Bab v. Transpirasi
Bab v. Transpirasi
Bab v. Transpirasi
TRANSPIRASI
I. PENDAHULUAN
A. Tujuan
(1) Untuk mengamati daya hisap akar
(2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi daya hisap
(3) Untuk mengetahui proses pengangkutan air pada daya hisap akar
(4) Untuk mengamati besarnya penguapan pada benda mati dan maupun benda
hidup
(5) Untuk mengetahui perbedaan antara penguapan dan transpirasi
(6) Untutk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
penguapan dan transpirasi.
B. Landasan Teori
Zat makanan merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan tanaman
selama dalam pertumbuhannya. Seperti kita ketahui bahwa salah satu fungsi dari
akar adalah sebagai tempat masuknya air dan mineral dari dalam tanah sebagai
zat makanannya (nutrisinya).
Proses masuknya air ini terjadi karena adanya daya hisap akar, tekanan
akar dan transpirasi. Pada tumbuhan berpembuluh, air akan dialirkan dari akar ke
daun melalui suatu organ yaitu bagian xylem.
1
besar – besaran mungkin mengalami kerugian yang tinggi sekira mengabaikan
faktor kadar transpirasi tumbuh – tumbuhan. ( Devlin, 1983 ) .
Proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman
yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling
besar peranannya dalam transpirasi. ( Michael, 1964 ) .
Uap air berdifusi dari ruangan udara yang lembap pada daun ke udara
yang lebih kering melalui stomata. Penguapan dari lapisan tipis air yang melapisi
sel-sel mesofil mempertahankan kelembapan tinggi ruangan udara itu.
Kehilangan air ini menyebabkan lapisan tipis air itu membentuk meniskus, yang
semakin lama semakin cekung ketika laju transpirasi meningkat. Terbentuknya
meniskus ini terjadi karena kombinasi kedua gaya yang bekerja pada air. Dalam
artian, air itu “ ditarik” oleh gaya adhesi dan kohesi. Kohesi air akibat ikatan
hydrogen memungkinkan transpirasi mampu menarik air ke atas melewati
pembuluh xylem dan trakeid yang sempit yang tanpa kolom air ini menjadi
pecah. Pada kenyataannya, daya tarik transpirasi itu dengan bantuan kohesi air
dihantarkan dari akar ke seluruh daun. Aliran massal air ke puncak suatu pohon
digerakkan tenaga surya, karena penyerapan cahaya matahari oleh daun yang
menyebabkan penguapan yang bertanggung jawab atas daya tarik transpirasional.
( Campbell, 2003 ) .
Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan
(jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata), (2) Faktor luar (suhu, cahaya,
kelembaban, dan angin). ( Salisbury, 1992 ) .
3
2) Temperatur. Kenaikan temperatur mempercepat transpirasi karena
mempercepat evaporasi dari permukaan sel mesofil. Di sisi lain
kenaikan temperatur akan menurunkan kelembaban.
3) Kecepatan angin. Angin akan memindahkan uap air dari permukaan
daun sehingga menurunkan kelembaban, mempercepat penguapan.
Bila angin kencang dan terus menerus, transpirasi berkurang akibat
stomata menutup.
4) Cahaya. Cahaya dapat mempengaruhi membukanya stomata dan
menaikkan-temperatur, sehingga transpirasi meningkat. Dalam hal ini
cahaya tidak berpengaruh langsung pada transpirasi.
5) Penyediaan air. Apabila air tanah sedikit, air pada sel menurun,
stomata menutup, transpirasi menurun.
6) Aktivitas Vital. Aktivitas vital adalah aktivitas suatu kehidupan
antara lain metabolisme yang menghasilkan energi, dapat
mempercepat transpirasi.
Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat
kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki
gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien
yang lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal
lebih lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke daun dan
membuta pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju transpirasi
pada tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin.
( Khairunnisa, 2000 ) .
4
Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,
penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel turun, Ψp
menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering
terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran
layu tetap – kapasitas lapangan. ( Jumin, 1992 ) .
Transpirasi yaitu proses terjadinya pengeluaran uap air dari dalam tubuh
tumbuhan yang dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan struktur dari tumbuhan itu
sendiri. Proses ini terjadi terutama melalui daun.
Pada percobaan berikut ini yang akan diamati adalah proses masuknya
air dengan adanya kemampuan daya hisap akar dan transpirasi baik pada benda
mati maupun benda hidup.
5
II. METODE PENELITIAN
Bahan
- Tanaman pacar air (Impatiens sp.)
- Tanaman perdu/herba yang berdaun kurang lebih 30 cm dari pucuk
- Air ledeng/air sumur
- Larutan eosin(dapat diganti larutan zat pewarna makanan)
- Vaselin/lilin cair
C. Cara Kerja
Kegiatan 1. Daya Hisap Akar (Impatiens Sp.)
(1) Menyediakan larutan eosin 0,1 % dalam gelas piala kurang lebih ½ penuh
(tidak perlu terlalu merah).
(2) Memasukkan tanaman Impatiens sp (pacar air) beserta akarnya yang sudah
dicuci terlebih dahulu, biarkan tanaman selaman kurang lebih 1 jam.
(3) Memperhatikan baik-baik perubahan warna pada bagian tertentu dari
tanaman tersebut.
6
(4) Memotong secara melintang batang yang mengalami perubahan warna
tersebut dan mengamatinya di bawah mikroskop.
