PTS
PTS
PTS
OLEH
SDN 4 PUTRAJAWA
KECAMATAN SELAAWI
KABUPATEN GARUT
2023
6
1
ABSTRAK
Dalam menjalankan tugas sebagai supervisor, kepala sekolah dapat memilih
pendekatan yang tepat sesuai dengan masalah yang dihadapi guru dan perlu
memperhatikan tingkat kematangan guru. Supervisi tidak didefinisikan secara
sempit sebagai satu cara terbaik untuk diterapkan disegala situasi melainkan perlu
memperhatikan kemampuan individu, kebutuhan, minat, tingkat kematangan
individu, karakteristik personal guru, semua itu dipertimbangkan untuk
menerapkan supervisi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, pokok masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti tertuang pada pertanyaan berikut
“apakah pelaksanaan kegiatan supervisi kunjungan kelas dapat meningkatkan
kemampuan guru kelas dalam melakukan kegiatan penilaian hasil belajar. Adapun
tujuannya adalah untuk meningkatkan peran serta kepala SDN 4 Putrajawa dalam
memfasilitasi para guru yang dihadapkan dengan kesulitan teknis pengelolaan
pembelajaran, yang akan memberi dampak kurang baik terhadap proses dan hasil
belajar siswa. Subjek penelitian adalah guru kelas di SDN 4 Putrajawa yang
terdiri dari 6 orang guru kelas I s.d guru kelas VI. Sedangkan yang menjadi objek
penelitian adalah peningkatan kemampuan guru dalam melakukan kegiatan
penilaian hasil belajar siswa Data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan kegiatan
penelitian tindakan kelas ini melalui beberapa teknik, yaitu teknik observasi,
teknik wawancara dan teknik dokumentasi.
Adapun analisis data secara deskriptif kualitatif dalam penelitian ini adalah
memaknai data dengan cara membandingkan hasil dari sebelum dilakukan
tindakan dan sesuadah tindakan. Analisis data ini dilakukan pada saat tahapan
refleksi. Hasil analisis digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan
perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas terbukti dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar. Guru
menunjukkan keseriusan dalam memahami dan melaksanakan kegiatan penilaian
hasil belajar. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi/pengamatan yang
memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru melaksanakan
kegiatan penilaian hasil belajar dari siklus ke siklus . Pada siklus I nilai rata-rata
capaian secara klasikal dari 42,82 dengan kategori KURANG, meningkat menjadi
67,82 dengan kategori CUKUP serta pada siklus terakhir menjadi 86,11 dengan
kategori BAIK, dan secara individual per guru dari 2 orang atau 33,33% pada
siklus pertama meningkat menjadi 100% atau 6 orang guru pada siklus terakhir
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penilaian dan kegiatan pembelajaran bermuara pada penguasaan kompetensi
yang diharapkan. Selama ini pelaksanaan penilaian di kelas kurang mampu
menggambarkan kemampuan siswa yang beragam karena cara dan alat yang
digunakan kurang sesuai dan kurang bervariasi. Karena keterbatasan kemampuan
dan waktu, penilaian cenderung dilakukan dengan menggunakan cara dan alat
yang lebih menyederhanakan tuntutan perolehan siswa.
Berkaitan tugas kepala sekolah, Nurtain (1989: 84-85) menegaskan bahwa
kedudukan kepala sekolah sebagai administrator sekolah, pemimpin pengajaran,
dan supervisor. Sebagai administrator, kepala sekolah bertugas mendayagunakan
sumber daya yang tersedia meliputi: pengelolaan pengajaran, pengelolaan
kesiswaan, pengelolaan personel, pengelolaan sarana, pengelolaan keuangan,
pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat. Sebagai pemimpin pengajaran,
kepala sekolah harus mampu menggerakkan potensi personel sekolah meliputi
kegiatan pengembangan staf dan guru, melaksanakan program evaluasi terhadap
guru dan staf. Sebagai supervisor kepala sekolah memunyai tugas memberikan
bantuan teknis profesional pada guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi pengajaran agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
maksimal.
