(Thunnusalbacore) DI PT.: Proses Pengalengan Ikan Tuna
(Thunnusalbacore) DI PT.: Proses Pengalengan Ikan Tuna
(Thunnusalbacore) DI PT.: Proses Pengalengan Ikan Tuna
TUGAS AKHIR
OLEH:
DIDIN AKBAR
1622030392
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini tidak terdapat karya yang
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
Yang Menyatakan,
DIDIN AKBAR
5
KATA PENGANTAR
pencipta alam dan seluruh isinya atas segala rahmat, hidayah dan
setiap aktifitas keseharian kita. Tak lupa juga kami haturkan salam dan
ummatnya dan rahmat bagi seluruh alam semesta sehingga kita dapat
kasih kepada kedua orang tua Bapak Syamsuddin dan Ibu Arida tercinta
2. Ir. Nurlaeli Fattah, M.,Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Pengolahan hasil
4. Nur Asyurah, S.Pi., selaku pembimbing lapangan pada PT. Delta Pasific
hasil Perikanan
6. Karyawan dan karyawati pada PT. Delta Pasific Indotuna yang telah
Arham Usman, Nur Dewi Eka, Whidya Angraeni, Nur Aisyah, yang telah
masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
Penulis
7
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3. Kegunaan .................................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi ikan tuna (Thunnus albacore) ................................................... 3
2.2. Kandungan gizi ikan tuna ......................................................................... 4
2.3. Tingkat kesegaran ikan ............................................................................ 5
2.4. PengertianGood Manufacturing Practice (GMP) ..................................... 6
2.5. Standarisasi GMP ...................................................................................... 6
2.6. Pelaksanaan GMP ..................................................................................... 7
2.7. Pengertian dan prinsip pengalengan ......................................................... 9
2.8. SyaratMutuIkanKaleng ............................................................................. 10
III. METODOLOGI
3.1. Waktu dan tempat .................................................................................... 12
3.2. Jenis dan sumber data ............................................................................... 12
3.3. Alat dan bahan .......................................................................................... 12
3.4. Prosedur kerja ........................................................................................... 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Proses pengalengan ikan tuna (Thunnus albacore)................................... 15
4.1.1. Receiving ........................................................................................ 16
4.1.2. Chilling/thawing ............................................................................. 23
4.1.3. Precooking ..................................................................................... 24
4.1.4. Cooling 1 ......................................................................................... 26
4.1.5. Head-off/ Beheading-Skinning ........................................................ 26
8
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.4 Alur proses pengolahan ikan tuna kaleng PT. DELPI .................................. 14
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
ABSTRAK
DIDIN AKBAR. 1622030392. Proses Pengalengan ikan tuna (Thunnus
albacore) DI PT. Delta Fasifik Indotuna Bitung Sulawesi Utara. Dibimbing
oleh Syamsuar dan Nurlaeli Fattah.
Tuna merupakan salah satu hasil komoditi laut yang jumlahnya sangat
melimpah di wilayah indonesia. Tuna merupakan bahan yang mudah rusak dan
memiliki umur simpan yang pendek. Hal ini disebabkan karena adanya cemaran
fisik dan mikrobiologis sehingga perlu dilakukan proses pengalengan produk ikan
tuna. Penulisan tugas akhir ini didasarkan pada kegiatan Pengalaman Kerja
Praktik Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan mulai pada
bulan Januari-Maret 2019 di PT. Delta Pasifik Indotuna, jalan Veteran,
Kecematan Girian, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tahapan pengalengan
ikan Tuna (Thunnus albacore).
Kegiatan proses pengalengan ikan tuna (Thunnus albacore) melalui
beberapa tahapan yaitu Receiving, Pengalengan, Precooking, Colling 1, Head-off
Beheading-Skinning, Loining, Packing, Retorting, Pree cooking, Case up,
Incubation, Coding, Labelling, Packing/pengartonan, dan Storage. Dan kemudian
produk PT. Delta Pasific Indotuna diekspor ke negara-negara timur tengah seperti
Saudia arabia, Yaman, Syria, Yordania, Kuwait, dan negara Afrika selata,
Thailand, Meksiko, serta Amerika.
I. PENDAHULUAN
Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang cukup besar yang terdiri
atas perikanan tangkap, perikanan budidaya pada perairan tawar atau air payau.
