Mikrobiologi Kesehatan Fix
Mikrobiologi Kesehatan Fix
Mikrobiologi Kesehatan Fix
Disusun Oleh :
2
Jogijantoro, 2005
Sebagian besar bakteri patogen tidak menyerang sel, berkembang biak di lingkungan
ekstraseluler yang diperkaya oleh cairan tubuh. Beberapa bakteri ini (misalnya, V.
cholerae dan Bordetella pertussis) tidak menembus jaringan tubuh, tetapi menempel pada
permukaan epitel dan menyebabkan penyakit dengan mengeluarkan racun protein yang
poten. Meskipun bakteri seperti E. coli dan P. aeruginosa disebut tidak invasif, mereka
sering menyebar dengan cepat ke berbagai jaringan begitu mereka mendapatkan akses ke
tubuh (Jogijantoro, 2005).
Virus adalah agen infeksi berukuran kecil yang bereproduksi di dalam sel inang
yang hidup. Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada di
dalam sel makhluk hidup yang lain. Berbagai makhluk hidup dapat diserang virus
misalnya manusia, hewan , tumbuhan, dan bakteri. Virus yang menginfeksi hewan
misalnya yang menyebabkan penyakit sampar pada ayam, rabies dan penyakit kuku pada
ternak. Sedangkan virus yang menyerang tumbuhan misalnya penyakit pada mosaic pada
tembakau, kanker pada jeruk, dan busuk pada sayuran. Mekanisme infeksi virus Soybean
mosae bersifat sistematik yaitu bergerak dari sel ke sel melalalui plasmodesmata dan
secara pasif bersama assi melalui jaringan pembuluh. Hal ini berarti bahwa tanaman yang
terinfeksi, SNF tersebar keseluruh jaringan tanaman yang sakit. Virus ini ketika masuk
dalam tubuh tanaman terjadi gejala berupa daun berwarna kuning, kerdil dan
menggulung ke atas (cupping) (Saleh, 2016). Gejala menguningnya daun terutama bagian
atas (muda) mirip dengan gejala akibat kekurangan unsur mikro Fe. Semua gejala yang
muncul ini sebenarnya adalah merupakan akibat dari terhambatnya aliran nutrisi
(fotosintat) dari source ke sink karena virus yang ada di dalam tanaman menguasai floem
(floem limited virus). Virus Soybean mosae juga dapat menyebabkan tanaman kedelai
3
tidak bisa tumbuh dengan normal. Tanaman yang terinfeksi pada awal pertumbuhan tidak
akan menghasilkan buah dan tanaman tidak dapat tumbuh dengan normal. Infeksi virus
ini penularannya terjadi pada tanaman berumur muda (Marwoto, 2014). Contoh tanaman
kedelai yang terkena penyakit virus pada tanaman sebagai berikut:
Penyebaran atau penularan penyakit tergantung pada dua faktor penting, yakni lepasnya
patogen dari hospesnya dan masuknya patogen itu ke hospes dalam hospes yang Iain. Bila ada
jangka waktu di antara kedua kejadian tersebut, maka organisme patogen harus bertahan hidup di
suatu lingkungan yang kurang menguntungkan. Beberapa mikrobe yang sangat rapuh sehingga
tidak dapat bertahan hidup lama di lingkungan di luar dari hospes adalah Neisseria gonorrhoeae
dan Treponema pallidum.
a. Pemindahsebaran Melalui Udara
Pemindahsebaran mikrobe melalui udara sering dinamakan infeksi asal udara dan
infeksinya ditularkan melalui udara. Wahana pemindahsebaran ini adalah tetesan air liur, sekresi
pernafasan Iain, debu tercemar, dan fomit (benda mati yang tercemar Oleh patogen dan
membantu penyebarannya). Penyebaran infeksi asal debu dapat menjadi bertambah bila orang
bergerak ke tempat-tempat dengan ventilasi yang kurang baik. Setiap kegiatan yang
menimbulkan debu, seperti melepaskan pakaian, mengatur tempat tidur, menyapu lantai
menambah risiko infeksi asal debu.
4
Beberapa penyakit asal udara tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia. Penularan
mikrobe ini bergantung pada pemindahsebaran asal udara yang cepat dari satu orang ke orang
Iain, kadang-kadang dengan pemindahan langsung, seperti melalui ciuman, misal virus campak.
Namun mikrobe Iain, seperti bakteri tuberkulosis dapat bertahan hidup untuk jangka waktu lama
di luar tubuh. Beberapa mikroorganisme yang disebarkan melalui udara, yakni:
• Corynebacterium diphtheriae
Bakteri ini disolasi tahun 1883 Oleh Klebs dan dibuktikan sebagai penyebab penyakit
difteri Oleh Loeffler pada tahun 1884, Oleh karena itu juga dinamakan basil Klebs-
Loeffler. Difteri adalah penyakit saluran pernafasan bagian atas. Bakteri berbentuk batang
Gram positif ini, juga mempunyał sifat tidak berkapsul, tidak berspora, dan tidak
bergerak, bersifat aerob kadang-kadang anaerob fakultatif.
