INFERTILITAS
INFERTILITAS
INFERTILITAS
DI SUSUN OLEH :
NAMA : EDE
NIM :15302KH622024
I
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
Mengetahui,
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
I
2.3 TINJAUAN TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT HELLEN VARNEY..................................................................
2.4 DOKUMENTASI..........................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................
4.1 PENGKAJIAN...............................................................................................
4.2 INTERPRESTASI DATA.............................................................................
4.3 MASALAH POTENSIAL.............................................................................
4.4 TINDAKAN SEGERA..................................................................................
4.5 PERENCANAAN..........................................................................................
4.6 PELAKSANAAN..........................................................................................
4.7 EVALUASI....................................................................................................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
5.1 KESIMPULAN..............................................................................................
5.2 SARAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
II
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan bimbinganNya makalah ini dapat di selesaikan dengan
baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi Praktek Komunitas Kebidanan,
makalah ini disusun dengan judul “Laporan Kegiatan Asuhan Keluarga Binaan
Tn. T Dengan Infertilitas Primer Pada Ny. M Di Komunitas Desa Gumalar RT. 08
RW. 01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah Tanggal 30 Juni sampai 2 Juli
2023”. Akan tetapi atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka penulis
dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :
III
dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis
IV
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
Mengetahui,
V
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
asuhan kebidanan keluarga dan juga agar mahasiswa dapat secara
nyata memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga serta
mengimplementasikan dari hasil yang sudah di dapatkan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu prakonsepsi Ny.M
di Desa Gumalar RT 08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa
Tengah pada tanggal 02 Juli 2023
b. Mampu menentukan interpretasi data/masalah potensial yang
didapatkan pada ibu prakonsepsi Ny.M di Desa Gumalar RT
08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah pada tanggal 02
Juli 2023
c. Mampu menentukan identifikasi diagnosa / masalah potensial
yang didapatkan pada ibu prakonsepsi Ny.M di Desa Gumalar RT
08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah pada tanggal 02
Juli 2023
d. Mampu melakukan tindakan segera pada ibu prakonsepsi Ny.M di
Desa Gumalar RT 08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah
pada tanggal 02 Juli 2023
e. Mampu melakukan perencanaan pada ibu ibu prakonsepsi Ny.M
di Desa Gumalar RT 08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa
Tengah pada tanggal 02 Juli 2023
f. Mampu melaksanakan tindakan dari perencanaan yang telah
dibuat pada ibu prakonsepsi Ny.M di Desa Gumalar RT 08/01
Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah pada tanggal 02 Juli
2023
3
g. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan saat
ibu prakonsepsi Ny.M di Desa Gumalar RT 08/01 Kec. Adiwerna
Kab. Tegal Jawa Tengah pada tanggal 02 Juli 2023
1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam kaitannya
dengan pencegahan dan pengobatan infertilitas primer.
b. Masyarakat yang memiliki masalah infertilitas primer
mendapatkan pemeriksaan kesehatan sederhana yang merupakan
hasil identifikasi dari kajian kesehatan yang di lakukan
mahasiswa.
c. Data dan informasi yang dimiliki oleh mahasiswa dari hasil
pengumpulan dan pengolahan data dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam mengembangkan potensi lebih lanjut.
1.3.2 Bagi Pemerintah/Desa
a. Mengetahui profil/gambaran situasi kesehatan masyarakat dari
hasil pendataan mahasiswa PKL, yang dapat digunakan sebagai
bahan masukan dalam kebijakan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjannya.
b. Bekerjasama dengan warga desa dalam rangka mengembangkan
Pengabdian Masyarakat sebagai bagian dari kewajiban aktivitas
akademik sebagaimana tercantum dalam Tri Darma Perguruan
Tinggi.
c. Public Announcement Institusi sebagai bagian manajemen
pengembangan penyelenggaraan pendidikan oleh institusi.
d. Menjadikan lulusan memiliki pengalaman dan wawasan yang
lebih Komprehensif, holistik, dan adaptif terhadap situasi dan
4
kondisi yang berbeda dari tempat asalnya berbagai program desa /
dusun yang selaras dengan program mahasiswa PKL.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil pengkajian kasus pada keluarga Tn. T dapat menjadi sumber
bacaan bagi mahasiswi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Karya
HUsada dalam menerapkan ilmu dan sebagai acuan tugas asuhan
kebidanan komunitas berikutnya khususnya pada kurangnya
pengetahuan pencegahan dan pengobatan Infertilitas primer.
1.3.4 Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman belajar dikehidupan nyata dalam
pengembangan, pengorganisasian, dan penyiapan masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan terutama yang berkaitan
dengan permasalahan kebidanan termasuk dalam menghadapi
kegawatdaruratan dan bencana.
b. Mahasiswa akan mengenal dan belajar beradaptasi dengan
lingkungan sosial dan budaya (bahasa, adat dan kebiasaan)
masyarakat dalam hal ini adalah dilingkungan masyarakat di Desa
Gumalar Kec. Adiwerna Kab. Tegal.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PRA KONSEPSI
2.1.1 Pengertian Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata, yaitu ‘pra’ dan ‘konsepsi’.
‘pra’ berarti sebelum, dan ‘konsepsi’ berarti pertemuan sel ovum
dengan sperma sehingga terjadi pembuahan. Dari dua kata terebut
prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan
ovum atau pembuahan atau sebelum hamil (Winarsih, 2019).
Kesehatan Prakonsepsi baik pada perempuan maupun laki – laki
selama usia reproduktif yakni usia yang masih dapat memiliki
keturunan. Tujuan kesehatan prakonsepsi adalah untuk mencapai ibu
dan anak dalam kondisi sehat (Olivia dan dian, 2017:4).
2.1.2 Konsep prakonsepsi care
Menurut WHO (2013), prakonsepsi care adalah pemberian
intervensi kesehatan berupa biomedis, perilaku dan sosial kepada
wanita dan pasangan sebelum menikah yang bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatn mereka dan mengurangi perilaku/faktor
individu dan lingkungan yang dapat berkontribusi pada kesehatan ibu
dan anak yang buruk (Winarsih, 2019).
2.1.3 Nutrisi pada masa prakonsepsi
Pentingnya masa konsepsi dalam menunjang kesehatan bayi yang
sehat dapat dilakukan dengan cara :
6
2.1.3.1 Melengkapi pola makan yang bervariasi untuk nutrisi yang
seimbang. Hindari makanan siap saji yang tidak sehat pada 6
bulan sebelum kehamilan
2.1.3.2 Cermati jumlah komsumsi makanan, sehingga terhindar dari
kondisi makanan berlebihan.
2.1.3.3 Mengurangi komsumsi makanan dengan bahan pengawei
2.1.3.4 Melengkapi menu makanan dengan nutrisi penting untuk
pembentukan janin dengan memngkomsumsi seperti asam
folat pada sayuran hijau, hati sapi, kedelai, alpukat dan jeruk.
