4 Penyusunan Kalimat Bahasa Indonesia - Revisi
4 Penyusunan Kalimat Bahasa Indonesia - Revisi
4 Penyusunan Kalimat Bahasa Indonesia - Revisi
FORMAL
MAKALAH
Disusun untuk memnuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia
yang diampu oleh Drs. H. M. Nur Fawzan Ahmad, M.A.
Oleh :
1. ALFIANA PUTRI AZZAHRA (24020120140114)
2. AMALIA ADININGSIH (24020120130056)
3. NENI NUR KHANIFAH (24020120140106)
4. SINTA AULIA RAHMAH (24020120140094)
5. UKI ROSELIA SUDIARTO (24020120130058)
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul
“Penyusunan Kalimat Bahasa Indonesia Ragam Formal” meskipun masih dengan banyak
kekurangan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. H. M. Nur Fawzan
Ahmad, M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan teman-teman
kelas B jurusan Biologi. Penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
sebagai pegangan, pedoman maupun rujukan bagi para pembaca. Selain itu, dapat
menambah wawasan dan pengalaman.
Penyusun mengakui bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca, sehingga penyusun dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN........................................................................................3
D. Tipe Kalimat..........................................................................................................7
E. Kalimat Efektif......................................................................................................7
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Didasari adanya bahasa Melayu, bahasa Indonesia sudah ada dan sudah
digunakan dari sebelum zaman penjajahan oleh Belanda. Bahasa Indonesia telah
menjadi bahasa ibu bagi bangsa Indonesia dan digunakan hingga saat ini.
Penerapan bahasa Indonesia dapat dilakukan lewat lisan maupun tulisan. Hal itu
disebut sebagai ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa lisan banyak digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, ragam bahasa tulisan tidak kalah
penting dari ragam bahasa lisan. Ragam bahasa tulisan sangat diperlukan untuk
seseorang membuktikan keberadaannya di tengah kehidupan bermasyarakat,
terutama ragam bahasa tulisan yang formal. Namun, saat ini, tidak semua orang
menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada
penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).
Ragam bahasa Indonesia formal jarang digunakan dalam kehidupan
bermasyarakat, khususnya para remaja akibat dari adanya bahasa gaul. Hal ini
selaras dengan pendapat Samad dan Radmila (2019) dalam tulisannya, bahwa
pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku
masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa
menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul sering ditemui pada internet dan situs-
situs jejaring sosial yang berdampak signifikan terhadap penggunaan ragam
bahasa Indonedia yang formal. Sebagian besar pengguna media sosial adalah
remaja. Para remaja inilah yang menjadi agen penyebaran bahasa gaul.
Munculnya bahasa gaul ini mulai menggerus eksistensi bahasa Indonesia baik
ragam formal maupun ragam nonformal. Bahasa gaul ini lebih sering digunakan
daripada bahasa Indonesia yang baik dan benar karena mudah digunakan dan
lebih ringkas. Bahasa gaul dinilai lebih ringkas karena banyak menggunakan
singkatan-singkatan.
Selain adanya bahasa gaul, alasan ragam bahasa formal tidak sering digunakan
dalam kegiatan sehari-hari adalah adanya bahasa daerah yang lebih melekat di
masyarakat. Contohnya orang-orang di Jawa, lebih sering menggunakan bahasa
1
2
Indonesia yang dicampur dengan bahasa Jawa atau menggunakan bahasa Jawa
secara utuh. Hal ini umumnya dilakukan oleh orang yang lanjut usia, karena
lebihnyaman digunakan. Namun dengan menggunakan bahasa daerah, orang-
orang yang tidak paham dengan bahasa tersebut akan mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi. Maka dari itu, sangat diperlukan adanya pengenalan terhadap
ragam bahasa Indonesia formal.