Bakteri difteri terlokalisasi di tenggorokan yang menjadi meradang bila bakteri tersebut
tumbuh dan mengeluarkan eksotoksin yang ampuh. Hal ini menyebabkan sel-sel jaringan
mati, bersama dengan lekosit, sel darah merah dan bakteri membentuk eksudat berwarna
kelabu suram yang disebut pseudomembran. Di dałam psedomembran bakteri
berkembang dan serta menghasilkan racun. Bila pseudomembran meluas ke trakea, maka
saluran nafas penderita akan tersumbat dan penderita mengalami kesulitan nafas.
penyakit difteri baru nampak biasanya baru 2 - 5 hari sesudah penularan dengan tanda-
tanda serak di leher dan demam, disertai dengan pembentukan selaput dan pembengkakan
kelenjar getah bening. Gejala yang parah dapat menimbulkan kematian karena kerja dari
eksotoksin yang terbawa darah ke seluruh bagian tubuh. Akibatnya, terjadi kerusakan
pada jantung dan ginjal, sehingga kematian disebabkan oleh toksemia.
Kuman ini ditemukan oleh Pasteur dan Koch dari nanah penderita yang terkena infeksi.
Biakan murni baru dapat dibuat pada tahun 1883. Bakteri ini berbentuk kokus Gram
negatif, terdapat berpasangan, tidak berkapsul, tidak berspora, bersifat aerob, dan anaerob
fakultatif. Tidak semua streptokokus menyebabkan penyakit. Beberapa spesies
mempakan mikrobiota normal, dan bahkan berguna dałam pembuatan produk makanan
seperti keju. Streptokokus dibagi oleh Rebecca Lancefield pada tahun 1930-an menjadi
kelompok A - T. Kelompok Lancefield A merupakan penyebab 90% infeksi streptokokus
pada manusia, dengan nama Streptococcus pyogenes. Kuman ini dapat menyebabkan
berbagai penyakit, misalnya faringitis (tonsilitis) yang menyebabkan radang tenggorokan
tanpa dahak, demam rematik (peradangan jaringan penghubung pada persendian dan
organ, terutama jantung), glomerulonefritis (peradangan ginjal: glomerulus). Kuman
Streptococcus pyogenes disebarkan terutama melalui bersin dan batuk. Kuman ini dapat
bertahan selama berminggu-minggu di dałam dahak atau sekresi tubuh yang lain,
sehingga membantu Penyebarannya. Penyebaran dari orang satu ke orang yang lain
terutama pada populasi yang rentan, misalnya pada anak-anak sekolah.
5
• Mycobacterium tubcrculosis
Kuman ini menyebabkan penyakit menular tuberkulosis pada manusia, di samping itu
clapat menginfeksi Primata dan kera. Penularan TBC melalui udara yang terdapat
terutama dalam dahak. TBC pada manusia menyerang jaringan tubuh mana pun, tetapi
yang palin umum terinfeksi adalah paru-paru. Penyakit ini merupakan penyakit bakterial
yang kronis dan berkembang secara perlahan. Gejala umum meliputi pleurisi (peradangan
selaput paru-paru), batuk, demam di siang hari, rasa lelah dan turunnya berat badan.
Kuman TBC berbentuk batang, tidak bergerak, tidak membentuk spora dan bersifat
aerobik. Bakteri ini pertama kali dilihat pada jaringan oleh Baumgarten dan Koch pada
tahun 1882. Di banyak negara berkernbang tuberkulosis masih merupakan penyebab
utama kematian.
• Streptococcus pneumoniae
Kuman ini dahulu namanya Diplococcus pneumoniae, dan biasanya disebut
pneumokokus. Merupakan penyebab 95% penyakit pneumonia. Hal ini karena penyebab
pneumonia yang lain adalah Haemophilus influenzae dan Staphylococcus aureus.
Pneumokokus merupakan kuman Gram negatif, berbentuk bulat, secara khas terdapat
berpasangan atau rantai pendek, tidak membentuk spora dan tidak berkapsul, tetapi galur
yang ganas mempunyai kapsul.
Gejala pneumonia meliputi demam, rasa menggingil, rasa sakit di daerah sekitar paru-
paru. Menyebabkan alveoli paru-paru penuh berisi eksudat. Sering terjadi bakteremia
(bakteri masuk dalam darah), juga menyerang jaringan-jaringan lain, terutama sinus,
ruang tengah telinga, dan selaput otak.
