Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan Praktikum Farmakognosi 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

PERCOBAAN 1
HAKSEL 1

Disusun Oleh:
Diah Puspita Rini (2118031029)
Diana Mulia Utami (2118031003)
Kelompok 6

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


PROGRAM STUDI FARMASI, FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
PERCOBAAN 1
HAKSEL

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1.Mengetahui definisi dan ciri ciri yang harus diperhatikan dalam
mengamati haksel
2.Mengidentifikasi beberapa macam haksel yang biasa digunakan dalam
ramuan atau yang tersedia di apotek

B. PENDAHULUAN

Farmakognosi berasal dari penggabungan dua kata dalam bahasa


Yunani.Farmakon (obat) dan Gnosis (pengetahuan), yaitu pengetahuan tentang
obat. Tata nama Farmakognosi pertama kali dan paling sering digunakan oleh C.A
Seydler, seorang mahasiswa kedokteran di Halle/Saale, Jerman, yang secara tegas
menggunakan Analetica Pharmacognostica sebagai judul utama tesisnya pada
tahun 1815. Penelitian lebih lanjut telah mengungkapkan bahwa Schmidt telah
terlebih dahulu menggunakan istilah Farmakognosis di dalam monografinya yang
berjudul Lehrbuch der Materia Medica (yaitu catatan-catatan kuliah tentang
Materia Medis) pada tahun 1811 di Wina. Kompilasi ini khusus membahas
tentang tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat dan karakteristiknya yang bersesuaian.
Istilah Materia Medica adalah kata latin yang dikemukakan mula-mula
oleh seorang dokter Yunani Disocorides pada abad pertama sesudah Masehi.
Bahan dasar alam atau umumnya disebut bahan alam tersebut berasal dari
tumbuhan (bahan alam nabati), dari hewan (bahan alam hewani) dan dari mineral
(bahan alam mineral). Dari ketiga jenis bahan alam ini, tumbuhan merupakan
jumlah terbesar yang digunakan sebagai sumber bahan untuk farmasi.
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun,
bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk
serbuk. Sedangkan Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai
obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia
nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral).
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian
tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah isi sel yang secara
spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan
dari selnya atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni .Simplisia nabati sering
berasal dan berupa seluruh bagian tumbuhan, tetapi sering berupa bagian atau
organ tumbuhan seperti akar, kulit akar, batang, kulit batang, kayu, bagian bunga
dan sebagainya. Di samping itu, terdapat eksudat seperti gom, lateks, tragakanta,
oleoresin, dan sebagainya.
Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar
(wild crop) tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu ajeg
(konstan) karena disadari adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi
(umur dan cara) panen, serta proses pasca panen dan preparasi akhir. Walaupun
ada juga pendapat bahwa variabel tersebut tidak besar akibatnya pada mutu
ekstrak nantinya dan dapat dikompensasi dengan penambahan/pengurangan bahan
setelah sedikit prosedur analisis kimia dan sentuhan inovasi teknologi farmasi
lanjutan sehingga tidak berdampak banyak pada khasiat produknya. Usaha untuk
mengajegkan variabel tersebut dapat dianggap sebagai usaha untuk menjaga
keajegan mutu simplisi
Dalam praktikum ini, kami memakai 3 simplisia yaitu simplisia rimpang
teki (Chiperi Rhizoma), simplisia daun kumis kucing (Orthosiphon Folium) dan
simplisia batang brotowali (Tinosporae caulis).
 Simplisia Daun Kumis Kucing (Orthosiphon Folium)
Daun kumis kucing adalah daun Orthosiphon stamineus Benth., suku Lamiaceae,
mengandung flavonoid sinensetin tidak kurang dari 0,10%.Pemerian Berupa
helaian daun, rapuh, bentuk bulat telur, lonjong, belah ketupat memanjang atau
bentuk lidah tombak, pangkal membulat sampai runcing, tepi beringgit sampai
bergerigi tajam, ujung runcing sampai meruncing, pertulangan daun menyirip, ibu
tulang daun tampak jelas, batang dan cabang-cabang berbentuk persegi, warna
agak ungu, kedua permukaan halus; warna hijau kecokelatan; tidak berbau; rasa
agak pahit. Mikroskopis Fragmen pengenal adalah epidermis atas dengan rambut
penutup, epidermis bawah dengan stomata dan rambut sisik, rambut penutup dan
berkas pengangkut dengan penebalan tipe spiral
 Simplisia Rimpang Teki (Chiperi Rhizoma)
Rimpang teki adalah rimpang Cyperus rotundus L., suku Cyperaceae,
mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,10% v/b.Pemerian Berupa rimpang
utuh berbentuk jorong atau bulat panjang sampai bulat telur memanjang, pangkal
dan ujung umumnya meruncing, permukaan beruas-ruas, kasar, dan terdapat sisa
serabut-serabut akar, sangat keras, sukar dipatahkan, kadang-kadang berbintik-
bintik putih; warna cokelat muda sampai cokelat kehitaman; rasa agak pedas
kemudian pahit, menimbulkan rasa tebal di lidah. Mikroskopis Fragmen pengenal
adalah amilum, parenkim berisi amilum, parenkim dengan sklereida, parenkim
korteks, serabut dan berkas pengangkut dengan penebalan tipe tangga
 Simplisia Batang Brotowali (Tinosporae caulis)
atang brotowali adalah batang Tinospora crispa (L.) Hook. f. & Thomson., suku
Menispermaceae, mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,02% dihitung
sebagai kuersetin. Identitas Simplisia Pemerian Berupa potongan batang,
permukaan tidak rata, mengkerut, banyak tonjolan di permukaan luar, beralur-alur
membujur, lapisan bagian luar mudah terkelupas; warna bagian luar cokelat
kehitaman, bagian dalam batang abu-abu kecokelatan; tidak berbau; rasa sangat
pahit. Fragmen pengenal adalah amilum, serabut dengan kristal kalsium oksalat
bentuk prisma, jaringan gabus, parenkim korteks, sklerenkim, dan unsur-unsur
xilem dengan noktah.
C. PERCOBAAN
1. Alat
 Mikroskop
 Cover glass
 Objek glass

2. Bahan
Haksel berupa simplisia rajangan atau irisan dari tanaman:
 Chiperi Rhizoma
 Tinosporae caulis
 Orthosiphon folium

D. CARA KERJA
Diambil contoh simplisia tersebut lalu disebutkan tanaman asal dan suku
(familia) kemudian deskripsikan secara umum seperti cirri khas (jika ada) dan
lakukan secara organoleptik (warna, bau dan rasa) jika perlu dirobek, dipatahkan
atau diremuk.
Diambil contoh simplisia yang sudah dihaluskan (gunanya agar
memudahkan saat dilihat secara mikroskopik) diletakkan diatas objek glass, diberi
setetes air diatasnya dan ditutup dengan cover class. Selanjutnya diamati simplisa
tersebut menggunakan mikroskop

Dapus
Farmakope Herbal Indonesia Edisi II.Jakarta:Kementrian RI.2017
Hanni, E.L.2016.Farmakognosi dan Fitokimia.Jakarta:Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai