Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

13 2200 161 PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 91

IMPLEMENTASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AMANAH


FINANCE CABANG PAREPARE

Oleh:

ZULFAHRY ABUHASMY
NIM: 13.2200.161

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2018
IMPLEMENTASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AMANAH
FINANCE CABANG PAREPARE

Oleh:

ZULFAHRY ABUHASMY
NIM: 13.2200.161

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarajana Hukum (S.H.)
pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri Parepare

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2018

ii
IMPLEMENTASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AMANAH
FINANCE CABANG PAREPARE

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Hukum (S.H.)

Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Disusun dan Diajukan Oleh

ZULFAHRY ABUHASMY
NIM. 13.2200.161

Kepada

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PAREPARE
2018

iii
iv
v
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas semua limpahan

rahmat serta hidayahnya yang telah memberikan penulis kekuatan pikiran dan tenaga,
serta nikmat kesehatan dan berbagai nikmat yang tah ternilai, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi tepat waktu yang berjudul “Implementasi Standar Operasional

Prosedur (SOP) terhadap Kinerja Karyawan PT. Amanah Finance cabang.” Tak lupa

kirimkan salawat serta salam kepada junjungan Nabiullah Muhammad saw., Nabi

yang menjadi panutan bagi kita semua, yang mengarahkan kita ke hal yang lebih baik

lagi. Skripsi ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan

memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) pada Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Parepare.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkulihaan sampai pada penyusunan skripsi ini. Sangat sulit untuk penulis
menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada orang tua penulis; Bapak Abu Bakar Juddah , Ibu Hasmiah, saudara dan

segenap keluarga yang senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan studi,

selalu mendoakan, memberikan nasehat dan semangat yang tiada henti-hentinya

kepada penulis. Penulis ucapkan banyak terimakasih atas bantuannya baik itu dalam

bentuk moral maupun materil serta penulis mengucapkan terima kasih kepada :

vii
1. Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si sebagai Ketua STAIN Parepare yang

telah bekerja keras mengelola pendidikan di STAIN Parepare.

2. Bapak Budiman, M.HI sebagai Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam

atas pengabdiannya telah menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi

mahasiswa.

3. Bapak dan Ibu program studi Hukum Ekonomi Syariah yang telah

meluangkan waktu mereka dalam mendidik penulis selama studi di STAIN


Parepare.

4. Ibunda Dr. Sitti Jamilah Amin, M.Ag dan bapak Abdul Hamid Hafid, SE.,

M.M selaku dosen pembimbing skripsi yang telah menyediakan waktu,

tenaga, dan pikirannya dalam membimbing dan mengarahkan saya saat

menyusun skripsi karena tanpa mereka skripsi saya mungkin tidak akan

selesai seperti saat ini.

5. Ibunda Syahriyah Semaun, SE., M.M selaku dosen pembimbing akademik,

yang selalu merangkul dan menuntun saya selama perkulihaan.

6. Pihak Perpustakaan dan Akademik STAIN Parepare yang senantiasa


melayani penulis apabila penulis memerlukan bantuan dalam bidang

akademik selama masa perkulihan.

7. Teman perkuliahan yang selalu setia menemani dan memberikan informasi,

serta senantiasa memberi semangat kepada penulis selama kurang lebih

empat tahun kuliah.

8. Senior yang memberikan semangat kepada penulis melalui nasehat-nasehat

siraman rohani. Yang siap membantu ketika sedang dalam masalah.

viii
ix
x
ABSTRAK

ZULFAHRY ABUHASMY. Implementasi Standar Operasional Prosedur


(SOP) Terhadap Kinerja Karyawan PT. Amanah Finance Cabang Parepare )

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan pedoman pada pengelolaan


kerja yang terstruktur untuk mencapai tujuan organisasi yang telah direncanakan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada pada setiap organisasi merupakan
modal terpenting bagi organisasi untuk menetapkan seluruh keputusan serta kegiatan
dalam sebuah koridor yang tersusun rapi dan efektif. tujuan Standar Operasional
Prosedur (SOP) diterapkan untuk dapat menjadi panduan atau pedoman kerja agar
setiap kegiatan dalam perusahaan dapat dikendalikan sehingga target yang ingin
dicapai dapat terwujud secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap kualitas kinerja
karyawan pada perusahaan PT. Amanah Finance cabang Parepare. Metode penelitian
yang digunakan deskriptif kualitatif untuk menganalisis implemantasi Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang dilaksanakan di perusahaan pada kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Standar Operasional Prosedur
(SOP) berjalan efektif dan sesuai dengan kinerja karyawan dalam melaksanakan
tugas dan tanggungjawab sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan memberikan kontribusi positif terhadap
kinerja karyawan dalam pengelolaan perusahaan. Selain itu masih terdapat kendala
dalam implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) yang meliputi kendala
operasional dan kendala personal dalam menangani nasabah. Untuk mengatasi
kendala penerapan standar operasional prosedur diperlukan pemecahan masalah yaitu
memberikan pemahaman terhadap nasabah serta memahami setiap karakter nasabah
dalam melakukan penagihan.

Kata Kunci: Implementasi, SOP, Kinerja Karyawan

xi
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................................... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................................................... iv

PENGESAHAN KOMISI PEMBIMBING ................................................................. v

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI........................................................................... vi

KATA PENGANTAR.......... ..................................................................................... vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................................... x

ABSTRAK...................................................................................................................xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................. .xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah. ................................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian. .................................................................................. 6

1.4 Kegunaan Penelitian............................................................................... 7

xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu. ............................................................. 8

2.2 Tinjauan Teoritis. .................................................................................. 9

2.2.1 Implementasi. ................................................................................ 9

2.2.2 Standar Operasional Prosedur (SOP). ...................................... …12

2.2.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Amanah Finance. ...... 22

2.2.4 Kinerja Karyawan....................................................................... 25

2.3 Tinjauan Konseptual. ......................................................................... 30

2.4 Kerangka Pikir. .................................................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian. .................................................................................. 32

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian. ............................................................. 32

3.3 Fokus Penelitian. ................................................................................ 33

3.4 Jenis dan Sumber Data. ...................................................................... 33

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data. ........................................ 33

3.6 Teknik Analisis Data. ......................................................................... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan....................................................... 37

4.2.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) perusahaan PT. Amanah

finance. ...................................................................................... 37

4.2.2 Implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP)

perusahaan PT. Amanah..................................................... ……50

xiii
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan. ........................................................................................ 70

5.2 Saran. .................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA. .............................................................................................. 72

LAMPIRAN – LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

1 Kerangka Fikir 31

xv
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Lampiran

Lampiran 1 Surat Keterangan Wawancara

Lampiran 2 Surat Izin Meneliti Dari STAIN Parepare

Lampiran 3 Surat Izin Meneliti Dari Bappeda Kota Parepare

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Meneliti

Lampiran 5 Outline Pertanyaan

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Riwayat Hidup

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan organisasi banyak tergantung pada bagaimana kemampuan

pimpinan dalam menghubungkan antara kebutuhan pribadi pegawai dan kebutuhan

organisasi secara menyeluruh karena organisasi merupakan sebuah kelompok yang


saling bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi dimana masing-masing orang

mempunyai peranan yang telah ditetapkan secara formal yang tertuang dalam

deskripsi pekerjaan.

Organisasi menciptakan aturan main, kebijakan dan hirarki hubungan untuk

mencapai tujuan yang disebut dengan struktur. Peraturan dan kebijakan dalam

organisasi tertuang dalam deskripsi pekerjaan dan Standar Operasional Prosedur

(SOP). Deskripsi pekerjaan merupakan penjelasan tentang apa yang harus dikerjakan

oleh setiap anggota organisasi, dengan siapa mereka berinteraksi, mereka

bertanggung jawab kepada siapa, sarana yang dipergunakan dan keahlian yang

dibutuhkan, adapun SOP merupakan suatu standar prosedur/pedoman tertulis tentang


tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan

suatu proses kerja tertentu yang dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan

suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Penerapan Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang baik, akan menunjukkan konsistensi hasil kinerja, hasil produk

dan proses pelayanan yang kesemuanya berdasar pada kemudahan staf/pegawai

dalam bekerja dan kepuasan pengguna layanan.

1
Mengingat aturan main dan bagaimana menerapkannya, manajemen sumber

daya manusia mendaji alat yang berperan penting untuk mengelola sistem dan aturan

main yang ada. berdasarkan defenisi, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara

efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Cakupan pembahasan

manajemen sumber daya manusia berdasarkan komponen yang ada mencakup

pengusaha, karyawan dan pemimpin atau manajer. Hal ini tentunya punya keterkaitan
dan hubungan erat dengan perusahaan dan pengelolaan sistem yang ada pada

perusahaan. Pencapaian atau tujuan dalam mengelola sistem perusahaan dengan baik

salah satunya dengan memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan aturan yang

berlaku.

Pelayanan adalah kegiatan yang terjadi saat interaksi berlangsung antara

seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, untuk memberikan perolehan

kepuasan terhadap pelanggan. Dalam kamus bahasa Indonesia dijelaskan bahwa

pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah

membantu menyiapkan apa yang diperlukan oleh seseorang. Pelayanan adalah


serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan

berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang

dalam masyarakat.1

Pemenuhan kebutuhan organisasi baik dalam bidang produksi, pengadaan,

penyimpanan, pemeliharaan, pembinaan tenaga kerja, data informasi, komunikasi,

pembinaan sistem, prosedur dan metode serta ketata usahaan pada umumnya

1
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 27.

2
merupakan pelaksanaan sifat dari pelayanan untuk memperoleh hal tersebut

dibutuhkan kerjasama dari seluruh komponen organisasi.

Kerjasama dalam menyelenggarakan dan melaksanakan fungsi organisasi

yang berupa kegiatan subtantif dan kegiatan fasilitatif. Fungsi organisasi merupakan

tanggung jawab tertulis dari organisasi untuk menyelesaikan tujuan utama

sebagaimana yang diharapkan.

Agar tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan, selain penetapan Standar


Operasional Prosedur (SOP) diperlukan disiplin dan komitmen organisasi yang tinggi

untuk melaksanakannya. Tanpa disiplin, dan komitmen yang tinggi, maka

bagaimanapun baiknya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dibuat tidak akan

pernah tercapai kinerja organisasi yang tinggi. Standar Operasional Prosedur (SOP)

hanya akan menjadi bahan bacaan harian dan prosedur tertulis yang menghiasi

dinding semata.

Kedisiplinan adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk menaati semua

peraturan instansi, lembaga atau perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku,

sehimgga kedisiplinan dapat diartikan apabila seorang pegawai datang dan pulang
tepat pada waktunya, pekerjaan dilakukan dengan baik serta patuh terhadap semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan menjadi

suatu keharusan untuk ditegakkan dalam suatu organisasi karena tanpa dukungan

disiplin pegawai yang baik, maka sulit bagi organisasi untuk mewujudkan tujuannya.

Jadi kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuan. 2

2
Fathoni, Berbagai Macam Teknik Pembinaan Tenaga Kerja Cet. I (Jakarta: Bharata Karya
Aksara, 2006), h. 172.

3
Sistem dan prosedur merupakan dwitunggal yang dalam pelaksanaannya tidak

dapat dipisahkan, sistem merupakan kernagka mekanisme organisasi sedangkan

prosedur adalah rincian dinamikanya mekanisme sistem. Prosedur dapat

diterjemahkan sebagai tata cara yang berlaku dalam organisasi, sehingga penetapan

prosedur dalam suatu organisasi harus diikuti. Prosedur merupakan proses atau tata

kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya tahapan secara

jelas dan pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu
pelayanan.3

Prosedur mengatur perbuatan baik perbuatan kedalam maupun perbuatan ke

luar, sehingga harus diketahui dan dipahami oleh orang-orang yang terlibat dan

memiliki kepentingan, baik pegawai atau staff ataupun pihak-pihak yang ada diluar

organisasi yang memeiliki kepentingan terhadap hasil kegiatan organisasi baik berupa

produk atau jasa maupun barang. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di

lapangan, penulis menemukan adanya beberapa penyimpangan yang dilakukan oleh

karyawan dalam melakukan tugasnya yang tidak sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur (SOP) PT. Amanah finance. Hal inilah yang kemudian menjadi daya tarik
untuk dilakukan penelitian oleh penulis.

Lembaga finansial dan sistem yang ada didalam mempunyai daya tarik

tersendiri dalam dunia ekonomi, secara historis, pasar finansial dari tahun ke tahun

mengalami perubahan yang tampak seperti lahirnya metode baru. Terdapat peranan

vital pada sistem dan lembaga-lembaga finansial yang dimaksud diatas, peranan vital

yang dimaksud seperti :

3
Surjadi, Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik (Bandung: Refika Aditama, 2010),
h. 59.

4
1.1.1 Membiayai produk baru dan jasa yang baru.

1.1.2 Penyediaan kapital untuk pertumbuhan bisnis yang menciptakan lapangan

kerja.

1.1.3 Menyediakan mekanisme pembayaran.

1.1.4 Memberi jalan untuk menyimpan bagi keperluan mendesak dan investasi.

1.1.5 Memberi kita kesempatan untuk melindungi diri dan harta terhadap resiko.

1.1.6 Menyediakan kredit.4

Di indonesia sendiri, terdapat berbagai macam perusahaan pembiayaan yang

menjalankan tugas serta perannya masing-masing berdasarkan aturan yang berlaku,

setidaknya ada 173 perusahaan finance yang memiliki total aset mulai dari dibawah

Rp.100 miliar sampai dengan Rp. 10 triliun. Dalam menjalankan produk pembiayaan,

lembaga financial terbagi dua sistem, sistem konfensional dan sistem syariah.

Amanah finance sebagai salah satu lembaga yang diakui di Indonesia sejak tahun

1985 yang secara resmi diakui sebagai lembaga pembiayaan stelah memperoleh izin

operasional dari mentri keuangan republik Indonesia dengan nomor


kep.172/km.5/2005 Tanggal 17 jni 2005 tentang pemberian izin usaha lembaga

pembiayaan dan kmemudian, satu tahun setelah terbitnya izin tesebut, PT. Amanah

finance memperoleh rekomendasi pembiayaan syariah dari dewan syariah nasional

majelis ulama Indonesia nomor:U-147/DSM-MUI/VI pada Tanggal 27 Juni 2006.

Dan pada tahun yang sama pula PT. Amanah finance telah memback up penjualan-

penjualan PT. Hadji Kalla hingga saat ini. Dalam menjalankan bisnis pembayaan, PT.

