Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan Pendahuluan Maternitas: Endometriosis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN MATERNITAS

ENDOMETRIOSIS

DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS DI POLI OBGYN

Oleh:

MUHAMAD ARIYANTO
202210461011006

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
lOMoARcPSD|22491836

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

ENDOMETRIOSIS

DEPARTEMEN KEPERAWATAN MATERNITAS


KELOMPOK 7

NAMA: MUHAMAD ARIYANTO


NIM: 202210461011006
TGL PRAKTEK/ 20 – 25 FEBRUARI - 2023

Mahasiswa

(Muhamad Ariyanto)

Malang 23 FEBRUARI 2023

Pembimbing Akademik Pembimbing Intitusi

( Juwitasari., MS ) ( Tunjung Werdi. A.Md.Kep)


lOMoARcPSD|22491836

LAPORAN PENDAHULUAN ENDOMETRIOSIS

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian
Endometriosis adalah keadaan ketika sel-sel endometrium yang seharusnya
terdapat hanya dalam uterus, tersebar juga ke dalam rongga pelvis (Mary Baradero
dkk, 2015).

Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan


keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan
endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus,
atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis. ( Scott, R James, dkk.
2012).

Endometriosis adalah adanya kelenjar dan stroma endometrium di luar


uterus paling sering mengenai ovarium atau perlukaan peritoneum viseralis yang
mengantung (Ralph C. & Martin L., 2019).

2. Klasifikasi

Klasifikasi endometriosis, menurut Scott (2012) :

a. Ringan, yaitu endometriosis yang menyebar tanpa perlekatan pada anterior


atau posterior kavum Duoglasi, peritoneum pelvik, atau permukaan ovarium.
b. Sedang, yaitu :

1) Endometriosis pada satu atau dua ovarium dengan parut dan retraksi atau
endometrioma kecil.
2) Perlekatan minimal sekitar ovarium dengan ovarium yang mengalami
endometriosis.
3) Endometriosis pada anterior atau posterior kavum Douglasi dengan parut
dan retraksi atau perlekatan tanpa menyerang sigmoid.
lOMoARcPSD|22491836

c. Berat, yaitu :
1) Endometriosis pada satu atau dua ovarium dengan ukuran lebih dari 2 x 2
cm2.
2) Perlekatan satu atau dua ovarium, tuba atau kavum Douglasi karena
endometriosis.
3) Keterlibatan usus dan traktus urinarius yang nyata.

3. Etiologi
Penyebab endometriosis tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mencoba
menerangkan kejadian endometriosis yaitu berupa beberapa teori, antara lain:
a. Teori Implantasi dan Regurgitasi.
Teori ini menerangkan adanya darah haid yang dapat menjalar dari kavum
uteri melalui tuba Falopii, tetapi teori ini tidak dapat menerangkan kasus
endometriosis di luar pelvis.
b. Teori Metaplasia.
Teori ini menerangkan terjadinya metaplasia pada sel-sel coelom yang berubah
menjadi endometrium. Perubahan ini dikatakan sebagai akibat dari iritasi dan
infeksi atau hormonal pada epitel coelom. Secara endokrinologis hal ini benar
karena epitel germinativum dari ovarium, endometrium dan peritoneum berasal
dari epitel coelom yang sama.
c. Teori Hormonal.
Telah lama diketahui bahwa kehamilan dapat menyembuhkan
endometriosis. Rendahnya kadar FSH, LH, dan E2 dapat menghilangkan
endometriosis. Pemberian steroid seks dapat menekan sekresi FSH, LH, dan E2.
Pendapat yang sudah lama dianut mengemukakan bahwa pertumbuhan
endometriosis sangat tergantung dari kadar estrogen di dalam tubuh.
d. Teori Imunologik.
Secara embriologis, sel epitel yang membungkus peritoneum parietal dan
permukaan ovarium sama asalnya, oleh karena itu sel endometriosis sejenis
dengan mesotel. Banyak peneliti berpendapat bahwa endometriosis adalah suatu
penyakit autoimun karena memiliki criteria cenderung lebih banyak pada wanita,
lOMoARcPSD|22491836

bersifat familiar, menimbulkan gejala klinik, melibatkan


multiorgan, menunjukkan aktivitas sel B- poliklonal.

4. Patofisiologi
Endometriosis berasal dari kata endometrium, yaitu jaringan yang
melapisi dinding rahim. Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar
rahim. Lokasi tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba
falopii, jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga
di kandung kemih. Endometriosis bukanlah suatu infeksi menular seksual,
sehingga tidak ada hubungannya dengan apakah seorang remaja pernah
berhubungan seksual atau tidak. Untuk memahami masalah endometriosis ini, kita
perlu memahami siklus menstruasi.

