Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Administrator
i
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
MODUL
MANAJEMEN RISIKO
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR
ii
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
MANAJEMEN RISIKO
Modul Pelatihan Kepemimpinan Administrator
PENULIS MODUL:
Dr. Elly Fariani, Ak., M.Sc
Ir. Lestari Indah
iii
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
KATA PENGANTAR
v
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
vi
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
vii
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
viii
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat ........................................................................................... 3
C. Tujuan Pembelajaran .................................................................................... 5
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ....................................................... 6
BAB II SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP), TATA KELOLA
PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE/GGG) DAN
TIGA LINI PERTAHANAN (THREE LINES OF DEFENSE) ....................................... 8
A. Indikator Keberhasilan ................................................................................. 8
B. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) ...................................... 8
a) Dasar Hukum ......................................................................................... 8
b) Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) .......... 9
c) Tujuan SPIP .............................................................................................. 11
C. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Government
Governance/GGG) ............................................................................................... 19
a) Prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good
Government Governance/GGG) ..................................................................... 21
b) Pilar-pilar Good governance............................................................... 28
c) Karakteristik Dasar Good governance ................................................... 29
d) Hubungan antara Tata Kelola organisasi dan Enterprise Risk
Management .................................................................................................... 30
D. TIGA LINI PERTAHANAN (THREE LINES OF DEFENSE) ..................... 32
a) Konsepsi, dan Model Pendekatan Tiga Lini Pertahanan (Three lines
of defence)........................................................................................................ 32
b) Implementasi Tiga Lini Pertahanan pada Organisasi Sektor Publik
(Pemerintah).................................................................................................... 36
E. Rangkuman .................................................................................................. 39
F. Latihan.......................................................................................................... 40
ix
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
xi
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
xii
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
xiii
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Implementasi SPIP.................................................................. 10
Gambar 2.2 COSO Integrated Framework dan Perspective ................................. 11
Gambar 2.3 Mekanisme Implementasi SPIP ......................................................... 12
Gambar 2.4 Unsur-Unsur SPIP ............................................................................... 13
Gambar 2.5 Unsur Lingkungan Pengendalian ....................................................... 14
Gambar 2.6 Penilaian Risiko ................................................................................... 15
Gambar 2.7 Kegiatan Pengendalian ....................................................................... 16
Gambar 2.8 Informasi dan Komunikasi ................................................................. 17
Gambar 2.9 Pemantauan Kegiatan Pengendalian ................................................. 18
Gambar 2.10 Model Three Lines of Defense ......................................................... 36
Gambar 4.1 Arti Risiko ............................................................................................ 67
Gambar 4.2 Hierarchie Pemilik Risiko ................................................................... 81
Gambar 4.3 Arsitektur Manajemen Risiko ............................................................ 88
Gambar 4.4 Komponen Kerangka Kerja Manajemen Risiko ................................ 89
Gambar 4.5 Proses manajemen risiko ................................................................. 114
Gambar 5.1 Kriteria Risiko dan Tingkat Risiko .................................................. 159
Gambar 5.2 Matriks Risiko ...................................................................................... 161
Gambar 5.3 Contoh Kamus Bahaya ...................................................................... 162
Gambar 5.4 Alur Analisis Perizinan Berusaha Berbasis Risiko ......................... 168
Gambar 5.5 Hubungan Antara Matriks Analisis Perizinan Berusaha dengan PP
5/2021 dan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga tentang Standar Usaha....... 172
Gambar 6.1 Bagaimana Konflik Dimulai. ............................................................. 180
Gambar 6.2 The Circle of Conflict ......................................................................... 182
Gambar 6.3 Instrumen Konflik Thomas-Kilman ................................................. 210
Gambar 6.4 Kerangka Analisis Keamanan Ancaman .......................................... 222
Gambar 6.5 Ambang Batas Risiko Yang Dapat Diterima .................................... 225
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Contoh RACI matriks sederhana 110
Tabel 4.2. Contoh Lembar Kerja Persiapan Penerapan Manajemen Risiko
Terpadu 120
Tabel 4.3. Contoh rencana komunikasi – pemangku kepentingan Internal 132
Tabel 4.4. Contoh rencana komunikasi – pemangku kepentingan Eksternal 133
Tabel 4.5. Kategori Risiko di Organisasi 135
Tabel 4.6. Matriks Analisis Risiko 138
Tabel 4.7. Level Risiko 138
Tabel 4.8. Selera Risiko 139
Tabel 4.9. Mekanisme penyampaian dokumen Manajemen Risiko 149
xiv
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
xv
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator harus
memiliki kompetensi yang layak untuk dapat menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya setelah selesai mengikuti pelatihan. Mata pelatihan
Manajemen Risiko ini merupakan mata pelatihan baru yang diajarkan
pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator. Dengan memahami konsep
dan berlatih mengimplementasikan manajemen risiko selama proses
pelatihan diharapkan peserta mampu menerapkannya di instansi masing-
masing guna menghadapi lingkungan yang selalu berubah.
Mata pelatihan Manajemen Risiko ditetapkan sebagai materi yang
harus dikuasai oleh setiap peserta Pelatihan Kepemimpinan
Administrator. Hal tersebut karena sebagaimana diketahui bahwa setiap
aktivitas organisasi, apapun jenis dan seberapapun besarnya, pasti
menghadapi berbagai pengaruh, baik berupa faktor yang berasal dari
internal maupun eksternal organisasi, yang membuat seluruh insan
organisasi, baik di tingkat pimpinan sampai dengan pelaksana (staf biasa),
tidak memiliki kepastian mengenai bagaimana dan kapan mereka dapat
meraih sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Dampak ketidakpastian
pada pencapaian sasaran organisasi ini merupakan risiko.
Secara umum, suatu organisasi dalam mengelola risiko organisasi
akan melakukan langkah-langkah berikut: (i) mengidentifikasi risiko, (ii)
menganalisa dan (iii) mengevaluasi nya, untuk (iv) memastikan apakah
risiko yang diidentifikasi tersebut perlu mendapatkan perlakuan risiko
tertentu.
1
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
2
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
B. Deskripsi Singkat
Konsep Manajemen Risiko telah dikembangkan cukup lama dan
diterapkan dalam berbagai sektor industri sesuai dengan kebutuhan yang
beragam. Dalam pelaksanaannya masih dibutuhkan suatu proses yang
konsisten dan berkesinambungan dalam suatu kerangka kerja yang
komprehensif. Hal tersebut diperlukan guna memastikan bahwa
pengelolaan risiko dapat dilaksanakan secara efektif, efisien serta
koheren bagi organisasi. Setiap bidang aplikasi manajemen risiko
mempunyai kebutuhan, partisipan dan persepsi serta kriteria yang
spesifik sesuai dengan bidang tugas dan sektor bisnis masing-masing
organisasi. Oleh karena itu, salah satu fitur kunci dari ISO 31000 adalah
3
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
―menetapkan konteks risiko sebagai salah satu kegiatan awal dari proses
manajemen risiko yang generik. Dalam proses penetapan konteks akan
menangkap secara tepat sasaran organisasi, lingkungan dimana sasaran
tersebut akan dicapai, para pemangku kepentingan yang terkait, dan
berbagai macam risiko terkait, yang kesemuanya ini akan membantu
mengungkapkan, menilai, dan mengakses sifat serta kompleksitas dan
risiko–risiko terkait, sehingga dapat didesain langkah-langkah mitigasi
yang tepat.
Untuk memudahkan dan memberikan gambaran yang
komprehensif peran manajemen risiko dalam konteks dan perspektif
organisasi yang menyeluruh, modul ini dilengkapi dan didahului dengan
pemahaman tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP),
Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Corporate Governance) serta
Tiga Lini Pertahanan (Three Lines of Defense). Selanjutnya pada bab
berikutnya, modul ini dilengkapi dengan materi mengenai perlunya
membangun budaya sadar risiko (risk awareness culture) dan strategi
yang dapat dilakukan dalam mendukung terbangunnya budaya sadar
risiko serta materi mengenai manajemen perubahan (change
management), yang memberikan panduan dasar mengenai bagaimana
merubah budaya yang ada pada organisasi guna mendukung
terlaksananya mewujudkan budaya sadar risiko pada organisasi masing-
masing peserta.
Adapun Perizinan Berusaha Berbasis Risiko adalah satu bentuk
reformasi regulasi yang sangat mendasar sehingga dibutuhkan
pemahaman metodologi analisis risiko kegiatan usaha mulai dari
pengidentifikasian kegiatan usaha, penentuan tingkat risiko hingga
penentuan persyaratan dan kewajiban yang berfungsi memitigasi risiko.
4
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Tingkat Risiko adalah hasil perkalian nilai bahaya dengan nilai potensi
terjadinya bahaya dan diharapkan tidak ada Risiko yang terabaikan pada
saat menetapkan jenis perizinan berusaha. Selanjutnya jenis Perizinan
Berusaha ditentukan berdasarkan Tingkat Risiko kegiatan usahanya.
Modul ini juga dilengkapi dengan penjelasan menyeluruh serta
panduan pelaksanaan analisis risiko kegiatan usaha dan penyusunan
Standar Usaha yang mitigasi risiko kegiatan usaha.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta diharapkan memahami
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik (Good Government Governance/GGG), budaya dan manajemen
risiko serta mampu mengimplementasikan strategi dan kebijakan
organisasi berdasarkan platform manajemen risiko terpadu pada unit
organisasi yang dipimpinnya serta memahami peran dan tanggung
jawabnya dalam membangun budaya manajemen risiko dan
implementasi manajemen risiko dalam unit organisasi peserta.
