PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
JUNARIUS BIN YAKOBUS
19.402010.11
2.1.4 Morfologi
a. Akar
Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga type akar, yaitu akar
seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh radikula dan embrio. Akar
adventif disebut juga akar tunjang, akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4
cm dari permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih
buku terbawah dekat permukaan tanah (Purwono dan Hartono, 2005.
b. Batang
Batang tanaman jagung berbentuk silindris, yang masih muda berwarna hijau dan
rasanya manis karena banyak mengandung zat gula, beruas-ruas, dan pada bagian pangkal
beruas sangat pendek dengan jumlah sekitar 8-20 ruas. Ratarata panjang tanaman jagung
antara satu sampai tiga meter (Purwono dan Hartono, 2005).
c. Daun
Daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis. Selain itu juga mempunyai ibu tulang
daun yang terletak tepat di tengah-tengah daun dan sejajar dengan ibu daun. Tangkai daun
merupakan pelepah yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung
(Purwono dan Hartono, 2005).
d. Bunga
Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina
terdapat pada tongkol jagung. Bunga betina ini yang biasa disebut sebagai tongkol (Warisno,
2007).
e. Buah
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai
bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada
umumnya jagung memiliki barisan biji yang melibit secara lurus atau berkelok-kelok dan
berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji,
endosperm dan embrio. Umur panen tanaman jagung 70 - 75 HST, berat buah 480
gram/perbuah, potensi hasil 12 – 16 ton/ha, buahnya berbentuk lonjong panjang (Rukmana,
2004).
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
2.2.1. Iklim
Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim
sedang hingga daerah beriklim subtropis/tropis basah dengan curah hujan yang ideal sekitar
85-200 mm/bulan pada lahan yang tidak beririgasi. Pertumbuhan tanaman jagung sangat
membutuhkan sinar matahari dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman
jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara 27-32 0C . Jagung termasuk tanaman yang
membutuhkan air yang cukup banyak, terutama pada saat pertumbuhan awal, saat berbunga,
dan saat pengisian biji. Secara umum tanaman jagung membutuhkan 2 liter air per tanaman
per hari saat kondisi panas dan berangin. Kekurangan air pada saat 3 minggu setelah keluar
rambut tongkol akan menurunkan hasil hingga 30%. Sementara kekurangan air selama
pembungaan akan mengurangi jumlah biji yang terbentuk. Jagung memerlukan kelembaban
optimum pada saat tanam atau pada saat dimana tanah harus mendekati kapasitas lapang
(Sastrahidayat dan Soemarno, 1991).
2.2.2. Tanah
Purwono dan Hartono (2005) mengatakan bahwa jagung termasuk tanaman yang
tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam penanamannya. Jagung dikenal
sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah, dan pasang surut, asalkan syarat
tumbuh yang diperlukan terpenuhi. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain
Andosol, latosol, dan Grumosol. Namun yang terbaik untuk pertumbuhan jagung adalah
Latosol. Keasaman tanah antara 5.6-7.5 dengan aerasi dan ketersediaan air yang cukup 9 serta
kemiringan optimum untuk tanaman jagung maksimum 8%. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi
dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. dan ketinggian antara 1000-
1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl (Prabowo, 2007).
2.3. Jarak Tanam
Jarak tanam dalam pertanaman jagung manis merupakan faktor penting yang
menentukan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Jarak tanam menimbulkan pengaruh yang
spesifik terhadap perilaku tanaman. Bila jarak tanam dipersempit, jumlah populasinya
bertambah maka pada suatu saat akan tejadi persaingan antar tanaman dalam memenuhi
unsur hara. Kerapatan tanaman harus diatur dengan jarak tanam sehingga tidak terjadi
persaingan antara tanaman. Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan konfesien
penggunaan cahaya, jarak tanaman jagung mempengaruhi kompotisi antara tanaman dalam
menggunakan air dan zat hara sehingga akan mempengaruhi hasilnya (Harjadi, 1996). Jarak
tanam yang lebar akan memberikan ukuran tongkol dan biji yang lebih besar dari pada yang
dihasilkan dari tanaman yang ditanam rapat, tetapi dari berat total per hektar jarak tanam
memberikan hasil yang lebih besar dari yang jarak tanam jarang. Karena dengan peningkatan
populasi tanaman yang berarti tanamannya lebih banyak akan meningkatkan hasil jagung
persatuan luas walaupun ukuran bijinya lebih kecil. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 60
cm x 30 cm (Ridwan, 1996).