Permintaan terhadap hasil perikanan Indonesia, baik dalam bentuk segar maupun
bentuk olahan makin diminati pasar dalam negeri maupun luar negeri.
pembusukan dan kerusakan.Selain itu juga untuk memperpanjang daya awet dan
pengawetan ikan secara modern yang dikemas secara hermatis dan kemudian
disterilkan. Bahan pangan dikemas secara hermetis dalam suatu wadah, baik
kaleng, gelas atau alumunium. Pengemasan secara hermetis dapat diartikan bahwa
penutupannya sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air,
Daya awet makanan kaleng sangat bervariasi tergantung dari jenis bahan
pangan, jenis wadah, proses pengalengan yang dilakukan dan kondisi tempat
produk yang dikalengkan, daya awetnya lama. Kerusakan makanan kaleng pada
umumnya terjadi karena perubahan tekstur dan cita rasa dibandingkan karena
1.2. Tujuan
albacore)
albacore)
1.3. Kegunaan
(Thunnus albacore)
II.TINJAUAN PUSTAKA
perenang cepat, bertubuh seperti cerutu memiliki dua sirip punggung, sirip depan
biasanya pendek dan terpisah dari sirip belakang. Ikan ini juga termasuk ke dalam
kelompok ikan pelagis cepat besar dan sebagin besar memiliki jari-jari sirip
tambahan (finlet) di belakang punggung dan dubur. Sirip dada terletak agak ke
atas, sirip perut kecil, sirip ekor bercagak agak ke dalam dengan jari-jari
penyokong menutup seluruh hipural. Sirip-sirip punggung dubur, perut dan dada
Menurut Ahira (2010), Ikan Tuna adalah ikan laut yang terdiri dari
beberapa spesies dari family Scombridae, terutama genus thunnus. Ikan ini adalah
mempunyai dua sirip punggung, sirip depan yang biasanya pendek dan terpisah
Tubuh ikan tuna tertutup oleh sisik-sisik kecil, berwarna biru tua dan agak
gelap pada bagian atas tubuhnya, sebagian besar memiliki sirip tambahan yang
Phylum : Chordata
Class : Teleostei
Ordo : Perciformes
Genus : Thunnus
yang cepat setelah tertangkap kecuali setelah ditangani dengan baik. Suhu yang
proses autolysis dan pembusukan oleh bakteri yang berjalan sangat cepat, karena
tuna ditangkap dari populasi liar, nelayan tidak dapat leluasa memilih ikan dengan
Tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi yang banyak
diminati, baik di pasar lokal maupun internasional. Ini dikarenakan selain rasanya
yang lezat juga kandungan zat gizinya yang mampu menyehatkan orang dewasa
nilai gizi yang sangat luar biasa. Kadar protein pada ikan tuna hampir dua kali
17
kadar protein pada telur yang selama ini dikenal sebagai sumber protein utama.
Kadar protein per 100 gram ikan tuna dan telur masing-masing 22 g dan 13 g,
(Efendi, 2008).
Salah satu komoditas laut, yaitu Ikan Tuna juga kaya akan asam lemak
omega-3. Kandungan omega-3 pada ikan air laut, seperti Ikan Tuna, adalah 28
kali lebih banyak daripada ikan air tawar. Asam lemak omega-3 mempunyai peran
penting untuk proses tumbuh kembang sel-sel saraf, termasuk sel otak, sehingga
dapat meningkatkan kecerdasan terutama pada anak-anak. Ikan tuna juga kaya
berbagai mineral penting yang esensial bagi tubuh. Kandungan iodium pada ikan
tuna mencapai 28 kali kandungan iodium pada ikan air tawar. Kandungan vitamin
pada ikan tuna, terutama jenis sirip biru sangat tinggi, yaitu mencapai 2,183 IU.
Konsumsi 100 gram ikan tuna sirip biru cukup untuk memenuhi 43,6 persen
kebutuhan tubuh akan vitamin A setiap hari. Ikan tuna juga merupakan sumber
Ikan segar atau basah merupakan ikan yang belum diawetkan melainkan
Ikan yang baik adalah ikan yang masih segar. Ikan segar adalah ikan yang masih
mempunyai sifat sama seperti ikan hidup, baik rupa, bau, rasa maupun teksturnya.