Dalam setiap siklus menstruasi lapisan dinding rahim menebal dengan


tumbuhnya pembuluh darah dan jaringan, untuk mempersiapkan diri menerima sel
telur yang akan dilepaskan oleh indung telur yang terhubungkan dengan rahim
oleh saluran yang disebut tuba falopii atau saluran telur. Apabila telur yang sudah
matang tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma, maka lapisan dinding rahim tadi
luruh pada akhir siklus. Lepasnya lapisan dinding rahim inilah yang disebut
dengan peristiwa menstruasi. Keseluruhan proses ini diatur oleh hormon, dan
biasanya memerlukan waktu 28 sampai 30 hari sampai kembali lagi ke awal
proses. Salah satu teori mengatakan bahwa darah menstruasi masuk kembali ke
tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim, sehingga
jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim. Teori lain mengatakan
bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari rahim melalui pembuluh darah
atau kelenjar getah bening, kemudian mulai tumbuh di lokasi baru. Namun, ada
pula teori yang mengatakan bahwa beberapa perempuan memang terlahir dengan
sel-sel yang “salah letak”, dan dapat tumbuh menjadi endometrial implant kelak.
Berbagai penelitian masih terus dilakukan untuk memahami endometriosis ini
dengan baik sehingga dapat menentukan cara yang tepat untuk mengobatinya.
lOMoARcPSD|22491836

Dalam kasus endometriosis, walaupun jaringan endometrium tumbuh


di luar rahim dan menjadi “imigran gelap” di rongga perut seperti sudah
disebutkan tadi,

struktur jaringan dan pembuluh darahnya juga sama dengan endometrium


yang berada di dalam rahim. Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita
sebut endometrial implant) ini juga akan merespons perubahan hormon dalam
siklus menstruasi.

Menjelang masa menstruasi, jaringannya juga menebal seperti saudaranya


yang berada di “tanah air”. Namun, bila endometrium dapat luruh dan melepaskan
diri dari rahim dan ke luar menjadi darah menstruasi, endometrial implant ini
tidak punya jalan ke luar. Sehingga, mereka membesar pada setiap siklus, dan
gejala endometriosis (yaitu rasa sakit hebat di daerah perut) cenderung makin
lama makin parah. Intensitas rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis ini
sangat tergantung pada letak dan banyaknya endometrial implant yang ada pada
kita. Walaupun demikian, endometrial implant yang sangat kecil pun dapat
menyebabkan kita kesakitan luar biasa apabila terletak di dekat saraf. Setiap
bulan, selaput endometrium akan berkembang dalam rahim dan membentuk satu
lapisan seperti dinding. Lapisan ini akan menebal pada awal siklus haid sebagai
persediaan menerima telur tersenyawa (embrio). Bagaimanapun jika tidak ada,
dinding ini akan runtuh dan dibuang sebagai haid.

Endometriosis yang ada di luar rahim juga akan mengalami proses sama
seperti dalam rahim dan berdarah setiap bulan. Oleh kerana selaput ini ada di
tempat tidak sepatutnya, ia tidak boleh keluar dari badan seperti lapisan
endometrium dalam rahim. Pada masa sama, selaput ini akan menghasilkan bahan
kimia yang akan mengganggu selaput lain dan menyebabkan rasa sakit. Lama-
kelamaan, lapisan endometriosis ini semakin tebal dan membentuk benjolan atau
kista (kantung berisi cecair) dalam ovari (Prof.Dr.Nik Mohd Nasri Ismail, 2015).
lOMoARcPSD|22491836

5. Pathway

Prof.Dr.Nik Mohd Nasri Ismail, 2015

6. Manifestasi klinik
Pada umumnya wanita dengan endometriosis tidak memiliki gejala. Gejala
pada umumnya terjadi ketika menstruasi dan bertambah hebat setiap tahunnya
karena pembesaran daerah endometriosis. Gejala yang paling sering terjadi adalah
nyeri panggul, dismenorea (nyeri ketika menstruasi), dispareunia (nyeri ketika
senggama), dan infertilitas (gangguan kesuburan, tidak dapat memiliki anak).
a. Nyeri panggul

Nyeri yang berkaitan dengan endometriosis adalah nyeri yang dikatakan


sebagai nyeri yang dalam, tumpul, atau tajam, dan biasanya nyeri bertambah
ketika menstruasi. Pada umumnya nyeri terdapat di sentral (tengah) dan nyeri
yang terjadi pada satu sisi berkaitan dengan lesi (luka atau gangguan) di
indung telur atau dinding samping panggul. Dispareunia terjadi terutama pada
periode premenstruasi dan menstruasi. Nyeri saat berkemih dan dyschezia
dapat muncul apabila terdapat keterlibatan saluran kemih atau saluran cerna.
lOMoARcPSD|22491836

b. Dismenorea

Nyeri ketika menstruasi adalah keluhan paling umum pada endometriosis.

