Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

INFERTILITAS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

KELUARGA BINAAN TN. T DENGAN INTERFILITAS PRIMER PADA


NY.M DI RT 08 RW 01 DESA GUMALAR KECAMATAN ADIWERNA
KABUPATEN TEGAL TANGGAL 2 JULI 2023

DI SUSUN OLEH :

NAMA : EDE
NIM :15302KH622024

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLITEKNIK KARYA HUSADA
2023

I
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan keluarga Binaan Ny. M Pada Tanggal 2 Juli Tahun 2023 Di RT 08 RW 01


Desa Gumalar Kecamatan Adiwerna Kab. Tegal

Pembimbing

(Eka Bati Widyaningsih SSit, MKes)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Karya Husada

(Eka Bati Widyaningsih,SSiT,MKes)

II
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................


1.2 TUJUAN..............................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus.........................................................................................
1.3 MANFAAT PENULISAN...................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................

2.1 PRA KONSEPS..................................................................................................


2.1.1 Pengertian Pra Konsepsi..........................................................................
2.1.2 Konsep Pra Konsepsi..............................................................................
2.1.3 Nutrisi Pada Masa Pra Konsepsi.............................................................
2.1.4 Zat Gizi Pra Konsepsi.............................................................................
2.1.5 Perencanaan Tindakan.............................................................................
2.1.6 Merencanakan Kehamilan Sehat.............................................................
2.1.7 Kondisi Kehamilan Yang Harus Di Waspadai........................................
2.2 INFERTILITAS.............................................................................................
2.2.1 Pengertian Infertilitas.........................................................................
2.2.2 Macam-Macam Infertilitas.................................................................
2.2.3 Faktor Penyebab Infertilitas Pada Wanita..........................................

I
2.3 TINJAUAN TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT HELLEN VARNEY..................................................................
2.4 DOKUMENTASI..........................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS..................................................................................

3.1 FORMAT VARNEY.....................................................................................


3.2 FORMAT SOAP 1.........................................................................................
3.3 FORMAT SOAP 2.........................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................

4.1 PENGKAJIAN...............................................................................................
4.2 INTERPRESTASI DATA.............................................................................
4.3 MASALAH POTENSIAL.............................................................................
4.4 TINDAKAN SEGERA..................................................................................
4.5 PERENCANAAN..........................................................................................
4.6 PELAKSANAAN..........................................................................................
4.7 EVALUASI....................................................................................................

BAB V PENUTUP....................................................................................................

5.1 KESIMPULAN..............................................................................................
5.2 SARAN..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................................

II
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan bimbinganNya makalah ini dapat di selesaikan dengan
baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi Praktek Komunitas Kebidanan,
makalah ini disusun dengan judul “Laporan Kegiatan Asuhan Keluarga Binaan
Tn. T Dengan Infertilitas Primer Pada Ny. M Di Komunitas Desa Gumalar RT. 08
RW. 01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah Tanggal 30 Juni sampai 2 Juli
2023”. Akan tetapi atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka penulis
dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr.Sobar,S.Psi,M.KM selaku direktur politeknik karya husada


2. Wiwin Nur Fitriani,S.ST,M.KM selaku wakil direktur akademik
politeknik karya husada.
3. Eka Bati Widyaningsih,S.SiT,M.Kes selaku kepala program studi Sarjana
Terapan kebidanan politeknik karya husada
4. Eka Bati Widyaningsih,S.SiT,M.Kes, selaku pembimbing Praktek
Komunitas Kebidanan di Desa Gumalar RT . 08 RW 01 Kec. Adiwerna
Kab. Tegal Jawa Tengah
5. Mutmainah ,Amd,Keb, selaku Bidan Desa di Desa Gumalar
6. Para Kader yang telah membantu dan membingbing dari mulainya Praktek
Kominitas Kebidanan ini sampai dengan selesai.
7. Ny. M yang sudah bersedia menjadi subyek dalam laporan makalah
8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral
9. Teman-teman yang tidak dapat kami sebutkian satu persatu karena telah
mendukung kami selama penulisan laporan.

Demikian kiranya yang dapat kami ucapkan. Kami menyadari


bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik

III
dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan laporan ini.

Tegal ,02 Juli 2023

Penulis

IV
LEMBAR PERSETUJUAN

Asuhan Keluarga Binaan Tn. T

Pada tanggal 30 Juni – 02 Juli 2023

di RT. 08 RW. 01 Desa Gumalar Kecamatan Adiwerna Kab. Tegal

Tegal, 02 Juli 2023

Pembimbing

(Eka Bati Widyaningsih,S.SiT,M.Kes

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Politeknik Karya Husada

(Eka Bati Widyaningsih,S.SiT,M.Kes)

V
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Prakonsepsi atau prakehamilan merupakan pemeriksaan yang penting
dalam membantu pasangan untuk memiliki kehamilan yang sehat dan bayi
yang sehat. Hal ini melibatkan penilain kesehatan wanita secara keseluruhan
dan mengidentifikasi faktor risiko yang dapat mempersulit kehamilan (Astuti,
dkk, 2017:34). Saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI ) di Indonesia merupakan
yang tertinggi di ASEAN yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka
Kematian Bayi (AKB) 35 per 1000 kelahiran hidup (SDKI,2012).
Untuk menurunkan AKI dan AKB serta meningkatkan kualitas
kesehatan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah perawatan kesehatan
yang dimulai pada saat sebelum terjadinya konsepsi, yang dapat dimulai pada
saat remaja. Perawatan kesehatan prakonsepsi mengacu pada intervensi
biomedis, perilaku, dan preventif sosial yang dapat meningkatkan
kemungkinan memiliki bayi yang sehat (WHO, 2013)
World Health Organization (WHO) tahun 2012 menyatakan satu dari
setiap empat pasangan di negara-negara berkembang telah mengalami
infertilitas. Kejadian infertilitas primer di Asia banyak ditemukan pada usia
20-24 tahun yaitu 30.8% di Kamboja, 10% di Kazakhstan, 43.7% di
Turkmenistan, 9.3% di Uzbekistan dan 21.3% di Indonesia. Prevalensi
infertilitas menurut WHO diperkirakan 8-10%pasangan di dunia mempunyai
riwayat sulit untuk memperoleh anak.
Di Indonesia, 20-30% penduduk mengalami gangguan infertilitas
(Hidayah, 2012). Dari data Biro Pusat Statistik di Indonesia, diperkirakan
terdapat 12% pasutri yang tidak mampu membuahkan keturunan. Berdasar
survei Kesehatan rumah tangga tahun 1996, diperkirakan ada 3,5 juta
pasangan (7 juta orang) yang infertil. Kini, para ahli memastikan angka
1
infertilitas telah meningkat mencapai 15-20% dari sekitar 50 juta pasangan di
Indonesia. Penyebab infertilitas sebanyak 40% berasal dari laki-laki, 40% dari
wanita, 10% dari laki-laki dan wanita dan 10% tidak diketahui (Ahsan dkk,
2012).
Infertilitas adalah gangguan dari sistem reproduksi yang ditandai dengan
kegagalan mengalami kehamilan setelah 12 bulan atau lebih dan telah
melakukan hubungan sanggama tanpa kontrasepsi secara teratur (Cavallini &
Beretta, 2015). Infertilitas dapat dibagi menjadi infertilitas primer dan
infertilitas sekunder. Infertilitas primer adalah jika seorang wanita belum
pernah memiliki anak karena tidak pernah terjadi kehamilan atau pernah
mengalami kehamilan tetapi tidak pernah terjadi kelahiran hidup. Sedangkan
infertilitas sekunder jika seorang wanita tidak mampu untuk memiliki anak
yang disebabkan karena tidak terjadinya kehamilan atau pernah mengalami
kehamilan tetapi tidak terjadi kelahiran hidup dengan syarat sebelumnya
wanita tersebut pernah mengalami kehamilan atau pernah terjadi kelahiran
hidup ((Mascarenhas et al., 2012).
Pengobatan infertilitas terdiri dari berbagai macam teknik prosedural,
mulai dari metode yang paling sederhana seperti dengan obat - obatan,
hinggametode yang lebih kompleks seperti tindakan bedah, dan assisted
reproductivetechnology atau teknologi reproduksi berbantu seperti Intra-
Uterine Insemination(IUI), dan In-Vitro Fertilization atau yang lebih dikenal
dengan istilahbayi tabung 13 . Namun, masih banyak masyarakat terutama
PUS yang belum mengetahui hal ini.
Dari hasil pengkajian desa gumalar RT 08,09 dan 10 RW 01 Kec.
Adiwerna Kab. Tegal didapatkan data sebanyak 80 KK Pasangan Usia Subur
(PUS). Dan teradapat 1 ibu prakonsepsi (20%) dari 5 ibu prakonsepsi dengan
infertilitas primer.

2
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
asuhan kebidanan keluarga dan juga agar mahasiswa dapat secara
nyata memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga serta
mengimplementasikan dari hasil yang sudah di dapatkan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu prakonsepsi Ny.M
di Desa Gumalar RT 08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa
Tengah pada tanggal 02 Juli 2023
b. Mampu menentukan interpretasi data/masalah potensial yang
didapatkan pada ibu prakonsepsi Ny.M di Desa Gumalar RT
08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah pada tanggal 02
Juli 2023
c. Mampu menentukan identifikasi diagnosa / masalah potensial
yang didapatkan pada ibu prakonsepsi Ny.M di Desa Gumalar RT
08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah pada tanggal 02
Juli 2023
d. Mampu melakukan tindakan segera pada ibu prakonsepsi Ny.M di
Desa Gumalar RT 08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah
pada tanggal 02 Juli 2023
e. Mampu melakukan perencanaan pada ibu ibu prakonsepsi Ny.M
di Desa Gumalar RT 08/01 Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa
Tengah pada tanggal 02 Juli 2023
f. Mampu melaksanakan tindakan dari perencanaan yang telah
dibuat pada ibu prakonsepsi Ny.M di Desa Gumalar RT 08/01
Kec. Adiwerna Kab. Tegal Jawa Tengah pada tanggal 02 Juli
2023

3
g. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan saat
ibu prakonsepsi Ny.M di Desa Gumalar RT 08/01 Kec. Adiwerna
Kab. Tegal Jawa Tengah pada tanggal 02 Juli 2023

