Dapur
Dapur
Dapur
Oleh :
Nama : Tiara Syavira 20011005
Nama : Nabilah Aufa Maulana 20011030
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini dapat menjadi makalah yang baik. Kemudian apabila banyak
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis mohon maaf sebesar-
besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2
2.1 Fungsi Dapur Dalam Penyelenggaraan Makanan..............................2
2.2 Jenis Ruang Penyelenggaraan Makanan............................................5
2.3 Tipe-Tipe Dapur................................................................................6
2.4 Tata Letak (Lay Out) Pada Area Pemasakan (Cooking Area)...........7
2.5 Tata Letak, Tata Alur, Macam Dan Syarat Dapur.............................10
2.6 Prinsip Perencanaan Dan Lay Out Dapur..........................................11
BAB IV KESIMPULAN..................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
biaya operasional dan memaksimalkan produktivitas merupakan kegiatan
penting bagi seorang manajer foodservice. Perencanaan untuk dapur baru
dapat mengambil waktu beberapa bulan atau tahun untuk menyelesaikannya,
sebagian besar rumah sakit dan sekolah food service yang terlibat dalam
proses untuk merencanakan dapur baru, member kesimpulan bahwa proses
perencanaan membutuhkan waktu lebih dari 7 bulan untuk menyelesaikan
(Nettles, Gregoire, & Canter,1997; Nettles & Gregoire,2000).
Perencanaan dapur melibatkan baik desain dan komponen tata letak dan
pertimbangan prinsip-prinsip alur jalan. Desain berfokus pada perencanaan
ruang secara keseluruhan dan meliputi ukuran, bentuk, gaya, dan dekorasi
ruang. Layout mengacu pada pengaturan detail dari peralatan, ruang lantai,
dan ruang kontra.
3
1. Simpan pada tempat penyimpanan
Letakan tempat penyimpanan kering, lemari pendingin dan chiller
dekat dengan area kerja yang akan digunakan untuk mengolah produk.
2. Memberikan pergerakan yang efisien
Menyimpan barang berdasarkan fungsinya dengan menaruh barang
yang sering dipakai di daerah yang mudah dijangkau. Simpanlah
barang yang berat di posisi bawah dan barang yang ringan di posisi
atas.
3. Memakai ruang secara efisien dengan menyediakan ukuran detail
Merencanakan kedalaman dan jarak antar tempat sesuai dengan
produk yang akan diletakan.
4. Meminimalisir penanganan dan penyimpanan
Lokasikan tempat penyimpanan dekat dengan area receiving.
Gunakan gerobak atau alat pemindah lainnya untuk memindahkan
barang dari receiving ke tempat penyimpanan.
5. Systemize
Atur dengan rapi untuk tempat penyimpanan. Pengelompokan
posisi barang tidak jauh dari yang lainnya.
6. Lakukan praktek penanganan yang praktis
Gunakan alat angkat dan perangkat mekanik lainnya untuk
mengangkat dan memindahkan produk. Jaga kebersihan lorong dan
tidak ada produk disepanjang jalan tersebut. Membentuk arus lalu
lintas (Traffic Flow) yang tetap atau permanen.
7. Komunikasi
Gunakan sinyal lampu, cermin, tombol alarm, dan transmisi
elektronik pesan untuk memfasilitasi komunikasi gerakan produk.
4
yang dibuat ini mempunyai tanggung jawab untuk mengartikulasikan visi
untuk ruang baru, menetapkan tujuan untuk proses perencanaan, dan
menggambarkan harapan untuk arah yang diinginkan, operasional, dan
pelayanan (service).
1. Dry Storage
2. Refrigerator
3. Freezer Storage
4. Receiving
5. Offices
6. Cold Food Production
7. Cafetaria Service Area
8. Hot Food Production
9. Ware Washin
5
Pilihan jenis dapur yang digunakan tentunya akan berpengaruh pada pilihan
desain kitchen set-nya.
Dapur basah merupakan jenis dapur yang berfungsi sebagai ruang untuk
melakukan kegiatan memasak dan mencuci, termasuk juga kegiatan
menghangatkan makanan dan minuman sebelum dihidangkan. Dapur basah
biasanya memiliki kitchen equipment yang lengakap, mulai dari table top
sebagai meja kerja, lemari kabinet sebagai ruang penyimpanan, sink, dan
kompor.