Penggunaan ragam bahasa tulisan tidak semudah menggunakan ragam bahasa
lisan. Hal itu dikarenakan, dalam menggunakan ragam bahasa lisan seseorang
dapat menyampaikan maksud dari ucapannya dengan menambahkan intonasi
maupun gestur tubuh. Sedangkan lewat tulisan, maksud yang ingin disampaikan
penulis tidak akan sampai dengan baik kepada pembaca jika tidak menggunakan
tata bahasa yang baik. Hal ini sangat berpengaruh ketika seseorang membuat
tulisan yang fungsinya untuk mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak
umum. Oleh karena itu, pengetahuan tentang ragam bahasa Indonesia, terutama
yang formal, penting untuk dipelajari. Tujuannya adalah agar tidak ada
penyampaian yang susah dipahami oleh pembaca maupun pendengar. Selain itu,
dengan mengetahui ragam bahasa formal, bahasa Indonesia dapat tetap
dilestarikan tanpa adanya asimilasi dari bahasa lain dan teteap mampu
mempertahankan jati dirinya secara utuh. Ragam bahasa Indonesia perlu dipelajari
oleh semua lapisan masyrakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi
semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang ada, rumusan masalah yang didapatkan
adalah:
3
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
1. Menjelaskan tentang bahasa Indonesia ragam formal
2. Menjelaskan diksi dalam penggunaan kalimat ragam formal
3. Menjelaskan struktur dan cara penyusunan kalimat bahasa Indonesia yang
benar
4. Menjelaskan penggunaan kalimat efektif
BAB II
4
5
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik
digunakan dalam suatu situasi. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya
dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata. Penggunaan diksi
mengharuskan seseorang dalam memilih dan menggunakan kata, sesuai dengan
situasi dan kondisi. Seperti yang diketahui, ragam bahasa formal digunakan dalam
situasi formal. Pemilihan kata dalam situasi resmi atau formal juga disesuaikan dalam
situasi dan tempatnya.
2. Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sesuatu hal, atau
masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Untuk lebih jelasnya ada contoh
berikut.
2.1 Meja direktur besar.
2.2 Ayahku sedang melukis.
2.3 Berjalan kaki menyehatkan badan.
Kata-kata yang dicetak miring pada contoh di atas adalah subjek. Bagian yang
menunjukkan pelku diisi oleh kata dan frasa seperti meja direktur dan ayahku, dan
yang diisi frasa verbal seperti berjalan kaki.
3. Objek adalah bagian yang melengkapi predikat. Letak objek selalu di belakang
predikat yang berupa verba transitif yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya
objek seperti pada contoh berikut.
3.1 Arsitek merancang bangunan.
3.2 Juru masak menggoreng ayam.
Kata-kata yang dicetak miring adalah contoh objek yang melengkapi predikat.
4. Pelengkap adalah bagian yang melengkapi predikat dan umumnya terletak di
belakang berupa verba. Posisi ini juga ditempati objek dan berupa nominal, frasa
nominal, atau klausa. Contoh pelengkap sebagai berikut.
4.1 Sutardji membacakan penggemarnya puisi kontemporer.
4.2 Ayah membelikan adik rumah baru.
Kalimat di atas menunjukkan letak pelengkap di belakang objek sehingga urutan
penulisan bagian kalimat menajdi S-P-O-Pel.
5. Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian
kalimat yang lainnya. Pengisi keterangan adalah frasa nominal, frasa
preposisional, adverbia, atau klausa. Contoh di bawah ini bagian keterangan
dicetak miring.
5.1 Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (Keterangan penyebaban)
5.2 Polisi menyelisiki masalah itu dengan hati-hati. (Keterangan cara)
5.3 Anak yang baik itu rela berkorban demi orang tuanya. (Keterangan tujuan)
7
D. Tipe Kalimat
Menurut Bahtiar (2014: 56-57), ada tujuh tipe kalimat yang dapat dijadikan model
dasar kalimat bahasa Indonesia berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya.