1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam kaitannya
dengan pencegahan dan pengobatan infertilitas primer.
b. Masyarakat yang memiliki masalah infertilitas primer
mendapatkan pemeriksaan kesehatan sederhana yang merupakan
hasil identifikasi dari kajian kesehatan yang di lakukan
mahasiswa.
c. Data dan informasi yang dimiliki oleh mahasiswa dari hasil
pengumpulan dan pengolahan data dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam mengembangkan potensi lebih lanjut.
1.3.2 Bagi Pemerintah/Desa
a. Mengetahui profil/gambaran situasi kesehatan masyarakat dari
hasil pendataan mahasiswa PKL, yang dapat digunakan sebagai
bahan masukan dalam kebijakan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjannya.
b. Bekerjasama dengan warga desa dalam rangka mengembangkan
Pengabdian Masyarakat sebagai bagian dari kewajiban aktivitas
akademik sebagaimana tercantum dalam Tri Darma Perguruan
Tinggi.
c. Public Announcement Institusi sebagai bagian manajemen
pengembangan penyelenggaraan pendidikan oleh institusi.
d. Menjadikan lulusan memiliki pengalaman dan wawasan yang
lebih Komprehensif, holistik, dan adaptif terhadap situasi dan

4
kondisi yang berbeda dari tempat asalnya berbagai program desa /
dusun yang selaras dengan program mahasiswa PKL.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil pengkajian kasus pada keluarga Tn. T dapat menjadi sumber
bacaan bagi mahasiswi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik Karya
HUsada dalam menerapkan ilmu dan sebagai acuan tugas asuhan
kebidanan komunitas berikutnya khususnya pada kurangnya
pengetahuan pencegahan dan pengobatan Infertilitas primer.
1.3.4 Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman belajar dikehidupan nyata dalam
pengembangan, pengorganisasian, dan penyiapan masyarakat
untuk mengatasi masalah kesehatan terutama yang berkaitan
dengan permasalahan kebidanan termasuk dalam menghadapi
kegawatdaruratan dan bencana.
b. Mahasiswa akan mengenal dan belajar beradaptasi dengan
lingkungan sosial dan budaya (bahasa, adat dan kebiasaan)
masyarakat dalam hal ini adalah dilingkungan masyarakat di Desa
Gumalar Kec. Adiwerna Kab. Tegal.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PRA KONSEPSI
2.1.1 Pengertian Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata, yaitu ‘pra’ dan ‘konsepsi’.
‘pra’ berarti sebelum, dan ‘konsepsi’ berarti pertemuan sel ovum
dengan sperma sehingga terjadi pembuahan. Dari dua kata terebut
prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan
ovum atau pembuahan atau sebelum hamil (Winarsih, 2019).
Kesehatan Prakonsepsi baik pada perempuan maupun laki – laki
selama usia reproduktif yakni usia yang masih dapat memiliki
keturunan. Tujuan kesehatan prakonsepsi adalah untuk mencapai ibu
dan anak dalam kondisi sehat (Olivia dan dian, 2017:4).
2.1.2 Konsep prakonsepsi care
Menurut WHO (2013), prakonsepsi care adalah pemberian
intervensi kesehatan berupa biomedis, perilaku dan sosial kepada
wanita dan pasangan sebelum menikah yang bertujuan untuk
meningkatkan status kesehatn mereka dan mengurangi perilaku/faktor
individu dan lingkungan yang dapat berkontribusi pada kesehatan ibu
dan anak yang buruk (Winarsih, 2019).
2.1.3 Nutrisi pada masa prakonsepsi
Pentingnya masa konsepsi dalam menunjang kesehatan bayi yang
sehat dapat dilakukan dengan cara :

6
2.1.3.1 Melengkapi pola makan yang bervariasi untuk nutrisi yang
seimbang. Hindari makanan siap saji yang tidak sehat pada 6
bulan sebelum kehamilan
2.1.3.2 Cermati jumlah komsumsi makanan, sehingga terhindar dari
kondisi makanan berlebihan.
2.1.3.3 Mengurangi komsumsi makanan dengan bahan pengawei
2.1.3.4 Melengkapi menu makanan dengan nutrisi penting untuk
pembentukan janin dengan memngkomsumsi seperti asam
folat pada sayuran hijau, hati sapi, kedelai, alpukat dan jeruk.
Zat besi bisa ditemukan pada kuning telur, jeruk, hati, dan
daging mentah, dan kalsium.
2.1.4 Zat gizi pra konsepsi
Periode prakonsepsi sebelum kehamilan menentukan kualitas
kehidupan implantasi plasenta mulai 5 hari setelah konsepsi dan
lengkap dalam 9-10 hari. Periode yang paling kritis terjadi gangguan
perkembangan struktual adalah 17-56 hari sesudah pembuahan
(konsepsi). Beberapa permasalahan gizi juga sering ditemukan pada
masa ini seperti status kurang gizi, status gizi kurang dikaitkan dengan
berat badan lahir rendah pada bayi yang dilahirkan, peningkatan
resiko kesakitan dan kematian pada bayi (Astria, 2019:106).
Peningkatan status gizi pada wanita sebelum hamil memberikan
manfaat terhadap masa kehamilan. Jika wanita usia subur telah
terbiasa mengkomsumsi makanan yang bervariasi 18 dalam jumlah
yang adekuat maka hal ini akan sangat membantu dalam mengoreksi
ketidak seimbangan. Kecukupan gizi pada masa kehamilan merupakan
siklus di mana ketika ibu mengalami kekurangan gizi maka akan
menyebabkan janin dan kandunganya juga mengalami kekurangan
gizi (Astria, 2019:106).
Adapun zat gizi yang mempengaruhi gizi prakonsepsi adalah
karbohidrat, lemak, protein, asam folat, vitamin (A.E, dan B12),

7
mineral zink, besi, kalsium, dan omega 3. Menurut Bardonoso 2012,
bahwa bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya
mulai mengubah pola makan enam bulan sebelum kehamilan agar
dapat membantu memperbaiki tingkat kecukupan gizi pasangan, pada
wanita prakonsepsi sangat penting mengkomsumsi mineral dan
vitamin (Astria, 2019:111)

2.1.5 Perencanaan Tindakan


2.1.5.1 Hak Reproduksi dalam perencanaan kehamilan sehat
Kedua pasangan baik suami dan istri memiliki hak yang sama
dalam:
a. Memutuskan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah
anak, dan jarak kelahiran.
b. Mendapatkan informasi yang lengkap tentang kesehatan
reproduksi, serta efek samping obatobatan, alat, dan
tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah
kesehatan reproduksi dan seksual.
c. Mendapatkan informasi yang mudah, lengkap, dan akurat
tentang penyakit menular seksual, agar perempuan dan
laki-laki terlindungi dari infeksi menular seksual (IMS) dan
infeksi saluran reproduksi (ISR) serta memahami upaya
pencegahan dan penularannya yang dapat berakibat buruk
terhadap kesehatan reproduksi dan seksual bagi laki-laki,
perempuan, dan keturunannya.
d. Memperoleh informasi dan pelayanan KB yang aman,
efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan
tanpa paksaan
2.1.5.2 Perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi
yang dibutuhkan yang memungkinkannya sehat dan selamat

8
dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan nifas, serta
memperoleh bayi yang sehat.
2.1.5.3 Hubungan suami istri harus didasari penghargaan terhadap
pasangan masing-masing dan dilakukan dalam kondisi dan waktu
yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan
kekerasan

2.1.6 Merencanakan Kehamilan Sehat


2.1.6.1 Mengapa kehamilan perlu direncanakan ?
Anak merupakan titipan Tuhan yang harus dijaga dan
dipenuhi hak dan kebutuhannya, sehingga sangat dibutuhkan
kesiapan orang tua Agar ibu dapat menjalani kehamilan dan
persalinan yang aman, sehingga ibu sehat, dan melahirkan bayi
yang sehat dan dapat tumbuh berkembang menjadi anak yang
berkualitas, Untuk mendeteksi risiko atau masalah kesehatan yang
mungkin terjadi pada ibu dan janin sedini mungkin. Kehamilan
yang tidak diinginkan dapat berdampak negatif pada kondisi ibu
dan anak karena dapat terjadi pengabaian kesehatan ibu dan anak
saat proses kehamilan, persalinan dan nifas; potensi pengguguran
kandungan yang tidak aman, melahirkan anak yang tidak sehat
hingga pengabaian terhadap hak-hak anak.
2.1.6.2 Hal-hal yang harus direncanakan sebelum merencanakan
kehamilan

1. Kesehatan fisik dan umur (20-35 tahun), jarak kehamilan


mental dalam kondisi layak 2 tahun, jumlah anak kurang dari
untuk hami 3 tanpa penyakit penyerta
• status gizi baik
• kesiapan mental menjadi orang tua

9
yang bertanggung jawab agar
keluarga terhindar dari tindak
kekerasan dalam rumah tangga)
2. Mudah mencapai fasilitas
pelayanan kesehatan dan
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
3. Kesiapan keuangan
(terpenuhinya kebutuhan
dasar, memiliki jaminan
kesehatan, dan kebutuhan
transportasi ke fasilitas
pelayanan kesehatan).
4. Dukungan suami,
keluarga dan lingkungan
masyarakat.