Zat besi bisa ditemukan pada kuning telur, jeruk, hati, dan
daging mentah, dan kalsium.
2.1.4 Zat gizi pra konsepsi
Periode prakonsepsi sebelum kehamilan menentukan kualitas
kehidupan implantasi plasenta mulai 5 hari setelah konsepsi dan
lengkap dalam 9-10 hari. Periode yang paling kritis terjadi gangguan
perkembangan struktual adalah 17-56 hari sesudah pembuahan
(konsepsi). Beberapa permasalahan gizi juga sering ditemukan pada
masa ini seperti status kurang gizi, status gizi kurang dikaitkan dengan
berat badan lahir rendah pada bayi yang dilahirkan, peningkatan
resiko kesakitan dan kematian pada bayi (Astria, 2019:106).
Peningkatan status gizi pada wanita sebelum hamil memberikan
manfaat terhadap masa kehamilan. Jika wanita usia subur telah
terbiasa mengkomsumsi makanan yang bervariasi 18 dalam jumlah
yang adekuat maka hal ini akan sangat membantu dalam mengoreksi
ketidak seimbangan. Kecukupan gizi pada masa kehamilan merupakan
siklus di mana ketika ibu mengalami kekurangan gizi maka akan
menyebabkan janin dan kandunganya juga mengalami kekurangan
gizi (Astria, 2019:106).
Adapun zat gizi yang mempengaruhi gizi prakonsepsi adalah
karbohidrat, lemak, protein, asam folat, vitamin (A.E, dan B12),
7
mineral zink, besi, kalsium, dan omega 3. Menurut Bardonoso 2012,
bahwa bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya
mulai mengubah pola makan enam bulan sebelum kehamilan agar
dapat membantu memperbaiki tingkat kecukupan gizi pasangan, pada
wanita prakonsepsi sangat penting mengkomsumsi mineral dan
vitamin (Astria, 2019:111)
8
dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan nifas, serta
memperoleh bayi yang sehat.
2.1.5.3 Hubungan suami istri harus didasari penghargaan terhadap
pasangan masing-masing dan dilakukan dalam kondisi dan waktu
yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan
kekerasan
9
yang bertanggung jawab agar
keluarga terhindar dari tindak
kekerasan dalam rumah tangga)
2. Mudah mencapai fasilitas
pelayanan kesehatan dan
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
3. Kesiapan keuangan
(terpenuhinya kebutuhan
dasar, memiliki jaminan
kesehatan, dan kebutuhan
transportasi ke fasilitas
pelayanan kesehatan).
4. Dukungan suami,
keluarga dan lingkungan
masyarakat.
10
yang main-main, perlu kematangan emosi, kesehatan fisik,
dan finansial yang stabil untuk dapat membesarkan anak
dengan sehat dan mencukupi kebutuhannya.
b. Jarak kehamilan
jarak antara kelahiran seorang wanita dan kehamilan
berikutnya berhubungan langsung dengan risiko kematian
bayi, anak, dan ibu. Ringkasnya, semakin pendek jarak
kelahiran hingga kehamilan, semakin tinggi risiko pada
wanita dan anak mereka. Selain itu, kehamilan yang jaraknya
terlalu dekat atau yang terjadi di kalangan remaja di bawah
18 tahun juga membawa risiko kelahiran prematur dan berat
badan lahir rendah yang lebih tinggi untuk bayi, serta
komplikasi terkait kehamilan dan kelahiran ibu
c. Status gizi
Ideal status gizi 18,5 – 24,9 (normal), dan LiLA>23,5 cm
Jika IMT < 18,5 cm (KEK) dianjurkan untuk tunda
kehamilan atau rujuk rujuk ke fasyankes. jika IMT > 25,0 –
27,0 (kelebihan BB tingkat ringan) dan > 27,0 (kelebihan BB
tingkat berat /obesitas): tunda kehamilan dan rujuk ke
fasyankes
d. Tidak Ada Riwayat Kehamilan Dengan Penyulit/Komplikasi
Sebelumnya
Jika ada riwayat kehamilan dengan penyulit atau komplikasi
sebelumnya, periksa terlebih dahulu ke fasyankes
e. Kondisi Kesehatan
Ideal jika Tidak mempunyai masalah kesehatan Jika
mempunyai masalah kesehatan maka tunda kehamilan dan
anjuran ditatalaksana sampai sembuh atau terkontrol dibawah
pengawasan kondisi kesehatan yang diperhatikan antara lain :
Kadar Hb, Penyakit menular (HIV, Sifilis, Hepatitis, TB,
11
malaria, kecacingan dll), Penyakit tidak menular (DM,
Hipertensi, Jantung, auto imun, kanker, stroke,
dll) ,Kesehatan Jiwa, Penyakit genetic seperti Talasemia dan
Hemofilia
2.1.6.4 Menjaga asupan gizi dan berat badan
Mengonsumsi pangan Untuk mendapatkan masukan
beraneka ragam gizi yang seimbang ke dalam
tubuh, perlu
mengonsumsi lima kelompok
pangan yang beraneka ragam
setiap hari atau
setiap kali makan, yaitu
makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, buah-buahan,dan
minuman. Proporsinya dalam
setiap kali makan dapat
digambarkan dalam ISI
PIRINGKU
yaitu:
• Sepertiga piring berisi
makanan pokok
• Sepertiga piring berisi
sayuran
• Sepertiga piring berisi lauk
pauk dan buah-buahan
dalam proporsi yang sama
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga
agar tubuh tetap sehat:
Biasakan minum air putih 8
12
gelas per hari, Kurangi minum
teh atau kopi,Batasi
mengonsumsi garam, gula, dan
lemak/minyak
Membiasakan perilaku Perilaku hidup bersih dan
hidup bersih status gizi yang baik dapat
mencegah timbulnya penyakit.
Melakukan aktivitas Aktivitas fisik memperlancar
fisik sistem metabolisme di dalam
tubuh sehingga tubuh lebih
bugar dan sehat
Mempertahankan dan Berat badan yang normal
memantau berat badan merupakan salah satu tanda
normal bahwa telah terjadi
keseimbangan gizi di dalam
tubuh dan merupakan kondisi
yang ideal untuk dapat
merencanakan kehamilan yang
sehat.
13
Malaria, dan lainnya). Pada ibu hamil, dikatakan anemia
jika kadar Hb pada Trimester 1 dan 3
b. Tanda gejala
Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai (5L),Sering
pusing dan mata berkunang-kunang,Pucat, Kadar Hb< 12
g/dL
c. Dampak anemia pada ibu hamil,
Pertumbuhan janin terhambat, Bayi berat lahir
rendah (BBLR), Bayi lahir sebelum waktunya,Bayi
mengalami kelainan bawaan,Anemia pada bayi yang
dilahirkan, Risiko perdarahan saat melahirkan.
d. Anemia dapat dicegah dan diatasi
Pencegahan anemia pada wanita masa prakonsepsi
sangat penting mengkomsumsi mineral dan vitamin.