2.4. Peranan Unsur Hara Bagi Tanaman
Pupuk adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan
unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Nurhajati et al., 1986). Leiwakabessy dan
Sutandi (1988) menyatakan pemupukan bertujuan untuk meningkatkan tersedianya unsur
hara di dalam tanah. Sidek (1988) menambahkan bahwa kombinasi perlakuan dosis pupuk
terbaik untuk meningkatkan produksi dan kualitas jagung manis adalah Urea 300 kg/ha, SP-
36 300 kg/ha dan KC1 300 kg/ha, merupakan kombinasi.
2.4.1. Nitrogen (N)
Secara umum nitrogen berperan dalam memacu pertumbuhan tanaman terutama pada
fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil serta sebagai komponen pembentuk
lemak, protein, dan persenyawaan lain (Marsono dan Sigit, 2001). Parker (2004)
menambahkan bahwa nitrogen berperan dalam proses pertumbuhan, sintesis asam amino dan
protein serta merupakan pembentuk struktur klorofil. Nitrogen sebagai pembentuk struktur
klorofil, nitrogen akan mempengaruhi warna hijau daun. Ketika tanaman tidak mendapatkan
cukup nitrogen, warna hijau daun akan memudar dan akhirnya menguning. Kekurangan
nitrogen akan menyebabkan pertumbuhan terhambat, daun berwarna kuning, tangkai tinggi
kurus, dan warna hijau daun menjadi pucat. Pemberian unsur hara nitrogen dapat dilakukan
melalui pemupukan. Pupuk nitrogen termasuk pupuk kimia buatan tunggal. Jenis pupuk ini
termasuk pupuk makro. Sesuai dengan namanya pupuk-pupuk dalam kelompok ini
didominasi oleh unsur nitrogen. Adanya unsur lain di dalamnya lebih bersifat 11 sebagai
pengikat atau juga sebagai katalisator. Salah satu jenis pupuk nitrogen yang sering digunakan
adalah urea. Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH 4 (amonia) dengan CO 2 .
Bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan hasil ikutan tambang minyak
bumi. Kandungan N total berkisar antara 45-46% (Marsono dan Sigit, 2001).
2.4.2. Phosfor (P)
Phospor disebut sebagai unsur hara terpenting bagi tanaman karena unsur ini terlibat
langsung dalam proses fotosentesis. Unsur P adalah hara kedua setelah nitrogen dalam
frekuensi atau kegunaannya sebagai pupuk. Keperluan P kadang- kadang lebih kritik dari
pada N pada tanah-tanah tertentu. Nitrogen dapat ditambat oleh mikroba dari udara, tetapi
unsur P hanya berasal dari batuan. Tanpa kecukupan P berbagai proses di dalam tanaman
akan terhambat sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak berlangsung secara
optimal (BPP, 1991). Phospor (P) berperan dalam merangsang pertumbuhan dan
perkembangan akar, sebagai bahan dasar (ATP dan ADP), membantu asimilasi dan respirasi,
mempercepat proses pembungaan dan pembuahan, serta pemasakan biji dan buah (Marsono
dan Sigit, 2001). Parker (2004) menambahkan phospor berperan dalam menstimulasi
pertumbuhan akar, membantu pembentukan benih, berperan dalam proses fotosintesis dan
respirasi. Kekurangan unsur phospor akan menyebabkan warna keunguan pada daun dan
batang serta bintik hitam pada daun dan buah Parker (2004). 12 Menurut Tan (1996) phosfor
merupakan hara tanaman esensial dan diambil oleh tanaman dalam bentuk ion anorganik : H
2 PO 4 dan HPO 4 2- . Phosfor diperlukan dalam perkembangan akar, untuk
mempertahankan vigor tanaman, untuk pembentukan benih, dan pengontrolan kematangan
tanaman. Phosfor juga merupakan komponen esensial ADP (Adenosine Di Phospate) dan
ATP (Adenosine The Phospate) , yang bersama-sama memerankan bagian penting dalam
fotosintesis dan peyerapan ion serta sebagai transportasi dalam tanaman. Phosfor juga
merupakan bagian esensial dari asam nukleat (DNA dan RNA).
