Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

174b21b66cf7cd75d9c6343393c098fd567cf02e67a5a1450222fe2760efa795

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

JURNAL AKUNTANSI PROFESI

Volume 14 Nomor 01 2023


E-ISSN: 2686-2468; P-ISSN: 2338-6177
DOI: http://dx.doi.org/10.23887/jippg.v3i2

Pengaruh Penerapan Green Accounting, Intellectual Capital,


Kepemilikan Manajerial Dan Manajemen Laba Terhadap
Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Pertambangan
Ni Made Yulianingsih1*, Made Arie Wahyuni2
123JurusanEkonomi dan Akuntansi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Indonesia
*yulianingsih@undiksha.ac.id1*

Abstrak
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan green accounting, intellectual capital,
kepemilikan manajerial dan manajemen laba terhadap kinerja keuangan pada perusahaan pertambangan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan instrumen pengumpulan data berupa data sekunder yaitu berupa laporan
keuangan tahunan perusahaan pertambangan pada Bursa Efek Indonesia periode 2017-2021. Penentuan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria adalah 12 perusahaan
dari 47 populasi, dengan 5 tahun rentang pengamatan sehingga jumlah total sampel yang dianalisis berjumlah 60. Analisis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan
menggunakan SPSS Versi 26. Penelitian ini mendapatkan hasil dari masing-masing variabel yaitu green accounting,
intellectual capital, kepemilikan manajerial dan manajemen laba berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan
pertambangan.

Keywords: green accounting, intellectual capital,kepemilikan manajerial, manajemen laba.

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of the application of green accounting, intellectual capital, managerial
ownership and earnings management on the financial performance of mining companies. This study uses a quantitative
approach with data collection instruments in the form of secondary data in the form of annual financial reports of mining
companies on the Indonesia Stock Exchange for the 2017-2021 period. Determination of the sample in this study using
purposive sampling method. The number of companies that meet the criteria are 12 companies from 47 populations, with a
5-year observation range so that the total number of samples analyzed is 60. Data analysis used in this study is descriptive
statistical analysis, classical assumption test and hypothesis testing using SPSS Version 26. This study found that each
variable, namely green accounting, intellectual capital, managerial ownership and earnings management, had a positive
effect on the financial performance of mining companies.

Keywords: green accounting, intellectual capital, managerial ownership and earnings management.

Pendahuluan
Kenaikan harga komoditas batu bara berdampak signifikan pada kinerja produsen
batu bara pada periode September 2017. Adapun penyebab utama turunnya harga batubara
yaitu masih dipengaruhi oleh pasar global, seperti diberlakukannya pembatasan kuota izin
impor dan penundaan izin tehadap batubara impor di China, yang memiliki peran sebagai
importir batubara tebesar di Asia Pasifik. Kedua adanya kelebihan pasokan dari batubara
Indonesia, karena lemahnya permintaan pasar China dan India. Seiring berjalannya waktu
dan dengan berkurangnya volume permintaan dari China dan India, pada saat yang
bersamaan produksi batubara di Indonesia memang sangat besar di tahun 2017 dan 2018.
Permasalahan yang terjadi di perusahaan pertambangan tidak hanya dilihat dari penjualan

