Fashion 2
Fashion 2
Fashion 2
2159
AI in enhancing the productivity performance of the creative industry. In conclusion, the
implementation of AI has brought significant positive impacts to the creative industry in Indonesia.
AI has enriched the creative process, improved production efficiency, and expanded markets. With
appropriate policies and a deep understanding of AI potential, Indonesia can continue to develop
its creative industry to be more innovative and globally competitive.
Keywords: Artificial Intelligence (AI), Creative Industries, Creative Industries.
PENDAHULUAN
AI (Artificial Intelligence) adalah bidang ilmu komputer yang berfokus pada
pengembangan sistem yang dapat meniru kecerdasan manusia. AI melibatkan penggunaan
algoritma dan teknik komputasi untuk memungkinkan mesin atau komputer "belajar" dari data,
menganalisis informasi, mengambil keputusan, dan melakukan tugas-tugas yang memerlukan
pemikiran cerdas.
AI memiliki berbagai pendekatan dan teknik, termasuk machine learning, deep learning,
logika fuzzy, dan sistem pakar. Machine learning adalah cabang AI yang berfokus pada
pengembangan algoritma yang dapat belajar secara mandiri dari data dan meningkatkan kinerjanya
seiring waktu. Deep learning adalah metode machine learning yang menggunakan jaringan saraf
tiruan dengan banyak lapisan (layer) untuk memproses dan memahami data yang kompleks (Gasmi
et al., 2022).
Perkembangan AI di Indonesia mencerminkan evolusi global dalam bidang tersebut.
Meskipun Indonesia belum menjadi pemain utama dalam penelitian dan pengembangan AI, negara
ini telah menyaksikan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Sejarah
perkembangan AI di Indonesia dimulai pada tahun-tahun terakhir abad ke-20 dan terus
berkembang seiring dengan perkembangan global dalam bidang ini.
Pada awal 2000, AI di Indonesia masih relatif terbatas dan berfokus pada bidang-bidang
tertentu seperti pengenalan suara dan pemrosesan bahasa alami. Beberapa perguruan tinggi mulai
memperkenalkan kursus AI dalam program studi ilmu komputer. Hingga pada 2010-an, ada
peningkatan kesadaran terhadap potensi AI di Indonesia. Perusahaan teknologi dan startup mulai
mengembangkan aplikasi AI dalam berbagai sektor, termasuk e-commerce, keuangan, perawatan
kesehatan, dan logistik (Anggraeni & Maulani, 2023). Peningkatan aksesibilitas terhadap sumber
daya AI seperti perangkat keras dan perpustakaan pemrograman membantu mendorong
perkembangan AI di Indonesia (1 Tahun Making Indonesia 4.0, n.d.).
Tahun 2018, Pemerintah Indonesia meluncurkan inisiatif "Making Indonesia 4.0" yang
mendorong penggunaan teknologi cerdas, termasuk AI, untuk meningkatkan daya saing industri.
Langkah ini memicu peningkatan minat dalam AI dan mendorong pendirian pusat penelitian dan
inkubator teknologi di Indonesia. Tahun berikutnya (2019), Kementerian Komunikasi dan
Informatika Indonesia meluncurkan Roadmap AI Nasional yang bertujuan untuk mengembangkan
kapabilitas AI di Indonesia. Roadmap ini mencakup upaya untuk meningkatkan riset dan
pengembangan AI, pelatihan sumber daya manusia, pembentukan regulasi yang mendukung, dan
kolaborasi antara sektor publik dan swasta (1 Tahun Making Indonesia 4.0, n.d.).
AI semakin menjadi fokus utama dalam berbagai sektor di Indonesia pada tahun 2020.
Perusahaan besar dan startup semakin mengadopsi teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi,
inovasi, dan pelayanan kepada pelanggan. Terdapat peningkatan jumlah konferensi, seminar, dan
komunitas AI di Indonesia, yang mendorong pertukaran pengetahuan dan kolaborasi antara para
ahli dan praktisi A (1 Tahun Making Indonesia 4.0, n.d.).
Walaupun perkembangan AI di Indonesia masih relatif baru, negara ini memiliki potensi
besar untuk tumbuh menjadi pusat inovasi AI di Asia Tenggara. Dengan upaya pemerintah,
2160
dukungan industri, dan kolaborasi antara sektor publik dan swasta, diharapkan AI di Indonesia
akan terus berkembang dan memberikan dampak positif pada berbagai sektor dan masyarakat.
Dalam penyerapannya, Indonesia mengadaptasi AI melalui beberapa cara berikut:
1. Transfer Teknologi: Seiring dengan perkembangan teknologi AI di tingkat global,
perusahaan teknologi internasional membawa teknologi AI mereka ke Indonesia.
Perusahaan-perusahaan ini bermitra dengan perusahaan lokal, universitas, atau lembaga
riset untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi AI, serta melatih sumber daya manusia
di bidang ini.