4
Drs. Herman darmawi, Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial (Jakatra: PT Bumi
Aksara, 2006) hal. 1.

5
Amanah finance juga menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) kepada

semua pihak yang terlibat didalamnya, inilah yang kemudian mampu

mengkonsistenkan jalannya produk perusahaan dan memperoleh keuntungan.

Berdasarkan urian diatas, dengan memperhatikan beberapa persoalan yang

akan diteliti, sesuai apa yang diterapkan perusahaan. Maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang cakupan penelitiannya fokus terhadap implementasi

Standar Operasional Perusahaan (SOP) terhadap kinerja karyawan PT. Amanah


finance cabang Parepare.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah pokoknya adalah

Bagaimana Implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) perusahaan PT.

Amanah finance terhadap kinerja. Maka rumusan penelitian ini yaitu :

1.2.1 Bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) pada PT. Amanah finance

cabang Parepare ?

1.2.2 Bagaimana Implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap

kinerja karyawan pada PT. Amanah finance cabang Parepare ?


1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1.3.1 Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) pada PT. Amanah

finance cabang Parepare.

1.3.2 Untuk mengetahui Implementasi Standar operasional Prosedur (SOP)

terhadap kinerja karyawan pada PT. Amanah finance cabang Parepare.

6
1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1.4.1 Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan yang bermanfaat

bagi orang yang ingin mengetahui implementasi Standar Operasional Prosedur

(SOP) PT. Amanah finance cabang Parepare.

1.4.2 Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan (referensi) bagi para
peneliti lain yang akan melakukan penelitian akan datang.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini penelitian yang relevan dipaparkan tinjauan terhadap hasil

penelitian sebelumnya yang terkait dengan fokus penelitian. Adapun penelitian

terdahulu yang meneliti terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai
berikut:

2.1.1 Penelitian yang pertama Ni Kadek Sri Astuti dengan judul pelaksanaan

standar operasional prosedur dalam pelayanan pembuatan surat keterangan

kehilangan pada kepolisian sektor di kota Makassar. Yang fokus penelitiannya

terhadap pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang meliputi

penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP), implementasi serta faktor-

faktor yang mempengaruhi pelaksanaan standar operasional prosedur.5

2.1.2 Penelitian yang kedua yaitu Dessy Noer Astri Purba dengan judul hubungan

penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan kinerja pekerja bagian

produksi PT. Kimia Farma Tbk. Plant Medan. Dessy melakukan penelitian
terhadap pekerja bagian produksi PT. Kimia Farma Tbk. Plant medan atas

penerapan standar operasional prosedur.6

5
Ni Kadek Sri Astuti, pelaksanaan standar operasional prosedur dalam pelayanan
pembuatan surat keterangan kehilangan pada kepolisian sektor di kota Makassar, ( Skripsi UNHAS:
Makassar, 2017)
6
Dessy Noer Astri Purba, Hubungan Penerapan Standard Operasional Prosedur (SOP)
Dengan Kinerja Pekerja Bagian Produksi PT. Kimia Farma Tbk. Plant Medan, (Skripsi Universitas
sumatera Utara: Medan, 2014) http://www.prepository.USU.ac.id/bitsream/12345
6789/41040/7overpdf&ped (15 desember 2017)

8
2.1.3 Penelitian yang ketiga yaitu Fauzi Pahlevi dengan judul implementasi

standard operating procerdures (SOP) penyelenggaraan umrah pada PT. tur

silaturahmi Nabi (tursna tours) Jakarta yang fokus penelitiannya hampir sama

dengan kedua penelitian yang ada, yang membedakan adalah Fauzi Pahlevi

memfokuskan penelitian pada penyelenggaraan umrah PT. Tur Silaturrahmi

Nabi (Tursna Tours) Jakarta.7

Adapun perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan oleh penulis Dengan

penelitian terdahulu tersebut terletak pada substansi yang akan diteliti oleh penulis.

Dimana pada penelitian ini, penulis akan mencari tahu mengenai implementasi

Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap kinerja karyawan PT. Amanah finance

cabang Parepare.

2.2 Tinjauan Teoritis

2.2.1 Implementasi

Secara sederhana, implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan,

implementasi merupakan aksi nyata dalam menjalankan rencana yang telah dirancang

dengan matang sebelumnya. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan


dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi

biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna.

Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi,

tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas,

tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Guntur

7
Fauzi Pahlevi, Implementasi Standard Operating Procerdures (SOP) Penyelenggaraan
Umrah Pada PT. Tur Silaturahmi Nabi (Tursna Tours) Jakarta” ( skripsi UIN: Jakarta, 2014)
http://www.tripository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27140/1/fauzy%2520fahlevi-
fdk.pdf&fed=2haukewikupxbs4 (15 desember 2017)

9
Setiawan berpendapat, implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling

menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta

memerlukan jaringan pelaksana birokrasi yang efektif.8

Jadi implementasi adalah proses yang dilakukan untuk melaksanakan suatu

rencana yang telah dipikirkan secara matang dengan melakukan interaksi antara

tujuan dan tindakan yang tidak tumpang tindih (tidak sejalan) demi tercapainya tujuan

secara efektif.
Faktor-faktor implementasi kebijakan dilaksanakan dalam sekuensi

manajemen implementasi kebijakan. Implementasi kebijakan di kelola dalam tugas-

tugas :

2.2.1.1 Pertama adalah Implementasi strategi yaitu kebijakan dapat langsung

dilaksanakan atau memerlukan kebijakan turunan sebagai kebijakan

pelaksanan. Adapun konsep-konsepnya sebagai berikut :

2.2.1.1.1 Menyesuaikan struktur dengan strategi.

2.2.1.1.2 Melembagakan srategi.

2.2.1.1.3 Mengoperasionalkan strategi.


2.2.1.1.4 Menggunakan prosedur untuk memudahkan implementasi.

2.2.1.1.5 Kedua pengorganisasian yaitu merumuskan prosedur implementasi, yang

diatur dalam model dasar mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan

dengan konsep-konsepnya:

2.2.1.1.6 Desain organisasi dan struktur organisasi.

2.2.1.1.7 Pembagian pekerjaan dan desain pekerjaan.

8
Budi Winarno,”Kebijakan publik : teori, proses, dan studi kasus” ( Public policy: Social
services ; Social problem). Hal.12. http://digilib.unila.ac.id/7056/14/BAB%20II.pdf
http://digilib.unila.ac.id/7056/14/BAB%20II.pdf. .(Akses 20 Desember 2017).

10
2.2.1.1.8 Integrasi dan koordinasi.

2.2.1.1.9 Perekrutan dan penempatan sumber daya manusia.

2.2.1.1.10 Hak, wewenang dan kewajiban.

2.2.1.1.11 Pendelegasian.

2.2.1.1.12 Pengembangan kapasitas organisasi dan kapasitas sumber daya manusia.

2.2.1.1.13 Budaya organisasi.

2.2.1.1.14 Faktor yang ketiga yaitu penggerakan dan kepemimpinan adalah


melakukan alokasi sumber daya, menyesuaikan prosedur implementasi

dengan sumber daya yang digunakan, saat kebijakan pada fase ini sekaligus

diberikan pedoman diskresi atau ruang gerak bagi individu pelaksana untuk

memilih tindakan sendiri yang otonom dalam batas wewenang apabila

menghadapi situasi khusus dan menerapkan prinsip-prinsi dasar good

governance. Dengan konsep-konsepnya:

2.2.1.1.15 Efektivitas kepemimpinan.

2.2.1.1.16 Motivasi.

2.2.1.1.17 Etika.
2.2.1.1.18 Mutu.

2.2.1.1.19 Kerjasama tim.

2.2.1.1.20 Komunikasi organisasi.

2.2.1.1.21 Negosiasi.

2.2.1.1.22 Faktor yang keempat adalah pengendalian yaitu mengendalikan

pelaksanaan dengan melakukan proses monitoring secara berkala dan

konsep-konsepnya:

2.2.1.1.23 Desain pengendalian.

11
2.2.1.1.24 Sistem informasi manajemen.

2.2.1.1.25 Monitoring.

2.2.1.1.26 Pengendalian anggaran atau keuangan.

2.2.1.1.27 Audit.

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan

dapat mencapai tujuannya. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada


dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk

program-program atau melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari

kebijakan publik tersebut.9

2.2.2 Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berkaitan dengan

prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

yang bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja

dengan biaya yang serendah-rendahnya. Standar Operasional Prosedur (SOP)

biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi, metode penulisan prosedur,

serta dilengkapi oleh bagan flowchart di bagian akhir.10


Setiap perusahaan bagaimanapun bentuk dan apapun jenisnya, membutuhkan

sebuah panduan untuk menjalankan tugas dan fungsi setiap elemen atau unit

perusahaan. Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sistem yang disusun untuk

9
Ase satria, “Definisi Implementasi Dan Teori Implementasi Oleh Para Ahli Di Dalam
Sebuah Kebijakan” http://www.materibelajar.id/2015/12/definisi-implementasi-dan-teori.html.
(Akses 10 Januari 2018).
10
Laksmi fuad dan Budiantoro, Manajemen Perkantoran Modern (Jakarta: Penerbit pemaka, 2008),
h. 52.

12
memudahkan, merapihkan dan menertibkan pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses

melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir.

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang digunakan

untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan

lancar.11

Standar Opersaional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang berisi serangkaian

instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan


administrasi perkantoran yang berisi cara melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan,

tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan.12

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Standar Operasional Prosedur

(SOP) merupakan serangkaian aturan tertulis untuk mengikat seluruh kompenen yang

berada dalam suatu perusahan. Ini dibutuhkan agar supaya dapat menghindari hal- hal

yang menyimpang baik yang dilakukan oleh aktor yang berperan (karyawan) ataupun

semua pihak terkait lainya untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.2.2.1 Tujuan dan Fungsi Standar Operasional Prosedur (SOP)

Tujuan pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah untuk

menjelaskan perincian atau standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang

berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu organisasi. Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang baik adalah Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mampu

11
Sailendra annie, Langkah-Langkah Praktis Membuat SOP, cet. Pertama (Yogyakarta: Trans
Idea Publishing, 2015), h. 11.
12
Insani Istyadi, Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Daerah Dalam Rangka
Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah,
http:www.samarinda.lan.go.id/jba/index.php/jbaarticle/view/50/61. (04 Desember 2017), h. 1.

13
menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk karyawan baru,

penghematan biaya, memudahkan pengawasan serta mengakibatkan koordinasi yang

baik antara bagian-bagian yang berlainan dalam perusahaan.

2.2.2.1.1 Tujuan Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut:

2.2.2.1.1.1 Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi

tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu

tugas atau pekerjaan tertentu.


2.2.2.1.1.2 Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama pekerja

dan supervisor.

2.2.2.1.1.3 Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, dengan demikian

menghindari dan mengurangi konflik keraguan, duplikasi serta

pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.

2.2.2.1.1.4 Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.

2.2.2.1.1.5 Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien

dan efektif.

2.2.2.1.1.6 Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas yang terkait.

2.2.2.1.1.7 Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses

kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan kesalahan

administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah sakit dan

petugas.

2.2.2.1.1.8 Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.

14
2.2.2.1.1.9 Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang baru.13

2.2.2.2 Fungsi Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebagai berikut:

2.2.2.2.1 Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2.2.2.2.2 Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

2.2.2.2.3 Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

2.2.2.2.4 Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.


2.2.2.2.5 Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

2.2.2.3 Manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP) atau yang sering disebut sebagai

prosedur tetap (protap) adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan,

kapan, dimana dan oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam

proses pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja organisasi

(instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki manfaat bagi organisasi

antara lain (Permenpan No.PER/21/M-PAN/11/2008):

2.2.2.3.1 Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan


pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.

2.2.2.3.2 SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada

intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan

dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

2.2.2.3.3 Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab

khusus dalam melaksanakan tugas.

13
Hartatik Indah Puji, Buku Praktis Mengambangkan SDM (Yogyakarta: Laksana, 2014),
h. 30.

15
2.2.2.3.4 Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai. cara

konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha

yang telah dilakukan.

2.2.2.3.5 Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru

untuk cepat melakukan tugasnya.

2.2.2.3.6 Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan baik.

2.2.2.3.7 Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam


melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.

2.2.2.3.8 Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.

2.2.2.3.9 Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam

memberikan pelayanan serta menjamin proses pelayanan tetap berjalan

dalam berbagai situasi.

Sehingga dapat dsimpulkan bahwa manfaat dari Standaritas Prosedur

Operasional adalah rujukan tertulis yang dipedomani oleh karyawan suatu organisasi

sehingga tidak terjadi perbedaan pelaksanaan suatu pekerjaan dan pekerjaan dapat

dilakukan dengan keseragaman sesuai denga standar yang terstruktur dan efesien.
2.2.2.4 Objek kajian Standar Operasional Prosedur (SOP).

2.2.2.4.1 Manajemen Sumber Daya Manusia.

Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan

dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan jasa guna unsur-unsur

manajemen akan dapat ditingkatkan.

16
Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari: man, money, methode,

machines, materials dan market, disingkat 6M. 14Manajemen berasal dari kata to

manage yang artinya mengatur, timbul pertanyaan tentang: apa yang diatur, apa

tujuannya diatur, mengapa harus diatur, siapa yang mengatur dan bagaimana

mengaturnya. Pengaturannya adalah semua unsur manajemen, yakni 6M. Tujuannya

diaturnya agar 6M lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mewujudkan tujuan

yang harus diatur supaya 6M itu bermanfaat optimal, terkoordinasi dan terintegrasi
dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organisasi. Yang mengatur adalah

pimpinan dengan kekuasaannya yaitu pimpinan puncak, manajer madya dan

supervisi. Dan kemudian diatur dengan melakukan kegiatan urut-urutan fungsi

manajemen tersebut.

Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi.

Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang

dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang diliki perusahaan

tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan.

Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai fikiran,
perasaan, status, kainginan dan latar belakang yang heterogen yang dibawah kedalam

organisasi. Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur

mesin, modal atau gedung.

MSDM adalah bagian dari manajemen. Oleh karena itu, teori-teori

manajemen umum menjadi dasar pertimbangannya. MSDM lebih memfokuskan

pembahasannya mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan

14
Malayu S. P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia Cet. VI (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), h. 1.

17
yang optimal. Pengaturan itu meliputi masalah perencanaan (Human resources

planning), pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,

kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian tenaga

kerjauntuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Jelasnya MSDM mengatur tenaga kerja manusia sedemikian rupa sehingga

terwujudnya tujuan perusahaan, kepuasan karyawan dan masyarakat.

2.2.2.4.2 Komponen MSDM

Tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas pengusaha, karyawan dan

pemmpin.

2.2.2.4.2.1 Pengusaha.

Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk

memperoleh pendapatan dan besarnya pendapata itu tidak menentu tergantung pada

apa yang dicapai perusahaan tersebut.

2.2.2.4.2.2 Karyawan.

Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karyawan berperan

aktif dalam menetapkan rencana, sistem, proses dan tujuan yang ingin dicapai. Lalu

siapakah sebenarnya yang disebut karyawan itu.

Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapat

kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan terikat

untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh kompensasi

sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan atas

karyawan operasional dan karyawan manajerial (pimpinan).

2.2.2.4.2.3 Pemimpin atau Manajer.

18
Pemimpin adalah seorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggungjawab atas

pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan adalah gaya

seorang mempengaruhi bawahannya, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif

sesuai dengan perintahnya. Asas-asar kepemimpinan adalah bersikap tetas dan

rasional, bertindak konsisten dan berlaku adil dan jujur.

2.2.2.4.2.4 Lingkungan kerja

Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan fisik dalam

perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam melaksanakan tugasnya.

Kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai keadaan lingkungan sekitarnya,

antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini,

manusia akan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan berbagai keadaan lingkungan

sekitarnya. Demikian pula halnya ketika melakukan pekerjaan, karyawan sebagai

manusia tidak dapat dipisahkan dari berbagai keadaan disekitar tempat mereka

bekerja, yaitu lingkungan kerja. Selama melakukan pekerjaan, setiap pegawai akan

berinteraksi dengan berbagai kondisi yang terdapat dalam lingkungan kerja.

Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan yang

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.15

Lingkungan kerja dapat pula diartikan sebagai keseluruhan alat perkakas dan

bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode

15
Alex S. Nitisimito, Manajemen Personalia (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992), h. 25.

19
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai

kelompok.16

Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat

melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman, dan nyaman. Kesesuaian

lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama lebih jauh

lagi lingkungan-lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan

waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja

yang efisien.17

Menurut Bambang, lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Seorang pegawai yang bekerja di

lingkungan kerja yang mendukung dia untuk bekerja secara optimal akan

menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika seorang pegawai bekerja dalam

lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak mendukung untuk bekerja secara

optimal akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi malas, cepat lelah

sehingga kinerja pegawai tersebut akan rendah.18

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja

merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pegawai pada saat bekerja, baik

berbentuk fisik atau non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat

mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja.

Secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua, yaitu:

16
Sedarmayati, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja (Bandung: Mandar Maju,
2001), h. 1.
17
Sedarmayanti,sumber daya manusia dan produktivitas kerja, h. 12.
18
Bambang Kusriyanto, Meningkatkan Produktivitas Karyawan ( Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo, 1991 ), h.122.

20
2.2.2.2.4.2.1 Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat

disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung

maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori

yaitu lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan pegawai seperti pusat

kerja, kursi, meja, dan sebagainya dan Lingkungan perantara atau lingkungan umum

dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia misalnya
temparatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanik,

bau tidak sedap, warna dan lain-lain.

Untuk dapat memperkecil penguruh lingkungan fisik terhadap karyawan,

maka langkah pertama harus mempelajari manusia, baik mengenal fisik dan tingkah

lakunya, kemudian digunakan sebagai dasar memikirkan lingkungan fisik yang

sesuai.

2.2.2.2.4.2.2 Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan

dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan, maupun hubungan dengan
sesama rekan kerja ataupun hubungan dengan bawahan. Perusahaan hendaknya dapat

mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antar tingkat atasan, bawahan

maupun yang memiliki status yang sama19. Kondisi yang hendaknya diciptakan

adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri. 20 Jadi

lingkungan kerja non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak

bisa diabaikan dikarenakan mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan.

19
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, h. 21.
20
Alex S. Nitisimito, Manajemen Personalia, h. 171.

21
2.2.2.2.4.2.3 Manfaat Lingkungan Kerja.

Manfaat lingkungan kerja adalah menciptakan gairah kerja, sehingga

produktivitas dan prestasi kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh

karena bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat

terselesaikan dengan tepat, yang artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang

benar dan dalam skala waktu yagn ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh

individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak pengawasan
serta semangat juangnya akan tinggi.

2.2.3 Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Amanah finance

2.2.3.1 Visi misi.

Menjadi perusahaan pembiyaan syariah yang terbaik.

2.2.3.2 Misi.

2.2.3.2.1 Menjadi perusahaan pembiayaan syariah yang istiqamah.

2.2.3.2.2 Menjadi perusahaan pembiayaan syariah yang inovatif.

2.2.3.2.3 Menjadi perusahaan pembiayaan syariah yang professional

2.2.3.3 Tujuan.
2.2.3.3.1 Prosedur ini mengatur tentang tata cara pelaksanaan nasabah bermasalah

agar tercapai tujuan-tujuan bisnis perusahaan, dan dapat mengurangi

resiko kerugian perusahaan.

2.2.3.4 Pihak-pihak yang terkait.

2.2.3.4.1 Internal : Kolektor, Kepala Cabang/ Spv. Collector, ADH Cabang/

Administrasi Piutang, hard Collector, Dept. A.R.

2.2.3.4.2 External : Nasabah.

2.2.3.5 Ruang lingkup dan Tanggung jawab.

22
2.2.3.5.1 Ruang lingkup penerapan SOP mencangkup seluruh unit kerja di PT.

Amanah finance.

2.2.2.5.2 Penanggung jawab adalah Kepala Cabang di wilayah kerjanya.

2.2.3.6 History penagihan.

2.2.3.6.1 Surat Pengajuan Pengalihan Penanganan Account.

2.2.3.6.2 Laporan Penangan Nasabah Bermasalah.


2.2.3.7 Definisi.

2.2.3.7.1 Collector adalah unit kerja ditingkat cabang yang bertanggung jawab

terhadap penanganan penagihan pituang sesuai target yang telah

ditetapkan.

2.2.3.7.2 Kepala cabang adalah penanggung jawab operasional lapangan disuatu

wilayah atau cabang.

2.2.3.7.3 Nasabah adalah orang yang melakukan pembiayaan pada PT. Amanah

finance, dan mempunyai kewajiban melakukan pembayaran angsuran.

2.2.3.7.4 Hard Collection adalah unit kerja yang tanggung jawab menyelesaikan

account nasabah bermasalah yang telah dialihkan oleh cabang.


2.2.3.8 Ketentuan-ketentuan (Kebijakan).

2.2.3.8.1 Penanganan nasabah bermasalah dapat dilaksakan ditingkat cabang

ataupun dialihkan ke- Hard Collection – HO.

2.2.3.8.2 Ketentuan pengalihan penangan nasabah dari cabang ke Hard collection.

2.2.3.8.3 Umur Tunggakan 28 hari keatas atau account telah diterbitkan surat

peringatan II.

2.2.3.8.4 Pengalihan dianggap sah apabila permohonan pengalihan telah disetujui

Dept. AR, sehingga kemudian menjadi target Hard Collection.

23
2.2.3.8.5 Apabila penanganan Hard Collection telah selesai account akan

dikembalikan ke Collector Cabang.

2.2.3.9 Proses operasional.

2.2.3.9.1 Kacab/ Spv. Collector meminta history account tidak tertagih dari kolektor.

2.2.3.9.2 Kacab/ Spv. Collection menganalisa dan mengklasifikasikan nasabah tidak

tertagih berdasar history tersebut, kemudian melaksanakan langkah

penagnan nasabah bermasalah atau membuat pengajuan pengalihan


penaganan nasabah ke Dep. AR atas nasabah yang tidak dapat ditangani

lagi ditingkat cabang.

2.2.3.9.3 Dept. AR mengalisa pengajuan cabang kemudian membuat perencanaan

bersama Hard Collection untuk memutuskan pembentukan tim hard

collection dan cabang yang akan ditangani.

2.2.3.9.4 Dept. AR bersama dengan PSDM membuat surat penugasan Tim Hard

Collection.

2.2.3.9.5 Tim hard Collection melakukan koordinasi dengan cabang, menganalisa

bersama history nasabah yang dialihkan dan membuat BAP penanganan


accont.

2.2.3.9.6 Tim hard Collection melaksanakan langkah-langkah penanganan

melakukan kunjungan ke nasabha untuk mengkonfirmasi perihal

tunggakan, mengusulkan penyelesaian tunggakan kepada nasabah.

2.2.3.9.7 Negosiasi dan penekanan terhadap nasabah untuk melakukan pembayaran.

2.2.3.9.8 Nasabah mengangsur tunggakan yang tertuang dalam surat pernyataan.

2.2.3.9.9 Nasabah mengajukan permohonan reschrdule (dengan dilakukan analisa

khusus kelayakan reschedule).

24
2.2.3.10 Penarikan unit jaminan.

2.2.3.10.1 Hard collection melakukan kunjungan secara acra ke nasabah diluar daftar

pengalihan, bertujuan melakukan konfirmasi penanganan penagihan di

tingkat wilayah.

Hard collection membuat laporan penagan nasabah bermasalah yang Kinerja

berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja

atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya.

2.2.3.10.2 ditangani kemudian ditandatangani bersama dengan Kacab/ Spv. Collector

dan dilaporkan ke Dept. AR dan ditembuskan ke Internal Control.

2.2.4 Kinerja karyawan

Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses.21

Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau

kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang
melakukan pekerjaan. Kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu perbandingan antara

hasil kerja dengan standar yang ditetapkan. Kinerja adalah hasil kerja baik secara

kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas

sesuai tanggung jawab yang diberikan.22

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan

selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai

21
Nurlaila, Manajemen Sumber Daya Manusia I (Ternate: Penerbit LepKhair, 2010 ), h. 71.
22
Mangkunegara Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2002), h. 22.

25
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah

ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama.23Sedangkan Mathis dan

Jacksonkinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan

pegawai.24 Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing

individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja merupakan hasil kerja

dari tingkah laku.25 Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan

tingkah laku. Sebagai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia yang

diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya.

2.2.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja.

Dalam ruang lingkup kinerja, terdapat 4 hal yang saling berpengaruh antara

satu dengan yang lain yaitu efektifitas dan efisiensi, otoritas, disiplin dan inisiatif.

Adapun penjelasan sebagai berikut:

2.2.4.1.1 Efektifitas dan efisiensi.

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa

kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan

menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan

23
Rivai Vethzal dan Basri, Peformance Appraisal (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005),
h. 50.
24
Mathis, R.L & J.H. jackson, Human Resource Management,Terj. Dian Angelia, Manajemen
Sumber Daya Manusia (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 65.
25
Amstrong Mischael, Manajemen Sumber Daya Manusia, terj. Sofyan dan Haryanto
(Jakarta: PT. Elex media komputindo, 1999), h. 15.

26
walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari

tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien.

2.2.4.1.2 Otoritas (wewenang).

Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu

organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain

untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut
mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi

tersebut.

2.2.4.1.3 Disiplin

Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin

karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati

perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.

2.2.4.1.4 Inisiatif

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk

ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.26

Memiliki kemampuan untuk memutuskan dan melakukan sesuatu yang benar

tanpa harus diberi tahu, mampu menemukan apa yang seharusnya dikerjakan terhadap

sesuatu yang ada di sekitar, berusaha untuk terus bergerak untuk melakukan beberapa

hal walau keadaan terasa semakin sulit.

2.2.4.2 Karakteristik Kinerja Karyawan

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut:

2.2.4.2.1 Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

26
Prawirosentono Suryadi, Kebijakan Kinerja Karyawan (Yogyakarta: BPFE 1999), h. 27.

27
2.2.4.2.2 Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

2.2.4.2.3 Memiliki tujuan yang realistis.

2.2.4.2.4 Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

tujuannya.

2.2.4.2.5 Memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh

kegiatan kerja yang dilakukannya.

2.2.4.2.6 Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah


diprogramkan.27

Karakteristik tentunya terdapat perbedaan pada masing-masing individu, akan

tetapi sistem yang terdapat pada suatu lembaga khususnya pada perusahaan

berpotensi merubah haluan karakter karyawan sehingga ada penyesuaian sesuai

dengan aturan main yang ada.

2.2.4.2.1.1 Indikator Kinerja Karyawan.

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam

indikator, yaitu:

2.2.4.2.1.1.1 Kualitas.

Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang

dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan

karyawan. Kualitas sumber daya manusia mengacu pada Pengetahuan (Knowledge)

yaitu kemampuan yang dimiliki karyawan yang lebih berorientasi pada intelejensi

dan daya fikir serta penguasaan ilmu yang luas yang dimiliki karyawan.

2.2.4.2.1.1.2 Kuantitas.

27
Mangkunegara Anwar Prabu Manajemen sumber daya manusia, h. 68.

28
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah

unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

2.2.4.2.1.1.3 Ketepatan waktu.

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,

dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang

tersedia untuk aktivitas lain.


2.2.4.2.1.1.4 Efektivitas.

Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,

teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap

unit dalam penggunaan sumber daya.

2.2.4.2.1.1.5 Kemandirian.
Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan
fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan
mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap
kantor.28

Indikator kinerja merupakan alat bantu yang perlu diaktualisasikan dalam


mengelola sistem yang terdapat pada perusahaan agar dalam proses pelaksanaan
tersebut dapat berjalan efektif dan efisien.

28
Robbins stephen. P, Perilaku organisasi (Jakarta: PT. Indeks kelompok gramedia, 2006),
h. 260.

29
2.3 Tinjauan Konseptual

2.3.1 Implementasi

Implementasi merupakan aksi dalam mengelola sistem yang ada, menerapkan

serta melakukan pengelolaan berdasarkan aturan main yang ad dengan tujuan agar

tercapai penyesuaian serta mempermudah tindakan pekerjaan yang dilaksanakan.

2.3.2 Standar Operasional Prosedur (SOP)

Merupakan acuan atau panduan untuk melakukan pekerjaan dan tugas sesuai
dengan fungsi dan alat penilaian kerja para karyawan berdasarkan indikator-indikator

administrasi, teknik dan prosedural berdasarkan tata kerja, sistem kerja, dan prosedur

kerja pada unit kerja yang diberikan.

2.3.3 Kinerja karyawan

Kinerja karyawan merupakan penilaian berdasarkan kualitas dan kuantitas

yang tercapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang dibebankannya. Hal inilah yang menjadi tolak ukur/penilaian terhadap

karyawan pada suatu perusahaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

30
2.4 Kerangka Pikir
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)

PENGORGANISASIAN PERGERAKAN DAN PENGENDALIAN


KEPEMIMPINAN

Konsep : Konsep : Konsep :

1. Desain organisasi. 1. Efektifitas 1. Desain pengendalian.


2. Pembagian pekerjaan kepemimpinan. 2. Sistem informasi
dan desain pekerjaan. 2. Motivasi. manajemen.
3. Integrasi dan 3. Etika. 3. Monitoring.
koordinasi. 4. Mutu. 4. Pengendalian anggaran
4. Perekrutan dan 5. Kerjasama tim. atau keuangan.
penempatan SDM 6. Komunikasi organisasi.
5. Hak, wewenang dan 7. Negosiasi.
kewajiban.
6. Pendelegasian.
7. Pengembangan
kapasitas organisasi.
8. Budaya organisasi.

IMPLEMENTASI

Nurdin Usman ; Bermuara pada Guntur Setiawan ; Perluasan


aktivitas, aksi, tindakan atau aktifitas yang saling
adanya mekanisme suatu sistem menyesuaikan proses interaksi
untuk mencapai tujuan kegiatan antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya.

KINERJA KARYARWAN

PT. Amanah Finance cabang


Parepare

KINERJA KARYAWAN

31
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode-metode penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini meliputi

beberapa hal yaitu jenis penelitian, lokasi penelitan, fokus penelitian, jenis dan

sumber data yang digunakan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.29
Untuk mengetahui metode penelitian dalam penelitian ini, maka diuraikan sebagai

berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan pendekatan ini

diharapkan temuan-temuan empiris dapat dideskripsikan secara lebih rinci, lebih

jelas, dan lebih akurat, terutama berbagai hal yang berkaitan dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) pada perusahaan khususnya pada kinerja karyawan

dalam mengimplementasikan Standar Operasional Prosedur (SOP). Untuk itu, saya

menggunakan pendekatan fenomenologi, yang diharapkan dapat membantu penelitian

dalam: pertama pengamatan, kedua imajinasi, ketiga berfikir secara abstrak, serta
keempat dapat merasakan atau menghayati fenomena di lapangan penelitian. 30 Agar

dapat menghasilkan penelitian yang sesuai dengan pedoman yang ada.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di Kecamatan Ujung Kota Parepare Provinsi

Sulawesi Selatan. Adapun waktu untuk melakukan penelitian yaitu ± 2 bulan.

29
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(Makalah dan Skripsi), Edisi Revisi
(Parepare: STAIN Parepare, 2013), h. 34.
30
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam
Varian Kontemporer (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 147.

32
3.3 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengarah pada implementasi Standar

Operasional Prosedur (SOP) terhadap kinerja karyawan PT. Amanah finance cabang

Parepare.

3.4 Jenis dan Sumber Data.

Sumber data dalam skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti

(narasumber).31Adapun data tersebut diperoleh melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi di lokasi penelitian. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh

dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek

penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis, disertasi, peraturan

perundang-undangan, dan lain-lain.32

Teknik yang digunakan dalam menentukan narasumber yaitu menentukan

jumlah narasumber yang akan diwawancarai untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan yang biasa disebut dengan teknik purposive sampling. Narasumber

tersebut terdiridari karyawan dan konsumen PT. Amanah finance.


3.5 Teknik Pengumpulan Data.

Adapun teknik dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu teknik

field research: teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data

yang memuat apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan peneliti pada saat

31
Bagong Suyanto, Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Ed. I Cet. III (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2007), h. 55.
32
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 106.

33
melakukan penelitian di lapangan.33 Adapun teknik yang digunakan untuk

memperoleh data melalui penelitian lapangan ini yakni sebagai berikut:

3.5.1 Observasi.

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis

mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan

pencatatan.34 Dalam hal ini, peneliti akan mengamati secara langsung di lokasi
penelitian untuk mengamati masalah-masalah yang berkaitan dengan apa yang

menjadi permasalahan yang akan diteliti.

3.5.2 Wawancara (Interview).

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung

secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara

langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.35 Dalam penelitian ini,

peneliti akan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait.

3.5.3 Dokumentasi.

Dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga


akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan. 36 Dalam hal

ini, peneliti akan mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan

permasalahan pada penelitian ini.

33
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif (Bandung: CV Pustaka Setia, 2002), h. 164.
34
Joko Subagyo, Metode Penelitian (Dalam Teori dan Praktek), h. 63.
35
Cholid Narbuko, H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian Cet. 11 (Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2010), h. 83.
36
Basrowi, Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008),
h. 158.

34
3.6 Teknik Analisa Data.

Teknik yang digunakan oleh peneliti untuk menganalisis data yang diperoleh

adalah teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi ini lebih banyak menggunakan metode

alam level mikro, yaitu bagaimana menggunakan beberapa metode pengumpulan data

dan analisis data sekaligus dalam sebuah penelitian, termasuk menggunakan informan

sebagai alat uji keabsahan, dan analisis hasil penelitian. Asumsinya bahwa informasi
yang diperoleh peneliti melalui pengamatan akan lebih akurat apabila juga digunakan

wawancara atau menggunakan bahan dokumentasi untuk mengoreksi keabsahan

informasi yang telah diperoleh dengan kedua metode tersebut. 37 Adapun tahapan

dalam menganalisis data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

3.6.1 Peneliti akan melakukan wawancara yang mendalam kepada informan untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dibahas.

Selain itu, peneliti melakukan pula observasi partisipasi untuk mengumpulkan

data yang lebih banyak tentang permasalahan tersebut. Kemudian data yang

diperoleh dari hasil wawancara dan observasi tersebut dikumpulkan dan

dianalisis.
3.6.2 Selanjutnya, peneliti akan melakukan uji silang terhadap data-data yang

diperoleh dari hasil wawancara dan hasil observasi untuk memastikan bahwa

tidak ada data dan informasi yang bertentangan antara hasil wawancara

dengan hasil observasi tersebut.

3.6.3 Menguji kembali informas-informasi sebelumnya yaitu informasi dari

informan atau dari sumber lainnya. Kemudian peneliti akan menggunakan

37
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif Cet. VIII (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2012), h. 203.

35
bahan dokumentasi yang telah diperoleh dari pihak terkait untuk mengoreksi

keabsahan data atau informasi yang telah diperoleh dari wawancara dan

observasi tersebut.

3.6.4 Penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan membuang data-data yang

kurang penting sehingga kesimpulan yang dihasilkan adalah kesimpulan yang

tepat dan sesuai dengan apa yang menjadi pokok permasalahan.

36
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Standar Operasional Prosedur (SOP) karyawan PT. Amanah Finance

Standar Operasional Prosedur (SOP) perusahaan PT. Amanah finance cabang

Parepare telah diatur oleh perusahaan, dalam pembuatan Standar Operasional


Prosedur (SOP) perusahaan PT. Amanah finance dikelola dan ditetapkan oleh

perusahaan pusat, mengingat perusahaan PT. Amanah finance adalah perusahaan

pembiayaan yang wilayah kerjanya termasuk luas di Indonesia serta mempunyai

banyak cabang dalam mengelola perusahaan di berbagai daerah termasuk di kota

Parepare, olehnya itu perusahaan pusat menetapkan Standar Operasional Prosedur

(SOP) perusahaan PT. Amanah finance yang kemudian di terapkan oleh setiap

perusahaan cabang, perusahaan PT. Amanah finance mencakup berbagai macam

prosedur dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Mulai dari dasar hukum

lembaga, kegiatan perusahaan , hak nasabah dan perusahaan, tugas dan wewenang

serta etika kerja karyawan. Seperti halnya yang diutarakan oleh pak tahir selaku
kepala unit PT. Amanah finance cabang Parepare, beliau menjelaskan :

“Setiap Perusahaan mempunyai aturan tersendiri termasuk PT. Amanah

finance cabang Parepare, dalam pembuatannya, Standar Operasional Prosedur (SOP)

diatur dan ditetapkan langsung oleh perusahaan pusat kemudian dijalankan oleh

semua unit yang ada dibawahnya, Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Amanah

37
finance mencakup beberapa hal seperti dasar hukum lembaga, kegiatan perusahaan ,

hak nasabah dan perusahaan, tugas dan wewenang serta etika kerja karyawan”.38

Adapun data yang diperoleh dari peneliti adalah sebagai berikut :

4.1.1.1 Dasar hukum lembaga pembiayaan

4.1.1.1.1 Undang-undang republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang

otoritas jasa keuangan.

4.1.1.1.2 Peraturan otoritas jasa keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 tentang


perlindungan konsumensektor jasa keuangan.

4.1.1.1.3 Peraturan otoritas jasa keuangan Nomor 31/POJK.05/2014 tentang

penyelenggaraan usaha pembiayaan syariah

4.1.1.1.4 Surat edaran otoritas jasa keuangan Nomor 1/SEOJK.07/2014 tentang

pelaksanaan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan pada

konsumen dan atau masyarakat.

4.1.1.1.5 Surat edaran otoritas jasa keuangan Nomor 2/SEOJK.07/2014 tentang

pelayanan dan penyelesaian pengaduan konsumen pada pelaku usaha jasa

keuangan.
4.1.1.1.6 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 84 Tahun 2006 tentang

perusahaan pembiayaan.

4.1.1.1.7 Peraturan otoritas jasa keuangan Nomor 31/POJK.05/2014 tentang

penyelenggaraan usaha pembiayaan syariah.

4.1.1.1.8 Perusahaan syariah adalah perusahaan pembiayaan syariah dan unit usaha

syariah.

38
Tahir, Kepala Cabang PT. Amanah Finance, Kec. Ujung, Kota Parepare, Sulsel, Wawancara
oleh Penulis di Parepare, 21 Maret 2018.

38
4.1.1.1.9 Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan untuk pengadaan barang dan atau jasa

4.1.1.1.10 Perusahaan pembiayaan syariah adalah perusahaan pembiayaan yang

seluruh kegiatan usahanya melakukan pembiayaan syariah.

4.1.1.1.11 Prinsip syariah adalah ketentuan hukum islam berdasarkan fatwa dan atau

pernyataan kesesuaian syariah dari dewan syariah nasional majelis ulama

Indonesia.
4.1.1.2 Hak nasabah (Debitur)

Dalam melaksanakan haknya, karyawan harus pula menghormati hak

nasabah, berdasarkan perjanjian pembiayaan, Undang-undang dan norma yang

berlaku dimasyarakat, dapat dilihat dalam akad pembiayaan Murabahah/Ijarah

Muntahiya Bittamlik Pasal 5 “hak dan Kewajiban”, Contohnya :

4.1.1.2.1 Menggunakan Kendaraannya didengar pendapatnya.

4.1.1.2.2 Menyelesaikan sengketa secara patut kepatutan.

4.1.1.2.3 Kebiasaan dimasyarakat diperhatikan dalam melaksanakan perjanjian.

4.1.1.2.4 Hak Perusahaan (Kreditur)


4.1.1.2.5 Penagihan merupakan salah satu pelaksanaan hak perusahaan pembiayaan

selaku kreditur terhadap debitur berdasarkan perjanjian pembiayaan.

4.1.1.2.6 Penyerahan objek pembiayaan sebagaimana disepakati dalam perjanjian

pembiayaan antara kreditur dengan debitur merupakan upaya terakhir

bilamana pembayaran tidak dilakukan debitur sesuai perjanjian.

39
4.1.2 Wewenang dan Mekanisme Karyawan

4.1.2.1 Kepala unit

Kepala unit berfungsi sebagai penanggung jawab terhadap jalannya operasi

perusahaan dengan sebaik-baiknya agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai

dengan hasil yang maksimal. Tugas dan tanggung jawab adalah seorang kepala unit

adalah:
4.1.2.1.1 Memimpin dan menentukan kebijaksanaan tata tertib perusahaan.

4.1.2.1.2 Mengurus dan menjaga perusahaan, menetapkan tata tertib

sertamenjalankan perusahaan.

4.1.2.1.3 Mengusahakan hubungan baik antara perusahaan dengan baik pemerintah

serta masyarakat setempat.

4.1.2.1.4 Mengesahkan rencana anggaran pendapatan dan belanja tahunan

perusahaan.

4.1.2.1.5 Membuat kebijaksanaan perusahaan mengenai pemasaran dan penjualan

mobil yang akan dijual.

4.1.2.1.6 Direktur sebagai usaha yang menjaga dan mengurus perusahaan serta
lain-lain dan tugas direktur utama apabila tidak ada ditempat.

4.1.2.2 Tugas ADH

ADH adalah unit kerja ditingkat ditingkat wilayah unit yang bertanggung

jawab terhadap kegiatan administrasi pembiayaan serta laporan produksi piutang data

hutang dealer. ADH bertugas menerima berkas aplikasi dari FRO mengajukan

permintaan survey ke spv coll/coll, memvarifikasi, meregristrasi aplikasi dan

mengupload berkas ke system mengajukan aplikasi ke komite cabang, mencetak dan

40
mendistribusikan PO ke daeler melalui PRO. Selain itu, ADH menjalankan tugas

sebagai berikut :

4.1.2.2.1 Mengontrol dan melakukan follow up kekurangan berkas ke FRO

4.1.2.2.2 Melaksanakan rekonsilasi dengan ADH HK antara sold HK dengan PO

AF, kemudian mendisrtibusikan hasil rekonsilasi tersebut kekantor pusat

unit kerja marketin

4.1.2.2.3 Menyiapkan akad reproduksi dan melakukan aktivitas akad,


memperivikasi aqad yang telah ditandatangani kemudian mendistribusikan

aqad ke HO dan costumer melalui FRO/surveyor

4.1.2.2.4 Mengontrol covernote yang dikirim oleh ADH HK ke kantor pusat serta

umur jatuh tempo covernote untuk membayar dealer

4.1.2.2.5 Berkordinasi dengan kantor pusat unit kerja accounting dalam hal

pembyaran hutang dealer

4.1.2.2.6 Mengontrol dan mengamprah insentif wilayah (produksi dan penagihan)

4.1.2.2.7 Mengontrol dan mengamprah biaya perjalanan dinas serta biaya operasi

lainnya
4.1.2.2.8 Mendistribusikan target penerimaan piutang kepada seluruh PIC

4.1.2.2.9 Mengcollect kemudian menginput laporan kunjungan harian PIC

kemudian mendistribusikan ke kantor pusat unit kerja piutang

4.1.2.2.10 Menyiapkan SPI, SPII, SP3, nasabah menunggak untuk didistribusikan

oleh PIC

4.1.2.2.11 Memberikan pelayanan purnajual terhadap costumer (asuransi, BPKB,

pemberian informasi)

41
4.1.2.2.12 Membuat dan mendistribusikan laporan kinerja wilayah (marketing :

marketing share, prospek, produksi, rekonsilasi HK. Pembiayaan : PO

sementara. Bussines Dev : hutang dealer, reund dealer. Keuangan :

transfer harian, biaya operasi. Piutang : kujungan harian, penerimaan

piutang, konfirmasi titipan angsuran, unit tarikan, utus aqad, SP. SDM :

kedisiplinan karyawan, rekap spj)

4.1.2.3 Tugas Supervisor Piutang


4.1.2.3.1 Melakukan inventarisasi nasabah berdasarkan klasifikasi tunggakan dan

alamat penagihan.

