Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan Coc Magang

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN COC (CONTINUITY OF

CARE) DI PUSKESMAS KRANGGAN

Oleh :
Surti Partiningsih – 2010101022

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANAN DAN


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI FAKULTAS
ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

1 Judul Laporan : Laporan COC (Continuity Of Care)


2. Identitas Penyusun :
a. Nama Mahasiswa : Surti Partiningsih
b. NIM : 2010101022
c. Prodi : S1 Kebidanan
d. Fakultas : Ilmu Kesehatan
e. Perguruan Tinggi : Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
f. Alamat Kantor
g. Alamat Rumah
3. Lokasi Magang
a. Nama tempat : Puskesmas Kranggan
b. Alamat : Jalan Kyai Kenal No.257, Kasanan, Kranggan,
Kec. Kranggan Kabupaten Temanggung, Jawa
Tengah 56271
4. Waktu Pelaksanaan Magang : 13 maret 2023

Yogyakarta,
Mengetahui,
Pembimbing ……/……/20… Nama
Pendidikan
Mahasiswa
Ttd dan cap puskesmas

(*ketik nama beserta ( *ketik nama * )


gelarnya*)

Menyetujui,
Ketua Prodi Kebidanan Program Sarjana dan
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi

Ttd dan cap prodi

( *ketik nama beserta gelarnya* )


KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul "COC
(Continuity Of Care)". Pada kesempatan ini tidak lupa pula penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Nidatul Khofiyah, S. Keb., Bd., M.PH, selaku ketua Program Studi
Kebidanan Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan Program
Profesi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
4. Ririn Wahyu Hidayati, S.ST., M.KM, selaku Dosen pembimbing
pendidikan yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada
penulis selama penyusunan laporan.
5.
6. Segenap dosen pengajar Program Studi Kebidanan Program Sarjana dan
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
7. Orang tua, ibu dan ayah serta saudara/I saya yang telah memberikan do’a
dukungan lahir batin dalam penyusunan laporan.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis mengharapkan saran dan keritik yang sifatnya membangun sehingga


laporan ini menjadi lebih baik dan juga bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Temanggung, 16 Maret 2023


Surti Partiningsih
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu tolak

ukurkesejahteraan suatu negara, dimana kesehatan ibu saat hamil sangat

mempengaruhi kesehatan janin yang dikandung, proses kehamilan seorang

wanita dimulai sejak awal konsepsi dan berlangsung selama 9 bulan.

Setelah proses kehamilan, seorang wanita akan mengalami proses alamiah

yang disebut persalinan sebagai tanda bahwa kehamilan seorang ibu sudah

cukup bulan (Fabiana Meijon Fadul, 2019). Keberhasilan program

kesehatan ibu dapat dinilai melalui indikator utama angka kematian Ibu

(AKI). Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

melihat keberhasilan upaya kesehatan ibu. AKI adalah rasio kematian ibu

selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh

kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena

sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap 100.000

kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019).

Selain untuk menilai program kesehatan ibu, indikator ini juga

mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya

terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas

maupun kualitas. Secara umum terjadi penurunan kematian ibu selama

periode 2015-2019 dari 111,16 menjadi 76,9 per 100.000 kelahiran hidup.

Menurut World Health Organisation (WHO), Angka Kematian ibu (AKI)


adalah jumlah kematian ibu di perhitungkan terhadap 100.000 kelahiran

hidup. Meskipun kemajuan penting telah dibuat dalam dua dekade

terakhir, sekitar 287.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan

dan persalinan pada tahun 2020. Jumlah kematian ibu yang dihimpun dari

pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan pada

tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia. Jumlah ini

menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221

kematian.Tren tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih

terjadi hingga saat ini. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan terdapat

6.856 jumlah kematian ibu tahun 2021, meningkat dari sebelumnya 4.197

kematian ibu tahun 2019 (kemenpppa, 2022).

Penyebab langsung paling umum dari cedera dan kematian ibu

adalah kehilangan darah yang berlebihan, infeksi, tekanan darah tinggi,

aborsi yang tidak aman, dan persalinan macet, serta penyebab tidak

langsung seperti anemia, malaria, dan penyakit jantung. Sebagian besar

kematian ibu dapat dicegah dengan manajemen tepat waktu oleh tenaga

kesehatan profesional yang bekerja di lingkungan yang

mendukung. Mengakhiri kematian ibu yang dapat dicegah harus tetap

menjadi agenda global teratas. Pada saat yang sama, selamat dari

kehamilan dan persalinan tidak pernah bisa menjadi penanda keberhasilan

perawatan kesehatan ibu. Sangat penting untuk memperluas upaya

mengurangi cedera dan kecacatan ibu untuk meningkatkan kesehatan dan

kesejahteraan (WHO, 2020).


Gambaran AKI di Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2015 hingga

tahun 2019 dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut ini.

Gambar 1.1 Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2015 – 2019

Sumber : Data Program Kesga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019

Kabupaten/kota dengan jumlah kasus kematian ibu tertinggi adalah

Kabupaten Brebes sebanyak 37 kasus, diikuti Grobogan 36 kasus, dan

Banjarnegara 22 kasus. Kabupaten/kota dengan kasus kematian ibu

terrendah adalah Kota Magelang dan Kota Salatiga masing-masing 2

kasus, diikuti Kota Tegal dengan 3 kasus.