133
Ni Made Yulianingsih et al

batu bara, tetapi dilihat juga dari sisi lain seperti permasalahan pembuangan limbah
pertambangan yang akan merugikan lingkungan sekitar (Energi, 2019). Singh (2020)
mengatakan bahwa limbah sisa produksi menjadi salah satu permasalahan lingkungan ketika
perusahaan mengabaikan pengelolaan limbah yang dihasilkan. Selama beberapa tahun
terakhir, pengelolaan limbah hasil industri telah berkembang sebagai tanggapan untuk
menyelesaikan masalah lingkungan.
Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang disebabkan oleh manusia
yang tidak bertanggung jawab dan kurangnya kesadaran tentang pentingnya menjaga
lingkungan hidup atas pengelolaan limbah perusahaan yang mengakibatkan lingkungan
menjadi rusak. Perusahaan yang berusaha untuk meningkatkan profitabilitas berdampak pada
penggunaan sumber daya alam secara terus menerus, sumber daya alam yang tersedia
sangatlah terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia dan membutuhkan waktu lama untuk
memperbaharuinya.
Dengan adanya permasalahan tersebut perusahaan tentunya memerlukan cara untuk
menilai kinerja disebuah perusahaannya yaitu dengan melihat baik atau tidak sebuah kinerja
keuangan yang ada dalam perusahaan. Faizah (2020) menyatakan Kinerja keuangan
menggambarkan bagaimana kegiatan bisnis suatu perusahaan dijalankan serta apa yang sudah
dicapai dari kegiatan bisnis tersebut. Pencapaian kegiatan bisnis perusahaan ini digambarkan
dengan menghasilkan laba, dimana kemampuan suatu perusahaan dilihat dari laba yang
dihasilkan. Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan. ROA digunakna untuk mengukur efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuangan dengan memanfaatkan total aktiva yang
dimilikinya. Pentingnya ROA baik investor adalah digunakan sebagai salah satu tolak ukur
dalam memberikan penilaian suatu investasi sebelum keputusan investasi tersebut diambil.
Menurut Dewi (2016) Green Accounting merupakan akuntansi yang menghitung dan
memasukkan biaya-biaya pencegahan maupun biaya yang terjadi akibat kegiatan operasional
perusahaan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup dan masyarakat. Green accounting
merupakan langkah pertama yang menjadi solusi masalah lingkungan di perusahaan tersebut.
Penerapan akuntansi hijau (green accounting) memiliki kaitan dengan stakeholder, teori
stakeholder memiliki arti yang bertujuan untuk menciptakan value added, dimana value
added merupakan dukungan terhadap perusahaan oleh pemangku kepentingan.
Devi (2017) menyatakan bahwa Intellectual Capital mampu meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan, kemajuan teknologi dan informasi yang canggih serta pengumpulan
informasi yang cepat menjadikan setiap perusahaan menaikkan kapasitas perusahaan yang
lebih baik. oleh perusahaan juga bisa dilihat dari kepemilikan saham sebuah perusahaan.
Kemudian ada kepemilikan manajerial oleh pihak manajemen akan menimbulkan suatu
pengawasan terhadap kebijakan yang diambil oleh manajemen perusahaaan. Pihak pemegang
saham cenderung berkeinginan untuk mengurangi penggunaan hutang karena dengan
banyaknya hutang akan meningkatkan risiko perusahaan. Kepemilikan manajerial adalah
suatu kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham di dalam perusahaan atau
pemegang saham perusahaan yang ditunjukkan dengan besarnya persentase kepemilikan
saham oleh pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial berkaitan dengan teori
keagenan yang menyatakan bahwa jika kepentingan manajer dan pemilik dapat disejajarkan,
manajer tidak akan termotivasi untuk meningkatkan kualitas informasi akuntansi dan
keinformatifan laba (Mahadewi dan Krisnadewi, 2017).