4.1.2.3.2 Berkordinasi dengan kepala cabang dalam menetapkan target

penerimaan piutang per PIC

4.1.2.3.3 Mengontrol pelaksana soft collection dan hard collection cabang,

mengevaluasi laporan progress hasil pengihan soft collection dan hard

collection

4.1.2.3.4 Menjadwalkan kunjungan lapangan collection

4.1.2.3.5 Mengklasifikasi nasabah bermasalah berdasarkan penyebab masalah


kemudian merencanakan penyelesaian

4.1.2.3.6 Mengenalisa dan mengevaluasi serta melaporkan perkembangan

pengelolaan piutang ke kacab, OM, Manager AR

4.1.2.3.7 Menjadwalkan, mengontrol dan mengevaluasi leadtime dan kualitas

pelaksanaan serta laporan survey

4.1.2.3.8 Melaksanakan coaching dan klosing setiap hari, guna membantu dan

mengarahkan collection dalam pencapaian target piutang

42
4.1.2.4 Tugas Kasir

Tugas kasir adalah membuat dan melaporkan daftar pembayaran dialer yang

dintandatangani oleh ADH cabang dan disetujui oleh kecab. Tugas dan wewenang

kasir adalah:

4.1.2.4.1 Melakukan pembayaran kepada vendor, biaya-biaya atau usulan

pemakaian dana unit kerja lain setelah ada persetujuan dari korwil.
4.1.2.4.2 Menyetorkan uang di Bank pada hari yang sama dengan penerimaan.

4.1.2.4.3 Menyimpan uang kas yang tidak disetorkan ke Bank pada lemari besi

pada ruang khasanah setiap hari kerja.

4.1.2.4.4 Mengadministrasi cek dan BG dari nasabah, serta buku cek dan BG

milik perusahaan.

4.1.2.4.5 Melakukan pengcocokkan kas setiap akhir hari kerja.

4.1.2.4.6 Melakukan pengamprahan dan pembayaran refund untuk sales dealer.

4.1.2.4.7 Menerima pembayaran angsuran nasabah.

4.1.2.5 Tugas bagian produksi

Adalah unit kerja pemasaran yang mensolicite nasabah dan menerima


kelengkapan berkas nasabah dari salesforce dealer serta bertugas melakukan

negosiasi rincian pembiayaan.

4.1.2.5.1 Melakukan penetrasi pasar dan pemetaan wilayah atas potensi penjualan

diwilayah atas penjualan diwilayah kerjanya.

4.1.2.5.2 Melakukan konekting langsung dengan calon-calon nasabah prospek,

dengan cara melakukan telepon, surat atau mengujungi kantor-kantor,

atau potensi-potensi market toyota yang ada di wilayahnya.

43
4.1.2.5.3 Melakukan pengumpulan data base terhadap nasabah amanah dan calon

nasabah.

4.1.2.5.4 Memelihara/maintenance nasabah, serta mengembangkan jaringan

(nasabah) dalam rangka pengembangan market. Melakukan hubungan

personal guna pengembangan jaringan untuk kepentingan

pengembangan penjualan dan promosi.

4.1.2.5.5 Melakukan perencanaan pemasaran diwilayahnya, dan menetukan skala


prioritas (law, middle, high), terhadap prospek penjualan yang akan

dilakukan.

4.1.2.5.6 Menerima pengajuan pembiayaan nasabah baik dari sales force, dealer,

maupun dengan walking costumer.

4.1.2.5.7 Melakukan negosiasi dan menjelaskan kondisi dan persyaratan

pengambilan pembiayaan mobil melalui amanah kepada nasabah.

4.1.2.5.8 Membuat rincian aqad terhadap hasil negosiasi dengan nasabah.

4.1.2.5.9 Memeriksa kelengkapan dokumen nasabah dan memintah kepada

nasabah untuk melengkapi dokumen apabila ada yang kurang.


4.1.2.5.10 Mengajukan permohonan surfey untuk melengkapi ke register

permohonan diajukan pada hari yang sama, bisa melalui e-mail apabila

petugas survey berjauhan dokumen fisik menyusul.

4.1.2.5.11 Melakukan akad dengan nasbah apabila ada persetujuan pembiayaan,

dan menyampaikan ke nasabah bahwa akad yang ditandatangani oleh

nasabah, efektif, berlaku pada saat nasabah menerima kendaraan.

4.1.2.5.12 Membuat laporan pembiayaan setiap minggu, bulan, semester dan tahun

atas target yang diberikan kepadanya.

44
4.1.2.5.13 Bertanggung jawab terhadap keabsahan data nasabah.

4.1.2.6 Tugas dan wewenang administrasi piutang

Tugas dan wewenang administrsi piutang adalah :

4.1.2.6.1 Melakukan rekonsilasi data akad terbit dengan data base piutang bulan

lalu untuk memastikan seluruh akad telah dimasukkan ke dalam data

base piutang sebagai target penagihan


4.1.2.6.2 Membuat Aging Report untuk mengetahui posisi NPL cabang setiap

akhir bulan.

4.1.2.6.3 Melakukan pemetaan wilayah penagihan serta penunjukkan PIC sesuai

ketentuan.

4.1.2.6.4 Yang ditunjuk menyerahkan LKH dan kwitansi bernomor urut yang

mencantumkan nama nasabah, no. Akad, dan jumlah angsuran ke

kolektor diserta tanda terima sesuai kebutuhan kwitansi berdasr jumlah

account yang telah jatuh ta’wid atau rencana kunjungan.

4.1.2.6.5 Mengumpulkan laporan kunjungan harian kolektor kemudian menginput

ke dalam sistem.
4.1.2.6.6 Menerbitkan surat konfirmasi piutang, surat peringatan dan sutat

perintah penarikan sesuai waktu yang dtetapkan dalam ketentuan.

4.1.2.6.7 Melakukan rekonsilasi data piutang setiap hari yang berisi rekapan LKH

kolektor dan laporan penerimaan piutang.

4.1.2.6.8 Membuat laporan rekapan penggunaan kwitansi beserta kwitansi

tersebut, setiap akhir bulan untuk di periksa dan diarsipkan oleh bagian

internal control.

45
4.1.2.7 Tugas Kolektor

Kolektor adalah unit kerja ditingkat cabang yang bertanggung jawab terhadap

penanganan penagihan piutang sesuai target yang telah ditentukan.

4.1.2.7.1 Melakkan infentarisasi nasabah yang telah jatuh tempo.

4.1.2.7.2 Melakukan penagihan kepada nasabah yang telah menunggak

pembayaran.
4.1.2.7.3 Menerima pembayaran angsuran nasabah pada saat melakukan

penagihan, dan penyerahan hasil tagihan tersebut ke pasir, baik secara

langsung (tunai) maupun dari trasnfer via bank.

4.1.2.7.4 Melakukan eksekusi penarikan kendaraan nasabah bermasalah yang

tidak bisa bekerja sama atau punya etikad baik dalam penyelesaian

tunggakannya.

4.1.2.7.5 Menyerahkan jaminan yang di kuasai/kendaraan dari hasil eksekusi

kebagian piutang dan inventory dengan membuat serah terima.

4.1.2.7.6 Melakukan survey atas permintaan ADH atau Korwil.

4.1.2.7.7 Membuat laporan progress atas hasil-hasil penagihan yang dilakukan


harian, mingguan, dan bulanan ke risk ke ADH untuk dilakukan

pengecocokan data.

4.1.3 Etika kerja karyawan PT. Amanah finance

4.1.3.1 Jujur

Jujur dalam bekerja berarti :

4.1.3.1.1 Berkata apa adanya sesuai fakta, tidak mengurangi atau menambah.

4.1.3.1.2 Tidak memberikan kesan yang dapat disalah mengerti.

4.1.3.1.3 Tidak melakukan tindakan yang menutupi sesuatu.

46
4.1.3.1.4 Tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain dengan

menguntungkan diri sendiri.

4.1.3.2 Rajin

Rajin dalam bekerja berarti :

4.1.3.2.1 Bekerja dengan kecintaan “suka bekerja keras”.

4.1.3.2.2 Bekerja dengan sungguh-sungguh “bukan hanya mencapai target

kuantitas tapi juga kualitas.


4.1.3.2.3 Bekerja dengan usaha yang maksimal “menggunakan kemampuan

100%”

4.1.3.3 Sopan

Sopan dalam bekerja berarti :

4.1.3.3.1 Menaruh hormat pada orang yang lain dan adat istiadat yang berlaku di

masyarakat.

4.1.3.3.2 Beradab, baik dalam tingkah laku, tutur kata, budi bahasa, dan

berpakaian.

4.1.3.3.3 Berasusila, tidak melakukan perbuatan asusila, pelecehan seksual,


mengancam, berbuat kasar dan menganiaya.

4.1.3.4 Disiplin

Bekerja dengan disiplin berarti :

4.1.3.4.1 Datang kekantor dan mulai bekerja lebih pagi.

4.1.3.4.2 Mematuhi semua prosedur kerja sesuai lingkup pekerjaan.

4.1.3.4.3 Bicara seperlunya dan tidak mengganggu rekan lain/bercanda lewat

batas.

47
4.1.3.5 Gigih

Bekerja dengan gigih berarti :

4.1.3.5.1 Ulet, pantang menyerah, “orang yang gagal adalah orang yang berhenti

berusaha”.

4.1.3.5.2 Berpendirian kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh hal negative yang

membuatnya tidak berhasil dalam pekerjaannya.

4.1.3.5.3 Berjuang dan mau berkorban dalam melakukan tugasnya.


4.1.3.6 Rapi

Bekerja dengan rapi berarti :

4.1.3.6.1 Tertib dan bersih dalam mengelola pekerjaannya (dokumen, peralatan

kerja, pakaian).

4.1.3.6.2 Menjaga semua dokumen yang menjadi tanggung jawabnya agar tidak

tercecer/rusak.

4.1.3.6.3 Berpenampilan rapi (rambut, wajah, pakaian, sepatu, peralatan kerja)

4.1.3.7 Fokus

Bekerja dengan fokus berarti :


4.1.3.7.1 Tidak mendua hati, hanya bekerja untuk satu perusahaan.

4.1.3.7.2 Memberikan perhatian pada arahan dari pimpinan, target kerja hari itu

dan bagaimana cara mencapainya.

4.1.3.7.3 Mengenali karakteristik nasabah secara mendalam dan bagaimana

berkomunikasi dengan mereka sehingga mereka dapat membayar

kewajibannya tepat waktu.

48
4.1.3.8 Wajib taat hukum

Bekerja dengan menaati hukum berarti :

4.1.3.8.1 Memahami dengan baik resiko hukum dari pekerjaan yang dilakukan.

4.1.3.8.2 Tidak melakukan setiap bentuk pelanggaran hukum (penggelapan,

perusakan, pemalsuan, penganiayaan).

4.1.3.8.3 Tidak tergoda/terpancing oleh nasabah yang dapat mengakibatkan


pelanggaran hukum.

4.1.3.9 Hati-hati

Bekerja dengan hati-hati berarti :

4.1.3.9.1 mengendarai kendaraan bermotor yang terawatt baik dengan kecepatan

<50 km per jam dan menjaga jarak aman serta menggunakan

perlengkapan yang memadai.

4.1.3.9.2 Menerima, menghitung, menyimpan dan menyetorkan uang angsuran

secara seksama.

4.1.3.9.3 Berbicara, menulis, mencatat, mengingat secara detail dan akurat.

4.1.3.9.4 Waspada terhadap segala kemungkinan terburuk.


4.1.3.10 Segera

Bekerja dengan segera berarti :

4.1.3.10.1 Tidak menunda pekerjaan, lakukan da tindak lanjuti secepatnya.

4.1.3.10.2 Tanggap, tidak pasif, sebaliknya proaktif.

4.1.3.10.3 Sigap, terampil menangani permintaan/keluhan debitur.

Sumber Data : PT. Amanah Finance cabang Parepare.

49
4.1.4 Implementasi Standar Operasional Prosedur (Sop) Terhadap Kinerja

Karyawan

4.1.4.1 Pengetahuan Karyawan Terhadap Standar Operasional Prosedur PT.

Amanah Finance Cabang Parepare.

Setiap perusahaan tentu tidak terlepas dari aturan main yang mengatur setiap

pengelolaan perusahaan itu sendiri, termasuk pada perusahaan PT. Amanah finance
yang bergerak dalam bidang financial, hal inilah yang kemudian dijadikan bahan

acuan setiap karyawan yang ada di perusahaan, sama halnya dengan PT. Amanah

finance financial yang di jadikan fokus penelitian oleh penulis. Perusahaan ini tentu

punya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengikat setiap karyawan yang ada

diperusahaan, olehnya itu, setiap karyawan diwajibkan untuk mengetahui apa yang

yang telah ditetapkan oleh perusahaan dalam hal ini yang dimaksud ialah Standar

Operasional Prosedur (SOP). hal senada di sampaikan oleh pak barna selaku ADM

pada PT. Amanah fnance cabang Parepare pada kesempatan wawancara:


“Pengetahuan tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) di berikan oleh
setiap karyawan di awal dalam bentuk pelatihan pembekalan, hal ini dilakukan
sebelum karyawan bekerja, dengan demikian karyawan mengetahui tugas dan
fungsinya masing-masing yang tertuang dalam Standar Operasional Prosedur
(SOP), perusahaan pusat PT. Amanah finance yang bertanggung jawab
sebagai membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk di jalankan oleh
semua karyawan termasuk cabang Parepare. Standar Operasional Prosedur
(SOP) berisi tentang tugas dan tanggung jawab serta aturan yang harus di
terapkan setiap karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya,
mulai dari kepala cabang bertanggungjawab mengelola pelaksanaan kegiatan
cabang, suverfisor pada bagian penagihan, ADH pada bagian administrasi
perkantoran dan karyawan-karyawan lainnya. dalam pelaksanaan Standar
Operasional Prosedur (SOP), kepala cabang senantiasa memberikan
peringatan dalam bentuk lisan terhadap setiap karyawan agar tetap pada
koridor yang di atur oleh perusahaan, sehingga dengan demikian semua

50
karyawan mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada di PT.
Amanah finance.” 39

Dalam setiap perusahaan, Standar Operasional Prosedur (SOP) dijadikan

pondasi utama dalam mengatur segala pengelolaan agar perusahaan berjalan efektif.