2. Kolaborasi dan Aliansi: Kolaborasi dan kemitraan antara perusahaan lokal dan
internasional juga menjadi jalur penting dalam memperkenalkan AI ke Indonesia.
Perusahaan lokal berkolaborasi dengan perusahaan internasional untuk mengembangkan
dan menerapkan solusi AI dalam industri tertentu. Aliansi seperti ini membawa teknologi
AI ke Indonesia dan mempercepat adopsinya.
3. Pelatihan dan Pendidikan: Peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam AI
dilakukan melalui pelatihan dan pendidikan. Beberapa perguruan tinggi dan lembaga
pendidikan di Indonesia menawarkan program studi dan pelatihan khusus dalam AI.
Inisiatif pemerintah, seperti Roadmap AI Nasional, juga mendorong pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia di bidang AI.
4. Inisiatif Pemerintah: Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam
memperkenalkan dan memperluas adopsi AI di negara ini. Inisiatif "Making Indonesia
4.0" dan Roadmap AI Nasional merupakan contoh upaya pemerintah untuk mendorong
pengembangan dan penerapan AI di berbagai sektor industri. Pemerintah juga memberikan
dukungan kebijakan, insentif, dan infrastruktur untuk mendukung pengembangan AI.
5. Adopsi Industri: Perusahaan-perusahaan di Indonesia, baik besar maupun startup, telah
mulai mengadopsi teknologi AI dalam operasi mereka. Industri e-commerce, keuangan,
perawatan kesehatan, logistik, dan sektor-sektor lainnya telah melihat manfaat dari
penerapan AI untuk meningkatkan efisiensi, analisis data, personalisasi layanan, dan
pengambilan keputusan yang lebih cerdas.
6. Komunitas AI: Adanya komunitas AI yang aktif di Indonesia, seperti kelompok riset,
komunitas pengembang, dan acara-acara industri, telah memainkan peran penting dalam
memperkenalkan dan mengembangkan AI di Indonesia. Komunitas ini menjadi wadah
untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kerja sama dalam mengembangkan aplikasi
AI (1 Tahun Making Indonesia 4.0, n.d.).
Dengan kombinasi dari faktor-faktor di atas, AI telah berhasil masuk dan berkembang di
Indonesia. Meskipun, masih ada tantangan dalam hal aksesibilitas teknologi, ketersediaan sumber
daya manusia yang berkualitas, serta regulasi yang mendukung. Dalam beberapa tahun terakhir,
upaya terus dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan dan pertumbuhan AI di Indonesia.
Industri kreatif di Indonesia memiliki peranan penting dalam peningkatan ekonomi negara.
Industri kreatif merupakan sektor industri dengan memanfaatkan kreativitas, keterampilan dan
bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan kerja melalui penciptaan daya
kreativitas, keterampilan, dan bakat. Menurut data Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif), pada tahun 2019 sub sektor ekonomi kreatif menyumbangkan Rp. 1.153,4
Triliun PDB (Produk Domestik Bruto) atau 7,3% terhadap total PDB Nasional, 15,2% tenaga
kerja, dan 11,9% ekspor. Saat ini terdapat kurang lebih 8,2 juta usaha kreatif di Indonesia.
Kebanyakan didominasi oleh 4 sub sektor yakni usaha kuliner, fashion, dan kriya. Selain itu,
ekonomi kreatif dengan pertumbuhan tercepat yakni, film, animasi, dan video, seni pertunjukan,
dan desain komunikasi visual. Pesatnya pertumbuhan sektor kreatif didukung oleh semakin
tingginya adopsi teknologi di masyarakat (Lestari, Anggraini, Ratu, & Purnamasari, 2022).
2161
Pada perkembangannya, Industri kreatif Indonesia tidak hanya mengadopsi teknologi
namun juga turut serta memanfaatkan AI.Proses adopsi AI terhadap industri terlihat cukup
signifikan. Para pekerja industri kreatif diberikan kemudahan dalam mencari ide dan efisiensi.
Penelitian ini akan melihat bagaimana peran AI terhadap kinerja industri kreatif di Indonesia.
Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan penjabaran deskriptif analisis data.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian metode kualitatif. Tipe penelitian ini
menggunakan studi kasus dimana dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan
pemeriksaan terhadap suatu keadaan atau kejadian yang terjadi yang disebut sebagai kasus dengan
menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data,
pengamatan informasi, dan pelaporan hasilnya sebagai bukti yang konkret (Fitrah, 2018). Sebagai
hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat
menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian metode kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
obyek yang alamiah (sebagai eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrume kunci. Penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Erwanto, Sugiyono, Rohman, Abidin,
& Ariyani, 2012).
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
adalah penelitian yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah. Dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Wijaya, 2019).