Melalui modul ini, peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator
khususnya ASN level eselon III juga diharapkan memahami metodologi
analisis risiko mengingat proses analisis risiko dilakukan secara mandiri
oleh masing-masing Kementerian/Lembaga, dan bagi ASN Daerah
diharapkan dapat memahami konsep dasar dari proses penetapan tingkat
risiko suatu kegiatan usaha.
2. Indikator Hasil Belajar:
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat
memahami dan menjelaskan:
5
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
6
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
7
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
BAB II
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP), TATA
KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNMENT
GOVERNANCE/GGG) DAN TIGA LINI PERTAHANAN (THREE LINES OF
DEFENSE)
A. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari materi diklat ini, peserta diklat diharapkan
mampu memahami arti dan konsep SPIP, Tata Kelola Pemerintahan Yang
Baik serta Tiga Lini Pertahanan dan implementasinya pada organisasi
publik. Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dikuasai setelah
mempelajari kegiatan belajar pada sesi ini yaitu:
• Memahami konsep Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP);
• Memahami konsep Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good
Government Governance/GGG), dan Three Lines of Defense (3LD);
• Memberikan contoh penerapan SPIP, GGG dan 3LD di organisasi
publik
B. Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP)
a) Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah
(SPIP) adalah sebagai berikut:
Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara,
Pasal 58 (1), menyatakan bahwa:
Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku pimpinan
tertinggi Pemerintahan mengatur dan menyelenggarakan sistem
pengendalian intern di lingkungan pemerintahan secara menyeluruh.
8
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
9
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
10
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
c) Tujuan SPIP
SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan
11
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
12
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
13
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
14
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
15
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
16
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
e) PEMANTAUAN (Monitoring)
Pemantauan Berkelanjutan dan Evaluasi Terpisah – pemantauan yang
terus menerus (ongoing monitoring) dan/atau evaluasi terpisah
(separate evaluation) memungkinkan manajemen untuk menentukan
apakah komponen lain dari pengendalian internal atas pelaporan
keuangan terus berfungsi dari waktu ke waktu.
Pelaporan Kelemahan – Kelemahan pengendalian internal
diidentifikasi dan dikomunikasikan secara tepat waktu kepada pihak-
pihak yang bertanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif, dan
juga kepada manajemen serta dewan yang sesuai.
19
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
20
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
21
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
22
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
23
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
24
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
tanpa pandang bulu. Oleh karena itu langkah awal penciptaan good
governance adalah membangun sistem hukum yang sehat, baik perangkat
lunak (software), perangkat kerasnya (hardware), maupun sumber daya
manusia yang menjalankan sistemnya (humanware).
● Transparansi (Transparency)
Keterbukaan adalah salah satu karakteristik good governance
terutama adanya semangat zaman serba terbuka dan akibat adanya
revolusi informasi. Keterbukaan mencakup semua aspek aktivitas yang
menyangkut semua kepentingan publik. Pemerintah berkewajiban
memberikan informasi keuangan dan informasi lainnya yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang
berkepentingan. Menurut Meuthia Ganie Rochman (2000), transparansi
adalah adanya kebijakan terbuka bagi pengawasan. Sedangkan yang
dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap aspek
kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau publik. Keterbukaan
informasi diharapkan akan menghasilkan persaingan politik yang sehat,
toleran, dan kebijakan dibuat berdasarkan preferensi publik.
● Daya Tanggap (Responsiveness)
Responsiveness sebagai konsekuensi logis dari keterbukaan, maka
setiap komponen yang terlibat dalam proses pembangunan good
governance perlu memiliki daya tanggap terhadap keinginan maupun
keluhan setiap stakeholders.
● Consensus Orientation
Berorientasi pada konsensus berarti pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan harus merupakan hasil kesepakatan bersama diantara para
aktor yang terlibat. Hal ini sejalan dengan konsep partisipatif dimana
adanya keterlibatan dari masyarakat dalam merumuskan secara bersama
25
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
26
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
27
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
28
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
29
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
30
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Balanced Code of
Value Management
31
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
32
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
33
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
34
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
35
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
37
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
38
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
E. Rangkuman
Pemahaman yang cukup mengenai arti penting dan konsep Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Tata Kelola Pemerintahan Yang
Baik(Good Corporate Governance) dan Tiga Lini Pertahanan (Three Lines
of Defense) serta bagaimana pengimplementasinya pada organisasi
publik merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh setiap ASN,
khususnya ASN pada tingkat Struktural eselon 3 & 4. Hal ini karena pada
lini ini lah aktivitas operasional suatu organisasi secara harian dikelola
dan menjadi basis utama dari tata kelola organisasi secara keseluruhan.
39
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
F. Latihan
Jawab/diskusikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
40
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Pilihan Ganda:
1. Yang merupakan ciri-ciri dari Good Government adalah…
a. Bekerja secara sistemik
b. Arogan
c. Birokratisme
d. Bekerja secara naluriah
41
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
42
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
43
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
KUNCI JAWABAN
Pilihan ganda:
1. a
2. a
3. a
4. c
5. c
6. d
7. b
Essay:
1. Yang dimaksud dengan Lingkungan Pengendalian adalah dasar
dari pengendalian internal, memberikan disiplin dan struktur
dengan menetapkan nilai-nilai organisasi dan mempengaruhi
kesadaran pengendalian.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menilai
lingkungan pengendalian klien meliputi:
Integritas dan nilai-nilai etika, mencakup: (1) tindakan
manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi insentif dan
godaan dari pihak personel untuk melakukan tindakan yang tidak
jujur, ilegal, atau tidak etis, (2) pernyataan kebijakan, dan (3) kode
perilaku
Komitmen terhadap kompetensi, termasuk pertimbangan
tingkat kompetensi oleh manajemen untuk tugas tertentu dan
bagaimana level tersebut diterjemahkan ke dalam keterampilan
dan pengetahuan yang diperlukan.
Partisipasi dewan direksi atau komite audit, termasuk
interaksi dengan auditor internal dan eksternal (independen)
44
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
45
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
46
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
47
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
48
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
BAB III
BUDAYA RISIKO DAN ASPEK FUNDAMENTAL MANAJEMEN RISIKO
A. Budaya Risiko
a) Pengertian Budaya Risiko
Budaya (Peduli) Risiko atau Risk Awareness Culture adalah suatu pola
perilaku semua personil/pegawai dalam berinteraksi dan berpersepsi
pada suatu organisasi yang mempertimbangkan risiko dalam setiap
proses pengambilan keputusan dan cara melakukan pekerjaan secara
berkelanjutan.
Keberhasilan mengkomunikasikan dan mengintegrasikan manajemen
risiko dalam sebuah organisasi tidak terletak pada tekniknya akan tetapi
tergantung pada seluruh pegawai organisasi selaku pengambil dan
pengelola risiko pada organisasi tersebut. Jumlah pegawai, karakter
individu, sikap (attitude) dan keterampilan dari masing-masing pegawai
yang berbeda dalam organisasi menuntut adanya budaya organisasi
dimana setiap orang dituntut untuk menjadi pimpinan risiko atas setiap
tugas yang diembankan kepadanya, karena setiap pegawai bertanggung
jawab atas setiap kegiatan dan hasil kerjanya.
b) Tahapan Pengembangan Budaya Risiko
Budaya Risiko hendaknya dikembangkan sesuai dengan nilai-nilai
organisasi dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai sasaran di
seluruh jajaran organisasi. Budaya Risiko diwujudkan melalui
pemahaman dan pengelolaan risiko sebagai bagian dari setiap proses
pengambilan keputusan di seluruh tingkatan organisasi. Bentuk
pemahaman dan pengelolaan risiko, sebagaimana dimaksud di atas dalam
49
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
50
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
51
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
52
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
53
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
54
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
(Sumber:http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/asset/files/post/a_47/M
akalah_Manajemen_Risiko.pdf)
B. Manajemen Perubahan
a) Pengertian Manajemen Perubahan
Manajemen Perubahan adalah wujud pendekatan melalui suatu
proses untuk mengubah individu, tim, dan organisasi yang berlangsung
secara terus menerus untuk memperbaharui sebuah organisasi.
Perubahan ini berhubungan dengan arah, struktur, dan kemampuan
untuk organisasi tersebut tetap survive dan bahkan mencapai puncak
perkembangannya menuju kondisi masa depan yang lebih baik.
Manajemen perubahan (change management) sering dikaitkan
dengan manajemen sumber daya manusia karena yang menjadi objek
utama perubahan adalah sumber daya manusia. Change management
dalam suatu organisasi umumnya dilakukan dengan perubahan kebijakan
yang sederhana hingga kebijakan yang kompleks dan berpengaruh
terhadap perubahan organisasi.