Dalam menjalankan tugas sebagai supervisor, kepala sekolah dapat memilih
pendekatan yang tepat sesuai dengan masalah yang dihadapi guru dan perlu
memperhatikan tingkat kematangan guru. Supervisi tidak didefinisikan secara
sempit sebagai satu cara terbaik untuk diterapkan disegala situasi melainkan perlu
memperhatikan kemampuan individu, kebutuhan, minat, tingkat kematangan
individu, karakteristik personal guru, semua itu dipertimbangkan untuk
menerapkan supervisi.
Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa
penilaian yang dilakukan di kelas kurang mampu memperlihatkan tuntutan hasil
belajar siswa, yaitu mengungkapkan pemahamannya dengan kalimat sendiri
secara lisan dan tertulis, mengekspresi gagasan, khususnya dalam bentuk gambar,
grafik, diagram, atau simbol lainnya, mengembangkan keterampilan fungsional
sebagai hasil interaksi dengan lingkungan fisik, sosial, dan budaya, menggunakan
lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) sebagai sumberdan media belajar, membuat
laporan penelitian dan membuat sinopsis; dan mengembangkan kemampuan
bereksporasi dan mengaktualisasi diri. Di samping itu, penilaian dilakukan tidak
hanya untuk mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif, tetapi juga diharapkan
mampu mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup ranah afektif dan
psikomotor. Diharapkan penilaian kelas mampu mengatasi permasalahan
penilaian yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai sesuai dengan
tuntutan kompetensi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, pokok masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan seperti tertuang pada pertanyaan berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan kegiatan supervisi kunjungan kelas sebagai
upaya meningkatkan kemampuan guru-guru di SDN 4 Putrajawa dalam
melakukan kegiatan penilaian hasil belajar?
3
Siklus II
Hasil Akhir
Peningkatan kemampuan guru dalam penilaian hasil belajar
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang diuraikan di atas, maka
dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian adalah melalui kegiatan supervisi
kunjungan kelas dapat meningkatkan kemampuan guru dalam dalam
melaksanakan penilaian hasil belajar siswa di SDN 4 Putrajawa , Kecamatan
Selaawi Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2018/2019.
9
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah ini dilaksanakan di SDN
4 Putrajawa , Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan tahun pelajaran 2022/2023 selama 4 bulan, dimulai
dari bulan Agustus 2022 sampai dengan bulan November 2022
3. Objek penelitian
Adapun objek penelitian ini adalah guru kelas SDN 4 Putrajawa ,
Kecamatan Selaawi Kabupaten Garut yang berjumlah 6 orang, sebagai
berikut.
No Nama guru Mengajar di
1 EUEUN KURAESIN, S.Pd.SD Kelas I
2 TETEN KURNIAWAN, S.Pd.I Kelas IV
3 RIJKI RAMDANI, S.Pd Kelas PAI
4 SITI AISYAH, S.Pd Kelas V
B. Metode dan Rancangan Penelitian
Siklus dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah dengan ketentuan
sebagai berikut :
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Kondisi Awal
Dari hasil observasi yang dilakukan dengan kegiatan supervisi kunjungan
kelas terhadap enam orang guru, peneliti memperoleh informasi bahwa semua
guru (enam orang) dinyatakan belum mampu melaksanakan kegiatan penilaian
hasil belajar siswa dengan baik dan benar. Hasil observasi pada kondisi awal
sebagaimana dijelaskan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Guru dalam
Melaksanakan Kegiatan Penilaian Hasil Belajar Siswa
pada Kondisi Awal
No Nama Guru Persentase Capaian Kriteria Hasil
1 Guru Kelas 1 58,50 K
2 Guru Kelas 4 53,06 K
3 Guru Kelas 5 44,44 K
4 Guru Kelas PAI 56,94 C
Rata-rata 42,82 K
Dari penjelasan tabel di atas dapat dijabarkan bahwa pada kondisi
awal, 4 orang guru atau 100% dinyatakan belum mampu melaksanakan
penilaian hasil belajar dengan benar. Secara klasikal peningkatan
kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar
belum memenuhi kriteria keberhasilan, karena baru memperoleh angka
42,82 dengan kriteria KURANG. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan
hasil tersebut masih berada di bawah kriteria keberhasilan yaitu minimal
mendapat skor 76 atau lebih dengan kriteria minimal BAIK. (Penilaian per
individu masing-masing guru dapat dilihat pada lampiran-lampiran)
2. Siklus I
Proses pelaksanaan siklus I menempuh empat tahapan, yakni: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Adapun
deskripsi masing-masing tahapan tersebut, sebagai berikut.