1. Ikan yang baru saja ditankap dan belum mengalami proses pengawetan
dan minuman yang baik. GMP merupakan persyaratan utama sebelum suatu
untuk industry pangan menekankan pula berlakunya Hazard Analysis and Critical
pangan. Untuk dapat melaksanakan GMP secara benar perlu dilaksanakan dengan
ilmu pengetahuan dan standar yang telah ditetapkan oleh pemerinytah Indonesia.
Prinsip dasar GMP lebih menekankan pada proses produksi yang benar
nukan hanya sekedar proses pemeriksaan atau inpeksi. Oleh karena itu Good
yang diperlukan untuk menjaga pangan yang mereka awasi atau kendalikan.
Program sanitasi yang dianggap efektif, menjadi begitu penting dalam industri
pangan sebagai salah satu usaha yang menjamin keamanan pangan. Hal ini
merupakan aspek yang sangat esensial dalam setiap kegiatan dalam cara
agar memenuhi standar mutu dan jaminan keamanan pangan, yaitu : hanya dari
bahan baku yang bermutu baik, dioalah secara cermat, dan dilakukan pada
lingkungan terkontrol.
Hanya dari bahan baku yang bermutu baik dapat diperoleh produk akhir
yang baik. Penilaian terhadap bahan baku dpat didasari dengan penilaian
bahan baku adalah dari mana bahan baku berasal, bagaimana cara
produk yang bermutu baik. Cara penanganan dan proses pengolahan bahan
20
3) Lingkungan Terkontrol
bahan dan peralatan yang digunakan, suhu lingkungan dan pekerja yang
terlibat.
pada banyak aspek, baik aspek operasi pelaksanaan tugas yang terjadi di dalam
a) Cepat
b) Cermat
mutu.
21
c) Bersih
yang bersih.
d) Dingin
pengawetan ikan dengan sterilisasi dalam kaleng. Ikan dimasukkan dalam kaleng,
dipakai terutama adalah ikan segar atau ikan basah. Selain itu, pengalengan juga
dapat dilakukan pada ikan beku dan ikan asap. Bahan mentah untuk pengalengan
harus dipilih yang betul-betul baik. Ikan yang kurang segar akan menimbulkan
hermetisdalam suatu wadah, baik kaleng, gelas atau alumunium.Tiga jenis bahan
yang dipakai dalam proses pembuatan kaleng, yaitu Electrolyte Tin Plate (ETP),
menggunakan timah putih dan lebih baik daya adhesinya terhadap bahan organik.
Pada dasarnya, banyak hal yang harus diperhatikan untuk menjaga mutu
ikan kaleng. Mutu ikan kaleng tergantung pada bahan baku, penanganan dan
pengolahan.
menetapakan mutu bahan baku dan penyimpanan bahan baku untuk ikan tuna
a) Mutu
b) Penyimpanan
dan higienis.
- Air yang dipakai untuk pengolahan iakan kaleng adalah air yang
b) Peralatan
pengolahan ikan tuna dalam kaleng mempunyai permukaan yang halus dan
jasad remik, tidak retak, tidak mempengaruhi mutu produk dan mudah
sesudah digunakan.
24
III. METODOLOGI
pada bulan Januari-Maret 2019 di PT. Delta Pasifik Indotuna, Jalan Veteran,
Untuk memperoleh data yang akurat dan valid, jenis dan sumber data
Alat yang digunakan dalam proses pengolahan ikan tuna kaleng yakni:
Bahan Yang digunakan dalam proses pengolahan ikan tuna kaleng yakni:
