimana kebutuhan tenaga kerja, bagaimana kebutuhan akan sarana produksi dan
bagaimana rencana pengembangannya di masa yang akan datang.
• Manajemen Operasi Proyek
Proyek tidak dapat beroperasi dengan baik dan berhasil tanpa didukung tenaga
manajemen yang capable, bermotivasi, dan berdedikasi. Sebelum keputusan investasi
diambil, harus ada gambaran terlebih dahulu tenaga manajemen apa, dalam jumlah
berapa diperlukan untuk mengelola proyek yang akan direncanakan. Agar dapat
menarik dan mempertahankan tenaga kerja ahli yang berdedikasi tinggi, proyek yang
direncanakan harus mampu mnyediakan dana balas jasa tenaga kerja yang memadai
pula.
• Aspek Ekonomi dan Keuangan
Untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi ditinjau dari aspek keuangan dapat
diukur dengan beberapa kriteria. Setiap penilaian ’layak’ diberikan nilai standar untuk
usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan target yang telah ditentukan.
Kriteria sangat tergantung dari kebutuhan masing-masing perusahaan dan metode mana
yang digunakan. Setiap metode memliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Dalam penilaian suatu usaha hendaknya penilai menggunakan beberapa metode
sekaligus. Artinya, semakin banyak metode yang digunakan, maka semakin
memberikan gambaran lengkap sehingga diharapkan memberikan hasil yang akan
diperoleh menjadi lebih sempurna.
Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau
investasi adalah:
22
• Payback Period (PP)
Metode payback period (PP) merupakan bentuk teknik penilaian terhadap jangka waktu
(periode) pengembalian investasi untuk proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat dilihat
dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih
merupakan pejumlahan laba setelah pajak ditambah degan penyusutan (dengan catatan
jika investasi 100% menggunakan modal sendiri).

• Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara
PV kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi (capital of money) selama umur
investasi. Selisih antara kedua PV tersebut dikenal dengan Net Present Value. Untuk
menghitung NPV, terlebih dahulu tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih dapat
dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perusahaan selama umur
investasitertentu.

23
24

Anda mungkin juga menyukai