• Neisseria meningitidis
Kuman ini penyebab utama meningitis (radang selaput otak dan sumsum tulang
belakang). Pada manusia kuman dapat menjalar ke selaput otak lewat darah dari
nasofaring. Menimbulkan Iuka-luka patogenik pada kulit, tulang, dan kelenjar adrenalin
yang diduga karena endotoksin yang dikeluarkan oleh kuman tersebut.
Neisseria adalah kuman diplokokus Gram negatif dan tidak bergerak. Masa inkubasi rata-
rata sem inggu setelah terkena kuman. Gejala-gejala yang nampak adalah sekresi
berlebihan dari hidung, radang pangkal tenggorok, pusing, demam, rasa sakit di leher dan
punggung, hilangnya ketajaman mental, dan mungkin adanya ruam.
• Bordetella pertussis
Kuman ini berbentuk batang, kokobasilus kecil-kecil, dan terdapat sendiri-sendiri,
berpasangan kelompok-keıompok kecil serta bersifat aerobik. Kuman ini menyebabkan
penyakit pertusis atau batuk rejan (whooping cough). Kuman pertusis pertama kali
diasingkan oleh Bordet dan Gengou tahun 1906. Pertusis adalah penyakit akut şaluran
pernafasan dilandai batuk paroksimal.
6
penularan penyakit pertusis dengan menghisap droplet yang terinfeksi, kuman
berkembangbiak dalam saluran pernafasan. Masa inkubasi antara 5 - 21 hari. Ada 3
stadium penyakit inj yakni stadium prodormal (kataral) berlangsung 1 - 2 minggu,
stadium kedua berlangsung I - 6 minggu dan ditandai dengan batuk paroksimal. Batuk
paroksimal yang khas adalah dimana dalam jangka waktu 5 - 20 batuk beruntun biasanya
diakhiri dengan keluarnya lendir serta tidak ada kesempatan untuk bernafas di antara
kedua batuk di ataş. Tarikan nafas setelah batuk berakhir menimbulkan bunyi yang khas.
Stadium ketiga, berupa stadium konvalesen yang berlangsung sampai beberapa bulan
setelah permulaan sakit.
• Rhinovirus
Rhinovirus tergolong Picornavirus, mengandung ARN, merupakan penyebab sindroma
(serangkaian gejala yang mencirikan suatu penyakit) selesma. Gejala-gejala selesma yang
disebabkan oleh infeksi peradangan virus ini yang jelas pada hidung, tenggorokan, sinus,
frakhea, dan bronkhi, disertai oleh eksudasi fluida, dan tidak dijumpai demam. Masa
inkubasi 12 - 72 jam; penyakit sembuh sendiri dan berlangsung 2 - 7 hari.
• Influenzavirus
Virus ini merupakan penyebab penyakit influenza. Virus ini tergolong Orthomyxouiridae.
Influenza pada manusia adalah penyakit menular akut yang dicirikan demam, menggigil,
pusing, sakit pada otot-otot şecara umum, lesu dan hilang nafsu makan. Virus ini hanya
menyerang terbatas pada saluran pernafasan bagian ataş. Bila tidak ada komplikasi
penderita akan sembuh dalam waktu 3 - 7 hari. ınfeksi bakteriaı sekunder sering
mengikuti pada saluran pernfasan bawah.
7
- Sporothrix schenchii, menyebabkan sporotrikosis.
b. Pemindahsebaran Melalui Makanan
Penyakit yang disebarkan melalui makanan dinamakan penyakit asal makanan.
Pemindahsebaran melalui makanan terjadi dengan dua mekanisme, yakni: (1) mikrobe yang
terdapat dalam makanan menginfeksi hospes; dan (2) mikrobe mengeluarkan eksotoksin dalam
makanan, kemudian menyebabkan penyakit keracunan makanan (mabuk makanan). Contoh,
bakteri Salmonella me-nyebabkan infeksi makanan, sedangkan spesies Clostridium dan
Staphylococcus menyebabkan keracunan makanan.
• Salmonelosis
Merupakan infeksi bakteri genus Salmonella yang menyerang gastrointestinal, mencakup
perut, usus halus, dan kolon (usus besar). Penjangkitan salmonelosis biasanya karena
peristiwaperistiwa yang menyajikan hidangan untuk sekelompok orang. Hanya beberapa
spesies Salmonella yang dapat menyebabkan infeksi makanan, misalnya S. enteritidis
var. typhymurium, Salmonella choleraesuis, dan Salmonella typhi.
Berbeda dengan penyakit perut Iainnya, seperti disentri basiler atau disentvi amoeba.
Penderito sakil perut mendadak 8 - 48 jam setelah mokanan Yang tercemar Oleh
Salmonella, timbul rasa sakit perut diare encer atau berair, kadang-kadang dengan lendir
atau Seringkali mual dan muntah; demarn dengan suhu 38 - 39 0C. Geiala ini ada
kaitannya dengan endotoksin tahan panas yang dihasilkan Oleh kuman tersebut. Gejala-
gejala tersebut biasanya hilang dalam waktu 2 - 5 hari, dan berakhir dengan kesembuhan
penderita. Terinfeksinya manusia Oleh Salmonella selalu disebabkan Oleh meng-
komsumsi makanan dan minuman yang tercemar. Makanan Yang biasanya tercemar
adalah kue-kue Yang mengandung susu, daging cincang, sosis, daging panggang, dan
telur. Penular makanan dapat dari penular dan orang sakit, juga hewan-hewan tingkat
rendah.
• Botulisme
8
Botulisme merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh peracunan makanan oleh
bakteri. Mikrobe penyebabnya adalah Clostridium botulinum, yang menghasilkan
neurotoksin yang tidak tahan panas. Penyakit ini terjadi karena makan makanan yang
diawetkan kurang sempurna, misalnya makanan kaleng. Di samping itu, juga disebabkan
kontaminasi luka oleh Clostridium botulinum.
Gejala penyakit biasanya mulai timbul sekitar 12 - 48 jam setelah makan makanan
tercemar. Gejalanya meliputi kesulitan bercakap, biji mata melebar, mulut terasa kering,
mual, muntah, dan tidak dapat menelan. Kelumpuhan dapat terjadi pada kandung kemih
dan semua Otot Yang bekerja di daerah tersebut. Dapat terjadi kematian dalam beberapa
hari setelah timbulnya gejala karena tidak dapat bernafas atau jantung tidak dapat
bekerja.
9
dan merangsang pertumbuhan tumor. Bahan makanan yang tercemar antara Iain kacang
tanah, biji-bijian serta sejenisnya yang kurang kering.
10
Tabel 1.1 Penyakit-penyakit Utama pada Manusia yang Disebabkan Bakteri, Protozoa, dan
Virus dan Ditularkan Arthropoda sebagai Vektor Biologisnya
11
menghancurkan kutu di kulit
12
kuning Haemagogus spp) jaringan nyamuk. Manusia
diinfeksi levat gigitan
e. Infeksi Nosokomial
Perkataan nosokomial berasal dari bahasa Yunani berarti rumah sakit, sehingga infeksi
nosokomial diartikan infeksi yang diperoleh selama dalam perawatan di rumah sakit. Infeksi ini
ada sejak adanya rumah sakit. Untuk mencegah penyebaran penyakit dalam masyarakat pada
abad ke-18, penderita dikucilkan di rumah sakit. Rumah sakit pada waktu itu merupakan bangsal
yang luas, suram, dan penuh sesak; dengan demikian kutu, kotoran dan infeksi pun dengan cepat
menjalar dari seorang pasien ke pasien yang Iain. Muncul istilah baru untuk infeksi yang ada di
rumah sakit, yakni penyakit nosokomial yang mulai digunakan sekitar tahun 1960-an. Kasus-
kasus penyakit nosokomial dapat dikurangi dengan penggunaan antibiotika.
Sumber infeksi nosokomial pada hakikatnya sama dengan yang ada di masyarakat, yakni orang,
benda, aliran udara, hewan, dan serangga. Sumber utama mikrobe patogen bagi manusia adalah
manusia yang Iain. Salah satu ancaman adalah dari mikrobiota normal kita sendiri. Misalnya,
infeksi yang gawat yang banyak terjadi di rumah sakit disebabkan Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Candida albicans, Staphylococcus aureus, Serratia marcescens, Proteus mirabilis,
dan beberapa Actinomycetes sp. kesemua bakteri ada di berbagai bagian tubuh manusia yang
sehat. Hal tersebut merupakan infeksi yang bersifat endogen.
Perubahan tipe mikrobe penyebab infeksi disebabkan perubahan resistensi hospes dan
modifikasi mikrobiota hospes. Bila ketahanan pasien akibat luka berat, penyakit operasi, patogen
berkembangbiak dan menyebabkan penyakit. Sumber infeksi nosokomial bagi hospes yang
rentan dirangkum berikut ini:
13
- Hewan dan serangga.
• Mikrobe pemakan sisa, menggunakan bahan buangan. Misalnya bakteri di dalam usus
manusia.
14
• Mensintesis vitamin B, E, dan K., terutama bakteri di usus.
• Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda, tetapi
kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai dengan syarat
pertumbuhannya. Kulit mempunyai keragaman yang luas dalam hal struktur dan fungsi di
berbagai tempat tubuh.
Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada kulit mampu bertahan hidup lama karena
kulit mengeluarkan zat bakterisidal. Misalnya, kelenjar keringat mengeluarkan enzim
lisozim, suatu enzim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri. Kelenjar lemak
mengekskresikan lipid yang kompleks, yang mungkin diuraikan sebagian oleh beberapa
bakteri; asam lemak jenuh yang dihasilkan sangat beracun bagi bakteri-bakteri Iainnya.
Kebanyakan bakteri kulit dijumpai pada epitel yang seakan-akan bersisik, membentuk
koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri yang ada adalah spesies
Staphylococcus (kebanyakan S. epidermidis, dan S. aureus), aerobik, dan difteroid. Di
dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri anaerob lipolitik, misalnya Propionibacterium
acnes, penyebab jerawat.
Bakteri yang paling sering dan hampir gelalu dijum pai di dalam hidung adalah difteroid,
Staphylococcus epidermidis, dan S. aureus, Di dalam hulu lubang hidung dapat juga
dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus Gram negatif) dan Haemophilus
influenzae (suatu bakteri batang Gram negatif).
• Mulut
Mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri karena adanya makanan
yang terlarut secara konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan. Hal ini
menyebabkan mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam, banyak bergantung
pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
Mikrobiota mulut diperoleh dari rongga mulut, yang pada hakekatnya merupakan suatu
inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung berbagai substansi nutrisi.
15
Air liur mengandung asam amino, protein, lipidi karbohidrat, dan senyawa-senyawa
anorganik. Air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks yang dapat
dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikrobe pada berbagai tempat di dalam mulut.
Air liur itü sendiri pada umumnya mengandung mikrobe transien, yang artinya singgah
sebentar yang datang dari tempat-tempat lain rongga mulut, terutama dari permukaan
lidah bagian ataş.
Jumlah dan macam spesies ada hubungannya dengan nutrisi. Spesies satu-satunya yang
diperoleh dari rongga mulut adalah Streptococcus salivarius. Mikrobiota pada bayi secara
umum nampak serupa sepetti orang dewasa. Kemudian karena alasan yang belum
dipahami şekarang ini, tetapi merupakan akibat perubahan hormonal, spiroket mulut dan
Bacteroides melaninogenicııs membentuk koloni di celah-celah gusi pada masa akil
balig.
• Orofaring
Orofaring merupakan bagian belakang muıut yang dihuni oleh sejumlah besar bakteri
Staphylococcus aureus dan S.epidermidis dan juga Difteroid. Tetapi kelompok bakteri
terpenting yang merupakan penghuni orofaring adalah Streptococcus alfa hemolitik yang
juga disebut Strentococcus viridans. Bagian dalam saluran pernafasan (cabang
tenggorokan = bronkhioli) yang lebih halus serta alveoli atau gelembung paru-paru tidak
mengandung mikrobe. Hal ini disebabkan saluran pernafasan berlapis silia, yakni bagian
yang berfungsi menyapu mikrobe dan bahan-bahan lain dari bagian sebelah dalam
saluran ke bagian atas untuk dibuang, serta untuk menyaring bakteri dari udara yang
dihirup.
• Perut
Isi perut yang sehat pada prinsipnya steril, karena adanya asam hidroklorat di dalam
sekresi lambung. Setelah makanan ditelan, maka jumlah bakteri bertambah tetapi segera
menurun kembali karena disekresikannya getah lambung. Akibat yang lain pH isi perut
jadi menurun.
• Usus Kecil
Usus kecil bagian atas mengandung beberapa bakteri, sebagian besar adalah kokus dan
basil Gram positif. Dalam jejenum atau usus halus kosong kadang-kadang dijumpai
spesies-spesies Enterokokus, laktobasilus, dan difteroid. Khamir, Candida albicans dapat
dijumpai pada bagian usus ini. Pada bagian ileum mikrobiota mulai menyerupai
mikrobiota pada usus besar. Bakteri anaerob dan enterobakteri mulai nampak dalam
jumlah yang besar.
• Usus Besar
16
Di dalam tubuh manusia, kolon mengandung populasi mikrobe yang banyak.
Diperkirakan, mikrobe di dalam spesimen tinja ± 10 12 organisme/gram. Lima puluh atau
enam puluh persen dari berat kering bahan tinja dapat terjadi dari bakteri atau mikrobe
lain. Pada orang dewasa dapat mengekskresikan 3 x 10 13 bakteri setiap harinya di dalam
tinja, kebanyakan dari sel-sel tersebut tidak hidup.
Mikrobiota seorang bayi yang disusui oleh ibunya hampir seluruhnya terdiri dari
Lactobacillus. Dengan diberikan susu botol, jumlah Lactobacillus menurun, akhirnya,
dengan diberikan makanan padat serta nutrisi tipe dewasa, maka mikrobiota Gram negatif
menjadi predominan. Pada kasus diare disebabkan oleh pergerakan isi perut yang cepat
sehingga mikrobiota usus mengalami perubahan yang sangat Perubahan ini terjadi pada
orang-orang yang menerima pengobatan antibiotika, sayangnya mikrobe yang rentan
dapat digantikan oleh mikrobe yang resisten.
17
Streptococcus mitis dan Streptococcus α- Umum
hemolitik lainnya
S.salivarius
100
Peptostreptokokus
100
veillonella alcalescens Banyak
Lactobacillus 100
Actinomyces israelii 95
Haemophilus influenza Umum
Bacteroides fragilis 25-100
B. melaninogenicus Umum
B. oralis Umum
Fusobacterium nucleatum Umum
Candida albicans 15-90
Treponema denticola & T. vicentii 6-50
Umum
Orofaring Staphylococcus epidermidis 30-70
Staphylococcus aureus 35-40
Difteroid 50-90
Streptococcus pneumoniae 0-50
Streptococcus g dan nonhemolitik 25-99
Branhamella catarrhalis 10-97
Haemophilus influenza 5-20
20-35
Haemophilus parainfluenza
0-15
Neisseria meningitidis
Usus Kosong Bakteri gram positif fakultatif (entero kokus, Jumlah sedikit
(jejunum) laktobasilus, difteroid)
20-40
Candida albicans
Usus halus gelung Mengandung sejumlah kecil
(ileum) Enterobacterbceae dan bakteri anarobik ram n
atif
Usus besar Basilus gram negatif : 100
Bacteroides fragilis,
B. melaninogenicus,
B. oralis,
Fusobacterium,
F. necrophorum
20-60
Basilus gram positif:
25-35
Lactobacillus
18
Clostridium perfingens 30-70
Fubacterium limosum 30-70
Bifidobacterium bifidum Peptostreptokokus Umum
Enterokokus (streptokokus kelompok D) 100
Esherichia coli Klebsiella sp. 100
Enterobacter spp. 40-80
Proteus spp. 40-80
Candida albicans 15-30
Vagina dan leher Lactobacillus 50-75
rahim Bacteroides spp. 60-80
Clostridium spp. 15-30
Peptostreptokokus 30-40
Difteroid 45-75
Staphylococcus epidemidis 35-80
Streptokokus kelompok D 30-80
Enterobacteriaceae 18-40
Candida albicans 30-50
Thichomonas vaginalis 10-25
Sumber: G.P. Youmans, Diseases, Saunders, P. Y. Peterson, and H.M.Sommers, The Biologic and
Clinical Basis of Infrcti0t/S Philadelphia, 1975 dalam Pelczar, M.J. and Chan, E.C.S., 1988.
19
penggunaan antibiotik harus dilakukan dengan bijak dan berdasarkan rekomendasi profesional
kesehatan.
Jenis bakteri yang banyak menginfeksi pasien yang di rawat di ICU RSUP Dr. M.
Djamil padang periode Januari -Desember pada tahun 2018 yaitu Klebsiella sp, Escherichia
coli, Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter baumannii, Klebsiella pneumonia,
Staphylococcus aureus, Staphylococcus haemolyticus, Enterobacter aerogenes,
Staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus hominis. Berdasarkan hasil penelitian ini juga
diketahui bahwa meropenem, trimethoprim/sufamethoxazol, amikasin dan levofloxacin
merupakan antibiotik yang masih sensitif sedangkan ampisilin, ceftriaxon, cefazoline,
ciprofloxacin, gentamisin, amoksisilin, dan eritromisin merupakan antibiotik resisten yang
paling banyak ditemukan pada hasil pengujian kepekaan terhadap berbagai jenis bakteri.
Antijamur adalah kategori obat atau senyawa yang digunakan untuk mengatasi infeksi
jamur dalam tubuh manusia atau hewan. Infeksi jamur dapat terjadi pada kulit, kuku, atau organ
dalam, dan antijamur bekerja dengan menghentikan pertumbuhan atau membunuh jamur
penyebab infeksi. Obat antijamur dapat berupa salep, krim, atau tablet yang diberikan sesuai
dengan jenis dan tingkat keparahan infeksi. Beberapa infeksi jamur umum termasuk kandidiasis,
infeksi jamur pada kuku, dan infeksi kulit seperti kurap. Penggunaan antijamur harus sesuai
dengan petunjuk dokter, dan penting untuk melanjutkan pengobatan hingga selesai, bahkan jika
gejala infeksinya sudah membaik, untuk mencegah kambuhnya infeksi. Selain itu, menjaga
kebersihan pribadi, menghindari kelembaban berlebih.
Vaksin merupakan suatu formulasi biologis yang dirancang untuk merangsang sistem
kekebalan tubuh agar dapat mengenali dan melawan mikroorganisme penyebab penyakit, seperti
bakteri atau virus. Vaksin bekerja dengan memperkenalkan fragmen mikroorganisme atau bahan
yang mirip dengan mikroorganisme tersebut ke dalam tubuh, tanpa menyebabkan penyakit.
Sistem kekebalan kemudian merespons dengan memproduksi antibodi dan sel-sel kekebalan
lainnya yang dapat melindungi tubuh dari infeksi jika terpapar oleh mikroorganisme sebenarnya
di masa depan. Vaksin telah memainkan peran krusial dalam pencegahan dan pengendalian
penyakit menular, seperti campak, polio, dan hepatitis. Melalui program vaksinasi, populasi
dapat mencapai kekebalan kelompok yang dapat melindungi individu yang rentan atau tidak
dapat divaksinasi. Meskipun vaksin memberikan manfaat besar dalam kesehatan masyarakat,
20
penting untuk mendukung penelitian dan memberikan informasi yang akurat untuk mengatasi
kekhawatiran dan kekurangpercayaan terhadap vaksin.
21
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh menteri kesehatan dalam rapat Komisi
Fatwa MUI pada tanggal 08 Maret 2021, menyatakan bahwa dalam komitmen kerjasama antara
PT. Bio Farma dan Sinovac dapat memproduksi vaksin sinovac hingga akhir tahun 2021 hanya
sejumlah 122,5 juta dosis atau 28,7% dari rencana kebutuhan vaksin tahun 2021. Untuk
menambah dosis yang dibutuhkan dalam program vaksinasi Covid-19 tahun 2021, pemerintah
berusaha dengan mendatangkan vaksin astrazeneca dengan jumlah sebanyak 113 juta dosis atau
33% dari rencana kebutuhan vaksin tahun 2021 (MUI, 2021). Dari data kebutuhan dan
ketersedian dosis vaksin Covid-19 untuk tahun 2021, maka dapat kita ketahui bahwa ketersedian
dosis vaksin Covid-19 yang halal dan suci masih kurang untuk mencapai target program
vaksinasi Covid-19 dan terwujudnya herd immunity.
Oleh karena itu pemerintah berupaya memenuhi kebutuhan dosis vaksin Covid-19 untuk
tahun 2021 dengan mendatangkan vaksin Covid-19 produk astrazeneca. Berdasarkan kajian
ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) terkait ketersedian vaksinasi
Covid-19 di tingkat global, mereka menyatakan bahwa telah terjadi persaingan ketat dalam
memperoleh dosis vaksin Covid-19. Kebutuhan vaksin Covid-19 secara global untuk tahun 2021
sebesar 5,4 milliar dosis, sementara kapasitas produksi global sampai dengan juni 2021 hanya
sampai 2,8 miliar dosis. Kelangkaan ini juga diperberat dengan adanya kebijakan restriktif dari
negara yang menjadi basis produksi vaksin, sehingga supply vaksin ke negara-negara menjadi
berkurang (MUI, 2021). 2. Fatwa MUI tentang Penggunaan Vaksin Covid-19 Produk
Astrazeneca Komisi Fatwa MUI merupakan lembaga yang memiliki kewenangan untuk
menetapkan fatwa untuk umat muslim di Indonesia.
Fatwa MUI Nomor 14 tahun 2021 ini berisi tentang hukum dan panduan pelaksanaan
penggunaan vaksin Covid-19 produk astrazeneca. Fatwa MUI memperbolehkan pengguanaan
vaksin Astrazaneca dengan persyaratan:
a. Adanya kondisi kebutuhan yang mendesak (hajah syar'iyyah) yang menempati kondisi
darurat syariy (ḍarūrāh syar’iyyah)
b. Ada keterangan ahli yang terpercaya dan kompeten tentang adanya bahaya (risiko fatal)
jika vaksinasi Covid-19 tidak segera dilakukan
c. Ketersediaan vaksin Covid-19 yang halal dan suci tidak tercukupi.
d. Terdapat keamanan penggunaannya yang dijamin pemerintah
e. Tidak adanya kuasa dari pemerintah dalam memilih vaksin yang tersedia. (MUI, 2021)
22
Dalam Fatwa MUI penggunaan vaksin Astrazaneca hanya pada kondisi terpaksa, bukan
pada kondisi normal. Dan jika tidak ada kedaruratan maka jenis vaksin tersebut tidak boleh
digunakan. Dan tetap dituntut bagi Pemerintah untuk mendatangkan jenis vaksin yang halal lagi
suci. Sedangkan untuk kaum muslimin melaksanakan vaksinasi covid 19 menjadi wajib
hukumnya untuk bertujuan munculnya kekebalan kelompok (herd immunity) dan terlepas dari
pandemi Covid-19.