Sebagai makhluk yang dinamis, manusia tidak bisa berdiam diri
dengan kondisi lingkungan yang terus bergerak, sehingga perubahan
diperlukan untuk mengarahkan pergerakan manusia ke arah yang
diinginkan demi mencapai tujuan organisasi atau organisasi.
b) Tujuan Manajemen Perubahan
Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu
organisasi, tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia
organisasi tidak akan bertahan lama. Perubahan bertujuan agar
organisasi tidak menjadi statis melainkan tetap dinamis dalam
menghadapi perkembangan jaman, kemajuan teknologi dan dibidang
pelayanan yang berkualitas.
55
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
56
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
58
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
sesuatu dengan cara dan metode yang berbeda dari sebelumnya yang
dinilai kurang efektif.
Manajemen perubahan dirumuskan oleh seorang pimpinan, namun
dalam praktiknya seringkali dilakukan oleh seorang pimpinan secara
langsung. Sehingga kerjasama diantara keduanya bisa membentuk
perubahan yang lebih optimal.
E. Rangkuman
Setiap organisasi menghadapi ketidakpastian dalam pencapaian visi,
misi dan tujuannya dan tidak setiap organisasi siap menghadapi
ketidakpastian. Daya tahan organisasi terhadap risiko akan tergantung
pada bagaimana organisasi tersebut mempersiapkan diri secara
sistematis terhadap eksposur risiko yang mungkin dihadapi.
Kekuatan yang paling fundamental adalah terciptanya ―budaya risiko
(risk culture) dimana organisasi sudah secara otomatis dan menyeluruh
menerapkan pengambilan keputusan yang berbasis risiko (risk based
decision making), serta menyatukan keseimbangan antara risiko dan
pengendalinya (risk and control) dalam setiap proses bisnis organisasi.
Membangun dan memelihara kultur sadar risiko pada organisasi
harus diwujudkan secara nyata. Dalam hal ini perusahaan harus terus
menerus membangun lingkungan internal yang kondusif untuk
memungkinkan proses manajemen risiko berjalan dengan lancar.
Manajemen Perubahan merupakan pendekatan yang dapat dilakukan
untuk mengubah individu, tim, dan organisasi yang berlangsung secara
terus menerus untuk menumbuhkan budaya organisasi yang peduli
risiko. Perubahan ini berhubungan dengan arah, struktur, dan
kemampuan untuk organisasi tersebut tetap survive dan bahkan
mencapai puncak perkembangannya menuju kondisi masa depan yang
59
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
60
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
kurang 80%, sebaiknya Anda ulangi kegiatan belajar modul Budaya Risiko
dan Aspek Fundamental Manajemen Risiko.
Kunci Jawaban
1. Budaya organisasi merupakan nilai yang memiliki
karakteristik tertentu karena setiap organisasi memiliki
perbedaan mendasar antara satu organisasi dengan organisasi
lainnya. Oleh karena itu budaya organisasi tidak akan sama
antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Perbedaan
tersebut mengindikasikan bahwa budaya organisasi
cenderung dibentuk oleh karakter manusia yang ada di dalam
organisasi, terutama dari orang-orang yang mendirikan
organisasi tersebut, jadi budaya itu banyak dibentuk oleh
pendirinya dan selanjutnya berkembang sesuai dengan
perubahan yang terjadi setiap saat dalam setiap organisasi..
2. Terdapat beberapa hambatan dalam menerapkan risk
management culture, diantaranya:
● Risiko pada sektor publik seringkali masih dipandang
sebagai sesuatu yang negatif, sehingga jika ditampilkan
sebagai sesuatu yang formal dikhawatirkan akan
memberi kesan buruk atau bahkan tumbuh resistensi
yang kuat dan menghalangi seseorang untuk berbuat.
Padahal, jika risiko tersebut benar terjadi dan tidak
dipersiapkan langkah- langkah mitigasinya, maka
dampaknya bisa jadi lebih buruk.
● Risiko dipandang sebagai sumber pemborosan biaya.
Meskipun pada umumnya pimpinan instansi menyadari
bahwa biaya/kerugian yang timbul akibat kegagalan
61
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
62
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
63
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
64
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
BAB IV
MANAJEMEN RISIKO
65
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
66
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Mamduh Hanafi
Menurut Hanafi (2009), pengertian resiko adalah bahaya, akibat atau
konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang
berlangsung atau kejadian yang akan datang.
Standar internasional ISO 31000 (yang diadopsi AS/NZS dalam
AS/NZS ISO 31000:2009) mendefinisikan risiko sebagai “the effect of
uncertainty on objectives”.
Prof Dr.Ir. Soemarno, M.S
Menurut Soemarno pengertian resiko adalah suatu kondisi yang
timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi
tidak menguntungkan yang mungkin terjadi.
(https://www.academia.edu/32479884/COUNTRY_RISK_AN
ALYSIS_keu_int)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Pengertian risiko menurut KBBI adalah segala kemungkinan
terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
Dari berbagai definisi tersebut, risiko selalu dihubungkan dengan
kemungkinan terjadinya atau ketidakpastian dan pencapaian tujuan.
Secara sederhana Risiko dapat digambarkan sebagai berikut:
68
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
69
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
72
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
73
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
74
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
76
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
78
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
79
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
80
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
81
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
82
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
83
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
84
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
85
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
86
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
87
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
si &
nika
Kon
Ko
sult
mu
penggunanya
asi
Mempertimbangkan
faktor manusia dan budaya kerangka kerja
Transparan dan Inklusif
Dinamis, berulang &
PRINSIP MANAJEMEN RISIKO
untuk mengelola
risiko dan bagaimana komponen tersebut saling berhubungan.
Agar dapat berhasil dengan baik, manajemen risiko harus diletakkan
dalam suatu kerangka kerja manajemen risiko. Kerangka kerja ini akan
menjadi dasar dan penataan yang
Mandat &
mencakup seluruh Komitmen kegiatan manajemen
risiko di segala tingkatan organisasi.
Kerangka kerja ini akan Perbaikan
membantu organisasi
Pengimple
berkelan mentasian
mengelola risiko secara manajemen efektif melalui
penerapan proses Pemanta
uan dan manajemen risiko
tinjauan
88
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
89
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
dan strategi yang tepat dalam pelaksanaannya. Guna melaksanakan hal ini
maka manajemen harus:
● Mengartikulasikan dengan jelas pentingnya manajemen risiko bagi
organisasi dan menetapkan kebijakan manajemen risiko;
● Menetapkan indikator kinerja manajemen risiko yang selaras dengan
indikator kinerja organisasi;
● Memastikan bahwa sasaran manajemen risiko selaras dengan
strategi dan sasaran organisasi;
● Memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang‐ undangan;
● Menegaskan secara jelas dan dengan akuntabilitas serta tanggung
jawab unit manajemen risiko pada tingkatan yang memadai;
● Memastikan bahwa tersedia alokasi sumber daya yang cukup untuk
kegiatan manajemen risiko;
● Mengkomunikasikan manfaat manajemen risiko ke seluruh
pemangku kepentingan terkait; dan
● Memastikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko senantiasa
berfungsi dengan baik.
Gambar 16. di atas memperjelas gambaran umum mengenai kerangka
kerja manajemen risiko sebagai induk dari proses manajemen risiko yang
lebih bersifat teknis. Kerangka kerja ini tidak dimaksudkan untuk
menggambarkan sebuah sistem manajemen baru, tetapi lebih ditujukan
untuk membantu organisasi dalam mengintegrasikan manajemen risiko
ke dalam sistem manajemen organisasi keseluruhan. Secara sederhana,
skema di atas menunjukkan gambaran mengenai bagaimana seharusnya
tata kelola manajemen risiko (risk governance structure) dilaksanakan.
Tata kelola manajemen risiko yang baik terdiri dari tiga aspek, yaitu
struktural, operasional, dan perawatan. Aspek struktural adalah sejumlah
90
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
91
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Aspek perawatan dari tata kelola manajemen risiko antara lain terdiri
dari:
● Pendidikan dan pelatihan berlanjut;
● Komunikasi dan publikasi;
● Reviu dan audit tata kelola manajemen risiko; serta
● Benchmarking.
Pengelola manajemen risiko organisasi mempunyai cakupan tanggung
jawab yang cukup luas, sesuai dengan ukuran besarnya organisasi. Ini
terjadi karena risiko yang dihadapi organisasi juga mempunyai cakupan
yang cukup luas, antara lain meliputi risiko strategis, operasional,
keuangan, hukum, dan lain‐lain. Gambar Gambar 4.4. di atas menunjukkan
bahwa terlepas dari besar kecilnya organisasi, pelaksana manajemen
risiko haruslah mengeluarkan kebijakan, aturan, dan standar pengelolaan
risiko yang akan digunakan di seluruh organisasi. Kebijakan, standar,
dan aturan ini akan digunakan dalam menanggapi risiko‐risiko bisnis
yang umum maupun spesifik.
Aturan dan standar ini akan digunakan oleh pelaksana kegiatan bisnis
dan proses organisasi dalam menangani risiko‐ risiko yang menjadi
tanggung jawabnya sebagai pemangku risiko dan dalam konteks
peraturan serta hukum yang berlaku.
ISO 31000 menempatkan mandat dan komitmen pada urutan pertama
dalam kerangka kerja manajemen risiko. Ini bertujuan untuk memastikan
bahwa manajemen organisasi mempunyai komitmen yang kuat dalam
menerapkan manajemen risiko secara efektif dan menempatkan
pelaksana manajemen risiko pada posisi yang layak. Sasaran ini dapat
dicapai apabila persyaratan yang digariskan dipenuhi secara memadai.