Para pelaku Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam hal ini adalah karyawan di

tuntut untuk menjalankan aturan main perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh

responden diatas bahwa terkait eksistensi Standar Operasional Prosedur (SOP) PT.

Amanah finance cabang Parepare, karyawan secara keseluruhan sudah mengetahui

dari awal tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Hal ini bertujuan agar setiap karyawan mengetahui masing-masing

wilayah kerja serta mengikuti semua aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Dalam pmenetapkan SOP itu sendiri, khususnya pada PT. Amanah finance, secara

keseluruhan diatur oleh perusahaan yang ada di pusat, yang kemudian secara

struktural dijalankan oleh seluruh cabang yang di bawah naungan perusahaan pusat

termasuk cabang Parepare. Olehnya itu, seluruh karyawan PT. Amanah finance

cabang Parepare mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Amanah

finance.

Hal ini sejalan dengan apa yang di sampaikan pak tahir selaku kepala cabang

PT.Amanah finance di Parepare, menurutnya :


“PT. Amanah finance termasuk lembaga yang wilayah kerjanya cukup besar
di Indonesia, sehingga dalam menetapkaan aturan main khususnya Standar
Operasional Prosedur (SOP), itu diatur langsung oleh pusat yang nantinya
akan di jalankan oleh setiap karyawan. Karyawan yang ada di PT. Amanah
finance khususnya di cabang Parepare mengetahui Standar Operasional

39
Barna, ADM PT. Amanah Finance, Kec Ujung , Kota Parepare, Sulsel, Wawancara oleh
Penulis di Parepare, 20 Maret 2018.

51
Prosedur (SOP) yang mencakup nilai-nilai, hak perushaan, prinsip, etika serta
tugas dan wewenang setiap karyawan.” 40

Berdasarkan penjelasan pak tahir, karyawan PT. Amanah finance khususnya

di cabang parepare mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan

oleh perusahaan. Baik itu dalam bentuk nilai-nilai maupun dalam bentuk tugas dan

wewenang masing-masing karyawan dalam menjalankan tugasnya, Standar

Operasional Prosedur (SOP) memang harus di ketahui oleh setiap karyawan agar

dalam menjalankan tugasnya kedepan berjalan dengan efektif. Sesuai denga hasil

wawancara yang dilakukan, PT. Amanah finance menetapkan prinsip-prinsip antara

lain :

4.1.4.1.1 Transparansi

4.1.4.1.2 Perlakuan yang adil

4.1.4.1.3 Keandalan

4.1.4.1.4 Kerahasiaan dan keamanan data

4.1.4.1.5 Penanganan pengaduan dan penyelesaian sengketa

Sumber Data : PT. Amanah Finance cabang Parepare.

Prinsip-prinsip yang ada akan mengikat bagi setiap karyawan sehingga dalam

menjalankan tugas nya karyawan harus menjunjung tinggi prinsip dan mengetahui

batas-batas serta peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4.1.5 karyawan PT. Amanah finance dalam memahami Standar Operasional

Prosedur (SOP)

Selain bertujuan untuk menyusun tugas-tugas setiap karyawan, Standar

Operasional Prosedur (SOP) selain untuk di ketahui, SOP juga dapat dijadikan

40
Tahir, Kepala Cabang PT. Ama.nah Finance, Kec Ujung , Kota Parepare, Sulsel,
Wawancara oleh Penulis di Parepare, 21 Maret 2018.

52
sebagai alat untuk mengukur hasil kinerja bagi seluruh karyawan selaku pelaksana

SOP itu sendiri. Hasil kerja perusahaan dapat diukur melalui Standar Operasinal

Prosedur (SOP). Pada bagian sebelumnya, dijelaskan tentang pengetahuan karyawan

terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP). tujuannya agar karyawan dapat

mengetahui bahwa setiap tugas dan tanggung jawab diatur oleh perusahaan yang

tertuang dalam Standar Operasional Prosedur. Namun tidak hanya sampai di situ,

selain untuk diketahui, karyawan perlu memahami agar tidak keliru seta berjalan
sesuai poros yang telah diatur dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). Dalam

setiap perusahaan, sudah menjadi tugas dari perusahaan untuk memberikan

pemahaman terhadap setiap karyawan yang ada, selain untuk diketahui, perlu

pemahaman terkait aturan main perusahaan, sebelum menerapkan Standar

Operasional Prosedur (SOP) perlu ada pemahaman dalam hal ini memahami aturan

main perusahaan agar dalam menerapkan nantinya berjalan dengan efektif.

Menurut penuturan bapak Tahir selaku kepala kantor cabang Parepare:


“Ya kalau untuk memahami memang itu sudah diwajibkan untuk semua
karyawan, supaya nanti dalam menjalankan tugasnya itu sesuai, kalau
perusahaan pembiayaan itu biasanya hampir sama semua wilayah tugas-
tugasnya, contoh seperti disini, saya sebagai kepala cabang, untuk mengontrol
semua karyawan kan tidak mungkin saya control satu per satu, makanya di
bagi dua, ada yang betugas menjalankan pekerjaan-pekerjaan administrasi itu
kayak tugasnya ibu rahma sampai ke bawa, yang satu lagi bagian penagihan
jadi ada dua disini.”41

Dengan demikian, sesuai dengan apa yang disampakan pak tahir diatas

memang seharusnya setiap karyawan memahami Standar Operasional Prosedur

(SOP) PT. Amanah finance. Olehnya itu dala struktural yang ada, selaku kepala

41
Tahir, Kepala Cabang PT. Amanah Finance, Kec. Ujung, Kota Parepare, Sulsel,
Wawancara oleh Penulis di Parepare, 21 Maret 2018.

53
cabang sering memberikan pemahaman-pemahaman kepada setiap karyawan agar

senantiasa sesuai dengan koridor yang telah di tetapkan oleh perusahaan, kendati

demikian, dalam memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) setiap karyawan di

berikan bekal melalui training yang diadakan oleh perusahaan itu sendiri, hal tersebut

diadakan sejak awal pada proses penerimaan karyawan PT. Amanah finance. Dalam

memahami Standar perasional Prosedur (SOP), tentu tidak semerta merta karyawan

memahami begitu saja akan tetap diperlukan bimbingan dari atasan dalam hal ini
kepala cabang. Sebagaimana seorang pemimpin sudah menjadi tugasnya secara

strukturan memberikan suplemen-suplemen baik itu berupa pemahaman, peringatan,

perintah dan lain sebagainya yang ditujukan untuk orang-orang yang di pimpinnya.

Hal seperti ini tentunya diperlukan kerjasama antara seorang pemmpin yang

senantiasa memberikan pemahaman atau peringatan terhadap orang yang dipimpin,

selaku pimpinan memberikan perintah kepada orang yang dipimpin , begitu jga

sebaliknya, orang yang di pimpin harus menjalankan apa yang di interupsikan, sama

hal nya di PT. Amanah finance, kepala cabang memberikan interupsi agar karyawan

senantiasa memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) agar sesuai dalam


penerapannya. Begitu juga dengan karyawan yang ada dibawah struktural kepala

cabang, karyawan mengikuti apa yang diperintahkan oleh kepala cabang. Olehnya itu,

kerjasama seta pergerakan dan kepemimpinan dalam mengelola pengorganisasian

serta kesatuan struktural di perlukan agar setiap karyawan memahami Standar

Operasional Prosedur (SOP) PT. Amanah finance khususnya di cabang Parepare.

Berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya, kepala cabang selaku pimpinan

mempunyai tugas yaitu :

4.1.5.1 Memimpin dan menentukan kebijaksanaan tata tertib perusahaan.

54
4.1.5.2 Mengurus dan menjaga perusahaan, menetapkan tata tertib serta menjalankan

perusahaan.

4.1.5.3 Mengusahakan hubungan baik antara perusahaan dengan baik pemerintah

serta masyarakat setempat.

4.1.5.4 Mengesahkan rencana anggaran pendapatan dan belanja tahunan perusahaan.

4.1.5.5 Membuat kebijaksanaan perusahaan mengenai pemasaran dan penjualan

mobil yang akan dijual.


4.1.5.6 Direktur sebagai usaha yang menjaga dan mengurus perusahaan serta lain-lain

dan tugas direktur utama apabila tidak ada ditempat.

4.1.6 Implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap kinerja karyawan

Sumber Data : PT. Amanah Finance cabang Parepare.

Setelah mengetahui dan memahami Standar Operasional prosedur (SOP),

setiap karyawan dintutut untuk menerapkan apa yang telah dipahami dalam

menerapkan aturan main perusahaan, inilah yang menjadi peran utama setiap

karyawan yang ada di perusahaan termasuh PT. Amanah finance. Harus ada

kesesuaian antara karyawan dengan Standar Operasional Prosedur yang di tetapkan.


Hal inilah yang menjadi titik fokus penelitian yaitu bagaimana karyawan menerapkan

Standar Operasional prosedur (SOP) perusahaan. Sebagaimana karyawan yang di

maksud disini adalah semua yang ada dalam struktur internal perusahaan. Standar

Operasional prosedur (SOP) mengatur masing-masing tugas karyawan, tujuannya

agar setiap karyawan bekerja sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan, hal senada

di sampaikan pak tahir selaku kepala cabang:


“Standar Operasional prosedur (SOP) tentunya mengikat setiap karyawan
yang ada di perusahaan, baik itu saya selaku pimpinan cabang perusahaan,
ADH yang membawahi seluruh pengelolaan administrasi perkantoran,

55
supervisor yang membawahi bagian penagiha ataupun kasir yang mempunyai
tugas mengelola keuangan bahkan security selaku bagian keamanan, seluruh
tugas dan tanggungjawab setiap karyawan diatur dalam Standar Operasional
prosedur (SOP). adapun aturan seperti masuk kerja pada pukul 08:00 sampai
dengan pukul 17:00 itu adalah aturan secara umum. Bahkan ada beberapa
aturan yang sifatnya dadakan di keluarkan oleh perusahaan pusat untuk
dijalankan oleh cabang dalam bentuk surat tertulis, yang dimaksud disini ialah
“Memo”. Pada intinya Karyawan harus mematuhi apa yang telah ditetapan
perusahaan, saya menilai karyawan PT. Amanah finance secara keseluruhan
menjalankan Standar Operasional prosedur (SOP) dengan baik. Sesuai dengan
kapasitas saya selaku kepala cabang, saya tidak langsung turun ke semua
karyawan untuk menegetahui sampai dimana kinerja karyawan dalam
menerapkan Standar Operasional prosedur (SOP), sesuai dengan struktural
yang ada saya hanya menerima laporan dari ADH yang membawahi
Pengelolaan administrasi dan supervisor yang membawahi penagihan, selama
ini Alhamdulillah laporan nya kinerja nya baik, hanya saja persoalan target
misalnya nasabah yang tidak membayar sehingga target yang ingin di capai
tidak terlaksana. Akan tetapi hal ini menjadi permasalahan yang lumrah bagi
perusahaan yang bergerak pada bagian financial.”42

Dari penjelasan yang diutarakan oleh pak tahir selaku kepala cabang, Standar

Operasional prosedur (SOP) terbagi seusai dengan tugas dan tanggungjawab setiap

karyawan yang menjalankan. Untuk mengetahui apakah karyawan menerapkan


Standar Operasional prosedur (SOP), baik itu menjelankan aturan sesuai dengan apa

yang dipahami bersama maupun aturan edaran yang diterbitkan langsung dari

perusahaan pusat, dalam hal ini adalah “Memo”. Memo yang dimaksud disini berupa

aturan atau perintah berupa surat yang diterbitkan perusahaan pusat ditujukan untuk

cabang agar menerapka apa yang telah diperintahkan oleh perusahaan pusat, memo

sifat nya tidak tetap, hal ini mengikuti kondisi yang penilaiannya langsung dari

42
Tahir, Kepala Cabang PT. Amanah Finance, Kec. Ujung, Kota Parepare, Sulsel,
Wawancara oleh Penulis di Parepare, 21 Maret 2018.

56
perusahaan pusat, sebagai contoh, perusahaan menertbitkan memo kepada seluruh

cabang agar mengurangi jam kerja selama bulan puasa.

PT. Amanah finance yang bergerak pada bidang keuangan tentu punya nilai-

nilai yang harus diterapkan khususnya bagi setiap karyawan, mengingat PT. Amanah

finance adalah lembaga financial yang berbasis syariah, olehnya itu, visi misi serta

nilai-nilai yang ada menjadi tugas karyawan dalam pelaksanaan tugas dan

tanggungjawab, Adapun nilai-Nilai yang ada pada perusahaan PT. Amanah finance
antara lain :

4.1.6.1 Nilai ibadah

4.1.6.2 Apresiasi pelanggan

4.1.6.3 Lebih cepat lebih baik

4.1.6.4 Aktif bersama

Sumber Data : PT. Amanah Finance cabang Parepare.

Keempat nilai tersebut senantiasa menjadi pedoman bagi setiap karyawan

dalam menjalankan tugasnya, agar senantias seusai dengan arah dan tujuan

perusahaan yang tidak terlepas dari basis syariah.


Berbeda dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) kepala cabang,

suverfisor mempunyai tugas secara umum berhubungan langsung dengan nasabah,

sehingga tugas dan kewenangan nya diatur pada apa yang telah tertera pada Standar

Operasional Prosedur (SOP). Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan, pak

tahir selaku kepala cabang Secara umum narasumber menilai sudah dilaksanakan

dengan baik, adapun secara khusus, masih ada beberapa karyawan yang tidak

menerapkan Standar Operasional prosedur (SOP). hal ini diperkuat oleh supervisor

57
yang menangani bagian penagihan terhadap nasabah. Dari hasil wawancara yang

dilakukan, pak riswan menjelaskan :


“Suverfisor mempunyai tugas penagihan pada perusahaan PT.Amanah
finance, tentu hal tersebut diatur dalam Standar Operasional Prosedur (SOP),
dalam menangani nasabah, kolektor yang secara sturktural dibawah naungan
saya bertugas sebagai karyawan yang berhubungan langsung dengan nasabah,
Tidak semua karyawan khususnya kolektor menerapkan aturan main
perusahaan termasuk dalam wilayah tugas penagihan, sebagai contoh kasus,
sesuai dengan Standar Operasional prosedur (SOP) dalam menangani
nasabah, ada waktu yang disepakati untuk melakukan pembayaran, apabila
tidak sesuai waktu maka karyawan yang menagih langsung nasabah dalam hal
ini kolektor berhak memberikan surat peringatan, akan tetapi kasus seperti ini
biasanya lebih mengedepankan kebijakan dengan cara memberikan
kelonggaran waktu untuk nasabah tanpa harus diberikan surat peringatan.” 43

Pak riswan selaku narasumber menjelaskan tentang Standar Operasional

prosedur (SOP) khususnya pada bagian penagihan, berbeda dengan apa yang di

jelaskan pak tahir pada wawancara sebelumnya bahwa secara umum karyawan

menerapkan Standar Operasional prosedur (SOP) sesuai dengan apa yang ditetapkan

oleh perusahaan. Akan tetapi dalam hal penagihan seperti kasus diatas, tidak semua

karyawan khususnya bagian penagihan menerapkan Standar Operasional prosedur

(SOP). ada beberapa faktor yang dijadikan bahan pertimbangan sehingga tidak

terlaksananya aturan sesuai yang di tetapkan oleh perusahaan. Dalam menjalankan

tugas dan wewenangnya, Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Amanah finance

menetapkan tugas kolektor dalam menjalankan tugasnya

Sebagaimana yang diketahui bahwasanya Standar Operasional Prosedur

(SOP) berisi dokumen yang berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara

kronologis untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh


43
Riswan, Supervisor PT. Amanah Finance, Kec Ujung , Kota Parepare, Sulsel, Wawancara
oleh Penulis di Parepare, 22 Maret 2018.

