Kurikulum CWBCN
Kurikulum CWBCN
Kurikulum CWBCN
NURSE (CBWCN)
1
SAMBUTAN KETUA UMUM DPP PPNI
3
DAFTAR ISI
BAB I..................................................................... 6
PENDAHULUAN ................................................ 6
A. LATAR BELAKANG ................................ 6
B. DASAR HUKUM ...................................... 10
C. TUJUAN .................................................... 10
BAB II ................................................................. 13
PESERTA, PELATIH DAN KOMPETENSI . 13
BAB III................................................................ 16
PENYELENGGARA PELATIHAN ................ 16
BAB IV ................................................................ 24
STRUKTUR PROGAM .................................... 24
BAB V ................................................................. 26
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN
MATA PELATIHAN ........................................ 26
BAB VI ................................................................ 47
EVALUASI ......................................................... 47
A. EVALUASI PELATIH/
FASILITATOR/INSTRUKTUR .................. 47
4
B. EVALUASI PENYELENGGARA ............... 47
BAB VII .............................................................. 48
SERTIFIKAT ..................................................... 48
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Prevalensi cedera, baik akut maupun kronis, meningkat setiap
tahun. The Wound Association di Amerika Serikat mensurvei
kejadian luka di dunia berdasarkan penyebab penyakit dan
memperoleh data 110,3 juta luka operasi, 1,6 juta luka, 20,4
juta lecet, dan 10 juta luka bakar, ulkus dekubitus 8,5 juta, ulkus
vena 12,5 juta, ulkus diabetik 13,5 juta, amputasi 200.000,
kanker 0,6 juta, melanoma maligna 0,10 juta, komplikasi
kanker kulit 100.000 (Diligence, 2017). Selain itu, dilaporkan
bahwa 1,4 juta orang dewasa dirawat karena cedera kekerasan
antara tahun 2000 dan 2010, mewakili prevalensi 1,6% dari
semua pasien gawat darurat (ED) dewasa di Amerika Serikat
(Monuteaux, Fleegler, & Lee, 2017). Prevalensi cedera
meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia, prevalensi
tertinggi di Sulawesi Selatan sebesar 12,8% dan terendah di
Jambi sebesar 4,5%. Penyebab cedera terbanyak pada
penduduk Indonesia adalah goresan/memar karena jatuh,
sebesar 70,9% sebesar 40,9% dan kecelakaan sepeda motor
sebesar 40,6% (Riskesdas, 2013). Peningkatan jumlah
penderita diabetes menyebabkan peningkatan kejadian
komplikasi diabetes salah satunya ulkus kaki diabetik. Setiap
6
tahun, lebih dari 1 juta penderita diabetes mellitus kehilangan
salah satu kakinya sebagai komplikasi diabetes. Ini berarti
bahwa setiap 30 detik satu kaki dikaitkan dengan diabetes pada
40-70 orang, dan amputasi kaki diperkirakan 5-25 per 100.000
orang per tahun. Di sisi lain, jumlah penderita diabetes
diamputasi adalah 6-8 per 1000 orang, sebagian besar didahului
oleh ulkus kaki (Semer, 2013). Menurut prevalensi global,
terdapat 451 juta penderita diabetes di seluruh dunia pada tahun
2017, dan penyakit ini akan terus meningkat, mencapai 693 juta
pada tahun 2045 (International Diabetes Federation, 2018).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO, 2016),
World Health Organization (WHO, 2016) menempatkan
diabetes sebagai penyebab kematian ke-7. Lebih lanjut
International Diabetes Federation (IDF, 2017) menyatakan
bahwa jumlah penderita diabetes adalah 387 juta pada tahun
2014, meningkat menjadi 424,9 juta pada tahun 2017, dan
628,6 juta pada tahun 2045. Hal ini disebabkan oleh diabetes
dan hampir semua kasus ini terjadi sebelum usia 70 tahun.