Adapun beberapa alasan peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif adalah sebagai
berikut:
a. Keinginan peneliti yang memang ingin menggunakan pendekatan kualitatif.
b. Penelitian dengan menggunakan pendekatan pendekatan kualitatif lebih mudah dirasa oleh
peneliti bila berhadapan dengan kenyataan di lapangan.
c. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif akan menjadikan hubungan peneliti dengan
informan menjadi lebih dekat.
Hasil penelitian dengan metode kualitatif lebih mudah dipahami oleh masyarakat umum
dan masyarakat awam, sebab penelitian ini hanya menggunakan penjelasan berupa uraian kata dan
kalimat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Moleong, 2019).
2162
instruksi yang diberikan atau Amper Music yang dapat menghasilkan musik otomatis berdasarkan
preferensi dari pengguna.
1.1.2 Membantu mengolah gambar dan desain
Adobe sensei merupakan salah satu contoh AI yang dapat mengolah gambar dan desain.
Adobe sensei dapat meningkatkan proses editing dan manipulasi gambar dengan fitur seperti
penghapusan objek, pemulihan gambar yang buram, dan pengaturan otomatis.
1.1.3 Membantu analisis data dan prediksi
AI juga dapat membantu untuk melakukan data analisis dalam industri kreatif. Contohnya
seperti data terkait trend konsumen, preferensi audiens, dan perilaku pengguna. Hal ini dapat
membantu pelaku industri untuk melakukan peningkatan konten agar lebih dapat menyasar pada
target pasar.
1.1.4 Virtual dan Augmented Reality (VR/AR)
Teknologi VR/AR merupakan teknologi yang diciptakan untuk pengalaman interaktif yang
lebih imersif dan realistis. Contohnya adalah mengenal gerakan tubuh dalam game VR atau
penyesuaian otomatis dalam aplikasi filter AR.
1.1.5 Membantu menerjemahkan dan menerbitkan otomatis
AI dapat membantu menerjemahkan teks secara otomatis dari satu bahasa ke bahasa lain.
Selain itu dalam penerbitan konten, AI dapat membantu untuk menghasilkan ringkasan otomatis,
seperti menghasilkan judul yang menarik, atau melakukan pengeditan gramatikal.
1.1.6 Personalisasi Konten
AI dapat digunakan untuk memberikan pengalaman konten yang lebih personal bagi
pengguna, seperti platform streaming musik spotify yang menggunakan AI untuk menganalisa
preferensi musik pengguna secara real-time dan merekomendasikan lagu dan playlist yang sesuai
dengan selera mereka.
1.1.7 Pembuatan Film dan Efek Visual
AI juga dapat digunakan dalam industri film yakni dalam membantu menciptakan efek
visual yang kompleks dan realistis. Teknik seperti deep learning dan komputerisasi visual
memungkinkan pembuatan karakter digital adegan yang ditingkatkan dan efek visual yang
menakjubkan.
1.1.8 Pengoptimalan Rute dan Logistik
Dalam industri kreatif seperti film dan produksi televisi, AI dapat digunakan untuk
mengoptimalkan rute pengiriman peralatan, logistik produksi, dan penjadwalan untuk
meningkatkan efisiensi operasional.
1.1.9 Penyuntingan video otomatis
AI juga dapat digukan untuk menyunting video secara otomatis dengan mengenali adegan,
menghilangkan bagian yang tidak diinginkan, dan menghasilkan cuplikan yang menarik secara
otomatis.
1.1.10 Generasi karakter dan cerita
AI dapat digunakan untuk menghasilkan karakter dan cerita secara otomatis. Dengan
menggunakan algoritma pembelajaran mesin, AI dapat menciptakan karakter dengan kepribadian
dan latar belakan yang berbeda, serta menghasilkan alur cerita yang menarik.
Dalam artikel yang diterbitkan oleh New European Media yakni, “AI in the Media and
Creative Industries”, menyebutkan bahwa adopsi industri kreatif terhadap AI sangatlah
menjanjikan dan relevan. Menurut artikel tersebut, AI dapat digunakan untuk menciptakan konten
media baru, mengedit dan memproses konten serta memberikan pengalaman konsumen yang
personal dan inklusif. Namun, terdapat tantangan yang harus diatasi, seperti memastikan aplikasi
AI yang digunakan secara etis dan tidak bias, mengembangkan alat AI yang dapat bekerja dengan
sedikit data terlabel atau bahkan tanpa label, serta meningkatkan kehandalan dan ketahanan AI
2163
dalam mengenali pola dalam data yang bising atau tidak stabil. Tidak hanya itu, adopsi AI dalam
industri kreatif juga harus memperhatikan masalah privasi dan perlindungan data, serta
memastikan bahwa penggunaan AI tidak merugikan atau diskriminatif terhadap kelompok tertentu
(Amato et al., 2019).
