Makalah Desain Kurikulum
Makalah Desain Kurikulum
Makalah Desain Kurikulum
DESAIN KURIKULUM
DOSEN PEMBIMBING
Marhamah, S.Pd.,M.Ed
DISUSUN OLEH
Tasya Ramadani
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmatnya
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan
harapan.
Ucapan terima kasih Saya sampaikan kepada ibuk ,Marhamah S.Pd.,M.Ed sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Kurikulum yang telah membantu memberikan arahan dan
pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan saya. Maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Tasya Ramadani
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berlandaskan dari rumusan masalah yang telah disusun oleh penulis, maka tujuan dalam
penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1
BAB II
ISI
Menurut Oemar Hamalik (1993) pengertian Desain adalah suatu petunjuk yang memberi
dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan melaksanakan kegiatan. Fred
Percival dan Henry Ellington (1984). Sedangkan menurut Nana S. Sukmadinata (2007:113) desain
kurikulum adalah menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum.
Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horizontal dan
vertikal.
Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum. Sedangkan
dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesukaran.
Dari uraian diatas dapat diambil ke. simpulan bahwa Desain kurikulum merupakan suatu
pengorganisasian tujuan, isi, serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap
perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum,
hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian, serta hal-hal
yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
2
2.3 Model-Model Desain Kurikulum
Longstreet mendefinisikan desain kurikulum merupakan desain kurikulum yang berpusat
kepada pengetahuan (The Knowledge Centered Design) yang dirancang berdasarkan struktur
disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini juga dinamakan model kurikulum subjek akademis
yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan intelektual siswa.
Ada tiga bentuk organisisi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu: subject
centered desain, learned centered desain, problem centered desain. Setiap desain kurikukum
memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif
dan efisien. Tetapi tidak setiap desain kurikulum dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakn
proses pembelajaran, karena setiap desain kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
pelaksanannya.
Beberapa kritik yang juga merupakan kekurangan model desain ini adalah
1. Karena pengetahuan diberikan secara terpisah-pisah, hal itu bertentangan dengan kenyataan,
sebab adalam kenyataan pengetahuan itumerupakan suatu kesatuan,
2. Karena mengutamakan bahan ajar maka peran peserta didik sangat pasif
3. Pengajaran lebih menekankan pengetahuan dan kehidupan masa lalu, dengan demikian
pengajaran lebih bersifat verbalitas dan kurang praktis.
Atas dasar tersebut, para pengkririk menyarankan perbaikan ke arah yang lebih
terintegrasi, praktis, dan bermakna serta memberikan peranyang lebih aktif kepada siswa.
3
1).The Subject Design
The Subject Curiculum merupakan bentuk desain yang paling murni dari subject centered
design. Materi pelajaran disajikan secara terpisah-pisah dalam bentuk mata-mata pelajaran. Model
desain ini telah ada sejak lama. Orang-orang Yunani kemudian Romaaw imengembangkan
Trivium dan Quadrivium. Trivium meliputi gramatika, logika, dan retorika, sedangkan
Quadrivium meliputi matematiks, geometri, astonomi, dan musik.
Pada saat itu pendidikan tidak diarahkan pada mencari nafkah, tapi oada pembentuakan
pribadi dan status sosial (Liberal Art). Pendidikan hanya di peruntukan bagi anak-anak golongan
bangsawan yang tidak usah bekerja mencari nafkah.
Adapun kelemahan-kelemahan bentuk kurikulum ini adalah :
1. Kurikulum memberikan pengetahuan terpisah-pisah, satu terlepas dari yang lainnya.
2. Isi kurikulum diambil dari masa lalu, terlepas dari kejadian-kejadian yang hangat, yang sedang
berlangsung saat sekarang. Kurikulum ini kurang memperhatiakan minat, kebuutuhan dan
pengalaman peserta didik
3. Isi kurikulum disusun berdasarkan sistematika ilmu sering menimbulkan kesukaran di dalam
mempelajari dan menggunakannya
4. Kurikulum lebih mengutamakan isi dan kurang memperhatiakn cara penyampaian. Cara
penyampaian utama adalah ekspositori yang menyebabkan peran siswa pasif.
