Makalah Kom Terapeutik IGD ICU
Makalah Kom Terapeutik IGD ICU
Makalah Kom Terapeutik IGD ICU
Di Susun Oleh :
Kelompok 5 Kelas 3B
1. 1.Abhista akiko 22.15.2.029.047
2. 2.Ahmad nur wahid al'ula 22.15.2.029.048
3. Anis Jumrotin 22.15.2 092.051
4. Aryatul Hanis Faradila 22.15.2.029.052
5. Dinia laily oktavia 22.15.2.029.059
6. Hayni Relawati W 22.15.2.029.063
7. Indi awalin febriana 22.15.2.029.065
8. Moch.Ro'iful munif 22.15.2.029.071
9. Najwa salwa Nabila 22.15.2.029.075
10. Pita mariana 22.15.2.029.080
11. Risa Amelia 22.15.2.029.083
12. Tiya Nur Frida A.I. 22.15.2.029.089
13. Vonny Safira 22.15.2.029.090
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun bisa menyelesaikan tugas
Komunikasi Terapeutik yaitu makalah tentang Roleplay Komunikasi Terapeutik
Pada Pasien di IGD dan ICU.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Komunikasi Terapeutik ..........................................................3
B. Tujuan Komunikasi Terapeutik pada Klien di IGD dan ICU ...............5
C. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat ........................................6
D. Prinsip Komunikasi Gawat Darurat .....................................................8
E. Komunikasi Pada Pasien Di ICU .........................................................8
F. Prinsip Komunikasi Dengan Pasien DI ICU ........................................9
G. Cara Komunikasi Dengan Pasien Tak Sadar ........................................10
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ............................................................................................13
B. Diagnosa Keperawatan ........................................................................13
C. Perencanaan Keperawatan ...................................................................13
D. Pelaksanaan Keperawatan ...................................................................14
E. Evaluasi ................................................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN DAN NARASI ROLEPLAY
A. Komunikasi Terapeutik di ICU & IGD..................................................15
B. Roleplay Komunikasi Terapeutik pada Pasien di ICU...........................17
BAB V
A. Kesimpulan ..........................................................................................20
B. Saran ....................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………...…………….21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iv
seoptimal mungkin. Serta menerapkan komunikasi efektif dan terapeutik dalam
memberikan pelayanan terhadap pasien (Depkes, 2010).
B. Rumusan masalah
1.
2. Untuk mengetahui apa itu komunikasi terapeutik
3. Untuk mengetahui tujuan komunikasi terapeutik pada klien di igd dan
icu
4. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan gawat darurat
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip komunikasi gawat darurat
6. Untuk mengetahui apa itu komunikasi pada pasien di icu
7. Untuk mengetahui bagaimana prinsip komunikasi dengan pasien di icu
8. Untuk mengetahui bagaimana cara komunikasi dengan pasien tak sadar
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
vi
disampaikan dapat berupa verbal dan nonverbal. Bermain merupakan cara
berkomunikasi dan berhubungan yang baik dengan klien anak.
Perawat dapat menyampaikan atau mengkaji secara nonverbal antara lain : Vokal,
nada,kualitas, keras ato lembut, kecepatan, yang semuanya menggambarkan
suasana emosi.
vii
Tujuan komunikasi terapeutik pada klien gawat darurat menciptakan kepercayaan
antara perawat dengan klien yang mengalami kondisi kritis atau gawat darurat
dalam melakakan tindakan, sehingga klien cepat tertolong dan tidak terjadi hal
yang fatal.
1.Mengendalikan Perilaku
Pada klien yang tidak sadar, karakteristik pasien ini adalah tidak memiliki
respon dan klien tidak ada prilaku, jadi komunikasi dengan pasien ini tidak
berfungsi sebagai pengendali prilaku. Secara tepatnya pasien hanya memiliki satu
prilaku yaitu pasien hanya berbaring. imobilitas dan tidak melakukan suatu
gerakan yang berarti. Walaupun dengan berbaring ini pasien tetap memiliki
prilaku negatif yaitu tidak. bisa mandiri.