Ada beberapa hal terkait urgensi kaidah fikih dalam penetapan hukum Islam, di antaranya
yaitu:
1. kaidah fikih dapat dijadikan sebagai landasan dalam berfatwa.
2. kaidah fikih memiliki kedudukan istimewa dalam khazanah keislaman karena kedalaman
ilmu fikih seseorang sangat terkait erat dengan penguasaan kaidah fikih.
3. Kaidah fikih menjadikan ilmu fikih lebih tertata sehingga memudahkan seseorang untuk
mengidentifikasi fikih yang jumlahnya sangat banyak.
Kaidah fikih dipakai untuk mencari solusi atas berbagai persoalan baru dalam bidang
hukum Islam, sehingga para ulama meminta agar maqasyid serta qawa’id dapat digunakan.
Kaidah fikih dapat dijadikan sebagai referensi utama pada suatu persoalan saat tidak ada ada
dalil dan nash. Implementasi Kaidah Fikih “Ad Darurat Tubihu Al Mahdurat” Dalam Program
Vaksinasi Di Indonesia Menggunakan Vaksin Astrazeneca
Dalam kondisi ḍarūrāh, Allah SWT membolehkan kepada hamba-Nya untuk melakukan
sesuatu yang haram atau meninggalkan kewajiban, namun kebolehan tersebut memiliki batasan
untuk melakukannya. Batasan dibolehkan melakukan yang haram dalam kondisi ḍarūrāh terdapat
dalam Al-Qur’an artinya: Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia
tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas.
Kondisi ḍarūrāh penggunaan vaksin Covid-19 astrazeneca didasari oleh telah terjadinya
pandemi Covid-19 yang telah terjadi dari sejak Maret 2020, pandemi Covid-19 menyebabkan
banyak orang yang terjangkit positif virus Covid-19 dan jumlah kematiaan akibat virus Covid-19
di Indonesia sangat banyak. Oleh karena itu diperlukan suatu langka pencegahan dengan
vaksinasi Covid-19, vaksin Covid-19 astrazeneca menjadi salah satu alternatif yang dapat
digunakan oleh pemerintah Indonesia. Vaksin Covid-19 yang halal dan suci per 08 Maret 2021
masih sangat sedikit untuk mencapai target herd immunity dan pemerintah tidak dapat dengan
leluasa memilih jenis vaksin yang akan didatangkan ke Indonesia. Pemanfaatan vaksin Covid-19
23
astrazeneca dibolehkan menurut fatwa MUI dengan pertimbangan kondisi ḍarūrāh, oleh karena
itu harus ditentukan batasan dibolehkannya penggunaan vaksin Covid-19 astrazeneca.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa dalam kondisi darurat diperbolehkan melakukan
yang haram, namun hanya boleh dilakukan sekedarnya saja dan tidak boleh melampaui batas.
Apabila yang menjadi sebab kedaruratan tersebut sudah hilang maka, kebolehan penggunaannya
sudah tidak diperbolehkan. Adapun yang menjadi sebab kedaruratan penggunaan vaksin
astrazeneca adalah telah terjadinya pandemi Covid-19 yang menyebar secara meluas dan
sedikitnya ketersediaan vaksin Covid-19 yang halal dan suci. Oleh karena itu jika penyebaran
virus Covid-19 sudah dapat dikendalikan dengan cara herd immunity melalui program vaksinasi
Covid-19 dan stok vaksin Covid-19 yang halal dan suci sudah mencukupi di Indonesia, maka
penggunaan vaksin Covid-19 astrazeneca sudah tidak dapat dikategorikan dalam kondisi darurat.
Daftar Pustaka
Hakim, Abdul, and Yazid Imam Bustomi. 2021. “Analisis Istinbath Ahkam Fatwa Majelis Ulama
Indonesia. Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Hukum Penggunaan Vaksin Covid-19 Produk.
Irianto, Koes, 2014. Bakteriologi, Mikologi & Virologi. Alfabeta. Bandung
Marwoto, Hardaningsih,S., & Taufik, A. 2014. Hama, Penyakit dan Masalah Hara Pada
Tanaman Kedelai. Jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Kementrian
Pertanian.
Majelis Ulama Indonesia. 2021. “Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Nomor 14 Tahun 2021
Tentang Hukum Penggunaan Vaksin Covid 19 Produk Astrazeneca.”13.
Saleh, N., & Hardaningsih, S. 2016. Pengendalian penyakit terpadu terhadap tanaman kedelai.
Balai penelitian kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.
Pratiwi, Rina, Hidayati, 2012. Mekanisme Pertahanan Bakteri Patogen terhadap Antibiotik.
Prodi Pendidikan Biologi: ISSN e-Journal PGRI. 2579-7557
24
Waluyo, L. 2019. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
25