5. Meskipun ada kelemahan-kelemahan di atas, bentuk desain kurikulum ini mempunyai
beberapa kelebhankarena kelebihan-kelebihan tersebut bentuk kurikulum ini lebih banyak
dipakai.
6. Karena materi pelajaran diambil dari ilmu yang sudah tersusun secara sitematis logis, maka
penyusunnya cukup mudah.
7. Bentuk ini sudah di kenal sejak lama, baik oleh guru-guru maupun orang tua, sehingga lebih
mudah untuk dilaksanakan.
8. Bentuk ini memudahkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan di perguruan tinggi, sebab
pada perguruan tinggi umumnya menggunakan bentuk ini
9. Bentuk ini dapat dilaksanakan secara efisien, karena metode utamanya adalah metode
ekspositori yang dikenal tingkat efisiennya cukup tinggi
10. Bentuk ini sagat ampuh sebagai alat untuk melestarikan dan mewariskan warisan budaya masa
lalu.
Dengan adanya kelemahan-kelemahan di atas pengembang kurikulum subject
design tidak tinggal diam, mereka berusaha untuk memperbaikinya. Dalam rumpun Subject
Centered, The Broad Field Design merupakan pengembangan dari bentuk ini. Begitu
juga pengembangan bentuk-bentuk lain di luar Subject Centered, The Broad Field Design, Areas
Of Living Design dan Core Design.
2).The Disciplines Design
4
Bentuk ini merupakan pengembangan dari subject design keduanya masih menekankan
kepada isi materi kurikulum. Walaupun bertolak belakang dari hal yang sama tetapi antara
keduanya terdapat perbedaan.
Pada Subject Design belum ada kriteria yang tegas tentang apa yang disebut
subject (ilmu). Belum ada perbedaan antara matematika, psikologi dengan teknik atau cara
mengemudi, semuanya disebut subject.
Pada Disciplines Design kriteria tersebut telah tegas, yang membedakan apakah suatu
pengetahuan itu ilmu atau subject dan bukan adalah batang tubuh ke ilmuannya. Batang tubuh
keilmuan menentukan apakah suatu bahan pelajaran itu disiplin ilmu atau bukan, Untuk
menegaskan hal itu mereka menggunakan istilah disiplin.
Isi kurikulum yang diberikan di sekolah adalah dusiplin-disiplin ilmu. Menurut pandangan
ini sekolah adalah mikrokosmos dari dunia intelek, batu pertama dari hal itu adalah isi dari
kurikulum. Para pengembang kurikulum dari aliran ini berpegang teguh pada disiplin-disiplin
ilmu seperti : fisika, biologi, psikologi, sosiologi dan sebagainya.
Perbedaan lain adalah dalam tingkat penguasaan, disciplines design tidak seperti subject
design yang menekankan penguasaab fakta-fakta dan informasi tetapi pada pemahaman
(Understing). Para peserta didik didorong untuk memahami logika atau struktur dasar suatu
disiplin, memahami konsep-konsep, ide-ide dan prinsip-prinsip penting juga didorong untuk
memahami cara mencari dan menemukannya (Modes Of Inquiry And Discovery). Hanya dengan
meguasai hal-hal itu, kata mereka, peserta didik akan memahami masalah dan mampu melihat
hubungan berbagai fenomena baru.
Proses belajarnya tidak lagi menggunakan pendekatan ekspositori yang menyebabkan
peserta didik lebih banyak pasif, tetapi menggunakan pendekatan inkuiri dan diskaveri.
Disciplines design sudah menintegrasikan unsur-unsur progersifisme dari Dewey.
Bentuk ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan subject design.
Pertama, kurikulum ini bukan hanya memiliki organisasi yang sistematik dan efektif tetapi
juga dapat memelihara integritas intelektual pengetahuan manusia. Kedua, peserta didik tidak
hanya menguasai serentetan fakta, prinsip hasil hafalan tetapi menguasai konsep, hubungan dan
proses-proses intelektual yang berkembang pada siswa.
Meskipun telah menunjukan beberapa kelebihan bentuk, desain ini maasih memiliki
beberapa kelemahan.
