Acara 5
Acara 5
Acara 5
Disusun oleh:
Nama : Ananda Rizky Amalia
NIM : 21/474637/SV/19002
Kelompok : 1A
Co-Ass : Eqia Masdya Yudhistira
I. HASIL DATA
Tabel 5.1 Perhitungan CAI dan MAI
Umur (tahun) Oh (m) Vst (m3/Ha) Vst ditambah NIM MAI (m3/tahun) CAI (m3/tahun)
5 7,8 16 16,52 3,30
10 13,8 75 75,52 7,55 11,8
15 17,5 127 127,52 8,50 10,4
20 20,3 172 172,52 8,63 9
25 22,6 213 213,52 8,54 8,2
30 24,7 251 251,52 8,38 7,6
35 26,5 289 289,52 8,27 7,6
40 28 323 323,52 8,09 6,8
45 29,4 355 355,52 7,90 6,4
50 30,5 386 386,52 7,73 6,2
55 31,7 413 413,52 7,52 5,4
60 32,6 438 438,52 7,31 5
Tabel 5.2 Perhitungan LEV
II. PEMBAHASAN
Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal penentuan waktu
tebang dari suatu tegakan merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan. Dalam pengelolaan hutan tanaman, daur atau rotasi tebang
biasanya mengikuti daur ekologis atau biologis tegakan, yaitu tegakan
akan dipanen ketika riap volume rata-rata tahunan/MAI (Mean Annual
Increment) sama dengan riap volume tahunan berjalan/CAI (Current
Annual Increment) (Amacher , 2009; Bettinger , 2009). Akan tetapi, daur
biologis belum tentu memberikan keuntungan yang maksimal bagi
pengelola hutan (Samuelson, 1976; Amacher , 2009). Keputusan untuk
menunda atau mempercepat penebangan dibandingkan daur biologisnya
dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi.
Berdasarkan data pengukuran pada Tabel 5.1 yang kemudian
disajikan dalam bentuk grafik hubungan CAI dan MAI (Gambar 5.1).
diketahui bahwa CAI dihitung dengan membagi selisih antara vst dengan
selisih antara umur sedangkan MAI dihitung dengan hanya membagi Vst
dengan umur. Dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil
grafik CAI dan MAI yang saling berpotongan dengan arah/laju CAI, grafik
tersebut juga menunjukkan bahwa kurva riap berjalan (CAI) mencapai titik
puncak secara cepat dan menurun secara cepat pula apabila dibandingkan
dengan kurva riap rata-rata tahunan (MAI) yang mencapai titik puncak
secara perlahan dan menurun secara perlahan pula. Pada grafik hubungan
CAI dan MAI (Gambar 5.1) menunjukkan bahwa kurva CAI dan MAI
volume tegakan berpotongan pada umur 22 tahun. Garis perpotongan
tersebut menunjukkan volume produksi maksimal dan dianggap paling
optimal karena disebabkan setelah titik potong tersebut kedua kurva akan
sama-sama menurun yang berarti riap akan terus menurun. Dari hasil
perhitungan yang telah dilakukan, CAI maksimum yang didapatkan adalah
adalah 11,8m³/ha dan MAI maksimum adalah 8,63m³/ha/th. Hal ini
menunjukkan bahwa tegakan mencapai riap maksimum pada umur 22
tahun, sehingga dianggap layak untuk dilakukan kegiatatan pemanenan
untuk mencapai hasil yang optimal.
Penentuan umur pemanenan optimum melalui CAI dan MAI akan
menentukan strategi finansial berbagai pilihan pengelolaan yang tersedia pada
suatu kualitas lahan tertentu. Untuk itu selain menghitung daur volume maksimal,
dilakukan juga perhitungan daur ekonomi finansialnya melalui perhitungan nilai
harapan lahan/Land Expected Value (LEV). LEV adalah pendapatan bersih yang
didapat dari sebidang lahan kosong yang dihitung untuk tingkat bunga tertentu
(Davis, 1966). Daur finansial sendiri merupakan daur yang didasarkan pada umur
dimana suatu tegakan mencapai rata-rata pendapatan bersih tertinggi yang
diperoleh atas sebidang lahan dengan menggunakan konsep nilai sekarang
(present value) pada tingkat suku bunga tertentu. Adapun data yang
diperlukan untuk menghitung LEV ini meliputi umur, total biaya (Total
Cost), total pendapatan (Total Revenue), serta pendapatan bersih (Net
Income).
Berdasarkan hasil analsis data yang telah dilakukan, didapatkan
grafik LEV (Gambar 5.2). Dari grafik tersebut diketahui bahwa awalnya
pendapatan bersih yang didapatkan pada umur awal akan terus meningkat
hingga mencapai titik pendapatan bersih tertinggi, namun setelahnya
mengalami penurunan untuk beberapa tahun kedepan dan akan naik lagi
mencapai pendapatan bersih tertinggi namun selanjutnya juga perlahan
akan mengalami penurunan kembali. Daur finansial yang diambil yaitu
pada saat grafik mencapai titik tertinggi pada tahun awal atau pada saat
titik tertinggi pertama kali. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan,
didapatkan bahwa daur finansial tertinggi berada pada saat umur 25 tahun.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat umur 25 tahun pendapatan
bersih yang dihasilkan berada pada titik optimum atas nilai investasi yang
ditanamkan pada pembangunan tegakannya. Dimana pada saat umur 25 ini
memiliki total biaya (Total Cost) sebesar Rp27.571.341, total pendapatan
(Total Revenue) sebesar Rp796.064.771, pendapatan bersih (Net Income)
sebesar Rp768.456.430; sehingga didapatkan nilai LEV sebesar
702.570.795 yang jika diproyeksikan dari kegiatan pembangunan tegakan
ini maka kegiatan investasi ini dianggap layak di laksanakan dari aspek
finansial.
III. KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan berdasarkan analisis
perhitungan daur volume produksi maksimum tegakan mencapai riap
maksimum pada umur 22 tahun, sehingga dianggap layak untuk dilakukan
kegiatatan pemanenan untuk mencapai hasil yang optimal. Sedangkan daur
finansial tertinggi berada pada saat umur 25 tahun dengan nilai LEV
sebesar 702.570.795 yang jika diproyeksikan dari kegiatan pembangunan
tegakan ini maka kegiatan investasi ini dianggap layak di laksanakan dari
aspek finansial.