2.3 Tipe-Tipe Dapur
1. Conventional Kitchen
Tipe dapur dimana bahan yang dimasak seluruhnya terdiri dari
bahan mentah terlihat dari area/ruang pada dapur yang lengkap. Biasanya
digunakan pada perusahaan kecil yang menawarkan menu tidak terlalu
luas dan banquet yang tidak terlalu besar. Seluruh bagian atau area dapur
dapat ditempatkan menjadi satu ruang, dimana bagian preparation dan
bagian finishing ditempatkan pada area yang sama serta semua makanan
panas dilayani dalam satu outlet kitchen.
2. Combined Preparation and Finishing Kitchen
Combined Preparation and Finishing Kitchen adalah tipe dapur
yang biasanya terdapat pada perusahaan ukuran menengah yang
memungkinkan untuk mempersiapkan sejumlah standar menu dan porsi
tertentu. Bentuk dapur ini sangat berbeda dengan bentuk dapur
conventional karena di sini terdapat pemisahan antara bagian yang
mempersiapkan dengan bagian yang mengolah makanan. Tipe dapur
dimana dalam proses produksi mengkombinasikan bahan mentah dan
makanan yang telah matang. Biasanya digunakan pada perusahaan ukuran
menengah, sejumlah menu sudah terstandarisasi, preparation dan finishing
dipisahkan dalam dua blok.
3. Separated Preparation and Finishing Kitchen
Tipe dapur dimana proses produksi dan finishing tidak pada satu
gedung. Ruang finishing adalah ruang distribusi dimana berada di
6
beberapa tempat (satelit). Biasanya digunakan pada perusahaan ukuran
besar, terdapat satelit kitchen, ruang yang dilengkapi dengan pembagian
kerja dan kitchen equipment. Sistem ini sesuai untuk diterapkan dalam
jasa pelayanan skala besar. Dapur ini terbagi menjadi beberapa bagian,
seperti bagian persiapan, bagian pengolahan, bagian pemorsian dan
bagian penyelesaian. Dengan adanya pembagian tersebut maka akan
tercipta beragam menu dan jenis makanan yang dapat disajikan dalam
jumlah besar dengan waktu yang relatif lebih cepat.
4. Convenience Food Kitchen
Tipe dapur dimana bahan yang digunakan adalah bahan siap pakai
(convenience). Pada dapur tidak terdapat ruang pemasakan, perusahaan
tidak melakukan kegiatan persiapan, memerlukan cold/dry storage, bagian
persiapan hanya memerlukan peralatan seperti microwave, convenience
oven, kecuali makanan yang harus dibuat sendiri seperti fresh salad.
5. Sistem Multitim
(multiteam system) suatu pengumpulan dua atau lebih tim yang
saling bergantung yang berbagi tujuan dari atasan; tim yang berdiri atas
banyak tim.
2.4 Tata Letak (Lay Out) Pada Area Pemasakan (Cooking Area)
Beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam mendesain dapur
adalah menentukan perletakan tempat memasak, tempat mencuci dan tempat
menyimpan, yang lebih dikenal dengan ”prinsip segitiga”. Prinsip ini
menekankan agar antara ketiga fungsi (memasak – mencuci – menyimpan)
tidak saling menghalangi namun jaraknya tidak terlalu jauh. Ada beberapa
tata letak (lay out) pada area pemasakan/cooking area sebagai berikut :
1. Tipe Garis Lurus (Line Shape) atau Single line
Dapur dengan tipe ini adalah bentuk dapur yang paling sederhana,
hanya berupa susunan kabinet memanjang yang menampung seluruh
fungsi dapur pada satu garis lurus. Keuntungan model ini amat
7
menghemat tempat, dapur bisa digabungkan dengan ruangan lain seperti
ruang makan. Jarak yang ditempuh pekerja pendek, menghemat waktu
dan energi, bahan makanan tidak menunggu lama sebelum diproses.
Minimal membutuhkan tempat sekitar 3-4 meter panjang dinding.
Namun yang perlu diperhatikan pada desain ini adalah penempatan
kompor dan sink, karena salah peletakan bisa mengakibatkan tidak
praktisnya kegiatan di dapur. Kerugian dari tipe dapur ini adalah hanya
memuat tempat dan peralatan yang terbatas sehingga ruang gerak pekerja
terbatas dan produk yang dihasilkan juga menjadi terbatas. Dapur jenis ini
banyak ditemui di apartemen atau rumah atau institusi yang memiliki
ruang-ruang yang memanjang dan tidak terlalu lebar. Bentuk ini kurang
efektif namun hemat tempat.
2. Tipe Koridor (Double Line)
Pada tipe ini dapur diletakkan pada dua sisi dinding yang berhadapan.
Ruangan yang tercipta di antara dua sisi yang berhadapan ini, difungsikan
sebagai ruang sirkulasi dari keduanya. Untuk zona masak dan air bersih
pada satu sisi, sementara sisi lainnya dapat di gunakan untuk area
penyimpanan. Atau zona memasak pada satu sisi, sedangkan sisi yang
lainnya dapat digunakan untuk area air bersih dan penyimpanan. Model
ini dibuat untuk memudahkan pemisahan antara dapur bersih dan dapur
kotor.
3. Tipe L (L Shape)
Model ini bisa diterapkan pada ruang yang terbatas. Jalur sirkulasi
pada dapur L relatif lebih nyaman. Bentuknya yang siku memungkinkan
pengelompokan antara dapur bersih dan kotor ditempatkan pada 2 dinding
yang berpotongan (di sudut). Keuntungan dari tipe dapur ini memuat
tempat dan peralatan yang lebih banyak, cocok untuk ruangan dapur yang
mempunyai panjang ruangan terbatas, cocok untuk memisahkan dua
kelompok peralatan dan pembagian kerja dapat lebih merata. Kerugiannya
memerlukan waktu dan energi yang lebih banyak.
4. Tipe U (U shape)
8
Bentuk dapur U biasanya menempati tiga dinding dan dapat
digabungkan dengan bar. Dapur U bisa dimanfaatkan untuk penyimpanan
yang cukup luas. Salah satu tipe dapur yang dapat menciptakan tempat
penyimpanan peralatan yang cukup banyak dan efektif. Penataan zonanya
lebih fleksibel, tergantung kebutuhan penggunanya. Cocok untuk ruangan
dapur kecil dengan sedikit pekerja. Kerugiannya ruang gerak pekerja
terbatas dan bila peralatan terlalu banyak terkesan tidak rapi.
5. Tipe Pulau (Island)
Model dapur “island” membawa kesan ekslusif dan dapat
diterapkan apabila ruangan yang tersedia cukup luas. Pada model ini
kompor atau oven berikut cooker hood terpisah dari perangkat dapur
lainnya. Selain itu, tipe island ini juga berfungsi sebagai tempat makan
dan meja saji juga. Biasanya, lay out dapur ini berbentuk tipe single line
atau tipe L dengan tambahan sebuah meja di tengahnya (island). Meja
yang berada di tengah tersebut, dapat berupa meja yang permanen
maupun meja yang dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan kebutuhan.
6. Tipe G
Dapur tipe ini sama dengan menutupi seluruh dinding dapur
dengan kabinet. Apabila ruang dapur cukup besar dan membutuhkan
banyak tempat penyimpanan alat-alat makan yang jarang dipakai, tipe ini
bisa digunakan. Namun banyak desainer dapur modern saat ini tidak akan
menyarankan menggunakan desain model ini. Disamping banyak terjadi
ruang mati pada kabinet-kabinet sudut, juga dapur akan terlihat penuh dan
kurang memberi kenyamanan secara psikologis.
7. Tipe Parallel back to back
Dapur dengan tipe parallel back to back antar pekerja melakukan
kegiatan dengan posisi saling membelakangi, bekerja tanpa harus
bertabrakan, cocok untuk ruang dapur yang luas, memuat tempat dan
peralatan yang lebih banyak dan pembagian kerja dapat lebih merata serta
hasil produksi dapat lebih banyak, sering digunakan untuk
penyelenggaraan makanan komersial.
9
8. Tipe Parallel Face to face
Bentuk Pararel Face to Face biasa digunakan pada institusi besar
seperti Rumah Sakit, memungkinkan antar pekerja melakukan kegiatan
dengan posisi saling berhadapan. Namun demikian, tipe-tipe lay out dapur
di atas hanya dapat berfungsi optimal jika sesuai dengan ukuran ruang.