Gambar 1.2 Jumlah Kasus Kematian Ibu Menurut Kabupaten/Kota

di Jawa Tengah Tahun 2019

Sumber : Data Program Kesga Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019


Sebesar 64,18 persen kematian maternal di Provinsi Jawa Tengah

terjadi pada waktu nifas, sebesar 25,72 persen pada waktu hamil, dan

sebesar 10,10 persen terjadi pada waktu persalinan. Sementara berdasarkan

kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak adalah pada usia

20-34 tahun sebesar 64,66 persen, kemudian pada kelompok umur >35

tahun sebesar 31,97 persen dan pada kelompok umur <20 tahun sebesar

3,37 persen (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan secara

berkesinambungan (Contiinuity Of Care) dan melakukan monitoring

pada ibu hamil mulai dari masa hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,

dan keluarga berencana dengan menggunakan pola pikir manajemen

kebidanan dan mendokumentasikan hasil asuhannya, serta menjalin

hubungan positif antara bidan dan ibu hamil sehingga meningkatkann

kepuasa ibu hamil di Puskesmas Kranggan.

2. Tujuan Khusus

a. Menjalin hubungan baik dengan ibu sehingga kepercayaan antara

bidan dan ibu dapat terbangun.

b. Melakukan pengkajiann kasus pada Ny. S dari masa hamil, bersalin,

BBL, nifas dan keluarga berencana secara Continuity of Care.

c. Melakukan identifikasi diagnosa kebidanan, masalah kebidanan, dan

masalah potensial berdasarkan data subjektif dan objektif pada


Ny.S dari masa hamil, bersalin, BBL, nifas dan keluarga berencana

secara Continuity of Care.

d. Melakukan penyusunan rencana asuhan kebidanan berdasarkan

analisa kebidanan, diagnosa kebidanan, diagnosa potensial, dan

masalah kebidanan yang telah ditetapkan pada kasus Ny. S dari

masa hamil, bersalin, BBL, nifas dan keluarga berencana secara

Continuity of Care.

e. Melakukan asuhan kebidanan berdasarkan rencana asuhan yang

telah disusun pada kasus Ny. S dari masa hamil, bersalin, BBL,

nifas dan keluarga berencana secara Continuity of Care.

f. Melakukan evaluasi berdasarkan penatalaksanaan yang telah

dilakukan pada kasus Ny. S dari masa hamil, bersalin, BBL, nifas

dan keluarga berencana secara Continuity of Care.

g. Melakukan pendokumentasian kasus pada Ny. S dari masa hamil,

bersalin, BBL, nifas dan keluarga berencana secara Continuity of

Care.

h. Melakukan kajian dan telaah literatur terkait kasus pada Ny. S dari

masa hamil, bersalin, BBL,nifas dan keluarga berencana secara

Continuity of Care.

i. Melakukan telaah evidance based terhadap kasus berdasarkan

literatur, jurnal, dan artikel penelitian.


C. Ruang Lingkup

Sasaran asuhan kebidanan berkesinambungan (Continuity of Care)

inimeliputi asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi

baru lahir, dan keluarga berencana.

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

pengalaman secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama pendidikan. Hasil laporan ini dapat

digunakan untuk menambah wawasan tentang asuhan kebidanan

berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

keluarga berencana dengan pendekatan manajemen kebidanan yang

sesuai dengan standar.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Mahasiswa Profesi Bidan

Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan

menerapkan asuhanyang akan diberikan secara berkesinambungan

pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga

berencana.

b. Bagi Bidan di Puskesmas Kranggan

Dapat dijadikan bahan untuk meningkatkan dan

mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin,

nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana berupa pemberian


pendidikan kesehatan, upaya skrining dan asuhan secara

berkelanjutan/ berkesinambungan.

c. Bagi Pasien

Dapat meningkatkan kepuasan masyarakat pada pelayanan

kebidanan dalam program asuhan kebidanan berkesinambungan

dan dapat dijadikan sebagai informasi serta meningkatkan

pengetahuan klien tentang kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru

lahir, dan KB.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan merupakan masa mengandung seorang perempuan

sebagai calon ibu sebagai hasil dari penyatuan atau proses fertilisasi

antara spermatozoa dan ovum. Proses kehamilan berlangsung selama 9

bulan 7 hari yang dihitung dari awal periode hari pertama haid terakhir

(HPHT). Kehamilan sangat memerlukan perawatan dan pemantauan

khusus untuk dapat mencegah terjadinya komplikasi yang dapat

mengakibatkan kehamilan yang beresiko pada ibu, masa kehamilan

terbagi menjadi 3 periode trimester yaitu trimester pertama 1-3 bulan,

trimester kedua 4-6 bulan, dan trimester ketiga 7-9 bulan (Fabiana

Meijon Fadul, 2019).

2. Proses Kehamilan

a) Fertilisasi (Konsepsi)

Fertilisasi atau konsepsi merupakan pertemuan antara sel

sperma dan sel telur (ovum) yang terjadi pada ampulla tuba fallopi

beberapa jam setelah ovulasi, sebanyak 200-500 juta sperma yang

masuk di forniks posterior saat terjadi coitus. Sperma bergerak dari

serviks melewati uterus untuk menuju ke tuba pallofi hasil

pertemuan antara sel sperma dan sel telur akan mengalami

pembelahan menjadi embrio atau bakal janin, dengan adanya


kontraksi otot-otot yang berasal dari rongga tersebut sehingga

membantu sel sperma bergerak.

b) Implantasi (Nidasi)

Implantasi merupakan proses melekatnya hasil pembuahan

sel sperma pada ovum di endometrium. Sekitar 4-5 hari pasca

fertilisasi massa sel luar penyusun blastula membuat trofoblas

dengan kemampuan menghancurkan endometrium untuk dijadikan

sumber makanan oleh ovum, pada hari ke 6 pasca fertilisasi pada

bagian fundus uteri di bagian dinding depan atau dinding belakang

dijadikan sebagai tempat nidasi oleh trofoblas dengan cara

melekatkan diri pada dinding rahim dan melepaskan hormon yang

dimiliki yaitu hormon korionik gonadotropin.