134
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan

Manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk
memaksimumkan, meminimumkan, atau melakukan perataan laba perusahaan. Manajemen
laba berkaitan dengan teori sinyal yang bertujuan membantu pihak pemilik, pengelola, dan
investor mengurangi perbedaan informasi tentang kondisi perusahaan yang mempengaruhi
kualitas laporan keuangan. Sudiarsih (2017) menyatakan ada tiga motivasi utama yang dapat
mempengaruhi perusahaan untuk melakukan manajemen laba yaitu untuk menghindari
penurunan laba, menghindari kerugian dan menghindari peramalan kegagalan yang dibuat
analis.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Adriana (2021), yang menyatakan bahwa green
accounting secara parsial berpengaruh signifikan dan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Damayanti (2020), yang menyatakan
bahwa green accounting secara parsial berpengaruh signifikan dan terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Sedangkan penelitian (Faizah,2020) menunjukkan hasil bahwa green accounting
tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Penelitian ini sama seperti penelitian yang dilakukan oleh (Febriany N. , 2019),
(Landion, 2019) menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan (Hidayat, 2019) menemukan hasil bahwa
intellectual capital tidak berpengaruh tehadap kinerja keuangan.
Penelitian Kartika (2020), (Dewi ,2012) menyatakan berdasarkan analisis regresi secara
simultan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan
penelitian Hermayanti (2020) menemukan hasil bahwa kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh tehadap kinerja keuangan. Semakin tinggi kepemilikan manajerial dalam suatu
perusahaan, maka kinerja keuangan perusahaan akan tinggi.
Lestari dan Anjelina (2016), yang menyatakan bahwa manajamen laba berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh (Rismawati,
2021) menunjukkan hasil bahwa manajemen laba berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan pada perusahaan manufaktur. Sedangkan Penelitian (Epi, 2017) yang menunjukkan
bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori stakeholder, Teori
stakeholder merupakan teori yang menyatakan bahwa suatu perusahaan bukanlah entitas
yang bekerja atau beroperasi pada kepentingan sendiri, tetapi bermanfaat juga terhadap
stakeholdersnya. Pada dasarnya pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan memiliki
tujuan untuk memperlihatkan aktivitas sosial yang dilakukan oleh perusahaan kepada
masyarakat. Semua yang terlibat dalam keberlangsungan sebuah perusahaan harus menjadi
yang utama, dalam artian perusahaan yang menjaga kinerja semua aspek dengan baik seperti
kinerja keuangan, lingkungan sosial, ekonomi, karyawan akan menjadi penilaian yang bagi
investor.
Teori kedua yaitu teori keagenan, Teori keagenan menyatakan bahwa jika kepentingan
manajer dan pemilik dapat disejajarkan, manajer tidak akan termotivasi untuk meningkatkan
kualitas informasi akuntansi dan keinformatifan laba. Selanjutnya teori sinyal, Teori
signalling bertujuan membantu pihak pemilik, pengelola, dan investor mengurangi perbedaan
informasi tentang kondisi perusahaan yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan.
Green accounting merupakan akuntansi lingkungan yang didalamnya digunakan untuk
mengidentifkasi, mengukur, menyajikan dan mengungkapkan biaya-biaya dalam perusahaan
yang berkaitan dengan aktivitas lingkungan perusahaan (Aniela, 2012). Penelitian yang
ditulis (Adriana, 2021), (Damayanti, 2020) menunjukkan bahwa green accounting secara
135
Ni Made Yulianingsih et al

parsial berpengaruh signifikan dan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan


penelitian (Faizah,2020) menunjukkan hasil bahwa green accounting tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

: Green Accounting Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.


Intellectual capital merupakan asset yang tdak berwujud digunakan sebagai
keunggulan bersaing yang membedakannya dengan perusahaan lain atau sumber daya dan
pengetahuan maupun kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat memberikan
keunggulan kompetitif terhadap perusahaan. Penelitian ini sama seperti penelitian yang
dilakukan oleh (Febriany, 2019), (Landion, 2019) menunjukkan bahwa Intellectual Capital
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan (Hidayat, 2019)
menemukan hasil bahwa intellectual capital tidak berpengaruh tehadap kinerja keuangan.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

: Intellectual Capital Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.


Adanya kepemilikan saham oleh manajerial dapat digunakan untuk mengurangi agency
cost yang timbul, karena dengan memiliki saham perushaan diharapkan manajer akan
merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Penelitian Kartika
(2020), (Dewi ,2012) menyatakan berdasarkan analisis regresi secara simultan kepemilikan
manajerial berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan penelitian Hermayanti (2020)
menemukan hasil bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh tehadap kinerja
keuangan. Semakin tinggi kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan, maka kinerja
keuangan perusahaan akan tinggi.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

: Kepemilikan Manajerial Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Keuangan


Perusahaan.
Manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer untuk
memaksimumkan, meminimumkan, atau melakukan perataan laba perusahaan. Pihak
manajemen sebagai pengelola perusahaan dapat mempengaruhi nilai pasar perusahaannya
melalui manajemen laba, seperti menunjukkan laba yang terus meningkat setiap tahun yang
menunjukkan keberhasilan suatu perusahaan (Aminah,2015). Lestari dan Anjelina (2016),
yang menyatakan bahwa manajamen laba berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh (Rismawati, 2021) menunjukkan hasil bahwa
manajemen laba berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan pada perusahaan manufaktur.
Sedangkan Penelitian (Epi, 2017) yang menunjukkan bahwa manajemen laba tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan :

: Manajemen Laba Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Keuangan.


