Dokumen tersebut membahas tentang kontrol internal pada sistem informasi. Kontrol internal adalah sistem dan prosedur untuk melindungi aset perusahaan dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan. Kontrol internal mencakup jenis kontrol akuntansi, administrasi, preventif, detektif, dan korektif serta kerangka kerja seperti COSO dan COBIT. Elemen penting lingkungan internal meliputi filosofi manajemen, komitmen integritas, struktur organisasi
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kontrol internal pada sistem informasi. Kontrol internal adalah sistem dan prosedur untuk melindungi aset perusahaan dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan. Kontrol internal mencakup jenis kontrol akuntansi, administrasi, preventif, detektif, dan korektif serta kerangka kerja seperti COSO dan COBIT. Elemen penting lingkungan internal meliputi filosofi manajemen, komitmen integritas, struktur organisasi
Dokumen tersebut membahas tentang kontrol internal pada sistem informasi. Kontrol internal adalah sistem dan prosedur untuk melindungi aset perusahaan dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan. Kontrol internal mencakup jenis kontrol akuntansi, administrasi, preventif, detektif, dan korektif serta kerangka kerja seperti COSO dan COBIT. Elemen penting lingkungan internal meliputi filosofi manajemen, komitmen integritas, struktur organisasi
Dokumen tersebut membahas tentang kontrol internal pada sistem informasi. Kontrol internal adalah sistem dan prosedur untuk melindungi aset perusahaan dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan. Kontrol internal mencakup jenis kontrol akuntansi, administrasi, preventif, detektif, dan korektif serta kerangka kerja seperti COSO dan COBIT. Elemen penting lingkungan internal meliputi filosofi manajemen, komitmen integritas, struktur organisasi
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6
SINDI FATIKA SARI
22020054 AUDIT SISTEM INFORMASI
resoomer
KONTROL INTERNAL PADA SISTEM INFORMASI
Konsep dasar pengendalian internal
Pengendalian internal adalah suatu sistem dan prosedur dari sebuah perusahaan untuk melindungi aset-aset di dalam perusahaan. Hal ini juga digunakan untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan dan peraturan yang berlaku. Yang dimaksud dari pengendalian internal adalah seluruh data dari suatu bagian akan otomatis diperiksa oleh bagian lain di suatu perusahaan. Dalam teori akuntansi, pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan teknologi informasi yang dirancang untuk membantu sebuah organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuannya masing-masing. Pengendalian internal ini sebuah cara untuk mengawasi, mengarahkan, dan mengukur sumber daya manusia dalam suatu organisasi atau perusahaan. Romney and Steinbart (2015), mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang diimplementasiakan untuk menyediakan kepastian bahwa tujuan pengendalian di bawah ini telah dicapai : Perlindungan aset- mencegah atau mendeteksi akuisisi tidak sah, penggunaan, atau disposisi. Memelihara catatan secara cukup rinci untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar. Memberikan informasi yang akurat dan dapat diandalkan. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jenis Pengendalian Internal Berdasarkan tujuan dari pengendalian internal maka jenis pengendalian internal ini dibagi menjadi dua yaitu, a) Pengendalian Internal Akuntansi b) Pengendalian Internal Administrasi Jenis pengendalian internal berdasarkan manfaatnya, yaitu. a. Pengendalian Preventif b. Pengendalian Detektif c. Pengendalian Korektif Jenis pengendalian internal berdasarkan cangkupannya, yaitu. o Pengendalian Umum o Pengendalian Aplikasi
Konsep Pengendalian Internal
Di bawah ini ada beberapa konsep dalam pengendalian internal. Konsep ini biasanya diterapkan di beberapa perusahaan atau organisasi untuk tujuan perusahaan masing-masing. Pengendalian internal merupakan tanggung jawab dari manajemen perusahaan. Meski terlihat bahwa pelaksanaan pengendalian internal ini melibatkan seluruh anggota, namun tetap saja secara struktur manajemen yang bertanggung jawab. Memberikan kepercayaan yang wajar dan tidak absolut. Hal itu terjadi karena banyak pertimbangan mengenai kebutuhan, biaya, dan tujuan lain. Pengendalian internal memiliki keterbatasan. Pelaksanaan ini tidak selalu efektif, tergantung pada kompetensi dan keandalan pelaksananya. Sistem pengolahan data dalam pengendalian internal berguna untuk mengembangkan informasi terkait tujuan dari perusahaan. Pengendalian internal memiliki tujuan dalam laporan keuangan, kepatuhan, dan operasi tumpang tindih. Pengendalian internal dalam audit merupakan suatu proses pengembangan dalam akuntansi. Pengendalian internal ini adalah langkah komprehensif dan terintegrasi serta tidak ditambahkan dalam infrastruktur perusahaan. Pengendalian berbasis teknologi informasi dan