Dalam artikel tersebut, Amato, dkk. Menyebutkan bahwa adopsi AI dalam industri kreatif
dapat memberikan manfaat seperti memberikan alat kreatif baru bagi musisi dan produser,
mempercepat proses pembuatan musik, dan meningkatkan aksesibilitas media. Namun, ia
menambahkan bahwa adopsi AI dalam industri kreatif juga harus memperhatikan masalah privasi,
bias, dan etika. Oleh karena itu, karyawan industri kreatif perlu mempertimbangkan bagaimana
mereka dapat menggunakan AI secara etis dan memastikan bahwa penggunaan AI tidak merugikan
atau diskriminatif terhadap kelompok tertentu. Selain itu, karyawan industri kreatif juga perlu
mempertimbangkan bagaimana mereka dapat memanfaatkan AI untuk meningkatkan kreativitas
karyawan dan mempercepat proses produksi, sehingga mereka dapat bersaing di pasar yang
semakin kompetitif (Amato et al., 2019).
2. Penerapan AI di Subsektor Industri Kreatif
Dalam sebuah artikel berjudul,” An Extended AI-Experience: Industry 5.0 in Creative
Product Innovation” menyebutkan bahwa AI dapat mempengaruhi industri kreatif dengan cara
mengintegrasikan teknologi VR dan AI untuk menciptakan lingkungan brainstorming yang baru
dan inovatif. Dalam lingkungan ini, AI dapat memberikan dukungan dalam bentuk pencarian dan
ekstraksi informasi yang cerdas. Selain itu, interaksi manusia yang lebih maju melalui pelacakan
gerakan tubuh, algoritma pengenalan ucapan, dan pemrosesan bahasa alami. AI juga dapat
membantu dalam klasifikasi dan organisasi stimuli kreatif seperti gambar produk, aset 3D dan
paten, serta memberikan akses ke desain dan konsep sebelumnya yang dapat digunakan sebagai
referensi dalam proses ide (Grech et al., 2023).
Penerapan AI telah memberikan dampak yang signifikan pada berbagai sub-sektor di
Industri Kreatif. Berikut ini merupakan dampak pemanfaatan AI dalam industri kreatif:
2.1 Pembuatan Narasi
Dalam dunia kreativitas seni, baik itu dari sisi fiksi, jurnalistik, game, dan bentuk hiburan
lainnya, narasi merupakan suatu elemen penting dalam proses pembuatannya. Dengan kehadiran
AI, pembuatan narasi mengoptimalkan penggunaan data pendukung seperti mengorganisir dan
mencari melalui arsip besar untuk film dokumenter. Contoh, skrip film pendek fiksi, Sunspring
yang release tahun 2016 merupakan salah satu skrip yang ditulis oleh mesin AI yang dikenal
sebagai Benjamin buatan Universitas New York (Anantrasirichai & Bull, 2021).
Dalam industri gaming, AI telah digunakan untuk mendukung desain, pengambilan
keputusan, dan interaktif. Contoh, MADE (Massive Artificial Drama Engine for Non Player
Characters) yang menghasilkan konten prosedural dalam game. Selain itu, AI Dungeon adalah
sebuah game berbasis web yang mampu menghasilkan alur cerita secara real-time dengan
berinteraksi antar pemain (Anantrasirichai & Bull, 2021).
2.2 Jurnalisme dan Text Generation
Pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing/NLP) mengacu pada kelas teknik
komputasional yang melibatkan pengolahan ucapan dan teks. Sistem ini menganalisa data bahasa
alami dan melatih mesin untuk memahami dan menghasilkan bahasa manusia secara langsung.
Algoritma NLP sering melibatkan pengenalan ucapan, pemahaman bahasa alami, dan generasi
bahasa alami. Jurnalisme otomatis, atau dikenal sebagai robot jurnalisme menggambarkan alat
otomatis yang dapat menghasilkan artikel berita dari data yang terstruktur. Jurnalisme otomatis
saat ini sudah cukup banyak digunakan, contohnya adalah BBC yang melaporkan pemilihan umum
di Inggris pada tahun 2019 menggunakan robot jurnalisme. Selain itu, Forbes menggunakan sistem
konten manajemen berbasis AI yang disebut Bertie untuk membantu memberikan draft pertama
2164
dan template berita kepada para reporter. The Washington Post juga memiliki pelaporan robot
yang disebut Heliograf. Bahkan, Microsoft mengumumkan bahwa mereka menggunakan sistem
otomatis untuk memilih berita yang akan muncul di web MSN pada tahun 2020 (Anantrasirichai
& Bull, 2021). Pada 21 April 2023, TVOne memperkenalkan Karni Ilyas dalam bentuk avatar
sebagai pembawa acara “Apa Kabar Indonesia”. Human Digital Presenter yang diusung oleh
TVOne merupakan inovasi teknologi berbasis AI pertama di Indonesia dalam bidang live
journalistic (Lahur, 2023).