Menurut estimasi data International Diabetes Federation (IDF)
dari hasil survey 2017 Asia Tenggara menempati urutan ke-3
setelah Amerika Utara dan Afrika Utara dengan jumlah
penderita Diabetes Mellitus yaitu 8,5% terjadi pada usia 20-29
tahun. Salah satu negara dengan jumlah penderita DM
terbanyak di dunia adalah Indonesia. Prevalensi DM di
7
Indonesia mulai pada tahun 2013 hingga 2018 mengalami
peningkatan menjadi 2%. Kemudian pada tahun 2018 penderita
Diabetes mellitus yang terendah terdapat di Provinsi NTT,
yaitu sebesar 0,9%, serta prevalensi DM tertinggi di Provinsi
DKI Jakarta sebesar 3,4% Sedangkan di Sulawesi selatan pada
tahun 2013 sebesar 1,6% meningkat menjadi 1,8% pada tahun
2018 (Infodatin, 2018). Prevelensi DM yang terdiagnosis
dokter tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta
(2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur
sebanyak (2,3%). Sedangkan prevelensi DM yang terdiagnosis
dokter berdasarkan gejala tertinggi berda di Sulawesi Tengah
(3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), dan Sulawesi Selatan (3,4%)
(Kemenkes, 2013). Berdasarkan survey Dinas Kesehatan Kota
Makassar jumlah penderita DM mengalami peningkatan pada
tahun 2014 sebanyak 1894 orang, pada tahun 4 2015 menjadi
5700 orang, sedangkan data tahun 2016 sebanyak 4555
penderita DM (Dinkes, 2016).
Penanganan yang cepat dan tepat dari mulai pre-hospital
hingga intra-hopital oleh perawat sangat penting untuk
mencegah komplikasi dan kematian. Oleh karena itu
perawat dituntut untuk memiliki kompentasi dalam
menangani masalah luka akut dan kronik. Salah satu
upaya dalam peningkatan kompetensi tersebut dilakukan
8
melalui pelatihan Certified basic wound care nurse
(CBWCN). CBWCN merupakan salah satu pelatihan
dasar bagi perawat dalam menangani masalah luka akut
dan kronik. Penananganan masalah tersebut ditunjukan
untuk melakukan pengkajian awal dan memberikan
penanganan masalah luka akut dan kronik dasar sehinga
dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah komplikasi
dan kematian.
9
jam pembelajaran dalam kurikulum ini tidak boleh
dikurangi namun dapat ditambahkan apabila ada
kekhususan dari penyelenggara pelatihan.
B. DASAR HUKUM
Dasar penyusunan Kurikulum Pelatihan ini adalah
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 36
tahun 2009 tentang kesehatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang
tenaga kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor. 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan dibidang kesehatan
4. Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2000 tentang
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil.
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
10
b. Tujuan Khusus
11
13. Melaksanakan Asuhan keperawatan luka bakar
14. Melaksanakan Asuhan keperawatan luka tekan
15. Melaksanakan Asuhan keperawatan luka malignan
16. Mejelaskan Aspek legal dalam perawatan luka
17. Menjelaskan Standard universal precaution
18. Menjelaskan dan menerapkan Komunikasi efektif
19. Menjalskan dan mencegah koropsi
12
BAB II
PESERTA, PELATIH DAN
KOMPETENSI
A. PESERTA
1. Kriteria peserta
Peserta adalah perawat dengan kriteria sebagai
berikut :
a. Latar belakang pendidikan minimal D.III
Keperawatan
b. Ditugaskan dari Institusi Rumah Sakit atau
pribadi
c. Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) profesi
yang masih berlaku
d. Memiliki Surat Jaminan Kesehatan
e. Bersedia mengikuti peraturan yang berlaku
2. Jumlah Peserta
Setiap kelas Pelatihan Basic wound care nurse
(BWCN) dalam satu kelas maksimal adalah 25
orang. Rasio antara pelatih dan peserta adalah : 1
:5
13
B. PELATIH/ FASILITATOR/ INSTRUKTUR
Kriteria pelatih:
1. Latar belakang pendidikan minimal Pendidikan
Ners
2. Memiliki Nomor Induk Registrasi Anggota
(NIRA) PPNI Aktif dan memiliki Surat
Tanda Registrasi (STR) profesi yang masih
berlaku
3. Memiliki sertifikat Lulus minimal Pelatihan
Basic wound care nurse (BWCN)
4. Memiliki sertifikat TOT bidang keahlian
terkait, yang dikeluarkan oleh
PPNI/Himpunan atau Lembaga pemerintah
yang terakreditasi
5. Memiliki pengalaman bekerja di bidang
keilmuan terkait sekurang-kurangnya 3