92
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
94
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
95
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
1 Persiapan A R I
2 Komunikasi dan I A R C
96
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Konsultansi
3 Menentukan C A R C
Konteks
4 Asesmen Risiko
Identifikasi I C R A/R
Risiko
Evaluasi Risiko I A C R
5 Perlakuan Risiko I A C R
6 Monitoring dan R A R C
Reviu
7 Pelaporan C A R R/C
Manajemen
Risiko
97
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
98
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
101
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
102
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
tunggu tidak terlalu lama. Salah satu sasaran bisnis restoran adalah
kepuasan pelanggan dan kembalinya pelanggan yang puas. Untuk kasus
ini maka ukuran output yang dikehendaki oleh pelanggan harus
dijabarkan ke dalam ukuran‐ukuran proses transformasi dan ukuran‐
ukuran input. Ukuran untuk proses transformasi adalah waktu memasak,
panas atau besar api yang digunakan, keahlian Chef yang memasak, dan
sebagainya. Ukuran bahan baku diantaranya kesegaran dan kualitas
bahan baku.
Ukuran Risiko
Risiko mempunyai beberapa elemen yang dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan, antara lain sumber risiko (source of risk),
kemungkinan terjadinya risiko (likelihood), dan dampak risiko terhadap
sasaran proses bisnis (impacts atau consequences).
Pertama‐tama harus diidentifikasi sumber risiko yang dapat
menggagalkan dipenuhinya kriteria keberhasilan yang dirumuskan.
Untuk kasus di atas misalnya adalah ketersediaan bahan baku, kualitas
bahan baku, keahlian Chef (juru masak), kelengkapan bumbu, dan lain‐
lain. Terhadap sumber‐sumber risiko yang telah
diidentifikasikan, diperkirakan besarnya kemungkinan mengakibatkan
terjadinya risiko.
Proses ini biasanya dilakukan sesuai dengan pengalaman yang lalu
dan digunakan besaran yang disepakati, misalnya frekuensi kejadian
dalam rentang waktu tertentu (minggu, bulan, atau tahun). Contohnya,
kualitas bahan baku yang tidak memenuhi kualitas rata‐ rata terjadi
sekali dalam sebulan. Ukuran lain juga dapat digunakan asal sudah
disepakati bersama.
103
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Bila risiko tersebut sudah terjadi, perlu juga diterapkan suatu ukuran
guna membandingkan satu risiko dengan risiko lainnya, dan untuk
mengukur dampaknya terhadap keseluruhan bisnis organisasi. Ukuran
yang sering digunakan adalah kerugian yang terjadi (dampak finansial),
kerusakan terhadap properti (dampak ke properti dan peralatan),
kecelakaan atau korban jiwa yang terjadi (dampak pada manusia),
keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan, dan lain sebagainya.
Selain ukuran tersebut, juga dikenal istilah persepsi terhadap risiko.
Misalnya, pada kasus di atas, dipersepsikan bahwa satu pelanggan tidak
puas tidak masalah, karena masih banyak pelanggan lainnya. Oleh karena
itu, kondisi di atas tidak dianggap sebagai risiko yang perlu ditangani.
Sebaliknya, jika ketidakpuasan pelanggan dianggap sebagai sesuatu yang
berbahaya dan merupakan risiko maka akan dilaksanakan tindakan
terhadap hal tersebut. Selain itu, masih banyak istilah lain yang akan
dibahas pada bab‐bab selanjutnya.
Tindakan Pengendalian
Tindakan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur untuk
memastikan bahwa kemungkinan kesalahan dalam suatu proses dapat
dihindari atau dicegah. Dalam proses produksi, tindakan pengendalian ini
sering disebut sebagai "quality assurance" yang terdiri dari inspeksi dan
pengendalian mutu (quality control).
Dalam manajemen risiko, prinsip tindakan pengendalian ada dua,
yaitu menangani sumber risiko dan menangani dampak risiko. Menangani
sumber risiko berarti mencegah terjadinya risiko dengan menangani
penyebab risiko dan pemicu timbulnya risiko sehingga kemungkinan
timbulnya risiko menjadi rendah, atau bahkan meniadakan sebab
terjadinya risiko. Menangani dampak risiko juga berarti mengantisipasi
104
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
apa yang harus dilakukan bila risiko tersebut terjadi guna memperkecil
dampak yang diakibatkan.
Penanganan dampak risiko ini terdiri dari dampak diterima, dampak
tidak diterima, berbagi dengan pihak lain, dan dilakukan mitigasi. Dampak
diterima berarti dampak risiko yang terjadi, biasanya tidak berarti atau
dalam kemampuan organisasi untuk menanggungnya, sehingga diterima
tanpa tindakan apa‐apa. Tidak diterima berarti dampak risiko yang
mungkin terjadi yang berada di luar kemampuan organisasi untuk
menanggungnya sehingga harus dihindari. Untuk kasus ini, berarti
kegiatan dengan dampak risiko semacam ini harus dihindari, artinya tidak
dilaksanakan. Berbagi dengan pihak lain artinya sebagian dari kegiatan
yang mempunyai dampak risiko tertentu diserahkan kepada pihak lain
untuk dilaksanakan (asuransi, subcontracting, outsourcing, etc.).
Mitigasi adalah upaya untuk mengendalikan risiko yang dilakukan
sendiri dengan menangani penyebab risiko atau menangani dampak
risiko. Proses mitigasi dapat berupa pelatihan keterampilan operator,
perbaikan proses, penerapan metode inspeksi, jaminan mutu yang lebih
andal, dan sebagainya.
Dalam menerapkan kerangka kerja manajemen risiko, organisasi
hendaknya:
● menetapkan strategi dan waktu yang tepat untuk menerapkan
kerangka kerja ini;
● menerapkan kebijakan manajemen risiko dan proses manajemen
risiko pada proses‐proses organisasi;
● mematuhi semua ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;
105
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
106
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
107
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
108
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
109
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
110
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
111
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
112
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
113
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
diperoleh kinerja hasil yang paling optimal. Risiko yang dihadapi oleh
suatu organisasi juga harus dikelola, agar organisasi bisa bertahan.
Organisasi sering kali secara sengaja mengambil risiko tertentu, karena
melihat potensi keuntungan dibalik risiko tersebut. Secara ringkas proses
manajemen risiko sebagai bagian integral dari penyusunan manajemen
risiko dapat digambarkan sebagai berikut:
115
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
116
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
117
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
masing mengikuti
pejabat pelatihan
terkait
118
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
(risk
owner)
119
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
120
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Kategori Definisi
Risiko
Risiko Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan kebijakan
Kebijakan organisasi atau kebijakan dari internal maupun eksternal
organisasi yang berdampak langsung
terhadap organisasi.
Risiko Risiko yang disebabkan organisasi atau pihak eksternal tidak
Kepatuhan mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan
ketentuan lain yang berlaku.
Risiko Legal Risiko yang disebabkan oleh adanya tuntutan
hukum kepada organisasi.
Risiko Fraud Risiko yang disebabkan oleh kecurangan yang disengaja oleh
pihak internal yang merugikan
keuangan negara.
Risiko Reputasi Risiko yang disebabkan oleh menurunnya tingkat
kepercayaan pemangku kepentingan eksternal
yang
bersumber dari persepsi negatif terhadap organisasi
121
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
122
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
123
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Level Dampak
Signifikan
nan 2 Jarang 2 7 11 13 21
1 Sangat 1 3 5 8 20
Jarang
124
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
d) Penilaian Risiko
Identifikasi Risiko
Tahapan identifikasi risiko meliputi :
125
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
126
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
127
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
128
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
129
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
130
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
kegiatan yang terkait Risiko tersebut bukan merupakan tugas dan fungsi
utama dalam pelaksanaan visi dan misi organisasi;
penggunaan opsi ini disetujui oleh atasan pemilik Risiko.
(1.5.) menerima Risiko, yaitu penanganan Risiko dengan tidak
melakukan tindakan apapun terhadap Risiko tersebut. Opsi ini diambil
apabila :
● upaya penurunan Level Risiko di luar kemampuan organisasi;
● sasaran atau kegiatan yang terkait Risiko tersebut merupakan tugas
dan fungsi utama dalam pelaksanaan visi dan misi organisasi; dan
● penggunaan opsi ini disetujui oleh atasan pemilik Risiko.
Opsi penanganan Risiko dapat merupakan kombinasi beberapa opsi
tersebut dan sedapat mungkin diarahkan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya Risiko. Prioritas opsi penanganan Risiko yang
dipilih ditentukan berdasarkan urutan opsi penanganan sebagaimana
tersebut di atas.
g) Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Risiko (RTP)
Berdasarkan opsi penanganan Risiko yang telah dipilih, disusun
rencana aksi penanganan Risiko. Rencana aksi penanganan Risiko terdiri
atas rencana aksi penanganan Risiko berupa rencana tindak penanganan
(RTP) yang diturunkan dari unit organisasi yang lebih tinggi dan yang
ditetapkan pada unit organisasi tersebut.
