174b21b66cf7cd75d9c6343393c098fd567cf02e67a5a1450222fe2760efa795
174b21b66cf7cd75d9c6343393c098fd567cf02e67a5a1450222fe2760efa795
174b21b66cf7cd75d9c6343393c098fd567cf02e67a5a1450222fe2760efa795
Abstrak
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan green accounting, intellectual capital,
kepemilikan manajerial dan manajemen laba terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan instrumen pengumpulan data berupa data sekunder yaitu berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan pertambangan pada Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021. Penentuan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria adalah 12 perusahaan
dari 47 populasi, dengan 5 tahun rentang pengamatan sehingga jumlah total sampel yang dianalisis berjumlah 60. Analisis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan
menggunakan SPSS Versi 26. Penelitian ini mendapatkan hasil dari masing-masing variabel yaitu green accounting,
intellectual capital, kepemilikan manajerial dan manajemen laba berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
pertambangan.
Abstract
The purpose of this study was to determine the effect of the application of green accounting, intellectual capital, managerial
ownership and earnings management on the financial performance of mining companies. This study uses a quantitative
approach with data collection instruments in the form of secondary data in the form of annual financial reports of mining
companies on the Indonesia Stock Exchange for the 2017-2021 period. Determination of the sample in this study using
purposive sampling method. The number of companies that meet the criteria are 12 companies from 47 populations, with a
5-year observation range so that the total number of samples analyzed is 60. Data analysis used in this study is descriptive
statistical analysis, classical assumption test and hypothesis testing using SPSS Version 26. This study found that each
variable, namely green accounting, intellectual capital, managerial ownership and earnings management, had a positive
effect on the financial performance of mining companies.
Keywords: green accounting, intellectual capital, managerial ownership and earnings management.
Pendahuluan
Kenaikan harga komoditas batu bara berdampak signifikan pada kinerja produsen
batu bara pada periode September 2017. Adapun penyebab utama turunnya harga batubara
yaitu masih dipengaruhi oleh pasar global, seperti diberlakukannya pembatasan kuota izin
impor dan penundaan izin tehadap batubara impor di China, yang memiliki peran sebagai
importir batubara tebesar di Asia Pasifik. Kedua adanya kelebihan pasokan dari batubara
Indonesia, karena lemahnya permintaan pasar China dan India. Seiring berjalannya waktu
dan dengan berkurangnya volume permintaan dari China dan India, pada saat yang
bersamaan produksi batubara di Indonesia memang sangat besar di tahun 2017 dan 2018.
Permasalahan yang terjadi di perusahaan pertambangan tidak hanya dilihat dari penjualan
133
Ni Made Yulianingsih et al
batu bara, tetapi dilihat juga dari sisi lain seperti permasalahan pembuangan limbah
pertambangan yang akan merugikan lingkungan sekitar (Energi, 2019). Singh (2020)
mengatakan bahwa limbah sisa produksi menjadi salah satu permasalahan lingkungan ketika
perusahaan mengabaikan pengelolaan limbah yang dihasilkan. Selama beberapa tahun
terakhir, pengelolaan limbah hasil industri telah berkembang sebagai tanggapan untuk
menyelesaikan masalah lingkungan.
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang disebabkan oleh manusia
yang tidak bertanggung jawab dan kurangnya kesadaran tentang pentingnya menjaga
lingkungan hidup atas pengelolaan limbah perusahaan yang mengakibatkan lingkungan
menjadi rusak. Perusahaan yang berusaha untuk meningkatkan profitabilitas berdampak pada
penggunaan sumber daya alam secara terus menerus, sumber daya alam yang tersedia
sangatlah terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia dan membutuhkan waktu lama untuk
memperbaharuinya.