1. Kalimat dasar tipe S-P
1.1 Orang itu sedang tidur.
1.2 Saya mahasiswa.
2. Kalimat dasar tipe S-P-O
2.1 Ayahnya membeli mobil baru.
2.1 Rani mendapat hadiah.
3. Kalimat dasar tipe S-P-Pel
3.1 Beliau menjadi ketua koperasi.
3.2 Pancasila merupakan dasar negara kita.
4. Kalimat dasar tipe S-P-Ket
4.1 Kami tinggal di Jakarta.
4.2 Kecelakaan itu terjadi tahun 2011.
5. Kalimat dasar tipe S-P-O-Pel
5.1 Dia mengirimi ibunya uang.
5.2 Yuni mengambilkan adiknya air minum.
6. Kalimat dasar tipe S-P-O-Ket
6.1 Pak Raden menyimpan uang di bank.
6.2 Beliau memperlakukan kami dengan baik.
7. Kalimat dasar tipe S-P-O-Pel-Ket
7.1 Ratna mengirimi kakeknya tasbih minggu lalu.
7.2 Ahmad membelikan anaknya boneka tadi siang.
E. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang benar dan jelas sehingga akan dengan
mudah untuk dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang dikatakan kalimat yang
efektif adalah kalimat yang mengandung ciri kalimat efektif yaitu kalimat yang logis,
hemat, paralel, kesatuan, koheren dan tegas (Fitriyani, 2015). Kalimat efektif adalah
kalimat yang memiliki daya ungkap yang tajam dan menarik. Tajam artinya kalimat
8
itu mampu mengutarakan maksud yang terkonsentrasi. Menarik artinya kalimat itu
bagus, menyentuh emosi pembaca atau pendengarnya (Mulyono, 2011).
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengomunikasikan pikiran atau
perasaan pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembaca secara tepat dan
jelas sehingga tidak terjadi keraguan dan kesalahan pengertian. Oleh karena itu,
kalimat efektif harus singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan
informasi secara tepat (Supriadin, 2016). Hasil penelitian Parto (2015), kalimat
efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan atau perasaan yang sama
tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca persis seperti yang dipikirkan
pembicara atau penulis, persyaratan gramatikal, kalimat efektif masih menuntut
sejumlah ciri/persyaratan yang lain, yaitu kesepadanan, keparalelan, kehematan,
kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.
Menurut Budi Santoso (2000:134), kalimat efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Kesatuan Gagasan
Kalimat efektif harus memperlihatkan kesatuan gagasan. Unsur-unsur
dalam kalimat itu saling mendukung sehingga membentuk kesatuan ide yang
padu. Kesatuan gagasan dalam kalimat dapat terganggu karena:
a. Subjek/Predikatnya Tidak Jelas
Contoh:
1) Berhubung itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja
makin menurun (tidak efektif).
2) Sehubungan dengan itu, ia juga mengemukakan bahwa minat
baca kaum remaja makin menurun (efektif).
b. Fungsi Keterangan yang Salah Letak
Contoh:
1) Tahun ini SPP siswa baru saja dinaikkan (tidak efektif).
2) SPP siswa tahun ini baru saja dinaikkan atau Tahun ini, SPP
siswa baru saja dinaikkan(efektif).
c. Adanya Gagasan yang Bertumpuk-tumpuk
Contoh:
9
2. Kepaduan
Kepaduan adalah hubungan timbal balik yang jelas antara unsur-unsur
pembentuk kalimat. Cara membuat kepaduan yaitu dengan menggunakan kata
ganti, kata depan dan kata penghubung yang tepat dalam kalimat.
Contoh:
a. Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan
penguasaan bahasa menentukan bagi pola kepribadian yang sedang
berkembang (tidak efektif).
b. Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan
bahasa menentukan pola kepribadian yang sedang berkembang (efektif).