3. Proses Perkembangan Hasil Konsepsi

a) Minggu 0-3 (periode germinal)

Proses dibuahinya ovum oleh sel sperma yang terjadi pada

sekitar minggu kedua dari HPHT. Setelah dibuahi oleh sel sperma

maka ovum melakukan pergerakan melewati tuba fallopi hingga

menempel pada endometrium yang berlangsung selama 8 minggu

pasca konsepsi dan menjadi tahap terpenting untuk perkembangan

kelengkapan tubuh luar janin, bermula dari gumpalan kecil embrio

mengalami perkembangan menjadi janin dengan sangat cepat

b) Minggu ke 3-8 (periode embrio)

Janin mengalami perubahan mulai dari blastosis hingga

menjadi embrio yang memiliki kepala besar dengan ukuran embrio


1,3 cm. Terbentuknya sistem saraf pusat, organ-organ dan struktur

anatomi seperti mulut, mata, dan lidah serta hati mulai

memproduksi sel darah.

c) Minggu ke 9-12 (periode fetus)

Masa terjadinya pertumbuhan organ penting tubuh dengan

sangat pesat dan mulainya aktivitas otak, wajah sudah berbentuk,

jenis kelamin sudah bisa di prediksi, jantung dan usus sudah

terbentuk, membuka dan menutup mata, bergerak dan memiliki

panjang tubuh 5- 9 mm dengan berat sekitar 15-30 gram.

d) Minggu ke 13-24

Pada periode ini terjadi pertumbuhan janin yang sangat cepat

dan di minggu ke 18 pemeriksaan USG (ultrasonografi) sudah

dapat dilakukan untuk melihat perkembangan janin, pada minggu

ke-20 jaringan kulit, rambut dan kuku mulai tumbuh. Fetus sudah

menyerupai manusia dengan panjang 30cm. Pada usia 20 minggu

akhir gerakan janin mulai dirasakan oleh ibu berat janin sekitar

340gram dan dikulit janin terdapat verniks serta sudah ada

meconium pada usus fetus.

e) Minggu 25-40

Pada masa ini sistem organ tubuh janin tumbuh secara

sempurna, janin sudah mampu melakukan aktivitas seperti

menendang, mengatur waktu tidur, merespon suara yang didengar.

Paru-paru janin berkembang sempurna, pada trimester ini bayi


sudah bisa menyesuaikan posisi kepala dengan jalan lahir. Berat

badan bayi bertambah 1 kg.

Proses terbentuknya embrio juga dijelaskan dalam Al-Qur’an

surah Al Mu’minun: 12-14.

ۖ‫ار فِ ْي نُ ْطفَةً َج َع ْل ٰنهُ ثُ َّم ِط ْي ٍن ِم ْن س ُٰللَ ٍة ِّم ْن ااْل ِ ْن َسانَ َخلَ ْقنَا َولَقَ ْد‬
ٍ ‫َّم ِك ْينٍقَ َر‬

Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari

saripati (berasal) dari tanah.Kemudian Kami menjadikannya air

mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu

sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan

segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang

belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami

menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah,

Pencipta yang paling baik.

4. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil

1) Kebutuhan Nutrisi

Pola makan ibu hamil sangat penting untuk dipantau karena

dapat mempengaruhi perkembangan janin yang sedang dikandung.

Ibu hamil harus mengkonsumsi makanan dengan pola gizi

seimbang sehingga tidak kekurangan dan tidak kelebihan nutrisi.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelahiran belum cukup


bulan, sedangkan kelebihan nutrisi menyebabkan janin besar

sehingga pola makan ibu hamil harus teratur

2) Kebutuhan oksigenasi

Selama kehamilan kebutuhan oksigen semakin meningkat,

hal tersebut disebabkan karena selain kebutuhan respirasi ibu hamil

juga untuk respirasi janin yang dikandung. Hal inilah yang

menyebabkan ibu hamil mengalami keluhan sesak nafas sehingga

diberikan anjuran untuk tidur dengan posisi bantal yang tinggi.

3) Kebutuhan Personal Hygiene

Selama masa kehamilan ibu hamil perlu menjaga

kebersihan diri agar terhindar dari infeksi selama kehamilan,

kebersihan diri ibu hamil meliputi mandi 2 kali sehari, sikat gigi

minimal 2 kali sehari, keramas minimal seminggu dua kali,

mengganti pakaian dalam setiap kali lembab/basah. Ibu hamil juga

dianjurkan untuk mencuci tangan sebelum makan dan sesudah

buang air untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat menjadi

penyulit kehamilan (14)

4) Kebutuhan Eliminasi

Kebutuhan eliminasi ibu hamil meliputi BAK dan BAB,

perubahan hormon sering terjadi pada masa kehamilan sehingga

kebanyakan ibu hamil mengalami sering miksi karena terjadi

penekanan pada kandung kemih akibat pembesaran uterus dan

mengalami susah bab (sembelit) yang disebabkan karena

penekanan pada rektum oleh kepala janin.


5) Kebutuhan Seksual

Ibu hamil tidak dilarang untuk berhubungan selama masa

kehamilan, ibu yang usia kehamilannya masih terbilang mudah

dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan intim sebelum

kehamilan berumur 16 minggu karena dapat megganggu

pertumbuhan janin yang dapat menyebabkan keguguran.

Sedangkan ibu hamil tua yang mendekati waktu persalinan

dianjurkan tidak berhubungan karena dapat menyebabkan ketuban

pecah sebelum waktunya dan dapat menimbulkan infeksi

6) Senam Hamil (exercise)

Selama masa kehamilan perlu dilakukannya latihan senam

hamil karena memiliki banyak manfaat untuk ibu hamil seperti

melatih sistem pernafasan, melatih dan mengencangkan otot, dan

melatih tubuh ibu untuk mempersiapkan kesiapan fisik pada saat

bersalin.

7) Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Kebutuhan ini sangat penting sehingga waktu istirahat ibu

hamil perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi kondisi

kesehatan bagi ibu dan berpengaruh untuk tumbuh kembang janin

yang dikandung. Waktu tidur yang normal pada ibu hamil yaitu

pada siang hari selama 2 jam/hari dan waktu tidur pada malam hari

selama 8 jam.
5. Program Pelayanan Asuhan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang

dilakukan oleh dokter atau bidan untuk mengoptimalkan kesehatan

mentalH dan fisik dari ibu hamil. ANC pada kehamilan normal

minimal 6× dengan rincian 2× di Trimester 2, dan 3× di Trimester.

Minimal 2× diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester dan

saat kunjungan ke 5 di Trimester 3 (Kementerian Kesehatan RI,

2022).

a) ANC ke-1 di Trimester 1: skrining faktor risiko dilakukan

oleh dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika

ibu datang pertama kali ke bidan, bidan tetap melakukan

pelayanan antenatal seperti biasa, kemudian ibu dirujuk ke

dokter untuk dilakukan skrining anamnesa.

b) ANC ke-2 di Trimester 1, ANC ke-3 di Trimester 2, ANC

ke-4 di Trimester 3, dan ANC ke-6 di Trimester 3.

Dilakukan tindak lanjut sesuai dengan hasil skrining

c) ANC ke-5 di Trimester 3 dilakukan skrining faktor resiko

persalinan dilakukan oleh dokter dengan menerapkan

protokol kesehatan. Skrining dilakukan untuk

menetapkan: faktor risiko persalinan, menentukan tempat

persalinan dan menentukan apakah diperlukan rujukan

terencana atau tidak. Skrining faktor risiko (penyakit

menular, penyakit tidak menular, psikologis kejiwaan, dll)


termasuk pemeriksaan USG oleh dokter pada Trimester 1

dilakukan sesuai pedoman ANC terpadu dan Buku KIA.

B. Tinjauan Umum Persalinan

1. Pengertian Persalinan

persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang

normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan

peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga (Yulizawati. Lusiana, 2019)

Proses kelahiran manusia juga dijelaskan dalam Al-Qur’an

Surah Az-Zumar ayat 6

‫اج ۗ يَ ْخلُقُ ُك ْم فِ ْي‬


ٍ ‫س وَّا ِح َد ٍة ثُ َّم َج َع َل ِم ْنهَا َزوْ َجهَا َواَ ْن َز َل لَ ُك ْم ِّمنَ ااْل َ ْن َع ِام ثَمٰ نِيَةَ اَ ْز َو‬
ٍ ‫خَ لَقَ ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف‬

ُ ۗ †‫ث ٰذلِ ُك ُم هّٰللا ُ َربُّ ُك ْم لَ†هُ ْال ُم ْل‬


‫ك ٓاَل اِ ٰل† هَ اِاَّل هُ† ۚ َو فَ†ا َ ٰنّى‬ ٍ ۗ ‫ت ثَ ٰل‬ ۢ
ٍ †‫بُطُوْ ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم َخ ْلقً††ا ِّم ْن بَ ْع† ِد َخ ْل‬
ٍ ٰ‫ق فِ ْي ظُلُم‬

َ‫تُصْ َرفُوْ ن‬

Artinya : Dia menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) kemudian

darinya Dia jadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang

hewan ternak untukmu. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu

kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat)

demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang memiliki

kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia; maka mengapa kamu dapat

dipalingkan?

2. Tanda-tanda persalinan

A. Tanda permulaan persalinan


a) Lightening

Kepala bayi mulai turun memasuki PAP umumnya pada ibu

primigravida sedangkan pada ibu multiipara tidak begitu

kentara

b) Perut ibu hamil tampak lebih melebar dan fundus uteri

menurun

c) polakisuria

keadaan sering pipis atau susah BAK yanng dialami ibu hamil

yang disebabkan karena kandung kemih tertekan oleh bagian

terbawah janin

d) Traise Labor Pain

Ibu merasakan sakit pada bagian perut yang disebabkan oleh

kontraksi. Kontraksi di uterus lemah dan hilang timbul.

e) Bloody Show

Keadaan serviks menjadi lembek dan mulai mendatar serta

pengeluarannya semakin bertambah dan bercampur darah.

B. Tanda persalinan sudah dekat (inpartu)

a) Adanya his semakin kuat dengan frekuensi yang sering dan

teratur yang menyebabkan ibu mengalami rasa sakit

b) Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah semakin banyak

akibat terjadinya robekan kecil pada rahim

c) Hasil VT keadaan serviks mendatar dan pembukaan sudah

lengkap

d) Biasanya ketuban pecah sendiri


3. Tahap-tahap proses persalinan

A. Kala I

Kala I merupakan tahap persalinan yang berlansung dengan

pembukaan 0 sampai dengan pembukaan lengkap dengan tanda

terjadi penipisan dan pembukaan serviks. Perubahan serviks akibat

adanya kontraksi uterus yang timbul 2 kali dengan durasi 10 menit

serta adanya pengeluaran lendir bercampur darah. Pembukaan kala

I dibagi menjadi fase laten dan fase aktif.