Nutrisi yang baik adalah cara untuk mencegah terjadinya
anemia. Makanan yang tinggi akan kandungan zat besi
(sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal, telur, dan
kcang tanah) dapat membantu badan mempertahankan
pasokan besi yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan
baik.
Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per
minggu sebelum hamil, Jika ada penyakit yang
menyertai, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Tablet zat besi diberikan kepada wanita usia subur dan
ibu hamil. Bagi wanita usia subur diberikan sebanyak
satu kali seminggu dan satu kali sehari selama haid
sedangkan untuk ibu hamil diberikan setiap hari satu
tablet selama masa kehamilannya atau minimal 90 tablet
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
2.1.7.2 Kekungan Gizi
14
a. Pengertian Kondisi kurang gizi dalam keadaan terus
menerus dapat mengakibatkan Kurang Energi Kronik
(KEK). Tanda KEK adalah Lingkar lengan atas (Lila) <
23,5 cm dan atau Indeks Massa Tubuh (IMT)< 18,5
b. Dampak Kekurangan Gizi
- Anemia pada ibu dan janin
- Perdarahan saat melahirkan Keguguran
- Mudah terkena penyakit infeksi
- Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
- Bayi lahir mati
- Kelainan bawaan pada janin
c. Klasifikasi Status Gizi
d. Kehamilan
1) Masa subur
Masa subur dapat diketahui dengan cara menghitung
ovulasi/masa subur pada wanita.Puncak masa subur
biasanya terjadi pada 13 hari setelah hari pertama
haid, sedangkan masa subur biasa akan terjadi kurang
lebih tiga hari sebelum dan sesudah menuju puncak
masa subur tersebut.
2) Tanda-tanda masa subur
- Perubahan lendir serviks: Pada masa subur,
cairan ini bertekstur lengket dan kental.
Perubahan terjadi menjelang masa subur, yaitu
dengan meningkatnya jumlah cairan dan
15
perubahan tekstur menjadi berwarna bening dan
lebih cair.
- Dorongan seksual meningkat: Hormon estrogen
dan progesteron akan meningkat dalam masa
subur sehingga meningkatkan hasrat seksual.
- Temperatur tubuh meningkat dan payudara lebih
lunak: Meningkatnya hormon progesteron ketika
masa subur akan memicu kenaikan suhu tubuh,
namun kenaikan suhu tubuh tesebut hanya sedikit
(± 0,5°C), maka cukup sulit mengamati kenaikan
masa subur hanya dengan memperhatikan
kenaikan suhu tubuh pada wanita. Oleh karena itu
cara ini jarang digunakan sebagai acuan. Akibat
lain dari meningkatnya produksi hormon yang
tinggi menyebabkan payudara menjadi lebih
lunak.
- Puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari
setelah hari pertama haid (bagi yang memiliki
siklus haid 28 sd 30 hari).
3) Tanda-tanda kehamilan
- Tidak mendapat menstruasi/haid sebagaimana
biasanya
- Timbul rasa mual,muntah dan pusing terutama
pagi hari serta sering buang air kecil
- Tidak nafsu makan
- Perut membesar dan dirasakan gerakan janin
- Pada usia kehamilan lanjut terdengar detak
jantung janin
- Tes kehamilan positif (+)
16
4) Bagaimana menjadi orang tua yang baik
- Anak berhak mendapatkan identitas (nama dan
akte kelahiran sebagai bukti kewarganegaraan),
- Anak berhak mendapatkan perlindungan dan
keamanan. Orangtua perlu menjamin anak agar
selalu dalam keadaan terlindungi dan aman. Anak
juga harus dilindungi dari segala bentuk tindak
kekerasan, termasuk kekerasan seksual dan
termasuk kekerasan yang dilakukan oleh orang-
orang terdekatnya.
- Anak berhak untuk diasuh oleh orangtua dengan
penuh kasih sayang;
- Anak berhak untuk mendapatkan pendidikan
yang baik,
- Anak berhak mendapatkan perawatan dan
pelayanan kesehatan yang baik,
- Anak memiliki hak untuk beristirahat, bersenang-
senang, bermain dan melakukan aktivitas rekreasi
sesuai usianya.
5) Mengatur Kehamilan
a) Pilihan metode kontrasepsi bagi pasangan
suami/istri yang ingin mengatur kehamilan
- Kb implan
- Suntikan
- IUD/AKDR
- PIL/OBAT-OBATAN
- Kontrasepsi mantap
- Kondom
17
2.2 INFERTILITAS
2.2.1 Pengertian Inpertilitas
Infertilitas adalah tidak tejadinya kehamilan pada pasangan yang
telah melakukan hubungan seksual aktif secara teratur tanpa
menggunakan alat kontrasepsi apapun (alami maupun modern) selama
minimal 1 tahun (Marmi, 2014). Menurut WHO Infertilitas adalah
penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan kegagalan untuk
mencapai kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih dari hubungan
seksual tanpa kondom biasa.
18
1) Dispareunia yang merupakan masalah kesehatan
yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau rasa
nyeri saat melakukan senggama. Dispareunia dapat
dialami perempuan maupun laki-laki. Pada
perempuan disebabkan oleh faktor infeksi (kandida
vagina, infeksi klamidia, trakomatis vagina, infeksi
trikomonas vagina dan pada saluran berkemih).
2) Vaginismus Vaginismus merupakan masalah pada
perempuan yang ditandai dengan adanya rasa nyari
saat penis melakukan penetrasi ke dalam vagina. Hal
ini bukan disebabkan karena kurangnya zat lubrikans
atau pelumas vagina yang terlalu sempit, tetapi
terutama disebabkan oleh diameter liang vagina yang
terlalu sempit, akibat kontraksi refleks otot
pubokoksigeus yang terlalu sensitif, sehingga tejadi
kesulitan penetrasi vagina oleh penis. Penyempitan
vagina ini bisa disebabkan oleh faktor psikogenik
atau disebabkan oleh kelainan anatomik. Faktor
anatomi yang terkait dengan vaginismus dapat
disebabkan oleh operasi di vagina sebelumnya seperti
episiotomi karena luka trauma vagina yang sangat
hebat sehingga meninggalkan jaringan parut.
3) Vaginitis
Beberapa infeksi seperti kuman seperti klamidia
trakomatis, Niseria Gonore dan bakterial vaginosis
seringkali tidak menimbulkan gejala klinik sama
sekali. Namun infeksi klamidia trakomatis memiliki
kaitan yang erat dengan infertilitas melalui kerusakan
tuba yang dapat ditimbulkannya (Prawirohardjo,
2011).
19
b. Masalah uterus
Masalah Uterus Uterus dapat menjadi penyebab
terjadinya infertilitas. Faktor uterus yang memiliki kaitan
erat dengan kejadian erat dengan kejadian infertilitas
menurut Prawirohardjo (2011) adalah serviks, kavum
uteri dan korpus uteri.