2.4.3. Kalium (K)
Kalium berperan dalam membantu pembentukan protein dan karbohidrat,
memperkuat jaringan tanaman, berperan membentuk antibodi tanaman terhadap peyakit serta
kekeringan (Marsono dan Sigit, 2001). Kalium tidak disintesis menjadi senyawa organik oleh
tumbuhan, sehingga unsur ini tetap sebagai ion di dalam tumbuhan. Kalium berperan sebagai
aktivator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi-reaksi fotosintesis dan respirasi,
serta untuk enzim yang terlibat dalam sintesis protein dan pati. Kalium juga merupakan ion
yang berperan dalam mengatur potensi osmotik sel, dengan demikian akan berperan dalam
mengatur tekanan turgor sel. Berkaitan dengan pengaturan turgor sel ini, peran yang penting
dalam proses membuka dan menutupnya stomata (Lakitan, 2004). Tanaman yang kekurangan
kalium akan lebih peka terhadap penyakit dan kualitas produksi biasanya rendah, baik daun,
buah maupun biji seperti pada kedelai (Leiwakabessy dan Sutandi, 1998). 13 Kebutuhan
tanaman akan unsur K dapat diperoleh dari pemupukan. Salah satu jenis pupuk kalium yang
dikenal adalah KCl (Marsono dan Sigit, 2001). Upaya pemupukan kalium harus
memperhatikan asas efektifitas karena selain mudah larut dan tercuci bersama air perlokasi,
unsur kalium juga mudah terikat dalam tanah. Efektivitas pemupukan kalium dapat dicapai
antara lain dengan memperhatikan waktu dan cara pemupukan yang tepat. Pemberian pupuk
kalium secara bertahap diperlukan untuk mencegah penyerapan berlebihan oleh tanaman
"luxury Consumption". Pada tanah yang cukup mengandung kalium, pemberian pupuk
kalium dapat dikurangi. Dibandingkan tanaman pangan, tanaman perkebunan dan industri
lebih banyak menggunakan pupuk kalium anorganik (Runhayat, 1995).
III. METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Borneo
Tarakan mulai dari tanggal …… sampai dengan ……..
3.2. Bahan Dan Alat
3.2.1 Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Jagung hibrida
b. Kacang tanah
c. Pupuk kandang ayam
d. Urea
e. SP.36
f. KCL
3.2.2 Alat
a. Cangkul
b. Gembor
c. Meteran
d. Pisau
e. Tali rapia
f. Jangka sorong
g. Alat tulis
3.3 Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) pola faktorial 2 x 3 dengan 4 ulangan. Ada 2 faktor yang diteliti yaitu
tumpangsari dan jarak tanam
Faktor sistem tumpangsari (T) terdiri dari 2 taraf yaitu:
T0 = tanpa tumpangsari (kontrol)
T1 = dengan tumpangsari
Faktor jarak tanam (J) terdiri dari 3 taraf yaitu:
J1 = 60 cm x 40 cm
J2 = 70 cm x 40 cm
J3 = 80 cm x 40 cm