2.1.6.3 Kondisi layak hamil


a. Umur ideal
Ideal: 20-35 tahun Jika Usia < 20 tahun maka Tunda
kehamilan
Jika Usia > 35 tahun dan Belum mempunyai anak maka
boleh hamil tetapi dibawah pengawasan khusus.
Jumlah anak ideal
Menurut The American Journal of Anthropology, jumlah
anak maksimal yang disarankan untuk kesehatan adalah dua
orang. Selain faktor kesehatan fisik dan mental, pertimbangan
lain kenapa memiliki jumlah anak cukup dua adalah faktor
finansial. Informasi ini ditegaskan oleh Journal Social
Science & Medicine bahwa membesarkan anak bukan perkara

10
yang main-main, perlu kematangan emosi, kesehatan fisik,
dan finansial yang stabil untuk dapat membesarkan anak
dengan sehat dan mencukupi kebutuhannya.
b. Jarak kehamilan
jarak antara kelahiran seorang wanita dan kehamilan
berikutnya berhubungan langsung dengan risiko kematian
bayi, anak, dan ibu. Ringkasnya, semakin pendek jarak
kelahiran hingga kehamilan, semakin tinggi risiko pada
wanita dan anak mereka. Selain itu, kehamilan yang jaraknya
terlalu dekat atau yang terjadi di kalangan remaja di bawah
18 tahun juga membawa risiko kelahiran prematur dan berat
badan lahir rendah yang lebih tinggi untuk bayi, serta
komplikasi terkait kehamilan dan kelahiran ibu
c. Status gizi
Ideal status gizi 18,5 – 24,9 (normal), dan LiLA>23,5 cm
Jika IMT < 18,5 cm (KEK) dianjurkan untuk tunda
kehamilan atau rujuk rujuk ke fasyankes. jika IMT > 25,0 –
27,0 (kelebihan BB tingkat ringan) dan > 27,0 (kelebihan BB
tingkat berat /obesitas): tunda kehamilan dan rujuk ke
fasyankes
d. Tidak Ada Riwayat Kehamilan Dengan Penyulit/Komplikasi
Sebelumnya
Jika ada riwayat kehamilan dengan penyulit atau komplikasi
sebelumnya, periksa terlebih dahulu ke fasyankes
e. Kondisi Kesehatan
Ideal jika Tidak mempunyai masalah kesehatan Jika
mempunyai masalah kesehatan maka tunda kehamilan dan
anjuran ditatalaksana sampai sembuh atau terkontrol dibawah
pengawasan kondisi kesehatan yang diperhatikan antara lain :
Kadar Hb, Penyakit menular (HIV, Sifilis, Hepatitis, TB,

11
malaria, kecacingan dll), Penyakit tidak menular (DM,
Hipertensi, Jantung, auto imun, kanker, stroke,
dll) ,Kesehatan Jiwa, Penyakit genetic seperti Talasemia dan
Hemofilia
2.1.6.4 Menjaga asupan gizi dan berat badan
Mengonsumsi pangan Untuk mendapatkan masukan
beraneka ragam gizi yang seimbang ke dalam
tubuh, perlu
mengonsumsi lima kelompok
pangan yang beraneka ragam
setiap hari atau
setiap kali makan, yaitu
makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, buah-buahan,dan
minuman. Proporsinya dalam
setiap kali makan dapat
digambarkan dalam ISI
PIRINGKU
yaitu:
• Sepertiga piring berisi
makanan pokok
• Sepertiga piring berisi
sayuran
• Sepertiga piring berisi lauk
pauk dan buah-buahan
dalam proporsi yang sama
Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menjaga
agar tubuh tetap sehat:
Biasakan minum air putih 8

12
gelas per hari, Kurangi minum
teh atau kopi,Batasi
mengonsumsi garam, gula, dan
lemak/minyak
Membiasakan perilaku Perilaku hidup bersih dan
hidup bersih status gizi yang baik dapat
mencegah timbulnya penyakit.
Melakukan aktivitas Aktivitas fisik memperlancar
fisik sistem metabolisme di dalam
tubuh sehingga tubuh lebih
bugar dan sehat
Mempertahankan dan Berat badan yang normal
memantau berat badan merupakan salah satu tanda
normal bahwa telah terjadi
keseimbangan gizi di dalam
tubuh dan merupakan kondisi
yang ideal untuk dapat
merencanakan kehamilan yang
sehat.

2.1.7 Kondisi Kesehatan Yang Harus Di Waspadai


2.1.7.1 Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin
(Hb) di dalam darah kurang dari 12 g/Dl. Anemia sering
dialami oleh perempuan karena kurangnya asupan atau
konsumsi makanan yang mengandung zat besi,
pengaturan pola makan yang salah, gangguan haid/haid
abnormal, dan penyakit lainnya (seperti kecacingan,

13
Malaria, dan lainnya). Pada ibu hamil, dikatakan anemia
jika kadar Hb pada Trimester 1 dan 3
b. Tanda gejala
Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai (5L),Sering
pusing dan mata berkunang-kunang,Pucat, Kadar Hb< 12
g/dL
c. Dampak anemia pada ibu hamil,
Pertumbuhan janin terhambat, Bayi berat lahir
rendah (BBLR), Bayi lahir sebelum waktunya,Bayi
mengalami kelainan bawaan,Anemia pada bayi yang
dilahirkan, Risiko perdarahan saat melahirkan.
d. Anemia dapat dicegah dan diatasi
Pencegahan anemia pada wanita masa prakonsepsi
sangat penting mengkomsumsi mineral dan vitamin.
Nutrisi yang baik adalah cara untuk mencegah terjadinya
anemia. Makanan yang tinggi akan kandungan zat besi
(sayuran berdaun hijau, daging merah, sereal, telur, dan
kcang tanah) dapat membantu badan mempertahankan
pasokan besi yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan
baik.
Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per
minggu sebelum hamil, Jika ada penyakit yang
menyertai, segera ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Tablet zat besi diberikan kepada wanita usia subur dan
ibu hamil. Bagi wanita usia subur diberikan sebanyak
satu kali seminggu dan satu kali sehari selama haid
sedangkan untuk ibu hamil diberikan setiap hari satu
tablet selama masa kehamilannya atau minimal 90 tablet
(Kementerian Kesehatan RI, 2014).
2.1.7.2 Kekungan Gizi

14
a. Pengertian Kondisi kurang gizi dalam keadaan terus
menerus dapat mengakibatkan Kurang Energi Kronik
(KEK). Tanda KEK adalah Lingkar lengan atas (Lila) <
23,5 cm dan atau Indeks Massa Tubuh (IMT)< 18,5
b. Dampak Kekurangan Gizi
- Anemia pada ibu dan janin
- Perdarahan saat melahirkan Keguguran
- Mudah terkena penyakit infeksi
- Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
- Bayi lahir mati
- Kelainan bawaan pada janin
c. Klasifikasi Status Gizi

d. Kehamilan
1) Masa subur
Masa subur dapat diketahui dengan cara menghitung
ovulasi/masa subur pada wanita.Puncak masa subur
biasanya terjadi pada 13 hari setelah hari pertama
haid, sedangkan masa subur biasa akan terjadi kurang
lebih tiga hari sebelum dan sesudah menuju puncak
masa subur tersebut.
2) Tanda-tanda masa subur
- Perubahan lendir serviks: Pada masa subur,
cairan ini bertekstur lengket dan kental.
Perubahan terjadi menjelang masa subur, yaitu
dengan meningkatnya jumlah cairan dan
15
perubahan tekstur menjadi berwarna bening dan
lebih cair.
- Dorongan seksual meningkat: Hormon estrogen
dan progesteron akan meningkat dalam masa
subur sehingga meningkatkan hasrat seksual.
- Temperatur tubuh meningkat dan payudara lebih
lunak: Meningkatnya hormon progesteron ketika
masa subur akan memicu kenaikan suhu tubuh,
namun kenaikan suhu tubuh tesebut hanya sedikit
(± 0,5°C), maka cukup sulit mengamati kenaikan
masa subur hanya dengan memperhatikan
kenaikan suhu tubuh pada wanita. Oleh karena itu
cara ini jarang digunakan sebagai acuan. Akibat
lain dari meningkatnya produksi hormon yang
tinggi menyebabkan payudara menjadi lebih
lunak.
- Puncak masa subur biasanya terjadi pada 13 hari
setelah hari pertama haid (bagi yang memiliki
siklus haid 28 sd 30 hari).

3) Tanda-tanda kehamilan
- Tidak mendapat menstruasi/haid sebagaimana
biasanya
- Timbul rasa mual,muntah dan pusing terutama
pagi hari serta sering buang air kecil
- Tidak nafsu makan
- Perut membesar dan dirasakan gerakan janin
- Pada usia kehamilan lanjut terdengar detak
jantung janin
- Tes kehamilan positif (+)

16
4) Bagaimana menjadi orang tua yang baik
- Anak berhak mendapatkan identitas (nama dan
akte kelahiran sebagai bukti kewarganegaraan),
- Anak berhak mendapatkan perlindungan dan
keamanan. Orangtua perlu menjamin anak agar
selalu dalam keadaan terlindungi dan aman. Anak
juga harus dilindungi dari segala bentuk tindak
kekerasan, termasuk kekerasan seksual dan
termasuk kekerasan yang dilakukan oleh orang-
orang terdekatnya.
- Anak berhak untuk diasuh oleh orangtua dengan
penuh kasih sayang;
- Anak berhak untuk mendapatkan pendidikan
yang baik,
- Anak berhak mendapatkan perawatan dan
pelayanan kesehatan yang baik,
- Anak memiliki hak untuk beristirahat, bersenang-
senang, bermain dan melakukan aktivitas rekreasi
sesuai usianya.
5) Mengatur Kehamilan
a) Pilihan metode kontrasepsi bagi pasangan
suami/istri yang ingin mengatur kehamilan
- Kb implan
- Suntikan
- IUD/AKDR
- PIL/OBAT-OBATAN
- Kontrasepsi mantap
- Kondom

17
2.2 INFERTILITAS
2.2.1 Pengertian Inpertilitas
Infertilitas adalah tidak tejadinya kehamilan pada pasangan yang
telah melakukan hubungan seksual aktif secara teratur tanpa
menggunakan alat kontrasepsi apapun (alami maupun modern) selama
minimal 1 tahun (Marmi, 2014). Menurut WHO Infertilitas adalah
penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan kegagalan untuk
mencapai kehamilan klinis setelah 12 bulan atau lebih dari hubungan
seksual tanpa kondom biasa.

