Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

5 +hakikat+manajemen+dakwah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Journal of Islamic Social Science and Communication

JISSC-DIKSI
p–ISSN: 2828-8505 e-ISSN : 2828-6715
Volume 1, Nomor 2, Agustus 2022

Article Information
Submited : 23-08-2020
Accepted : 28-08-2020
Online Publish : 31-08-2020

HAKIKAT MANAJEMEN DAKWAH

Elvi Filaemi
Komunikasi dan Penyiaran Islam STAI Persis Bandung
Email: Elvifilaemi26@gmail.com

Abstrak
Dakwah merupakan salah satu hal yang bisa dikatakan wajib dilakukan bagi
setiap muslim. Sebelum melakukan dakwah kepada orang lain, kita sudah
seharusnya sudah mempunyai ilmu tentang dakwah itu sendiri. Dimulai
dengan apa pengertian dakwah, hakikat dilakukannya dakwah, dan manajemen
dakwah. Dakwah pada zaman ini dilakukan melalui 2 dimensi yaitu dimensi
maya dan dimensi nyata. Pada prinsipnya ada 6 faktor pendukung agar dakwah
terlakasana dengan baik yaitu perencanaan, mencari berbagai tindakan,
prosedur kegiatan, penjadwalan, penentuan lokasi, dan dana. Tujuan dari
penelitian adalah menemukkan hakikat manajemen dakwah. Sebelum
pelaksanaan dakwah dilakukan, diperlukan perencanaan yang matang supaya
tujuan yang hendak dicapai bisa terwujud. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah studi pustaka (Library Reseacrh).
Kata Kunci: Manajemen; Dakwah; Hakikat

Abstract
Da'wah is one of the things that can be said to be mandatory for every Muslim.
Before doing da'wah to others, we should already have knowledge about
da'wah itself. Starting with what is the meaning of da'wah, the nature of doing
da'wah, and management of da'wah. Da'wah at this time is carried out through
2 dimensions, namely the virtual dimension and the real dimension. In
principle, there are 6 supporting factors so that da'wah is carried out properly,
namely planning, seeking various actions, activity procedures, scheduling,
determining location, and funding. The purpose of this research is to find out
the nature of da'wah management. Before carrying out da'wah, careful
planning is needed so that the goals to be achieved can be realized. The method
used in this research is literature study (Library Research).
Keywords: Management; Da'wah; The truth

JISC DIKSI, Vol. 1, No.2, Agustus 2022 114


Pendahuluan
Pada zaman ini dakwah tidak terpaku pada model lama. Ada 3 cakupan untuk
berdakwah yaitu dakwah bi al-lisan yang contohnya berdakwah di atas mimbar atau
berbibacara di depan umum pada acara-acara tausiyah ; dakwah bi al-hall dengan
memberi contoh perilaku yang berkehidupan dengan menerapkan agama secara baik
agar nantinya dapat diikuti oleh orang lain; dan dakwah dengan mau’idhah hasanah
yakni dakwah dengan cara memberi bimbingan, arahan dan nasihat baik yang
kategorinya terdapat dakwah bi al-lisan dan bi al-hall.
Dakwah pada zaman digital ini dituntut untuk dapat menguasai tiga model
dakwah yang disebutkan di atas. Dakwah perlu melalui bi al-kitab melalui tulisan-
tulisan, e-dakwah, dan dakwah melalui lingkungan hidup. Pada prakteknya, dakwah
akan mengalami tantangan, membuat Sang pendakwah tidak memungkinkan
menghadapinya sendiri. Maka, sudah sepatutnya dakwah dilakukan secara bersama-
sama.
Pengorganisasian dakwah harus dilaksanakan menimbang bahwa kegiatan ini
tidak hanya mencakup isi ajakan (materi dakwah) semata, namun juga berkaitan
dengan subjek atau pelaku dakwah (da’i), dan juga objek atau peserta dakwah (mad’u).
Selain ketiga hal di atas, pelaksanaan dakwah juga membutuhkan metode
penyampaian dakwah.