2. Perkembangan Motivasi
3. Pengungkapan Emosional
viii
terhadap klien, karena itu akan berpengaruh secara tidak langsung langsung
terhadap klien.
4. Informasi
ix
(Yulis, 2011)..Transportasi penderita gawat darurat dari tempat kejadian ke rumah
sakit sampai sekarang masih dilakukan dengan bermacam-macam kendaraan,
hanya sebagian kecil saja dilakukan dengan ambulan. Tujuan dari transportasi ini
adalah memindahkan penderita dengan cepat tetapi aman, sehingga tidak
menimbulkan perlukaan tambahan ataupun syok pada penderita. Semua kendaraan
yang membawa penderita gawat darurat harus berjalan perlahanlahan dan
mentaati semua peraturan lalu lintas. Bagi petugas ambulan gawat darurat berlaku
beberapa ketentuan, diantaranya adalah :
x
dalam keadaan sehari – hari maupun dalam keadaan bencana dan kondisi kejadian
luarbiasa. Prinsip dari SPGDT adalah memberikan pelayanan yang cepat, cermat,
dan tepat di mana tujuannya untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah
kecacatan. Terdapat tiga fase pelayanan kesehatan yaitu sistem pelayanan pra
rumah sakit adalah kejadian kasus kegawatdaruratan sehari-hari yang sering di
temukan seperti korban kecelakaan, bencana alam, dan kejadian luar biasa, maka
yang perlu dilakukan pemerintah adalah, membentuk atau mendirikan pusat
pelayanan yang bersifat umum dan bersifat emergency di mana bentuk nya
merupakan suatu unit kerja yang disebut publik safety center (PSC). PSC ini
merupakan suatu unit kerja yang memberikan pelayanan umum yang bersifat
emergency, bisa merupakan UPT Dinas kesehatan kabupaten maupun kota yang
sehari–harinya secara operasional dipimpin seorang direktur.
xi
ICU adalah unit perawatan khusus yang dikelola untuk merawat pasien
sakit berat dan kritis, cedera dengan penyulit yang mengancam nyawa dengan
melibatkan tenaga kesehatan terlatih, serta didukung dengan kelengkapan
peralatan khusus. Kecemasan keluarga pasien di ruang ICU terjadi karena terpisah
secara fisik dengan keluarga yang dirawat, tarif ICU
mahal, lingkungan ICU yang penuh dengan peralatan canggih, bunyi alarm, dan
banyaknya alat yang terpasang di tubuh pasien . Keluarga pasien di ruang ICU
sering mengalami kecemasan bisa juga karena rata-rata kematian yang tinggi dari
pasien dalam perawatan. Intensif. Ketika kondisi pasien yang sedang dirawat di
ruang ICU kritis, maka komunikasi terapeutik sangat diperlukan karena keluarga
seketika mengalami kecemasan saat anggota kelarganya di rawat di ruang ICU,
perawat perlu memberikan perhatian untuk memenuhi kebutuhan keluarga melalui
komunikasi. Kebutuhan keluarga pasien di ICU adalah kebutuhan informasi,
dukungan mental, rasa nyaman, berdekatan dengan pasien, dan jaminan pelayanan
.(ismi maulida.2016).Komunikasi terapeutik merupakan sarana bagi perawat
dalam menjalin hubungan saling percaya dan dapat meningkatkan kepuasan
pasien, sehingga dapat meningkatkan citra yang baik untuk tenaga kesehatan
khususnya profesi keperawatan. Hubungan saling memberi dan menerima antara
perawat dan pasien dalam pelayanan keperawatan disebut sebagai komunikasi
terapeutik.