58
hasil kerja yang paling efektif dari para pekerja, selain itu Standar Operasional

Prosedur (SOP) menjelaskan perincian atau standar yang tetap mengenai aktivitas

pekerjaan yang berulang-ulang yang diselenggarakan dalam suatu organisasi.

Kolektor yang berhubungan langsung dengan nasabah harus mampu menganalisa

situasi lapangan, mengingat situasi lapangan sifatnya kondisional, sebelum

melakukan penagihan, kolektor sebaiknya memahami situasi lapangan yang ditemui,

adapun aspek yang harus diperhatikan kolektor dalam melakukan penagihan adalah :

4.1.7 Pemahaman lapangan/kondisi awal nasabah sangat penting dipahami oleh

seluruh jajaran kolektor.

4.1.8 Dengan mengetahui situasi lapangan, kolektor dapat menentukan bagaimana

seharusnya penanganan untuk nasabah tersebut.

4.1.9 Selain itu, kolektor harus mampu menganalisa seberapa besar “Accout Resiko

Piutang”, sehingga tindakan cepat terhadap penyelamatan piutang dapat

segera dilakukan.

Sumber Data : PT. Amanah Finance cabang Parepare.

Selain analisa lapangan, kolektor juga haus mampu bernegosiasi dengan


nasabah, hal ini tentunya diperuntungkan agar tdak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan serta berjalan efektif baik itu dari pihak kolektor maupun oleh pihak

nasabah, dalam melakukan negosiasi, terdapat dua tahap yang harus dikuasai oleh

kolektor, kedua tahapan tersebut yaitu :

4.1.10 Negosiasi tahap pertama :

4.1.10.1 Kuasai pasal-pasal perjanjian awal antara perusahaan dengan nasabah.

4.1.10.2 Pelajari historical pembayaran nasabah.

59
4.1.10.3 Ketahui alasan terjadinya tunggakan.

4.1.10.4 Keyakinan/kepercayaan diri anda untuk bernegosiasi.

4.1.11 Negosiasi tahap 2 :

Selain persiapan, anda juga harus mengetahui hal-hal yang sebaikmya tidak

dilakukan saat bernegosiasi dengan nasabah dengan menghindari tidak hal-hal

berikut :
4.1.11.1 Mengeluarkan kata-kata yang bersifat “sara”.

4.1.11.2 Anda belum menguasai permasalahan awal.

4.1.11.3 Anda tidak menguasai perjanjian.

4.1.11.4 Berbicara selain diruang tamu.

4.1.11.5 Berkata keras, memukul meja.

4.1.11.6 Terprovokasi oleh nasabah.

4.1.11.7 Menanggapi serangan yang bersifat pribadi.

Sumber Data : PT. Amanah Finance cabang Parepare.

Perlu adanya kemampuan dalam memahami berbagai macam karakter yang

ada pada setiap konumen atan nasabah, hal ini menjadi aspek yang penting
sebagaimana terdapat perbedaan sifat dan perilaku antara nasabah yang satu dengan

nasabah yang lain, hal ini sejalaan dengan apa yang diutarakan oleh pak riri supriadi

selaku kolektor PT. Amanah finance, menurutnya :


“Tugas kolektor berhubungan langsung dengan nasabah, olehnya itu, kolektor
harus punya kemampuan dalam menganalisa situasi lapangan, mengingat
karakter setiap nasabah tentu berbeda-beda, ada yang ramah dalam
bernegosiasi dan sejalan dengan aturan main yang sudah disepakati, ada yang
menolak untuk bernegosiasi bahkan ada juga nasabah yang tidak mau
berkomunikasi tanpa alasan yang jelas, hal inilah yang kemudian
menyebabkan tidak tercapainya target perusahaan dalam menagih sehingga

60
implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) tidak terimplementasi.
Padahal dalam berhubungan langsung dengan nasabah khususnya dalam
melakukan penagihan diatur dalam undang-undang apalagi mengingat adanya
perjanjian akad yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait.”44

Berdasarkan penjelasan responden tersebut, kolektor dalam melaksanakan

tugasnya khususnya pada bagian penagihan terhadap nasabah dituntut agar berjalan

efektif dan harus sesuai target, sebagaimana yang diatur dalam Standar Operasional

Prosedur (SOP), akan tetapi hal tersebut tidak dapat di implementasikan disebabkan

oleh beberapa faktor, menurut pak Riri Supriadi, faktor utama yang mempengaruhi

kinerja tidak berjalan dengan efektif disebabkan oleh nasabah itu sendiri,

sebagaimana yang telah diatur dan disepakati antara pihak nasabah dengan pihak

kolektor, pihak nasabah mempunyai tugas untuk menunaikan kewajibannya utamanya

dalam hal membayar angsuran, akan tetapi berdasarkan situasi lapangan yang ada,

terdapat beberapa dari pihaknasabah yang lalai dari tugas dan kewajiban yang telah

ditetapkan, hal inilah yang menjadi penghambat sehingga target yang harusnya

dicapai oleh perusahaan tidak berjalan dengan efektif.

Hubungan antara pihak nasabah selaku debitur sangat erat dengan Perusahaan,

mengingat nasabah adalah konsumen perusahaan khususnya pada PT. Amanah

finance, dengan demikian nasabah dituntut agar dapat menjalankan tugas dan

kewajiban nya selaku debitur dengan baik dan benar, salah satu nasabah yang ada

pada perusahaan PT. Amanah finance cabang parepare yakni Pak Arham,

berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, beliau yang dalam hal ini debitur

mengungkapkan :

44
Riri, Kolektor PT. Amanah Finance, Kec Ujung , Kota Parepare, Sulsel, Wawancara oleh
Penulis di parepare, 23 Maret 2018.

61
“Tugas utama saya selaku nasabah nasabah ialah membayar angsuran yang
telah ditetapkan pada akad/perjanjian antara pihan nasabah selaku debitur
dengan pihak perusahaan selaku kreditur, sejauh ini saya telah menjalankan
tugas saya dengan baik, begitu pula dengan pihak perusahaan, sebelum
angsuran saya jatuh tempo, pihak perusahaa senantiasa mengingatkan saya
untuk membayar angsuran, selang beberapa hari setelahnya barulah pihak
perusahaan dalam hal ini kolektor melakukan negosiasi langsung dengan saya.
Dalam membayar angsuran, saya pernah terlambat membayar angsuran pada
pertengahan Tahun 2017, pada saat itu saya diberikan teguran berupa surat
peringatan tertulis (SP 1), pada saat itu beberapa kali berlangsung negosiasi
yang baik antara saya dengan pihak perusahaan dalam hal ini kolektor, secara
pribadi pada saat itu saya meminta toleransi agar diberi kelonggaran waktu
untuk membayar angsuran, dan Alhamdulillah waktu itu saya melunasi
angsuran sebelum saya diberikan surat peringatan kedua (SP 2).” 45

Berdasarkan penjelasan responden tersebut, pihak nasabah dituntut agar

menjalankan kewajibannya utamanya dalam hal membayar angsuran yang telah

ditetapkan bersama, sebagaimana yang diutarakan pak arham bahwa selaku nasabah

sejauh ini telah melaksanakan tugas dan kewajibannya selaku debitur, sama halnya

dengan pihak perusahaan dalam melakukan penagihan sesuai dengan Standar

Operasinal prosedur (SOP), kolektor tidak serta merta melakukan penagihan dan

terjun langsung kelapangan untuk bernegosiasi dengan nasabah, sebelum terjun ke

lapangan, dalam menagih konsumen, perusahaan tentu punya dasar hukum yang jelas,

selain itu Spihak perusahaan juga memberikan perlindungan terhadap konsumen.

Adapun dasar hukum penagihan dan tujuan regulasi konsumen adalah sebagai berikut

Dasar perusahaan melakukan penagihan dan syarat sah perjanjian :

Dasar Perusahaan melakukan penagihan adalah :

4.1.12 Adanya perikatan/perjanjian antara perusahaan dengan nasabah.

45
Arham, Nasabah PT. Amanah Finance, Kec Ujung , Kota Parepare, Sulsel, Wawancara oleh
Penulis di parepare, 26 Maret 2018.

62
4.1.13 Akad/perjanjian adalah suatu perbuatan yang mengikatkan dirinya antara

satu orang atau lebih terhadap satu orang atau lebih (Pasal 1313 KUH

Perdata).

4.1.14 Perjanjian/perikatan akan selalu menimbulkan hak dan kewajiban.

4.1.15 Perjanjian adalah Undang-undang bagi pembuatnya (Pasal 1338 KUH

Perdata).

4.1.16 Batalnya perjanjian konsekuensi pada perjanjian jika ketentuan pasal 1320
tidak terpenuhi, maka perjanjian batal demi hukum.

4.1.17 Syarat sahnya perjanjian :

4.1.17.1 Sepakat mereka yang mengikat dirinya.

4.1.17.2 Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.

4.1.17.3 Suatu hal tertentu.

Tujuan regulasi konsumen :

4.1.17.4 Menghasilkan konsumen yang memahami bisnis dari lembaga jasa

keuangan (bank dan non bank) mulai dari manfaat produk/layanan, resiko,

biaya, hingga seluruh syarat dan ketentuan yang menjadi satu kesatuan.
4.1.17.5 Pemberdayaan konsumen sehingga kesadaran masyarakat semakin

meningkat terhadap lembaga jasa keuangan dan masyarakat semakin

trdidik dan terarahdalam memanfaatkan produk/jasa yang dipasarkan.

4.1.17.6 Meningkatkan pemahaman dan kesadaran pelaku usaha jasa keuangan

tentang perlindungan terhadap konsumen.

4.1.17.7 Target akhir adalah meningkatnya kepercayaan terhadap sektor keuangan

Indonesia.

63
Sumber Data : PT. Amanah Finance cabang Parepare.

Dalam melaksanakan tugasanya, kolektor tentu tidak terlepas dari berbagai

macam persoalan yang ada dilapangan, berhubungan langsung dengan

konsumen/nasabah tentu berbagai macam permasalahan yang didapatkan oleh

kolektor, hal ini tentu harus dihindari agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,

untuk itu, kolektor dituntut untuk mampu berupaya menghindari resiko yang
kemungkinan terjadi pada saat melaksanakan tugas dilapngan, Standar Operasional

Prosedur (SOP) menetapkan Mitigasi resiko pada kolektor sebagai upaya untuk

menghindari hal yang tidak diinginkan, adapun mitigasi resiko kolektor yang

dimaksud adalah :

Upaya menghindari resiko hukum Untuk menjadi kolektor handal sangat

penting seorang kolektor harus dapat memahami peraturan perusahaan yang berlaku

serta harus pula memahami penerapan peraturan-peraturan regulasi yang berlaku

sebab kolektor merupakan duta perusahaandengan misi menyelesaikan pembiayaan

bermasalah. Oleh karena itu kolektor yang baik mampu menuntaskan misi tersebut

tanpa perlu menimbulkan masalah baru.


4.1.17.8 Hal-hal yang penting

4.1.17.9 Kolektor harus mengedapankan :

4.1.17.10 Tuduhan perbuatan melawan hukum.

4.1.17.11 Keselamatan diri.

4.1.17.12 Citra profesi dan mana baik perusahaan.

4.1.17.13 Arsipkan seluruh dokumen-dokumen terkait penagihan tanpa

terkecuali ditempat aman dan mudah diambil.

4.1.17.14 Pastikan apakah prodedur sudah berjalan dengan baik, seperti :

64
4.1.17.15 SP 1 (Surat Peringatan)

4.1.17.16 SP 2 (Surat Peringatan)

4.1.17.17 SP 3(Surat Peringatan Terakhir)

4.1.17.18 Surat kuasa/tugas penarikan kendaraan.

4.1.17.19 Apabila surat peringatan tersebut tidak ada, maka cabang mintalah

kepada departemen legal untuk menerbitkan somasi kepada nasabah.

4.1.17.20 Dalam hal peneriman angsuran dari nasabah


4.1.17.21 Kolektor diwajibkan menggunakan invoice resmi AF (berlogo), bukan

invoice pasar.

4.1.17.22 Gunakan invoice secara berurutan sesuai nomor urtan, yang sudah

terdaftar atas nama kolektor.

4.1.17.23 Pastikan jumlah tagihan sama dengan uang yang diterima dari nasabah

dan hati-hati terhadap penggunaan uang palsu.

4.1.17.24 Pastikan penulisan invoice tembuus ke lembar berikutnya jika

menggunakan invoice karbonis.

Sumber Data : PT. Amanah Finance cabang Parepare.

Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik adalah Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi

panduan untuk karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan serta

mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan dalam

perusahaan, sama hal nya dengan pengelolaan andimistrasi perkantoran. Di amanah

sendiri telah di tetapkan bagan-bagan atau struktur, untuk bagian pengelolaan

administrasi di bebankan kepada karyawan yang menjalankan tugas-tugas

administrasi perkantoran, tentu dalam melaksanakan tugas nya sebagai pengelola

65
administrasi, Standar Operasional Prosedur (SOP) dijadikan pedoman utama agar

lebih efektif dan memperlancar urusan pekerjaan.