Dengan adanya permasalahan tersebut perusahaan tentunya memerlukan cara untuk
menilai kinerja disebuah perusahaannya yaitu dengan melihat baik atau tidak sebuah kinerja
keuangan yang ada dalam perusahaan. Faizah (2020) menyatakan Kinerja keuangan
menggambarkan bagaimana kegiatan bisnis suatu perusahaan dijalankan serta apa yang sudah
dicapai dari kegiatan bisnis tersebut. Pencapaian kegiatan bisnis perusahaan ini digambarkan
dengan menghasilkan laba, dimana kemampuan suatu perusahaan dilihat dari laba yang
dihasilkan. Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan. ROA digunakna untuk mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuangan dengan memanfaatkan total aktiva yang
dimilikinya. Pentingnya ROA baik investor adalah digunakan sebagai salah satu tolak ukur
dalam memberikan penilaian suatu investasi sebelum keputusan investasi tersebut diambil.
Menurut Dewi (2016) Green Accounting merupakan akuntansi yang menghitung dan
memasukkan biaya-biaya pencegahan maupun biaya yang terjadi akibat kegiatan operasional
perusahaan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup dan masyarakat. Green accounting
merupakan langkah pertama yang menjadi solusi masalah lingkungan di perusahaan tersebut.
Penerapan akuntansi hijau (green accounting) memiliki kaitan dengan stakeholder, teori
stakeholder memiliki arti yang bertujuan untuk menciptakan value added, dimana value
added merupakan dukungan terhadap perusahaan oleh pemangku kepentingan.
Devi (2017) menyatakan bahwa Intellectual Capital mampu meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan, kemajuan teknologi dan informasi yang canggih serta pengumpulan
informasi yang cepat menjadikan setiap perusahaan menaikkan kapasitas perusahaan yang
lebih baik. oleh perusahaan juga bisa dilihat dari kepemilikan saham sebuah perusahaan.
Kemudian ada kepemilikan manajerial oleh pihak manajemen akan menimbulkan suatu
pengawasan terhadap kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaaan. Pihak pemegang
saham cenderung berkeinginan untuk mengurangi penggunaan hutang karena dengan
banyaknya hutang akan meningkatkan risiko perusahaan. Kepemilikan manajerial adalah
suatu kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham di dalam perusahaan atau
pemegang saham perusahaan yang ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan
saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial berkaitan dengan teori
keagenan yang menyatakan bahwa jika kepentingan manajer dan pemilik dapat disejajarkan,
manajer tidak akan termotivasi untuk meningkatkan kualitas informasi akuntansi dan
keinformatifan laba (Mahadewi dan Krisnadewi, 2017).
134
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan
Manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk
memaksimumkan, meminimumkan, atau melakukan perataan laba perusahaan. Manajemen
laba berkaitan dengan teori sinyal yang bertujuan membantu pihak pemilik, pengelola, dan
investor mengurangi perbedaan informasi tentang kondisi perusahaan yang mempengaruhi
kualitas laporan keuangan. Sudiarsih (2017) menyatakan ada tiga motivasi utama yang dapat
mempengaruhi perusahaan untuk melakukan manajemen laba yaitu untuk menghindari
penurunan laba, menghindari kerugian dan menghindari peramalan kegagalan yang dibuat
analis.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Adriana (2021), yang menyatakan bahwa green
accounting secara parsial berpengaruh signifikan dan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Damayanti (2020), yang menyatakan
bahwa green accounting secara parsial berpengaruh signifikan dan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Sedangkan penelitian (Faizah,2020) menunjukkan hasil bahwa green accounting
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Penelitian ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh (Febriany N. , 2019),
(Landion, 2019) menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan (Hidayat, 2019) menemukan hasil bahwa
intellectual capital tidak berpengaruh tehadap kinerja keuangan.
Penelitian Kartika (2020), (Dewi ,2012) menyatakan berdasarkan analisis regresi secara
simultan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan
penelitian Hermayanti (2020) menemukan hasil bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh tehadap kinerja keuangan. Semakin tinggi kepemilikan manajerial dalam suatu
perusahaan, maka kinerja keuangan perusahaan akan tinggi.