3. Kelogisan
Kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan
penulisnya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
a. Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (salah)
b. Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (benar)
4. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif ialah kehematan dalam pemakaian kata,
frase atau bentuk lainnya tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal
gramatikal dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan
atau yang menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan. Unsur-unsur
penghematan apa saja yang harus diperhatikan:
a. Pengulangan Subjek Kalimat
Penulisan kadang-kadang tanpa sadar sering mengulang subjek dalam satu
kalimat. Pengulangan ini tidak membuat kalimat itu menjadi lebih jelas.
Contoh:
10
5. Penekanan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan pada idek pokokkalimat.
Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
a. Meletakkan kata yang menonjol itu di depan kalimat (di awal kalimat
Contoh: Presiden mengharapkan agar rakyat membengun bangsa dan negara
ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
b. Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
a. Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjutajuta rupiah,telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
b. Bukan seratus,seribu, atau sejuta. Tetapi berjuta – juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
a) Saya suka kecantikan mereka.
b) Saya suka akan kelembutan mereka.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggungjawab.
6. Penggunaan Ejaan
Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan ejaan secara tepat, baik
itu dalam penggunaan tanda baca, penulisan huruf, maupun dalam penulisan kata.
Contoh:
12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ragam bahasa formal digunakan dalam situasi ketika berbicara dalam pidato
atau upacara. Sedangkan jika dalam penulisan, digunakan untuk penulisan karya
ilmiah, surat kabar atau berita, undang-undang, dan lain-lain. Penggunaan diksi
mengharuskan seseorang dalam memilih dan menggunakan kata, sesuai dengan
situasi dan kondisi. Penggunaan diksi mengharuskan seseorang dalam memilih
dan menggunakan kata, sesuai dengan situasi dan kondisi. Seperti yang diketahui,
ragam bahasa formal digunakan dalam situasi formal. Pemilihan kata dalam
situasi resmi atau formal juga disesuaikan dalam situasi dan tempatnya. Kalimat
disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, atau klausa. Ada bagian
kalimat yang tidak dapat dihilangkan disebut inti kalimat berupa subjek dan
predikat. Bagian yang dapat dihilangkan bukan unsur inti kalimat berupa objek,
keterangan, dan pelengkap. Bagian inti dapat membentuk kalimat dasar dan
bagian bukan inti dapat membentuk kalimat luas. Kalimat efektif adalah kalimat
yang dapat mengomunikasikan pikiran atau perasaan pembicara atau penulis
kepada pendengar atau pembaca secara tepat dan jelas sehingga tidak terjadi
keraguan dan kesalahan pengertian. Oleh karena itu, kalimat efektif harus singkat,
padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, A. 2014. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Penerbit In Media
Fitriyani, Dwi. 2015. Penguasaan Kalimat Efektif dan Penguasaan Diksi dengan Kemampuan
Menulis Eksposisi Pada Siswa SMP. Jurnal Pesona Volume 1 No. 2, Hlm. 129-139
Mulyono, Iyo. 2011. Cerdas Bahasa Cerdas Komunikasi. Bahasa Indonesia Baku dan
Problematikanya. Bandung: Yrama Widya.
Nurdjan, S. 2016. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Makassar: Penerbit Aksara Timur
Parto. 2015. Kalimat Efektif dan pengajarannya di SMP/MTs Pada Era Global. PS PBSI FKIP
Universitas Jember Seminar Nasional.
Samad, A. dan Radmila, K. D. 2019. Pudarnya Penggunaan Bahasa Indonesia di Kalangan Remaja.
https://doi.org/10.31227/osf.io/hauey
Supriadin. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Menulis Kalimat Efektif dalam Paragraf Argumentasi
Melalui Kegiatan Peer Correction Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ambalawi
Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME)
Vol. 2 No. 1.
Yuniarto, Hendy. 2015. Tinjauan Singkat Bahasa Indonesia sebagai Perkuliahan Umum Tingkat
Universitas. Yogyakarta : Beijing Foreign Studies University.
Prasojo, Tsar R. 2012. Diksi dan gaya bahasa dalam rubrik konsultasi tabloid nyata edisi Januari-
Maret 2012. Penggalan Judul Artikel Jurnal. pp. 1-11.