2.2.2 Macam-Macam Infertilitas


2.2.2.1 Infertilitas primer, jika istri belum pernah hamil walaupun
bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan.
2.2.2.2 Infertilitas sekunder, jika istri pernah hamil akan tetapi
kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun
bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan (Marmi, 2014).
2.2.3 Faktor Penyebab Infertilitas Pada Wanita
2.2.3.1 Gangguan Gangguan organ reproduksi
a. Masala vagina

18
1) Dispareunia yang merupakan masalah kesehatan
yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau rasa
nyeri saat melakukan senggama. Dispareunia dapat
dialami perempuan maupun laki-laki. Pada
perempuan disebabkan oleh faktor infeksi (kandida
vagina, infeksi klamidia, trakomatis vagina, infeksi
trikomonas vagina dan pada saluran berkemih).
2) Vaginismus Vaginismus merupakan masalah pada
perempuan yang ditandai dengan adanya rasa nyari
saat penis melakukan penetrasi ke dalam vagina. Hal
ini bukan disebabkan karena kurangnya zat lubrikans
atau pelumas vagina yang terlalu sempit, tetapi
terutama disebabkan oleh diameter liang vagina yang
terlalu sempit, akibat kontraksi refleks otot
pubokoksigeus yang terlalu sensitif, sehingga tejadi
kesulitan penetrasi vagina oleh penis. Penyempitan
vagina ini bisa disebabkan oleh faktor psikogenik
atau disebabkan oleh kelainan anatomik. Faktor
anatomi yang terkait dengan vaginismus dapat
disebabkan oleh operasi di vagina sebelumnya seperti
episiotomi karena luka trauma vagina yang sangat
hebat sehingga meninggalkan jaringan parut.
3) Vaginitis
Beberapa infeksi seperti kuman seperti klamidia
trakomatis, Niseria Gonore dan bakterial vaginosis
seringkali tidak menimbulkan gejala klinik sama
sekali. Namun infeksi klamidia trakomatis memiliki
kaitan yang erat dengan infertilitas melalui kerusakan
tuba yang dapat ditimbulkannya (Prawirohardjo,
2011).

19
b. Masalah uterus
Masalah Uterus Uterus dapat menjadi penyebab
terjadinya infertilitas. Faktor uterus yang memiliki kaitan
erat dengan kejadian erat dengan kejadian infertilitas
menurut Prawirohardjo (2011) adalah serviks, kavum
uteri dan korpus uteri.
1) Servikitis memiliki kaita yang erat dengan terjadinya
infertilitas. Servikitis kronis dapat menyebabkan
kesulitan bagi sperma untuk melakukan penetrasi ke
dalam kavum uteri. Adanya infeksi klamidia
trikomatis di serviks seringkali memiliki kaitan erat
dengan peningkatan risiko kerusakan tuba melalui
reaksi imunologik.
2) Trauma pada serviks seperti tindakan opertaif
tertentu pada serviks seperti konisasi atau upaya
abortus profokatus sehingga menyebabkan cacat pada
serviks dapat menjadi penyebab infetilitas.
3) Kelainan anatomi kavum uteri
4) Endometriosis Endometriosis adalah istilah untuk
menyebutkan kelainan jaringan endometrium yang
tumbuh diluar rahim. Jaringan abnormal itu biasanya
terdapat pada ligamen yang menahan uterus,
ovarium, tuba fallopi, rongga panggul, usus dan
berbagai tempat lain. Sebagaimana jaringan
endometrium normal, jaringan ini mengalami respon
terhadap perubahan hormonal sesuai siklus
menstruasi perempuan (Marmi, 2014)
5) profokatus sehingga menyebabkan cacat pada serviks
dapat menjadi penyebab infetilitas. (3) Kelainan
anatomi kavum uteri (4) Endometriosis

20
Endometriosis adalah istilah untuk menyebutkan
kelainan jaringan endometrium yang tumbuh diluar
rahim. Jaringan abnormal itu biasanya terdapat pada
ligamen yang menahan uterus, ovarium, tuba fallopi,
rongga panggul, usus dan berbagai tempat lain.
Sebagaimana jaringan endometrium normal, jaringan
ini mengalami respon terhadap perubahan hormonal
sesuai siklus menstruasi perempuan (Marmi, 2014)
c. Masalah tuba
Tuba fallopii memiliki peran yang besar di dalam proses
fertilisasi, karena tuba berperan di dalam proses transpor
sperma, kapasitas sperma proses fertilisasi, dan transpor
embrio. Adanya kelainan tuba yang seringkali dijumpai
pada penderita infertilitas adalah sumbatan tuba baik
pada pangkal, pada bagian tengah tuba maupun pada
ujung distal dari tuba. Berdasarkan bentuk dan
ukurannya, tuba yang tersumbat dapat tampil dalam
bentuk hidrosalping. Sumbatan tuba dapat disebabkan
oleh infeksi atau dapat disebabkan oleh endometriosis.
Infeksi klamidia trakomatis memiliki kaitan yang erat
dengan terjadinya kerusakan tuba.
d. Masalah ovarium
Ovarium memiliki fungsi sebagai penghasil oosit dan
penghasil hormon. Masalah utama yang terkait dengan
fertilitas adalah terkat dengan fungsi ovulasi. Sindrom
ovarium polikistik merupakan masalah gangguan ovulasi
utama yang seringkali dijumpai pada kasus infertilitas.
Saat ini untuk menegakkan diagnosis sindrom ovarium
polikistik jika dijumpai tiga dari gejala di bawah ini.
1) Terdapat siklus haid oligoovulasi atau anovulasi

21
2) Terdapat gambaran ovarium polikistik pada
pemeriksaan ultrasonografi (USG)
3) Terdapat gambaran hiperandrogenisme baik klinis
maupun biokimiawi. Empat puluh sampai tujuh
puluh persen kasus sindrom ovarium polikistik
ternyata memiliki kaitan erat dengan kejadian
resistensi insulin. Penderita infertilitas dengan obsitas
seringkali menunjukkan gejala sindrom ovarium
polikistik. Masalah gangguan ovulasi yang lain
adalah yang terkait dengan pertumbuhan kista
ovarium non-neoplastik ataupun kista ovarium
neoplastik. Kista ovarium yang sering dijumpai pada
penderita infertilitas adalah kista endometrium yang
sering dikenal dengan istilah kista cokelat. Kista
endometriosis tidak hanya mengganggu fungsi
ovulasi, tetapi juga dapat mempengaruhi fungsi
maturasi oosit. Untuk menilai derajat keparahan
endometriosis, saat ini digunakan klasifikasi
berdasarkan revisi American Fertility Society (AFS).
Pada kista endornetriosis dengan AFS derajat sedang
atau berat kejadian infertilitas dapat dikaitkan dengan
kegagalan ovulasikegagalan maturasi oosit, dan
kegagalan fungsi tuba akibat deformitas tubaa.
Tindakan operatif untuk pengangkatan kista ovarium
jika tidak dilakukan dengan hati-hati dapat berakibat
meningkatnya kejadian kegagalan fungsi ovarium,
yang akan semakin memperburuk prognosis
fertilitasnya.
e. Masalah Peritoneum

22
Masalah yang sering dikaitkan antara faktor peritoneum
dengan infertilitas adanya faktor endometriosis.
Endometriosis dijumpai sebesar 25 - 40% pada
perempuan dengan masalah infertilitas dan dijumpai
sebesar 2 - 5% pada populasi umum. Endometriosis
dapat tampil dalam bentuk adanya nodul-nodul saja di
permukaan peritoneum atau berupa jaringan
endometriosis yang berinfiltrasi dalam di bawah lapisan
peritoneum. Endometriosis dapat terlihat dengan mudah
dalarn bentuk yang khas yaitu nodul-nodul hitam
kebiruan, nodul cokelat, nodul putih, nodul kuning, dan
nodul merah yang seringkali dipenuhi pula oleh sebaran
pembuluh darah. Bercak endometriosis juga dapat tampil
tersembunyi tipis di bawah lapisan peritoneum yang
dikenal dengannodul powder burn, dan ada pula bercak
endometriosis yang tertanam dalam di bawah lapisan
peritoneum (deep infiltrating endometriosis).

Patogenesis endometriosis di rongga peritoneum


seringkali dikaitkan dengan teori regurgitasi implantasi
dan Sampson atau dapat pula dikaitkan dengan teori
metaplasia. Pertumbuhan endometriosis sangat
dipengaruhi pula dengan paparan hormonal seperti
estrogen dan progestogen. Sampai saat ini belum
diketahui secara pasti hubungan yang erat antara
endometriosis dengan kejadian infertilitas. Diperkirakan
disebabkan oleh faktor-faktor imunologis yang kemudian
berdampak negatif terhadap kerusakan jaringan
2.2.3.2 Gangguan yang berkaitan dengan haid/menstruas

23
Menurut Aizid (2012) gangguan haid secara umum dibagi
menjadi tiga macam, yakni haid jarang atau berhenti sama
sekali, haid teratur tapi sangat banyak, dan haid tidak teratur
dalam hal datangnya, lamanya, serta jumlah darah yang
keluar. Berikut adalah gangguan organ reproduksi wanita
yang berkaitan dengan haid.
a. Sindrom Pramenstruasi
Ditandai dengan gejala-gejala fisik dan perubahan
suasana hati, sekitar 5-12 hari sebelum haid, dan hilang 2
hari setelah haid muncul. Penyebabnya belum diketahui,
namun factor psikologis dan emosional bias
mempengaruhi gejala yang terjadi, seperti gejala emosi
yang timbul, misalnya perasaan sensitive, cemas, tegang,
depresi, mengantuk, letih, dan panik. Sedangkan, gejala
fisik yeng terjadi misalnya perut kembung, mulas,
payudara bengkak, sakit kepala, sakit pinggang, dan
mual.Untuk mengatasi, pengobatan bisa dilakukan
dengan dengan vitamin B6 dosis tinggi, hormone
progesterone, dan berolahraga secara teratur.

Penyebabnya diperkirakan karena kejang pada otot rahim


akibat aliran darah yang kurang lancer. Umumnya, hal
ini terjadi pada saat haid yang melepaskan sel telur,
namun kadang terjadi pada haid yang tak melepaskan sel
telur, dan darah membeku dalam rahim. Rasa sakit
timbul ketika darah bekuan tersebut didorong keluar
rahim, dan menimbulkan rasa sakit seperti kejang pada
perut di bagian bawah.