2.3 Music Generation
AI juga dapat digunakan dalam komposisi musik yang dibantu oleh AI dalam mendukung
penciptaan musik (Rosilawati & Mulyani, 2020). Proses ini umumnya melibatkan penggunaan
algoritma ML untuk menganalisis data dan menemukan pola musik, seperti akor, tempo, dan
panjang dari berbagai alat musik, synthesizer, dan drum. Dari semua sistem tersebut menghasilkan
saran melodi baru yang dapat menginspirasi seniman. Contoh penggunaan perangkat lunak
termasuk Flow Machines oleh Sonny, Jukebox oleh OpenAI, dan Nsynth oleh Google AI. Contoh,
DeepJ mengkomposisi musik berdasarkan campuran gaya komposer tertentu menggunakan
arsitektur Biaxial LSTM (Anantrasirichai & Bull, 2021).
2.4 Image Generation
AI dapat digunakan secara otomatis dalam menciptakan gambar atau bentuk seni digital
baru berdasarkan kumpulan data pelatihan yang dipilih (Retnoningsih & Pramudita, 2020).
Beberapa aplikasi menghasilkan gambar baru yang dikondisikan dengan gambar input, yang
disebut dengan translasi gambar ke gambar atau ‘style transfer’. Istilah ‘translasi’ atau ‘transfer’
digunakan karena gambar output memiliki yang berbeda dengan gambar input namun memiliki
kontek semantik yang serupa. Contoh, nada abu-abu dapat diubah menjadi warna alami
menggunakan delapan lapisan konvolusi sederhana untuk menangkap makna semantik lokal dan
menghasilkan saluran warna a dan b dari ruang CIELAB (Anantrasirichai & Bull, 2021).
2.5 Animation
Penerapan AI dalam animasi adalah proses menggunakan gambar dan model untuk
membuat gambar yang bergerak (Halim & Prasetyo, 2018). Sebelum adanya AI, dahulu kala para
seniman animasi menggambar dengan tangan setiap fram dalam urutan dan merendernya dengan
kecepatan yang tepat untuk memberikan ilusi gerakan yang tepat. Setelah kehadiran AI, para
seniman memanfaatkannya untuk mengotomatisasi proses animasi, membuatnya lebih mudah,
lebih cepat, dan lebih realistis daripada sebelumnya. AI dapat menganimasikan karakter, termasuk
wajah dan postur. Bahkan Facebook Reality Labs telah menggunakan teknik ML-AI untuk
menganimasikan manusia digital yang realistis. Animasi ini dikenal sebagai Codec Avatars, yang
secara real-time menggunakan transfer gaya berbasis GAN dan menggunakan VAE untuk
mengekstrak parameter avatar. AI juga digunakan untuk meningkatkan frame rate dalam animasi
(Anantrasirichai & Bull, 2021).
Oleh sebab itu, penerapan kecerdasan buatan dalam animasi telah menghadirkan banyak
kemajuan yang signifikan. Metode AI memungkinkan pembuatan animasi yang lebih cepat,
realistis, dan interaktif (Nugraha, Suyanto, & Sofyan, 2015). Bahkan, dalam beberapa tahun
terakhir, teknologi ini telah digunakan secara luas dalam industri animasi, baik dalam pembuatan
film, permainan, maupun dalam konten digital lainnya.
2.6 AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality)
AR dan VR merupakan teknologi komputer untuk mencipatkan lingkungan yang
sepenuhnya disimulasikan atau lingkungan yang nyata tapi ditambah dengan entitas virtual
(Wiharjokusumo, Saragih, Karo-Karo, & Siringoringo, 2022). AR memperluas dunia fisik dengan
lapisan digital melalui ponsel, tablet, atau perangkat tampilan kepala, sedangkan VR membawa
2165
pengguna ke pengalaman yang imersif melalui headset dengan tampilan 3D yang mengisolasi
pengguna dari dunia fisik (Anantrasirichai & Bull, 2021).
Selain AR dan VR, ada juga MR (Mixed Reality) yang menggabungkan elemen nyata dan
virtual secara bersamaan. Dalam MR, objek virtual dapat berinteraksi dengan dunia nyata dan
sebaliknya. Teknologi MR memungkinkan pengguna untuk melihat dan berinteraksi dengan objek
virtual yang terintegrasi dengan lingkungan nyata.
AR, VR, dan MR memiliki berbagai aplikasi yang meluas, mulai dari hiburan dan
permainan, simulasi pelatihan, desain produk, hingga pengalaman belanja yang ditingkatkan.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan kecerdasan buatan juga telah berkontribusi pada
pengembangan teknoloh AR, VR, dan MR dengan memperbaiki rendering grafis, pelacakan
gerakan, dan interaksi pengguna yang lebih realistis (Anantrasirichai & Bull, 2021).