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka
(Library Reseacrh). Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur- literatur, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan
(Nazir, 2003). Pendekatan kualitatif digunakan untuk menjabarkan hakikat
manajemen dakwah. Penelitian ini bersumber dari data-data yang dikumpulkan dari
berbagai buku dan situs web. Penulis mengumpulkan data-data dengan menjadikan
buku dan jurnal yang relevan dengan tema sebagai sumber data utama, selain itu juga
mengakses berbagai web untuk mencari data-data sebagai referensi tambahan.
Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara
mengorganisasikan data yang berkaitan dengan manajemen dakwah, memilahnya
menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan hakikat manajemen
dakwah, dan memberikan kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan


Definisi Manajemen Dakwah
Manajemen dakwah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan dakwah.
Manajemen mempunyai kecenderungan mengorganisir dan bekerja bersama-sama
dalam hubungan yang saling bergantung merupakan hal yang inherent, ,(Fremont E.
Kast dan James E. Rosenzwing) oleh orang modern dewasa ini dikatakan tidak ada
suatu usaha kerjasama manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak

JISSC-DIKSI, Vol. 1, No.1, Desember 2021 115


Elvi Filaemi

mempergunakan manajemen dalam setiap hal. Setiap aliran pemikiran dalam


membantu penelitian manajemen terdapat lima macam pendekatan: Pertama,
pendekatan operasional, manajemen dilihat dari sudut pandang apa yang dilakukan
oleh seorang manajer untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang manajer ini.Kata
manajemen berasal dari bahasa Inggris dari kata kerja to manage yang berarti to direct,
to control, to carry on, to cope with, to direct affairs, to seccred. Manajemen berarti
administration ,the act of managing, body of directors controlling, business. (John
Gage Allee) Manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan segala
upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan
efisien.
Banyak definisi yang bermunculan dan masing-masing berbeda dalam
memberikan pengertiannya. G.R. Terry mengemukakan bahwa ; Management is a
distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling,
performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human beings
and other resources (George R. Terry) Artinya Manajemen adalah proses yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan sumber daya yang
ada.
Robert Kreitener menyatakan bahwa: Management is the process of working
and trough others to achieve organizational objectives in a changing environment
central to this process is the effective and efficient use of limited resources . (Robert
Kreitner) Artinya: Manajemen adalah proses bekerja melalui orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada
penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas.
G.R. Terry dan L.W. Rue merumuskan bahwa manajemen adalah suatu proses
yang melibatkan bimbingan juga mengarahkan. Kedua, pendekatan perilaku manusia,
hal ini memberi manajemen sebuah metode dan konsep ilmu sosial yang
bersangkutan, khususnya psikologi dan antropologi. Ketiga, Pendekatan sistem sosial
para pendukung pendekatan ini memandang manajemen sebagai suatu sistem sosial
atau sistem interelasi budaya. Keempat, Pendekatan sistem, konsep sistem umum
merupakan bagian-bagian sentral yang dikembangkan pendekatan ini. Kelima,
Pendekatan kualitatif titik beratnya adalah penggunaan model-model matematika dan
proses hubungan-hubungan dengan data yang dapat dipakai suatu kelompok orang-
orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. (G.R.
Terry dan L.W. Rue)
Dari pengertian manajemen di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan upaya yang teroganisir untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan melibatkan oran lain. Sedangkan kata dakwah secara etimologi berasal dari
bahasa Arab yang merupakan isim masdar dari akar kata ‫ دَع َْوة‬- ‫ َيدْع ُْو‬- ‫ دعا‬yang
maknanya berkisar pada menyeru, mengajak, memanggil dan yang semisalnya.

116 JISSC-DIKSI, Vol. 1, No.2, Agustus 2022


Sedangkan secara terminologi, menurut Yahya Umar dakwah berarti mengajak orang
atau manusia ke jalan yang benar dengan cara yang bijaksana sesuai dengan perintah
sang Khaliq demi keselamatan dan kebahagiaan fi al-dunya wa al- akhirah bagi
manusia . (Hamzah,2009) Hakikat dakwah yaitu mengajak manusia kepada jalan Allah
dan amar ma`ruf nahi munkar. Dakwah sebagai ajakan menuju jalan kepada Allah,
merupakan firman Allah dalam QS. Fushshilat /41: 33.
‫ح ا َو ق َ ا َل إ ِ ن َّ ن ِي ِم َن ال ْ ُم سْ ل ِ ِم ي َن‬
ً ِ ‫َو َم ْن أ َ ْح س َ ُن ق َ ْو ًًل ِم َّم ْن د َ ع َ ا إ ِ ل َ ى َّللاَّ ِ َو ع َ ِم َل صَ ا ل‬
Terjemahnya:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: Sesungguhnya
aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
Dapat dipahami bahwa manajemen dakwah merupakan upaya teroganisir untuk
mengatur jalannya dakwah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Hakikat Manajemen Dakwah