1. Ikan Tuna
2. Air
3. Es
4. Kaleng dan tutup kaleng
5. Uap Panas
6. Klorin
7. Sabun cuci tangan
8. Deterjen (sunlight)
9. Master Karton
10. Kertas laber
11. Lem
12. Tinta Print
26
Fish Receiving
Chiling/thawing
Precooking
Cooling 1
Skinning
Loining
Packing
Retorting
Cooling 2
Caseup
Coding Incubation
Labelling
Packing Storange
Produksi utama dari PT. Delta Pasific Indituna adalah ikan tuna kaleng
(cannad tuna) dan frozen frecooked tuna loins sedangkan produk sampingan (by
produc) yaitu pakan ternak atau tepung ikan. Bahan baku yang digunakan untuk
menghasilkan ikan yang dikalengkan dan frozen precooked loins adalah ikan
cakalang (skipjack) dan ikan Tuna (Yellowfin) dengan kualitas eksport dengan
melalui sortiran secara ketat untuk dapat menghasilkan kualitas ikan yang
diinginkan yang biasanya disebut dengan kualitas C-1 (komersial 1) dan NPNP (
1. Receiving.
2. Chilling/thawing.
3. Precooking.
4. Cooling 1
6. Loining.
7. Packing
8. Retorting.
9. Cooling 2
11. Incubation.
12. Coding.
28
13. Labelling.
14. Packing/pengartonan.
15. Storage.
Uraian aktivitas pada setia tahapan proses produksi diatas adalah sebagai
berikut:
merupakan CCP I (critical control point), untuk itu pada tahapan ini memerlukan
pengawasan yang sangat ketat agar proses produksi selanjutnya berjalan lancar.
Ikan yang digunakan adalah ikan fresh (Fresh Fish) dan ikan beku (frozen fish)
baik skipjack dan yellowfin dengan standar BBT (Backbone Temperarure) untuk
ditimbulkan pada area receiving yang mengakibatkan produk akhir ditolak yaitu:
Pembongkaran ikan
500 - 999 gr AA
1,0 – 1,49 kg A
1,5 – 1,79 kg B1
1,8 – 2,49 kg B2
2,5 – 3,49 kg C1
3,5 – 6,99 kg C2
7,0 – 9,99 kg D1
> 10 kg
D2
Sumber : PT. Delta Pasific Indotuna (2019)
Setelah itu ikan disortir berdasarkan jenis dan ukuran ikan kemudian
dimasukkan kedalam basket, kemudian diambil sample tiap lot yang diterima
menggunakan reagent yang siap dipakai, dengan alat utamanya biofish yang
diterima menghasilkan reaksi gatal atau tidak apabila akan dikonsumsi, dengan
standar yang baik yaitu jika dilakukan pengujian dengan hasil 0 PPM (Part Per
30
Million). Untuk melihat klasifikasi kualitas ikan digunakan dapat dilihat pada
Tabel 2.
Z
Z
Item Kualitas C1 KualitasC2 KualitaC3 KualitasC4 KualitasC5
Bau 1 Fresh,bau ikan Netral tidak Netral sedikit Bau Amonia Bau ikan
. seperti rumput bau asam busuk
laut tidak enak
Tekstur2 Elastis dan tegap Tegap dan Tegap dan Lembut Terlalu
sedikit lembut sedikit lembut lembut dan
lunak
Mata 3 Bersih, cerah dan Cerah, bola Lekung Bola mata Bola mata
bola mata mata menonjol kornea keruh mencair merah
menonjol
Kulit 4 Bersih dan cerah Warna tidak Tidak berkilau Rusak pada Kotor,
berkilau jelas / pudar kulit kulit
terkelupas
serta busuk
Keterangan:
C1 : ExcellentC2: GoodC3: FairC4: NPNP (No Past No Pay)
C5: Reject
Berdasarkan tingkat kesegarannya, jenis ikan yang diterima di perusahaan
PT. Delta Pasific Indotuna adalah Fresh dan Frozen. Adapun tahapan
A. Fresh fish
Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar. Pembongkaran ikan
dan benar. Suhu backbone ikan harus 0-4oC. Pengambilan sampel untuk tiap
2. Weighing (Penimbangan)
harus ditiriskan airnya selama kurang lebih 5-10 menit sebelum dilakukan
untuk mengetahui berat kotor. Suhu ikan harus dipertahankan pada suhu
<4oC.
3. Washing (pencucian)
4. Chilling (Pendinginan)
5. Freezing(Pembekuan)
dengan hembusan udara dingin harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak
dan dicatat oleh operator pesawat pembeku. Ikan yang telah dibekukan,
selanjutnya dibawah ke Cold storage agar mutu ikan dan kondisi Frozen
B. Frozen fish
Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar. Pembongkaran ikan
harus baik dan benar. Suhu Backbone Temperature ikan harus beku -18o C.
kandungan histaminnya.
2. Weighing (Penimbangan)
harus ditiriskan airnya selama kurang lebih 5-10 menit sebelum dilakukan
untuk mengetahui berat kotor. Suhu ikan harus dipertahankan pada suhu -
18oC. Setelah tahap ini, ikan di-thawing jika akan dilakukan proses produksi
pada hari kedatangan bahan baku,dan dimasukkan dalam cold storage jika
Ruang penyimpanan dingin harus dijalankan pada suhu -18oC. Udara dingin
33
harus mengalir secara merata dalam ruang penyimpanan dingin. Suhu ruang
4. Weighing II (penimbangan)
sebelum diolah.