1) Servikitis memiliki kaita yang erat dengan terjadinya
infertilitas. Servikitis kronis dapat menyebabkan
kesulitan bagi sperma untuk melakukan penetrasi ke
dalam kavum uteri. Adanya infeksi klamidia
trikomatis di serviks seringkali memiliki kaitan erat
dengan peningkatan risiko kerusakan tuba melalui
reaksi imunologik.
2) Trauma pada serviks seperti tindakan opertaif
tertentu pada serviks seperti konisasi atau upaya
abortus profokatus sehingga menyebabkan cacat pada
serviks dapat menjadi penyebab infetilitas.
3) Kelainan anatomi kavum uteri
4) Endometriosis Endometriosis adalah istilah untuk
menyebutkan kelainan jaringan endometrium yang
tumbuh diluar rahim. Jaringan abnormal itu biasanya
terdapat pada ligamen yang menahan uterus,
ovarium, tuba fallopi, rongga panggul, usus dan
berbagai tempat lain. Sebagaimana jaringan
endometrium normal, jaringan ini mengalami respon
terhadap perubahan hormonal sesuai siklus
menstruasi perempuan (Marmi, 2014)
5) profokatus sehingga menyebabkan cacat pada serviks
dapat menjadi penyebab infetilitas. (3) Kelainan
anatomi kavum uteri (4) Endometriosis
20
Endometriosis adalah istilah untuk menyebutkan
kelainan jaringan endometrium yang tumbuh diluar
rahim. Jaringan abnormal itu biasanya terdapat pada
ligamen yang menahan uterus, ovarium, tuba fallopi,
rongga panggul, usus dan berbagai tempat lain.
Sebagaimana jaringan endometrium normal, jaringan
ini mengalami respon terhadap perubahan hormonal
sesuai siklus menstruasi perempuan (Marmi, 2014)
c. Masalah tuba
Tuba fallopii memiliki peran yang besar di dalam proses
fertilisasi, karena tuba berperan di dalam proses transpor
sperma, kapasitas sperma proses fertilisasi, dan transpor
embrio. Adanya kelainan tuba yang seringkali dijumpai
pada penderita infertilitas adalah sumbatan tuba baik
pada pangkal, pada bagian tengah tuba maupun pada
ujung distal dari tuba. Berdasarkan bentuk dan
ukurannya, tuba yang tersumbat dapat tampil dalam
bentuk hidrosalping. Sumbatan tuba dapat disebabkan
oleh infeksi atau dapat disebabkan oleh endometriosis.
Infeksi klamidia trakomatis memiliki kaitan yang erat
dengan terjadinya kerusakan tuba.
d. Masalah ovarium
Ovarium memiliki fungsi sebagai penghasil oosit dan
penghasil hormon. Masalah utama yang terkait dengan
fertilitas adalah terkat dengan fungsi ovulasi. Sindrom
ovarium polikistik merupakan masalah gangguan ovulasi
utama yang seringkali dijumpai pada kasus infertilitas.
Saat ini untuk menegakkan diagnosis sindrom ovarium
polikistik jika dijumpai tiga dari gejala di bawah ini.
1) Terdapat siklus haid oligoovulasi atau anovulasi
21
2) Terdapat gambaran ovarium polikistik pada
pemeriksaan ultrasonografi (USG)
3) Terdapat gambaran hiperandrogenisme baik klinis
maupun biokimiawi. Empat puluh sampai tujuh
puluh persen kasus sindrom ovarium polikistik
ternyata memiliki kaitan erat dengan kejadian
resistensi insulin. Penderita infertilitas dengan obsitas
seringkali menunjukkan gejala sindrom ovarium
polikistik. Masalah gangguan ovulasi yang lain
adalah yang terkait dengan pertumbuhan kista
ovarium non-neoplastik ataupun kista ovarium
neoplastik. Kista ovarium yang sering dijumpai pada
penderita infertilitas adalah kista endometrium yang
sering dikenal dengan istilah kista cokelat. Kista
endometriosis tidak hanya mengganggu fungsi
ovulasi, tetapi juga dapat mempengaruhi fungsi
maturasi oosit. Untuk menilai derajat keparahan
endometriosis, saat ini digunakan klasifikasi
berdasarkan revisi American Fertility Society (AFS).
Pada kista endornetriosis dengan AFS derajat sedang
atau berat kejadian infertilitas dapat dikaitkan dengan
kegagalan ovulasikegagalan maturasi oosit, dan
kegagalan fungsi tuba akibat deformitas tubaa.
Tindakan operatif untuk pengangkatan kista ovarium
jika tidak dilakukan dengan hati-hati dapat berakibat
meningkatnya kejadian kegagalan fungsi ovarium,
yang akan semakin memperburuk prognosis
fertilitasnya.
e. Masalah Peritoneum
22
Masalah yang sering dikaitkan antara faktor peritoneum
dengan infertilitas adanya faktor endometriosis.
Endometriosis dijumpai sebesar 25 - 40% pada
perempuan dengan masalah infertilitas dan dijumpai
sebesar 2 - 5% pada populasi umum. Endometriosis
dapat tampil dalam bentuk adanya nodul-nodul saja di
permukaan peritoneum atau berupa jaringan
endometriosis yang berinfiltrasi dalam di bawah lapisan
peritoneum. Endometriosis dapat terlihat dengan mudah
dalarn bentuk yang khas yaitu nodul-nodul hitam
kebiruan, nodul cokelat, nodul putih, nodul kuning, dan
nodul merah yang seringkali dipenuhi pula oleh sebaran
pembuluh darah. Bercak endometriosis juga dapat tampil
tersembunyi tipis di bawah lapisan peritoneum yang
dikenal dengannodul powder burn, dan ada pula bercak
endometriosis yang tertanam dalam di bawah lapisan
peritoneum (deep infiltrating endometriosis).
23
Menurut Aizid (2012) gangguan haid secara umum dibagi
menjadi tiga macam, yakni haid jarang atau berhenti sama
sekali, haid teratur tapi sangat banyak, dan haid tidak teratur
dalam hal datangnya, lamanya, serta jumlah darah yang
keluar. Berikut adalah gangguan organ reproduksi wanita
yang berkaitan dengan haid.
a. Sindrom Pramenstruasi
Ditandai dengan gejala-gejala fisik dan perubahan
suasana hati, sekitar 5-12 hari sebelum haid, dan hilang 2
hari setelah haid muncul. Penyebabnya belum diketahui,
namun factor psikologis dan emosional bias
mempengaruhi gejala yang terjadi, seperti gejala emosi
yang timbul, misalnya perasaan sensitive, cemas, tegang,
depresi, mengantuk, letih, dan panik. Sedangkan, gejala
fisik yeng terjadi misalnya perut kembung, mulas,
payudara bengkak, sakit kepala, sakit pinggang, dan
mual.Untuk mengatasi, pengobatan bisa dilakukan
dengan dengan vitamin B6 dosis tinggi, hormone
progesterone, dan berolahraga secara teratur.