tahun (praktik)
C. KOMPETENSI
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta memiliki
kompetensi dalam : Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi
sistem integumen
14
1. Menjelaskan Fisiologi penyembuhan luka
2. Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka
3. Menjelaskan Nutrisi dan penyembuhan luka
4. Menjelaskan dan membedakan konsep dalam
Wound bed preparation (WBP)
a. Konsep TIME/TIMER
b. Metode Debridemang
5. Menjelaskan dan melakakukan pengkajian luka
c. Karakteriktik dasar luka
d. Alat pengkajian luka /perkembangan luka
e. Konsep moist dalam penyembuhan luka
6. Menjelaskan Tahapan infeksi dan beban mikroba
7. Menjelaskan Alternatif dressing dalam perawatan
luka
8. Menjelaskan dan melakukan Pemeriksaan
diagnostik pada ekstrermitas bawah ; ABPI,
Monofilament test/IpTT, pemeriksan penunjang
lainnya
9. Menjelaskan dan melakukan Tindakan terafi
kompresi
10. Melaksanakan Asuhan keperawatan luka
akut/trauma
11. Melaksanakan Asuhan keperawatan luka kronik :
Leg ulcer (diabetik, venous/arterial/mix)
12. Melaksanakan Asuhan keperawatan luka bakar
13. Melaksanakan Asuhan keperawatan luka tekan
14. Melaksanakan Asuhan keperawatan luka malignan
15. Mejelaskan Aspek legal dalam perawatan luka
16. Menjelaskan Standard universal precaution
17. Menjelaskan dan menerapkan Komunikasi efektif
15
BAB III
PENYELENGGARA PELATIHAN
A. PENYELENGGARAAN
Pelatihan Pelatihan Asuhan Keperawatan Basic
Wound Care Nurse (BWCN) yang terakreditasi
diselenggarakan oleh ikatan/himpunan Institusi
Pelatihan Bidang Kesehatan yang Terakreditasi
(BBPK/ Bapelkes)/ Instansi lain dengan pengampuan
dari Institusi Pelatihan kesehatan yang terakreditasi,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Memiliki seseorang yang ditunjuk menjadi
pengendali Pelatihan yang telah mengikuti
Pelatihan pengendali Pelatihan bidang Kesehatan/
Master of Training (MoT).
2. Memiliki minimal 1 orang tenaga/ panitia
penyelenggara Pelatihan yang telah mengikuti
Pelatihan Training of Trainer (TOT)
B. PERSYARATAN TEMPAT
Pelatihan Basic Wound Care Nurse adalah ikatan
himpunan dan Divisi Pendidikan dan Pelatihan
16
Rumah Sakit dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang terakreditasi
diselenggarakan di Institusi Pelatihan Bidang
Kesehatan yang Terakreditasi (BBPK/ Bapelkes)/
Instansi lain yang memiliki sarana dan prasarana yang
sesuai dengan kebutuhan Pelatihan.
17
1. PROSES PEMBELAJARAN
Pre-Test Pembukaan
Observasi
Praktek Lapangan
Post Test
18
Penutupan
Rincian Rangkaian Alur Proses Pembelajaran adalah
sebagai berikut:
1. Pre Test
Sebelum acara pembukaan dilakukan pre test
terhadap peserta, dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi awal tentang pengetahuan dan
kemampuan peserta terkait materi.
2. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan
pelatihan secara resmi. Proses pembukaan pelatihan
meliputi beberapa kegiatan berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
19
b. Storming
Pada tahap ini mulai terjadi debat yang makin
lama suasananya makin memanas karena ide
yang diberikan mendapatkan tanggapan yang
saling mempertahankan idenya masing-masing.
Instruktur berperan memberikan rangsangan
pada peserta yang kurang terlibat agar ikut aktif
menanggapi.
c. Norming
Pada tahap ini suasana yang memanas sudah
mulai reda karena kelompok sudah setuju
dengan klarifikasi yang dibuat dan adanya
kesamaan persepsi. Masing- masing peserta
mulai menyadari dan muncul rasa mau
menerima ide peserta lainnya. Dalam tahap ini
sudah terbentuk norma baru disepakati
kelompok. Instruktur berperan membulatkan ide
yang telah disepakati menjadi ide kelompok.
d. Performing
Pada tahap ini kelompok sudah kompak, diliputi
20
suasana kerjasama yang harmonis seusai dengan
norma baru yang telah disepakati bersama.
Instruktur berperan memacu kelompok agar
masing-masing peserta ikut serta aktif dalam
setiap kegiatan kelompok dan tetap menjalankan
norma yang telah disepakati.
3. Pemberian Wawasan
Setelah pembelajaran, kegiatan dilanjutkan dengan
memberikan materi sebagai dasar pengetahuan wawasan
yang perlu diketahui peserta dalam Pelatihan ini, yaitu: a.