5. Thawing (pelelehan)
Pelelehan ikan dilakukan dengan merendam ikan beku kedalam bak dengan
menggunakan air bersih dan mengalir. Suhu tulang belakang ikan setelah
6. Butchering (penyiangan).
Setelah proses chilling (fresh fish) dan thawing (frozen fish) maka dilakukan
ikan dengan cara membelah perut ikanyang pada prinsipnya bertujuan untuk
patogen dan pembusuk yang ada buchering hanya di lakukan pada ikan
dilakukan klasifikasi ukuran dan penyortiran menurut kualitas ikan, baik ikan
segar (fresh fish) maupun ikan beku (frozen fish). Proses produksi pada tahapan
(Pelelehan) untuk ikan beku dan chilling untuk ikan fresh yang akan di
produksi.
antara ikan dan es. Lamanya proses chilling yaitu 3 jam, kemudian
dicuci bersih hingga air yang keluar dari dalam Bin (bak
chilling harus segera diproses < 24 jam. Resiko yang terjadi apabila
tidak di chilling, BBT (Back Bone Temperature) ikan akan naik dan
dibersihkan. Thawing harus merata pada Bin yang sudah diisi air
potable (dapat diminum) yang telah dibersihkan. BBT ikan pada waktu
selesai di thawing antara -20C sampai 20C dan tekstur ikan cukup
perut ikan (gitted) dan klasifikasi (ukuran dan mutu ikan) yang di
pilling (disusun) pada baki (tray) rak pemasakan atau fish cart. Ikan
yang telah di butchering harus dicuci bersih, demikian juga ikan yang
bagian perut dan keluarkan isi perutnya, sedangkan untuk ikan dengan
(pastikan bahwa ikan dipotong pada bagian daging merah) ikan yang
telah di Butchering disusun pada cooking tray jenis dan ukuran ikan
yang sama, kemudian dicuci bersih sehingga tidak keluar darah lagi.
demikian juga ikan yang telah disusun pada rak pemasakan kembali di
precooker/chamber.
4. Sortasi yaitu ikan di sortir atau di pisahkan berdasarkan jenis dan ukuran
tiap lot yang di terima untuk di periksa BBT dan kandungan histamin.
rasiu (1:1:1) antara ikan, air, dan es. Lama proses chillingyaitu pemberian es
dengan rasiu di cuci bersih hingga air yang keluar dari dalam bin tidak lagi
berwarna merah. Ikan fresh yang telah dichillingharus segera di proses <24 jam.
Menurut Akbarsyah (2006), pada proses thawing bak harus diisi air yang
36
bertujuan untuk mencegah kerusakan fisik pada ikan, pada saat ikan yang di
jatuhkandi dalam bak thawing. BBT ikan pada waktu selesai dithawingantara ≤ 20
C dan tekstur ikan layak untuk dibutchering (penyiangan isi perut/pembersihan isi
perut). Untuk mencegah terjadinya chilling dan thawing yang tidak baik, maka
tenaga kerja harus memperhatikan waktu dan tata cara yang benar agar proses
500 gr 30 menit
999 gr 55 menit
3,49 gr 2 jam
10 kg 5 jam
daging ikan, mengurangi kandungan air, lemak, membuat daging ikan menjadi
6 trolly, dengan kapasitas ±2 ton. Penyusunan ikan dalam trolly chamber, ukuran
ataupun potongan bagian tubuh ikan, bagian badan dan ekor disusun dengan cara
terlentang dan selang seling, sedangkan bagian kepala disusun secara vertikal.
dalam trolly Chamber diatur jaraknya agar tidak terlalu dekat sehingga
memudahkan sirkulasi uap panas dalam trolly chamber. Suhu yang digunakan
dalam proses pemasakan awal yaitu 100 ˚C dengan waktu yang berbeda-beda
Ikan yang telah di butchering, diletakkan dalam cooking cart yang sama, baik
jenis dan ukuran agar pada saat pemasakan tidak mengalami resiko. Sebelum ikan
ketinggian suhu tidak boleh berlebihan. Suhu yang tinggi akan mempengaruhi
tekstur daging dan terlalu banyak air yang keluar. Hal ini mengakibatkan daging
skinning dan loin (BBT after cook, pada kisaran frozen = 60 – 650C, fresh = 650C-
38
Cooling time untuk waktu yang dihitung setelah ikan dikeluarkan dari precooker
sampai ikan di skinning 4 jam, jika lebih dari 4 jam maka proses skinning akan
lebih sulit.