14
15
SOAL
Pilihan Ganda
1. Ragam formal bahasa Indonesia dapat digunakan saat acara berikut ini,
kecuali...
a. Upacara adat
b. Seminar
c. Wisuda
d. Bertemu teman
e. Pelantikan jawaban
2. Dari kalimat berikut, manakah yang merupakan kalimat tidak efektif?
a. Sehubungan dengan itu, beliau mengemukakan bahwa minat baca kaum
remaja semakin menurun.
b. Polisi menolong anak itu dengan menggendongnya ke pinggir jalan.
c. Jurnal ini membahas tentang teknologi kecerdasan buatan.
d. Kelestarian alam seharusnya menjadi tanggungjawab semua manusia.
e. Selaku penyalur aspirasi masyarakat, DPR harus mengutamakan
kesejahteraan.
3. Kerasnya upaya kami dalam menjuangkan nasib para buruh akhirnya sedikit
membuahkan hasil yang signifikan. Kesalahan penggunaan kata dalam
kalimat di atas ialah...
a. Sedikit, seharusnya sesedikit mungkin.
b. Menjuangkan, seharusnya memperjuangkan.
c. Kerasnya, seharusnya menjadi sekerasnya.
d. Akhirnya, seharusnya akhiri.
e. Membuahkan, seharusnya membuahi.
4. Bagian kalimat yang dapat dihilangkan kecuali ....
a. Subjek dan objek.
b. Objek dan keterangan.
c. Subjek dan pelengkap.
d. Predikat dan objek.
e. Subjek dan predikat.
16
5. Hal yang diutamakan dalam penggunaan ragam bahasa baku adalah sebagai
berikut, kecuali...
a. Penggunaan diksi.
b. Penggunaan bahasa daerah.
c. Penggunaan kalimat efektif.
d. Penggunaan kata baku.
e. Penggunaan unsur gramatikal secara konsisten dan eksplisit.
Essay
1. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa ?
2. Bagaimana penggunaan kalimat bahasa Indonesia ragam formal ?
3. Sebutkan dan jelaskan minimal 2 unsur penyusun kalimat bahasa Indonesia
baku !
4. Jelaskan apa itu keterangan !
5. Apa saja ciri-ciri kalimat efektif ?
17
KUNCI JAWABAN
Pilihan Ganda
1. D. Bertemu teman
2. C. Jurnal ini membahas tentang teknologi kecerdasan buatan
3. B. Menjuangkan, seharusnya memperjuangkan
4. E. Subjek dan predikat.
5. B. Penggunaan bahasa daerah
Essay
1. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa berdasarkan pemakaiannya yang
berbeda-beda.
2. Ragam formal merupakan variasi bahasa yang digunakan ketika dalam situasi
resmi atau formal. Dalam penggunaan ragam formal disituasi tersebut harus
mempertimbangkan penyusunan kalimat bahasa Indonesia. Penuturan kalimat
baik secara lisan maupun tulisan, berbeda dari pada saat situasi informal.
Penyusunan kalimat bahasa Indonesia ragam formal perlu mempertimbangkan
struktur dalam penyusunan kalimat, pemilihan dan penerapan diksi serta
penggunaan kalimat yang efektif.
3. Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri dari dua unsur yaitu
subjek dan predikat. Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu tindakan
apa atau dalam keadaan bagaimana subjek. Subjek adalah bagian kalimat yang
menunjukkan pelaku, sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan.
Objek adalah bagian yang melengkapi predikat. Pelengkap adalah bagian yang
melengkapi predikat dan umumnya terletak di belakang berupa verba. Keterangan
adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian kalimat
yang lainnya.
4. Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian
kalimat yang lainnya.
5. Kesatuan gagasan, kepaduan, kelogisan, kehematan , penekanan, penggunaan
ejaan, kepararelan dan kecermatan.