Anak - Autis 12
Anak - Autis 12
Anak - Autis 12
KELOMPOK 9
NAMA KELOMPOK
Andini 21120009
Gallin Jeaprel F.S 21120020
Padila Putri Syalsabillah 21120031
Salsa Billa Firdausah 21130041
Warsiah 21120054
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Konsep asuhan keperawatan Pada Anak Dengan
Autisme kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................
Kata Pengantar ..........................................................................................
Daftar Isi ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1.2 Rumusan masalah................................................................................
1.3 Tujuan ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Autisme didapatkan pada sekitar 20 per 10.000 penduduk, dan pria lebih
sering dari wanita dengan perbandingan 4:1, namun anak perempuan yang
terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat. Beberapa penyakit sistemik,
infeksi dan neurologis menunjukkan gejala-gejala seperti-austik atau memberi
kecenderungan penderita pada perkembangan gejala austik. Juga ditemukan
peningkatan yang berhubungan dengan kejang.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi tentang keperawatan anak dengan autisme
2. Tujuan khusus
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Autisme berasal dari bahasa Yunani yakni kata “Auto” yang berarti berdiri
sendiri. Arti kata ini ditujukan pada seseorang penyandang autisme yang
seakan-akan hidup didunianya sendiri. memaparkan bahwa Kenner
mendeskripsikan gangguan ini sebagai ketidakmampuan berinteraksi dengan
orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan yang
tertunda, ecolalia, mutism, pembalikan kalimat, adanya aktifitas bermain yang
repetitif dan stereotif, ingatan yang sangat kuat. (jaja sutea.2014, n.d.)
2.3 Klasifikasi
2.4 Etiologi
Penyebab autisme bisa terjadi pada saat kehamilan. Pada tri semester
pertama, faktor pemicu biasanya terdiri dari ; infeksi (toksoplasmosis, rubella,
candida, dsb), keracunan logam berat, zat aditif (MSG, pengawet, pewarna),
maupun obat-obatan lainnnya. Selain itu, tumbuhnya jamur berlebihan di usus
anak sebagai akibat pemakaian antibotika yang berlebihan, dapat menyebabkan
kebocoran usus (leaky-gut syndrome) dan tidak sempurnanya pencernaan
kasein dan gluten. (jaja sutea.2014, n.d.)
(Prof. Mega Iswari Biran, n.d.)Karakteristik anak autistik adalah adanya enam
gejala/gangguan, yaitu dalam bidang:
2.6 Patofisiologi
Sel saraf otak (neuron)terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan
implus listrik (akson)serta serabut untuk menerima implus listrik (dendrit).sel
saraf terdapat dilapisan luar otak yang berwarna kelabu (korteks) akson
dibungkus selaput bernama meilen, terletak di bagianotak berwarna putih sel
saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.
Pada pemeriksaan darah bayi yang baru lahir diketahui pertumbuhan abnormal
pada penderita autisme dipicu oleh berlebihnya neurotropin dan neuropeptide
otak peningkatan neurokimia otak secara abnormal menyebabkan
pertumbuhan abnormal pada daerah tertentu pada gangguan autisme terjadi
kondisi growth without guidan dimana bagian-bagian otak tumbuh dan mati
secara tidak beraturan.pertumb abnormal bagian otak tersebut menekan
pertumbuhan sel saraf.
2.6 Fatoflow
2.7 Pemeriksaan Penunjang
( Robet Tagang 2019 ) Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada anak dengan
autisme yaitu :
4. The screening test for autism in two-years old: tes screening autisme bagi
anak usia 2 tahun yang dikembangkan oleh wendy stone di Vanderbilt
didasarkan pada bidang kemampuan anak yaitu: bermain dan konsentrasi
2.8 Penatalaksanaan
1. Terapi wicara: untuk melancarkan otot-oto mulut agar dapat berbicara lebih
baik.
2.9 Komplikasi
A. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas klien
Meliputi nama anak, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
suku bangsa, tanggal, jam masuk RS, nomor registrasi, dan diagnose
medis.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya anak autis dikenal dengan kemampuan bahasa,
keterlambatan, atau sama sekali tidak dapat berbicara, berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi
dalam waktu singkat, tidak senang atau menolak dipeluk.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Sering terpapar zat toksik, cidera otak.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit
serupa dan apakah ada riwayat penyakit bawaan atau keturunan
biasanya pada anak autis ada penyakit keturunan.
5) Status perkembangan anak
a. Anak kurang merespon orang lain
b. Anak sulit focus pada objek dan sulit mengenali bagian tubuh
c. Anak mengalami kesulitan dalam belajar
d. Keterbatasan kognitif
6) Pemeriksaan fisik
a. Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/sentuhan)
b. Terdapat ekolalia
c. Sulit focus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain
d. Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut
e. Peka terhadap bau.