Dakwah harus diorganisir dengan matang. Pengorganisasian dakwah harus
dilaksanakan menimbang bahwa kegiatan ini tidak hanya mencakup isi ajakan (materi
dakwah) semata, namun juga berkaitan dengan subjek atau pelaku dakwah (da’i), dan
juga objek atau peserta dakwah (mad’u). Menurut Amrullah Ahmad bahwa pada
hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi iman yang dimanifestasikan dalam
suatu sistem kegiatan manusia beriman yang termaktub dalam berbagai bidang
kehidupan masyarakat (Amrullah Ahmad). Setiap perencanaan memerlukan
peninjauan yang berulang. Banyak pertimbanagn yang akan dialakukan mengikuti
kondisi yang terjadi. Adapun fungsi manajemen dakwah adalah sebagai berikut:
Pertama, perencanaan Dakwah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
disebutkan bahwa perencanaan dapat berarti proses, perbuatan, merancangkan . (Balai
Pustaka, 1990) Perencanaan dapat berarti menentukan tujuan-tujuan yang hendak
dicapai selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat
mencapai tujuan-tujuan itu (Miswar,1986). Dengan demikian, perencanaan
merupakan proses pemikiran, baik secara garis besar maupun secara detail dari satu
pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai kepastian yang paling baik dan ekonomis.
Perencanaan merupakan gambaran dari suatu kegiatan yang akan datang dalam
waktu tertentu dan metode yang akan dipakai. Oleh karena itu, perencanaan
merupakan sikap mental yang diproses dalam pikiran sebelum diperbuat, ia merupakan
perencanaan yang berisikan imajinasi ke depan sebagai suatu tekad bulat yang didasari
nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan dakwah dapat diatur
sedemikian rupa, sehingga dapat mencapai sasaran dan tujuannya (Dermawan, 2016).
Berdasarkan uraian di atas, maka proses perencanaan dakwah meliputi langkah-
langkah sebagai berikut pertama Forecasting adalah prediksi segala situasi yang
mungkin terjadi . (G.R. Terry, dan L. W. Rue) sebagaimana disebutkan dalam QS. al-
Hasyr/59: 18

JISSC-DIKSI, Vol. 1, No.1, Desember 2021 117


Elvi Filaemi

ْ ‫ي َ ا أ َ ي ُّ هَ ا ا ل َّ ِذ ي َن آ َم ن ُ وا ا ت َّق ُ وا َّللاَّ َ َو ل ْ ت َن ْ ظ ُ ْر ن َ ف ْ س مَ ا ق َ د َّ َم‬


َ َ َّ‫ت ل ِ غ َ ٍد ۖ َو ا ت َّ ق ُ وا َّللاَّ َ ۚ إ ِ َّن َّللا‬
‫خ ب ِ ير‬
ُ
َ ‫ب ِ َم ا ت َ ع ْ َم ل و َن‬

Terjemahnya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Dalam faktor forecasting ini, yang perlu diperhatikan adalah evaluasi keadaan,
dan membuat perkiraan-perkiraan.
Objectives atau yang biasa disebut tujuan merupakan hal-hala yang akan
menjadi target oleh seseorang atau sekelompok orang . Untuk mencapai itu dia
bersedia memberikan segala usaha yang agar tercapai (Davis,1951). Penyelenggaraan
dakwah dalam upaya pencapaian tujuan, merancang bebrapa renacana tahap demi
tahap dalam waktu yang ditetapkan . Tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk suatu
target atau sasaran konkrit yang diharapkan dapat tercapai. (Muchtarom, 1996)
Kedua, Mencari Berbagai Tindakan Dakwah. Pengkajian kondisi yang ada
pada saat penyelenggaraan dakwah, memaksimalkan potensi yang ada untuk mecapai
sasaran.
Ketiga Prosedur kegiatan. Prosedur adalah langkah-langkah yang saling
berkaitan, dalam mengambil suatu tindakan . (Kast, 1985)
Keempat Penjadwalan (Schedule) merupakan pembagian program (alternatif
pilihan) menurut urutan waktu tertentu, yang menunjukkan suatu kegiatan harus
diselesaikan. (Gunung Agung, 1996) waktu dapat memacu motivasi untuk berdakwah
. (Harold L,1990) Batas waktu yang telah ditentukan harus dapat dilaksanakan, sebab
menurut Drucker semakin banyak menghemat waktu untuk mengerjakan suatu
pekerjaan merupakan pekerjaan profesional . (Peter F, 1986)
Kelima Penentuan Lokasi. Menentukan lokasi merupakan salah satu hal yang
pentinga karena kita harus memperhitungkan jika fasilitas yang dibutuhkan tidaka ada
di lokasi itu, maka kita sendiri yang menyiapkan. Penentuan lokasi ini juga
memengaruhi kenyamanan orang yang menyampaikan dakwah dan yang
mendengarkannya.
Keenam yaitu dana. Perintah berkorban dengan harta didahulukan daripada
berkorban dengan jiwa, karena dana sangat dibutuhkan baik di waktu damai maupun
di waktu perang. Pernyataan tersebut sesuai dengan firman Allah dalam QS. al-Taubah
/9: 41.