24
Gangguan haid biasa terjadi 24 jam sebelum haid sampai
12 jam pada masa haid. Sekitar 50% wanita mengalami
gangguan haid dan mencapai puncaknyapada usia 17-25
tahun. Gangguan haid bias dikurangi dengan obat
penghilang rasa sakit. Jika sakit terasa amat sangat maka
diperlukan obat-obatan yang bias mengatasi gangguan
tersebut.
b. Haid Terasa Sakit/Kram (Dysmenorrhoea)
Amenorea adalah keadaan tidak datang haid selama 3
bulan berturut-turut. Adapun klasifikasi dari gangguan
tersebut adalah sebagai berikut
c. Haid yang Jarang atau Tidak Ada (Amenorrhoea)
1) Amenorea Primer
Amenora primer terjadi apabila belum pernah datang
haid sampai umur 18 tahun.
2) Amenorea Sekunder Sementara itu, amenorea
sekunder jika berhenti haid setelah menarke atau
pernah mengalami haid, tetapi berhenti berturut-turut
selama 3 bulan. Penyebabnya bias beragam.
Dasarnya, karena hubungan antara hipotalamus,
kelenjar pituitary, dan rahim terganggu. Misalnya,
akibat fluktuasi emosi, kehamilan, olahraga yang
terlalu keras, diet ketat, gangguan kelenjar tiroid,
atau setelah berhenti minum pil KB. Haid yang
jarang umumnya normal. Namun jika tidak terjadi
haid selama 6 bulan, dan bukan karena kehamilan,
maka perlu diperiksa ke dokter untuk mengetahui
apakah gangguan ini disebabkan penyakit tertentu
atau tidak.
d. Haid Banyak (Menorrhagia)

25
Haid banyak bias disebabkan oleh hiperttensi, penebalan
dinding rahim, polip rahim, atau fibroid. Gangguan ini
umumnya sembuh setelah pasien diberi hormone
progesterone atau obat antiprostagladin.
e. Haid Tak Teratur
Haid tidak teratur disebabkan oleh kanker dinding rahim.
Hal ini bias diobati dengan pengobatan hormonal, seperti
pada gangguan haid lainnya, tetapi jika ada kanker,
dokter bisa melakukan kuretase
f. Keputihan
Penyebab dari keputihan bisa karena jamur atau stress.
Keputihan (leukorrhoea) merupakan gangguan kesehatan
yang paling banyak dialami oleh 3-5% wanita. Di antara
waktu haid, sel-sel pada leher rahim dan vagina
mengeluarkan lender yang lengket dan agak halus.
Lendir ini diolah oleh bakteri alami saluran vagina
menjadi asam laktat untuk mencegah masuknya bakteri
berbahaya. Namun, kadang jumlah lender meningkat,
misalnya akibat pemakaian alat KB oral. Jika tak
menggagu atau tidak berbau maka keputihan normal saja
dan tidak perlu diobati, sedangkan apabila keputihan
menyebabkan gatal-gatal dan nyeri pada vagina sampai
bagian luar alat kelamin (vulva), penyebabnya bisa jadi
karena penyakit.
2.2.3.3 Gangguan akibat Penyakit Menular Seksual (PMS)
h. Herpes kelamin
i. Klamidia
j. Gonorrhea
k. Sifilis
l. Kutil alat kelamin

26
m. HIV/AIDS
2.2.3.4 Kegagalan Implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah akan
mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium
untuk nidasi. Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan
seterusnya berkembang menjadi embrio, selanjutnya terjadi
proses nidasi (penempelan) pada endometrium. Wanita yang
memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung
mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan
oleh struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan
hormon progesteron yang memadai. Akibatnya janin tidak
dapat berkembang dengan baik sehingga menimbulkan
keguguran (Aizid, 2012).

2.2.3.5 Gangguan Imunologis


Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu maka
tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respons terhadap benda
asing sehingga reaksi tersebut dapat menyababkan abortus
spontan pada wanita hamil (Aizid, 2012).
2.2.4 Faktor Risiko Peningkatan Infertilitas Pada Wanita
2.2.4.1 Faktor Usia
Kejadian infertilitas berbanding lurus dengan pertambahan
usianya. Ia yang sudah berumur akan memiliki kualitas oosit
yang tidak baik akibat adanya kelainan pada kromosom oosit
tersebut (Aizid, 2012).
2.2.4.2 Faktor Berat Badan
Perempuan dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari pada
29, yang termasuk di dalam kelompok obesitas, terbukti
mengalami keterlambatan hamil. Usaha yang paling baik
untk menurunkan berat badan adalah dengan cara menjalani

27
olahraga teratur serta mengurangi asupan kalori di dalam
makanan (Prawirohardjo, 2011).
2.2.4.3 Gaya hidup
Gaya hidup tidak sehat dapat mempengaruhi terjadinya
intertilitas pada wanita yang dapat dilihat dari kebiasaan
mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat
kimia (racun), seperti rokok dan alcohol (Aizid, 2012).
2.2.4.4 Faktor Lingkungan
Beberapa zat polutan, seperti falat atau dioxin saat ini
dicurigai memiliki kaitan erat dengan tingginya kejadian
inferlitas endometriosis, terutama bagi wanita yang tinggal di
daerah perkotaan.
Faktor lingkungan yang dimaksud dalam hal ini adalah
paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas anestesi,
zat kimia, dan pestisida yang dapat menyebabkan toksik atau
racun pada selur bagian tubuh, termasuk organ reproduksi
yang akan mempengaruhi kesuburan (Aizid, 2012).
2.2.4.5 Depresi dan Kejadian Infertilitas
Sudah banyak penelitian yang melaporkan bahwa kejadian
stress psikis sangat terkait erat dengan peningkatan
Corticoropin Releasing Hormone (CRH) dari hipotalamus
yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap produksi
hormon reproduksi. Dengan demikian, stress psikis atau
depresi dapat meningkatkan risiko infertilitas pada wanita
(Aizid, 2012).
2.2.4.6 Emosi/Stress
Stress dapat memicu pengeluaran hormon kortisol yang dapat
mempengaruhi pengaturan hormon reproduksi. Untuk itu,
stres berkepanjangan dapat meningkatkan risiko infertilitas
pada wanita (Aizid, 2012).

28
2.2.4.7 Penyakit Gondongan
Penyakit gondongan dapat meningkatkan risiko infertilitas
pada wanita maupun pria. Penyakit gondongan (mumps atau
parotitis) adalah suatu penyakit menular yang terinfeksi oleh
virus paramyxovirus, yang menyerang kelenjar ludah
(kelenjar parotitis) di antara telinga dan rahang sehingga
menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi
bagian bawah. Gondongan merupakan penyakit yang perlu
diwaspadai karena meningkatkan risiko terhadap
kemandulan, baik pria maupun wanita (Aizid, 2012).
2.2.5 Pemeriksaan Pasangan Infertilitas
Syarat-Syarat Pemeriksaan Infertilitas Setiap pasangan infertil harus
diperlakukan sebagai satu kesatuan. Itu berarti, kalau istri saja
sedangkan suaminya tidak mau diperiksa, maka pasangan itu tidak
diperiksa.

Adapun syarat-syarat pemeriksaan pasangan infertil adalah


sebagai berikut :
2.2.5.1 Istri berumur antara 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah
berusaha untuk mendapatkan anak selama 12 bulan.
Pemeriksaan dapat dilakukan lebih dini apabila:
a. Pernah mengalami keguguran berulang.
b. Diketahui mengidap kelainan endokrin.
c. Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau
rongga perut.
d. Pernah mengalami bedah ginekologi.
2.2.5.2 Istri berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada
kesempatan pertama pasangan itu datang ke dokter.

29
2.2.5.3 Istri pasangan infertil yang berumur antara 36-40 tahun hanya
dilakukan pemeriksaan infertilitas kalau belum mempunyai
anak dari perkawinan ini.
2.2.5.4 Pemeriksaan infertilitas tidak dilakukan pada pasangan
infertil yang salah satu anggota pasangannya mengidap
penyakit yang dapat membahayakan kesehatan istri atau
anaknya.
2.2.6 Peran Bidan Komunitas Terhadap Infertilitas
2.2.6.1. Mela
kukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat
penanganan yang tepat.
2.2.6.2. Kons
eling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara
menghitung masa subur, makanan yang dapat meningkatkan
kesuburan suami atau isteri.
2.2.6.3. Menc
ari ketenangan psikologi.
2.2.6.4. Bida
n sebaiknya memberikan konseling kepada para pasangan
yang mengalami infertil yang melakukan bayi tabung bahwa
bayi hasil bayi tabung tidak berbeda dengan orang lain. Oleh
karena itu peran orang tua sangat berperan penting dalam
membangun sikap positif pada anak agar anak tidak merasa
dibedakan dari orang lain yang lahir secara normal.
2.2.6.5. Bida
n dapat memberikan konseling dan penyuluhan tentang
endometriosis yang dapat mengakibatkan kemandulan, dan
apa saja yang menjadi penyebab dan gejalanya. 6)
Pendeteksian secara dini akan dapat memperkecil jumlah
komplikasi yang mungkin timbul, selain itu penanganan

30
gangguan reproduksi harus dilakukan secara komprehensif
guna pencegahan terhadap keganasan.
2.3 TINJAUAN TEORI MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
MENURUT HELLEN VARNEY
Menurut (Amellia nur, 2019) Manajemen kebidanan merupakan
suatu metode proses berfikir logis dan sistematis dalam memberikan
asuhan kebidanan. Tujuan dari manajemen kebidanan aalah untuk
menguntungkan kedua belah pihak baik pasien maupun pemberi asuhan.
Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses
pemecahan masalah yang ditemukan oleh para perawat-bidan pada awal
tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah metode dengan
pengorganisasian pemikiran dan tindakan dengan urutan yang logis serta
menguntungkan, baik bagi kita maupun bagi tenaga kesehatan.
Proses manajemen terdiri atas tujuh langkah yang berurutan, yang
setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan
pengumpulan data dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tesebut
membentuk kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi
apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat diuraikan menjadi langkah-
langkah yang lebih rinci dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan klien.
Langkah-langkah manajemen kebidanan menurut Varney (2007) :

2.3.1 Langkah I. Pengumpulan Data Dasar


Kumpulan semua informasi yang akurat dari semua sumber
yang berkaitan dengan kondisi klien. Bila klien mengalami komplikasi
yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
2.3.2 Langkah II. Interpretasi Data Dasar
Identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan
kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data

31
yang telah dikumpulkan, sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik.
2.3.3 Langkah III. Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah di
identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan
dapat bersiap-siap bila diagnosa masalah potensial ini benar-benar
terjadi.
2.3.4 Langkah IV. Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Tindakan
Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.
2.3.5 Langkah V. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah yang merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling merujuk klien bila ada masalah-masalah yang
berkaitan dengan sosial ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
2.3.6 Langkah VI. Melaksanakan Perencanaan
Rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan
ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
bidan dan sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
2.3.7 Langkah VII. Evaluasi

32
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentikasi didalam masalah dan diagnose