a) Fase laten merupakan proses pembukaan yang dimulai dari

pembukaan 0 sampai dengan pembukaan 3 cm yang

berlangsung lambat biasanya sekitar 8 jam

b) Fase aktif merupakan proses pembukaan 3 cm sampai

pembukaan lengkap (10 cm) yang berlangsung selama 7

jam. Fase ini terbagi menjadi 3 fase, pertama fase

akselerasi yang berlangsung selama 2 jam dari pembukaan

3 menjadi pembukaan 4 cm. Kedua fase dilatasi maksimal

yaitu pembukaan 4 menjadi 9 cm yang berlangsung dengan

cepat dengan durasi waktu 2 jam. Ketiga fase deselarasi

yaitu pembukaan lengkap 10 cm yang berlangsung lambat

sekitar 2 jam

B. Kala II

Kala II merupakan proses persalinan yang terjadi pada saat

pembukaan serviks lengkap hingga lahirnya bayi sebagai hasil

konsepsi yang biasanya pada ibu primigravida berlangsung selama


2 jam dan pada ibu multigravida berlangsung selama 1 jam. Pada

tahap ini his timbul dengan frekuensi yang lebih sering, lebih kuat

dan lebih lama. Ibu merasakan adanya dorongan untuk mengedan

karena adanya tekanan pada otot panggul oleh kepala janin yang

sudah masuk ke panggul ibu sehingga ibu merasa seperti ingin

buang air besar dengan anus terbuka. Pada waktu his perineum

menonjol dan vulva membuka sehingga tampak kepala janin dan

ibu mengedan dengan tenaganya sendiri sampai bayi lahir secara

keseluruhan.

C. Kala III

Kala III merupakan tahap pelepasan dan pengeluaran plasenta

segera setelah bayi lahir dengan lahirnya plasenta lengkap dengan

selaput ketuban yang berlangsung dalam waktu tidak lebih dari 30

menit. Adapun tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat

semakin panjang, terlihat semburan darah, dan adanya perubahan

bentuk uterus

D. Kala IV

Kala IV merupakan tahap pemantauan yang dilakukan segera

setelah pengeluaran plasenta selesai hingga 2 jam pertama post

partum. Adapun pemantauan yang dilakukan pada kala ini antara

lain tingkat kesadaran ibu, observasi tanda-tanda vital, kontraksi

rahim, dan jumlah perdarahan


4. Mekanisme persalinan

a. Engagement merupakan proses masuknya kepala janin ke PAP

dengan posisi sutura sagitalis miring atau melintang terhadap pintu

atas panggul.

b. Descent merupakan proses penurunan kepala janin yang

disebabkan baik karena adanya tekanan cairan ketuban ataupun

karena kekuatan mengejan ibu

c. Fleksi merupakan proses terdorongnya janin karena adanya

tekanan pintu atas panggul dan serviks, dan terjadi perubahan

posisi sutura oksipito pronto digantikan ke suboksipito sehingga

posisi dagu janin mendekati dada janin

d. Putaran paksi dalam merupakan proses pemutaran bagian terendah

janin sehingga tertahan oleh os cocsigis dan posisi ubun-ubun

kepala berada didasar panggul

e. Extensi merupakan proses dagu menjauhi dada janin sehingga

terjadi defleksi maksimal

f. Rotasi luar adalah tahap penyesuaian letak kepala janin dengan

posisi panggul janin sehingga dapat melalui serviks ibu, setelah

tahap ini terjadi maka dilakukan cek lilitan tali pusat

g. Ekspulsi merupakan proses bayi lahir secara keseluruhan dan

dilakukan sanggah susur pada bayi.


C. Tinjauan Umum Nifas

1. Pengertian Nifas

Masa nifas merupakan masa atau periode setelah persalinan

hingga 40 hari setelah persalinan. Masa nifas adalah periode dimana

rahim membuang darah dan sisa-sisa jaringan ekstra setelah bayi

dilahirkan selama masa persalinan. Pada Q.S Al-Baqarah ayat 222

menjelaskan tentang haid dan masa nifas sebagai berikut:


۟
ِ ‫يض ۖ قُلْ هُ َو َأ ًذى فَٱ ْعت َِزلُوا ٱلنِّ َسٓا َء فِى ْٱل َم ِح‬
‫يض ۖ َواَل تَ ْق َربُوه َُّن َحتَّ ٰى‬ ِ ‫ك َع ِن ْٱل َم ِح‬
َ َ‫َويَ ْسـَٔلُون‬

ُ ‫طهُرْ نَ ۖ فَِإ َذا تَطَهَّرْ نَ فَْأتُوه َُّن ِم ْن َحي‬


َ‫ْث َأ َم َر ُك ُم ٱهَّلل ُ ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ يُ ِحبُّ ٱلتَّ ٰ َّوبِينَ َويُ ِحبُّ ْٱل ُمتَطَه ِِّرين‬ ْ َ‫ي‬

Artinya:

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh

itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan

diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati

mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka

campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan

menyukai orang-orang yang mensucikan diri (TafsirWeb, 2018).

Lama masa nifas pada setiap wanita berbeda-beda. Umumnya

masa nifas paling lama adalah 6 minggu. Pada masa nifas terjadi

pengeluaran darah kotor atau lochea dari kemaluan wanita. Pada

masing-masing periode darah nifas akan berbeda warna dan

konsistensinya seiring dengan berjalannya pemulihan rahim

(Kemenkes RI, 2022b).


a. 24 jam pertama pasca persalinan

Pada 24 jam pertama pasca melahirkan bayi, perdaarahan

paling berat akan terjadi dengan berwarna merah cerah.

Anda juga akan mendapati beberapa gumpalan darah kecil

hingga sebesar buah tomat. Hal ini masih tergolong normal.

b. Minggu pertama

Hari ke 2-6, darah nifas akan berwarna coklat gelap hingga

merah muda dan memiliki konsistensi yang lebih encer.