Lestari dan Anjelina (2016), yang menyatakan bahwa manajamen laba berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh (Rismawati,
2021) menunjukkan hasil bahwa manajemen laba berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan pada perusahaan manufaktur. Sedangkan Penelitian (Epi, 2017) yang menunjukkan
bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori stakeholder, Teori
stakeholder merupakan teori yang menyatakan bahwa suatu perusahaan bukanlah entitas
yang bekerja atau beroperasi pada kepentingan sendiri, tetapi bermanfaat juga terhadap
stakeholdersnya. Pada dasarnya pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan memiliki
tujuan untuk memperlihatkan aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan kepada
masyarakat. Semua yang terlibat dalam keberlangsungan sebuah perusahaan harus menjadi
yang utama, dalam artian perusahaan yang menjaga kinerja semua aspek dengan baik seperti
kinerja keuangan, lingkungan sosial, ekonomi, karyawan akan menjadi penilaian yang bagi
investor.
Teori kedua yaitu teori keagenan, Teori keagenan menyatakan bahwa jika kepentingan
manajer dan pemilik dapat disejajarkan, manajer tidak akan termotivasi untuk meningkatkan
kualitas informasi akuntansi dan keinformatifan laba. Selanjutnya teori sinyal, Teori
signalling bertujuan membantu pihak pemilik, pengelola, dan investor mengurangi perbedaan
informasi tentang kondisi perusahaan yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan.
Green accounting merupakan akuntansi lingkungan yang didalamnya digunakan untuk
mengidentifkasi, mengukur, menyajikan dan mengungkapkan biaya-biaya dalam perusahaan
yang berkaitan dengan aktivitas lingkungan perusahaan (Aniela, 2012). Penelitian yang
ditulis (Adriana, 2021), (Damayanti, 2020) menunjukkan bahwa green accounting secara
135
Ni Made Yulianingsih et al
136
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan
137
Ni Made Yulianingsih et al
Structural Capital sarana dan prasarana yang mendukung karyawan untuk menciptakan
kinerja yang optimum, meliputi kemampuan organisasi menjangkau pasar, hardware,
software, database, struktur organisasi, patent, trademark, dan segala kemampuan organisasi
untuk mendukung produktivitas karyawan. Adapun formula untuk menghitung STVA ini
adalah sebagai berikut :
3. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham atau kepemilikan manajerial adalah seorang pemegang
saham dari pihak manajemen perusahaan yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan di dalam perusahaan. Formula yang digunakan untuk mengukur variabel
ini adalah sebagai berikut :
4. Manajemen Laba
Manajemen laba melakukan tindakan manajemen dengan cara memanfaatkan pos-pos
akrual yang ada dalam laporan keuangan. Manajemen laba ini diukur menggunakan
discretionary accrual.
Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah analisis regrsi
berganda. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 26
dimulai dari uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas,
uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi dan pengujian hipotesis.
Hasil dan Pembahasan
138
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan
X1 0 1 0,95 0,22
139
Ni Made Yulianingsih et al
Tabel 2
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Kolmogorov-Smirnov Z 0,063
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200
Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows,
Berdasarkan Tabel 4.3 ditunjukkan bahwa nilai Sig. sebesar 0,200. Nilai Sig. > 0,05
untuk statistik Kolmogorov-Smirnov Z. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data terdistribusi
normal jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa
sebaran data berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
variabel bebas yang satu dengan variabel yang lainnya.
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Model Keterangan
Tolerance VIF
X1 0,919 1,088 Tidak ada multikolinieritas
X2 0,543 1,840 Tidak ada multikolinieritas
X3 0,764 1,309 Tidak ada multikolinieritas
X4 0,653 1,531 Tidak ada multikolinieritas
Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows, Lampiran 4
Keterangan: X1 = green accounting, X2 = intellectual capital, X3 = kepemilikan manajerial,
dan X4 = manajemen laba.
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel bebas
lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Nilai korelasi di antara variabel bebas
140
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan
dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Tabel 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model T Sig.
1 X1 -1,515 0,135
X2 1,371 0,176
X3 1,587 0,118
X4 1,801 0,077
a. Dependent Variable: ABS
Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows, Lampiran 4
Keterangan: X1 = green accounting, X2 = intellectual capital, X3 = kepemilikan manajerial,
X4 = manajemen laba, dan ABS = absolute residual.
Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui bahwa nilai signifikansi antara variabel bebas
dengan absolute residual (ABS) lebih besar dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model
regresi yang digunakan tidak terdapat adanya gejala heteroskedastisitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pada periode
sebelumnya.