3. Tantangan Adopsi AI
Menurut laporan dari McKinsey Global Institute pada tahun 2030 AI akan
menyumbangkan kenaikan ekonomi yang diperkirakan mencapai USD 170 miliar (McKinsey
Global Institute, 2019). Ini dikarenakan perusahaan besar di Indonesia telah mulai menerapkan
teknologi AI dalam menjalankan operasional mereka. Misalnya, BCA (Bank Central Asia) yang
menggunakan chatbot berbasis AI dalam memberikan layanan pelanggan yang lebih cepat dan
efisien (“Utamakan Pelayanan Nasabah, BCA Raih Penghargaan Internasional,” 2022).
Namun, proses adopsi AI menghadapi tantangan dimana kebutuhan untuk memenuhi
teknik modern dalam menerapkan AI. Terutama Deep Learning, yang membutuhkan jumlah data
latihan yang besar untuk dikalibrasi agar dapat mengenali pola dalam data tersebut serta membuat
keputusan dan prediksi (Kurniawan, 2022). Tantangan utama nya adalah bagaimana memperoleh
dan membangun basis data yang besar dan relevan untuk setiap are aplikasi.
Selain itu, banyak industri kreatif menggunakan alat AI untuk pengenalan pola, misalnya
untuk mengenali ucapan, gambar, suara, gaya atau keadaan mental pengguna. Meskipun alat DL
terbaru telah meningkatkan akurasi pengenalan untuk beberapa media, seperti gambar, video, atau
ucapan. Kinerja pengenalan untuk beberapa media, seperti gambar, video, atau ucapan, kinerja
pengenalan saat ini masih belum sempurna untuk beberapa media dan memerlukan peningkatan
substansial lainnya.
Tidak hanya itu, alat AI modern terbukti sangat efisien dalam banyak hal untuk
menganalisis berbagai data dan media. Namun,sebagian besar dari mereka hanya bekerja dengan
sangat baik untuk untuk hal yang spesifik saja. Tantangan yang paling banyak disorot saat ini
adalah Etika (Musthafa, 2013). Penggunaan AI dalam industri kreatif menimbulkan tantangan
etika, seperti memastikan bahwa pilihan yang dibuat oleh atau dengan bantuan AI selalu etis dan
tidak bias. Hal ini menghadirkan tantangan sosial penggunaan AI untuk media dan industri kreatif,
terutama dalam memastikan aplikasi dan penggunaan AI yang tidak bias, etis, dan memberdayakan
dalam media, kebutuhan akan alat dan pemain Eropa yang kuat di bidang ini, atau manfaat yang
mungkin dari AI di media untuk aksesibilitas dan migrasi (Amato et al., 2019).
4. Peran AI terhadap Produktivitas Kinerja Industri Kreatif di Indonesia
Industri kreatif indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Tidak dapat
dipungkiri peran kemajuan industri teknologi melalui digitalisasi dan pengembangan AI turut
ambil andil dalam keberhasilan industri kreatif sebagai penyokong ekonomi negara.
GRAFIK 1: KONTRIBUSI INDUSTRI KREATIF PADA PDB NASIONAL
2166
Sumber: INFOGRAFIS DATA STATISTIK INDIKATOR MAKRO PARIWISATA & EKONOMI KREATIF
diakses melalui https://bankdata.kemenparekraf.go.id/ (diolah)
Grafik diatas menunjukkan bahwa industri kreatif memiliki peningkatan positif dalam
kontribusi terhadap PDB Nasional. Tahun 2010 diketahui bahwa industri kreatif menyumbangkan
sekitar Rp. 525.96 triliun. Tahun 2011, meningkat sebesar 10,58% dengan total kontribusi 581.54
triliun. Tahun 2012 meningkat sebesar 9,78% dengan kontribusi sebesar Rp. 638,39 triliun. Higga
tahun 2020 mengalami peningkatan mencapai Rp. 1,155.4 triliun (INFOGRAFIS DATA
STATISTIK INDIKATOR MAKRO PARIWISATA & EKONOMI KREATIF, n.d.).
Tahun 2021, industri kreatif memberikan kontribusi mencapai 6,98% terhadap PDB
Nasional, yakni senilai Rp. 1.134 triliun (PDB Ekonomi Kreatif Mencapai Rp1.134 Triliun Pada
2021 - ANTARA News Kalimantan Timur, 2022). Perkembangan industri kreatif Indonesia, juga
didukung oleh peningkatan nilai ekspor. Tahun 2020, nilai ekspor ekonomi kreatif Indonesia
mencapai US$ 18,8 miliar. Yang kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2022 dengan
mencapai US$ 23,9 miliar (TODAY'S HIGHLIGHTS 17 OKTOBER 2022, 2022).
Perkembangan industri kreatif di Indonesia, tidak luput dari masuknya AI yang semakin marak.
Banyaknya tools yang membantu pekerja kreatif dalam berkreasi mendorong peningkatan
produktivitas pelaku industri kreatif. Adanya AI membantu pekerja kreatif dalam efisiensi waktu
dan lebih mudah dalam mengeksplorasi karya. Sementara sebagai pelaku usaha di industri kreatif,
pemanfaatan AI dapat meningkatkan produktivitas kinerja karyawan dan perusahaan.