7) Psikososial
a. Menarik diri dan tidak responsive terhadap orang tua
b. Memiliki sikap menolak perubahan secara ekstrem
c. Keterkaitan yang tidak pada tempatnya dengan objek
d. Prilaku menstimulasi diri
e. Pola tidur tidak teratur
f. Permainan stereotip
g. Perilaku destruktif terhadap diri sendiri dan orang lain
h. Tantrum yang sering
i. Peka terhadap suara-suara yang lembut bukan pada suatu
pembicaraan
j. Kemampuan bertuturkata menurun
k. Menolak mengkonsumsi makanan yang tidak halus
8) Neurologis
a. Respon yang tidak sesuai terhadap stimulus
b. Reflek menghisap buruk
c. Tidak mampu menangis ketika lapar
2. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler
2) Ganguan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan
perkembangan.
3) Gangguan identitas diri berhubungan dengan tidak terpenuhinya tugas
perkembangan.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1. Gangguan identitas diri Kontrol diri Edukasi Manajemen Stress
berhubungan dengan tidak
1. Verbalisasi ancaman Observasi
terpenuhinya tugas perkembangan.
kepada orang lain
1. Identifikasi kesiapan dan
Tanda Mayor menurun
kemampuan menerima
Subjekif: 2. Perilaku menyerang
informasi
menurun
1. Bingung dengan nilai-nilai budaya Teraupetik
3. Perilaku melukai diri
tujuan hidup, jenis kelamin/ nilai-
sendiri dan orang lain 1. Sediakan materi dan media
nilai sosial.
menurun pendidikan kesehatannya
2. Perasaan yang fluktuatif terhadap
4. Perilaku merusak 2. Jadwalkan pendidikan
diri
lingkungan sekitar kesehatan sesuai kesepakatan
3. Persepsi terhadap diri berubah
menurun Edukasi
Objektif
5. Perilaku agresif 1. Ajarkan tenik relaksasi
1. Perilaku tidak konsisten menurun 2. Ajarkan latihan assertive
2. Hubungan yang tidak efektif
3. Ajarkan membuat jadwal
3. Strategi koping tidak efektif olahraga teratur
4. Penampilan peran yang tidak 4. Anjurkan aktivitas untuk
efektif menyenangkan diri misalnya
bermain.
5. Anjurkan bersosialisasi
6. Anjurkan menjalin
komunikasi dengan keluarga
dan profesi pemberu asuhan
2. Gangguan komunikasi verbal Komunikasi verbal Promosi Komunikasi
berhubungan dengan gangguan Observasi
1. Kemampuan berbicara
neuromuskuler 1. Monitor kecepatan tekanan
meningkat
kuantitas, volume dan diksi
Tanda mayor 2. Kemampuan
bicara
Objektif: mendengar meningkat
2. Monitor proses kognitif,
3. Kesesuaian ekspresi
1. Tidak mampiu berbicara atau anatomis, fisiologis, yang
wajah atau tubuh
mendengar berkaitan dengan bicara
meningkat
2. Menunjukkan respon tidak sesuai (misalnya : memori,
4. Kontak maat meningkat
pendengaran, dan bicara)
Respon perilaku
3. Monitor prustasi, marah,
Tanda minor pemahaman depresi atau hal lain yang
Objektif: komunikasi membaik. mengganggu bicara
4. Identifikasi perilaku
1. Afasia
emosional dan fisik sebagai
2. Apraksia
bentuk komunikasi
3. Disleksia
Teraupetik
4. Pelo
5. Disatria 1. Gunakan metode komunikasi
6. Gagap alternative
7. Tidak ada kontak mata 2. Sesuaikan gaya komunikasi
8. Sulit memahami komunikais dengan kebutuhan pasien
9. Sulit mempertahankan 3. Modifikasi lingkungan untuk
komunikasi menimalkan bantuan
10. Sulit menggunakan ekspresi 4. Berikan dukungan psikologis
wajah atau tubuh Edukasi
11. Sulit menyusun kalimat
1. Anjurkan berbicara perlahan
12. Verablisasi tidak tepat sulit
2. Ajarkan pasien dan keluarga
mengungkapkan kata-kata
proses kognitif, anatomis,
dan fisiologis yang
berhubungan dengan
kemampuan berbicara
Kolaborasi
5. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini perawat mengevaluasi asuhan keperawatan yang
telah diberikan intervensi telah berhasil atau dilanjutkan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi
mahasiswa-mahasiswi keperawatan dapat memahami asuhan keperawatan
pada anak berkebutuhan khusus autisme dan bagi orang tua yang memiliki anak
autisme.
DAFTAR PUSTAKA
jaja sutea.2014. (n.d.). Jurnal Edueksos Vol III No 1, Januari-Juni 2014 119.
III(1), 119–133.