keamanan sistem diperlukan Romney and Steinbart 2015, menjelaskan bahwa pengembangan sebuah sistem pengendalian internal mengharuskan pemahaman atas kapabilitas dan resiko teknologi informasi, maupun cara menggunakan teknologi informasi untuk mencapai tujuan pengendalian organisasi. Akuntan dan para pengembang sistem membantu manajemen dalam mencapaii tujuan pengdalian organisasi melalui mendesain sistem pengandalian yang efektif yang menggunakan pendekatan yang proaktif untuk menghilangkan ancaman terhadap sistem serta mendeteksi, memperbaiki dan memulihkan kembali sistem ketika terjadi ancaman, dan membuat sistem mudah untuk membangun pengendalian kedalam sebuah sistem pada tahap desain awal daripada menambahkan fitur fitur dalam sistem setelah digunakan. Pengendalian intern melakukan tiga fungsi penting Romney and Steinbart, 2015 1. Pengendalian Preventif 2. Pengendalian Detektif 3. Pengendalian Korekstif Kerangka pengendalian internal COSOinternal control integrated framework, COSO enterprise risk management,COBIT. Kerangka COSO ERM adalah salah satu dari dua standar manajemen resiko yang diterima secara luas yang digunakan organisasi untuk membantu mengelola resiko dalam lanskap bisnis yang semakin fluktuatif dan tidak dapat diprediksi. COSO, yang merupakan kependekan dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, pada awalnya didirikan oleh lima asosiasi dan institut akuntansi utama di AS pada pertengahan 1980-an sebagai bagian dari National Commission on Fraudulent Financial Reporting. Komite ini kemudian dikenal sebagai Komisi Treadway untuk menghormati ketua pertama atau pendirinya, James C. Elemen utama dalam lingkungan internal (internal environment) Menurut Romney and Steinbart (2015), sebuah lingkungan internal terdiri dari: 1) Filosofi manajemen, gaya operasi, dan resiko. Filosofi manajemen, gaya operasi, dan resiko dapat dinilai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Apakah manajemen mengambil risiko bisnis yang tidak semestinya untuk mencapai tujuannya, atau apakah ia menilai resiko dan imbalan potensial sebelum bertindak? Apakah manajemen memanipulasi ukuran kinerja, seperti laba bersih, sehingga mereka terlihat lebih menguntungkan? Apakahmanajemen menekan para untuk mencapai hasil tanpa metode, atau apakah itu menuntut perilaku etis? Dengan kata lain menghalalkan segala cara? 2) Komitmen terhadap integritas, nilai etika, dan kompetensi. Perusahaan mendukung integritas dengan : Secara aktif mengajari dan menerapkannya. Sebagai contoh membuat jelas bahwa laporan yang jujur lebih penting daripada yang menguntungkan. Menghindari harapan yang tidak realistis atau insentif yang memotivasi tindakan tidak jujur atau ilegal, seperti praktik penjualan yang terlalu agresif penjualan, taktik negosiasi yang tidak etik dan tidak wajar, dan hasil keuangan yang dilaporkan. Secara kosisten menghargai kejujuran dan memberikan label verbal terhadap prilaku jujur dan tidak jujur. Mengembangkan kode etik tertulis yang secara eksplisit menggambarkan perilaku jujur dan tidak jujur. Mewajibkan karyawan untuk melaporkan tindakan tidak jujur atau ilegal dan mendisiplinkan karyawan yang dengan sengaja tidak melaporkanya. karyawan harus diberhentikan dan dituntut untuk menunjukkan bahwa perilaku seperti itu tidak diperbolehkan. Membuat komitmen terhadap kompetensi. Perusahaan harus mempekerjakan karyawan yang kompeten dengan pengetahuan, pengalaman, pelatihan, dan keterampilan yang diperlukan. 3) Kelalaian pengendalian internal oleh dewan direksi Dewan direksi yang terlibat mewakili pemegang saham dan memberikan tinjauan independen terhadap manajemen yang bertindak sebagai check and balance dalam tindakannya. 4) Struktur organisasi. Aspek penting dari struktur organisasi meliputi berikut : Sentralisasi atau desentralisasi kewenangan Hubungan pelaporan langsung atau matriks Organisasi oleh industri, lini produk, lokasi, atau jaringan pemasaran Bagaimana alokasi tanggung jawab memepengaruhi kebutuhan informasi Organisasi dan garis wewenang untuk akuntansi, audit, dan fungsi sistem informasi Ukuran dan sifat kegiatan perusahaan 5) Metode dalam menetapkan wewenang dan tanggung jawab. Manajemen harus memastikan karyawan memahami tujuan dan sasaran, menetukan kewenangan dan tanggungjawab untuk tujuan dan sasaran pada departemen dan individu, mengendalikan akuntanbilitas individu untuk mencapai tujuan dan sasaran, serta mendorong penggunaan inisiatif untuk memecahkan masalah. 6) Standar SDM yang menarik mengembangkan dan mempertahankan orang- orang yang kompeten. Salah satu kekuatan pengendalial terbesar adalah kejujuran karyawan salah satu kelemahan pengendalian terbesar adalah ketidakjujuran karyawan. Sumber daya SDM kebijakan dan praktek sumberdaya manusia yang mengatur kondisi pekerjaan, insentif kerja, dan kemajuan karir dapat menjadi kekuatan dalam mendorong kejujuran, efisiensi, dan loyalitas pelayanan.