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 0,936 0,876 0,867 0,061602 2,270
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
141
Ni Made Yulianingsih et al
142
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan
koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial (X3) berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan (Y). Hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1
satuan kepemilikan manajerial (X3) dapat meningkatkan kinerja keuangan (Y) sebesar 0,217
dengan asumsi variabel independen yang lainnya tetap. (4) Manajemen laba (X4) memiliki
koefisien regresi 0,563. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa manajemen
laba (X4) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (Y). Hal ini menggambarkan bahwa
setiap kenaikan 1 satuan manajemen laba (X4) dapat meningkatkan kinerja keuangan (Y)
sebesar 0,563 dengan asumsi variabel independen yang lainnya tetap.
Analisis koefisien determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y), yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square. Pada
penelitian ini menggunakan nilai dari Adjusted R Square karena dianjurkan digunakan pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik (Ghozali, 2011).
Tabel 7
Hasil Koefisien Determinasi
Adjusted
Model R R Square
R Square
1 0,936 0,876 0,867
Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows, Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0,867. Hal ini
menunjukkan bahwa 86,7% variabel kinerja keuangan dipengaruhi oleh variabel green
accounting, intellectual capital, kepemilikan manajerial, dan manajemen laba, sedangkan
13,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
Pengaruh Green Accounting Terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi green
accounting sebesar 0,171 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan green accounting
sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan akan meningkatkan sebesar 0,171 satuan dengan
asumsi variabel lain bernilai tetap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel green
accounting berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil uji statistik t menunjukkan
bahwa variabel green accounting memiliki nilai t hitung sebesar 3,442, sedangkan t tabel
dengan taraf signifikansi 5% dan dk = N-1 = 60-1 = 59 adalah 2,001. Hal ini menunjukkan
bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (3,442 > 2,001). Selain itu, nilai signifikansi uji t
sebesar 0,001, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel green accounting berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan
demikian hipotesis pertama (H1), yaitu green accounting berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan dapat diterima.
Hasil penelitian ini didukung teori stakeholder bahwa tanggungjawab yang ada di
dalam perusahaan berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Dalam teori ini menjelaskan
bahwa perusahaan tidak beroperasi demi keuntungan suatu entitas saja. Kajian emperik yang
turut mendukung temuan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Adriana
(2021), yang menyatakan bahwa green accounting secara parsial berpengaruh signifikan dan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian
143
Ni Made Yulianingsih et al
Damayanti (2020), yang menyatakan bahwa green accounting secara parsial berpengaruh
signifikan dan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi
intellectual capital sebesar 0,385 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan
intellectual capital sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan akan meningkatkan sebesar
0,385 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil uji statistik
t menunjukkan bahwa variabel intellectual capital memiliki nilai t hitung sebesar 5,967,
sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = N-1 = 60-1 = 59 adalah 2,001. Hal
ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (5,967 > 2,001). Selain itu, nilai
signifikansi uji t sebesar 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa variabel intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. Dengan demikian hipotesis kedua (H2), yaitu intellectual capital berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan dapat diterima.
Hasil penelitian ini didukung teori stakeholder bahwa jika manajemen dapat
mengelola dengan baik sumber daya yang ada, khususnya dalam upaya penciptaan nilai
(value creation), maka berarti manajemen itu telah memenuhi unsur etika. Ihyaul (2019)
bahwa value creation dalam konteks ini adalah memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki
perusahaan baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), dan structural
capital. Kajian emperik yang turut mendukung temuan penelitian ini adalah hasil penelitian
yang dilakukan oleh Febriany (2019), yang menyatakan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukkan
oleh penelitian Landion (2019), yang menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi
kepemilikan manajerial sebesar 0,217 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan
kepemilikan manajerial sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan akan meningkatkan sebesar
0,217 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil uji
statistik t menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai t hitung
sebesar 3,986, sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = N-1 = 60-1 = 59
adalah 2,001. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (3,986 > 2,001).
Selain itu, nilai signifikansi uji t sebesar 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05.
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3), yaitu kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dapat diterima.