Coolingtime untuk waktu yang dihitung setelah ikan dikeluarkan di keluarkan dari
precooker sampai ikan diskinning 2 sampai 4 jam tergantung dari ukuran ikan,
namun jika lebih dari 4 jam maka proses skinning akan lebih sulit.
serta sirip dan ekor ikan. Daging putih yang terdapat pada bagian kepala
dari bagian loining. Bagian kepala ikan lainnya, insang, sirip dan ekor ikan
dikumpulkan pada keranjang plastik (Basket scrap) dan segera dibawa ke bagian
rendering agar tidak menimbulkan bau busuk atau menjadi sumber pertumbuhan
bakteri yang dapat mengkontaminasi ikan yang akan diolah lebih lanjut.
4.1.6.Loining
Menurut Akbarsyah (2006), daging ikan yang telah melalui proses open
atau precook menjadi lunak sehingga mudah untuk memisahkan tulang tengah dan
39
daging. Loining adalah proses pemisahan tulang dan daging merah dari daging
putih dan merupakan CCP II. Dengan model ikan yang dibuat berbentuk (loin,
c. Loin merupakan bagian daging ikan yang paling besar, yang di dapat dari
dilakukan dengan membelah ikan hasil proses skinning secara empat bagian.
Tulang belakang dicabut dan dipisahkan. Belahan ikan diambil dan dihilangkan
tulang kecil yang menempel pada bagian perut dengan cara dikerik. Daging merah
dilaukan dengan tepat agar daging putih tidak ikut tersayat bersama daging merah.
Sisa- sisa daging merah dan kotoran lainnya dibersihan dari daging putih ikan.
Daging merah, tulang dan kotoran lainnya dipisahkan dari daging putih dan segera
Pada tahap pembersihan daging putih, akan diperoleh bentuk loin, chunk
dan flake. Loin adalah bagian daging ikan yang paling besar yang diperoleh dari
pembelahan ikan secara vertikal mengikuti arah tulang belakang ikan. Chunk
merupakan bagian ikan yang berukuran medium yang diperoleh dari lembaran-
lembaran loin yang terlepas. Sedangkan flake adalah bagian daging ikan yang
40
Daging putih yang telah bersih dipisahkan menurut ukuran dan dilakukan
Daging yang off color, off odor dan berbentuk honey comb dibuang kewadah
penampungan limbah.
Adapun resiko yang dapat terjadi pada area loining yang dapat dilihat dari
diagram berikut
Benda logam
Produkrusak
akhir yaitu karyawan harus memperhatikan HACCP, GMP dan SSOP. Sebelum
masuk pada area packing, ikan harus melewati metal detector yang berfungsi
untuk mengetahui apakah didalam ikan terdapat bahan logam sehingga bisa
diketahui.
4.1.7. Packing
Menurut Effendi (2008), besarnya ikan yang akan di masukkan dalam kaleng di
41
sesuiakn dengan ukuran kaleng, ikan tuna berukuran besar biasanya di kemas
dalam kaleng berbentuk oval, sedangkan ikan dengan berukuran kecil di kemas
dalam kaleng berbentuk oval kecil. Dalam pengisian, kaleng tidak di isi penuh,
melainkan di isikan ruang kosong pada bagian atas kaleng ± 1 cm. Ruangan ini di
sebut head space, yang berguna untuk menyediakan ruang yang cukup
untukpenemuan isi kaleng pada waktu sterilisasi. Isi yang terlalu penuh akan
mutunya karena di sangka buruk, selain dari pada head spaceberguna untuk
baik, dan aman untuk du gunakan. Kaleng kosong dari unit pabrik can making
1. Pack Shaper
ikan yang dimasukkan kedalam kaleng yaitu solid,chuck dan flakes. Kaleng yang
digunakan kaleng kosong dari unit pabrik can making diantar dengan mesin can
(loins) pada kaleng dibuat padat agar tetap kompak dalam kaleng.