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus I dilakukan secara kolaborasi antara peneliti,
guru, dan pengawas. Hal-hal yang diupayakan pada tahap tahap ini oleh semua
pihak, antara lain:
1) Mengidentifikasi masalah terkait dengan kemampuan guru SDN 4
Putrajawa dalam melakukan penilaian hasil belajar, yang hasil
menunjukkan sebagai berikut:
a. Setiap guru kurang mampu mengevaluasi kemampuan siswa dengan
menggunakan berbagai teknik yang tepat, sesuai dengan teknik-teknik
evaluasi yang menjadi skala prioritas pada model-model pembelajaran
yang diupayakan;
b. Setiap guru kurang mampu menindaklanjuti hasil belajar siswa,
sehingga banyak siswa yang kurang mencapai kriteria ketuntasan
minimal masih tetap dibiarkan.
2) Menetapkan waktu pelaksanaan supervisi kunjungan kelas, seperti
rincian berikut.
13
minimal BAIK. (Penilaian per individu masing-masing guru dapat dilihat pada
lampiran-lampiran)
c. Refleksi
Dalam merefleksi hasil pelaksanaan tindakan siklus I, penulis beserta
guru-guru melaksanakan diskusi. Melalui upaya ini diperoleh suatu
kesepakatan mengenai keberhasilan dan kegagalan siklus I serta upaya untuk
mengatasi agar tidak timbul kegagalan pada hal yang sama di siklus II. Untuk
mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan siklus I, maka pada siklus II
direncanakan tindakan sebagai berikut.
1) Penulis sebagai kepala sekolah yang bertugas menjadi supervisor harus
berusaha meningkatkan pemahaman guru SDN 4 Putrajawa baik dalam
mengelola administrasi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, maupun upaya menindaklanjuti
hasil pembelajaran.
2) Pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, mulai dari menyusun
rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi, dan
menindaklanjuti hasilnya, penulis sebagai kepala sekolah yang bertugas
sebagai supervisor harus selalu mendampingi para guru, agar tidak terjadi
lagi hal-hal yang diharapkan seperti pada siklus I. Tentunya untuk itu
perlu ada waktu. Oleh karena itu, satu minggu sebelum pelaksanaan
siklus II akan digunakan untuk proses pembinaan, yang dilakukan setelah
jam pelajaran efektif berlangsung. Atas dasar itu, kepada semua guru,
penulis memohon kesediaannya agar tidak lantas meninggalkan sekolah.
Waktu yang diperlukan untuk itu lebih kurang 2 jam. Hal ini telah
disepakati oleh para guru.