Anda juga akan merasakan nyeri di vagina jika persalinan

berlansung spontan.

c. Minggu kedua

Hari ke 7-10, darah nifas akan berwarna merah muda hingga

coklat muda. Perdarahan juga lebih ringan dari enam hari

sebelumnya. Pada hari ke 11-14 warna darah akan lebih

terang dan lebih sedikit.

d. Minggu ketiga hingga keempat

Dalam 3-4 minnggu masa nifas, warna darah yang keluar

biasanya berwarna krem dengan sedikit garis coklat atau

merah muda. Bagi sebagian oirang masa nifas dapat selesai

pada minggu ini.

e. Minggu kelima hingga minggu keenam

Dalam 5-6 minggu mengakhiri nifas, perdarahan biasanya

sudah berhenti. Namun, terkadang masih terdapat bercak-

bercak darah warna coklat, merah, dan kuning.


2. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

a) Involusio uteri (pengerutan rahim)

Involusio uteri adalah proses uterus kembali seperti semula

sebelum mengalami kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak

pengeluaran uri (plasenta). Perubahan uterus dapat diketahui

dengan melakukan teknik pemeriksaan palpasi yaitu meraba TFU.

Tabel 2.1 Involusi uteri

Involusi uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000gr


Plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750gr
1 minggu Pertengahan pst-symp 500gr
2 minggu Tidak teraba diatas symp 350gr
6 minggu Semakin kecil 50gr

8 minggu Kembali normal 30gr

Sumber: (Fabiana Meijon Fadul, 2019).

Sumber: (DocPlayer, 2014)

b) Involusi tempat implantasi plasenta

Pada awal masa nifas pada bekas plasenta terkandung

banyak pembuluh darah yang besar dan tersumbat oleh thrombus.


Biasanya terjadi jaringan parut yang berasal dari penyembuhan

luka tetapi bekas luka pada implantasi plasenta tidak

menimbulkan jaringan parut hal ini terjadi karena endometrium

yang baru tumbuh di bawah permukaan luka, endometrium ini

tumbuh berasal dari pinggir-pinggir luka, dan dari sisa kelenjar di

dasar luka. Proses regenerasi endometrium ini terjadi pada daerah

implantasi plasenta yang terjadi sekitar 6 minggu.

c) Perubahan Ligamen

Sewaktu kehamilan dan proses persalinan terjadi

peregangan oleh diagfragma pelvis dan ligamen-ligamen, yang

kemudian mengerut secara bertahap seperti keadaan semula pada

saat bayi lahir. Biasanya letak uterus menjadi retrofleksi yang

diakibatkan oleh kendurnya ligamentum rontundum, sehingga

banyak wanita setelah melahirkan yang mengeluh dengan keluhan

rahimnya turun yang diakibatkan oleh ligament, fascia, serta alat-

alat genitalia yang menjadi kendur.

d) Perubahan Pada Serviks

Proses involusio serviks terjadi bersamaan dengan involusio

uterus, pada masa nifas ini keadaan serviks mengalami perubahan

bentuk seperti membuka menyerupai corong. Akibat robekan

dilatasi pada waktu persalinan maka keadaan serviks tidak dapat

kembali seperti semula sebelum terjadi kehamilan, proses

menutup muara serviks yang melakukan dilatasi hingga

pembukaan lengkap (10 cm) saat persalinan berlangsung secara


bertahap. Pada waktu 2 jam setelah persalinan keadaan ostium

uteri eksternum bisa dilalui 2 jari yang bagian pinggirnya tidak

merata dan dalam keadaan seperti retak akibat robekan persalinan,

tepat pada sekitar 6 minggu masa nifas serviks sudah menutup

kembali.

e) Lochea

Lochea adalah jenis cairan yang keluar pada masa nifas

yang diakibatkan oleh proses involusio uteri dan bersifat alkalis

yang membuat perkembangan organisme menjadi cepat

dibandingkan dengan kondisi asam pada vagina normal. Adapun

ciri khas lochea yaitu berbau amis tetapi tidak menyengat dan

jumlah pengeluarannya berbeda-beda pada setiap perempuan pada

masa nifas. Berdasarkan waktu dan pengeluaran lochea dibedakan

menjadi beberapa macam yaitu:

Tabel 2.2 Macam-macam Lochea

Lochea Warna dan waktu Ciri-ciri


Rubra Merah segar, hari ke 1-4 Berisi darah segar,
sisa jaringan, lemak
bayi, dan mekonium

Sanguilenta Merah kecoklatan, hari Berisi serum,


ke 4-7 leukosit, sisa robekan

Alba Putih, keluar pada hari Berisi sel desidua, sel


ke 14-6 minggu post epitel, selaput lendir
partum serviks.
Sumber: (Fabiana Meijon Fadul, 2019)
f) Perubahan vulva, vagina dan perineum

Selama proses persalinan pada vulva dan vagina terjadi

peregangan dan penekanan yang sangat besar, yang

mengakibatkan vulva dan vagina mengalami kekenduran.

Beberapa hari setelah persalinan pada mukosa vagina terjadi

penipisan dan hilangnya rugae yang diakibatkan oleh penurunan

hormon estrogen setelah persalinan. Vagina yang dalam keadaan

teregang secara bertahap kembali seperti ukuran sebelum

kehamilan yang berlangsung sekitar 6 sampai 8 minggu setelah

kelahiran bayi. Pada hari ke 5 post natal tonus otot perineum

sudah kembali normal meskipun tidak seperti keadaan semula.

g) Perubahan sistem pencernaan

Pada ibu post partum sering terjadi gangguan konstipasi

pasca persalinan yang disebabkan sewaktu melahirkan terjadi

penekanan pada alat pencernaan dan pasca melahirkan terjadi

penurunan tonus otot yang menyebabkan kolon menjadi kosong.