42
3. Weighing(penimbangan)
dilakukan secepat dan seteliti mungkin. Berat daging ikan (loins) dalam kaleng
ditimbang sesuai standar perusahaan atau permintaan buyer, jumlah daging ikan
yang diisikan ke dalam kaleng (filling weight) 307× 111 = 188/120 gram, kaleng
Pada area penimbangan harus diperhatikan berat ikan yang masuk dalam
kaleng baik Flake dan Chuck. Fill weight Skipjack 120 gr dan yellowfin 122 gr.
Pada area ini penyusunan (insert) ikan harus rapi agar pada saat masuknya
medium filling yaitu larutan minyak/oil (minyak canola dan minyak biji bunga
QA harus memeriksa setiap 1 jam untuk memastikan berat yang diminta oleh
buyer tercapai, kemudian berat dari ikan kaleng dilaporkan dalam fill weight
4. Penutupan kaleng
udara dalam kaleng secara otomatis dengan vacum seamer dan double seaming
43
(penutupan dengan dua lekukan). Mesin seamer terdapat empat head yang
berfungsi untuk proses penutupan kaleng dan terdapat steam proses vacum.
Setelah keluar dari mesin seamer, kemudian ikan kaleng menuju ke can washer
menggunakan air dan sabun, ini bertujuan untuk menghilangkan minyak pada
5. Double seaming
sempurna antara body flange dan end (penutup) kaleng yang dilakukan oleh mesin
seamer. Double seaming dilakukan dengan dua cara yaitu: . 1. First operation
Apabila kedapatan ada kelainan pada double seaming, pertama-tama mekanik dan
Apabila tidak ada kerusakan pada badan dan tutup kaleng tersebut diatas,
maka mekanik harus mengecek dan menyetel komponen yang ada pada mesin
3. False Seam yaitu bagian luar body yang melebar atau tidak saling
5. Dead Head or Skidder yaitu tidak tertutup dengan baik dan terangkat
mesin seamer satu jam sebelum produksi Canning, dan mematuhi standar-standar
yang telah ditetapkan, dengan melihat double seaming inspector report untuk
kaleng dan 307 x 111 ( isi open ). Setelah keluar dari mesin seamer, kaleng
langsung dicuci. Ini bertujuan untuk menghilangkan minyak pada lapisan kaleng
4.1.8.Retorting
pengawasan. Retort bertujuan untuk membunuh kuman dan bakteri sehingga ikan
kaleng dapat bertahan selama kurang lebih 3 tahun. Ikan kaleng disusun dan
dimasukkan ke dalam basket sebelum masuk kedalam mesin retort. Satu mesin
retort memuat empat keranjang dan dimasak secara bersamaan. Operator harus
ukuran 307 x 111, 109 yaitu 75 menit sedangkan kaleng dengan ukuran 211 x
109, 108 yaitu 65 menit,dengan waktu stand by sebelum masuk ke retor max 1,5
jam dan 15 menit pertama dengan suhu 106 0C untuk venting time yaitu proses
membuang semua udara didalam retort, kemudian suhu naik sampai dengan
1160C.
dan suhu) dalam proses dan untuk mempertahankan mutu produk akhir. Apabila
45
sehingga akan merusak tekstur dan cita rasanya. Setelah proses sterilisasi,
menggunakan air hingga suhu kaleng sekitar 35o C – 40o C, tujuannya untuk
dilakukan dengan cara menyimpan basket dalam ruangan kering serta bebas dari
pendinginan ini yaitu untuk mendapatkan tekstur produk yang baik dan bentuk
4.1.10. Case up
setelah melalui tahapan retorting (sterilisasi), dengan cara permukaan ikan kaleng
dilap yang bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kaleng.
Kemudian kaleng yang telah dibersihkan disusun di atas pallet yaitu dalam pallet
lapisan pertama terdapat layer, lapisan kedua yaitu kaleng, begitu seterusnya
menggunakan layer untuk menghindari kontaminasi dari luar pada saat inkubasi.
Proses inkubasi berlangsung selama 7-10 hari pada ruangan yang bebas dari
kaleng yang kembung atau penyok maka segera dipisahkan dengan produk yang
utuh.
secara mekanis dengan posisi ikan kaleng terbalik. Pada proses pengkodean di PT.