Berdasarkan penjelasan narasumber dari hasil wawancara, pak barna selaku

ADM yang mengurusi administrasi kantor, menurutnya :


“Standar Operasional Prosedur (SOP) mengeatur semua kegiatan kerja setiap
karyawan mulai dari kepala cabang, ADH, suverfisor dan termasuk saya
sebagai ADH yang bertugas mengelola administrasi perkantoran, selama ini
saya menjalankan tugsa kantor sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP) yang ditetapkan, berdasarkan aturan tugas saya termasuk membuat
surat baik itu berupa surat perigatan maupun surat perintah penarikan,
kolektor yang berhubungan langsung dengan nasabah mengajukan ke saya
untuk di buatkan surat peringatan bagi nasabah yang tidak membayar sesuai
dengan waktu yang ditetapkan.”46

Penjelasan yang diutarakan pak barna selaku ADH yang menangan bagian

persuratan, beliau mengakui sejauh ini telah menjalankan pekerjaan sesuai dengan

aturan yang telah ditetapkan, hal ini sejalan dengan tujuan Standar Operasional

Prosedur (SOP) sebagai pedoman untuk menyusun tugas dengan lebih rapi dan

efektif. Selaku ADH pak barna mengakui menerapkan Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang ditetapkan oleh perusahaan.

Pengimplementasian Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mengelola

administrasi kantor merupakan salah satu bidang tugas internal perusahaan yang

menjadi tugas dan tanggungjawab ADH beserta jajaran pegawainya. Standar

Operasional Prosedur (SOP) selain ditujukan bagi peningkatan kualitas kinerja, selain

itu Standar Operasional Prosedur (SOP) juga diarahkan untuk meningkatkan kualitas

layanan di internal organisasi perusahaan yang sasaran utamanya adalah demi

46
Barna, ADM PT. Amanah Finance, Kec Ujung , Kota Parepare, Sulsel, Wawancara oleh
Penulis di Parepare, 20 Maret 2018.

66
ketertiban dan kelancaran proses kerja di dalam perusahaan. Untuk mengetahui

prosedur kerja atau pembuatan surat dinas, kita bisa melihat dari hasil wawancara

yang dilakukan dan dikomparasikan dengan temuan penelitian berupa hasil observasi

dan studi dokumentasi yang dilakukan di lapangan. Dari hasil observasi, diketahui

bahwa karyawan di kantor PT. Amanah finance cabang parepare khususnya pada

bagian administrasi bekerja dengan mengikuti apa yang sudah diatur dalam tata cara

atau prosedur kerja. Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan
tentang pengelolaan administrasi sungguh baik. Hal ini sebagaimana diungkapkan

dalam hasil wawancara, bahwa “selama ini saya menjalankan tugsa kantor sesuai

dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan berdasarkan aturan

tugas saya termasuk membuat surat baik itu berupa surat perigatan maupun surat

perintah penarikan, kolektor yang berhubungan langsung dengan nasabah

mengajukan ke saya untuk di buatkan surat peringatan bagi nasabah yang tidak

membayar sesuai dengan waktu yang ditetapkan.” Hal ini sesuai dengan temuan hasil

studi dokumentasi dan observasi di lapangan. Berdasarkan studi dokumentasi dan

observasi yang ditemukan.


Mengelola administrasi dalam penanganan kasus penarikan tidak semerta

merta pihak perusahaan melakukan penarikan terhadap nasabah, Standar Operasional

Proseduur (SOP) harus diterapkan oleh pihak peruusahaan termasuk dalam hal

melakukan penarikan, terdapat beberapa persiapan dokumen yang harus dilakukan

oleh pihak perusahaan sebelum melakukan penarikan.

4.1.18 Adapun persiapan dokumen sebelum penarikan antara lain :

4.1.18.1 Pastikan kendaraan telah menunggak sesuai akad yang disepakati,

berdasarkan bukti print out mutasi nasabah.

67
4.1.18.2 Siapkan dokumen akad pembiayaan dan sertifikat jaminan fidusia.

4.1.18.3 Pastikan surat peringatan 1 s/d 3 sudah diberikan kepada nasabah

dengan bukti tanda terima. Namun apabila surat tersebut tidak mendapatkan

bukti tanda terima, maka sebaiknya menerbitkan kembali surat peringatan

tersebut kemudian dikirim melalui jasa kurir.

4.1.18.4 Persiapan BSTB Berita Serah Terima barang).

4.1.18.5 BSTB diisi sesuai kondisi mobil pada saat ditarik.


4.1.18.6 Lembaran BSTB diberikan juga kepada nasabah/pemegang mobil

4.1.18.7 BSTB diwajibkan ditandatangani kepada siapa mobil ditarik.

4.1.18.8 Apabila nasabah/pemegang mobil tidak mau tanda tangani BSTB,

sebaiknya surat BSTB dilaporkan kepada pemerintah setempat dan atau

dicatat dibagian bawah BSTB, hari, tanggal, jam dilakukan serta berikan

ketersangan ybs tidak mau tanda tangan BSTB.

4.1.18.9 Setelah mobil ditarik dalam jangka waktu 7 hari kerja, nasabah

diberikan surat batas waktu pelunasan sebagai bukti dan itikad untuk

mengakhiri kontraknya.
Sumber Data : PT. Amanah Finance cabang Parepare.

Kinerja karyawann tidak terlepas dari aturan main perusahaan dan Standar

Operasional Prosdur (SOP) yang ditetapan oleh perusahaan, kesinambungan antara

keduanya harus sejalan sehingga kinerja karyawan berjalan dengan baik dan efektif

berdasarkan manfaat Standar Operasional Prosedur (SOP) Sebagai standarisasi cara

yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi

kesalahan dan kelalaian membantu staf menjadi lebih mandiri tidak tergantung pada

68
intervensi manajemen serta meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan

tanggung jawab khusus dalam melaksanakan tugas.

4.2 Pembahasan.

Secara sederhana, implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan,

implementasi merupakan aksi nyata dalam menjalankan rencana yang telah dirancang

dengan matang sebelumnya. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan

dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna.

Menurut Nurdin Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan

atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi

suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Guntur Setiawan

berpendapat, implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan

proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan

jaringan pelaksana birokrasi yang efektif.

Berdasarkan penjelasan tersebut, terdapat keselarasan antara teori

implementasi dengan kinerja karyawan PT. Amanah finance cabang Parepare pada
pelaksanaan implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Amanah finance

cabang Parepare. Hal ini di buktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti selama melakukan penelitian dilapangan.

69
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa :


5.1.1 Standar operasional prosedur PT. Amanah finance sebagai pedoman untuk
mengukur kinerja dibuat dan ditetapkan oleh perusahaan pusat dan
dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada pada perusahaan termasuk
pada cabang parepare, Standar Operasional Prosedur (SOP) PT. Amanah
finance mencakup bebrapa aspek diantaranya ; dasar hukum lembaga,
kegiatan perusahaan , hak nasabah dan perusahaan, tugas dan wewenang serta
etika kerja karyawan. Hal tersebut dijalankan dan berorientasi pada penilaian
kinerja internal kelembagaan, terutama dalam hal kejelasan proses kerja di
lingkungan perusahaan termasuk kejelasan unit kerja yang bertanggungjawab,
tercapainya kelancaran kegiatan operasional dan terwujudnya koordinasi,
fasilitasi dan pengendalian yang meminimalisir tumpang tindih proses
kegiatan di lingkungan sub-sub bagian dalam perusahaan PT. Amanah finance
cabang Parepare.
5.1.2 Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan pada PT. Amanah
finance cabang Parepare terimplementasikan dengan baik sesuai dengan yang
diatur pada aturan main perusahaan, namun terdapat beberapa kendala
sehingga ada beberapa persoalan yang menghambat karyawan tidak sesuai
target dalam mengelola perusahaan, khususnya pada wilayah penagihan
terhadap nasabah yang mengalami tunggakan pembayaran pada perusahaan.
Hal ini tidak sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan pada
perjanjian/akad yang dilakukan diawal oleh pihak perusahaan selaku debitur
dengan pihak nasabah selaku kreditur. Permasalahan dalam penagihan
nasabah yang mengalami jatuh tempo atau menunggak disebabkan oleh

70
karakter nasabah yang berbeda-beda serta pemahaman nasabah tentang
pentingnya suatu perjanjian/akad yang telah ditetapkan secara sukarela
bersama. Dengan demikian, pihak perusahaan secara otomatis tidak sesuai
dengan target yang ingin dicapai sesuai dengan permintaan perusahaan.
5.2 Saran

Adapun saran berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis


diantaranya :

5.2.1 Implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) memerlukan modal


pemahaman yang lebih agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
karyawan lebih mendalami serta senantiasa berada pada lingkaran aturan main
yang telah ditetapkan oleh Operasional Prosedur (SOP). Untuk itu alangkah
lebih efektif apabila karyawan diberikan pemahaman agar senantiasa patuh
terhadap kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan.
5.2.2 Kinerja karyawan pada kegiatan lapangan lebih diperkuat dalam menganalisa
situasi dilapangan, hal ini diupayakan agar menghindari resiko yang
kemungkinan dapat terjadi dilapangan. karakter yang dihadapi pihak
perusahaan dalam menangani nasabah itu berbeda beda, untuk itu diperlukan
agar pihak perusahaan lebih memahami masing-masing karakter nasabah
utamanya dalam melakukan penagihan terhadap. Selain itu, pihak perusahaan
agar senantiasa memberikan pemahaman-pemahaman serta menjelaskan
secara jelas tentang akad/perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Dengan
demikian, proses dapat berjalan lancar, rapi serta efektif dan tidak ada yang
merasa dirugikan serta apa yang harusnya dicapai perusahaan berdasarkan
perencanaan dapat mencapai target sesuai dengan apa yang ditetapkan pada
Standar Operasional Prosedur (SOP).

71
DAFTAR PUSTAKA

Adi Anwari, H. A. Djazuli. 2002. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat; Sebuah


Gagasan. Jakarta: Grafindo Persada.

Ali, Zainuddin. 2011. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Annie,Sailendra. 2015. Langkah-Langkah Praktis Membuat SOP, cet. Pertama


Yogyakarta: Trans Idea Publishing.

Budi Winarno,”Kebijakan publik : teori, proses, dan studi kasus”.( Public policy ;
Social services ; Social
problem).http://digilib.unila.ac.id/7056/14/BAB%20II.pdf

Basrowi, Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif; Aktualisasi Metodologis Ke


Arah Ragam Varian Kontemporer.Jakarta: Rajawali Pers.

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif.Cet. VIII. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Darmawi, Herman.2006. Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial. Jakatra:


Bumi Aksara.

Fathoni. 2006. Berbagai Macam Teknik Pembinaan Tenaga Kerja. Cet. I, Jakarta: Bharata
Karya Aksara.

Fuad, Laksmi dan Budiantoro. 2008. Manajemen Perkantoran Modern. Jakarta:


Penerbit pemaka.

Guntur, Setiawan. 2004. Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung:


Remaja RodasKarya Offset.

Hasibuan, Malayu S. P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. cet. VI, Jakarta:
Bumi Aksara.

Istyadi, Insani. Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Daerah Dalam


Rangka Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Daerah. http:www.samarinda.lan.go.id/jba/index.php/jbaarticle/view/50/61.

Kusriyanto, Bambang. 1991. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta:


Pustaka Binaman Pressindo.

Mathis, R.L dan J.H. jackson. 2006. Human Resource Management,Terj. Dian Angelia,
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat.

72
Mischael, Amstrong. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, terj. Sofyan dan Haryanto.
Jakarta: Elex Media Komputindo.

Moenir. 2010. Manajemen Pelayanan Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

Narbuko, Cholid dan H. Abu Achmadi. 2010. Metodologi Penelitian. Cet. 11;
Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nitisimito, Alex S. Nitisimito. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Nurlaila. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Ternate: Penerbit LepKhair.

Pahlevi, Fauzi. 2014. ”Implementasi Standard Operating Procerdures (Sop)


Penyelenggaraan Umrah Pada PT. Tur Silaturahmi Nabi (Tursna Tours)
Jakarta”.
http://www.tripository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27140/1/fauz
y%2520fahlevi-fdk.pdf&fed=2haukewikupxbs4 (15 desember 2017)

Prabu, Mangkunegara Anwar. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung:


Remaja RosdaKarya.

Puji, Hartatik Indah. 2014. Buku Praktis Mengambangkan SDM. Yogyakarta:


Laksana.

Purba, Dessy Noer Astri. 2014. “Hubungan Penerapan Standard Operasional


Prosedur (SOP) Dengan Kinerja Pekerja Bagian Produksi. Kimia Farma Tbk.
Plant Medan.
http://www.prepository.USU.ac.id/bitsream/123456789/41040/7overpdf&ped
(15 Desember 2017)

Sedarmayati. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung:


Mandar Maju.

Sri Astuti, Ni Kadek. 2017. “Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Dalam


Pelayanan Pembuatan Surat Keterangan Kehilangan Pada Kepolisian Sektor
Di Kota Makassar”.
http//www.repository.unhas.ac.id/bitsream/handle/123456789/19149/skripsi%
20lengkap.

Stephen. P, Robbins. 2006. Perilaku organisasi. Jakarta: Indeks kelompok gramedia

Subagyo, Joko. Metode Penelitian (Dalam Teori dan Praktek).

Surjadi. 2010. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Ba ndung: Refika Aditama.

Suryadi, Prawirosentono. 1999Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE.

73
Suyanto, Bagong, Sutinah. 2007. Metode Penelitian Sosial, Ed. I. Cet. III; Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Makalah dan Skripsi), Edisi
Revisi. Parepare: STAIN Parepare.

Vethzal, Rivai dan Basri. 2005. Peformance Appraisal. Jakarta: RajaGrafindo


Persada.

74
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Zulfahry Abuhasmy, lahir di Parepare,

Sulawesi Selatan. Pada tanggal 23 Oktober 1995,

merupakan anak ke empat (4) dari 5 bersaudara.

Anak dari pasangan Abu Bakar Juddah dan

Hasmiah. Penulis berkebangsaan Indonesia dan

beragama Islam. Kini penulis beralamat di BTN


Griya Pondok Indah, Jalan Kebun Sayur,

Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Provinsi

Sulawesi Selatan.

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 2007 lulus dari

Madrasah Ibtidaiyah DDI Ujung Lare Parepare dan pada tahun 2010 lulus dari

Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Albadar DDI Bilalang Parepare, dan

melanjutkan di SMA Negeri 1 Model Parepare dan lulus pada tahun 2013. Setelah itu

kuliah di STAIN Parepare mengambil Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam, Program

Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah). Setelah itu penulis pernah menjabat
sebagai Komandan KSR-PMI Unit 01 STAIN Parepare tahun 2016. Pada semester X

Tahun 2018 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Implementasi

Standar Operasional Prosedur (SOP) Terhadap Kinerja Karyawan PT. Amanah

Finance Cabang Parepare”.

75

Anda mungkin juga menyukai