Biasanya penundaan buang air besar terjadi selama 2 sampai 3

hari karena ibu post partum merasa takut saat defekasi karena

nyeri pada luka perineum akibat laserasi. Gangguan sistem

pencernaan ini dapat diatasi dengan peningkatan konsumsi cairan,

diet tinggi serat, dan ambulasi awal. Perubahan sistem pencernaan

pada masa nifas membutuhkan waktu untuk kembali normal.


h) Perubahan sistem perkemihan

Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, ibu nifas akan

mengalami gangguan kesulitan berkemih yang disebabkan karena

tertekannya spasme sfinkter dan terdapat edema leher kandung

kemih yang diakibatkan oleh kepala janin dan tulang pubis saat

persalinan terjadi. Dalam jumlah yang besar urin akan di produksi

dalam 12 sampai 36 jam post partum dan terjadi diuresis pada

hormon estrogen, ureter yang mengalami dilatasi akan normal

kembali pada minggu ke 6.

i) Perubahan sistem musculoskeletal

Setelah proses persalinan uterus akan segera berkontraksi,

pembuluh darah yang terdapat di miometrium uterus akan

menjepit untuk menghentikan pendarahan setelah lahirnya

plasenta. Alat-alat genitalia yang meregang saat persalinan akan

kembali pulih seperti keadaan semula secara berangsur-angsur

yang terkadang membuat uterus jatuh kebelakang menjadi

retrofleksi yang disebabkan kendornya ligamentum rontundum

dan membutuhkan waktu kembali normal selama 6 sampai 8

minggu setelah melahirkan untuk pemulihan alat penunjang

genitalia maka ibu post partum 2 hari dianjurkan untuk

melakukan latihan fisioterapi.

j) Perubahan sistem endokrin

Terjadi perubahan kadar hormon dalam tubuh sebagai

perubahan sistem endokrin yang terjadi pada ibu post partum,


kadar hormon yang mengalami perubahan yaitu hormon estrogen

dan progesterone, serta hormon oksitosin dan prolactin.

k) Perubahan TTV

Pada ibu post partum terjadi perubahan tanda-tanda vital

yang biasanya berlangsung sekitar 4 hari setelah melahirkan,

perubahan tanda-tanda vital meliputi perubahan suhu tubuh,

denyut nadi, tekanan darah, dan sistem pernapasan.

1) Suhu Tubuh Pada 24 jam post partum terjadi

sedikit peningkatan suhu tubuh yaitu sekitar 37,5-

38˚C sebagai akibat dari kehilangan asupan cairan

dan kelelahan pada saat melahirkan. Biasanya

pada hari ke 3 suhu tubuh akan mengalami

kenaikan lagi karena terjadi proses produksi ASI,

payudara bengkak berwarna kemerahan.

2) Denyut nadi Setelah proses persalinan biasanya

denyut nadi menjadi lebih cepat dari ukuran

normal nadi pada orang dewasa yaitu 60-80

kali/menit.

3) Tekanan darah Terjadi perubahan tekanan darah

pada ibu post partum, biasanya terjadi tekanan

darah rendah sebagai akibat terjadinya perdarahan

sewaktu persalinan. Dan tekanan darah tinggi pada

masa nifas dapat beresiko terjadinya preeklampsia

post partum.
4) Sistem pernapasan Sistem pernapasan

berhubungan erat dan saling mempengaruhi

dengan suhu tubuh dan denyut nadi. Apabila suhu

tubuh tidak normal, maka pernapasan juga

menjadi tidak normal, terkecuali terdapat

gangguan khusus pada sistem pernapasan.

Normalnya pernapasan yaitu 30-60 kali/menit.

l) Perubahan sistem kardiovaskuler

Perubahan sistem kardiovaskuler merupakan perubahan

volume darah sebagai akibat dari kehilangan darah pada saat

persalinan, setelah itu terjadi perpindahan cairan tubuh normal

yang menyebabkan volume darah menurun secara lambat.

m) Perubahan sistem hematologi

Selama proses kehamilan terjadi peningkatan jumlah kadar

fibrinogen dan plasma, kemudian pada hari pertama post partum

jumlah kadar fibrinogen dan plasma sedikit menurun tetapi terjadi

pengentalan darah yang disertai peningkatan viskositas sehingga

menyebabkan pembekuan darah meningkat.

n) Proses Laktasi

Laktasi merupakan proses produksi ASI sampai menyusui

bayi secara alamiah yang berguna untuk membentuk kekebalan

tubuh bayi secara alami. Terdapat 2 refleks yang berperan dalam

proses pembentukan dan pengeluaran ASI antara lain :


1) Refleks Prolaktin

Setelah proses persalinan berakhir dan adanya hisapan

bayi memberikan rangsangan pada putting susu ibu

sehingga merangsang ujung saraf sensoris, yang

kemudian dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla

spinalis dan mesensephalos yang memberikan tekanan

pada pengeluaran faktor yang menghambat sekresi

prolactin dan memberikan rangsangan pada faktor-

faktor pengeluaran yang memacu keluarnya prolactin.

Hormon-hormon tersebut merangsang sel alveoli untuk

memproduksi ASI.

2) Refleks Let Down

Bersamaan dengan proses pembentukan prolactin oleh

adenohipofise rangasangan yang berasal dari hisapan

bayi di teruskan ke hipofise posterior yang dikeluarkan

oksitosin melalui aliran darah diangkut menuju uterus

untuk memberikan kontraksi agar terjadi involusio pada

organ tersebut. Oksitosin yang tiba di alveoli akan

memberikan pengaruh pada sel mioepitelium yang akan

memeras air susu yang telah keluar karena alveoli yang

masuk ke sistem duktulus yang kemudian mengalir

melewati ductus laktiferus masuk ke mulut bayi.