24
Gangguan haid biasa terjadi 24 jam sebelum haid sampai
12 jam pada masa haid. Sekitar 50% wanita mengalami
gangguan haid dan mencapai puncaknyapada usia 17-25
tahun. Gangguan haid bias dikurangi dengan obat
penghilang rasa sakit. Jika sakit terasa amat sangat maka
diperlukan obat-obatan yang bias mengatasi gangguan
tersebut.
b. Haid Terasa Sakit/Kram (Dysmenorrhoea)
Amenorea adalah keadaan tidak datang haid selama 3
bulan berturut-turut. Adapun klasifikasi dari gangguan
tersebut adalah sebagai berikut
c. Haid yang Jarang atau Tidak Ada (Amenorrhoea)
1) Amenorea Primer
Amenora primer terjadi apabila belum pernah datang
haid sampai umur 18 tahun.
2) Amenorea Sekunder Sementara itu, amenorea
sekunder jika berhenti haid setelah menarke atau
pernah mengalami haid, tetapi berhenti berturut-turut
selama 3 bulan. Penyebabnya bias beragam.
Dasarnya, karena hubungan antara hipotalamus,
kelenjar pituitary, dan rahim terganggu. Misalnya,
akibat fluktuasi emosi, kehamilan, olahraga yang
terlalu keras, diet ketat, gangguan kelenjar tiroid,
atau setelah berhenti minum pil KB. Haid yang
jarang umumnya normal. Namun jika tidak terjadi
haid selama 6 bulan, dan bukan karena kehamilan,
maka perlu diperiksa ke dokter untuk mengetahui
apakah gangguan ini disebabkan penyakit tertentu
atau tidak.
d. Haid Banyak (Menorrhagia)
25
Haid banyak bias disebabkan oleh hiperttensi, penebalan
dinding rahim, polip rahim, atau fibroid. Gangguan ini
umumnya sembuh setelah pasien diberi hormone
progesterone atau obat antiprostagladin.
e. Haid Tak Teratur
Haid tidak teratur disebabkan oleh kanker dinding rahim.
Hal ini bias diobati dengan pengobatan hormonal, seperti
pada gangguan haid lainnya, tetapi jika ada kanker,
dokter bisa melakukan kuretase
f. Keputihan
Penyebab dari keputihan bisa karena jamur atau stress.
Keputihan (leukorrhoea) merupakan gangguan kesehatan
yang paling banyak dialami oleh 3-5% wanita. Di antara
waktu haid, sel-sel pada leher rahim dan vagina
mengeluarkan lender yang lengket dan agak halus.
Lendir ini diolah oleh bakteri alami saluran vagina
menjadi asam laktat untuk mencegah masuknya bakteri
berbahaya. Namun, kadang jumlah lender meningkat,
misalnya akibat pemakaian alat KB oral. Jika tak
menggagu atau tidak berbau maka keputihan normal saja
dan tidak perlu diobati, sedangkan apabila keputihan
menyebabkan gatal-gatal dan nyeri pada vagina sampai
bagian luar alat kelamin (vulva), penyebabnya bisa jadi
karena penyakit.
2.2.3.3 Gangguan akibat Penyakit Menular Seksual (PMS)
h. Herpes kelamin
i. Klamidia
j. Gonorrhea
k. Sifilis
l. Kutil alat kelamin
26
m. HIV/AIDS
2.2.3.4 Kegagalan Implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah akan
mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium
untuk nidasi. Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan
seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi
proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Wanita yang
memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung
mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan
oleh struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan
hormon progesteron yang memadai. Akibatnya janin tidak
dapat berkembang dengan baik sehingga menimbulkan
keguguran (Aizid, 2012).
27
olahraga teratur serta mengurangi asupan kalori di dalam
makanan (Prawirohardjo, 2011).
2.2.4.3 Gaya hidup
Gaya hidup tidak sehat dapat mempengaruhi terjadinya
intertilitas pada wanita yang dapat dilihat dari kebiasaan
mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat
kimia (racun), seperti rokok dan alcohol (Aizid, 2012).
2.2.4.4 Faktor Lingkungan
Beberapa zat polutan, seperti falat atau dioxin saat ini
dicurigai memiliki kaitan erat dengan tingginya kejadian
inferlitas endometriosis, terutama bagi wanita yang tinggal di
daerah perkotaan.
Faktor lingkungan yang dimaksud dalam hal ini adalah
paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas anestesi,
zat kimia, dan pestisida yang dapat menyebabkan toksik atau
racun pada selur bagian tubuh, termasuk organ reproduksi
yang akan mempengaruhi kesuburan (Aizid, 2012).
2.2.4.5 Depresi dan Kejadian Infertilitas
Sudah banyak penelitian yang melaporkan bahwa kejadian
stress psikis sangat terkait erat dengan peningkatan
Corticoropin Releasing Hormone (CRH) dari hipotalamus
yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap produksi
hormon reproduksi. Dengan demikian, stress psikis atau
depresi dapat meningkatkan risiko infertilitas pada wanita
(Aizid, 2012).
2.2.4.6 Emosi/Stress
Stress dapat memicu pengeluaran hormon kortisol yang dapat
mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi. Untuk itu,
stres berkepanjangan dapat meningkatkan risiko infertilitas
pada wanita (Aizid, 2012).
28
2.2.4.7 Penyakit Gondongan
Penyakit gondongan dapat meningkatkan risiko infertilitas
pada wanita maupun pria. Penyakit gondongan (mumps atau
parotitis) adalah suatu penyakit menular yang terinfeksi oleh
virus paramyxovirus, yang menyerang kelenjar ludah
(kelenjar parotitis) di antara telinga dan rahang sehingga
menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi
bagian bawah. Gondongan merupakan penyakit yang perlu
diwaspadai karena meningkatkan risiko terhadap
kemandulan, baik pria maupun wanita (Aizid, 2012).
2.2.5 Pemeriksaan Pasangan Infertilitas
Syarat-Syarat Pemeriksaan Infertilitas Setiap pasangan infertil harus
diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja
sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak
diperiksa.
29
2.2.5.3 Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya
dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau belum mempunyai
anak dari perkawinan ini.
2.2.5.4 Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan
infertil yang salah satu anggota pasangannya mengidap
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau
anaknya.
2.2.6 Peran Bidan Komunitas Terhadap Infertilitas
2.2.6.1. Mela
kukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat
penanganan yang tepat.
2.2.6.2. Kons
eling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara
menghitung masa subur, makanan yang dapat meningkatkan
kesuburan suami atau isteri.
2.2.6.3. Menc
ari ketenangan psikologi.