Anti korupsi dan gratifikasi, b. Rencana Tindak Lanjut
4.Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan
Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari
21
proses Pelatihan mengarah pada kompetensi yang akan
dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan
dengan menggunakan metode sebagai berikut: ceramah
tanya jawab, brainstorming, latihan, praktik dan bermain
peran yang melibatkan semua peserta untuk berperan
serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut.
Pengetahuan dan keterampilan meliputi materi: konsep
perawatan luka dan pelaksasanaan perawatan luka.
5. Mengcode
Proses pembelajaran di akhir seluruh materi
dilanjutkan dengan mega code/ simulasi gabungan
untuk mendapatkan kesempatan untuk
mensimulasikan seluruh kompetensi yang harus
dicapai pada Pelatihan BWCN bagi Perawat.
22
praktik serta. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
penyelenggaraan untuk mendapatkan masukan dari
peserta tentang penyelenggaraan Pelatihan yang akan
digunakan penyempurnaan penyelenggaraan
berikutnya.
7. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua
rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh pejabat yang
berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
b. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta.
c. Pembagian sertifikat.
d. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
e. Penutupan oleh pejabat yang berwenang.
f. Pembacaan doa.
23
BAB IV
STRUKTUR PROGAM
Struktur kurikulum pada Pelatihan BASIC WOUND CARE NURSE (BWCN) yang telah
ditetapkan secara terinci pada tabel berikut:
Metode
Materi
No T P PL JML
A. Materi Pelatihan Dasar (MPD)
1 Etik dan Legal Keperawatan 2 0 0 2
2 Standard universal precaution pada wound care 2 0 0 2
3 Komunikasi Efektif 1 1 0 2
Sub Total 5 1 0 6
B Materi Pelatihan Inti (MPI)
a. Anatomi dan Fisiologi sistem integumen
1 b. Fisiologi penyembuhan luka 2 0 0 2
c. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
Wound bed preparation (WBP)
2 - Konsep TIME/TIMERS 2 0 0 2
- Metode Debridemang
Pengkajian luka
- Karakteriktik dasar luka
3 2 0 0 2
- Alat pengkajian luka /perkembangan luka
- Konsep moist dalam penyembuhan luka
4 Tahapan infeksi dan beban mikroba 2 0 0 1
5 Nutrisi dan penyembuhan luka 1 0 0 1
6 Alternatif dressing dalam perawatan luka 1 1 0 2
Pemeriksaan diagnostik pada ekstrermitas bawah ; ABPI,
7 Monofilament test/IpTT, pemeriksan penunjang lainnya 1 2 3
Tindakan terafi kompresi
8 Asuhan keperawatan luka akut/trauma 1 0 0 1
Asuhan keperawatan luka kronik :
9 3 1 3
- Leg ulcer (diabetik, venous/arterial/mix)
10 Asuhan keperawatan luka bakar 1 1
11 Asuhan keperawatan luka tekan 2 1
12 Asuhan keperawatan luka malignan 1 1
13 Praktikum perawatan luka 2 2
14 Praktik klinik 10 10
Sub Total 18 6 10 34
C Materi Pelatihan Penunjang (MPP)
1 Penulisan ilmiah 2 0 0 2
2 Anti korupsi 2 0 0 2
Sub Total 4 0 0 4
TOTAL 27 5 10 43
Keterangan:
24
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menitTriage Pasien.
25
BAB V
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA PELATIHAN
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan peran dan 1. Peran dan fungsi perawat • Ceramah • Bahan • Undang–Undang No
fungsi perawat dalam dalam perawatan luka Tanya tayang 38 Tahun 2014
perawatan luka jawab • Modul tentang
• Curah BTCLS Keperawatan
Pendapat • Komputer
2. Etik keperawatan • Proyektor • Etik keperawatan
a. Pengertian etik
• Sound Indonesia
b. Sikap-sikap etik
system
dalam perawatan • Kepmenkes No 01-
2. Menjelaskan etik dan luka 07/Menkes/ 425
legal dalam c. Masalah-masalah etik /2020 tentang
perawatan luka Standar Profesi
Perawat Indonesia
• Permenkes No 47
Tahun 2018 tentang
26
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
3. Menjelaskan aspek legal 3. Aspek Legal Perawatan Pelayanan Kegawat
perawatan luka Luka daruratan
a. Aspek hukum
perawatan luka Baranoski S, Ayello
b. Empat elemen E. Wound Care
tuntutan hukum Essentials:
c. Sanksi etik dan tuntutan Practice
hukum perawatan luka Principles: Fourth
d. Dokumentasi dalam Edition.; 2015.