Berdasarkan waktunya, ASI dibedakan menjadi 3 yaitu:


Jenis- jenis ASI

Jenis ASI Ciri-ciri


Kolostrum (ASI hari 1-7) Berbentuk cairan
kekuningan yang
diproduksi beberapa hari
setelah kelahiran dan
berbeda dengan ASI
transisi dan ASI matur.
ASI Transisi Diproduksi hari ke 4-10,
kandungan protein makin
menurun, namun
kandungan lemak,
vitamin larut air, dan
volume ASI akan
semakin meningkat.
ASI Matur ASI yang disekresi dari
hari ke-14 dan
seterusnya.
Sumber: (Kemenkes RI, 2022)

Proses menyusui atau laktasi juga dijelaskan dalam Q.S

Al- baqarah : 233

 ۞ۗ َ‫َو ْال َوالِ ٰد ُت يُرْ ِض ْعنَ اَوْ اَل َده َُّن َحوْ لَي ِْن َكا ِملَ ْي ِن لِ َم ْن اَ َرا َد اَ ْن يُّتِ َّم الر ََّض††ا َعة‬
‫ف اَل تُ َكلَّفُ نَ ْفسٌ اِاَّل ُو ْس† َعهَا ۚ اَل‬ ْ †ِ‫َو َعلَى ْال َموْ لُوْ ِد لَهٗ ِر ْزقُه َُّن َو ِكس َْوتُه َُّن ب‬
ِ ۗ ْ‫†ال َم ْعرُو‬
‫ك ۚ فَ †ا ِ ْن اَ َرادَا‬َ † ِ‫ث ِم ْث† ُل ٰذل‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫†و‬ َ †‫ض ۤا َّر َوالِ َدةٌ ۢبِ َولَ ِدهَا َواَل َموْ لُوْ ٌد لَّهٗ بِ َولَ ِد ٖه َو َعلَى ْال‬َ ُ‫ت‬
ُّ
‫َ†††اح َعلَ ْي ِه َم†††ا ۗ َواِ ْن اَ َر ْدت ْم اَ ْن‬ َ ‫اض ِّمنهُ َم†††ا َوت ََش†††ا ُو ٍر فَاَل ُجن‬ ْ ٍ ‫ص†††ا ع َْن تَ††† َر‬ ‫اًل‬ َ ِ‫ف‬
‫ف واتَّقُ††وا هّٰللا‬ ۗ ْ ُ ٰ ُ َّ َ ُ َ ُ َ
َ َ ِ ْ‫ضع ُْٓوا اوْ اَل َدك ْم فَاَل ُجنَا َح َعل ْيك ْم اِذا َسل ْمت ْم َّمٓا اتَ ْيت ْم بِال َم ْعرُو‬ ِ ْ‫تَ ْستَر‬
ُ ‫هّٰللا‬ َ ٓ َ
‫ص ْي ٌر‬ ِ َ‫َوا ْعل ُم ْوا ا َّن َ بِ َما تَ ْع َملوْ نَ ب‬

Artinya:

"Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama

dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara

sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan

pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak

dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang

ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang


ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun

(berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin

menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan

antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya.

Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang

lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan

pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada

Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa

yang kamu kerjakan." (Merdeka.com, 2023).

3. Adaptasi Psikologis Masa Nifas

a. Fase Taking In berlangsung saat hari ke 1 sampai hari ke 2 setelah

persalinan biasanya ibu yang baru pertama kali melahirkan menjadi

tergantung dan pasif. Perhatiannya terfokus pada perubahan

tubuhnya dan menceritakan proses persalinan yang dialami secara

berulang kali sehingga cenderung ibu menjadi pasif.

b. Fase Taking Hold berlangsung pada hari ke 3 sampai hari ke 10

setelah persalinan. Pada fase ini ibu mulai merasa khawatir

terhadap ketidakmampuan dan tanggung jawabnya dalam merawat

bayinya sehingga pada fase ini suasana hati ibu menjadi lebih

sensitive dan menjadi lebih cepat tersinggung, mudah marah

sehingga perlu berhati- hati dalam berkomunikasi dengan ibu.

c. Fase Letting Go berlangsung selama 10 hari setelah persalinan,

pada fase ini ibu sudah menerima tanggung jawab dan menjalankan

perannya yang baru yaitu menjadi seorang ibu serta ibu sudah
memiliki kepercayaan diri untuk merawat dirinya dan juga

bayinya.

d. Post Partum Blues di kenal sebagai sindrom gangguan yang

biasanya terjadi pada ibu primigravida yang terjadi satu minggu

setelah persalinan dengan gejala cepat marah dan mudah

tersinggung, reaksi sedih dan depresi, sering mengangis dan cemas,

gangguan tidur dan nafsu makan serta perubahan mood kadang

sedih dan kadang gembira. Puncak terjadinya post partum blues

pada hari ke 3 sampai ke 5 setelah melahirkan.

D. Tinjauan Umum Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir


FORMAT LAPORAN COC

1. JUDUL
2. HALAMAN PENGESAHAN
3. KATA PENGANTAR
4. DAFTAR ISI
5. BAB I PENDAHULUAN
6. BAB II TINJUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
B. Persalinan
C. Nifas
D. Bayi Baru Lahir
E. Keluarga Berencana
7. BAB III LAPORAN ASKEB
A. ASKEB Kehamilan
B. ASKEB Persalinan
C. ASKEB Nifas
D. ASKEB Bayi Baru Lahir
A. ASKEB Keluarga Berencana
8. BAB IV PEMBAHASAN
9. BAB V SIMPULAN SARAN
10. DAFTAR PUSTAKA
11. LAMPIRAN DOKUMENTASI KETRAMPILAN ASUHAN
KEBIDANAN

Anda mungkin juga menyukai