Metode

136
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data yang digunakan dalam


penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari laporan tahunan perusahaan yang
telah dipublikasikan pada tahun 2017 – 2021 dan diperoleh melalui website resmi Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada www.idx.co.id dan website-website resmi perusahaan. Populasi dalam
penelitian ini merupakan 47 perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik
purposive sampling atau pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria
yang digunakan yaitu perusahaan pertambangan yang berturut – turut terdaftar di BEI tahun
2017–2021, perusahaan pertambangan secara rutin menyajikan laporan tahunan selama kurun
waktu 2017-2021, perusahaan mengungkapkan informasi keuangan dalam mata uang rupiah.
Dari 47 perusahaan hanya 12 perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut sehingga jumlah
sampel pada penelitian ini adalah 60 sampel (12 x 5 tahun).
Pengukuran Variabel
Kinerja keuangan perusahaan dipilih dalam penelitian ini karena untuk melihat apakah
kegiatan tanggung jawab sosial bagi perusahaan dapat berdampak pada profitabilitas
perusahaan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur menggunakan ROA (Return On
Asset). Formula yang digunakan untuk mengukur variabel ini sebagai berikut :

Variabel independen pada penelitian yaitu green accounting, intellectual capital,


kepemilikan manajerial dan manajemen laba yang diukur dengan rumus sebagai berikut :
1. Green Accounting
Menurut Dewi (2016) Green Accounting merupakan akuntansi yang
menghitung dan memasukkan biaya-biaya pencegahan maupun biaya yang terjadi
akibat kegiatan operasional perusahaan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup
dan masyarakat. Variabel green accounting menurut Ningsih (2017) dapat diukur
dengan menggunakan metode dummy. Jika suatu perusahaan tersebut mempunyai
salah satu komponen biaya lingkungan, biaya komponen lingkungan, biaya daur
ulang produk, dan biaya pengembangan serta penelitian lingkungan dalam annual
report maka, akan diberi score 1, tetapi jika tidak mempunyai komponen biaya
lingkungan dalam laporan annual report score nilai 0.
2. Intelectual Capital
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intellectual capital (IC) dan ada
tiga kompenen di dalamnya yaitu yaitu capital employed (CE), human capital (HC),
dan structural capital (ST). Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan
dengan nama value added intellectual capital yang dinyatakan oleh (Pulic,
1998). Intellectual capital dapat diukur berdasarkan nilai tambah atau value added,
menggunakan formula sebagai berikut :

[Value Added (VA) = Output – Input]

Variabel Capital Employed menunjukkan adanya kontribusi yang dihasilkan untuk


setiap modal yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Value Added Capital Employed
(VACA) dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

137
Ni Made Yulianingsih et al

Human Capital adalah kemampuan yang ditunjukkan untuk menghasilkan solusi


terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki orang yang berada dalam lingkungan
perusahaan untuk menambah nilai perusahaan. VAHC dapat dihitungan menggunakan
formula sebagai berikut :

Structural Capital sarana dan prasarana yang mendukung karyawan untuk menciptakan
kinerja yang optimum, meliputi kemampuan organisasi menjangkau pasar, hardware,
software, database, struktur organisasi, patent, trademark, dan segala kemampuan organisasi
untuk mendukung produktivitas karyawan. Adapun formula untuk menghitung STVA ini
adalah sebagai berikut :

Setelah menghitung keseluruhan kompenen intelectual capital, maka langkah terakhir


adalah menghitung nilai value added intellectual capital . dihitung
menggunakan formula sebagai berikut :

3. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham atau kepemilikan manajerial adalah seorang pemegang
saham dari pihak manajemen perusahaan yang secara aktif ikut dalam pengambilan
keputusan di dalam perusahaan. Formula yang digunakan untuk mengukur variabel
ini adalah sebagai berikut :

4. Manajemen Laba
Manajemen laba melakukan tindakan manajemen dengan cara memanfaatkan pos-pos
akrual yang ada dalam laporan keuangan. Manajemen laba ini diukur menggunakan
discretionary accrual.
Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah analisis regrsi
berganda. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 26
dimulai dari uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas,
uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi dan pengujian hipotesis.
Hasil dan Pembahasan

138
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan

Hasil analisis statistik deskriptif


Tabel 1
Hasil Analisis Deskriptif
Variabel Minimum Maksimum Rata-rata Standar Deviasi