Delta Pasific Indotuna yaitu harus tercetak dengan jelas dan terang yang
menunjukkan jenis ikan, kode perusahaan, kode seamer, tanggal produksi, tanggal
kadaluarsa, nama pemasok medium, bulan masuk medium, nama pemasok ikan,
bulan ikan masuk, tanggal pemasok ikan, nomor kedatangan ikan, kondisi ikan
Agar hasil pengalengan (ikan), dapat laku dan tersebar luas pasarnya, maka
perlu pemasangan label yang direncanakan dengan baik dan dengan cap
huruf, dan kombinasi warna harus menarik dan jelas tetapi sederhana. Cap dan
gambar sebaiknya jangan terlalu panjang dan rumit, supaya pembeli muda
label yang direncanakan dengan baik dan dengan merk (brand) yang terkenal
cara ikan kaleng dimiringkan dan dilewatkan pada mesin label. Pada mesin label
Pada lebel harus tercantum merek, komposisi, berat bersih, nilai gizi, saran
penyajian, halal, kode produksi, medium yang digunakan, nama perusahaan serta
bentuk pengepakan.
dari kerusakan fisik. Menurut (Murniyati dan Sunarman, 2000), bahwa kaleng
dipak didalam kotak kayu atau karton yang dibuat dengan ukuran tertentu
kaleng yang satu dan yang lain diberi sekat dengan kardus. Bahan pengepak harus
pengangkutan.
satu gelombang, alasan penggunaan gelombang satu yaitu karena kaleng ikan
digital. Timbangan ini dilengkapi dengan lampu yang memiliki tiga warna yaitu
merah (isi dalam karton lebih), kuning (isi dalam karton kurang), dan hijau (isi
produk ketempat tujuan, untuk menjamin keamanan produk. Produk jadi ikan
kaleng harus disimpan dalam ruang yang aman, ruang penyimpanan harus bersih,
bebas dari kontaminasi dan bebas hama yang dapat merusak produk. Karton yang
telah diisi tidak ditumpuk terlalu tinggi untuk menghindari terjadinya kerusakan
makanan kaleng. Suhu yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan cita
rasa, warna, tekstur dan vitamin yang dikandung oleh bahan, akibatnya akan
menyebabkan terjadinya reaksi kimia. Selain itu, juga akan memacu pertumbuhan
bakteri yang pada saat proses sterilisasi sporanya masih dapat betahan (Adawyah,
2008).
1. Air
Air yang dipakai sebagai bahan penolong dalam proses pengalengan ikan
tuna telah memenuhi syarat kualitas air minum yang telah ditetapkan berdasarkan
SNI. Air yang digunakan di PT. Delta Pasific Indotuna yaitu air yang berasal dari
mata air (sumur bor), air ini telah teruji secara klinis pada laboratorium
pemerintah tiap 6 bulan sekali. Sehingga aman untuk digunakan. Standar air
minum menurut pendapat (Said, 2007) yang menyatakan bahwa air yang
digunakan telah memenuhi persyaratan air minum atau standar air minum, yaitu
tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, tidak mengandung bahan tersuspensi,
dan salah satu jenis sumber air yang baik yaitu air tanah yang pada umumnya
2. Es
Es yang digunakan sesuai SNI 01-4872.1-2006, yaitu dibuat dari air yang
dan disimpan di tempat yang dingin, bersih, bebas dari cemaran bakteri patongen,
5.1. Kesimpulan
Adapum kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan tugas akhir ini
adalah:
1. Ikan yang digunakan adalah ikan segar (Fresh Fish) dan ikan beku (Frozen
Temperature) untuk ikan fresh yaitu < 4ͦC sedangkan frozen -18ͦC.
pengkaratan dan interaksi antara produk dengan bahan pembuat kaleng yang
5.2. Saran
Sebaiknya karyawan lebih berhati-hati dan memperhatikan dalam
melakukan proses pengalengan ikan tuna mulai dari penerimaan bahan baku
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, 2006. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hal.1-
2, 5.
Said,2007.LaporanPraktikumPengalenganIkanTuna.http//:zzhaan. Blogspot-
in/2013/11/laporan-prktikum-ikan-pengalengan-ikan-tuna.html. (diakses 13
Juni 2019).
Saanin, H. 1986. Taksonomi Dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Jakarta.
Winarno, F.G, dan Surono. 2004. Cara Pengolahan Pangan Yang Baik. M-brio
press. Bogor.
52
LAMPIRAN
53
RIWAYAT HIDUP
NIM : 1622030392
PELATIHAN/SEMINAR :-
TELPON : 085334860575
EMAIL :-
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum
DIDIN AKBAR