Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kasus Ii - Hiv Komplikasi Gemoy

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KASUS DPI

SELSHA ELLIA
PO.62.31.3.19.320
KASUS II (HIV KOMPLIKASI)
Tn. Wi adalah seorang laki-laki berumur 49 tahun, dia memiliki BB 50 kg dan TB 155 cm.
Tn W didiagnosa oleh dokter hepatitis B kronik, candidiasis oral, anemia dan B20. Tn Wi
memiliki mobilitas yang baik, dan masih dapat berjalan seperti biasa. Pasien memiliki
keluhan nyeri dibagian perut seperti di tusuk-tusuk tembus ke pinggang dan juga pasien
sering berkeringat dingin. Pasien juga seorang perokok aktif. Pola makan pasien teratur 3
kali sehari, Pasien alergi makan telur dan ayam, dan pasien menyukai makanan ikan
panggang. Pasien juga mengeluh sulit untuk menelan makanan, tetapi pasien masih mau
makan walau makanannya jarang habis.
Pasien menggunakan infus Ringer Lactat 25 tpm.
Diketahui data hasil pemeriksaan dan terapi medis yang diberikan untuk pasien sebagai
berikut :
Hasil pemeriksaan fisik/klinis :
Penampilan seluruhnya : composmentis
Kepala dan mata : normal
Vital sign : Nadi : 119x/menit, suhu :370C, eespirasi : 23x/menit dan TD : 100/70 mmHg
Nilai laboratorium :
Hemoglobin : 7,9 g/dl (rendah), Hematokrit : 25 g/dl (rendah), Eritrosit : 3,09 juta,
(rendah), Leukosit : 12.000 (tinggi), Segmen : 76% (tinggi), Limfosit : 13%(rendah),
SGPT : 48 (tinggi), LED : 22/jam (tinggi)
Terapi obat dari RS : Pasien diberikan obat Infus Ringer Lactate 25 TPM, Ranitidine
50mg IV, Antrain 1000mg IV Cefotaxim, 1 gr 3×1, Mecobalamin 2×1.
Terapi diet dari RS : pasien mendapatkan terapi diet dari rumah sakit berupa bubur diet
hati, tidak diberikan ayam dan telur karena pasien alergi
Recall 24 jam : Asupan makan pasien di RS : pasien hanya menghabiskan 45% dari
makanan yang disajikan dari RS
(Standar nilai gizi bubur diet hati : E 1300 kkal, P 28,9 g, L 30,7 g, KH 242 g, Ca 147 mg,
Fe 5,2 mg, Vit A 2225,5 RE, vit B1 0,3 mg, vit C 82,6 mg, Na 164,6 mg).
Buat : NCP untuk kasus tersebut lengkap dengan rencana intervensinya !
Assesment
a. Antropometri
Usia = 49 tahun
TB = 155 cm
BB = 50 kg
IMT = 20.81 kg/m2 (normal)
Nilai IMT di bawah 20.81 kg/m2 menandakan berat badan Anda (normal)
Hasil pengkajian:
 Status gizi klien saat ini berat badan normal dengan IMT 20.81 kg/m2
(normal 18,37 )
 Keluhan yang dialami pasien adalah nyeri dibagian perut seperti di tusuk-
tusuk tembus ke pinggang dan juga pasien sering berkeringat dingin.
 Pasien juga seorang perokok aktif.
 Pola makan pasien teratur 3 kali sehari, Pasien alergi makan telur dan
ayam, dan pasien menyukai makanan ikan panggang.
 Pasien juga mengeluh sulit untuk menelan makanan, tetapi pasien masih
mau makan walau makanannya jarang habis.
b. Biokimia
 Hemoglobin : 7,9 g/dl (rendah),
 Hematokrit : 25 g/dl (rendah),
 Eritrosit : 3,09 juta, (rendah),
 Leukosit : 12.000 (tinggi), S
 egmen : 76% (tinggi), Limfosit : 13%(rendah),
 SGPT : 48 (tinggi),
 LED : 22/jam (tinggi)

c. Terapi obat dari RS : Pasien diberikan obat Infus Ringer Lactate 25 TPM,
Ranitidine 50mg IV, Antrain 1000mg IV Cefotaxim, 1 gr 3×1, Mecobalamin
2×1.
d. Data Klinis
 Secara fisik pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur,
 Penampilan seluruhnya : composmentis
 Kepala dan mata : normal
 Vital sign : Nadi : 119x/menit,
 suhu :370C,
 eespirasi : 23x/menit dan
 TD : 100/70 mmHg

e. Dietary History
 Pasien juga seorang perokok aktif.
 Pola makan pasien teratur 3 kali sehari, Pasien alergi makan telur dan
ayam, dan
 pasien menyukai makanan ikan panggang.
 Pasien juga mengeluh sulit untuk menelan makanan, tetapi pasien masih
mau makan walau makanannya jarang habis.

f. Riwayat Personal
 Pasien memiliki aktivitas fisik yang rendah
 Ringer Lactate 25 TPM, Ranitidine 50mg IV, Antrain 1000mg IV
Cefotaxim, 1 gr 3×1, Mecobalamin 2×1.
 Secara fisik pasien tampak lemah dan hanya berbaring di tempat tidur,
 Penampilan seluruhnya : composmentis