َ ‫اه ُد وا ِِب َْم َوالِ ُك ْم َوأَنْ فُ ِس ُك ْم ِِف َس بِي ِل‬


ِ‫اّلل‬ ِ ‫اًل وج‬
َ َ ً َ‫َوث ق‬
ِ ‫ۚ ا نْفِ ُروا ِخ فَ ا فًا‬
َ‫ن‬ َ ‫إِ ْن ُك نْ تُ ْم تَ عْ لَ ُم و‬ ‫ذََٰ لِ ُك ْم َخ ْْيٌ لَ ُك ْم‬
Terjemahnya:
“Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat,
dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang

118 JISSC-DIKSI, Vol. 1, No.2, Agustus 2022


demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui “
Ayat tersebut menyertakan harta sebagai sarana berjihad di jalan Allah,
memang benar saat ini dakwah tanpa ditunjang dengan finansial yang memadai tidak
akan berjalan secara optimal.

Simpulan
Manajemen merupakan kemampuan untuk mengorganisir untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Lalu pengertian dakwah, “Da’wah” berarti: panggilan, seruan
atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar.
Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il)nya adalah berarti: memanggil, menyeru atau
mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan). Jadi, manajemen dakwah adalah suatu usaha
untuk mengatur kegiatan dakwah. Sebelum penyelengaraan dakwah dilaksanakan ada
beberapa factor yang perlu diperhatikan yaitu perencaanaan, pendanaan, penentuan
lokasi, mencari tindakan untuk dakwah, penjadwalan dan prosedur kegiatan.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan seorang pendakwah dalam
menyiarkan Islam. Tercapainya tujuan dakwah secara ideal hanya dapat terwujud
dengan cara mengatur aktivitas dakwah.

Daftar Pustaka
Fremont E. Kast dan James E. Rosenzwing, Organizing and Management.
Diterjemahkan oleh A. Hasjmi Ali I (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 3.
Dermawan, A. (2016). Manajemen Dakwah Kontemporer Di Kawasan Perkampungan
(Studi Pada Kelompok Pengajian Asmaul Husna, Potorono,
Banguntapan, Bantul, DIY). Jurnal MD, 2(1).
Davis R.C., The Fundamental of Top Management (t.t.: Harpes Bros, 1951), h. 90.
George R. Terry, Principle of Management, (6th Edition, Richard D. Irwing Inc.
Georgetown , 1972), h. 4.
G.R. Terry dan L.W. Rue, Principle of Management, h. 1.
G.R. Terry dan L.W. Rue , h. 9. Simak pula J. Panglaykim dan Hazil Tanzil,
Manajemen Suatu Pengantar, h. 39. Lihat pula Soekarno K, Dasar-dasar
Manajemen (Cet. XIV; Jakarta: Miswar, 1986), h. 71.
Harold L. Taylor, Time Management diterjemahkan oleh Dadan Riskomar dengan
judul Manajemen Waktu: Suatu Pedoman Pengelolaan Waktu dan Produktif
(Cet. I; Jakarta: Bina Aksara, 1990), h. 10.
SP. Siagian, Eksekutif yang Efektif (Cet. I; Jakarta: Gunung Agung, 1996), h. 11.
Kast, F. E. (1985). James E. Rosenzweig, Organization and Management. Mcgraw-
Hill Book, Singapore.
Lihat G.R. Terry, dan L. W. Rue, Principles of Management diterjemahkan oleh G.A.
Ticoalu dengan judul Dasar-dasar Manajemen, h. 56.
Muchtarom, Z. (1996). Dasar-Dasar Manajemen Dakwah (Cet. I; Yogyakarta: al.
Amin Press.
Nazir, M. (2003). Metode Penelitian Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Peter F. Drucker, Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif (Cet. I; Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1986), h. 41.
Pusat Dakwah Islam Indonesia, Forum Dakwah (Jakarta: t.p., 1971), h. 306.

JISSC-DIKSI, Vol. 1, No.1, Desember 2021 119


Elvi Filaemi

120 JISSC-DIKSI, Vol. 1, No.2, Agustus 2022

Anda mungkin juga menyukai