RTP bukan merupakan pengendalian internal yang sudah
dilaksanakan. Dalam hal penanganan Risiko yang telah dilaksanakan tidak
dapat menurunkan Level Risiko maka diperlukan penetapan RTP yang
baru. Pemilihan RTP tersebut mempertimbangkan biaya dan manfaat
atau nilai tambah yang diberikan bagi organisasi. RTP tersebut harus
memuat informasi berikut :
131
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
132
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
133
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
134
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Periode
Tingkat Penyampaian Keterangan
135
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
136
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
terarah dan sumber daya yang terbatas dapat diarahkan ke area layak
audit dengan bobot risiko tinggi.
Proses manajemen risiko harus mendapat pengawasan yang memadai
untuk memastikan efektivitas dari proses tersebut. Sesuai dengan tata
kerja organ unit pemerintahan, fungsi pengawasan terhadap efektivitas
pelaksanaan manajemen risiko merupakan tanggung jawab dari
pimpinan instansi, dalam hal ini dibantu oleh Komite Manajemen Risiko.
Pelaksanaan pengawasan terhadap efektivitas pelaksanaan manajemen
risiko dilaksanakan oleh fungsi Internal Audit dengan melakukan evaluasi
yang objektif dan memberikan opini yang independen atas pelaksanaan
manajemen risiko pemerintah.
Practice Guide yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal
Auditors, bahwa peran utama internal audit dalam memberikan
keyakinan yang memadai (assurance) kepada pimpinan instansi
terhadap:
Memberikan penilaian yang obyektif dan memberikan assurance
terhadap proses Manajemen Risiko;
Memberikan penilaian yang obyektif dan memberikan assurance
bahwa risiko telah dievaluasi secara benar;
Mengevaluasi pelaksanaan proses manajemen risiko;
Mengevaluasi laporan atas risiko-risiko utama/ signifikan;
Mengulas pengelolaan risiko-risiko utama/ signifikan Untuk
menjalankan perannya sebagaimana dimaksud di atas.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab terkait dengan
memberikan assurance atas proses manajemen risiko di atas, maka hal-
hal yang perlu diperhatikan Internal Auditor adalah sebagai berikut:
137
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
138
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
139
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
sumber daya manusia. Didirikan pada tahun 1950, RIMS mewakili hampir
3900 industri, jasa, nirlaba, amal dan lembaga pemerintah.
RIMS adalah budaya, proses dan alat ukur untuk mengidentifikasi
peluang strategis dan mengurangi ketidakpastian. Kerangka kerja ini
menetapkan metode dan konsultasi yang berkaitan dengan risiko penting
untuk mencapai tujuan bisnis organisasi.
Proses ERM merupakan dasar teruji dalam penyusunan metodologi
kerangka kerja manajemen risiko ini, yang dipelopori oleh disiplin
manajemen risiko serta kemudian diadopsi dan ditingkatkan oleh
kerangka kerja standar manajemen risiko lainnya lainnya Atribut
pengukuran dalam RIMS terdiri dari 7 pandangan, yaitu:
ERM – based approach
ERM – process management
Risk appetite management
Root cause discipline
Uncovering risk
Performance management
Business resiliency and sustainability
Sedangkan untuk level kematangannya, kerangka kerja RIMS
mengemukakannya sebagai berikut:
Level 0 – Nonexistent
Level 1 – Ad Hoc
Level 2 – Initial
Level 3 – Repeatable
Level 4 – Managed
Level 5 – Leadership
140
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
141
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
plan risiko.
142
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Jumlah
Nilai Kategori
0– 7 Risk Naïve
8 – 14 Risk Aware
15 – 20 Risk Define
21 – 25 Risk Managed
E. Rangkuman
Risiko selalu akan ada disetiap organisasi, baik organisasi publik
maupun organisasi privat, dengan segala bentuk dan jenis risiko. Risiko
muncul karena ada ketidakpastian.
Banyak cara untuk mempelajari risiko. Salah satunya adalah dengan
mengelompokkan risiko serta dengan memahami jenis-jenis risiko. Risiko
bisa dikategorikan sebagai risiko murni dan spekulatif (bisnis). Risiko
143
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
juga bisa dikategorikan sebagai risiko objektif dan subjektif, dan risiko
dinamis dan statis.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko. Kegagalan
mengelola risiko bisa berdampak pada konsekuensi yang serius terhadap
keberlangsungan organisasi.
Dalam membangun sistem manajemen risiko pada suatu organisasi
diperlukan perlu cara yang efektif yang dapat membantu seluruh
karyawan organisasi memahami prinsip‐prinsip manajemen risiko yang
jumlahnya cukup banyak ini sehingga sistem manajemen yang
dikembangkan dapat dirumuskan dengan tepat dengan sasaran yang
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Proses manajemen risiko mencakup identifikasi risiko, evaluasi dan
pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Kegiatan tersebut pada
dasarnya bertujuan mempelajari karakteristik risiko dengan baik
sehingga kita bisa mengelola risiko dengan baik. Di samping itu,
manajemen risiko juga memerlukan infrastruktur pendukungnya, baik
berupa piranti keras maupun lunak.
F. Latihan Soal
Pilihan Berganda
1. Berikut ini contoh risiko bisnis, kecuali …
A. risiko kurs B. risiko bunga C. risiko pasar D. risiko banjir
2. Mengevaluasi besarnya dampak risiko terhadap organisasi,
merupakan kegiatan: …
A. identifikasi risiko B. pengukuran risiko C. pengelolaan risiko
D. manajemen risiko terpadu
3. Misalkan kita memiliki saham, kemudian harga saham tersebut
turun sehingga mengakibatkan kerugian. Dalam situasi tersebut
kita menghadapi risiko …
144
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
145
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
146
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
B. infrastruktur keras
C. proses manajemen risiko
D. COSO Enterprise Risk Management
15. Berikut ini kegiatan yang bisa meningkatkan
kesadaran risiko (budaya risiko) ....
A. workshop
B. pengukuran risiko
C. spesialisasi
D. staffing
16. Berikut ini contoh prasarana lunak dalam Enterprise
Risk Management ....
A. komputer
B. model analisis risiko
C. budaya risiko
D. gedung dan peralatan untuk departemen
manajemen risiko
17. Analisis profil risiko dilakukan dengan ....
A. menghitung Value At Risk
B. mengevaluasi risiko dan menentukan tingkatannya (tinggi,
medium, rendah)
C. mengidentifikasi dan menjalankan pengelolaan risiko
melalui diversifikasi, asuransi, dan lainnya
D. merumuskan format pelaporan
18. Berikut ini contoh manajemen risiko yang baik ....
A. melakukan pengelolaan risiko secara terpisah sehingga
spesialisasi bisa dilakukan
B. memfokuskan pada aspek analisis manajemen risiko
147
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
148
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Essay
1. Berdasarkan kecenderungan peluang terjadinya risiko
(likelihood) dan konsekuensi yang diakibatkan
(consequences), risiko dapat diklasifikasikan menjadi empat
jenis. Jelaskan!
2. Apakah risiko itu ?
3. Apakah manajemen risiko itu ?
4. Seperti apakah penerapan manajemen risiko yang berhasil?
5. Manajemen risiko membuat manajer menjadi berhati-hati dan
konservatif. Hal semacam itu tidak menguntungkan
perusahaan. Beri komentar atas pernyataan tersebut!
6. Apa pengaruh manajemen risiko pada organisasi saya ?
7. Apa konsekuensi apabila tidak melaksanakan manajemen
risiko?
8. Bagaimana proses manajemen risiko ?
9. Apakah penilaian risiko itu ? Apa hubungannya dengan proses
manajemen risiko ?
10. Jika saya menerapkan manajemen risiko, apakah hal tersebut
dapat menjamin kesuksesan organisasi ?
149
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
150
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Essay
1. Berdasarkan kecenderungan peluang terjadinya risiko
(likelihood) dan konsekuensi yang diakibatkan
(consequences), risiko dapat diklasifikasikan menjadi empat
jenis, yaitu:
● Unacceptable Risk, adalah risiko yang tidak dapat
diterima dan harus dihilangkan atau bila mungkin
ditransfer kepada pihak lain.
151
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
152
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
153
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
154
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
155
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
156
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
BAB V
PROSES ANALISIS RISIKO KEGIATAN USAHA
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dikuasai setelah
mempelajari kegiatan belajar pada sesi ini yaitu pemahaman atas:
Metodologi analisis risiko kegiatan usaha; dan metodologi
penyusunan standar usaha/produk yang berfungsi memitigasi risiko
kegiatan usaha.
B. BIDANG USAHA BERDASARKAN KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN
USAHA INDONESIA (KBLI) 2020
Sebagai acuan dalam menentukan klasifikasi Bidang Usaha yang
dilakukan di Indonesia, Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS)
menerbitkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) sebagai
panduan penentuan jenis kegiatan usaha/bisnis. KBLI adalah
pengklasifikasian aktivitas/kegiatan ekonomi Indonesia yang
menghasilkan produk/output, baik berupa barang maupun jasa,
berdasarkan lapangan usaha untuk memberikan keseragaman konsep,
definisi, dan klasifikasi lapangan usaha dalam perkembangan dan
pergeseran kegiatan ekonomi di Indonesia.
Acuan ini diperbarui pada September 2020 sesuai dengan Peraturan
BPS No. 2/2020 tentang KBLI dengan penambahan 216 kode KBLI 5 digit
dari KBLI 2017, sehingga total saat ini ada 1.790 kode KBLI.