Hasil penelitian ini didukung teori keagenan bahwa jika kepentingan manajer dan
pemilik dapat disejajarkan, manajer tidak akan termotivasi untuk meningkatkan kualitas
informasi akuntansi dan keinformatifan laba (Mahadewi dan Krisnadewi, 2017). Kepemilikan
manajerial merupakan salah satu cara mengendalikan konflik keagenan. Kajian emperik yang
turut mendukung temuan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika
(2020), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja
144
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan
keuangan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Dewi (2012), yang menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi
manajemen laba sebesar 0,563 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan manajemen
laba sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan akan meningkatkan sebesar 0,563 satuan
dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel
manajemen laba berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil uji statistik t
menunjukkan bahwa variabel manajemen laba memiliki nilai t hitung sebesar 9,569,
sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = N-1 = 60-1 = 59 adalah 2,001. Hal
ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (9,569 > 2,001). Selain itu, nilai
signifikansi uji t sebesar 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa variabel manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. Dengan demikian hipotesis keempat (H4), yaitu manajemen laba berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan dapat diterima.
Hasil penelitian ini didukung teori sinyal bahwa manajer melakukan manajemen laba
sebagai alat untuk menyampaikan sinyal positif kepada pemegang saham tentang kinerja
masa depan melalui pendapatan perusahaan (Suprianto & Setiawan, 2018). Kajian emperik
yang turut mendukung temuan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh
Riswandi dan Yuniarti (2020), yang menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian
Lestari dan Anjelina (2016), yang menyatakan bahwa manajamen laba berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel green accounting berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan, intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan, kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, dan
manajemen laba berpengaruh positif tehadap kinerja keuangan.
Saran
Berikut saran dari peneliti (1) Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipakai sebaai bahan pertimbangan untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan
terkait dengan kinerja keuangan perusahaan yang ditujukan untuk memperhatikan kondisi
dari perusahaan tesebut. (2) Berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan masih terdapat variabel
lain yang mempengaruhi kinerja keuangan. Dengan demikian disarankan bagi peneliti
selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang mempengaruhi kinerja keuangan. Peneliti
selanjutnya disarankan untuk memperluas populasi penelitian, yaitu dengan menambah
jumlah sektor perusahaan tidak hanya yang ada pada perusahaan pertambangan, sehingga
diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih tinggi.
Daftar Pustaka
Adriana. (2021). Pengaruh Penerapan Green Accounting terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Pertamabangan Dan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Index saham syariah Indonesia tahun 2015-2019).
Aniela, J. (2012). Peran Akuntansi Lingkungan dalam Meningkatkan Kinerja Lingkungan
dan Kinerja Keuangan Perusahaan.
145
Ni Made Yulianingsih et al
Dewi. (2016). Pemahaman dan Kepedulian Penerapan Green Accounting : Studi Kasus UKM
Tahu di Sidoarjo.
Energi, S. (2019, 1 November). Retrieved from https://sudutenergi.com/permasalahan-
pertambangan-di-indonesia/
Epi. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan Manajerial Dan Manajemen
Laba Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Pada
Bursa Efek Indonesia.
Febriany, N. (2019). Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmiah
akuntansi.
Hermayanti. (2019). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Indtitusional dan
pengungkapan CSR Pada Kinerja Keuangan Perusahaan . E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, Vol 27.
Hidayat, I. M. (2019). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 9.
Ihyaul. (2019). Investigasi Hubungan Antara Kinerja Modal Intelektual dan Praktik
Pengungkapannya dalam Laporan Tahunan Perusahaan. jurnal ekonomi dan bisnis,
Vol. 17 No.1 hal 36-45.
Kartika. (2020). Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap
Kinerja Keuangan Pada perusahaan Manufaktur Sektor Barang dan konsumsi yang
tedaftar di Bursa Efek Indonesi Tahun 2016-2018.
Ningsih. (2017). Implementasi Green Accounting dalam Meningkatkan kinerja Perusahaan.
JABE (Journal of Apllied Bussines and Economic), 4(2), 149.
Pulic, A. (1998). Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge
Economy. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and
Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential.
Rismawati, Y. (2021). PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur di Sektor Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2018-2019).
146