2.2.6.4. Bida
n sebaiknya memberikan konseling kepada para pasangan
yang mengalami infertil yang melakukan bayi tabung bahwa
bayi hasil bayi tabung tidak berbeda dengan orang lain. Oleh
karena itu peran orang tua sangat berperan penting dalam
membangun sikap positif pada anak agar anak tidak merasa
dibedakan dari orang lain yang lahir secara normal.
2.2.6.5. Bida
n dapat memberikan konseling dan penyuluhan tentang
endometriosis yang dapat mengakibatkan kemandulan, dan
apa saja yang menjadi penyebab dan gejalanya. 6)
Pendeteksian secara dini akan dapat memperkecil jumlah
komplikasi yang mungkin timbul, selain itu penanganan
30
gangguan reproduksi harus dilakukan secara komprehensif
guna pencegahan terhadap keganasan.
2.3 TINJAUAN TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT HELLEN VARNEY
Menurut (Amellia nur, 2019) Manajemen kebidanan merupakan
suatu metode proses berfikir logis dan sistematis dalam memberikan
asuhan kebidanan. Tujuan dari manajemen kebidanan aalah untuk
menguntungkan kedua belah pihak baik pasien maupun pemberi asuhan.
Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses
pemecahan masalah yang ditemukan oleh para perawat-bidan pada awal
tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan
pengorganisasian pemikiran dan tindakan dengan urutan yang logis serta
menguntungkan, baik bagi kita maupun bagi tenaga kesehatan.
Proses manajemen terdiri atas tujuh langkah yang berurutan, yang
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan
pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tesebut
membentuk kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi
apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat diuraikan menjadi langkah-
langkah yang lebih rinci dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
Langkah-langkah manajemen kebidanan menurut Varney (2007) :
31
yang telah dikumpulkan, sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik.
2.3.3 Langkah III. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di
identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan
dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
2.3.4 Langkah IV. Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Tindakan
Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
2.3.5 Langkah V. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah yang merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
2.3.6 Langkah VI. Melaksanakan Perencanaan
Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
2.3.7 Langkah VII. Evaluasi
32
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentikasi didalam masalah dan diagnose
33
laboratorium, juga hasil tes diagnostik lain yang di rumuskan
dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah satu
varney.(Wafda, 2019).
3. Assesment
Pendokumentasian yang termasuk assesmen yaitu
menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi, baik itu
diagnosis atau masalah, antisipasi diagnosis atau masalah
konvensial Selain itu, juga memuat identifikasi mengenai perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi,
atau rujukan sebagai langkah I,II,III,IV menurut varney
(Wafda,2019)
4. Pleaning
Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan segera, tindakan
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau
follow up dan rujukan.
2.5 DOKUMENTASI
“Documen” dalam bahasa inggris berarti satu atau lebih lembar kertas
resmi dengan tulisan diatasnya. Dokumentasi berisi dokumen atau
pencatatan yang berisi bukti atau kesaksian tentang sesuatu atau suatu
pencatatan tentang sesuatu. Dokumentasi dalam bidang kesehatan adalah
suatu sistem pencatatan atau pelaporan informasi atau kondisi dan
perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan.
Dalam pelayanan kebidanan, setelah melakukan pelayanan semua
kegiatan didokumentasikan dengan menggunakan SOAP yang terdiri dari :
34
- S (data subyektif) :
Menurut perspektif klien. Data ini diperoleh melalui anamnesa atau
allo anamnesa (sebagai langkah I dalam manajemen varney)
- O (data Obyektif) :
Hasil pemeriksaan fisik klien serta pemeriksaan diagnostik dan
pendukung lain. Data ini termasuk catatan medik pasien yang lalu.
(sebagai langkah I dalam manajemen Varney)
- A (assesment) :
Analisis/interpretasi berdasarkan data yang terkumpul, dibuat
kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat teridentifikasi :
1) Diagnosa/masalah
2) Antisipasi diagnosa/masalah potensial
3) perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi
kolaborasi dan rujukan. (sebagai langkah II,III,IV dalam
manajemen varney)
P (planing/perencanaan) : Merupakan gambaran pendokumentasian
dari tindakan (implementasi) dan evaluasi rencana (E) berdasarkan
pada langkah V,VI,VII pada manajemen varney ini termasuk hasil
observasi dan evaluasi dari flowsheet. Planing termasuk :
1) Asuhan mandiri oleh bidan
2) Kolaborasi/konsultasi dengan dokter atau nakes lain
3) Tes diagnostik/laboratorium
4) Konseling/penyuluhan
5) Follow up
ini semua termasuk keputusan klinis dalam prosedur tindakan,
aktifitas, diet, kebutuhan, hidrasi, pendampingan dll
BAB III
TINJAUAN KASUS
35
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN POLITEKNIK KARYA
HUSADA
A. PENGKAJIAN
I. DATA UMUM
1. DATA GEOGRAFI
Nama Dusun :
Kecamatan : Adiwerna
Kabupaten : Tegal
36
b. Barat: : Sungai Bersole
a. Pekarangan : ha
b. Persawahan : ha
c. Perumahan : ha
d. Perkuburan : ha
e. Lain-lain : ha
a. Puskesmas : km
c. RS Swasta : km
d. RSU Pemerintah : km
e. Pengobatan alternatif : km
2. DATA DEMOGRAFI
a. Jumlah RT :20 RT
b. Jumlah RW :1 RW
37
2.3 Jumlah Kepala Keluarga :3340 KK
a. Nama KK : Tn T
b. Umur : 36 Th
d. Agama :
e. Pendidikan Terakhir
f. Pekerjaan
38
2. Keterangan Anggota Rumah Tangga (Nuclear Family)
(1) Suami (2) Istri (3) Suami & Istri (4) Lainnya:
...............
39
III. PHBS Tatanan Rumah Tangga
Jawaban
No Uraian 0 = Tidak 1 = Ada 2 = Ada
ada sasaran sasaran
sasaran jawaban Tidak jawaban
(Tidak sehat) Ya
(Sehat)
1. Apakah persalinan terakhir ditolong
oleh tenaga Kesehatan dan dilakukan di √
fasilitas kesehatan?
(Riwayat Persalinan terakhir dalam 1
tahun)
40
dan setelah buang air besar dalam satu √
minggu terakhir?
6. Keluarga menggunakan jamban sehat √
Jawaban
No Uraian
1 = Tidak 2 = Ya
1 Apakah anda sedang merencanakan kehamilan? √
2 Apakah anda berkonsultasi dengan nakes dalam √
merencanakan kehamilan sehat?