157
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
158
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Sumber Bahaya
Sumber bahaya adalah sumber potensi dari kerusakan atau kerugian
bagi aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Kesehatan Masyarakat,
Lingkungan dan/atau aspek lainnya. Menurut Tranter (1999), bahaya
hanya akan menimbulkan efek jika terjadi sebuah kontak atau eksposur.
Identifikasi sumber bahaya dapat dilakukan dengan desk research
atau kajian sederhana dengan memperbanyak bukti kecelakaan yang
terjadi di lapangan, professional judgment, serta dari data pengawasan
kegiatan usaha yang telah berjalan.
b) Skenario Bahaya
Skenario dalam hal ini merupakan penjelasan secara rinci bagaimana
suatu bahaya dapat menimbulkan dampak kerusakan atau kerugian.
Dalam melakukan analisa Skenario Bahaya, regulator akan
mengeksplor Bahaya yang telah ada dan mendapatkan gambaran tentang
bagaimana Bahaya tersebut memunculkan Akibat Bahaya. Menentukan
Skenario Bahaya juga perlu memperhatikan subjek risiko (kepada
159
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
b) Matriks Risiko
Tingkat Risiko usaha diperoleh berdasarkan perkalian nilai bahaya
dengan nilai potensi terjadinya bahaya. Perkalian ini dilakukan untuk
setiap aspek Risiko, di mana hasil perkalian mengacu pada matriks Risiko
dan hasil perkalian pada setiap aspek menentukan tingkat Risiko. Tingkat
Risiko kegiatan usaha ditentukan berdasarkan tingkat Risiko maksimum
dari setidaknya salah satu aspek Risiko. Sebagai contoh, dari 3 (tiga) aspek
Risiko (keselamatan, kesehatan, lingkungan) diketahui bahwa suatu
kegiatan usaha dinilai berisiko tinggi ditinjau dari aspek keselamatan
serta berisiko rendah ditinjau dari aspek kesehatan dan lingkungan,
dengan memperhatikan ketiga aspek Risiko, maka tingkat Risiko kegiatan
usaha tersebut adalah berisiko tinggi.
Tingkat risiko kegiatan usaha tersebut selanjutnya menentukan jenis
Perizinan Berusaha, sebagaimana dimaksud pada gambar berikut:
c) Kamus Bahaya
Dalam rangka mempermudah Kementerian/Lembaga melakukan
analisis risiko kegiatan usaha, telah disiapkan Kamus Bahaya. Kamus
161
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Statistik (BPS) Tahun 2020. Hasil dari tahap ini adalah setiap
kementerian/lembaga memiliki daftar kegiatan usaha yang mengacu
pada KBLI 5 digit. Regulator perlu memperhatikan ruang lingkup dari
kegiatan usaha yang menjadi binaannya.
b) Analisis Risiko
Setelah melakukan identifikasi kegiatan usaha berdasarkan KBLI
2020, regulator selanjutnya melakukan analisis Sumber Bahaya, Skenario
Bahaya dan Dampak Bahaya dari aspek Kesehatan dan Keselamatan
Kerja, Aspek Kesehatan Masyarakat, Aspek Lingkungan dan/atau Aspek
lainnya.
c) Penentuan dan Penilaian Tingkat Risiko
Dalam penentuan Tingkat Risiko adalah hasil perkalian nilai bahaya
dengan nilai potensi terjadinya bahaya.
● Menetapkan Aspek Risiko Kegiatan Usaha
Setelah melakukan identifikasi kegiatan usaha berdasarkan KBLI
2020, regulator selanjutnya melakukan analisis risiko dari aspek
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Aspek Kesehatan Masyarakat, Aspek
Lingkungan dan/atau Aspek lainnya.
● Menentukan Sumber Bahaya, Skenario dan Dampak Bahaya
Tahap selanjutnya adalah menentukan Sumber Bahaya, Skenario dan
Dampak Bahaya dari masing-masing Aspek Risiko Kegiatan Usaha.
Penentuan atau pengidentifikasian Sumber Bahaya, Skenario dan Dampak
Bahaya dapat mengacu pada Kamus Bahaya dengan menyesuaikan nature
business kegiatan usaha.
● Penentuan dan penilaian bahaya
Nilai bahaya merupakan hasil analisis bahaya yang mungkin
ditimbulkan oleh pelaksanaan kegiatan usaha ditinjau dari aspek:
163
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
● Keselamatan
Aspek Keselamatan mencakup bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja pekerja, karyawan, dan/atau pegawai yang terlibat dalam
pelaksanaan kegiatan usaha. Nilai bahaya keselamatan terdiri dari skala
penilaian 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) dengan rincian sebagai
berikut:
Bahaya keselamatan dengan nilai 1 apabila menimbulkan masalah
kesehatan ringan pada karyawan dan dapat ditangani melalui perawatan
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
Bahaya keselamatan dengan nilai 2 apabila menimbulkan masalah
kesehatan atau cidera pada karyawan yang membutuhkan perawatan
medis rawat inap minimal 1 (satu) malam.
Bahaya keselamatan dengan nilai 3 apabila menimbulkan cacat
minimal 1 (satu) orang karyawan.
Bahaya keselamatan dengan nilai 4 apabila menimbulkan cacat
sebagian secara permanen atau kematian minimal 1 (satu) orang
karyawan.
● Kesehatan
Aspek Kesehatan mencakup bahaya terhadap kesehatan konsumen,
penduduk di sekitar lokasi kegiatan usaha dan/atau masyarakat luas.
Nilai bahaya kesehatan terdiri dari skala penilaian 1 (satu) sampai dengan
4 (empat) dengan rincian sebagai berikut:
Bahaya kesehatan dengan nilai 1 apabila menimbulkan masalah
kesehatan ringan pada masyarakat dan dapat ditangani melalui
perawatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
164
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
165
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
166
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
167
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
168
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
169
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
170
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
171
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Matriks Analisis
PP 5/2021 Perizinan Berusaha
Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko
172
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
yang akan dari kegiatan usaha yang akan diatur Standar Usahanya. Proses
ini perlu diperkaya dengan melakukan desk research atau kajian singkat.
Memastikan kesesuaian substansi Standar Usaha sesuai dengan
fungsinya dalam memitigasi risiko
Komponen Standar Usaha berdasarkan Lampiran IV PP No.5/2021
terdiri atas:
Ruang lingkup;
Istilah dan Definisi
Penggolongan Usaha
Persyaratan Umum Usaha
Persyaratan Khusus
Sarana
Struktur Organisasi
Pelayanan
Persyaratan Produk/Proses/Jasa
Sistem Manajemen Usaha
Penilaian Kesesuaian dan Pengawasan
Dari 11 komponen tersebut, komponen 5 Persyaratan Khusus adalah
kunci dari sebuah Standar Usaha. Komponen ini harus diisi dengan daftar
hal-hal yang harus dipenuhi yang berfungsi untuk memitigasi risiko yang
telah teridentifikasi sebelumnya dalam Matriks Analisis Perizinan
Berusaha. Regulator perlu benar-benar memastikan bahwa semua risiko
yang telah teridentifikasi telah benar-benar dimitasi oleh substansi
Standar Usaha.
H. RANGKUMAN
Dalam rangka melanjutkan reformasi Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko yang telah dimulai oleh UU Cipta Kerja dan PP No.5/2020, maka
173
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
I. LATIHAN
1. Ibu Zendaya hendak mendirikan usaha di Indonesia. Kegiatan usaha
yang dilakukan berfokus pada penjualan online shop baju-baju daster
batik khas Malang. Apa nomor KBLI ibu Zendaya?
a. KBLI 47912
b. KBLI 47913
174
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
c. KBLI 47994
d. KBLI 47995
2. Bapak Zayn merencanakan untuk memiliki usaha pertambangan
batubara di Kalimantan, menurut anda sebagai regulator aspek risiko
apa yang terutama ada fokuskan pada saat melakukan analisis?
a. kesehatan
b. keselamatan
c. lingkungan
d. pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
3. Anda sebagai regulator mendapatkan tugas untuk mengidentifikasi
suatu kegiatan usaha. Apa yang akan anda lakukan sebelum memulai
proses analisis :
a. melakukan desk research
b. mengumpulkan data hasil pengawasan
c. tidak melakukan a maupun b
d. melakukan kegiatan a dan b
4. Ibu Tari mendirikan usaha dengan tingkat risiko Menengah Rendah.
Apa jenis perizinan berusaha Ibu Tari?
a. NIB saja
b. NIB dan Izin
c. NIB dan Sertifikasi Standar (otomatis)
d. NIB dan Sertifikasi Standar (verifikasi)
Essay
1.J elaskan Hubungan Antara Matriks Analisis Perizinan Berusaha dan
Standar Usaha!
175
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
176
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
BAB VI
MANAJEMEN KONFLIK
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mempelajari materi diklat ini, peserta diklat diharapkan
mampu memahami arti dan konsep SPIP, Tata Kelola Pemerintahan Yang
Baik serta Tiga Lini Pertahanan dan implementasinya pada organisasi
publik. Kompetensi dasar yang diharapkan dapat dikuasai setelah
mempelajari kegiatan belajar pada sesi ini yaitu:
Pengertian Konflik, sumber-sumber konflik, jenis-jenis konflik,
pemicu konflik dan dampak konflik
Manajemen konflik: orientasi solusi penyelesaian konflik,
penyelesaian konflik, pemetaan masalah yang berpotensi konflik,
perumusan masalah konflik, skala prioritas konflik, gaya mengelola
konflik, strategi penyelesaian konflik, instrumen penanganan konflik dan
langkah strategi penyelesaian konflik
Manajemen risiko atas konflik; tujuan manajemen risiko atas konflik,
prinsip prosedur umum manajemen risiko dalam penanganan konflik.