(5) Menjelaskan apa yang terjadi dan membuat kesimpulan
7
III. HASIL PENELITIAN
3
Kegiatan 2. Menghitung Besarnya Penguapan pada Benda Mati
Penguapan didalam ruang tertutup (tanpa cahaya matahari)
Waktu/10 menit Jarak pergeseran(mL)
1 0,1Ml
2 0,1Ml
3 0,1mL
4 0,05Ml
5 0,05mL
6 0,1mL
7 0,05mL
Pengukuran kelembaban udara di dalam ruangan :
Basah : 270C
Kering : 310C
Kelembaban udara: 72%
Pada pengamatan di dalam ruangan penguapan berlangsung lambat . hal ini
dikarenakan di dalam ruangan, intensitas cahaya sangat rendah sehingga
menyebabkan tingkat kelembaban tinggi dan suhu ruang rendah sehingga
penguapan yang terjadi berlangsung lama.
8
Penguapan di luar ruangan (adanya cahaya matahari):
Waktu/10 menit Jarak pergeseran
(mL)
1 0,2mL
2 0,1mL
3 0,1mL
4 0,05mL
5 0,05mL
6 0,05mL
7 0,1mL
9
IV. PEMBAHASAN
10
Kegiatan 2. Menghitung Besarnya Penguapan pada Benda Mati
Pada percobaan ini, pengamatan dilakukan di dua tempat yang berbeda
sehingga menghasilkan hasil yang berbeda juga. Pada saat tabung berisi air dengan
penuh diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari dengan kelembaban udara =
63 %, terjadi penguapan air yang cepat di dalam tabung atmometernya setelah 10
menit berlalu dan teru berkurang sampai menit ke 70. Pada saat tabung yang berbeda
dengan terisi air yang penuh digantungkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari
dengan kelembaban udara = 72 %, terjadi penguapan air dengan lambat di dalam
tabung atmometer.
Sesuai dengan data dari hasil pengamatan, pengurangan air yang berbeda ini
terjadi dikarenakan tabung atmometer ini diletakkan di tempat yang berbeda nilai
kelembabannya. Ditempat yang terkena sinar matahari, nilai kelembaban udaranya
lebih kecil dibandingkan dengan kelembaban udara yang ada di tempat yang tidak
terkena sinar matahari. Padahal, laju penguapan airnya lebih cepat di tempat yang
terkena sinar matahari dibandingkan dengan tabung atmometer yang berada di tempat
yang tidak tekena sinar matahari. Hal ini membuktikan bahwa semakin rendahnya
kelembaban udara di lingkungan sekitarnya, maka membuat proses penguapan yang
terjadi semakin berjalan dengan cepat.
Sehingga, percobaan ini telah membuktikan teori yang telah dijelaskan diatas
dimana, salah satu faktor dari penguapan air adalah kelembaban udara. Yang mana,
apabila kelembaban udara di lingkungan sekitar suatu benda rendah maka membuat
proses penguapan air dari benda tersebut menjadi cepat. Sehingga, semakin rendah
nilai kelembaban udara suatu lingkungan, semakin cepat laju penguapan air terjadi.
Dan sebaliknya, semakin tinggi nilai kelembaban udara di lingkungan, semakin
lambat laju penguapan air yang terjadi.
Selain factor kelembaban udara, proses penguapan dan transpirasi tumbuhan
terjadi karena dari factor struktur daunnya (ukuran dan jumlah stomata, anatomi daun,
dan sel daun memiliki potensial osmotik tinggi) dan factor lingkungan atau luarnya
(kelembaban udara, temperature, kecepatan angina, cahaya, penyediaan air dan
aktivitas vital (metabolisme).
11
V. KESIMPULAN
1. Akar memiliki kemampuan untuk menghisap air didalam tanah yang belangsung
secara osmosis, dimana yang menghisap air adalah xylem yang merupakan
pembuluh pengangkut yang ada pada tumbuhan yang berfungsi membawa air dan
zat hara yang ada di dalam tanah.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya hisap akar suatu tumbuhan adalah bentuk
akar, ukuran akar, besarnya batang, banyaknya kandungan air dalam tanah serta
transpirasi.
3. Transpirasi pada hakikatnya adalah penguapan. Transpirasi dapat diartikan
sebagai hilangnya air dalam bentuk uap air dari dalam jaringan tubuh. Secara
umum yang dimaksud penguapan adalah suatu proses pergerakan molekul-
molekul zat cair dari permukaan zat cair tersebut ke udara bebas. Hilangnya air
dari tubuh tumbuhan sebagian besar melalui permukaan daun disebut transpirasi.
4. Proses penguapan dan transpirasi tumbuhan terjadi karena dari factor struktur
daunnya (ukuran dan jumlah stomata, anatomi daun, dan sel daun memiliki
potensial osmotik tinggi) dan factor lingkungan atau luarnya (kelembaban udara,
temperature, kecepatan angina, cahaya, penyediaan air dan aktivitas vital
(metabolisme).
12
VI. LAMPIRAN PERTANYAAN
3) Apa saja yang harus dilakukan untuk mengurangi laju dari penguapan?
Jawab :
Pangkas daun pada tumbuhan yang mengalami penguapan (transpirasi),
tinggalkan beberapa daun, dan upayakan akar tanaman tidak tergenang air.
13
VII. DAFTAR PUSTAKA
14