X1 0 1 0,95 0,22

X2 -546,18 4021,91 170,87 743,91

X3 0,00 76,72 10,29 19,25

X4 -0,38 1,44 0,03 0,22

Y 0,00 1,25 0,09 0,17


Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows
Keterangan: X1 = green accounting, X2 = intellectual capital, X3 = kepemilikan manajerial,
X4 = manajemen laba, dan Y = kinerja keuangan.
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat ditarik 4 deskripsi umum hasil penelitian sebagai berikut.
Data green accounting perusahaan memiliki skor minimum 0, skor maksimum 1 dan skor
rata-rata 0,95 dengan standar deviasi 0,22. Standar deviasi lebih kecil dari skor rata-rata
menunjukkan bahwa green accounting sebaran skornya semakin dekat dari skor rata-ratanya,
yang mengindikasikan data green accounting nilainya fluktuatif atau antara data satu dengan
yang lain memiliki perbedaan skor yang jauh. Nilai rata-rata 0,95 menunjukkan data green
accounting mengarah pada kode 1, yang menunjukkan bahwa sampel penelitian lebih banyak
perusahaan menerapkan green accounting daripada tidak menerapkan green accounting. Dari
60 data sampel perusahaan terdapat 57 data sampel menerapkan green accounting dan 3 data
sampel tidak menerapkan green accounting. Data intellectual capital memiliki skor minimum
-546,18, skor maksimum 4021,91, dan skor rata-rata 170,87 dengan standar deviasi 743,91.
Standar deviasi lebih besar dari skor rata-rata menunjukkan bahwa intellectual capital
sebaran skornya semakin jauh dari skor rata-ratanya, yang mengindikasikan data intellectual
capital nilainya fluktuatif atau antara data satu dengan yang lain memiliki perbedaan skor
yang jauh. Data kepemilikan manajerial memiliki skor minimum 0,00, skor maksimum
76,72, dan skor rata-rata 10,29 dengan standar deviasi 19,25. Standar deviasi lebih besar dari
skor rata-rata menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial sebaran skornya semakin jauh
dari skor rata-ratanya, yang mengindikasikan data kepemilikan manajerial nilainya fluktuatif
atau antara data satu dengan yang lain memiliki perbedaan skor yang jauh. Data manajemen
laba memiliki skor minimum -0,38, skor maksimum 1,44, dan skor rata-rata 0,03 dengan
standar deviasi 0,22. Standar deviasi lebih besar dari skor rata-rata menunjukkan bahwa
manajemen laba sebaran skornya semakin jauh dari skor rata-ratanya, yang mengindikasikan
data manajemen laba nilainya fluktuatif atau antara data satu dengan yang lain memiliki
perbedaan skor yang jauh. Data kinerja keuangan memiliki skor minimum 0,00, skor
maksimum 1,25, dan skor rata-rata 0,09 dengan standar deviasi 0,17. Standar deviasi lebih
besar dari skor rata-rata menunjukkan bahwa kinerja keuangan sebaran skornya semakin jauh
dari skor rata-ratanya, yang mengindikasikan data kinerja keuangan nilainya fluktuatif atau
antara data satu dengan yang lain memiliki perbedaan skor yang jauh.
Uji Asumsi Klasik

139
Ni Made Yulianingsih et al

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linier berganda,


terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas sebaran data, uji
multikoliniearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
Uji Normalitas Sebaran Data

Tabel 2
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Kolmogorov-Smirnov Z 0,063
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,200
Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows,
Berdasarkan Tabel 4.3 ditunjukkan bahwa nilai Sig. sebesar 0,200. Nilai Sig. > 0,05
untuk statistik Kolmogorov-Smirnov Z. Berdasarkan kriteria uji normalitas, data terdistribusi
normal jika nilai Sig. lebih besar dari 0,05 (Ghozali, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa
sebaran data berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
variabel bebas yang satu dengan variabel yang lainnya.
Tabel 3
Hasil Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics
Model Keterangan
Tolerance VIF
X1 0,919 1,088 Tidak ada multikolinieritas
X2 0,543 1,840 Tidak ada multikolinieritas
X3 0,764 1,309 Tidak ada multikolinieritas
X4 0,653 1,531 Tidak ada multikolinieritas
Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows, Lampiran 4
Keterangan: X1 = green accounting, X2 = intellectual capital, X3 = kepemilikan manajerial,
dan X4 = manajemen laba.
Berdasarkan Tabel 4.4, diketahui bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel bebas
lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Nilai korelasi di antara variabel bebas