c. Infertilitas
Efek endometriosis pada fertilitas (kesuburan) terjadi karena terjadinya
gangguan pada lingkungan rahim sehingga perlekatan sel telur yang sudah dibuahi
pada dinding rahim menjadi terganggu. Pada endometriosis yang sudah parah,
terjadi perlekatan pada rongga panggul, saluran tuba, atau indung telur yang dapat
mengganggu transportasi embrio (Missrani, 2019).

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanyaendometirosis ini antara


lain:
a. Uji serum

CA-125: Sensitifitas atau spesifisitas berkurang


Protein plasenta 14 : Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami
infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan. Antibodi endometrial:
Sensitifitas dan spesifisitas berkurang

b. Teknik pencitraan

Ultrasound: Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma


dengan sensitifitas 11% MRI: 90% sensitif dan 98% spesifik Pembedahan:
Melalui laparoskopi dan eksisi. (Scott, R James, dkk. 2012)
8. Penatalaksanaan

a. Kolaboratif
Kehamilan bisa memperlambat perkembangan endometriosis karena
menstruasi (ovulasi) berhenti selama kehamilan dan laktasi. Ada beberapa wanita
yang menjadi asimptomatis setelah melahirkan. Fertilitas wanita dengan
endometriosis rendah maka bagi pasangan yang menginginkan anak memerlukan
bantuan medis.
lOMoARcPSD|22491836

Kontrasepsi oral yang mengandung estrogen yang minimal dan progestin yang
tinggi dapat menyebabkan atrofi endometrium. Obat-obat antigonadotropik seperti
Danasol dapat juga dipakai untuk menekan kegiatan ovarium. Danasol dapat
menghentikan perkembangan endometrium, mencegah ovulasi, dan menyebabkan
atrofi jaringan endometrium yang ada di luar uterus (jaringan endometrium ektopik).
Kelemahan dari obat-obat ini adalah sangat mahal, adanya efek samping seperti
mual, cepat lelah, depresi, berat badan bertambah, menyerupai gejala menopause,
dan osteoporosis.
Apabila tidak ada respons terhadap terapi konservatif, intervensi bedah dapat
dilaksankan. Pembedahan laser laparoskopi adalah pembedahan yang bisa
mempertahankan fertilitas pasien karena pembedahan ini hanya melepas adhesi dan
menghancurkan jaringan endometrium yang ada dalam rongga pelvis. Bedah radikal
meliputi pengangkatan uterus, tuba fallopi, dan ovarium. Endometriosis bisa
berhenti ketika menopause.
b. Mandiri

Pasien perlu merasa yakin bahwa endometriosis dapat diobati. Perlu diterapkan
kepada pasien efek samping dari obat-obat yang dipakainya, strategi untuk
menangani nyeri yang kronis juga perlu dijelaskan (Mary Baradero dkk, 2015).

9. Komplikasi
a. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis
dekat kolon atau ureter.
b. Torsi ovarium atau ruptur ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma.
c. Infertilitas, ditemukan pada 30% – 40% kasus. Endometriosis
merupakan penyebab infertilitas kedua terbanyak pada wanita.
lOMoARcPSD|22491836

10. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga


atau masyaralat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
actual ataupun potensial. Diagnose keperawatan merupakan dasardalam penyusunan
rencana tindakan asuhan keperawatan.
Adapun diagnosa yang diangkat dari masalah setelah dilakukan tindakan adalah :
a. SDKI 2016 : D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b. SDKI 2016 : D.0080 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
c. SDKI 2016 : D.0077 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
( mis. Abses,amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat, prosedur
operasi, trauma, latihan fisik berlebihan )
d. SDKI 2016 : D.0142 Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
lOMoARcPSD|22491836

DAFTAR PUSTAKA

A Potter, & Perry, A. G. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,


Proses, Dan Praktik. EGC : Jakarta
Mary Baradero dkk. (2015). Prinsip dan Praktek Keperawatan Perioperatif.
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Missrani, 2009. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta.
http://missrani.multiply.com/journal/item/45/endometriosis. Diakses pada 5
Oktober 2022
Prof.Dr.Nik Mohd Nasri Ismail. 2015. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC :
Jakarta
Ralph C.& Martin L. Pernoll . 2019. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. EGC.
Jakarta.
Scott, R James, dkk. 2012. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:
Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai