Model Hubungan Kurikulum Pembelajaran
Model Hubungan Kurikulum Pembelajaran
Model Hubungan Kurikulum Pembelajaran
Disusun untuk Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI I
MAKALAH
Dosen Pengampu:
Oleh:
Kelompok 3
1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas berkat rahmat dan hidayah Allah Swt, makalah ini dapat disusun
untuk memenuhi tugas mahasiswa sebagai bimbingan dalam penulisan karya ilmiah makalah.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW., keluarganya,
para sahabatnya, serta pengikutnya.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum
PAI I, bapak Lalu Samiuddin, M. Pd. yang telah membimbing para mahasiswa dalam teknik
membuat karya ilmiah dalam bentuk makalah. Dengan memahami cara dan teknik membuat
makalah sehingga mahasiswa dapat membuat karya tulis yang baik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Penulis juga berterima kasih atas peran dan dukungan rekan-rekan yang turut
mendukung makalah ini sehingga dapat tersusun dengan diberi judul “Model Hubungan
Kurikulum Pembelajaran”. Menyadari akan banyaknya kekurangan yang terdapat dalam
tulisan ini, maka saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan, agar nantinya dapat
lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum dan pembelajaran sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan.
Pembelajaran sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan, jenis dan prosedur kegiatannya,
membutuhkan rangkaian pemikiran yang cermat. Rangkaian pemikiran yang cermat itu,
diperlukan agar jenis dan prosedur kegiatan yang dipilih dan ditetapkan nantinya
mempunyai nilai fungsional yang tinggi sebagai alat untuk pencapaian tujuan. 2
1
Rinita Rosalinda, “Hubungan Pendekatan Model Kurikulum dan Pembelajaran” dalam
https://rinitarosalinda.blogspot.com/2016/11/hubungan-pendekatan-model-kurikulum-dan.html?m=0. Diakses
pada tanggal 05 Desember 2023.
2
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 35.
1
2
Sedangkan untuk menjelaskan data dan fakta diperlukan konsep yang jelas dan
lengkap agar memudahkan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan yang diteliti.
Dalam hal ini yang tidak kalah pentingnya yaitu pembahasan pada makalah, agar lebih
teratur dalam menuangkan gagasan dan pikiran di dalam penelitian karya ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah mengenai kajian penulisan karya ilmiah, maka
yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah, berikut tujuan pembahasan masalah:
Selain itu, menurut pendapat Zainal Abidin, model atau konstruksi merupakan
ulasan teoritis tentang suatu konsepsi dasar. Dalam pengembangan kurikulum, model dapat
merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau dapat
pula merupakan ulasan tentang salah satu bagian kurikulum. Sedangkan menurut (Kamus
Besar Bahasa Indonesia) model adalah pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan
dihasilkan. Dikaitkan dengan model pengembangan kurikulum berarti merupakan suatu
pola, contoh dari suatu bentuk kurikulum yang akan menjadi acuan pelaksanaan pendidikan
atau pembelajaran.
Akan tetapi, model yang dimaksud penulis dalam perkembangan kurikulum adalah
model pengembangan kurikulum yang dapat memudahkan pengguna nya untuk memahami
suatu proses secara mendasar. Maka daripada itu, Nadler mengemukakan pendapatnya,
3
Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah (Sebuah Pengantar Teoritis
dan Pelaksanaan). (BPFE: Jogajakarta, 1988), h. 25
3
4
bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolong si pengguna untuk
mengerti dan memahami suatu proses secara mendasar dan menyeluruh. 4 Selanjutnya, ia
menjelaskan manfaat model adalah model dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan
interaksi manusia, model dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil observasi dan
penelitian, model dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks, dan model
dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan.
Model Tyler adalah model yang paling dikenal bagi perkembangan kurikulum
dengan perhatian khusus pada fase perencanaan, dalam bukunya Basic Principles of
Curriculum and Instruction. The Tyler Rationale, suatu proses pemilihan tujuan
pendidikan, dikenal luas da dipraktekkan dalam lingkungan kurikulum. Walaupun Tyler
mengajukan suatu model yang komprehensif bagi perkembangan kurikulum, bagian
pertama dari model Tyler, pemilihan tujuan, mendapat banyak perhatian dari pendidik
lain. 5
4
Abdulah Idi. Pengembangan Kurikulum Teori dan Pratik. (Ar RUZZ: Jogjakarta, 2007), h. 17
5
Sri Rahayu Chandrawati. 2009. Model-Model Pengembangan Kurikulum Dan Fungsinya Bagi Guru.
http://chandrawati.wordpress.com/category/uncategorized/.Diakses pada tanggal 05 Desember 2023.
5
Sumber data yang dimaksud Tyler adalah (a) kebutuhan dan minat siswa;
dengan meneliti kebutuhan dan minat siswa, pengembang kurikulum mengidentifikasi
serangkaian tujuan yang potensial. (b) analisa kehidupan kontemporer di lingkungan
lokal dan masyarakat pada skala besar merupakan iangkah selanjutnya dalam proses
merumuskan tujuan-tujuan umurn; dari kebutuhan masyarakat mengalir banyak tujuan
pendidikan yang potensial. (c) mata pelajaran.
Dari ketiga sumber di atas diperoleh tujuan yang luas dan umum yang masih
kurang tepat, sehingga Oliva menyebutnya tujuan pengajaran.
a. Saringan Filsafat; Tyler menyarankan guru untuk membuat garis besar nilai
yang merupakan komitmen sekolah.
b. Saringan Psikologis; untuk menerapkan saringan psikologis, guru harus
mengklarifikasi prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Psikologi
pembelajaran tidak hanya mencakup temuan-temuan khusus dan jelas tetapi
juga melibatkan rumusan dari teori pembelajaran yang membantu
menggarisbawahi asal usul proses pembelajaran, bagaimana proses itu
terjadi, pada kondisi seperti apa, bagaimana mekanismenya dan sebagainya.
disekolah dan bukan terlibat dalam rancangan suatu kurikulum umum. Karena itu Taba
menganut pendekatan induktif yang dimulai dengan hal khusus dan dibangun menjadi
suatu rancangan umum. 6
6
Recti Angralia. 2011. Model Pengembangan Kurikulum. dalam
http://www.blogger.com/profile/02486513995147437472. Diakses pada tanggal 05 Desember 2023.
7
3. Model Wheeler
4. Model Nicholis
Terdapat lima langkah atau tahap (stage) yang diperlukan dalam proses
pengembangan secara kontinu (continue curriculum process). Langkah-langkah
terbut menurut Nicholls adalah; a. Situsional analysis (analisis situasional)
5. Model Skillbek
Menurut model Kemmis dan Mc Taggart, alur penelitian itu terdiri dari
empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Adapun model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 7
7
https://www.academia.edu/36373608/Penelitian_Tindakan_Kelas_Model_Kemmis_dan_Taggart.
Diakses pada tanggal 05 Desember 2023.
15
8
Sumarna Supratna, Model-model Pembelajaran. (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), h.
15.
9
Trianto, Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007),
h. 37
16
10
Sudrajat, A. (2011). Model Pembelajaran Langsung. [online].
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/modelpembelajaran-langsung/. Diakses pada tanggal 05
Desember 2023
11
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progesif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 45
17
Supinah menyatakan bahwa PMRI adalah “suatu teori pembelajaran yang telah
dikembangkan khusus untuk matematika. Konsep matematika realistik ini sejalan
dengan kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan matematika di Indonesia yang
didominasi oleh persoalan bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang
matematika dan mengembangkan daya nalar”. 12
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendekatan PMRI adalah suatu
pendekatan pembelajaran matematika yang dekat dengan kehidupan nyata siswa
sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman dan daya nalar.
12
Supinah, Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam melaksanakan
KTSP. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika,
2008), h. 15-16
13
_______ Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual dalam melaksanakan KTSP.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika, 2008), h.
8
18
Dari pendapat para ahli yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menghadirkan dunia nyata di
dalam kelas untuk menghubungkan antara pengetahuan yang ada untuk diterapkan
dalam kehidupan siswa. Dengan CTL memungkinkan proses belajar mengajar yang
tenang dan menyenangkan, karena pembelajarannya dilakukan secara alamiah,
sehingga memungkinkan peserta dapat mempraktekkan secara langsung materi yang
dipelajarinya. CTL mendorong peserta memahami hakekat, makna, dan manfaat
belajar, sehingga memungkinkan mereka rajin, dan termotivasi dalam belajar.
14
Hisyam Zaini, Strategi pembelajaran Aktif, (Yogyakarta, Pustaka Insan Maadani, 2008), h. 67.
19
Dengan model pembelajaran Index Card Macth, peserta didik dapat belajar
aktif dan berjiwa mandiri. Walaupun dilakukan dengan cara bermain, model
pembelajaran Index Card Macth dapat merangsang peserta didik untuk melakukan
aktivitas belajar secara bertanggung jawab dan disiplin sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dan prestasi belajar dapat meningkat.
15
Yudha M. Saputra dan Rudyanto, Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Ketrampilan Anak
TK. (Jakarta: Depdikbud, 2005), h. 49.
20
cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam
kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Kurikulum merupakan rencana tertulis yang berisi tentang ide-ide dan gagasan-
gagasan yang dirumuskan oleh pengembang kurikulum. Rencana tertulis itu kemudian
menjadi dokumen kurikulum yang membentuk suatu sistem kurikulum yang terdiri dari
komponen-komponen yang saling mempengaruhi satu sama lain, seperti misalnya
komponen tujuan yang menjadi arah tujuan dan komponen evaluasi. Komponen-
16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), h.617.
21
17
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), h. 16
18
________ Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.
17.
19
Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru. (Serang: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 24.
22
pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam interaksi belajar dan mengajar antara
guru dan murid.