Berikut ini merupakan AI yang banyak dimanfaatkan oleh pekerja industri kreatif.
2167
- Artbreeder: merupakan tools AI yang digunakan untuk menciptakan gambar baru dengan
menggabungkan dan memanipulasi gambar yang ada. Sehingga, dengan tools ini pengguna
dapat menghasilkan desain dan ilustrasi unik dengan menggunakan teknologi AI.
4.2 Tools yang dapat membantu menciptakan dan menghasilkan ide:
- Brainstorming AI: tools ini disediakan oleh ideaflip.com dan stormboard.com
menyediakan teknologi AI untuk mengorganisir dan memvisualisasikan ide-ide yang
dihasilkan dalam brainstorming. Mereka membantu dalam mengumpulkan dan mengatur
ide-ide dengan cara kreatif dan terstruktur.
- Idea Generation Tools: tools yang disediakan oleh ideator.com dan ideawake.com
menggunakan algoritma AI untuk menghasilkan dan merekomendasikan ide baru
berdasarkan kriteria atau topik yang ditentukan. Dengan tools ini, anda dapat
mengembangkan ide, memperluas wawasan ide, dan menciptakan gagasan baru.
- Chatbot dan Virtual Assistant: tools ini mirip seperti Google Assistant, Amazon Alexa,
atau Microsoft Cortana dapat digunakan untuk meminta saran dan ide. Tools ini
menggunakan AI untuk memberikan respons dan rekomendasi berdasarkan permintaan dan
pernyataan yang diajukan.
- Trend Analysis Tools: tools ini seperti Google Trends dan BuzzSumo menggunakan teknik
AI dan analisis data untuk mengidentifikasi tren dan topik populer. Tools ini dapat
memberikan inspirasi untuk menghasilkan ide yang relevan dengan tren saat ini.
- Content Curation Tools: tools in disediakan oleh Flipboard dan Pocket menggunakan AI
untuk mengkurasi konten yang relevan dari berbagai sumber artikel, video, atau gambar.
Anda dapat menjelajahi konten ini untuk mendapatkan inspirasi dan ide-ide baru.
- Creative Writing Tools: disediakan oleh Wordtune dan Grammarly yang menggunakan AI
untuk memberikan saran dan alternatif kata-kata dalam menulis. Tools ini dapat membantu
dalam menghasilkan ide dan memperbaiki gaya penulisan.
4.3 Tools yang dapat membantu industri Film:
- ScriptBook: menggunakan platform AI yang menggunakan analisis naskah untuk
memberikan prediksi kinerja dan evaluasi konten. Tools ini dapat membantu produser dan
investor dalam mengambil keputusan berdasarkan data yang akurat.
- Cinelytic: merupakan tools analisis yang menggunakan AI untuk memberikan informasi
tentang potensi box office, target penonton, dan performa film. Tools ni membantu para
profesional perfilman dalam pengambilan keputusan strategis, termasuk dalam hal
penjadwalan rilis dan pemasaran.
- VFX Tools: VFX merupakan visual effects yang mempercepat dan mempermudah proses
pembuatan efek visual. Contohnya adalah Foundry’s Nuke dan Adobe After Effects
- Video Editing Tools: Tools yang menyediakan fitur ini seperti Adobe Premiere Pro yang
menggunakan teknologi AI untuk menyederhanakan tugas editing, termasuk peningkatan
stabilisasi video, penghapusan objek yang tidak diinginkan, dan otomatisasi tugas-tugas
rutin.
- Voice-Over dan Dubbing: merupakan tools yang digunakan untuk menghasilkan suara
manusia yang realistis. Contoh tools yang dapat digunakan adalah Replica Studios dan
Respeecher.
- Distribusi dan Pemasaran: tools ini disediakan oleh Metis AI dan Movio. Metis AI dan
Movio dapat membantu dalam menganalisis data pasar, segmentasi audiens, dan
personalisasi konten.
Semakin tinggi pemanfaatan AI di Indonesia, maka semakin besar peluang industri kreatif
Indonesia berkembang (Adha, 2020). Sebab, kecepatan dalam mengadopsi AI dapat
meningkatkan produktivitas dan daya saing industri kreatif tidak hanya di kancah nasional
2168
melainkan internasional. Sehingga, AI sangat berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan
kinerja industri kreatif di Indones.
KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa AI telah memberikan kontribusi yang signifikan
dalam meningkatkan kinerja industri kreatif di Indonesia. Implementasi teknologi AI telah
membantu dalam beberapa aspek industri kreatif, termasuk produksi konten kreatif, analisis pasar,
personalisasi layanan, dan pengembangan produk inovatif. Dalam produksi konten kreatif, AI
dapat digunakan untuk menghasilkan karya seni digital, musik, dan desain grafis dengan cepat dan
efisien. Dalam analisis pasar, AI dapat membantu dalam mengumpulkan dan menganalisis data
konsumen untuk mengidentifikasi tren pasar dan preferensi konsumen. Dalam personalisasi
layanan, AI dapat mempelajari pola perilaku konsumen dan memberikan pengalaman yang
disesuaikan dengan kebutuhan individual. Dalam pengembangan produk inovatif, AI dapat
digunakan untuk melakukan penelitian dan pengembangan baru serta meningkatkan proses desain.