xii
b. Ambil asumsi bahwa klien dapat mendengar pembicaraan perawat. Usahakan
mengucapkan kata dan menggunakan nada normal dan memperhatikan materi
ucapan yang perawat sampaikan dekat klien.
c. Usahakan kata-kata sebelum menyentuh klien sentuhan diyakini dapat
menjadi salah satu bentuk komunikasi yang sangat efektif pada klien dengan
penurunan kesadaran.
d. Upaya mempertahankan lingkungan setenang mungkin untuk membantu klien
fokus terhadap komunikasi yang perawat lakukan.
xiii
keseluruhan teknik. Teknik terapeutik, perawat tetap dapat terapkan.Adapun
teknik yang dapat terapkan, meliputi:
1. Menjelaskan
2. Memfokuskan
3. Memberikan Informasi
4. Mempertahankan ketenangan
xiv
bagian yang penting dari hubungan antara perawat dan klien.Pada dasarnya
komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar adalah komunikasisatu
arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah seorang sebagai pengirim
danditerima oleh penerima dengan adanya saluran untuk komunikasi serta tanpa
feed back pada penerima yang dikarenakan karakteristik dari penerima sendiri,
yaitu pada point ini pasientidak sadar.Untuk komunikasi yang efektif dengan
kasus seperti ini, keefektifan komunikasi lebihdiutamakan kepada perawat sendiri,
karena perawat lah yang melakukan komunikasi satu arah tersebut.
xv
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
xvi
2) Mengidentifikasi masalah klien.
C. Perencanaan Keperawatan
D. Implementasi
E. Evaluasi
xvii
keperawatan. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian ternyata tujuan
tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Tahapan ini perawat melakukan
tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah
berhasil dicapai.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN NARASI ROLEPLAY
A. Pembahasan
xviii
Teknik Komunikasi Pada Gawat Darurat
1) Mendengarkan
d. Menunjukkan penerimaan
f. Klarifikasi
xix
g. Menyampaikan Hasil Pengamatan
Di sebuah rumah ada seorang perempuan bernama bista adik dari roiful,
saat dia hendak mencuci baju tiba”dia mengalami pusing berkunang” hingga
jatuh terpleset dan akhirnya dibawa kerumah sakit untuk diberi pertolongan
pertama, sesampainya di IGD Bunga langsung ditangani oleh perawat ;
Perawat Indi :Baik Pak, kami akan segera melakukan pertolongan kepada adik
:bapak, tapi sebelum itu silahkan menunggu diluar sebentar ya pak
xx
:IGD. Sebelumnya nama mbak siapa?
9. Tahap Orientasi
Perawat 1 :sudah ya mbak, ternyata tekanan darah mbak bista tinggi yaitu
:160/80
Pasien :oalah baik terimakasih sus, pantas saja kok pusing banget.
Perawat 1 :iya mbak saya permisi dulu mbak, makannya dijaga jangan
suka :begadang, mbak Bunga istirahat dulu ya nanti dokter akan
kesini :untuk memeriksa mbak Bunga.
xxi
Roiful : Baik dok (Mereka berjalan menuju ruangan Dokter)
Dokter : Oh iya baik mas roiful,ini adik bista tidak mengalami penyakit
:yang serius hanya saja perlu istirahat karena tekanan darah pasient
:tinggi yaitu 140/80 , jadi tolong diperbanyak istirahat dirumah
Dokter : Tidak perlu rawat inap,setelah ini saya beri resep dan mas Roiful
:bisa segera menebus obatnya dan pulang
Roiful meninggalkan ruangan dokter dan bergegas menuju gudang farmasi untuk
menebus obat.Setelah obat ditebus Roiful menjemput adiknya di IGD lalu dibawa
pulang dirumag untuk istirahat lebih lanjut.
xxii
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
xxiii
DAFTAR PUSTAKA
xxiv
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN_ DI RUANG INTENSIT
CARE UNIT. Dunia keperawatan.4(1).30-35
xxv