Tipe lay out dapur berdasar ukuran ruang dapat dilihat pada tabel berikut.
2.5 Tata Letak, Tata Alur, Macam Dan Syarat Dapur
1. Tata letak, alur, macam dan syarat dapur
a. Memungkinkan dilakukan pekerjaan pengolahan makanan secara
runtut dan efisien.
b. Terhindar kontaminasi silang produk makanan dari bahan mentah,
peralatan kotor, dan limbah pengolahan.
2. Perlengkapan penanganan sampah dan limbah
a. Tujuan pembuangan sampah adalah untuk mengumpulkan sampah
di setiap unit kerja, misalnya ruang penerimaan, persiapan dan
lain-lain, dengan menggunakan alat berupa tong atau drum yang
dilapisi plastik setiap kali pekerjaan selesai, plastik harus diangkat.
Harus dipisahkan antara sampah basah dan kering yang dapat atau
tidak dapat di daur ulang.
b. Mesin Sampah Mekanik adalah untuk melakukan tindakan tertentu
terhadap sampah, yaitu menghancurkan, memadatkan dan
membakar sampah. Alat yang digunakan adalah Incinerator yaitu
alat pembakar sampah, rubbish compactor adalah alat untuk
memadatkan sampah, bottle crusheryaitu alat penghancur botol
dan kaleng.
c. Ruangan Pembuangan Sampah adalah untuk menyimpan sampah
harian dari seluruh unit kerja, menunggu waktu atau jadwal
pembuangan sampah, kadang-kadang dilengkapi dengan refrigator
untuk menghindari pembusukan sampah sebelum dibuang.
d. Tempat sampah yang harus segera dijauhkan dari area produksi.
Tempat pembuangan sampah (container) harus tahan terhadap
10
bahan buangan, dan mudah dibersihkan, terlindung dari binatang
pengerat, mudah ditutupi, kedap air, sampah sebaiknya jangan
tersimpan dimana-mana, akan tetapi pada container yang telah
ditetapkan.
e. Air limbah berasal dari tempat cuci, dapur dan kamar mandi, air
limbah dari jasa boga umumnya banyak mengandung lemak, oleh
karena itu tidak boleh dibuang ke dalam saluran langsung.
f. Asap dapur harus segera dikeluarkan di dapur, sebelum dibuang
asap dapur disaring dengan saringan lemak (grase filter).
3. Peralatan dapur
Faktor perlengkapan dan peralatan memegang peranan penting
selain letaknya, bentuk serta konstruksi alat-alat juga berpengaruh
terhadap timbulnya kecelakaan di tempat kerja. Oleh karena itu tempat
untuk penyelenggaraan makanan hendaknya ruang dapur cukup luas
untuk peralatan dan manusia serta lalu lintas bahan makanan. Manusia
ataupun alat perlengkapan kecil yang cukup disertai tempat penyimpanan
yang praktis, serta tersedianya ruang istirahat pegawai merupakan faktor
lain yang perlu dipertimbangkan di dalam ruang dapur selain penerangan
dan ventilasi harus cukup (Mukrie, 1996).
4. Perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja
Suatu varietas yang besar bagi peralatan perlindungan bagi pekerja
yang dibutuhkan pekerja pada pekerjaannya. Perlindungan dengan plastik
tangan atau menset sangat diperlukan dimana sering terjadi masalah
terhadap benda-benda yang butuh tingkat stirilisasi tinggi. Penutup
rambut seperti topi koki dapat digunakan untuk mencegah masuknya
kotorankotoran yang mungkin berasal dari rambut, maupun mencegah
aroma yang tajam melekat di rambut (Mukrie, 1996).
2.6 Prinsip Perencanaan Dan Lay Out Dapur
Pada sistem penyelenggaraan makanan seorang manajer atau pengelola
harus memahami mengenangi prinsip desain dan lay out dapur. Bila pada
penyelenggaraan makanan terjadi perubahan menu, macam hidangan yang
11
baru, cara pelayanan yang berubah, maka seorang manajer harus mampu
merancang kebutuhan sarana fisik beserta peralatannya.