2.4 CATATAN PERKEMBANGAN DENGAN DOKUMENTASI SOAP


a. SOAP merupakan urutan yang dapat membantu mengorganisasi
fikiran dan memberi asuhan yang menyeluruh. SOAP adalah catatan
yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Seorang bidan hendak
menggunakan SOAP setiap kali mengkaji pasien. Selama masa
antepartum bidan dapat menulis satu catatan SOAP untuk setiap kali
kunjungan, sementara dalama masa intrapartum bidan boleh menulis
lebih dari satu catatan untuk satu pasien dalam satu hari. Bidan juga
harus memiliki catatan.
b. SOAP terdahulu bila seseorang klien untuk mengevaluasi merawat
kondisinya yang sekarang. Sebagai peserta didik, bidan akan mendapat
lebih banyak pengalaman dan urutan SOAP akan terjadi secara
alamiah (Wafda, 2019).
c. Telah dibahas sebelumnya bahwa alur berfikir saat menghadapi pasien
melipui 7 langkah. Agar orang lain dapat mengetahui apa yang
dilakukan oleh orang seorang bidan melalui proses berfikir sistemas
dan kritis, maka hasil asuhan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP
yaitu:
1. Subjektif
Subjektif adalah pendokumentasian yang termasuk subjektif yaitu
menggambarkan hasil pengumpulan data klien melalu anmnesa
sebagai langkah satu menurt varney. (Wafda, 2019)
2. Objektif
Pendokumentasian yang termasuk objektif yaitu menggambarkan
pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien, hasil

33
laboratorium, juga hasil tes diagnostik lain yang di rumuskan
dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah satu
varney.(Wafda, 2019).
3. Assesment
Pendokumentasian yang termasuk assesmen yaitu
menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi, baik itu
diagnosis atau masalah, antisipasi diagnosis atau masalah
konvensial Selain itu, juga memuat identifikasi mengenai perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi atau kolaborasi,
atau rujukan sebagai langkah I,II,III,IV menurut varney
(Wafda,2019)
4. Pleaning
Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah
dilakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan segera, tindakan
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau
follow up dan rujukan.

2.5 DOKUMENTASI

“Documen” dalam bahasa inggris berarti satu atau lebih lembar kertas
resmi dengan tulisan diatasnya. Dokumentasi berisi dokumen atau
pencatatan yang berisi bukti atau kesaksian tentang sesuatu atau suatu
pencatatan tentang sesuatu. Dokumentasi dalam bidang kesehatan adalah
suatu sistem pencatatan atau pelaporan informasi atau kondisi dan
perkembangan kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan.
Dalam pelayanan kebidanan, setelah melakukan pelayanan semua
kegiatan didokumentasikan dengan menggunakan SOAP yang terdiri dari :

34
- S (data subyektif) :
Menurut perspektif klien. Data ini diperoleh melalui anamnesa atau
allo anamnesa (sebagai langkah I dalam manajemen varney)
- O (data Obyektif) :
Hasil pemeriksaan fisik klien serta pemeriksaan diagnostik dan
pendukung lain. Data ini termasuk catatan medik pasien yang lalu.
(sebagai langkah I dalam manajemen Varney)
- A (assesment) :
Analisis/interpretasi berdasarkan data yang terkumpul, dibuat
kesimpulan berdasarkan segala sesuatu yang dapat teridentifikasi :
1) Diagnosa/masalah
2) Antisipasi diagnosa/masalah potensial
3) perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi
kolaborasi dan rujukan. (sebagai langkah II,III,IV dalam
manajemen varney)
P (planing/perencanaan) : Merupakan gambaran pendokumentasian
dari tindakan (implementasi) dan evaluasi rencana (E) berdasarkan
pada langkah V,VI,VII pada manajemen varney ini termasuk hasil
observasi dan evaluasi dari flowsheet. Planing termasuk :
1) Asuhan mandiri oleh bidan
2) Kolaborasi/konsultasi dengan dokter atau nakes lain
3) Tes diagnostik/laboratorium
4) Konseling/penyuluhan
5) Follow up
ini semua termasuk keputusan klinis dalam prosedur tindakan,
aktifitas, diet, kebutuhan, hidrasi, pendampingan dll
BAB III
TINJAUAN KASUS

35
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN POLITEKNIK KARYA
HUSADA

Nama Mahasiswa : Ede


NPM : 15302KH622024
Kompetensi : Asuhan Kebidanan Prakonsepsi
Unit Kompetensi : Dokumentasi Askeb Prakonsepsi

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI


PADA NY. M UMUR 36 TAHUN DI DESA GUMALAR RT. 08 RW. 01
DESA GUMALAR KEC. ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

A. PENGKAJIAN

I. DATA UMUM

1. DATA GEOGRAFI

Nama Dusun :

Nama Desa : Gumalar

Kecamatan : Adiwerna

Kabupaten : Tegal

Provinsi :Jawa Tengah

1.1 Batas Wilayah Dusun:

a. Utara : Desa Ketanggungan dan Pengarasan

36
b. Barat: : Sungai Bersole

c. Selatan: Desa Kedung Sukun dan Luminger

d. Timur : Desa Pecangakan

1.2 Luas Wilayah Dusun

a. Pekarangan : ha

b. Persawahan : ha

c. Perumahan : ha

d. Perkuburan : ha

e. Lain-lain : ha

1.3 Jarak Dari Dusun ke:

a. Puskesmas : km

b. Praktek Nakes Swasta : km

c. RS Swasta : km

d. RSU Pemerintah : km

e. Pengobatan alternatif : km

2. DATA DEMOGRAFI

2.1 Pembagian Administrasi

a. Jumlah RT :20 RT

b. Jumlah RW :1 RW

2.2 Jumlah Penduduk : jiwa

a. Laki-laki :7725 jiwa

b. Perempuan :7900 jiwa

37
2.3 Jumlah Kepala Keluarga :3340 KK

2.4 Tingkat kepadatan Penduduk:15625 jiwa/KK

II. DATA IDENTITAS KELUARGA

1. Data Kepala keluarga

a. Nama KK : Tn T

b. Umur : 36 Th

c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Agama :

(1) Islam (4) Hindu

(2) Katholik (5) Budha

(3) Kristen (6) Lain-lain

e. Pendidikan Terakhir

(1) Tidak pernah sekolah (4) Tamat


SLTP/MTs

(2) Tidak tamat SD (5) Tamat SLTA/MA

(3) Tamat SD (6) Tamat Perguruan


Tinggi

f. Pekerjaan

(1) Tak bekerja (6) Pedagang

(2) TNI/Polri (7) Petani

(3) PNS (8) Buruh

38
2. Keterangan Anggota Rumah Tangga (Nuclear Family)

No Nama Umur JK Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket.


Klg
1 TARWADI 36 L SUAMI SMP PEDAGANG
2 MUKRONAH 36 P ISTRI SMA IRT

3. Status kesehatan keluarga 6 bulan terakhir (Semua Jenis Penyakit)


No Nama Umur JK Jenis Penyakit Tempat
Berobat

4. Pengambilan Keputusan dalam keluarga:

(1) Suami (2) Istri (3) Suami & Istri (4) Lainnya:
...............

39
III. PHBS Tatanan Rumah Tangga

Jawaban
No Uraian 0 = Tidak 1 = Ada 2 = Ada
ada sasaran sasaran
sasaran jawaban Tidak jawaban
(Tidak sehat) Ya
(Sehat)
1. Apakah persalinan terakhir ditolong
oleh tenaga Kesehatan dan dilakukan di √
fasilitas kesehatan?
(Riwayat Persalinan terakhir dalam 1
tahun)

2. Apakah Bayi selama 6 bulan diberi


ASI saja?
(Sejak lahir sampai dengan 6 bulan
terakhir)
(Bagi PUS yang memiliki balita 0-11 √
bulan)
3. Penimbangan balita (0-59 bulan)
ditimbang berat badannya secara rutin
setiap bulan dan dicatat dalam KMS? √
(Bagi PUS yang memiliki balita 0-59
bulan)
4. Keluarga menggunakan air bersih

5. Semua keluarga telah membiasakan


mencuci tangan dengan air bersih yang
mengalir dan sabun sebelum makan

40
dan setelah buang air besar dalam satu √
minggu terakhir?
6. Keluarga menggunakan jamban sehat √

7. Keluarga memberantas jentik nyamuk √


di rumah dengan melakukan 3M

8. Semua keluarga (umur > 10 tahun)


makan buah dan sayur setiap hari
(Dalam satu minggu terakhir makan 5 √
porsi terdiri 3 porsi sayur dan 2 porsi
buah
9. Semua keluarga (umur > 10 tahun)
melakukan aktifitas fisik setiap hari
minimal 30 menit √
(olahraga, pekerjaan rumah dalam satu
minggu terakhir)
10. Semua (KK dan Anggota Keluarga)
tidak merokok didalam rumah. √

IV. DATA KESEHATAN IBU


1. Pra Konsepsi

Jawaban
No Uraian
1 = Tidak 2 = Ya
1 Apakah anda sedang merencanakan kehamilan? √
2 Apakah anda berkonsultasi dengan nakes dalam √
merencanakan kehamilan sehat?
3 Apakah anda mengetahui tentang Usia Reproduksi Sehat?
(Usia 20 – 35 tahun) √

41
4 Apakah anda mengetahui tentang masa subur? √
5 Apakah anda mengetahui proses kehamilan? √
6 Apakah anda mengetahui tanda-tanda kehamilan? √
7 Apakah anda mengetahui jumlah anak ideal?
(Ideal < 3 orang, jika ≥ 3 orang: dianjurkan tidak hamil √
lagi)
8 Apakah anda mengetahui jarak kehamilan yang sehat?
(Ideal > 2 tahun, jika < 2 tahun tunda kehamilan sampai √
usia anak 2 tahun)
9 Apakah anda mengetahui status gizi yang baik?
Ideal IMT 18,5 – 24,9 (normal), LILA > 23,5 cm √
BB: 41kg, TB: 155 cm, LILA 23 cm
10 Apakah anda mengetahui tentang gizi seimbang √
(Tentang menu gizi, pola makan, porsi makan)
11 Apakah anda mengetahui tentang anemia? √
(Tentang definisi, gejala, cara mengatasi)
12 Apakah anda mengetahui dan mengkonsumsi tablet Fe
(Manfaat, cara minum berapa kali/ hari dan air yang √
digunakan, dosis)
13 Apakah anda pernah mengalami keputihan yang Patologis/
tidak normal? √
(Berwarna kuning, kehijauan, purulent, bau menyengat?)
14 Apakah anda mengetahui tentang Infeksi Menular Seksual?
(mampu menyebutkan tanda atau gejala IMS yaitu
keluarnya cairan yang patologis Dari kemaluan, timbul √
kutil, nyeri panggul Atau radang panggul, peradangan
pada getah Bening pada Inguinal, genetal dan anus)
Cara penularan IMS yaitu berhubungan Seksual dengan
penderita)

42
15 Apakah anda pernah di diagnosa Infeksi Menular Seksual? √
16 Apakah anda saat ini sedang menderita penyakit tidak
menular seperti (DM, Hipertensi, Jantung, autoimun, √
kanker,malaria, TORCH, dll)
17 Apakah

anda

mempunyai

riwayat

kehamilan

dengan penyulit/komplikasi sebelumnya?