B. KONFLIK
Tidak ada organisasi yang sehat yang bebas dari konflik. Konflik secara
sederhana dapat dijelaskan sebagai adanya suatu ketidaksetujuan atau
pertentangan (Heitler, 2012). Justru, organisasi yang sehat tidak lepas
dari konflik, sikap berbeda, tanggapan berbeda dan lain sebagainya.
Konflik akan memberi perspektif berbeda tentang suatu isu atau masalah.
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang mampu mengelola dan
menjadikan konflik menjadi energi dan ide inovasi dalam berkinerja.
177
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
178
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
179
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
180
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
181
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
182
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
diyakini oleh pihak yang berkonflik berbeda dan cara pandang berbeda,
perbedaan ini akan menimbulkan konflik.
● Relasi/hubungan
Hubungan personal di antara individu-individu ataupun kelompok
yang ada dalam organisasi dapat menjadi sumber konflik. Trigger atau
pemicu dari konflik yang bersumber pada hubungan yang negatif dan
buruk dimasa lalu ini akan menumbuhkan bibit-bibit konflik serta
persepsi negatif, stereotype. Hubungan yang negatif antar individu atau
kelompok ini akan membakar amarah dan menyebabkan konflik.
● Data
Data yang tidak signifikan dapat menjadi sumber konflik dalam
organisasi. Sumber-sumber konflik dari data ini dapat berupa data yang
tidak benar keabsahannya, data yang tidak lengkap, perbedaan informasi
yang simpang siur atau dapat berupa interpretasi data yang berbeda, atau
data yang terlalu banyak atau sangat kurang. Intinya, perbedaan sumber
data dapat menjadi sumber pemicu konflik.
● Kepentingan
Perbedaan kepentingan dapat menjadi sumber konflik. Kepentingan
dapat bersumber dari kebutuhan, keinginan, harapan harapan yang
berbeda satu sama lainnya sehingga menimbulkan konflik. Kepentingan
ini dapat juga berupa kontestasi kepentingan antar individu atau
kelompok baik secara emosional, prosedural maupun substansi.
● Struktural
Konflik secara struktural dimaksud adalah konflik yang bersumber
dari rasa ketidakadilan, kesewenangan, kompetisi yang tidak sehat dan
lain sebagainya, yang menyebabkan individu atau kelompok terusik.
183
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Konflik ini dapat saja menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi,
dan kewenangan.
c) Jenis-jenis Konflik
Konflik jarang dianggap konstruktif, Namun, dalam konteks tertentu
(seperti kompetisi dalam olahraga), tingkat konflik yang sedang dapat
dilihat sebagai saling menguntungkan, memfasilitasi pemahaman,
toleransi, pembelajaran, dan efektivitas.
Konflik dapat dibedakan berdasarkan:
● Isi dari konflik (content), di mana individu tidak setuju tentang cara
menangani masalah tertentu, dan
● Konflik terkait masalah hubungan (relasi/interaksi) antar individu,
di mana individu saling tidak setuju tentang satu sama lain.
● Konflik atas isi (content) dapat bermanfaat, yakni dapat
meningkatkan motivasi dan merangsang diskusi, sedangkan konflik
terkait dengan hubungan (relasional) dapat menurunkan kinerja,
loyalitas, kepuasan, dan komitmen, serta dapat menyebabkan
individu yang berkonflik menjadi mudah tersinggung, negatif, dan
saling curiga.
Jehn dan Mannix mengelompokkan konflik menjadi tiga jenis: (i)
hubungan, (ii) tugas, dan (iii) proses.
● Konflik hubungan, berasal dari ketidakcocokan antar-pribadi;
● Konflik tugas, terkait dengan perbedaan pendapat dalam sudut
pandang dan pendapat tentang tugas tertentu, dan
● Konflik proses, mengacu pada ketidaksepakatan mengenai
pendekatan kelompok terhadap tugas, metode, dan proses
kelompoknya.
184
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
185
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
186
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
187
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
188
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
189
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
190
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
191
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
192
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
193
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
C. MANAJEMEN KONFLIK
Manajemen konflik adalah proses membatasi aspek negatif konflik
sambil meningkatkan aspek positif konflik. Tujuan manajemen konflik
adalah untuk meningkatkan pembelajaran dan hasil kelompok, termasuk
efektivitas atau kinerja dalam pengaturan organisasi. Konflik yang
dikelola dengan benar dapat meningkatkan hasil kelompok.
Bisnis dapat mengambil manfaat dari jenis dan tingkat konflik yang
sesuai. Itulah tujuan manajemen konflik, dan bukan tujuan penyelesaian
konflik. Manajemen konflik tidak menyiratkan resolusi konflik.
Management Manajemen konflik meminimalkan hasil negatif dari
konflik dan mempromosikan hasil positif dari konflik dengan tujuan
meningkatkan pembelajaran dalam suatu organisasi. Konflik yang
dikelola dengan benar meningkatkan pembelajaran organisasi dengan
meningkatkan jumlah pertanyaan yang diajukan dan mendorong orang
untuk menantang status quo. Konflik organisasi di tingkat interpersonal
194
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
195
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
196
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
197
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
198
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Konflik
kewenangan antar
4 3 3 3 2 216
pejabat pengawas
199
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Konflik
Kepentingan
4 3 3 2 2 144
ekonomi antara
staf dan pejabat
pengawas
Konflik pribadi 1 4 2 3 3 72
antara staf
200
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
202
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
203
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
204
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
lain.
Bersikap moderate.
205
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
207
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
208
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
209
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
konflik, pemilik usaha kecil dapat menangani konflik dengan lebih baik
sebelum mereka meningkat tanpa dapat diperbaiki. Resolusi konflik
mencakup berbagai hal, seperti pengurangan, penghapusan, atau
penghentian semua bentuk dan jenis konflik.
Thomas-Kilmann mengidentifikasi penanganan konflik yang terdiri
dari lima gaya yang didasarkan pada dua dimensi: ketegasan dan kerja
sama. Ketegasan adalah motivasi individu untuk mencapai tujuan dan
hasil, sementara kerja sama menilai kesediaan untuk membantu pihak
lain untuk mencapai tujuan atau hasil. Salah satu gaya dari lima
penyelesaian konflik mungkin tepat berdasarkan keadaan situasi dan
kepribadian dari individu yang terlibat.
210
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
211
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
212
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
● Mulai Diskusi
Seringkali, konflik muncul hanya karena kurangnya komunikasi. Jika
Anda merasa karyawan Anda mengalami konflik karena mereka tidak
berbicara satu sama lain, tentukan waktu untuk berdiskusi. Dorong
karyawan untuk berbicara melalui masalah, terutama jika Anda menduga
bahwa itu hanya berasal dari kenyataan bahwa mereka telah gagal
berkomunikasi secara efektif hingga saat ini.
● Komunikasi Tertulis
Jika masalah telah meningkat atau salah satu karyawan memiliki
temperamen panas, komunikasi tertulis mungkin merupakan cara yang
lebih efektif untuk meruntuhkan tembok dan menyelesaikan konflik.
Mintalah setiap karyawan untuk menulis surat kepada yang lain,
menguraikan masalahnya. Dengan menulis surat alih-alih berbicara
langsung, mereka mendapat manfaat dari kesempatan untuk lebih hati-
hati memilih kata-kata mereka. Mereka juga dapat memastikan bahwa
pertukaran tidak meletus menjadi pertandingan yang berteriak. Selain itu,
menulis surat menyediakan sarana untuk mendokumentasikan
komunikasi ini dengan mudah.
● Sesi Mediasi
Terkadang, dua individu dalam konflik tidak dapat menyelesaikannya
bersama tanpa bantuan pihak ketiga. Jika konflik pekerja Anda meningkat
ke titik di mana intervensi luar diperlukan, buatlah sesi mediasi. Latih
anggota staf dalam seni mediasi. Izinkan staf ini untuk duduk bersama
orang-orang yang bertikai dan membantu mereka dalam menyelesaikan
masalah mereka dengan cara yang produktif.
● Kerjakan Kompromi
213
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
214
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
215
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
216
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
217
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
218
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
219
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
220
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
221
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Penjelasan gambar:
Risiko didefinisikan sebagai kombinasi ancaman,
kerentanan, dan kapasitas di mana:
Ancaman: Apakah terdapat potensi terjadinya bahaya dan cedera bagi
staf, mitra, penerima manfaat dan aset organisasi. Organisasi selain
menghadapi ancaman dari eksternal, juga menghadapi ancaman dari
internal organisasi, seperti perilaku staf yang tidak peka yang "dihukum"
oleh para pihak yang bertentangan.
Kerentanan: jika staf, penerima manfaat, mitra dan aset terpapar
ancaman karena mereka berada, di area konflik, mereka menjadi rentan.