140
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan

dapat dikatakan mempunyai korelasi yang lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Tabel 4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model T Sig.
1 X1 -1,515 0,135
X2 1,371 0,176
X3 1,587 0,118
X4 1,801 0,077
a. Dependent Variable: ABS
Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows, Lampiran 4
Keterangan: X1 = green accounting, X2 = intellectual capital, X3 = kepemilikan manajerial,
X4 = manajemen laba, dan ABS = absolute residual.
Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui bahwa nilai signifikansi antara variabel bebas
dengan absolute residual (ABS) lebih besar dari 0,05. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model
regresi yang digunakan tidak terdapat adanya gejala heteroskedastisitas.
Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pada periode
sebelumnya.
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 0,936 0,876 0,867 0,061602 2,270
a. Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y
141
Ni Made Yulianingsih et al

Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows, Lampiran 4


Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai Durbin Watson sebesar 2,270. Nilai
tabel Durbin Watson pada α = 0,05, n = 60, k = 4 adalah dU = 1,727. Nilai Durbin Watson
berada di antara dU dan (4 – dU) atau 1,727 < 2,270 < 2,273. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa dalam regresi linier tidak ada autokorelasi.
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dapat diketahui persamaan garis
regresi dengan menggunakan analisis konstanta dan koefisien beta. Hasil perhitungan
konstanta dan koefisien beta serta hasil uji t disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 6
Hasil Analisis Koefisien Beta dan Uji t
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Beta
1 (Constant) -0,078 -2,125 0,038
X1 0,131 0,171 3,442 0,001
X2 0,0001 0,385 5,967 0,000
X3 0,002 0,217 3,986 0,000
X4 0,427 0,563 9,569 0,000
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows, Lampiran 4
Keterangan: X1 = green accounting, X2 = intellectual capital, X3 = kepemilikan manajerial,
X4 = manajemen laba, dan Y = kinerja keuangan.
Berdasarkan perhitungan regresi linier berganda pada Tabel 4.7, maka didapat hasil
persamaan regresi sebagai berikut.
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ɛ
Y = -0,078 + 0,171X1 + 0,385X2 + 0,217X3 + 0,563X4 + ɛ
Berdasarkan model regresi yang terbentuk, dapat diinterpretasikan hasil sebagai
berikut : (1) Konstanta -0,078 menunjukan jika variabel green accounting (X1), intellectual
capital (X2), kepemilikan manajerial (X3), dan manajemen laba (X4) bernilai konstan, maka
variabel kinerja keuangan (Y) memiliki nilai -0,078. (2) Green accounting (X1) memiliki
koefisien regresi 0,171. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa green
accounting (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (Y). Hal ini menggambarkan
bahwa setiap kenaikan 1 satuan green accounting (X1) dapat meningkatkan kinerja keuangan
(Y) sebesar 0,171 dengan asumsi variabel independen yang lainnya tetap. (2) Intellectual
capital (X2) memiliki koefisien regresi 0,385. Nilai koefisien regresi yang positif
menunjukkan bahwa intellectual capital (X2) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
(Y). Hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1 satuan intellectual capital (X2) dapat
meningkatkan kinerja keuangan (Y) sebesar 0,385 dengan asumsi variabel independen yang
lainnya tetap. (3) Kepemilikan manajerial (X3) memiliki koefisien regresi 0,217. Nilai