Sebutkan:…..
18 Apakah anda sudah menyiapkan menjadi orang tua yang baik √

2. Keluarga Berencana
a. Apakah keluarga ini termasuk PUS :
(1) Ya (2) Tidak

b. Apabila ya, apakah Akseptor KB : (1) Ya (2) Tidak


a. Bila tidak apa alasannya
(1) Tidak Mau (2) Tidak Tahu (3) Tidak Ada Biaya
(4) Lain-lain, sebutkan Rencana Hamil
b. Bila ya, jenis alat kontrasepsi yang digunakan:
(1) MAL (3) Pil (5) IUD (7) MOW/MOP
(2) Kondom (4) Suntik (6) Implan

43
c. Berapa lama memakai alat kontrasepsi?
Tidak pernah KB

d. Tempat pelayanan KB di
( ) Bidan/dokter ( )
POLINDES ( ) RB (
) PUSKESMAS
( ) Lain-lain, sebutkan
.................................................................

B. INTERPRETASI DATA DASAR

1. Diagnosa
Keluarga : Tn. T dengan masalah utama pada Ny. M umur 36 th
dengan Infertilitas Primer

2. Data Dasar

a. Subyektif
- Ibu mengatakan umurnya 36 th
- Ibu mengatakan sudah menikah 10 tahun tapi belum mempunyai
anak
- Ibu mengatakan hub seksual rutin
- Ibu mengatakan haid setiap bulan lancar dengan siklus 30 hari
- Ibu mengatakan belum pernah melakukan KB sejak awal menikah

b. Obyekif
Ku : Baik
Kesadaran:Compos Mentis
KE : Stabil
TB : 150 cm
BB : 41 Kg

44
LILA : 23,5 cm

C. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

D. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada
E. PERENCANAAN TINDAKAN
1. Informasikan kepada ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan dukungan emosional kepada ibu dan suami
3. Anjurkan ibu dan suami untuk makan makanan yang bergizi
4. Anjurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat
5. Beritahu ibu dan suami untuk menghindari sumber-sumber yang
menyebabkan peningkatan temperature skrotum
6. Berikan KIE cara efektif melakukan hubungan seksual dengan suami
7. Anjurkan Ibu dan suami untuk konsultasi ke dokter spesialis kandungan
8. Dokumentasikan asuhan yang telah di berikan
F. IMPLEMENTAS
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
saat ini TD 110/70 mmHg, S : 36,2°C, P : 20x/m, N : 80x/m, LILA :
23,5 cm
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan suami
3. Menganjurkan ibu dan suami untuk makan makanan yang bergizi
seperti sayur, buah, kacang-kacangan ikan, telur dll.
4. Mengajurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup
sehat seperti tidak merokok dan minum alcohol.
5. Memberitahu ibu dan suami untuk menghindari sumber-sumber yang
menyebabkan peningkatan temperature skrotum. Seperti bekerja di
tempat yang bertemperature panas (supir, koki, menyimpan HP di saku

45
dll)
6. Memberikan KIE cara efektif melakukan hubungan seksual dengan
suami Seperti melakukan hubungan seksual saat masa subur,
memberitahu ibu dan suami jika setelah berhubungan seksual posisi
istri tetap berbaring telentang selama 15 menit
7. Menganjurkan Ibu dan suami untuk konsultasi ke dokter spesialis
kandungan untuk mengetahui penyebab lebih lanjut dari permasalahan
infertilitas primer ibu.
8. Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah di berikan
G. EVALUASI
1. Informasikan pemeriksaan telah disampaikan dan ibu telah
mengetahuinya
2. Ibu sudah tenang
3. Ibu telah memakan makanan yang bergizi
4. Ibu bersedia untuk berolahraga dan bersedia menjalankan hidup sehat
5. Ibu bersedia untuk menghindari yang akan menyebabkan peningkatan
temperature skrotum
6. KIE telah di berikan dan ibu kooperatif
7. Ibu bersedia untuk konsultasi ke dokter
8. Dokumentasikan yang telah di lakukan

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


PRAKONSEPSI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN POLITEKNIK KARYA
HUSADA

Nama Mahasiswa : Ede


NPM : 15302KH622024

46
Kompetensi : Asuhan Kebidanan Prakonsepsi
Unit Kompetensi : Dokumentasi Askeb Prakonsepsi

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI


PADA NY. M UMUR 36 TAHUN DI DESA GUMALAR

A. Identitas (Biodata)
Nama klien : Ny. M

Umur : 36 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Kebangsaan/suku : Jawa Tengah

Pekerjaan : IRT

Alamat kantor :-

Alamat Rumah : Desa Gumalar RT 08 RW 01

Anamnesa dilakukan tanggal 28 Juni 2023, Oleh Mhs Ede

Subjektif :

- Ibu mengatakan umurnya 36 th


- Ibu mengatakan sudah menikah 10 tahun tapi belum
mempunyai anak
- Ibu mengatakan hub seksual rutin
- Ibu mengatakan haid setiap bulan lancar dengan siklus 30

47
hari
- Ibu mengatakan belum pernah melakukan KB sejak awal
menikah
Objektif :

- Keadaan umum : Baik


- Kesadaran :Compos mentis
- Keadaan emosional :cemas
- TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 80x/ menit,
P : 20x/mnt, S :36,2°C

- TB: 150 cm
- BB: 41 kg
- LILA : 23,5 cm
Assessment : Ny. M umur 36 th dengan infertilitas primer

Masalah : klien merasa cemas dan takut

Kebutuhan : Pemberian KIE tentang infertilitas

Planning :

1) Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa


keadaan ibu saat ini TD 110/70 mmHg, S : 36,2°C, P : 20x/m,
N : 80x/m, LILA : 23,5 cm
Evaluasi : hasil pemeriksaan telah di sampaikan dan ibu telah
mengetahuinya
2) Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan suami
Evaluasi : ibu dan suami sudah tenang
3) Menganjurkan ibu dan suami untuk makan makanan yang
bergizi seperti sayur, buah, kacang-kacangan ikan, telur dll.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk berolahraga dan menjaga gizi
seimbang

48
4) Mengajurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola
hidup sehat seperti tidak merokok dan minum alcohol.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk berolahraga dan menjalankan
hidup sehat setiap harinya.
5) Memberitahu ibu dan suami untuk menghindari sumber-sumber
yang menyebabkan peningkatan temperature skrotum. Seperti
bekerja di tempat yang bertemperature panas (supir, koki,
menyimpan HP di saku dll)
Evaluasi : Ibu bersedia untuk menghindari yang akan
menyebabkan peningkatan temperature skrotum
6) Memberikan KIE cara efektif melakukan hubungan seksual
dengan suami Seperti melakukan hubungan seksual saat masa
subur, memberitahu ibu dan suami jika setelah berhubungan
seksual posisi istri tetap berbaring telentang selama 15 menit
Evaluasi : KIE telah di berikan dan ibu kooperatif
7) Menganjurkan Ibu dan suami untuk konsultasi ke dokter
spesialis kandungan untuk mengetahui penyebab lebih lanjut
dari permasalahan infertilitas primer ibu.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk konsultasi ke dokter
8) Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah di
berikan
Evaluasi : Dokumentasikan yang telah di lakukan
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
PRAKONSEPSI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEBIDANAN POLITEKNIK KARYA
HUSADA

Nama Mahasiswa : Ede


NPM : 15302KH622024

49
Kompetensi : Asuhan Kebidanan Prakonsepsi
Unit Kompetensi : Dokumentasi Askeb Prakonsepsi

ASUHAN KEBIDANAN PRAKONSEPSI


PADA NY. M UMUR 36 TAHUN DI DESA GUMALAR

A. Identitas (Biodata)
Nama klien : Ny. M

Umur : 36 Tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Kebangsaan/suku : Jawa Tengah

Pekerjaan : IRT

Alamat kantor :-

Alamat Rumah : Desa Gumalar RT 08 RW 01

Anamnesa dilakukan tanggal 30 Juni 2023, Oleh Mhs Ede

Subjektif :

- Ibu mengatakan belum bisa konsultasi dengan dokter karena


belum ada biaya
- Ibu mengatakan sudah menerapkan asuhan yang sudah di
berikan.
Objektif :

- Keadaan umum : Baik


50
- Kesadaran : Compos mentis
- Keadaan emosional : cemas
- TTV : TD 100/80 mmHg, N 80x/ menit,
P 20x/mnt, S 36,0°C

- TB: 150 cm
- BB: 41 kg
- Gula Darah : 104 mg/dl
Assessment : Ny. M umur 36 th dengan infertilitas primer

Masalah : klien merasa cemas dan takut

Kebutuhan : Pemberian KIE tentang infertilitas

Planning :

1) Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa


keadaan ibu saat ini TD 100/80 mmHg, S : 36,0°C, P : 20x/m, N
: 80x/m,
Evaluasi : hasil pemeriksaan telah di sampaikan dan ibu telah
mengetahuinya
2) Menganjurkan ibu dan suami untuk tetap memenuhi makan
makanan yang bergizi seperti sayur, buah, kacang-kacangan
ikan, telur dll.
Evaluasi : Ibu terlihat sangat kooperatif
3) Mengajurkan ibu untuk tetap rajin berolahraga dan menjalankan
pola hidup sehat serta tidak merokok dan minum alcohol selama
program kehamilan.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk berolahraga dan menjalankan
hidup sehat setiap harinya.
4) Memberikan evaluasi KIE yang telah di berikan yaitu cara
efektif melakukan hubungan seksual dengan suami Seperti