perawatan luka
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
27
Materi : Standard Universal Precaution Dalam Perawatan Luka
Waktu : 2 JPL (T= 2, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami Sistem
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Referensi
Materi Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata Modul
pelatihan ini, peserta dapat: 1. Konsep Standard universal • Ceramah • Bahan pelatihan
precaution (SUP) dan tanya tayang CBWCN
Menjelaskan konsep a. Pengertian jawab • Modul
standard universal b. Maksud dan tujuan Curah • Komputer
precaution c. Prinsif SUP pendapat • Proyektor
d. Komponen penting Sound system
dalam SUP
28
Materi : Komunikasi Efektif
Waktu : 2 JPL (T = 1 JPL, P= 1 JPL, PL= 0 JPL)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami tentang komunikasi efektif
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Metode Media dan Referensi
Materi Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :
Mendeskripsikan pengertian
dan makna komunikasi efektif 1. Pengertian komunikasi efektif Ceramah - Modul 1. Hardjana, AM (2003).
dengan baik Berbagai makna komunikasi tanya jawab - Bahan Komunikasi Intra dan
Mengidentifikasi hambatan- Hambatan dalam berkomunikasi Interpersonal. Jakarta: Kanisius
- tayang 2. Weni, AL (1991). Komunikasi
hambatan dlam berkomunikasi 1. Hambatan komunikasi
secara efektif 2. Salah paham dalam komunikasi - Pointer Antar Pribadi. Bandung: Citra
Mengatasi hambatan dlam - Papan tulis Aditia Bakti.
komunikasi - ATK Komunikasi
Menerapkan prinsip komunikasi Prinsip-prinsip komunikasi efektif Flipcharts Efektif,
efektif 1. Mendengar efektif KARS
2. Keterampilan berbicara
Gaya bicara
Menerapkan strategi komunikasi Strategi komunikasi antar individu
antar individu dalam kelompok dan kelompok
berdasarkan prinsip saling 1. Aspek-aspek komunikasi efektif
menghargai 2. Strategi membangun
komunikasi fektif
3. Efektifitas komunikasi verbal
dan non verbal
Pengaruh budaya
Menerapkan komunikasi efektif Komunikasi efektif dalam bidang
dalam bidang kesehatan kesehatan
1. ISBAR
2. Tulbakon
3. Timbang terima
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
29
Materi : Anatomi dan fisiologi Sistem Integumen, fisiologi penyembuhan luka dan factor yang mempengaruhi penyembuhan luka
Waktu : JPL 2 (T= 2, P = 0, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami konsep perawwatan luka ; anatomi dan fisiologi system
integument, fisiologi penyembuhan luka, dan factor yang mempengaruhi
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata Modul Pelatihan
pelatihan ini peserta dapat: Konsep anatomi dan fisiologi • Ceramah • Bahan CBWCN
a. Struktur anatomi Tanya tayang
Menjelaskan konsep b. Fisiologi kulit jawab • Modul
perawatan luka c. Fungsi kulit • Komputer
• Proyektor
• Sound
system
• Pantom
30
Materi : Wound Bed Preparation (WBP)
Waktu : 2 JPL (T= 2, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami triage pasien
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Wound bed preparation (WBP) Modul Pelatihan
Menjelaskan konsep WBP - Konsep TIME/TIMER • Ceramah • Bahan CBWCN
- Tissue management Tanya tayang
- Infection jawab • Modul
- Moisture balance • Komputer
- Wound edge • Proyektor
- Repair • Sound
system
• Pantom
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
31
Materi : Pengkajian Luka
Waktu : 6 JPL (T= 2, P= 4, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penilaian dan penatalaksanaan pengkajian luka
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Menjelaskan hal-hal yang perlu Pengkajian luka Modul
dikaji dalam perawan luka Karakteriktik dasar luka: • Ceramah • Bahan Pelatihan
- warna, bentuk, type, sekeliling luka, Tanya tayang CBWCN
dan tepi luka jawab • Modul
• Komputer
• Proyektor
• Sound
system
• Pantom
• Video
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
33
Materi : Tahapan infeksi dan beban mikroba
Waktu : 2 JPL (T = 2, P = 0, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan pasien dengan infeksi .
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata Tahapan infeksi : Modul Pelatihan
pelatihan ini, peserta dapat: - Kontaminasi • Cerama • Bahan CBWCN
- Kolonisasi hTanya tayang
Menjelaskan konsep tahapan - Local infeksi jawab • Modul
infeksi - Spreading • Komputer
- Sepsis • Proyektor
- Manajemen luka infeksi • Sound
system
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
34
Materi : Nutrisi dan penyembuhan luka
Waktu : 1 JPL T = 1, P = 0, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami peran nutrsi dalam
Penyembuhan luka
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Peserta mampu menjelaskan • Definisi /pengertian nutrsi Modul Pelatihan
peran nutrisi dalam • Pentingnya nutrisi dalam • Ceramah • Bahan tayang CBWCN
penyembuhan luka penyembuhan luka Tanya • Modul
• Malnutrisi dan jawab • Komputer
penyembuhan luka • Proyektor
• Kebutuhan nutrsi untuk • Sound system
penyembuhan luka
• Mikronuttrien
• Peran nutrsi dalam
pencegahan luka kronik
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
35
Materi : Alternatif dressing dalam perawatan luka dan penunjang lainnya
Waktu : 2 JPL T = 1, P = 1, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami fungsi dressing dalam luka dan
Memilih macam-macam dressing dalam perawatan luka sesuai dasar luka
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Peserta mampu menjelaskan • Definisi /pengertian Modul Pelatihan
fungsi dressing dalam dressing • Ceramah • Bahan tayang CBWCN
perawatan luka • Konsep dressing luka Tanya • Modul
• Fungsi dressing dalam jawab • Komputer
penyembuhan luka • Proyektor
• Simulasi •
• Macam – macam dressing Sound system
dalam perawatan luka • Bahan macam
• Foto -foto
dressing
luka
36
Materi : Pemeriksan diagnostic ekstremitas bawah
Waktu : 2 JPL T = 1, P = 1, PL = 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami pentingnya pemeriksaan diagnotik
Dalam perawatan luka dan mendemonstrasikan pemeriksaan diagnostik ekstremitas bawah
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Peserta mampu menjelaskan • Definisi /pengertian Modul Pelatihan
macam pemeriksaan pemeriksaan diagnostic • Ceramah • Bahan tayang CBWCN
diagnostic ekstremitas • Pentingnya pemeriksaan • Modul
bawah dalam perawatan luka fisik local luka , • Tanya • Komputer
ektremaitas bawah dan jawab • Proyektor
diagnostic dalam • Sound system
perawatan luka • Bahan macam
• Macam pemeriksaan dressing
diagnostic ekstremitas
bawah : vascular dengan
doppler , pemeriksaan
sensasi, pemeriksaan kulit
dan muskuloskletal
• Hematologi dan kimia
yang penting dalam
perawatan luka
Peserta mampu • Mensimulasikan Modul Pelatihan
mensimulasikan pemeriksaan diagnostic • Simulasi • Bahan tayang CBWCN
pemeriksaan diagnostic ekstremitas bawah: • Modul
ekstremitas bawah ABPI, Monofilamnet test, • Komputer
reflek ankle , • Proyektor
• Sound system
• Alat -alat dopppler ,
monofilament
test/garputala
37
Peserta mampu • Konsep terafi kompresi Modul Pelatihan
mensimulasikan terafi • Simulasi • Bahan tayang CBWCN
kompresi • Modul
• Komputer
• Proyektor
• Sound system
• Bandaging one layer
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata • Definisi luka akut Modul Pelatihan
pelatihan ini, peserta dapat: • Konsep perawatan luka • Ceramah • Bahan tayang CBWCN
Menjelaskan macam luka akut/trauma • Modul
akut /trauma • Manajemen luka akut • Tanya jawab • Komputer
/trauma • Proyektor
• Sound system
• Bahan macam
dressing
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
38
Materi : Asuhan keperawatan luka kronik : Leg ulcer (diabetik, venous/arterial/mix)
Waktu : 3 JPL (T= 2, P= 1, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler.
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata • Difinisi leg ulcer Modul Pelatihan
pelatihan ini, peserta dapat: • Perbedaan leg ulcer • Ceramah • Bahan tayang CBWCN
1. Menjelaskan macam - • Patofisiologi dasar leg uler dan Tanya jawab • Modul
manifestasi : • Komputer
macam leg ulcer •
- Diabetes dan tipe luka diabetes Lembar • Proyektor
2. Membedakan type leg pengkajian
- Venous • Sound system
ulcer luka
- Arterial • Pantom
- Mix
• Perbedaan lokasi leg ulcer
• Pemeriksaan diagnostic leg ulcer
• Pengkajian leg ulcer
(wagner/SHID)
• Manajemen leg ulcer
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
39
Materi : Asuhan keperawatan luka bakar
Waktu : 1 JPL (T= 1, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan konsep asuhan luka bakar
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata • Definisi luka bakar Modul Pelatihan
pelatihan ini, peserta dapat: • Penyebab • Ceramah • Bahan tayang CBWCN
Menjelaskan konsep asuhan • Tiga zona luka bakar • Modul
• Tanya jawab •
keperawatan luka bakar • Patofisiologi dasar luka Komputer
bakar • Proyektor
• Macam dan derajat luka • Sound system
bakar
• Manajemen asuhan luka
bakar sesuai derajat
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
40
Materi : Asuhan keperawatan luka tekan
Waktu : 1 JPL (T= 1, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan konsep asuhan luka tekan
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata • Definisi luka tekan Modul Pelatihan
pelatihan ini, peserta dapat: • Penyebab • Ceramah • Bahan tayang CBWCN
Menjelaskan konsep asuhan • Patofisiologi dasar luka • Modul
tekan • Tanya jawab • Komputer
keperawatan luka tekan
• Macam dan derajat luka • Proyektor
tekan • Sound system
• Pengkajian luka tekan
• Manajemen asuhan luka
tekan sesuai derajat luka
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
41
Materi : Asuhan keperawatan luka kronik malignan
Waktu : 1 JPL (T= 1, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan konsep asuhan luka tekan
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Alat Referensi
Pokok Bantu
Setelah mengikuti mata • Definisi luka malignan Modul Pelatihan
pelatihan ini, peserta dapat: • Penyebab • Ceramah • Bahan tayang CBWCN
Menjelaskan konsep asuhan • Patofisiologi dasar luka • Modul
malignan • Tanya jawab • Komputer
keperawatan luka kronik
malignan • Tipe luka manlignan • Proyektor
• Pengkajian luka malignan • Sound system
• Konep manajemen asuhan
luka kronik malignan:
Kontrol perdarahan,
infeksi, bau, nyeri ,
• Support psikologis
• Pembalutan dalam luka
malignan
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
42
Materi : penulisan ilmiah
Waktu : 2 JPL (T= 2, P= 0, PL= 0)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan penulisan ilmiah dalam perawatan luka
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata • Pengertian karya tulis ilmiah Modul
pelatihan ini peserta • Ruang lingkup karya tulis • Ceramah • Bahan Pelatihan
dapat: • Jenis-jenis karya tulis ilmiah tayang CBWCN
• Tanya jawab • Modul
Menjelaskan penulisan • Pengertian jenis-jenis kegiatan
ilmiah dalam perawatan ilmiah pada forum akademik • Komputer
luka seperti seminar, • Proyektor
lokakarya,diskusi, diskusi panel, • Sound
simposium system
• Penyusunan karya tulis pada
kegiatan penelitian
• Tatacara tentang penulisan karya
tulis tentang: penyusunan kalimat
dan paragraf ; kecermatan
menggunakan EYD ; membuat
kutipan langsung/tidak langsung
;membuat daftar pustaka ;
membuat tabel/gambar dalam
karya tulis
• Konteks : rumusan masalah ;.
kajian teori ;. pembahasan ;.
kesimpulan dan saran ;. penulisan
daftar pustaka/sumber bahan
tulisan
Keterangan:
1). T: Teori @ 45 menit 2). P : Penugasan /parktik laboratorium @ 45 menit
3). PL : Praktik klinik/ Observasi Lapangan @ 60 menit
43
Materi : Pratikum laboratorium dan klinik
Waktu : 12 JPL (T= 0, P= 2, PL= 10)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan penulisan ilmiah dalam perawatan luka
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata • Simulasi pelaksanaan perawatan Modul
pelatihan ini peserta luka • Simulasi • Bahan Pelatihan
dapat: tayang CBWCN
Mensimulasikan praktik • Modul