Kesimpulannya, penelitian ini menegaskan bahwa AI memiliki peran yang penting dalam
meningkatkan kinerja industri kreatif di Indonesia. Dengan implementasi yang tepat, AI dapat
membantu meningkatkan efisiensi, kualitas, dan inovasi dalam industri kreatif. Oleh karena itu,
perusahaan dan pelaku industri kreatif di Indonesia perlu mempertimbangkan penggunaan AI
sebagai strategi yang dapat memberikan keunggulan kompetitif dan membantu mendorong
pertumbuhan sektor ini ke arah yang lebih baik.
BIBLIOGRAFI
Adha, Lalu Adi. (2020). Digitalisasi Industri Dan Pengaruhnya Terhadap Ketenagakerjaan Dan
Hubungan Kerja Di Indonesia. Jurnal Kompilasi Hukum, 5(2), 267–298.
Anggraeni, Riska, & Maulani, Isma Elan. (2023). Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap
Perkembangan Bisnis Modern. Jurnal Sosial Dan Teknologi, 3(2), 94–98.
Ernis, Putri Dwima, & Pirdaus, Padli. (2022). Dampak Teknologi Artificial Intelligence Pada
Profesi Akuntansi. EKOMA: Jurnal Ekonomi, Manajemen, Akuntansi, 2(1), 131–137.
Erwanto, Yuny, Sugiyono, Sugiyono, Rohman, Abdul, Abidin, Mohammad Zainal, & Ariyani,
Dwi. (2012). Identifikasi daging babi menggunakan metode pcr-rflp gen Cytochrome b dan
pcr primer spesifik gen amelogenin. Agritech, 32(4).
Fitrah, Muh. (2018). Metodologi penelitian: penelitian kualitatif, tindakan kelas & studi kasus.
CV Jejak (Jejak Publisher).
Gasmi, Salima, Koffi, J., Nelder, M., Russell, Curtis, Graham-Derham, Scott, Lachance, Lisa,
Adhikari, Bijay, Badcock, Jacqueline, Baidoobonso, Shamara, & Billard, B. (2022).
Surveillance for Lyme disease in Canada, 2009–2019. Can. Commun. Dis. Rep, 48, 219–227.
Halim, Chanda, & Prasetyo, Hendri. (2018). Penerapan Artificial Intelligence dalam Computer
Aided Instructure (CAI). Jurnal Sistem Cerdas, 1(1), 50–57.
Kurniawan, Dios. (2022). Pengenalan Machine Learning dengan Python. Elex Media
Komputindo.
Lestari, Putri Ayu, Anggraini, Leriza Desitama, Ratu, Mutiara Kemala, & Purnamasari, Endah
Dewi. (2022). Pendampingan Pencatatan Akuntansi Sederhana Pada UMKM Kerupuk dan
Kemplang di Desa Lembak Kecamatan Lembak Kabupaten Muara Enim. SELAPARANG:
Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(3), 1380–1386.
Moleong, Lexy J. (2019). Meleong.
Musthafa, Muhammad. (2013). SEKOLAH dalam HIMPITAN GOOGLE DAN BIMBEL; Visi
Pendidikan, Tantangan Literasi, Pendidikan Lingkungan. LKIS Pelangi Aksara.
Nugraha, Heru Setiya, Suyanto, M., & Sofyan, Amir Fatah. (2015). Pembuatan Model Gerakan
2169
Animasi 2D Dengan Menggunakan Metode Inverse Kinematik. SEMNASTEKNOMEDIA
ONLINE, 3(1), 1–5.
Retnoningsih, Endang, & Pramudita, Rully. (2020). Mengenal Machine Learning Dengan Teknik
Supervised Dan Unsupervised Learning Menggunakan Python. Bina Insani Ict Journal, 7(2),
156–165.
Rosilawati, Riyana, & Mulyani, Ai. (2020). Spirit Muhamad Aim Salim dalam Pembinaan dan
Penciptaan Tari Prawesti. Bandung, Jurnal Ilmiah Seni & Budaya Panggung.
Wiharjokusumo, Padriadi, Saragih, Novita Romauli, Karo-Karo, Selamat, & Siringoringo,
Pangihutan. (2022). Memahami Realitas Metaverse Berdasarkan Teologi Kontekstual. Jurnal
Darma Agung, 30(3), 239–252.
Wijaya, Hengki. (2019). Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori & Praktik. Sekolah
Tinggi Theologia Jaffray.
2170