51
melakukan hubungan seksual saat masa subur, memberitahu ibu
dan suami jika setelah berhubungan seksual posisi istri tetap
berbaring telentang selama 15 menit
Evaluasi : ibu menjelaskan ulang KIE yang telah diberikan
5) Menganjurkan ibu dan suami untuk konsultasi ke dokter jika
sudah mempunyai dana untuk mengetahui penyebab lebih lanjut
dari permasalahan infertilitas.
Evaluasi : ibu bersedia untuk konsultasi ke dokter jika sudah
siap dananya
6) Mendokumentasikan semua asuhan kebidanan yang telah di
berikan
Evaluasi : Dokumentasikan yang telah di lakukan

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan yang ada


dengan cara membandingkan teori yang ada dengan praktek yang dilakukan
dilahan. Dalam menjelaskan kesenjangan tersebut penulis menggunakan langkah-

52
langkah dalam manajemen kebidanan yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnosa
potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Pembahasan ini dimaksudkan agar diambil suatu kesimpulan dan


pemecahan masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai
tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif, dan efesien
khususnya pada asuhan kebidanan pada keluarga Tn T. dengan masalah utama
Ny. M M usia 36 Tahun dengan infertilitas primer

4.1 PENGKAJIAN
Pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
pasien secara lengkap dan semua data dikumpulkan dari sumber yang
berhubungan dengan kondisi pasien (Sari, 2013). Pada kasus diatas perlu
ditanyakan lagi tentang permasalahan infertilitas yang terjadi.
Pada kasus ini pengkajian dimulai tanggal 30 juni 2023 diperoleh data
subjektif yaitu Ny. M belum memiliki anak setelah 10 tahun pernikahan
tidak menggunakan alat konrasepsi apapun dengan hubungan seksual
normal, dimana kasusu ini masuk kedalam interfilitas yang diperoleh dari
hasil wawancara menggunakan kuesioner. Hal ini sesuai dengan teori
(Marmi, 2014) yang menyatakatan “infertilitas adalah tidak tejadinya
kehamilan pada pasangan yang telah melakukan hubungan seksual aktif
secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun (alami maupun
modern) selama minimal 1 tahun”.

4.2 INTERPRETASI DATA


Menurut teori (Marmi, 2014) yang menyatakan bahwa “Infertilitas
primer, jika istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan”.
Pada kasus ini telah ditegakkan diagnose yaitu “Ny. M umur 36 tahun
belum memiliki anak setelah 10 tahun pernikahan, tidak menggunakan alat

53
kontrasepsi apapun dan hubungan seksual normal ” Dari masalah diatas
maka kebutuhan yang diberikan yaitu memberikan manajemen asuhan
kebidanan dengan menjelaskan permasalahan pada Ny. M. hal ini sesuai
dengan teori (Amellia nur, 2019) yang menyatakan “Manajemen kebidanan
merupakan suatu metode proses berfikir logis dan sistematis dalam
memberikan asuhan kebidanan. Tujuan dari manajemen kebidanan aalah
untuk menguntungkan kedua belah pihak baik pasien maupun pemberi
asuhan”.
.
4.3 MASALAH POTENSIAL
Pada masalah potensial tidak ditemukan masalah dalam kasus diatas
hal ini tidak ada kesenggangan antara teori dan praktek yang menyatakan
“Kumpulan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan kondisi klien. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan
melakukan konsultasi” menurut (Varney, 1997)
4.4 TINDAKAN SEGERA
Pada langkah ini mahasiswa tidak melakukan tindakan segera karena
tidak ada komplikasi yang menyatakan harus dilakukan tidakan, hal ini
tiidak ada kesenggangan antara praktek dan teori. Menurut teori varney
1997 yang menyatakan “Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota team kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien.”

4.5 PERENCANAAN
Perencanaa telah di buat sesaui dengan masalah dan kebutuhan ibu
mulai dari Asuhan yang diberikan pada Ny. M yaitu berikan dukungan
emosional kepada ibu dan suami, anjurkan ibu dan suami untuk makan

54
makanan yang bergizi, rajin berolahraga, hindari konsumsi alcohol,
merokok, menjalankan pola hidup sehat, KIE cara efektif melakukan
hubungan seksual, masa subur, serta konsultasi ke dokter spesialis
kandungan. Hal ini sesuai dengan (Aizid, 2012) yang menyatakan Gaya
hidup tidak sehat dapat mempengaruhi terjadinya intertilitas pada wanita
yang dapat dilihat dari kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman
yang mengandung zat kimia (racun), seperti rokok dan alcohol.

4.6 PELAKSANAAN
Pelaksanaan telah di buat sesaui dengan masalah dan kebutuhan ibu
mulai dari Asuhan yang diberikan pada Ny. M yaitu memberikan dukungan
emosional kepada ibu dan suami, menganjurkan ibu dan suami untuk makan
makanan yang bergizi seperti sayur, buah, kacang-kacangan ikan, telur dll,
mengajurkan ibu untuk rajin berolahraga dan menjalankan pola hidup sehat
seperti tidak merokok dan minum alcohol, memberitahu ibu dan suami
untuk menghindari sumber-sumber yang menyebabkan peningkatan
temperature skrotum. Seperti bekerja di tempat yang bertemperature panas
(supir, koki, menyimpan HP di saku dll), memberikan KIE cara efektif
melakukan hubungan seksual dengan suami Seperti melakukan hubungan
seksual saat masa subur, memberitahu ibu dan suami jika setelah
berhubungan seksual posisi istri tetap berbaring telentang selama 15 menit,
serta menganjurkan Ibu dan suami untuk konsultasi ke dokter spesialis
kandungan untuk mengetahui penyebab lebih lanjut dari permasalahan
infertilitas primer. Hal ini sesuai dengan teori menurut varney (Wafda,2019)
yang menyatakan “Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang
sudah dilakukan seperti tindakan antisipasi, tindakan segera, tindakan
komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up
dan rujukan”.

4.7 EVALUASI

55
Evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan kepada Ny. M
meliputi pemenuhan kebutuhan makanan dengan gizi seimbang, pola hidup
sehat, melakukan hubungan seksual saat masa subur dan membiarkan tetap
berbaring terlentang selama 15 menit. Evaluasi Ny. M sudah di terapkan hal
ini sesuai dengan teori menurut varney (Wafda,2019) yang menyatakan
”Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi
sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentikasi didalam masalah
dan diagnose”

BAB IV
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

Menurut teori (Marmi, 2014) yang menyatakan bahwa


“Infertilitas adalah tidak tejadinya kehamilan pada pasangan yang telah

56
melakukan hubungan seksual aktif secara teratur tanpa menggunakan
alat kontrasepsi apapun (alami maupun modern) selama minimal 1
tahun. Penulis dapat mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada
Ny. M dengan masalah utama tidak mengetahui infertilitas primer
dengan menggunakan 7 langkah Varney.
1. Kesimpulan yang di dapat dari penkajian yaitu Ny.M mengatakan
belum mempunyai anak setelah 10 tahun pernikahan
2. Diagnosa Ny. M dengan infertilitas primer dan kebutuhan yang di
perlukan Ny. M dengan KIE infertilitas dan konsultasi ke dokter .
3. Pada Ny. M dengan infertilitas primer dilakukan kunjungan oleh
mahasiswa selama 3 x pertemuan ke rumah warga binaan .
4. Mengevaluas hasil asuhan telah di jelakan pada Nn.F pasien dan
pasangan mengerti atas penjelasan yang telah di sampaikan
mahasiwa .serta maumengikuti anjuran yang di sarankan oleh
mahasiswa .

5.2 SARAN
5.2.1 Untuk Masyarakat
- Diharpkan untuk masyarakat dapat lebih aktif dan
berpartisipasi dalam kegiatan yang membawa manfaat
untuk diri dan keluarga demi kesehatan bersama,
- Untuk para Kader untuk lebih ditingkatkan Kembali
sosialisasinya terhadap masyarakat serta untuk tenaga
Kesehatan semoga lebih memperhatikan masyarakat yang
masih belum aktif dalam kegiatan.

5.2.2 Untuk pemerintah


- Diharapkan pemerintah mampu meningkatkan fasilitas
dalam pelayanan kesehtan

57
- Diharapkan pemerinta tetap menjalankan promotive,
preventive, kuratif dan rehabilitates
5.2.3 Untuk tenaga medis
- Diharapkan tetep memberikan konseling dan informasi
secara koomprehensif
- Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada
remaja dengan gangguan reproduksi
5.2.4 Untuk mahasiswa
- Diharapkan untuk mahasiswa selanjutnya untuk lebih nyata
dalam melakukan tindakan asuhan kebidanan komunitas
seperti memberikan sesuatu yang dibutuhkan sesuai dengan
kasus yang didapatkan
- Diharapkan untuk mahasiswa selanjutnya untuk lebih
kompak dalam kegiatan kelompok ataupun individu.

DAFTAR PUSTAKA

noveriyanti. (2017 ). latar belakang infertilitas. infertilitas, 8-10.

yusha, m. s. (2021). asuhan keperawatan keluarga gangguan kebutuhan belajar


pada pasien infertilitas wilayah natar lampung selatan. asuhan

58
keperawatan keluarga, 8 -15.

MALINDA, SILWI YUSHA 2021. asuhan keperawatan keluarga gangguan


kebutuhan belajar pada pasien infertilitaS: wilayah natar lampung
selatan.

NOVERIYANTI, 2017. Latar Belakang. Infertilitas: Jakarta

FT Pasaribu, 2020. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... - Repository


UHN : jakarta

RIZKY WAHYUNI HARAHAP. 2021. ASUHAN KEBIDANAN KESEHATAN


REPRODUKSI PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PMB DORA
TAHUN 2021: Kota Padangsidimpuan

A Harsono · 2018. BAB 1 PENDAHULUAN: Jakarta

Dr. dr. Soekamto Koesnoe, S. (2021). BUKU SAKU MERENCANAKAN


KEHAMILAN SEHAT. Jakarta: kementerian kesehatan RI.

rosmiati. (2018). ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA CALON


ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA CALON ASUHAN
KEBIDANAN PRANIKAH PADA CALON PENGANTIN DENGAN
PERENCANAAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS TANAH KALI
KEDINDING. SURABAYA: PROGRAM PROFESI PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA .

59
LAMPIRAN

60
61

Anda mungkin juga menyukai