perawatan luka • Komputer
• Proyektor
• Sound
system
• Pantom
44
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 2 JPL (T=2 jpl; P= jpl; PL=0 jpl)
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu memahami anti korupsi
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
Setelah mengikuti mata
pelatihan ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan Konsep
Korupsi 1. Konsep korupsi • Curah • Modul • Undang-undang
a. Definisi korupsi pendapat • Bahan Nomor 20 Tahun
2001 tentang
b. Ciri-ciri korupsi • Ceramah tayang
Perubahan Atas
c. Bentuk/jenis korupsi Tanya • Komputer
Undang-undang
d. Tingkatan korupsi jawab • Flipchart Nomor 31 Tahun
• Latihan • Spidol 1999 tentang
e. Faktor penyebab korupsi kasus
2. Menjelaskan Konsep f. Dasar hukum tentang korupsi • Latihan Pemberantasan
Anti Korupsi • Pemutaran Tindak Pidana
film kasus
Korupsi
2. Konsep anti korupsi • Film
a. Definisi anti korupsi • Instruksi Presiden
3. Menjelaskan Upaya b. Nilai-nilai anti korupsi Nomor1 Tahun
Pencegahan Korupsi c. Prinsip-prinsip anti korupsi 2013
dan Pemberantasan
Korupsi 3. Upaya pencegahan korupsi dan
pemberantasan korupsi
45
Indikator Hasil Belajar Materi Pokok dan Sub Materi Metode Media dan Referensi
Pokok Alat Bantu
a. Upaya pencegahan korupsi • Keputusan Menteri
b. Upaya pemberantasan Kesehatan Nomor
korupsi 232/MENKES/S
c. Strategi komunikasi K/VI/2013 tentang
Pemberatasan Korupsi (PK) Strategi
Komunikasi
4. Menjelaskan Tata Cara 4. Tata cara pelaporan dugaan Pekerjaan dan
Pelaporan Dugaan pelanggaran tindak pidana Budaya Anti
Pelanggaran Tindak Pidana korupsi Korupsi
Korupsi a. Laporan
b. Penyelesaian hasil
penanganan pengaduan
masyarakat
c. Pengaduan
d. Tatacara penyampaian
e. Tim pengadaan pengaduan
masyarakat terpadu di
lingkungan Kemenkes.
f. Pencatatan pengaduan
46
BAB VI
EVALUASI
Tujuan evaluasi /penilaian peserta adalah untuk melihat sejauh mana kemampuan tingkat peserta
untuk menerima pengetahuan, ketrampilan dalam pelatihan CBWCN bagi perawat. Berikut jenis
evaluasi yang dilakukan.
B. EVALUASI PENYELENGGARA
Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan dilakukan untuk mengetahui ketercapaian
keberhasilan pelaksanaan pelatihan dan mutu pelatihan yang dilaksanakan untuk
menghasilkan peserta yang kompeten. Hasil evaluasi tersebut sebagai nilai efektifitas
pelatihan dan memperbaiki pelaksanaan pelatihan berikutnya.
47
BAB VII
SERTIFIKAT
Setiap peserta yang telah menyelesaikan proses pembelajaran minimal 95% akan diberikan
sertifikat kehadiran dan keahlian pelatihan CBWCN bagi perawat yang dikeluarkan oleh
penyelenggara pelatihan. Sertifikat kehadiran ditanda tangani oleh DPW PPNI bersama
penyelenggara pelatihan, sedangkan keahlian ditandatangani oleh Ketua Umum DPP PPNI
Bersama dengan badan kelengkapan PPNI (Ikatan dan atau Himpunan Pusat) atau Badan Diklat
DPP PPNI.
Sertifikat yang dikeluarkan dari DPP PPNI sesuai dengan ketentuan PKB terdiri dari:
1. Sertifikat Kehadiran (Certificate of Competence)
Sertifikat kehadiran diberikan kepada peserta yang telah mengikuti kegiatan ilmiah
secara penuh sesuai jadwal kegiatan (100%) baik secara online maupun offline. Bagi
peserta yang tidak hadir atay tidak mengikuti acara sampai selesai tidak mendapatkan
sertifikat. Sertifikat diberikan penyelenggara kegiatan pada akhir acara. Sertifikat
teregister serta ditandatangani ketua DPW dan ketua penyelenggara.
Sertifikat keahlian teregister dan ditandatangani Ketua Umum DPP PPNI Bersama
Pengurus Pusar Ikatan/ Himpunan Badan Diklat DPP PPNI setelah dilakukan evaluasi
(assesmen/ uji) sesuai standar Kurikulum Ikatan/ Himpunan. Penulisan nama keahlian
dalam sertifikat bukan sebutan sertifikasi.
Besaran SKP yang diberikan berdasarkan jumlah jam efektif dari pelatihan yang dilakukan dalam
48
struktur kurikulum yaitu 43 JPL adalah 3 SKP. Besaran 3 SKP dalam PKB3 DPP PPNI
disetarakan menjadi 1 (satu) Angka kredit yang diakui oleh Kepala Pusdiklat Aparatur an.
Menteri Kesehatan.
Apabila tidak memenuhi ketentuan tersebut maka peserta hanya akan mendapatkan surat
keterangan telah mengikuti pelatihan yang ditandatangani oleh ketua panitia penyelenggara.
49