Kerentanan bervariasi menurut organisasi (imej organisasi, strategi,
aktivitas, dsb.) dan faktor individu (seks, usia, tingkat pelatihan, jabatan,
dsb.).
Kapasitas: kapasitas adalah sumber daya dan potensi yang dimiliki
organisasi atau individu untuk meminimalkan dan mengelola kerentanan
dan paparan ancaman melalui strategi penerimaan, perlindungan, dan
pencegahan.
222
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
223
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
224
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
kemungkinan
dampak dari Kejadian Peningkatkan
keseriusan risiko
Bencana
Pembu-
Tinggi nuhan
Perkosaan
Sedang
Garis keseriusan
yang setara
Penipuan dengan risiko
Rendah
Perampokan
Sangat Rendah Probabilitas
peristiwa
ECHO 2004: 14
225
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
226
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
227
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
228
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
229
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
230
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
231
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
BAB VI
PENUTUP
232
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
233
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
tentang kemungkinan efek timbal balik organisasi dan konflik satu sama
lain, serta penilaian strategis dan proses penyesuaian terhadap
perubahan situasi menjadi sangat penting.
235
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
DAFTAR PUSTAKA
237
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
238
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
239
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Rahim, M.A. & Magner, N.R. (1995). Confirmatory factor analysis of the
styles of handling interpersonal conflict: Firstorder factor model
and its invariance across groups. Journal of Applied Psychology.
Republik Indonesia. (2004). Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004
Tentang Perbendaharaan Negara. Setneg. Jakarta.
Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
Tentang Sistem Pengendalian Intern Instansi Pemerintah.
Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy, A. (2007). Organizational
Behaviour. New Jersey: Upper Saddle River
Rohman, Ganie Meuthia. (2000). Good governance, Prinsip,
Komponen,dan Penerapanya dalam Hak Asasi Manusia
(Penyelenggaraan Negara Yang Baik), Penerbit Komnas HAM,
Jakarta.
Roy J & Judy I. Eidelson. (2003). Dangerous Ideas: Five Beliefs that Propel
Groups Toward Conflict, University of Pennsylvania - Bala Cynwyd,
Pennsylvania, Copyright by the American Psychological
Association, Inc.
Saarinen, Vesa. (2014). Effective and Efficient Risk Information
Management: Environment, Structure and Development in a Case of
Financial Institution, Finland.
Susilo, L.J, & Kaho, V.R. Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 untuk
Industri Nonperbankan (edisi revisi). Indonesia: PPm manajemen.
Tampubolon, Robert. (2006). Risk Management. PT Elex Media
Komputindo: Jakarta
The Association of Insurance and Risk Management. (2010). The Public
Risk Management Association; dan The Institute of Risk
240
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
241
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Website
Broadleaf Capital International. (2014). Strategic enterprise and
risk management. Diunduh dari:
http://www.broadleaf.co.nz/erm/index.html
Charvin Kusuma – Associate Researcher CRMS Indonesia: MEMBEDAH
ANATOMI ISO 31000: 2009 RISK MANAGEMENT – PRINCIPLES AND
GUIDELINES. diunduh dari:
http://crmsindonesia.org/publications/membedah-anatomi-iso-
31000-2009-risk-management-principles-and-guidelines/
Chea Ashford. (2006). ―Organisational Conflict: Strategy, Leadership,
Resolution Framework, and Managerial Implications‖. Journal of
Business and leadrship: Research, Practice and Teaching, 2 (2): 261-
278. Available at: http://scholars.fhsu.edu/jbl/vol2/iss2/6
Christina, D. (2012). Asesmen Risiko Berbasis ISO31000:2009. Diunduh
dari: http://dianechristina.wordpress.com/2012/10/22/asesmen-
manajemen-risiko-berbasis-iso-310002009/
Hofstrand Don. (2017). ―Resolving Family and Business Conflict‖.
Available at: www.extension.iastate.edu/agdm
Katz Neil and Kevin McNulty. (1994). ―Conflict Resolution‖ Available at:
https://www.maxwell.syr.edu/uploadedFiles/parcc/.../Conflict%2
0Re solution%20NK.p...
Lan Zhiyong. (1994) ―A Conflict Resolution Approach to Public
Administration‖. Public Administration Review, 57 (1): 27-35.
Wiley, the American Society for Public Administration. Available at:
http://www.jstor.org/stable/976689.
Ohlendorf. 2001. ―Conflict Resolution in Project Management‖. Available
at:
242
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
https://www.umsl.edu/~sauterv/analysis/488_f01_papers/Ohlen
dorf.htm
Pusdiklat BPKP Tahun 2016, Modul Manajemen Risiko Sektor Publik
http://pusdiklatwas.bpkp.go.id/asset/files/post/a_47/Makalah_Ma
n ajemen_Risiko.pdf).
United Nations Centre for Human Settlements (Habitat). 1989.
―Community Participation in Problem-Solving and Decision-
Making. Available at:
collections.infocollections.org/ukedu/en/cl/CL3.108/
Rowland Bismark Fernando Pasaribu, BAB 13-TATA
KELOLA PEMERINTAHAN. Diunduh dari:
http://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3
66 26/bab-13-tata-kelolapemerintahan.pdf
Victor David A. ―Conflict Management and Negotiation‖. Encyclopedia of
Management. Available at:
https://www.referenceforbusiness.com/management/Comp-
De/Conflict-Management-and-Negotiation.htm
https://www.businessmanagementideas.com
243
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
DAFTAR ISTILAH
Konsekuensi
Akibat dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif atau
kuantitatif, berupa kerugian, sakit, cedera, keadaan merugikan atau
menguntungkan. Bisa juga berupa rentangan akibat-akibat yang mungkin
terjadi dan berhubungan dengan suatu kejadian.
Biaya
Dari suatu kegiatan, baik langsung dan tidak langsung, meliputi
berbagai dampak negatif, termasuk uang, waktu, tenaga kerja, gangguan,
nama baik, politik dan kerugian-kerugian lain yang tidak dinyatakan
secara jelas.
Kejadian
Suatu peristiwa (insiden) atau situasi, yang terjadi pada tempat
tertentu selama interval waktu tertentu.
Analisis Urutan Kejadian
Suatu teknik yang menggambarkan rentangan kemungkinan dan
rangkaian akibat yang bisa timbul dari proses suatu kejadian.
Analisis Urutan Kesalahan
Suatu metode sistem teknik untuk menunjukkan kombinasi-
kombinasi yang logis dari berbagai keadaan sistem dan penyebab-
penyebab yang mungkin bisa berkontribusi terhadap kejadian tertentu
(disebut kejadian puncak).
Frekuensi
Ukuran angka dari peristiwa suatu kejadian yang dinyatakan sebagai
jumlah peristiwa suatu kejadian dalam waktu tertentu. Terlihat juga
seperti kemungkinan dan peluang.
244
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Bahaya (hazard)
Faktor intrinsik yang melekat pada sesuatu dan mempunyai potensi
untuk menimbulkan kerugian.
Monitoring/ Pemantauan
Pengecekan, Pengawasan, Pengamatan secara kritis, atau Pencatatan
kemajuan dari suatu kegiatan, tindakan, atau sistem untuk
mengidentifikasi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi.
Probabilitas
Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.
Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio
dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan
kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan
1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1
menandakan kejadian atau hasil yang pasti.
Risiko Ikutan
Tingkat risiko yang masih ada setelah manajemen risiko dilakukan.
Risiko
Peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak terhadap
sasaran. Ini diukur dengan hukum sebab akibat. Variabel yang diukur
biasanya probabilitas, konsekuensi dan juga pemajanan.
Penerimaan Risiko (acceptable risk)
Keputusan untuk menerima konsekuensi dan kemungkinan risiko
tertentu.
Analisis risiko
Sebuah sistematika yang menggunakan informasi yang didapat untuk
menentukan seberapa sering kejadian tertentu dapat terjadi dan
besarnya konsekuensi tersebut.
245
Modul Manajemen Risiko Pelatihan Kepemimpinan
Administrator
Penilaian risiko
Proses analisis risiko dan evalusi risiko secara keseluruhan. Lihat
Gambar 6. dan Gambar 4.5.
Penghindaran risiko
Keputusan yang diberitahukan tidak menjadi terlibat dalam situasi
risiko.
Pengendalian risiko
Bagian dari manajemen risiko yang melibatkan penerapan kebijakan,
standar, prosedur perubahan fisik untuk menghilangkan atau mengurangi
risiko yang kurang baik.
Evaluasi risiko
Proses yang biasa digunakan untuk menentukan manajemen risiko
dengan membandingkan tingkat risiko terhadap standar yang telah
ditentukan, target tingkat risiko dan kriteria lainnya.
Identifikasi Risiko
Proses menentukan apa yang dapat terjadi, mengapa dan bagaimana.
Pengurangan Risiko
Penggunaan/ penerapan prinsip-prinsip manajemen dan teknik-
teknik yang tepat secara selektif, dalam rangka mengurangi kemungkinan
terjadinya suatu kejadian atau konsekuensinya, atau keduanya.
Pemindahan Risiko (risk transfer)
Mendelegasikan atau memindahkan suatu beban kerugian ke suatu
kelompok/ bagian lain melalui jalur hukum, perjanjian/ kontrak,
asuransi, dan lain-lain. Pemindahan risiko mengacu pada pemindahan
risiko fisik dan bagiannya ke tempat lain.
246