3 Apakah anda mengetahui tentang Usia Reproduksi Sehat?
(Usia 20 – 35 tahun) √
41
4 Apakah anda mengetahui tentang masa subur? √
5 Apakah anda mengetahui proses kehamilan? √
6 Apakah anda mengetahui tanda-tanda kehamilan? √
7 Apakah anda mengetahui jumlah anak ideal?
(Ideal < 3 orang, jika ≥ 3 orang: dianjurkan tidak hamil √
lagi)
8 Apakah anda mengetahui jarak kehamilan yang sehat?
(Ideal > 2 tahun, jika < 2 tahun tunda kehamilan sampai √
usia anak 2 tahun)
9 Apakah anda mengetahui status gizi yang baik?
Ideal IMT 18,5 – 24,9 (normal), LILA > 23,5 cm √
BB: 41kg, TB: 155 cm, LILA 23 cm
10 Apakah anda mengetahui tentang gizi seimbang √
(Tentang menu gizi, pola makan, porsi makan)
11 Apakah anda mengetahui tentang anemia? √
(Tentang definisi, gejala, cara mengatasi)
12 Apakah anda mengetahui dan mengkonsumsi tablet Fe
(Manfaat, cara minum berapa kali/ hari dan air yang √
digunakan, dosis)
13 Apakah anda pernah mengalami keputihan yang Patologis/
tidak normal? √
(Berwarna kuning, kehijauan, purulent, bau menyengat?)
14 Apakah anda mengetahui tentang Infeksi Menular Seksual?
(mampu menyebutkan tanda atau gejala IMS yaitu
keluarnya cairan yang patologis Dari kemaluan, timbul √
kutil, nyeri panggul Atau radang panggul, peradangan
pada getah Bening pada Inguinal, genetal dan anus)
Cara penularan IMS yaitu berhubungan Seksual dengan
penderita)
42
15 Apakah anda pernah di diagnosa Infeksi Menular Seksual? √
16 Apakah anda saat ini sedang menderita penyakit tidak
menular seperti (DM, Hipertensi, Jantung, autoimun, √
kanker,malaria, TORCH, dll)
17 Apakah
√
anda
mempunyai
riwayat
kehamilan
2. Keluarga Berencana
a. Apakah keluarga ini termasuk PUS :
(1) Ya (2) Tidak
43
c. Berapa lama memakai alat kontrasepsi?
Tidak pernah KB
d. Tempat pelayanan KB di
( ) Bidan/dokter ( )
POLINDES ( ) RB (
) PUSKESMAS
( ) Lain-lain, sebutkan
.................................................................
1. Diagnosa
Keluarga : Tn. T dengan masalah utama pada Ny. M umur 36 th
dengan Infertilitas Primer
2. Data Dasar
a. Subyektif
- Ibu mengatakan umurnya 36 th
- Ibu mengatakan sudah menikah 10 tahun tapi belum mempunyai
anak
- Ibu mengatakan hub seksual rutin
- Ibu mengatakan haid setiap bulan lancar dengan siklus 30 hari
- Ibu mengatakan belum pernah melakukan KB sejak awal menikah
b. Obyekif
Ku : Baik
Kesadaran:Compos Mentis
KE : Stabil
TB : 150 cm
BB : 41 Kg
44
LILA : 23,5 cm
Tidak ada
45
dll)
6. Memberikan KIE cara efektif melakukan hubungan seksual dengan
suami Seperti melakukan hubungan seksual saat masa subur,
memberitahu ibu dan suami jika setelah berhubungan seksual posisi
istri tetap berbaring telentang selama 15 menit
7. Menganjurkan Ibu dan suami untuk konsultasi ke dokter spesialis
kandungan untuk mengetahui penyebab lebih lanjut dari permasalahan
infertilitas primer ibu.
8. Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah di berikan
G. EVALUASI
1. Informasikan pemeriksaan telah disampaikan dan ibu telah
mengetahuinya
2. Ibu sudah tenang
3. Ibu telah memakan makanan yang bergizi
4. Ibu bersedia untuk berolahraga dan bersedia menjalankan hidup sehat
5. Ibu bersedia untuk menghindari yang akan menyebabkan peningkatan
temperature skrotum
6. KIE telah di berikan dan ibu kooperatif
7. Ibu bersedia untuk konsultasi ke dokter
8. Dokumentasikan yang telah di lakukan
46
Kompetensi : Asuhan Kebidanan Prakonsepsi
Unit Kompetensi : Dokumentasi Askeb Prakonsepsi
A. Identitas (Biodata)
Nama klien : Ny. M
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat kantor :-
Subjektif :
47
hari
- Ibu mengatakan belum pernah melakukan KB sejak awal
menikah
Objektif :
- TB: 150 cm
- BB: 41 kg
- LILA : 23,5 cm
Assessment : Ny. M umur 36 th dengan infertilitas primer
Planning :
48
4) Mengajurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola
hidup sehat seperti tidak merokok dan minum alcohol.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk berolahraga dan menjalankan
hidup sehat setiap harinya.
5) Memberitahu ibu dan suami untuk menghindari sumber-sumber
yang menyebabkan peningkatan temperature skrotum. Seperti
bekerja di tempat yang bertemperature panas (supir, koki,
menyimpan HP di saku dll)
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menghindari yang akan
menyebabkan peningkatan temperature skrotum
6) Memberikan KIE cara efektif melakukan hubungan seksual
dengan suami Seperti melakukan hubungan seksual saat masa
subur, memberitahu ibu dan suami jika setelah berhubungan
seksual posisi istri tetap berbaring telentang selama 15 menit
Evaluasi : KIE telah di berikan dan ibu kooperatif
7) Menganjurkan Ibu dan suami untuk konsultasi ke dokter
spesialis kandungan untuk mengetahui penyebab lebih lanjut
dari permasalahan infertilitas primer ibu.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk konsultasi ke dokter
8) Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah di
berikan
Evaluasi : Dokumentasikan yang telah di lakukan
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN POLITEKNIK KARYA
HUSADA
49
Kompetensi : Asuhan Kebidanan Prakonsepsi
Unit Kompetensi : Dokumentasi Askeb Prakonsepsi
A. Identitas (Biodata)
Nama klien : Ny. M
Umur : 36 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat kantor :-
Subjektif :
- TB: 150 cm
- BB: 41 kg
- Gula Darah : 104 mg/dl
Assessment : Ny. M umur 36 th dengan infertilitas primer
Planning :
51
melakukan hubungan seksual saat masa subur, memberitahu ibu
dan suami jika setelah berhubungan seksual posisi istri tetap
berbaring telentang selama 15 menit
Evaluasi : ibu menjelaskan ulang KIE yang telah diberikan
5) Menganjurkan ibu dan suami untuk konsultasi ke dokter jika
sudah mempunyai dana untuk mengetahui penyebab lebih lanjut
dari permasalahan infertilitas.
Evaluasi : ibu bersedia untuk konsultasi ke dokter jika sudah
siap dananya
6) Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah di
berikan
Evaluasi : Dokumentasikan yang telah di lakukan
BAB IV
PEMBAHASAN
52
langkah dalam manajemen kebidanan yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnosa
potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
4.1 PENGKAJIAN
Pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
pasien secara lengkap dan semua data dikumpulkan dari sumber yang
berhubungan dengan kondisi pasien (Sari, 2013). Pada kasus diatas perlu
ditanyakan lagi tentang permasalahan infertilitas yang terjadi.
Pada kasus ini pengkajian dimulai tanggal 30 juni 2023 diperoleh data
subjektif yaitu Ny. M belum memiliki anak setelah 10 tahun pernikahan
tidak menggunakan alat konrasepsi apapun dengan hubungan seksual
normal, dimana kasusu ini masuk kedalam interfilitas yang diperoleh dari
hasil wawancara menggunakan kuesioner. Hal ini sesuai dengan teori
(Marmi, 2014) yang menyatakatan “infertilitas adalah tidak tejadinya
kehamilan pada pasangan yang telah melakukan hubungan seksual aktif
secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun (alami maupun
modern) selama minimal 1 tahun”.
53
kontrasepsi apapun dan hubungan seksual normal ” Dari masalah diatas
maka kebutuhan yang diberikan yaitu memberikan manajemen asuhan
kebidanan dengan menjelaskan permasalahan pada Ny. M. hal ini sesuai
dengan teori (Amellia nur, 2019) yang menyatakan “Manajemen kebidanan
merupakan suatu metode proses berfikir logis dan sistematis dalam
memberikan asuhan kebidanan. Tujuan dari manajemen kebidanan aalah
untuk menguntungkan kedua belah pihak baik pasien maupun pemberi
asuhan”.
.
4.3 MASALAH POTENSIAL
Pada masalah potensial tidak ditemukan masalah dalam kasus diatas
hal ini tidak ada kesenggangan antara teori dan praktek yang menyatakan
“Kumpulan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan
melakukan konsultasi” menurut (Varney, 1997)
4.4 TINDAKAN SEGERA
Pada langkah ini mahasiswa tidak melakukan tindakan segera karena
tidak ada komplikasi yang menyatakan harus dilakukan tidakan, hal ini
tiidak ada kesenggangan antara praktek dan teori. Menurut teori varney
1997 yang menyatakan “Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.”
4.5 PERENCANAAN
Perencanaa telah di buat sesaui dengan masalah dan kebutuhan ibu
mulai dari Asuhan yang diberikan pada Ny. M yaitu berikan dukungan
emosional kepada ibu dan suami, anjurkan ibu dan suami untuk makan
54
makanan yang bergizi, rajin berolahraga, hindari konsumsi alcohol,
merokok, menjalankan pola hidup sehat, KIE cara efektif melakukan
hubungan seksual, masa subur, serta konsultasi ke dokter spesialis
kandungan. Hal ini sesuai dengan (Aizid, 2012) yang menyatakan Gaya
hidup tidak sehat dapat mempengaruhi terjadinya intertilitas pada wanita
yang dapat dilihat dari kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman
yang mengandung zat kimia (racun), seperti rokok dan alcohol.
4.6 PELAKSANAAN
Pelaksanaan telah di buat sesaui dengan masalah dan kebutuhan ibu
mulai dari Asuhan yang diberikan pada Ny. M yaitu memberikan dukungan
emosional kepada ibu dan suami, menganjurkan ibu dan suami untuk makan
makanan yang bergizi seperti sayur, buah, kacang-kacangan ikan, telur dll,
mengajurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat
seperti tidak merokok dan minum alcohol, memberitahu ibu dan suami
untuk menghindari sumber-sumber yang menyebabkan peningkatan
temperature skrotum. Seperti bekerja di tempat yang bertemperature panas
(supir, koki, menyimpan HP di saku dll), memberikan KIE cara efektif
melakukan hubungan seksual dengan suami Seperti melakukan hubungan
seksual saat masa subur, memberitahu ibu dan suami jika setelah
berhubungan seksual posisi istri tetap berbaring telentang selama 15 menit,
serta menganjurkan Ibu dan suami untuk konsultasi ke dokter spesialis
kandungan untuk mengetahui penyebab lebih lanjut dari permasalahan
infertilitas primer. Hal ini sesuai dengan teori menurut varney (Wafda,2019)
yang menyatakan “Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan segera, tindakan
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up
dan rujukan”.
4.7 EVALUASI
55
Evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan kepada Ny. M
meliputi pemenuhan kebutuhan makanan dengan gizi seimbang, pola hidup
sehat, melakukan hubungan seksual saat masa subur dan membiarkan tetap
berbaring terlentang selama 15 menit. Evaluasi Ny. M sudah di terapkan hal
ini sesuai dengan teori menurut varney (Wafda,2019) yang menyatakan
”Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentikasi didalam masalah
dan diagnose”
BAB IV
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
56
melakukan hubungan seksual aktif secara teratur tanpa menggunakan
alat kontrasepsi apapun (alami maupun modern) selama minimal 1
tahun. Penulis dapat mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada
Ny. M dengan masalah utama tidak mengetahui infertilitas primer
dengan menggunakan 7 langkah Varney.
1. Kesimpulan yang di dapat dari penkajian yaitu Ny.M mengatakan
belum mempunyai anak setelah 10 tahun pernikahan
2. Diagnosa Ny. M dengan infertilitas primer dan kebutuhan yang di
perlukan Ny. M dengan KIE infertilitas dan konsultasi ke dokter .
3. Pada Ny. M dengan infertilitas primer dilakukan kunjungan oleh
mahasiswa selama 3 x pertemuan ke rumah warga binaan .
4. Mengevaluas hasil asuhan telah di jelakan pada Nn.F pasien dan
pasangan mengerti atas penjelasan yang telah di sampaikan
mahasiwa .serta maumengikuti anjuran yang di sarankan oleh
mahasiswa .
5.2 SARAN
5.2.1 Untuk Masyarakat
- Diharpkan untuk masyarakat dapat lebih aktif dan
berpartisipasi dalam kegiatan yang membawa manfaat
untuk diri dan keluarga demi kesehatan bersama,
- Untuk para Kader untuk lebih ditingkatkan Kembali
sosialisasinya terhadap masyarakat serta untuk tenaga
Kesehatan semoga lebih memperhatikan masyarakat yang
masih belum aktif dalam kegiatan.
57
- Diharapkan pemerinta tetap menjalankan promotive,
preventive, kuratif dan rehabilitates
5.2.3 Untuk tenaga medis
- Diharapkan tetep memberikan konseling dan informasi
secara koomprehensif
- Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada
remaja dengan gangguan reproduksi
5.2.4 Untuk mahasiswa
- Diharapkan untuk mahasiswa selanjutnya untuk lebih nyata
dalam melakukan tindakan asuhan kebidanan komunitas
seperti memberikan sesuatu yang dibutuhkan sesuai dengan
kasus yang didapatkan
- Diharapkan untuk mahasiswa selanjutnya untuk lebih
kompak dalam kegiatan kelompok ataupun individu.
DAFTAR PUSTAKA
58
keperawatan keluarga, 8 -15.
59
LAMPIRAN
60
61