142
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan

koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial (X3) berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan (Y). Hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1
satuan kepemilikan manajerial (X3) dapat meningkatkan kinerja keuangan (Y) sebesar 0,217
dengan asumsi variabel independen yang lainnya tetap. (4) Manajemen laba (X4) memiliki
koefisien regresi 0,563. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukkan bahwa manajemen
laba (X4) berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (Y). Hal ini menggambarkan bahwa
setiap kenaikan 1 satuan manajemen laba (X4) dapat meningkatkan kinerja keuangan (Y)
sebesar 0,563 dengan asumsi variabel independen yang lainnya tetap.
Analisis koefisien determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y), yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R Square. Pada
penelitian ini menggunakan nilai dari Adjusted R Square karena dianjurkan digunakan pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik (Ghozali, 2011).
Tabel 7
Hasil Koefisien Determinasi
Adjusted
Model R R Square
R Square
1 0,936 0,876 0,867
Sumber: Output SPSS 26.0 for Windows, Lampiran 4
Berdasarkan Tabel 4.8, diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0,867. Hal ini
menunjukkan bahwa 86,7% variabel kinerja keuangan dipengaruhi oleh variabel green
accounting, intellectual capital, kepemilikan manajerial, dan manajemen laba, sedangkan
13,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
Pengaruh Green Accounting Terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi green
accounting sebesar 0,171 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan green accounting
sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan akan meningkatkan sebesar 0,171 satuan dengan
asumsi variabel lain bernilai tetap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel green
accounting berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil uji statistik t menunjukkan
bahwa variabel green accounting memiliki nilai t hitung sebesar 3,442, sedangkan t tabel
dengan taraf signifikansi 5% dan dk = N-1 = 60-1 = 59 adalah 2,001. Hal ini menunjukkan
bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (3,442 > 2,001). Selain itu, nilai signifikansi uji t
sebesar 0,001, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel green accounting berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan
demikian hipotesis pertama (H1), yaitu green accounting berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan dapat diterima.
Hasil penelitian ini didukung teori stakeholder bahwa tanggungjawab yang ada di
dalam perusahaan berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Dalam teori ini menjelaskan
bahwa perusahaan tidak beroperasi demi keuntungan suatu entitas saja. Kajian emperik yang
turut mendukung temuan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Adriana
(2021), yang menyatakan bahwa green accounting secara parsial berpengaruh signifikan dan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian

143
Ni Made Yulianingsih et al

Damayanti (2020), yang menyatakan bahwa green accounting secara parsial berpengaruh
signifikan dan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi
intellectual capital sebesar 0,385 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan
intellectual capital sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan akan meningkatkan sebesar
0,385 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil uji statistik
t menunjukkan bahwa variabel intellectual capital memiliki nilai t hitung sebesar 5,967,
sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = N-1 = 60-1 = 59 adalah 2,001. Hal
ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (5,967 > 2,001). Selain itu, nilai
signifikansi uji t sebesar 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa variabel intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. Dengan demikian hipotesis kedua (H2), yaitu intellectual capital berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan dapat diterima.
Hasil penelitian ini didukung teori stakeholder bahwa jika manajemen dapat
mengelola dengan baik sumber daya yang ada, khususnya dalam upaya penciptaan nilai
(value creation), maka berarti manajemen itu telah memenuhi unsur etika. Ihyaul (2019)
bahwa value creation dalam konteks ini adalah memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki
perusahaan baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital), dan structural
capital. Kajian emperik yang turut mendukung temuan penelitian ini adalah hasil penelitian
yang dilakukan oleh Febriany (2019), yang menyatakan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukkan
oleh penelitian Landion (2019), yang menyatakan bahwa intellectual capital berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi
kepemilikan manajerial sebesar 0,217 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan
kepemilikan manajerial sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan akan meningkatkan sebesar
0,217 satuan dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil uji
statistik t menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai t hitung
sebesar 3,986, sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = N-1 = 60-1 = 59
adalah 2,001. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (3,986 > 2,001).
Selain itu, nilai signifikansi uji t sebesar 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05.
Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian hipotesis ketiga (H3), yaitu kepemilikan
manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dapat diterima.
Hasil penelitian ini didukung teori keagenan bahwa jika kepentingan manajer dan
pemilik dapat disejajarkan, manajer tidak akan termotivasi untuk meningkatkan kualitas
informasi akuntansi dan keinformatifan laba (Mahadewi dan Krisnadewi, 2017). Kepemilikan
manajerial merupakan salah satu cara mengendalikan konflik keagenan. Kajian emperik yang
turut mendukung temuan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika
(2020), yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja

144
Pengaruh Peneapan Green Accounting, Intellectual Capital, Kepemilikan Manajerial dan Manajemen Laba Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Pertambangan

keuangan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Dewi (2012), yang menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan
Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda didapatkan bahwa koefisien regresi
manajemen laba sebesar 0,563 yang berarti bahwa apabila terdapat penambahan manajemen
laba sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan akan meningkatkan sebesar 0,563 satuan
dengan asumsi variabel lain bernilai tetap. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel
manajemen laba berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil uji statistik t
menunjukkan bahwa variabel manajemen laba memiliki nilai t hitung sebesar 9,569,
sedangkan t tabel dengan taraf signifikansi 5% dan dk = N-1 = 60-1 = 59 adalah 2,001. Hal
ini menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (9,569 > 2,001). Selain itu, nilai
signifikansi uji t sebesar 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa variabel manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. Dengan demikian hipotesis keempat (H4), yaitu manajemen laba berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan dapat diterima.
Hasil penelitian ini didukung teori sinyal bahwa manajer melakukan manajemen laba
sebagai alat untuk menyampaikan sinyal positif kepada pemegang saham tentang kinerja
masa depan melalui pendapatan perusahaan (Suprianto & Setiawan, 2018). Kajian emperik
yang turut mendukung temuan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh
Riswandi dan Yuniarti (2020), yang menyatakan bahwa manajemen laba berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian
Lestari dan Anjelina (2016), yang menyatakan bahwa manajamen laba berpengaruh positif
terhadap kinerja perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel green accounting berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan, intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan, kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, dan
manajemen laba berpengaruh positif tehadap kinerja keuangan.
Saran
Berikut saran dari peneliti (1) Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipakai sebaai bahan pertimbangan untuk mempermudah dalam pengambilan keputusan
terkait dengan kinerja keuangan perusahaan yang ditujukan untuk memperhatikan kondisi
dari perusahaan tesebut. (2) Berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan masih terdapat variabel
lain yang mempengaruhi kinerja keuangan. Dengan demikian disarankan bagi peneliti
selanjutnya dapat menggunakan variabel lain yang mempengaruhi kinerja keuangan. Peneliti
selanjutnya disarankan untuk memperluas populasi penelitian, yaitu dengan menambah
jumlah sektor perusahaan tidak hanya yang ada pada perusahaan pertambangan, sehingga
diperoleh hasil penelitian yang tingkat generalisasinya lebih tinggi.
Daftar Pustaka
Adriana. (2021). Pengaruh Penerapan Green Accounting terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Pertamabangan Dan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Index saham syariah Indonesia tahun 2015-2019).
Aniela, J. (2012). Peran Akuntansi Lingkungan dalam Meningkatkan Kinerja Lingkungan
dan Kinerja Keuangan Perusahaan.
145
Ni Made Yulianingsih et al

Dewi. (2016). Pemahaman dan Kepedulian Penerapan Green Accounting : Studi Kasus UKM
Tahu di Sidoarjo.
Energi, S. (2019, 1 November). Retrieved from https://sudutenergi.com/permasalahan-
pertambangan-di-indonesia/
Epi. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Kepemilikan Manajerial Dan Manajemen
Laba Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Pada
Bursa Efek Indonesia.
Febriany, N. (2019). Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Ilmiah
akuntansi.
Hermayanti. (2019). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Indtitusional dan
pengungkapan CSR Pada Kinerja Keuangan Perusahaan . E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, Vol 27.
Hidayat, I. M. (2019). Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 9.
Ihyaul. (2019). Investigasi Hubungan Antara Kinerja Modal Intelektual dan Praktik
Pengungkapannya dalam Laporan Tahunan Perusahaan. jurnal ekonomi dan bisnis,
Vol. 17 No.1 hal 36-45.
Kartika. (2020). Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan Institusional Terhadap
Kinerja Keuangan Pada perusahaan Manufaktur Sektor Barang dan konsumsi yang
tedaftar di Bursa Efek Indonesi Tahun 2016-2018.
Ningsih. (2017). Implementasi Green Accounting dalam Meningkatkan kinerja Perusahaan.
JABE (Journal of Apllied Bussines and Economic), 4(2), 149.
Pulic, A. (1998). Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge
Economy. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and
Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for Intellectual Potential.
Rismawati, Y. (2021). PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KINERJA
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur di Sektor Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2018-2019).

146

Anda mungkin juga menyukai