3. Siklus II
Seperti halnya proses pelaksanaan siklus I, pada siklus II pun menempuh
beberapa tahapan berikut: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan
(4) refleksi. Untuk menggambarkan aktivitas pelaksana tindakan dan subjek,
serta aktivitas pengamat untuk mendapatkan data yang diharapkan. Adapun
penjelasan pada siklus kedua sebagaimana diuraikan di bawah ini.
a. Perencanaan
Dalam merencanakan tindakan siklus II, peneliti, guru, didasarkan pada
hasil refleksi siklus I. Adapun hasilnya, meliputi:
1) Supervisi kunjungan kelas pada siklus II harus ditujukan pada upaya
pemulihan kemampuan guru SDN 4 Putrajawa terhadap hal-hal yang
kurang mampu dipenuhi, baik terkait dengan beberapa komponen
perencanaan pembelajaran maupun tahapan-tahapan penting dalam
melaksanakan pembelajaran yang didasarkan pada suatu model
pembelajaran terpilih sebagai dasar dalam menentukan penilaian hasil
belajar siswa.
2) Supervisi kunjungan kelas siklus II akan dilaksanakan pada bulan
September dan Oktober 2018. Adapun waktu yang direncanakan untuk
masing-masing guru, seperti pada rincian berikut.
a. Pada tanggal 15 Oktober 2018, supervisi kunjungan kelas ditujukan
untuk memberikan bantuan kepada guru yang mengajar di kelas I.
b. Pada tanggal 16 Oktober 2018, supervisi kunjungan kelas ditujukan
untuk memberikan bantuan kepada guru yang mengajar di kelas II.
15
C. Pembahasan
Dari paparan di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi kepala
sekolah dengan pelaksanaan kunjungan kelas terbukti dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar siswa bagi
guru-guru di SDN 4 Putrajawa . Dari uraian dan penjelasan serta analisis data
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
1. Pentingnya supervisi oleh kepala sekolah yang di dalamnya bermuatan
daya upaya yang akurat guna meningkatkan kemampuan, kinerja maupun
prestasi guru khususnya dalam mengelola proses pembelajaran;
2. Kemampuan kepala sekolah dalam mendayagunakan antarkomponen
penting terkait dengan upaya peningkatan kemampuan, kinerja maupun
prestasi guru khususnya dalam mengelola proses pembelajaran ;
3. Meningkatnya kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan penilaian
hasil belajar siswa bagi guru-guru di SDN 4 Putrajawa tidak terlepas dari
meningkatnya kesadaran kepala sekolah yang di dalamnya secara
bertanggung jawab, yang diaktualisasikan pada tindakan-tindakan nyata
yang bersifat preventif (mencegah), membimbing, mengarahkan, dan
menjadi rekan sejawat nan bijak dalam memenuhi setiap kebutuhan guru
dan siswa dalam rangka mencapai suatu perubahan yang diinginkan.
4. Dengan berkembangnya perilaku-perilaku baik seperti di atas, maka
terjadilah suatu perubahan ke arah yang dinginkan oleh masing-masing.
Kepiawaian kepala sekolah dalam memilih tingkat resiko, baik secara
ekonomis maupun material, dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,
seperti pemborosan, lebih meluangkan waktu, tenaga, dan pemikiran.
5. Termasuk masalah yang kompleks dan tidak mudah dalam menyelesaikan
kasus pengelolaan proses pembelajaran. Terlebih lagi ketika masalah itu
berkaitan dengan kualitas kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan
penilaian hasil belajar siswa bagi guru-guru di SDN 4 Putrajawa Sudah
menjadi rumus yang baku untuk bisa berlangsungnya hal itu diperlukan
segala sesuatunya yang berkualitas, baik SDM guru, material, maupun
proses berlangsungnya. Dalam rangka mengupayakan kualitas ini, peran
serta kepala sekolah akan sangat mewarnai peran serta guru dan siswa.
Supervisi merupakan bagian integral dari kemampuan profesional Kepala
sekolah yang berkualitas. Tanpa berkemampuan melakukan supervisi,
mustahil Kepala sekolah SDN 4 Putrajawa berhasil meningkatkan kualitas
kemampuan, kinerja dan prestasi guru-guru dalam melaksanakan kegiatan
penilaian hasil belajar siswa bagi guru-guru di SDN 4 Putrajawa .