Walaupun antara kurikulum dan pembelajaran merupakan dua sisi yang tidak
dapat dipisahkan, namun dalam proses pembelajaran dapat terjadi berbagai
kemungkinan hubungan anatara keduanya. Peter F. Oliva (1992) menggambarkan
kemungkinan hubungan antara kurikulum dengan pengajaran dalam beberapa model
sebagai berikut:20
1. Model Dualistis (The Dualistic Model). Pada model ini kurikulum dan
pembelajaran terpisah.
Kurikulum Pembelajaran
Keduanya tidak
bertemu. Kurikulum yang seharusnya menjadi imput dalam menata sistem
pengajaran tidak tampak. Demikian juga pembelajaran yang semestinya
memberikan balikan dalam proses penyempurnaan kurikulum tidak terjadi,
karena kurikulum dan pembelajaran berjalan sendiri. Model ini digambarkan
sebagai berikut:
2. Model Berkaitan (The Interlocking Model). Dalam model ini kurikulum dan
pembelajaran dianggap sebagai suatu sistem yang keduanya memiliki hubungan.
Kurikulum dan pembelajaran maupun sebaliknya pembelajaran dan kurikulum
ada bagian yang berkaitan, sehingga keduanya memiliki hubungan. Digambarkan
sebagai berikut:
Kurikulum Pembelajaran
3. Model Konsentris (The Concentric Model). Pada model ini kurikulum dan
pembelajaran memiliki hubungan dengan kemungkinan kurikulum bagian dari
pembelajaran atau pembelajaran bagian dari kurikulum. Di sini ada
20
Aldo Redho Syam, “Posisi Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Pendidikan”, Jurnal
Muaddib, Vol. 07, No. 01 tahun 2017, h. 41.
23
ketergantungan satu dengan yang lain. Model konsentris ini digambarkan sebagai
berikut:
A B
Kurikulum Pe mbelajaran
Pembelajaran Kurikulum
4. Model Siklus (The Ciclical Model). Model ini menggambarkan hubungan timbal
balik antara kurikulum dan pembelajaran. Keduanya dianggap saling
mempengaruhi. Segala yang ditentukan dalam kurikulum akan menjadi dasar
dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Sebaliknya yang terjadi dalam
pengajaran dapat memengaruhi keputusan kurikulum selanjutnya. Dalam model
ini hubungan keduanya sangat erat meski kedudukannya terpisah yang berarti
dalam analisis juga terpisah. Digambarkan sebagai berikut:
Kurikulum Pembelajaran
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan uraian yang telah disebutkan, penulis menyampaikan
beberapa kesimpulan terkait dari pembahasan yang sudah dijelaskan, beberapa kesimpulan
tersebut, diantaranya adalah:
1. Kurikulum memiliki kaitannya yang sangat erat dengan pembelajaran, hal ini
dikarenakan kurikulum adalah program didikan yang disediakan oleh Lembaga
pendidikan bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan tersebut siswa
melakukan proses pembelajaran, sehingga mendorong perkembangan dan
pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
2. Selain itu, kurikulum berhubungan dengan isi ataupun materi yang harus
dipelajari sedangkan pembelajaran berkaitan dengan bagaimana cara
mempelajarinya. Tanpa kurikulum sebagai rencana, maka pembelajaran tidak
akan efektif, demikian juga sebaliknya tanpa pembelajaran sebagai implementasi
sebuah rencana, maka kurikulum tidak akan memiliki arti apa-apa.
3. Dengan demikian, kurikulum dan pembelajaran adalah syarat mutlak dalam
rangkaian kegiatan aktivitas lembaga pendidikan. Dalam hal ini terlihat bahwa
kedudukan kurikulum dan pembelajaran sangat sentral dalam terlaksananya
tujuan pendidikan, sehingga apabila tidak ada kurikulum maka pembelajaran
tidak akan mencapai tujuan dengan baik, dikarenakan di dalam kurikulum berisi
rencana pendidikan sebagai pedoman dan juga sumber pedoman dalam
pelaksanaan pembelajaran bidang studi bagi lembaga pendidikan.
B. Saran
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, namun
kiranya makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam mata kuliah Pengembangan
Kurikulum PAI terutama pada pembahasan yang berkaitan dengan Konsep kurikulum,
hubungan antara kurikulum dan pembelajaran.
24
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Sudrajat. (2011). Model Pembelajaran Langsung. [online].
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/modelpembelajaran-langsung/. Diakses
pada tanggal 05 Desember 2023
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005).
https://www.academia.edu/36373608/Penelitian_Tindakan_Kelas_Model_Kemmis_dan_Tagg
art. Diakses pada tanggal 05 Desember 2023.
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori dan Pratik. (Ar RUZZ: Jogjakarta, 2007).
Redho Syam, Aldo. “Posisi Manajemen Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Pendidikan”,
Jurnal Muaddib, Vol. 07, No. 01 tahun 2017.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008).
25
26
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008).
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progesif. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
Zaini, Hasyim. Strategi pembelajaran Aktif, (Yogyakarta, Pustaka Insan Maadani, 2008).