1. Belum dapat memberikan pengetahuan yang berintegrasi.
2. Belum mampu mengintegrasikan sekolah dengan masyarakat atau kehidupan.
3. Belum bertolak dari minat dan kebutuhan atau pengalaman peserta didik.
4. Susunan kurikulum belum efisien baik untuk kegiatan belajar maupun untuk penggunaannya.
5. Meskipun sudah lebih luas dibandingkan dengan subject design tetapi secara akademis dan
intelektual masih cukup sempit.
3).The Broad Fields Design
5
Baik subject design maupun disciplines design masih menunjukan adanya pemisahan
antar mata pelajaran. Salah satu usaha untuk menghilangkan pemisahan tersebut adalah
mengembangkan The broad field design. Dalam model ini mereka menyatukan beberapa mata
pelajaran yang berdekatan atau berhubungan menjadi satu bidang studi seperti sejarah, Geografi,
dan Ekonomi digabung menjadi ilmu Pengetahuan sosial, Aljabar, Ilmu ukur, dan Berhitung
menjadi matematika, dan sebagainya.
Tujuan pengembangan kurikulum Broad Field adalah menyiapakan para siswa yang
dewasa ini hidup dalam dunia informasi yang sifatnya spesialistis, dengan pemahaman yang
bersifat menyeluruh. Bentuk kurikulum ini banyak digunakan di sekolah menengah pertama, di
sekolah menengah atas penggunaannya agak terbatas apalagi di perguruan tinggi sedikit sekali.
Ada dua kelebihan penggunaan kurikulum ini.
Pertama, karena dasarnya bahan yang terpisah-pisah, walaupun sudah terjadi penyatuan
beberapa mata kuliah masih memungkinkan penyusunan warisan-warisan budaya secara
sistematis dan teratur.
Kedua, karena mengintegrasikan beberapa mata kuliah memungkinkan peserta didik
melihat hubungan antara beberapa hal.
Di samping kelebihan tersebut, ada beberapa kelemahan model kurikulum ini.
Pertama, kemampuan guru, untuk tingkat sekolah dasar guru mampu menguasai bidang
yang luas, tetapi untuk tingkat yang lebih tinggi, apalagi di perguruan tinggi sukar sekali.
Kedua, karena bidang yang dipelajari itu luas, maka tidak dapat diberikan secara
mendetail, yang diajarkan hanya permukaannya saja.
Ketiga, pengintegrasian bahan ajar terbatas sekali,tidak menggambarkan kenyataan, tidak
memberikan pengalaman yang sesungguhnya bagi siswa, dengan demikian kurang
membangkitkan minat belajar.
Keempat, meskipun kadarnya lebih rendah di bandingkan dengan subject design, tetapi
model ini tetap menekankan proses pencapaian tujuan yang sifatnya afektif dan kognitif tingkat
tinggi.
2. Learner-Centered Design
Sebagai reaksi sekaligus penyempurnaan terhadap beberapa kelemahan subject centered
design berkembang menjadi learner centered design. Desain ini berbeda
dengan subject centered, yang bertolak dari cita-cita untuk melestarikan dan mewariskan budaya,
dan karena itu mereka mengutamakan peranan isi dari kurikulum.
Learner centered, memberi tempat utama kepada peserta didik. Di dalam pendidikan atau
pengajaran yang belajar dan berkembang adalah peserta didik sendiri. Guru atau pendidik hanya
berperan menciptakan situasi belajar-mengajar, mendorong dan memberikan bimbingan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
1).The Activity atau Experience Design
6
Model desain berawal pada abad ke 18, atas hasil karya dari rousseau dan Pestalozzi, yang
berkembang pesat pada tahun 1920/1930an pada masa kejayaan pendidikan progresif.
Beberapa ciri utama activity atau experience design:
Pertama,struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam
implementasinya guru hendaknya menemukan minat dan kebutuhan peserta didik, membantu para
siswa memilih mana yang paling penting atau urgen .
Kedua, karena struktur kurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan peserta didik,
maka kurikulum tidak dapat di susun jadi sebelumnya, tetapi disusun bersama oleh siswa.
Ketiga, Desain kurikulum menekankan prosedur pemecahan masalah, maksudnya dalam
pembelajaran tentu akan di dapatkan masalah dan dalam activity design perlu mempunyai cara
memecahkan masalah tersebut,.