19
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas terbukti dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar. Guru
menunjukkan keseriusan dalam memahami dan melaksanakan kegiatan
penilaian hasil belajar. Hal itu dapat dibuktikan dari hasil observasi
/pengamatan yang memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
guru melaksanakan kegiatan penilaian hasil belajar dari siklus ke siklus . Pada
siklus I nilai rata-rata capaian secara klasikal dari 42,82 dengan kategori
KURANG, meningkat menjadi 67,82 dengan kategori CUKUP serta pada
siklus terakhir menjadi 86,11 dengan kategori BAIK, dan secara individual per
guru dari 2 orang atau 33,33% pada siklus pertama meningkat menjadi 100%
atau 6 orang guru pada siklus terakhir.
B. Saran
Telah terbukti bahwa dengan supervisi kunjungan kelas dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Penilaian hasil belajar merupakan indikator peningkatan kemampuan
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, karena itu upaya
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan penilaian hasil
belajar melalui perlu dilakukan agar proses pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan lancar.
2. Kompetensi guru perlu mendapat perhatian dan terus dibina karena
mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap kinerja guru dan prestasi
belajar siswa. Kegagalan dalam meningkatkan kompetensi guru dapat
berakibat pada menurunnya prestasi belajar siswa.
3. Sikap konsisten dari kepala sekolah dalam menegakkan aturan,
kesesuaian perkataan dengan perilaku dapat menumbuhkan sikap
disiplin, kejujuran, kerjasama, komitmen pada tugas, hal-hal tersebut
merupakan aspek penting dari kinerja guru.
4. Pemanfaatan waktu untuk supervisi kunjungan kelas terhadap guru-guru
di sekolahnya agar digunakan sebaik-baiknya sebagai kepala sekolah,
bukan jadwal waktu dilimpahkan/didelegasikan kepada guru senior,
sebab guru senior belum berkompeten dan bukan merupakan tugas
tanggung jawab bagi guru senior.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mardapi, Dj. dan Ghofur, A, (2004). Pedoman Umum Pengembangan
Penilaian;Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat
PendidikanMenengah Umum.
Rasyid, Harun dan Mansur, (2007). Penilaian Hasil Belajar. Bandung : PT.
Wacana Prima
Arief S. Sardiman, 2011. Media Pendidikan;Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, Jakarta:Raja Grafindo Persada
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Darhim. (1986). Media dan Sumber Belajar, Jakarta I. UniversitasTerbuka.
Depdikbud
Darmadi, Hamid. (2009), Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung :Pustaka Setia.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003. Jakarta.
Hasibuan, Malayu S. P, dkk. 1988. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Indrafachrudi, Soekarto dan Hendyat Soetopo. 1989. Administrasi Pendidikan.
Malang : IKIP Malang.
Lovell, Jhon & Wiles Kimball. 1993. Supervision For Better Schools : Fifth
Edition. New Jersey : Prentice-hall, Inc.
Martin Handoko (1992 ). Motivasi daya penggerak tingkah laku. Yogyakarta :
Kanisius
Mohammad Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mulyasa, E. 2009. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan
Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Nasution, S. 2005. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.
Oliva, P.F.1984. Supervision for Todays School. New York: Tomas J. Crowell
Company
P3G, 1980, Pemilihan Bahan Pengajaran. Jakarta: Penlok P3G
Rina Dyah Rahmawati, dkk. (2006). Petunjuk Penggunaan Alat Peraga di
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah
Sahertian, Mataheru, Frans, 1985, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan,.
Surabaya: Penerbit Usaha Nasional
Sahertian, Piet. 1989. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Salamah. 2004. ”Kemampuan Mengajar Guru Sekolah Dasar” dalam Jurnal
Teknologi Pendidikan Vol. 6 No. 1, April 2004.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.
21