Desain diartikan merancang bangunan gedung/area yang akan dibuat yang
meliputi luas dapur, bentuk/shape dan gaya/stlyle. Luas dapur sangat
tergantung dari besar kecilnya kegiatan di dapur. Luas dapur suatu saat akan
berkembang menjadi lebih luas bila ada permintaan yang semakin meningkat.
Bentuk dapur juga perlu dirancang sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan dan tidak kalah penting gaya atau model bangunan serta dekorasi
perlu dirancang bersama dengan tim interior.
Lay out diartikan sebagai merancang tata letak ruangan yang diperlukan
agar terjadi alur kerja dan alur produksi yang searah dan tidak bertabrakan.
Selain itu juga menyangkut tata letak alat-alat di area produksi dan distribusi
serta menyangkut alur kerja. Syarat alur kerja yang baik :
1. Pekerja sedapat mungkin dilakukan menurut salah satu arah/continous
(hindari arus bolak balik atau simpang siur) menggunakan sedikit
waktu dan energi.
2. Bahan makanan tidak terlalu lama menunggu sebelum proses.
3. Penggunaan ruangan dan alat semaksimal mungkin.
1. Lay out, desain dan fasilitas harus berdasarkan menu/pola menu. Pada
pola menu makanan Indonesia, maka harus ada sarana untuk mencuci
beras dan mengolah nasi (rice cooker), lauk hewani, lauk nabati, sayur
dan makanan kecil/snack.
2. Desain harus mempertimbangkan perubahan terhadap masa mendatang
(fasilitas baru, item menu baru, perkembangan alat-alat dan mesin).
Setiap institusi diharapkan dapat berkembang, sehingga perlu
disediakan lahan untuk pengembangan yang dapat diprediksi.
3. Perencanaan juga harus mempertimbangkan berbagai bentuk energi
yang akan digunakan karena akan menyangkut biaya/cost.
12
4. Desain dan fasilitas yang dihasilkan harus dapat mengantisipasi
lingkungan seefisien mungkin karena hal ini menyangkut produktifitas
kerja dan kenyamanan konsumen.
5. Menetapkan alur kerja rutin dan lancar.
6. Sedapat mungkin semua kegiatan dilakukan pada lantai yang sama.
7. Membuat jarak seminimal mungkin antara area produksi dengan pusat
penyajian.
8. Mengatur pusat kerja di dapur secara rapi.
9. Merancang kondisi tempat kerja agar lebih produktif.
10. Merancang dalam segi sanitasi dan keselamatan kerja.
11. Perencanaan desain dan lay out dapur memerlukan tim perencana yang
akan bekerja sehingga bisa memenuhi apa yang diharapkan.
13
gambar bangunan. Insinyur sipil, bertugas menentukan dan melengkapi
desain bangunan, arus kerja dan peralatan, air, listrik, bahan bakar serta
perlengkapan lain. Mengusulkan macam ruangan, material serta
konstruksi. Insinyur desain interior mengusulkan arus kerja dan peralatan,
mengusulkan instalasi penerangan, pendingin serta instalasi perpipaan dan
kabel listrik. Desain ruangan bagian dalam serta mengkoordinasikan
rencananya dengan bagian lain.
Berikut akan dijelaskan langkah-langkah perencanaan sarana fisik dan
peralatan pada penyelenggaraan makanan institusi, yaitu:
1. Menentukan jenis institusi dan tujuan perencanaan sarana fisik.
2. Menentukan apakah tipe proyek baru atau renovasi/pengembangan.
3. Menentukan lokasi apakah didaerah atau kota, berbukit aau tidak.
4. Menetapkan macam dan jumlah klien.
5. Menentukan kegiatan-kegiatan di dapur.
14
b. Sistem pelayanan.
c. Susunan bangunan.
d. Jumlah pegawai.
e. Jumlah dan macam makanan yang diselenggarakan.
15
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam sebuah dapur harus ada ventilasi udara yang baik, karena dapur
terbentuk uap, panas dan berbagai bau-bauan, oleh karena itu pada dapur
dilengkapi dengan kipas penghisap asap agar udara dapat tetap baik dan segar.
Demikian pula dengan penerangan atau pemilihan warna supaya tidak
menimbulkan kesan yang sempit dan gelap, permukaan dinding dan lantai
dipilih yang kuat, tahan panas dan mudah dibersihkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
17