Beberapa kelebihan dari design kurikulum :
1. Karena program pendidikan berasal dari peserta didik,maka tidak banyak mengalami kesulitan
merangsang peserta didik dalam motivasi belajar.
2. Pengajaran memperhatikan individual,meskipun di bentuk kelompok sekalipun karena mereka
juga harus berperan aktif dalm kelompok.
3. Kegiatan- kegiatan pemecahan masalah memberikan bekal kecakapan dan pengetahuan untuk
menghadapi kehidupan di luar sekolah.
Kelemahan dari kurikulum ini:
1. Perbedaan pada minat dan kebutuhan peserta didik yang kerap terjadi.
2. Kurikulum tidak mempunyai pola karena sumber pemikiran berasal dari peserta didik.
3. Activity design curriculum sangat lemah dalam kontinuitas dan sekuens. Dasar minat peserta
didik tidak memberikan landasan yang kuat.
4. Kurikulum ini tidak dapat dilakukan oleh guru biasa karena membutuhkan ahli general
education dan ahli psikologi perkembangan fan human relation.
7
Dalam the areas of living hubungannya dengan bidang-bidang kehidupan sehingga dapat
dikatakan suatu desain bidang-bidang kehidupan yang dirumuskan dengan baikakan
merangkumkan pengalaman-pengalaman peserta didik.
Desain ini mempunyai beberapa kelebihan diantanya:
1. The areas of living desaign merupakan the subject matter design tetapi dalam bentuk yang
terintegrasi. Pemisahan antara subject dihilangkan oleh problema- problema kehidupan sosial.
2. Karena kurikulum diorganisasikan di sekitar problema- problema peserta didik maka
kurikulum ini menggunakan prosedur pemecahan masalah.
3. Menyajikan bahan ajar yang relevan, untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan.
4. Menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang professional.
5. Motivasi berasal dari peserta didik.
6. Beberapa kekurangan tentang desain ini:
7. Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sngat esensial sangat
sukar.
8. Lemahnya integrasi kurikulum
9. Desain ini megabaikan warisan budaya.
10. Para peserta didik memandang masalah untuk sekarng dan masa depan dan mengabaikan masa
lalu.
2).The Core Design
The cores design timbul sebagai reaksi utama kepada separate subject design, yang
sifatnya terpisah-pisah. Dalam mengintegrasikan bahan ajar, mereka memilih mata pelajaran
tertentu sebagai inti (core). Pelajaran lainnya dikembangkan kan disekitar core tersebut. Menurut
konsep ini inti-inti bahan ajar dipusatkan pada kebutuhan individual dan sosial. The core design
biasa juga disebut The core curriculum.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desain kurikulum merupakan rencana pembelajran yang harus dilaksanakan oleh
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Desain kurikulum yang dapat digunakan
diantaranya adalah subject centered design, learned centered design, problem centered
design. Setiap design kurikukum memberikan teknik atau cara yang efektif dalam proses
pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efisien. Tetapi tidak setian design kurikulum
dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam melakukan proses pembelajaran. Jadi
setiap design kurikulum memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanannya
3.2 Saran
Penulis menyarankan agar selalu melihat kebutuhan peserta didik dalam proses
pembelajaran guna meningkatkan mutu peserta didik. Semoga dengan adanya karya tulis ini
dapat membantu para pembaca untuk dapat menyesuaikan modul pembelajaran dari jenis-
jenis kurikulum itu sendri
9
DAFTAR PUSTAKA
Name, N. (2015, October 16). Desain Kurikulum. Desain & Pengembangan Kurikulum.
Retrieved January 17, 2023, from https://despengkur.wordpress.com/2015/10/16/10/
Name, N. (n.d.). Bab II Kajian Pustaka A. Minat 1. Pengertian Minat. I. Retrieved January 17,
2023, from http://etheses.uin-malang.ac.id/2612/6/05410051_Bab_2.pdf
Admin, N. (2020, January 19). √ Pengertian Kurikulum, Jenis, Komponen, Fungsi Dan Manfaat
lengkap. Pendidik.Co.Id. Retrieved January 17, 2023, from
https://www.pendidik.co.id/kurikulum/
10