Intervensi Gizi
a. Tujuan Intervensi
 Memotivasi untuk meningkatkan aktivitas fisik
 Mengatur pola makan dan asupan TN. CK agar seimbang
 Memberikan makanan dan cairan secukupnya untuk memperbaiki jaringan
tubuh yang rusak serta mencegah komplikasi pendarahan
 Memberikan intervensi gizi secara cepat dengan mempertimbangkan
seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakiy infeksi HIV
 Mencapai dan mempertahankan berat badan serta komposisi berat tubuh
yang di inginkan ,terutama jaringan otot (Lean Body Mass)
 Memenuhi kebutuhan energi dan semua zat gizi
 Mendorong prilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi

b. Menghitung Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


 Kebutuhan energi
BBI = 20.81  kg/m2
Rumus Harris Benedict :
BEE = 66,5 + (13,7 X BBI) + (5, X TB) – (6,8 X usia)
=66,5 + (13,7 X 20.81 kg) + (5 X 155 cm ) – (6,8 X 49 usia )
=66,5 + (34,51 )+ ( 160 ) – ( 333,2)
= -72,13
TEE = BEE x AF x SF
= 72,13 x 1 x 1,2
= 20,556, kkal
 Kebutuhan zat gizi
1) Lemak = (20-30% TEE)
= 25% TEE
25
= X 20,556 kkal
100
5,139 kkal
=
9 kkal
= 571 gram lemak
10
Lemak jenuh <10% = x 571 gr lemak = 57,1 gr lemak jenuh
100
(maksimal)
2) Protein = (10-15% TEE)
= 12% TEE
12
= X 20,556 kkal
100
2,46672kkal
=
4 kkal
= 616,68 gr protein
3) Karbohidrat = (55-70% TEE)
= 100%-25%-12% = 12%TEE
12
= X 20,556 kkal
100
2,46672kkal
=
4 kkal
= 616,68 gr karbohidrat
Utamakan kh kompleks
c. Preskripsi Diet
 Saat merencanakan pola makan untuk pengidap HIV/AIDS, sebaiknya
pilih daging tanpa lemak, daging ayam tanpa kulit, dan susu rendah
lemak.
 Kebutuhan protein dalam diet untuk penderita HIV/ AIDS adalah
sebagai berikut. 100-150 gram per hari untuk pria yang positif HIV. 80-
100 gram per hari untuk wanita yang positif HIV.
d. Syarat Diet

Energi tinggi. Pada perhitungan kebutuhan energi, diperhatikan faktor
stres,aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi
sebanyak 13%untuk setiap kenaikan Suhu 1°C.
 Protein tinggi, yaitu 1,1 –  1,5 g/kg BB untuk memelihara dan
mengganti jaringan sel tubuh yang rusak. Pemberian protein disesuaikan 
bila adakelainan ginjal dan hati.
 Lemak cukup, yaitu 10 – 25 % dari kebutuhan energy total. Jenis
lemakdisesuaikan dengan toleransi pasien. Apabila ada malabsorpsi
lemak,digunakan lemak dengan ikatan rantai sedang (Medium
ChainTriglyceride/MCT). Minyak ikan (asam lemak omega 3) diberikan
bersamaminyak MCT dapat memperbaiki fungsi kekebalan.
 Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan
Giziyang di anjurkan (AKG), terutama vitamin A, B12, C, E, Folat,
Kalsium,Magnesium, Seng dan Selenium. Bila perlu dapat ditambahkan
vitamin berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena dapat m
enekankekebalan tubuh.
 Serat cukup; gunakan serat yang mudah cerna.
 Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien
dengan gangguanfungsi menelan, pemberian cairan harus hati-hati dan
diberikan bertahapdengan konsistensi yang sesuai. Konsistensi cairan
dapat berupa cairankental (thick fluid), semi kental (semi thick fluid) dan
cair (thin fluid).
 Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu
diganti(natrium, kalium dan klorida).
 Bentuk makanan dimodifikasi sesuai dengan keadaan pasien. Hal
inisebaiknya dilakukan dengan cara pendekatan perorangan, dengan
melihatkondisi dan toleransi pasien. Apabila terjadi penurunan berat
badan yangcepat, maka dianjurkan pemberian makanan melalui pipa atau
sondesebagai makanan utama atau makanan selingan.
 Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.
 Menghindari makanan yang meransang pencernaan baik secara mekanik,
ternik ,maupun kimia.
e. Implementasi
 Daftar Pembagian Makanan Sehari lengkap dengan perhitungan energi
dan zat gizi
 Susunan menu sehari
f. Rencana Konseling Gizi
 Memberikan penjelasan menggunakan leaflett kepada pasien dan
keluarganya tentang tujuan ,prinsip, dan syarat diet.
 Memberikan motivasi.
 Memberikan pengertian tentang makanan seimbang.
 Memberikan informasi tentang pemilihan makanan yang baik terutama
yang aman untuk penyakit yang diderita
g. Monitoring dan Evaluasi Gizi
 Pasien harus mencapai 100 % dari kebutuhan
 Pasien dapat mempertahankan berat badan normal
 Pasien tidak mengalami sakit mulut dan tenggorokan
 Pasien di harapkan mau menerima dan melaksanakan diet yang diberikan
 Melihat apakah asupan pasien mencapai 100% dari kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai