Kti Lengkap
Kti Lengkap
Kti Lengkap
LEA PASHA
19.71.021599
i
KARYA TULIS ILMIAH
LEA PASHA
19.71.021599
i
HALAMAN PERSEMBAHAN
Disini saya mau mempersembahkan segala rasa syukur dan sukacita saya
atas semua berkat dan karunia yang telah Tuhan Yesus Kristus berikan kepada
saya, saya ada saat ini bukan karena kuat dan hebatnya saya tetapi karena berkat
kemurahan Tuhan Yesus. Disini saya mengucapkan banyak rasa syukur dan
terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menguatkan saya, selalu ada
bagi saat disaat suka maupun duka dan yang selalu menjaga saya.
Saya juga sangat berterima kasih kepada ibu Rika Arfiana S., M.Farm
selaku dosen Pembimbing Pendamping saya, dimana beliau juga selalu banyak
meluangkan waktu bagi saya untuk memberikan arahan, masukan dan saran, ilmu
yang saya dapatkan dari beliau, serta motivasi dan semangat yang selalu beliau
berikan kepada saya setiap saat.
Saya juga sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya, yang selalu
mendukung saya baik dalam moril maupun materil yang diberikan bagi saya,
terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang begitu besar dari kedua orang tua
saya kepada saya, dan untuk keluarga besar saya juga, untuk orang yang saya
kasihi, saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas setiap bantuan dan
dukungan yang diberikan bagi saya.
Saya juga sangat berterima kasih kepada sahabat dan teman-teman saya di
DIII Farmasi Angkatan 2019. Terima kasih karena selalu mendukung, menolong
dan memberikan semangat kepada saya.
ii
HALAMAN PENGESAHAN
LEA PASHA
19.71.021599
Mengetahui,
iii
HALAMAN PENGUJIAN
LEA PASHA
19.71.021599
TIM PENGUJI
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Lea Pasha
19.71.021599
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“ETNOFARMAKOLOGI DAN INVENTARISASI TUMBUHAN OBAT DI
KECAMATAN SEPANG KABUPATEN GUNUNG MAS” dengan baik dan
lancar.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, karena itu dengan rasa hormat
dan tulus hati penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Dr. Sonedi, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
2. Ibu Apt. Nurul Chusna, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
3. Bapak Apt. Guntur Satrio P., M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Farmasi
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
4. Ibu Risqika Yuliatantri P., M.Farm selaku Pembimbing Utama. Sekaligus
selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu
yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran selalu mendukung serta
membimbing, memberikan saran dan masukan selama penulis menempuh
pendidikan di Universitas Muhammadiyah.
5. Ibu Rika Arfiana S., M.Farm selaku Pembimbing Pendamping yang telah
meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, arahan serta tulus
dan ikhlas memberikan motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Imiah ini.
6. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf pegawai Program Studi D-III Farmasi
Universitas Muhammadiyah Palangka yang telah banyak memberi bantuan
serta masukan bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang penulis cintai yang telah
memberikan moril maupun materil selama penulis menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
vi
8. Sahabat serta teman-teman yang penulis sayangi, yang telah memberikan
semangat dan motivasi selama proses pengerjaan Penelitian dan Karya Tulis
Ilmiah ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan dan
dukungan yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga ALLAH membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan kepada penulis. Penulis meyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak. Dengan segala kerendahan hati,
semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGUJIAN .................................................................................. iv
PERNYATAAN ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiv
ABSTRACT .......................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5
2.1 Inventarisasi .................................................................................. 5
2.2 Etnofarmakologi ........................................................................... 5
2.3 Tumbuhan Obat ............................................................................ 6
2.4 Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan Sebagai Obat .................. 7
2.5 Kandungan Bioaktif Tumbuhan Obat ......................................... 10
2.6 Gambaran Umum Lokasi Penelitian: Kecamatan Sepang
Kabupaten Gunung Mas Kalimantan Tengah ............................. 10
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 12
3.1 Jenis dan Metode Penelitian........................................................ 12
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 13
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................... 13
viii
3.3.1 Populasi ............................................................................ 13
3.3.2 Sampel .............................................................................. 13
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 14
3.4.1 Instrumen Penelitian ......................................................... 14
3.4.2 Prosedur Kerja .................................................................. 14
3.5 Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 16
3.5.1 Reduksi Data .................................................................... 16
3.5.2 Data Display (Penyajian Data) ......................................... 16
3.5.3 Penarikan Kesimpulan ...................................................... 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 19
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 93
5.1 Simpulan ..................................................................................... 93
5.2 Saran .......................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94
LAMPIRAN ....................................................................................................... 110
ix
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 30 Tumbuhan Kayu Tuntung ...................................................................87
Gambar 31 Tumbuhan Tewukak ............................................................................88
Gambar 32 Tumbuhan Bajakah Tengang .............................................................90
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pedoman Observasi ..................................................................................14
Tabel 2 Pedoman Wawancara ................................................................................14
Tabel 3 Contoh penyajian data tumbuhan didukung literatur sesuai empiris ........17
Tabel 4 Contoh penyajian data tumbuhan tanpa literatur sesuai empiris...............17
Tabel 5 Khasiat empiris tumbuhan didukung sesuai literatur ................................21
Tabel 6 Khasiat empiris tumbuhan tidak didukung literatur ..................................29
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ETNOFARMAKOLOGI DAN INVENTARISASI TUMBUHAN
OBAT DI KECAMATAN SEPANG
KABUPATEN GUNUNG MAS
LEA PASHA
19.71.021599
ABSTRAK
xiv
ETNOPHARMACOLOGY AND INVENTORY OF MEDICINE
PLANTS IN SEPANG DISTRICT,
GUNUNG MAS REGENCY
LEA PASHA
19.71.021599
ABSTRACT
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
salah satu provinsi yang masyarakatnya hingga saat ini adalah Suku Dayak dan
ada juga Suku Jawa, Suku Banjar, Suku Batak, Suku Madura, Suku Bugis yang
tinggal di Kalimantan Tengah. Tumbuhan obat bukan merupakan hal yang asing
bagi masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah. Tumbuhan obat hingga saat
ini menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat Suku Dayak di Kalimantan Tengah
dalam terapi pengobatan (Pitoyo & Triwahyudi, 2017).
Kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah
penduduk aslinya adalah Suku Dayak Ngaju yang mendiami sepanjang bantaran
sungai Kahayan. Sepang merupakan salah satu Kecamatan yang masyarakatnya
masih memanfaatkan dan menggunakan tumbuhan sebagai salah satu obat
tradisional untuk menyembuhkan penyakit. Masyarakat di Kecamatan Sepang
memanfaatkan tumbuhan sebagai obat tradisional yang sudah diketahui khasiat
dan kegunaannya yang didapat dari pengalaman nenek moyang yang bersifat
secara turun-temurun. Sehingga pengobatan tradisional masih menjadi salah satu
solusi utama yang dipilih masyarakat Suku Dayak Ngaju dalam memelihara
kesehatan.
Pengetahuan lokal mengenai penggunaan tumbuhan berkhasiat obat yang
ada di Kecamatan Sepang masih belum terdokumentasi dengan baik. Pengetahuan
lokal tersebut biasanya hanya disampaikan secara lisan dari generasi ke generasi.
Masih banyak masyarakat Sepang Kabupaten Gunung Mas menggunakan
tumbuhan sebagai obat tradisional yang tidak terdata dan terdokumentasi,
sehingga membuat peneliti tertarik untuk mengetahui berbagai macam khasiat dan
kegunaan tumbuhan. Peneliti juga merasa perlu untuk melakukan studi pustaka
terhadap khasiat empiris dari tumbuhan tersebut sehingga dapat diketahui bahwa
khasiat empiris tumbuhan yang selama ini digunakan oleh masyarakat Sepang
telah didukung dengan adanya data hasil penelitian yang berupa kajian ilmiah.
2. Bagian tumbuhan apa saja yang digunakan dalam pengobatan oleh masyarakat
Suku Dayak Ngaju di Kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas?
3. Bagaimana cara pengolahan tumbuhan berkhasiat obat oleh masyarakat Suku
Dayak Ngaju di Kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas?
4. Apakah khasiat empiris tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Suku
Dayak Ngaju di Kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas didukung dengan
data hasil penelitian?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Inventarisasi
Inventarisasi adalah serangkaian kegiatan untuk melakukan pendataan,
pencatatan, pelaporan hasil pendataan dan mendukomentasikan pada suatu waktu
tertentu (Sugiama, 2013). Inventarisasi tumbuhan merupakan suatu kegiatan untuk
mengelompokkan data maupun mengelompokkan suatu jenis tumbuhan yang ada
pada suatu wilayah (Ahsan & Diena, 2010).
Inventarisasi merupakan kegiatan yang terdiri dari dua aspek, yaitu
inventarisasi fisik dan yuridis. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi, jumlah,
jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status penguasaan,
masalah legal yang dimiliki, batas akhir penguasaan. Proses kerja yang dilakukan
adalah pendataan, kodifikasi, pengelompokkan dan pembukuan (Siregar, 2004).
2.2 Etnofarmakologi
Etnofarmakologi berasal dari tiga kata yaitu ethos (Yunani) yang berarti
rakyat atau bangsa, pharmakon (Yunani) yang artinya obat dan logos berarti ilmu,
sehingga etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunaan
tumbuhan atau hewan yang memiliki efek farmakologi dalam hubungannya
dengan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan oleh suatu suku bangsa.
Etnofarmakologi terkait dengan beberapa bidang ilmu, seperti ilmu botani, ilmu
farmasi dan aspek sosial serta kultur budaya masyarakat. Kajian etnofarmakologi
merupakan kajian yang membahas tentang senyawa metabolit sekunder yang
terkandung dalam suatu bahan (Leonardo, 2012).
Etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunaan tanaman
yang memiliki efek farmakologi yang memiliki hubungan dengan pengobatan dan
pemeliharaan kesehatan oleh masyarakat sekitar (suku). Etnofarmakologi ini
merupakan cabang dari etnobotani yang mempelajari tentang pengobatan. Kajian
etnofarmakologi adalah kajian tentang tanaman yang berfungsi sebagai obat atau
6
ramuan yang diolah oleh penduduk sekitar dan digunakan sebagai pengobatan
(Hadju et al., 2016).
Etnofarmakologi merupakan cabang ilmu dari etnobotani. Etnobotani
merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan dalam keperluan sehari-
hari adat atau suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai data botani
taksonomi saja, tetapi juga menyangkut pengetahuan botani yang bersifat
kedaerahan, berupa tinjauan interpretasi dan asosiasi yang mempelajari hubungan
timbal balik antar manusia dengan tanaman, serta menyangkut pemanfaatan
tanaman tersebut lebih diutamakan untuk kepentingan budaya dan kelestarian
alam (Hartanto, 2014).
2. Tumbuhan obat modern, yaitu: jenis tumbuhan yang secara ilmiah telah
dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, yaitu: jenis tumbuhan obat yang diduga mengandung
senyawa atau bahan aktif yang berkhasiat obat tetapi belum dibuktikan secara
ilmiah atau penggunaannya sebagai obat tradisional sulit ditelusuri (Nursiyah,
2013).
3. Bunga (flos)
Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk,
warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Bunga
adalah alat perkembangbiakan secara generatif pada tumbuhan. Bunga yang
dimanfaatkan sebagai obat dapat berupa bunga tunggal atau majemuk bagian
bunga majemuk serta komponen penyusun bunga.
4. Akar (radix)
Akar adalah bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada dalam tanah
dan tumbuh menuju pusat bumi. Akar yang dimanfaatkan sebagai obat dapat
berupa akar yang berasal dari jenis tumbuhan yang umumnya berbatang lunak
dan memiliki kandungan air yang tinggi.
5. Umbi (bulbus)
Umbi adalah akar yang membesar dan memiliki fungsi untuk menyimpan suatu
zat tertentu dari tanaman. Bentuk ukuran umbi bermacam-macam tergantung
dari jenis tumbuhannya. Umbi yang dimanfaatkan sebagai obat dapat berupa
potongan atau rajangan umbi lapis umbi akar atau umbi batang.
6. Rimpang (rhizome)
Rimpang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah yang kemudian
menumbuhkan tunas-tunas yang menjadi anakan dan kemudian tumbuh
bersama-sama dalam rumpun yang besar untuk menumbuhkan umbi. Rimpang
yang dimanfaatkan sebagai obat dapat berupa potongan-potongan atau irisan.
7. Buah (fructus)
Buah adalah organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan
lanjutan dari bakal buah atau ovarium. Buah biasanya membungkus dan
melindungi biji titik buah yang dimanfaatkan sebagai obat dapat berupa buah
lunak dan ada pula buah yang keras. Buah yang lunak akan menghasilkan
simplisia dengan bentuk dan warna yang sangat berbeda khususnya bila buah
masih dalam keadaan segar
9
7. Rumput
Tumbuhan dengan batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata
dan seringkali berongga (Yatias, 2015).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pengobat tradisional Suku Dayak Ngaju
di Kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas. Teknik pengambilan sampel
sumber data dalam penelitian ini yaitu purposive sampling dan dikembangkan
menggunakan teknik snowball sampling. Teknik purposive sampling merupakan
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini teknik purposive sampling digunakan
untuk menentukan kriteria dari informasi kunci. Kriteria informan yang
diinginkan oleh peneliti yaitu pengobat tradisional Suku Dayak Ngaju tinggal dan
menetap di Kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas dan dianggap paling
mengetahui serta menggunakan tumbuhan berkhasiat obat sebagai pengobatan.
Teknik snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
mula-mulanya dalam jumlah kecil, kemudian membesar (Sugiyono, 2013).
Teknik snowball sampling dalam penelitian ini digunakan untuk mengembangkan
informan berdasarkan rekomendasi dari informan kunci yang telah didapatkan
dengan menggunakan teknik purposive sampling sebelumnya. Pemilihan
informan dengan menggunakan snowball sampling bertujuan untuk mendapatkan
data sebanyak mungkin sesuai dengan tujuan penelitian sehingga data yang
diambil benar-benar dapat mewakili. Dalam penelitian ini didapatkan 2 (dua)
orang informan yaitu, 1 (satu) orang sebagai informasi kunci, kemudian 1 (satu)
orang sebagai informan yang telah direkomendasikan oleh informan kunci.
14
Identitas Informan
No Nama Usia Profesi
1
b. Pedoman Wawancara
Tabel 2. Pedoman Wawancara
No Nama Bagian Khasiat Cara Aturan Lama
Tumbuhan digunakan Empiris Pengolahan Pakai Penggunaan
1 a. Lokal
b. Umum
c. Latin
kering sampel dapat keluarkan dari sasak dan bungkusan kertas koran atau
kertas hvs lalu ditempelkan dalam lipatan kertas karton, rekatkan dengan
isolatif transparan dan oleskan dengan formalin.
5. Determinasi
Determinasi dilakukan pada tumbuhan yang belum diketahui nama
latinnya, dengan cara mengirim herbarium kering tumbuhan ke Laboratorium
Pembelajaran Biologi Gedung Laboratorium Terpadu UAD. Determinasi
dilakukan untuk mengetahui jenis atau spesies dari tumbuhan berkhasiat obat
yang diperlukan pada saat studi pustaka efek farmakologis yang dihasilkan.
Berikut lampiran hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran. 8
6. Studi Pustaka
Studi pustaka (study literatur) dilakukan dengan menggunakan nama
latin tumbuhan. Sumber informasi yang dapat digunakan peneliti sebagai
bahan studi kepustakaan, yaitu melalui searching articles dengan
menggunakan google scholer kemudian dari hasil studi pustaka yang
dilakukan, peneliti menghubungkan dengan khasiat empiris dari tumbuhan
tersebut.
3.5 Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data yang dilakukan untuk penelitian ini secara umum dibagi dalam
tiga tahap yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
A B C D
a. Klasifikasi
b. Morfologi
c. Khasiat empiris
d. Kandungan kimia
e. Khasiat farmakologis
1) Khasiat farmakologi sesuai empiris
2) Khasiat farmakologis lainnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
batang hingga akar, kemudian sampel direkatkan pada kertas koran atau kertas
hvs, selanjutnya disusun dan dijepit dengan menggunakan sasak (penjepit)
kemudian diberikan beban. Sampel tumbuhan yang telah disasak tersebut
dikeluarkan dan ditempelkan pada kertas karton dan selanjutnya diolesi
menggunakan formalin. Sampel tumbuhan yang telah diolah menjadi herbarium
kering diberikan keterangan mulai dari bagian daun, batang dan akar. Sampel
kemudian dikemas dan dikirimkan ke Laboratorium Pembelajaran Biologi
Gedung Laboratorium Terpadu UAD untuk dilakukan determinasi.
21
No Nama Tumbuhan Obat Bagian Khasiat Empiris Cara Pengolahan Aturan Pakai Literatur sesuai khasiat
digunakan empiris
1. a. Lokal: Jambu Biji Daun Mengobati Daun pucuk jambu Air rebusan daun (Ujan et al., 2019)
b. Umum: Jambu Biji diare direbus dengan air pucuk jambu
c. Latin: Psidium hingga mendidih diminum 3 x sehari Judul: Terapi Ekstrak
guajava L. secukupnya Daun Jambu Biji
(Psidium guajava L.)
Terhadap Penyembuhan
Diare pada Sapi Bali.
2. a. Lokal: Nangka Daun Menurunkan Daun sirsak direbus Air rebusan daun (Yuniarti et al., 2016)
Belanda kolesterol 3 gelas air sampai sirsak diminum 3 x
b. Umum: Sirsak mendidih hingga sehari 1 gelas Judul: Potensi Ekstrak
c. Latin: Annona tersisa 1 gelas Air Daun Sirsak Sebagai
muricata L. Penurun Kolesterol dan
Pengendali Bobot Badan
3. a. Lokal: Pucuk Kapok Daun Mengobati Daun Pucuk kapok Air pucuk kapok (Parhan & Niva, 2021)
b. Umum: Kapuk batu ginjal dihaluskan dengan diminum 2-3 x
Randu cara diblender atau sehari Judul: Efek Antipiretik
c. Latin: Ceiba ditumbuk secukupnya Ekstrak Etanol Daun
pentandra kemudian diberi Randu (Ceiba pentandra
sedikit air matang (L.)Gaertn.) Terhadap
dan disaring Tikus Putih Jantan
(Rattus norvegicus)
22
4. a. Lokal: Mengkudu Daun Mengobati Daun Mengkudu Daun Mengkudu (Sabirin & Euis, 2019).
b. Umum: Mengkudu keseleo diberikan sedikit ditempelkan pada
c. Latin: Morinda minyak kemudian kaki atau tangan Judul: Effect of Topical
citrifolia L. dibakar/dipanaskan yang keseleo Noni (Morinda citrifolia
sebentar dengan secukupnya L.) Leaf Extract Paste in
api Carrageenan-induced
Paw Edema on Wistar
Rats
5. a. Lokal: Pudak Daun dan Mengobati Daun dan akar Air pandan wangi (Maatiri et al., 2020)
b. Umum: Pandan akar menurunkan pandan direbus diminum 2-3 x
Wangi kolesterol dengan air hingga sehari 1 gelas Judul: Uji Efektivitas
c. Latin: Pandanus mendidih secukupnya Infus Daun Pandan
amaryllifolius R. Wangi (Pandanus
amaryllifolius R.)
Terhadap Kadar
Kolesterol Dalam Darah
Pada Tikus Putih Rattus
novergicus
6. a. Lokal: Lidah Buaya Daun Mengobati Daun Lidah buaya Daun lidah buaya (Abidin et al., 2021)
b. Umum: Lidah Buaya luka bakar dibuka dan diambil diolesi secukupnya
c. Latin: Aloe vera lendirnya Judul: Efektivitas
kemudian ditempel Pemberian Lidah Buaya
pada luka bakar Pada Pasien Luka Bakar
Di Yosowilangun
Lamujang
23
7. a. Lokal: Sampang Batang Mengobati Batang sampan Getah batang (Garakia et al., 2020)
seribu pembengkakan seribu dipatahkan sampang seribu
b. Umum: Tanaman akibat kemudian diambil dioleskan Judul: Uji Efektivitas
Patah Tulang penyengat getah batangnya secukupnya Antiinflamasi Ekstrak
c. Latin: Euphorbia Etanol Tanaman Patah
tirucalli L. Tulang (Euphorbia
tirucalli L.)
8. a. Lokal: Uru Mutiara Daun dan Mengobati Daun dan akar Air rebusan rumput (Rahman et al., 2012)
b. Umum: Rumput akar radang usus rumput Mutiara Mutiara diminum 2
Mutiara dan kanker direbus dengan air x sehari sesudah Judul:
c. Latin: Hedyotis hingga mendidih makan Uji Aktivitas
corymbose Imunoglobulin M (IgM)
Ekstrak Etanol Herba
Rumput Mutiara
(Hedyotis corymbosa)
Pada Mencit (Mus
musculus) Jantan
dengan Metode
Hemaglutinasi.
9. a. Lokal: Uru Daun Mengobati Daun Uru Daun uru (Friliana et al., 2017)
Sambelum lebam/bisul sambelum sambelum yang
b. Umum: Cocor dipanaskan di atas telah dipanaskan Judul: Inovasi Salep
Bebek api ditempelkan pada Ekstrak Cobek (Cocor
c. Latin: Kalanchoe kaki atau tangan Bebek) sebagai Obat
pinnata yang lebam atau Bisul
yang mengalami
bisul secukupnya
24
10. a. Lokal: Kayu Manis Kulit Batang Mengobati Diambil kulit bagian Air rebusan kulit (Kamal et al., 2021)
b. Umum: Kayu Manis menurunkan dalam, kulit ari kayu manis
c. Latin: kolesterol dan dibuang. Kemudian diminum 3 x sehari Judul : The Effect of
Cinnamomum asam urat di rebus dengan air 1 gelas God's Crown Fruit
burmanii B. hingga mendidih Extract and Cinnamon
Extract On Decrease
Total Cholesterol
Levels In Rats White
Male
Judul : Pengaruh
Pemberian Kombinasi
Ekstrak Kayu Manis
(Cinnanmomum
burmanii) Dan Daun
Salam (Syzygium
polyanthum Wight)
Terhadap Penurunan
Kadar Asam Urat Pada
Mencit Model
Hiperurisemia
11. a. Lokal: Dawen Salam Daun Mengobati Daun salam direbus Air rebusan daun (R. Siti & Hesti, 2014)
b. Umum: Daun Salam menurunkan dengan air hingga salam diminum 2 x
c. Latin: Eugenia kolesterol dan mendidih sehari sesudah Judul: Perbedaan
polyantha asam urat makan Pengaruh Antara
25
Judul : Pengaruh
Pemberian Kombinasi
Ekstrak Kayu Manis
(Cinnanmomum
burmanii) Dan Daun
Salam (Syzygium
polyanthum Wight)
Terhadap Penurunan
Kadar Asam Urat Pada
Mencit Model
Hiperurisemia
12. a. Lokal: Kumis Daun dan Mengobati Daun dan akar Air rebusan kumis (Nisak & Chylen, 2021).
Kucing infeksi saluran Kumis Kucing kucing diminum 2
akar
b. Umum: Kumis kemih direbus dengan air x sehari 1 gelas Judul : Effectiveness of
Kucing hingga mendidih sesudah makan The Antibacterial
c. Latin: Orthosiphon Activity
aristatus on Orthosiphon
26
13. a. Lokal: Bunga Daun Mengobati Daun bunga tandang Air daun bunga (Marpaung et al., 2014)
Tandang korengan di bersihkan dan tandang digunakan
b. Umum: Miana digosok sampai 2-3 x sehari Judul : Uji Efektivitas
c. Latin: Coleus mengeluarkan air, secukupnya Sediaan Salep Ekstrak
scutellariodes (L) kemudian air daun Daun Miana
Benth bunga tandang (Coleus Scutellarioides
diteteskan pada [L] Benth.) Untuk
tangan atau kaki Pengobatan Luka Yang
yang mengalami Terinfeksi Bakteri
korengan Staphylococcus Aureus
Pada Kelinci
(Oryctolagus Cuniculus)
14. a. Lokal: Upak Kulit Batang Mengobati Kulit pohon bengkel Kulit pohon (Rahmi et al., 2021)
Bengkel jerawat diblender atau bengkel
b. Umum: Bangkal ditumbuk hingga ditempelkan Judul : Pengaruh Jenis
c. Latin: Nauclea halus kemudian secukupnya Pelarut dan Metode
subdita dicampurkan dengan Ekstraksi Terhadap
tepung bedak. Aktivitas Antibakteri
dan Penghambatan
Radikal Bebas
Ekstrak Kulit Kayu
27
Bangkal (Nauclea
subdita)
15. a. Lokal: Kalanduyung Kulit Batang Mengobati Bagian kulit dalam Kulit kalanduyung (Trisia et al., 2018)
b. Umum: Jati Belanda batuk batang kalanduyung dikunyah 2-3 x
c. Latin: Guazuma dibersihkan sehari Judul: Uji Aktivitas
ulmifolia Lamk kemudian dikunyah Antibakteri Ekstrak
Etanol Daun
Kalanduyung
(Guazuma ulmifolia
Lam.) Terhadap
Pertumbuhan
Staphylococcu
aureus Dengan Metode
Difusi Cakram (Kirby-
Bauer)
16. a. Lokal: Kayu Asem Daun Mengobati luka Daun Kayu Asem Daun kayu asem (Susilowati et al., 2020)
b. Umum: Asam Jawa luar dipanaskan diatas yang telah
c. Latin: Tamarindus api dipanaskan Judul: Efektifitas Gel
indica L. ditempelkan pada Ekstrak Etanol Daun
kaki atau tangan Asam Jawa
yang mengalami (Tamarindus indica L.)
luka secukupnya Terhadap Jumlah
hingga mengering Fibroblast Pada
Proses Penyembuhan
Luka Insisi Tikus Jantan
Galur
Sprague Dawley
28
17. a. Lokal: Asem Kayu Kulit Batang Mengobati Diambil kulit bagian Air rebusan kulit (Hidayat, 2014)
Hutan menurunkan dalam kulit ari asem kayu
b. Umum: Asam Jawa kadar gula dibuang. Kemudian diminum 3 x sehari Judul: Uji Efek Ekstrak
c. Latin: Tamarindus di rebus dengan air 1 gelas Etanol 70% Kulit
indica L. hingga mendidih Batang Asam Jawa
(Tamarindus indica L.)
Terhadap Kadar
Glukosa Darah Pada
Tikus Putih Jantan
(Rattus norvegicus)
Yang Diinduksi Aloksan
18. a. Lokal: Palis Antang Daun Mengobati luka Daun Tapak Liman Air daun Tapak (Hiradeve & Rangari,
b. Umum: Tapak Liman dalam ditumbuk, kemudian Liman diminum 2- 2014)
c. Latin: Elephantopus disaring dan diambil 3 x sehari
scaber L airnya secukupnya Judul: Phytochemical
Evaluation of
Polyherbal Formulation
of
Clinacanthus nutans and
Elephantopus scaber to
Identify Flavonoids
19. a. Lokal: Dawen Jawau Akar Mengobati Akar daun singkong Air rebusan akar (Dewi, 2018)
Panjang keputihan Panjang direbus daun singkong
b. Umum: Daun dengan air hingga Panjang diminum Judul: Potensi Ekstrak
Singkong Jurai mendidih secukupnya Etanol Daun Singkong
Panjang (Manihot esculenta C.)
29
20. a. Lokal: Sawang Akar Mengatasi pegal Akar sawang direbus Air rebusan akar (Naher et al., 2019).
b. Umum: Hanjuang linu dengan air hingga sawang diminum 3
c. Latin: Cordyline mendidih x sehari 1 gelas Judul: Analgesic, anti-
fruticose inflammatory and anti-
pyretic activities of
methanolic extract of
Cordyline fruticosa (L.)
A. Chev. leaves
Nama Tumbuhan Obat Bagian Khasiat Empiris Cara Pengolahan Aturan Pakai
No
digunakan
1. a. Lokal: Uru Belanda Daun Mengobati maag dan Pucuk daun Rumput Air Rumput Paitan
b. Umum: Rumput Paitan pembengkakan Paitan di blender dengan diminum 2-3 x sehari
c. Latin:Paspalum conjugatum jantung air matang kemudian secukupnya
Berg. disaring menggunakan
penyaring
2. a. Lokal: Tingen Akar Mengobati pegal- Akar ilalang direbus Air akar ilalang diminum
b. Umum: Ilalang pegal dan asam urat dengan air hingga secukupnya
c. Latin: Imperata cylindrica mendidih
30
3. a. Lokal: Kakambat Daun dan akar Mengobati Daun dan akar kakambat Daun dan akar kakambat
b. Umum: Gandarusa pendarahan (sehabis dibersihkan dengan air dikunyah secukupnya
c. Latin: Justicia gendarussa melahirkan) mengalir kemudian
Burm. F dikunyah
4. a. Lokal: Lombok Rawit Akar Mengatasi pegal linu Akar Lombok rawit Air rebusan akar lombok
b. Umum: Cabai Rawit direbus dengan air rawit diminum 3 x sehari
c. Latin: Capsicum frutences hingga mendidih 1 gelas
L.
5. a. Lokal: Kayu Tuntung Daun dan Mengobati Daun dan batang kayu Daun dan batang kayu
b. Umum: Puring pendarahan (sehabis tuntung dibersihkan tuntung dikunyah
batang
c. Latin: Codiaeum variegatum melahirkan) dengan air mengalir secukupnya
kemudian dikunyah
6. a. Lokal: Tewukak Akar dan Mengobati Akar dan Batang Air rebusan Tewukak
b. Umum: Pacing Batang Tuberkulosis Tewukak direbus dengan diminum seperlunya
c. Latin: Costus speciosus air hingga mendidih
7. a. Lokal: Bajakah Tengang Batang Mengobati kanker Batang bajakah tengang Air bajakah tengang
b. Umum: Bajakah Tampala kelenjar getah bening direbus dengan air diminum secukupnya
c. Latin: Spatholobus littoralis hingga mendidih sesuai dengan kebutuhan.
Hassk.
31
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Subdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava L. (Hidayat et al., 2015).
Nama umum : Jambu Biji
b. Morfologi
Tanaman termasuk pohon yang tingginya mencapai 3-10 m dan
mempunyai banyak percabangan. Batang dengan gelam yang berwarna
pirang, licin dan berkelupas-lupas. Daun tunggal bertangkai pendek
dengan duduk berhadapan, berambut abu-abu. Pepagan halus, perbungaan
35
soliter atau 2-3 bunga tercapai dalam satu tangkai, muncul di ketiak daun,
berwarna putih. Buah bulat satu-satu sebesar bola tenis yang agak
meruncing ke pangkal, warna buah hijau sampai kuning. Wangi dan
rasanya manis kalua sudah tua atau masak. Buah mengandung banyak biji
kecil-kecil seperti kerikil berwarna cokelat kemerahan (Hidayat et al.,
2015).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan Jambu
Biji sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun yang digunakan sebagai
obat diare.
d. Kandungan Kimia
Flavonoid khususnya quercetin, tanin, minyak atsiri dan alkaloid
merupakan kandungan bahan aktif daun Psidium guajava L. (Fratiwi,
2015).
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan jambu biji (Psidium guajava L.)
digunakan sebagai obat diare. Flavonoid khususnya quercetin, tanin,
minyak atsiri dan alkaloid merupakan kandungan bahan aktif daun
Psidium guajava L. yang merupakan zat berpotensi sebagai antidiare.
Oleh karena itu, ekstrak daun Psidium guajava L. dapat dijadikan
sebagai alternative pengobatan pada pasien diare. Salah satu tanaman
yang telah digunakan sebagai antidiare adalah jambu biji (Psidium
guajava L.), terutama bagian daun. Senyawa aktif dalam daun jambu
biji yang berfungsi sebagai antidiare adalah flavonoid khususnya
quercetin yang dapat menghambat pengeluaran asetilkolin dan
kontraksi usus, tanin yang memiliki efek mengurangi peristaltic usus,
minyak atsiri dan alkaloid yang merupakan inhibitor pertumbuhan dan
mematikan mikroorganisme di usus. Ekstrak daun Psidium guajava L.
dapat dijadikan sebagai alternative pengobatan diare (Fratiwi, 2015).
Sehingga tumbuhan jambu biji dapat digunakan sebagai obat diare.
36
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyldonae
Ordo : Policarpicae
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
37
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Ceiba
Spesies : Ceiba pentandra L (Widhianti, 2011)
Nama lain : Randu
b. Morfologi
Kapuk memiliki ketinggian mencapai 8-30 m dan memiliki batang
pohon utama yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 meter, pada
batangnya juga terdapat duri-duri tempel besar yang berbentuk kerucut.
Tumbuhan ini tahan terhadap kekurangan air sehingga dapat tumbuh di
39
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
41
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L. (Djauhariya, 2003)
Nama umum : Mengkudu
b. Morfologi
Morinda citrifolia L. adalah tumbuhan yang tingginya mencapai 4-
6 meter. Batang mengkudu ini bengkok-bengkok, kasar dan dahannya
kaku. Akar tunggang, kulit batang berwarna coklat keabu-abuan atau
kekuningkuningan, berbelah dangkal. Daun mengkudu tebal dan
mengkilap, dan pola pertemuan berhadap-hadapan. Daun tunggal dan
berbentuk jorong-lanset dengan panjang sekitar 15-50 cm dan lebar 5-17
cm. Bagian tepi daun rata dan ujungnya pendek lancip. Pangkal daun
pendek, yaitu sekitar 0,5-2 cm. Bunga majemuk dan bertangkai dengan
panjang 1-4 cm. Buah majemuk, berwarna hijau dan menjadi putih
kekuningan (Djauhariya, 2003). Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong
sebesar telur ayam bahkan ada yang berdiameter 7,5-10 cm. Permukaan
buah seperti terbagi dalam sel-sel poligonal (segi banyak) yang berbintik-
bintik dan berkutil (Agoes, 2010).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan
Mengkudu sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun digunakan untuk
mengobati keseleo.
d. Kandungan Kimia
Ekstrak Morinda citrifolia L. mengandung senyawa antraquinon,
kumarin, terpenoid dan flavonoid (Khairudin, 2019). Tepung daun
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) secara kualitatif memiliki kandungan
senyawa aktif fenol, flavonoid, tanin, saponin, steroid, dan triterpenoid
(Halimah et al., 2019).
42
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Morinda citrifolia L. digunakan untuk
mengobati keseleo, hal ini didukung oleh penelitian Sabirin & Euis
(2019) menunjukkan bahwa pasta daun mengkudu 5% dan 10% dapat
membantu menurunkan reaksi inflamasi kulit dan efeknya sejalan
dengan Na diklofenak karena zat aktif yang bersifat anti-inflamasi
dalam daun mengkudu. Latifa et al. (2017) menyatakan bahwa Parem
Mengkudu yang bentuknya padat banyak khasiatnya untuk pengobatan
luar diantaranya mengatasi sakit badan, pasca melahirkan, keseleo,
penghangat badan, dan luka bakar.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Khasiat Farmakologis lain yaitu, ekstrak daun Morinda citrifolia
L. efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus,
dan Salmonella typhimurium (Afiff & Amilah, 2017; Halimah et al.,
2019). Ekstrak daun Morinda citrifolia L. memiliki kemampuan
menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans (Simatupang et al.,
2017). Menurut Sari (2015) tumbuhan Morinda citrifolia L. dapat
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi menjadi normal.
5. Pudak (Pandanus amaryllifolius R.)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
43
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Pandanales
Famili : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Spesies : Pandanus amaryllifolius Roxb (Van Steenis dalam Okta,
2020)
Nama umum : Pandan Wangi
b. Morfologi
Pandanus amaryllifolius memiliki ciri-ciri menjalar, tinggi 0,5 – 1
m, batang bulat dengan diameter 3-4 mm, akar tunjang kecil, dan beberapa
keluar di sekitar pangkal batang dan cabang, panjang 4.5-9 cm, diameter
1-2 mm (Rahayu & Handayani 2008 dalam Silalahi, 2018). Pandan tidak
memiliki sucker root (akar hisap), batang ramping dengan tinggi 1-1,6 m
dengan diameter sebesar 2-5 cm, berbaring (decumbent) dan naik ke atas
(ascending), dan memiliki akar udara. Daun berbentuk oblong dengan
ukuran 25-75 cm x 2-5 cm bewarna hijau pucat, kadang-kadang tipis dan
lunak, bagian ujung berlipat dua. Bunga dan buahnya tidak pernah
diketahui. Pandan wangi dibedakan menjadi dua yaitu pandan besar dan
pandan kecil. Pandan kecil merupakan herba, memiliki batang ramping
dengan tinggi 1-1,6 m dan diameter batang 2-5 cm, batang berbaring atau
memanjat dan akar-akar muncul di batang. Daun berbentuk oblongus
dengan ukuran 25-75 cm x 2-5 cm, bewarna hijau muda, kadang-kadang
kurus dan lemah. Bunga dan buah tidak banyak diketahui (de Guzman &
Siemonsma, 1999). Pandan besar memiliki batang yang tegak dengan
tinggi hingga 2-4,5 m, diameter batang mencapai15 cm, tidak bercabang
atau jarang bercabang, dari batang muncul akar. Daun berbentuk oblong
dengan ukuran 150 x 220 cm x 7-9 cm, apek acute, warna hijau tua di
bagian atas. Pembungaan betina tidak diketahui, dan pembungaan jantan
juga jarang ditemukan (de Guzman & Siemonsma, 1999 dalam Silalahi,
2018). Tanaman P. amaryllifolius tidak menghasilkan buah sehingga
44
tanaman tersebut steril, oleh karena itu biasanya diperbanyak dengan cara
vegetatif.
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan Pudak
sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun dan akar digunakan untuk
menurunkan kolesterol.
d. Kandungan Kimia
Dari penelusuran kepustakaan, daun pandan wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb) mengandung tanin, saponin, alkaloid dan flavonoid
(Fajria, 2011). Kandungan kimia yang terdapat pada daun pandan wangi
adalah: tanin, flavanoida, saponin, alkaloida, polifenol dan zat warna
(Depkes RI, 1997 dalam Fajria, 2011). Selain mengandung senyawa yang
menghasilkan aroma, daun P. amaryllifolius segar mengandung
karbohidrat berupa 2,38 mg/g fruktosa dan 1,77 mg/g glukosa serta asam
amino (Cheetangdee & Chaiseri, 2006). Selain mengandung karbohidrat,
daun P. amaryllifolius juga memiliki asam amino bebas berturut-turut dari
konsentrasi tertinggi hingga terendah yaitu asam aspartat, serin, asam
glutamat, glisin, histidin, arginin, treonin, alanin, prolin, tirosin, valin,
lisin, isoleusin, leusin dan phenil alanin (Cheetangdee & Chaiseri, 2006).
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Pandanus amoryllifolius digunakan
untuk mengobati menurunkan kolesterol, hal ini didukung oleh
penelitian Maatiri et al. (2020) menyatakan bahwa, berdasarkan uji
tukey diperoleh bahwa konsentrasi infus 100% dan 50% memiliki efek
yang sama dibandingkan dengan konsentrasi 25% memiliki efek yang
berbeda dengan konsentrasi 50% dan 100%. Sehingga dapat dikatakan
bahwa infus daun Pandan wangi berpengaruh dalam menurunkan
kolesterol pada tikus putih. Tanaman yang diidentifikasi William
Roxburgh itu juga memperlancar peredaran darah, melarutkan asam
urat dan asam lemak jenuh, dan sebagai antioksidan. Terdapat
45
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliaceae
Genus : Aloe
46
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia tirucalli Linn (Absor, 2006)
Nama umum : Patah Tulang
b. Morfologi
Pohon patah tulang adalah pohon yang mempunyai banyak cabang
dan berbentuk seperti pensil sehingga sering disebut sebagai pohon pensil
atau pensil tree (Mwine, 2010), bergetah seperti susu beracun, daunnya
jarang dan terdapat pada ujung ranting yang masih muda, kecil-kecil,
bentuknya lanset, panjang 7-25 mm, dan cepat rontok, sedangkan
bunganya majemuk, tersusun seperti mangkuk, warnanya kuning
kehijauan, keluar dari ujung ranting (Absor, 2006). Buahnya bila masak
akan pecah dan mengeluarkan biji-bijinya. Buahnya berbentuk kapsul
yang terdiri dari 3 bagian dengan diameter 12 mm berwarna hijau pucat
dengan warna merah muda, dan buah ini tertutup rambut halus. Bijinya
berbentuk oval dengan diameter 4x3 mm, permukaannya halus dan
berwarna coklat gelap dengan garis putih. Bijinya biasanya muncul pada
bulan Februari sampai Maret. Meskipun tanaman ini tidak memiliki duri
batangnya mengandung getah dalam jumlah yang besar, getah dapat
dengan mudah keluar apabila dibuat insisi atau luka pada batang tersebut.
Tanaman ini dapat dengan mudah ditanam dan tumbuh dengan cepat pada
iklim hangat, tanaman ini dapat ditanam dengan cara stek atau biji (Voigt
& Porter, 2007). Tinggi pohon ini mencapai 3-6 m, pohon ini biasanya
digunakan sebagai tanaman pagar karena tidak mudah terserang hama dan
tahan pada kondisi tropis (Van, 2011).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan sampang
seribu sebagai obat tradisional, yaitu bagian batang digunakan untuk
mengobati pembengkakan akibat penyengat.
d. Kandungan Kimia
Tanaman patah tulang mengandung senyawa alkaloid, tanin,
flavonoid, steroid, triterpenoid, dan hidroquinon (Toana & Nasir, 2010).
49
Getah tanaman patah tulang berupa getah asam (latex acid) yang
mengandung euphorbone, taraksasterol, lakterol, eophol, senyawa damar,
kautschuk (zat karet) dan asam ellaf. Senyawa damar menyebabkan rasa
tajam atau dapat menyebabkan kerusakan pada selaput lendir (Dalimartha,
2003). Taraxerane yang terkandung dalam tanaman ini merupakan suatu
triterpene (Rasool, 1998). Kandungan utama dalam tanaman ini adalah
diterpen dari phorbolester dan ingenol ester.
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Euphorbia tirucalli Linn digunakan
untuk mengobati pembekakan atau radang hal ini didukung oleh
penelitian Garakia et al. (2020) menyatakan bahwa, ekstrak etanol
tanaman patah tulang pada dosis 10% dan dosis 15% memiliki potensi
yang besar dalam menghambat inflamasi yang ditunjukkan dengan
persen inhibisi secara keseluruhan hingga 50% atau lebih. Dimana
persyaratan sebagai obat antiradang (antiinflamasi) adalah mampu
menurunkan volume radang sebesar 25% atau lebih (Siswandono &
Soekardjo, 1995). Selain itu tanaman patah tulang juga memiliki
aktivitas antiinflamasi karena mengandung senyawa metabolit
sekunder. Tanaman patah tulang mengandung senyawa alkaloid, tanin,
flavonoid, steroid, triterpenoid, dan hidroquinon (Toana & Nasir,
2010).
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Menurut Morshed (2011) efek antiinflamasi dapat dilihat dari
kandungan yang terdapat pada suatu tanaman yaitu: senyawa golongan
alkaloid, flavonoid, saponin, steroid dan tanin. Penelitian sebelumnya
juga menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak tanaman patah tulang
memiliki aktifitas antibakteri yang dapat mencegah infeksi pada luka
(Yi et al., 2017). Saat ini belum ada kajian ilmiah tentang manfaat
tanaman patah tulang sebagai antiinflamasi, sehingga perlu dilakukan
dilakukan suatu kajian ilmiah tentang manfaat tanaman patah tulang
50
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Oldenlandia
Spesies : Oldenlandia corymbosa L. atau Hedyotis
corymbosa L. (DepKes BPPK, 1999 dalam Amelia, 2006).
Nama umum : Rumput Mutiara
b. Morfologi
Merupakan herba atau perdu yang tegak. Bunga berbentuk
bongkol/bertangkai atau tidak bergabung ke dalam panicula. Klasifikasi
Hedyotis ini kuncinya berdasarkan cara pecahnya buah. Buah yang telah
masak pecah pada bagian loculicidal sampai kemudian bagian bijinya
terlihat. Bunganya terdiri dari 4 bagian, jarang yang 5 bagian. Semua atau
kebanyakan bunga tersusun dalam bentuk bongkol atau dengan tangkai
bunga yang pendek; tabung kelopak gundul, cuping kelopak pada buah
berjauhan. Semua atau kebanyakan daunnya berukuran lebih dari 1 cm,
51
gundul. Pada setengah bagian pucuk atau ujung tabung mahkota, atau
bagian dasar cuping mahkota berbulu. Anther dan stigma menyatu dengan
tabung mahkota, ditutupi oleh rambut-rambut panjang. Buah panjangnya
sekitar 1,75–2 mm dan lebar sekitar 2–2,5 mm (tidak termasuk cuping
kelopak), tanpa adanya sayap. Pangkal dan ujung daun runcing, dengan
permukaan bagian bawah daun hijau pucat, panjang 1-3,5 cm dan lebarnya
1,5-7 mm dengan sedikit bulu pada bagian atas tepi daunnya. Tangkai
daun sangat pendek. Karangan bunga tersusun bertangkai, yang terletak di
bagian ketiak 2-8 helai bunga tersusun cymosa (terletak pada ibu tangkai
bunga yang panjangnya 2-6 mm), atau 1-3 aksiler pada 4-8 mm panjang
ibu tangkai bunga, cuping kelopak sebesar bakal buah; mahkota berwarna
putih hingga ungu sangat pucat dengan panjang sekitar 2 mm. Stamen
terselip sedikit di atas dasar tabung mahkota. Batangnya segi empat,
gundul atau dengan bulu sangat pendek. Tumbuh merayap/naik dan sering
kali bercabang dari bagian pangkal batang. Tumbuhan musiman, dengan
tinggi 0,05-0,6 m dan masa berbuah Januari sampai November, banyak
ditemukan hampir di seluruh Jawa, dengan ketinggian letak tumbuh
tanaman sekitar 1425 m dpl, menyukai cahaya, dan tanah yang tidak
terlalu basah, serta seringkali tumbuh melimpah di area yang keras, taman,
atau jalanan berbatu (Soemarji et al., 2015).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan uru
mutiara sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun dan akar digunakan
untuk mengobati radang usus dan kanker
d. Kandungan Kimia
Menurut Kusuma dan Zaky (2005) bagian tanaman rumput mutiara
yang digunakan sebagai obat, yaitu seluruh tanaman, segar atau yang
dikeringkan. Sifat fisika, kimia, dan organoleptiknya diantaranya rasa
manis, tawar, sedikit pahit, netral, lembut, dan sejuk agak dingin. Tanaman
ini mengandung hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid,
ȕ-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides,
52
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathopyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Spesies : Kalanchoe pinnata (Lam) Pers. (Majaz et al., 2011)
Nama umum : Cocor Bebek
b. Morfologi
Tumbuhan Rabangun (Kalanchoe pinnata (Lam) Pers) memiliki
batang yang lunak dan beruas, daun tebal berdaging dan banyak
mengandung air. Daunnya berwarna hijau, bunga majemuk, buah kotak,
dan akar tunggang berwarna kuning keputih-putihan. Selain itu tanaman
ini memiliki tinggi sekitar 1 meter. Daun berupa daun tunggal dengan
bentuk lonjong atau bundar panjang dengan panjang mencapai 5-20 cm
dan lebar 2,5-15 cm. Pangkal daun membundar dan ujung tumpul, bagian
pinggir daunnya bergerigit (Majaz et al., 2011).
54
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan uru
sambelum sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun yang digunakan
untuk mengobati lebam/bisul.
d. Kandungan Kimia
Tanaman Kalanchoe pinnata (Lam) Pers. mengandung senyawa
aktif, diantaranya adalah alkoloid, tritroen, lipid, flavonoid, glikosida,
bufadienolida, fenol, asam organik, saponin, isoflavin, tanin, kalium
oksalat, zat besi, vitamin, dan fitoserol (Afzal et al., 2012). Tanaman ini
kaya dengan kandungan kimia seperti zat asam apel, zat asam lemon,
vitamin C, kaemfenol-3-glucoside, quercitin-3-diarabinoside (Haryanto,
2009).
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Kalanchoe pinnata (Lam) digunakan
untuk mengoabti lebam/bisul, hal ini didukung oleh penelitian Frilliana
et al. (2017) yang menyatakan bahwa, ekstrak daun cocor bebek
dengan konsentrasi 5% dan 10% mempunyai aktifitas untuk
penyembuhan bisul dan keduanya mempunyai aktifitas penyembuhan
yang sebanding.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Khasiat farmakologis lainnya yaitu, Ekstrak etanol daun
Kalanchoe pinnata (Lam) Pers. memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan panjang rambut dan massa rambut, dimana peningkatan
aktivitas pertumbuhan rambut terjadi seiring dengan meningkatnya
konsentrasi pada ekstrak (Yusni, 2017). Ektrak etanol daun Kalanchoe
pinnata (Lam) Pers. memiliki efek antimalaria, analgesik, proteksi
jantung, anti-hipertensi, anti-mokroba, anti-inflamasi, anti-fungi, anti-
diabetik, anti-oksidan, dan anti-asma (Hermanto et al., 2014; Afzal et
al., 2012), dan secara tradisional tanaman ini digunakan untuk
55
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Super divisi : Spermatophyta
Class : Dicotiledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium polyanthum (Wight.) (Ikhwan, 2015).
Nama umum : Daun Salam
59
b. Morfologi
Pohon Syzygium polyanthum memiliki tinggi sekitar 25 meter,
memiliki akar lurus besar, batang bundar dan permukaan halus. Memiliki
bunga-bunga kecil, putih dan harum. Sedangkan daunnya memiliki
panjang 2,5-8 cm dengan tepi yang rata, ujungnya tumpul dan bagian
bawahnya melebar dengan panjang dan rapat (Sumono et al., 2008).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan dawen
salam sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun digunakan untuk
mengobati menurunkan kolesterol dan asam urat
d. Kandungan Kimia
Komponen kimia dalam daun salam antara lain flavonoid, tanin,
minyak atsiri, saponin, alkaloida, dan polifenol (Ainil et al., 2016). Dalam
beberapa studi, daun Syzygium polyanthum memiliki banyak kandungan
kimia yang terdiri dari tanin, flavonoid dan minyak atsiri (0,05%),
termasuk asam sitrat dan eugenol (Sumono et al., 2008). Daun salam
mengandung beberapa senyawa fitokimia yaitu tannin, glikosida,
flavonoid (quercetin, quercitrin, myricetin) alkaloid, dan
triterpenoid(saponin), seskuiterpen, fenol, steroid, sitral, lakton, minyak
atsiri (salamol dan eugenol), serta karbohidrat. 23 senyawa-senyawa
tersebut dapat berpotensi sebagai phytomedicine karena berfungsi sebagai
senyawa antioksidan, antidiabetik, antimikrobial, antihipertnesi, antitumor,
antidiare, acetylcholinesterase inhibitor, dan lipase inhibitor (Anggraini,
2020).
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Syzygium polyanthum digunakan untuk
mengobati menurunkan kolesterol dan asam urat, hal ini didukung oleh
penelitian R.Siti & Hesti (2014) yang menyatakan bahwa perlakuan
yang memiliki efek menahan laju peningkatan kadar kolesterol total
terbesar sampai terkecil adalah 0,018 gram simvastatin, 0,034 gram
60
ekstrak daun salam, dan 0,72 gram rebusan daun salam. Kemudian
didukung oleh penelitian Putri & Ika (2022) yang menyatakan bahwa
ekstrak etanol kombinasi kayu manis (Cinnanmomum burmanii) dan
daun salam (Syzygium polyanthum Wight) memiliki efek
antihiperurisemia pada mecit jantan (Mus musculus), dosis kombinasi
kayu manis (Cinnanmomum burmanii) dan daun salam (Syzygium
polyanthum Wight) yang paling efektif terhadap penurunan kadar asam
urat adalah 125/75mg/kgBB dan 372/25mg/kgBB.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Kandungan flavonoid, tanin, dan minyak atsiri memiliki aktivitas
antibakteri, sedangkan kandungan saponin memiliki daya pembersih
terhadap lapisan smear layer dinding saluran akar. Aktivitas antibakteri
flavonoid, tanin, dan minyak atsiri yaitu dengan cara
mengkoagulasikan protein yang akhirnya dapat mengganggu
permeabilitas membran sel dan menyebabkan inaktivasi fungsi materi
genetik bakteri. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa
ekstrak daun salam terbukti memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Streptococcus mutans, Staphylocus aures, Escherichia coli, Bacillus
cereus dan Bacillus subtilis. Pada penelitian Rahayu (2014)
menunjukkan ekstrak daun salam memiliki kemampuan bakteriosidal
terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis.
12. Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Class : Dicotyledon
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. (LIPI, 2018)
Nama umum : Kumis Kucing
b. Morfologi
Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. Tumbuh tegak dengan tinggi
antara 50-150cm. Batang berkayu, beruas dan bercabang. Daun tunggal,
panjang 2-10 cm, lebar 1-5 cm, bulat telur, elips atau memanjang, tepi
bergerigi, bertangkai, letak berseling berhadapan, warna hijau, tulang daun
menyirip. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar diujung cabang,
ditutupi oleh rambut pendek dan jarang, bunga berwarna ungu pucat atau
putih. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berambut pendek
sedangkan bagian paling atas gundul. Benang sari lebih panjang dari
tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas (Dalimartha, 2000).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan kumis
kucing sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun dan akar yang
digunakan sebagai obat infeksi saluran kemih.
d. Kandungan Kimia
Kandungan senyawa kimia pada daun Kumis Kucing (Orthosiphon
aristatus (Blume) Miq) yaitu terpenoid, flavonoid, dan tanin (Rivai et al.,
2019).
62
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Kumis Kucing digunakan sebagai obat
Infeksi Saluran Kemih. Penelitian Nisak & Chylen (2021) salah satu
bakteri penyebab infeksi saluran kemih adalah bakteri Proteus
mirabilis dan Staphylococcus saprophyticus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ekstrak daun kumis kucing (Orthosiph
aristatuson) pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100% berpengaruh
nyata terhadap bakteri Proteus mirabilis dengan rata-rata sebesar 6,22
mm, 9,36 mm, 15,55 mm, 21,22 mm dan Staphylococcus
saprophyticus dengan rata-rata sebesar 5,4 mm; 8,8 mm; 14,53 mm;
20,71 mm. Kemudian Reshi et al. (2017) menyatakan bahwa, ekstrak
kalus yang berasal dari daun dan ekstrak daun dari Orthosiphon
Aristatus (Blume) Miq, efektif dalam melawan pertumbuhan bakteri
gram positif dan bakteri gram negatif. Ekstrak daun kumis kucing
memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus
(Yulinati, 2015). Salmonella thypi (Rukmana & Mulyowati, 2015).
Infeksi yang terjadi pada saluran kemih disebabkan oleh adanya infeksi
bakteri sehingga kumis kucing dapat digunakan untuk mengobati
infeksi tersebut.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Khasiat farmakologis lain dari Orthosiphon aristatus (Blume)
Miq yaitu, Ekstrak etanolik daun Kumis Kucing (Orthosiphon
aristatus (Blume) Miq) memiliki daya antihelmintik terhadap Ascaris
suum secara in vitro (Ulya et al., 2014), serta ekstrak etanol dari herba
kumis kucing mampu menurunkan kadar kolesterol (Rambe, 2015).
63
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledonea
Sub classis : Dialypetalae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Coleus
Spesies : Coleus atropurpureus (Anisatu et al., 2018)
Nama umum : Miana
b. Morfologi
Coleus atropurpureus adalah tanaman semak dengan tinggi dapat
mencapai 1,5 m serta tumbuh pada lingkungan yang agak lembab atau
sedikit berair. Daunnya berwarna merah keunguan dan berukuran 5-15 cm.
Tanaman miana tumbuh liar di ladang atau di kebun-kebun sebagai
tanaman hias. Biasa dibudidayakan secara stek dalam waktu kurang lebih
dua sampai tiga minggu. Tanaman ini memiliki nama lain, yaitu Sigresing
(Batak), Adong-adong (Palembang), Jawek Kotok (Sunda), Iler (Jawa
Tengah), Ati-ati (Bugis) dan Serewung (Minahasa) (Badrunasar & Budi,
2017).
64
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan bunga
tandang sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun digunakan untuk
mengobati korengan.
d. Kandungan Kimia
Berdasarkan penelitian sebelumnya telah dilakukan analisis
fitokimia terhadap ekstrak daun miana, hasil analisis menunjukkan
tumbuhan ini mempunyai khasiat untuk meredakan rasa nyeri, sebagai
antiinflamasi, antioksidan, antimikroba, antibakteri, dan dapat
mempercepat penyembuhan luka. Kandungan kimia daun miana berupa
saponin, steroid, tanin, minyak atsiri, eugenol, senyawa polifenol, alkaloid,
etil salisilat, kalsium oksalat, senyawa rosmarinic acid (RA), dan flavonoid
(Ridwan et al., 2006). Flavonoid total yang terdapat dalam tanaman miana
sebesar 8,59 µgQE/mg ekstrak (Anita et al., 2018).
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Coleus atropurpureus digunakan untuk
mengobati korengan, hal ini didukung oleh penelitian Marpaung et al.
(2014) yang menyatakan bahwa salep ekstrak daun Miana dengan
konsentrasi 20%, 40% dan 80% memberikan efek penyembuhan luka
terinfeksi pada kulit kelinci. Ekstrak etanol daun Miana (Coleus
scutellarioides [L] Benth) memiliki aktivitas sebagai antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus, Eschericia coli dan Pseudomonas
aeruginosa. Konsentrasi ekstrak 20%, 40% dan 80% merupakan
konsentrasi efektif untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus.
Konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80% merupakan konsentrasi efektif
untuk menghambat bakteri Eschericia coli. Sedangkan ekstrak 40%
dan 80% merupakan konsentrasi efektif untuk menghambat bakteri
Pseudomonas aeruginosa (Mpila, 2012). Korengan yang terjadi pada
kulit dapat disebabkan karena adanya infeksi bakteri sehingga
tumbuhan Miana dapat digunakan untuk mengobati infeksi tersebut.
65
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Nauclea
66
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sun Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Malves
Famili : Stercuiliaceae
Genus : Guazuma
Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk (Wahyuni et al., 2018)
Nama umum : Jati Belanda
b. Morfologi
Guazuma ulmifolia Lamk berupa pohon dengan tinggi kurang lebih
10 meter. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak alur, berkayu,
bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal bulat telur,
permukaan kasar, tepi daun bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk,
pertulangan menyirip, panjang 10-16 cm dan lebar 3-6 cm, berwarna hijau
muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri dan berwarna hitam
(Manriquez et al., 2011).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan
kalanduyung sebagai obat tradisional, yaitu bagian kulit batang digunakan
sebagai obat batuk.
d. Kandungan Kimia
Guazuma ulmifolia Lamk mengandung senyawa kuersetin
(Batubara, 2017), saponin, tanin, alkaloid, flavonoid, dan steroid (Trisia et
al., 2018)
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Guazuma ulmifolia Lamk digunakan
untuk mengobati batuk, hal ini sejalan dengan penelitian Trisia et al.
69
etanol 70% kulit buah asam jawa (Tamarindus indica L.) dapat
menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida pada tikus yang
diinduksi Triton X-100. Tanaman asam jawa dapat dimanfaatkan
sebagai terapi diare, disentri, antimikroba, ulkus peptik, spaspolitik
(Kuru, 2014).
18. Palis Antang (Elephantopus scaber L.)
saling berinpitan, dengan tepi daun bergerigi dan permukaan daun yang
berbulu dan kasar. Akar pada tumbuhan ini besar kuat dan berbulu, seperti
pohon sikat (Yuniarti, 2008).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan palis
antang sebagai obat tradisional, yaitu daun digunakan untuk mengobati
luka dalam.
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia dari tumbuhan tapak liman Elephantopus scaber
yaitu peneliti Singh et al. (2005) Rajkapoor et al. (2002) menyatakan
bahwa Elephantopus terdapat kandungan seskuiterpen lakton, skabertopin,
asam isoklorogenat A dan B, epifriedelinol, lupeol, stigmasterol,
triacontan-1-ol, dotria-contan-1-ol, lupeol acetate, deoxyelephantopin
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Elephantopus scaber digunakan untuk
mengobati luka dalam. Hal ini sejalan dengan penelitian (Hiradeve &
Rangari, 2014) yang menyatakan bahwa, Clinacanthus nutans Lindau
dan Elephantopus scaber Linn. memiliki aktivitas sebagai penyembuh
luka.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Khasiat Farmakologis lain dari tumbuhan Elephantopus scaber
yaitu digunakan sebagai obat astringen, disentri, laktagoga, obat
demam, malaria, batuk, sariawan mulut, dan akarnya digunakan untuk
obat malaria, kurang darah, batuk, mencret, sariawan mulut. Hasil
penapisan fitokimia serbuk daun Elephantopus scaber positif
mengandung flavonoid, saponin, steroid atau triterpenoid, tanin dan
minyak atsiri (Azter, 2009). Dharma et al. (2013) melaporkan daun
daun Elephantopus scaber mengandung flavonoid sebesar 6,2%.
Dilaporkan ekstrak etanol daun E. scaber dapat menghambat
76
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan dawen
jawau panjang sebagai obat tradisional, yaitu bagian akar digunakan untuk
mengobati keputihan.
d. Kandungan Kimia
Kandungan yang terdapat dalam daun singkong yaitu air, fosfor,
karbohidrat, kalsium, vitamin C, protein, lemak, vitamin B1, zat besi,
flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid (Rikomah et al., 2017).
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Manihot esculenta digunakan untuk
mengobati keputihan. Hal ini didukung oleh penelitian Dewi (2018),
yang menyatakan bahwa ekstrak etanol daun singkong dapat
berpotensi menurunkan jumlah jamur Candida albicans karena
mengandung saponin, flavonoid dan tanin. Senyawa aktif alkaloid,
flavonoid, saponin dan tanin yang terdapat pada berbagai tumbuhan
terbukti memiliki efek antijamur terhadap Candida albicans (Ningsih,
2017; Fauzia, 2017). Keputihan abnormal terjadi akibat infeksi dari
berbagai mikroorganisme, antara lain bakteri, jamur, dan parasite
(Marhaeni, 2016).
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Megawati et al.
(2020) uji efektvitas gel ekstrak etanol 96% daun singkong (Manihot
esculenta Cranz.) dengan konsentrasi ekstrak 60% memberikan efek
terbaik dalam mempercepat proses penyembuhan luka sayat dengan
rata-rata persentase 83,30% pada hari ke-7.
78
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Paspalum
Spesies : Paspalum conjugatum (Berg.) (LIPI, 2007)
Nama umum : Rumput Paitan
b. Morfologi
Paspalum conjugatum (Berg.) atau dengan nama lokal uru belanda
mempunyai bentuk daun meruncing, tulang daun sejajar, permukaan daun
kasar agak berbulu, warna daun hijau tua, panjang daun 7-10 cm, dan lebar
daun 0,5 cm. Tangkai daunnya mempunyai panjang 1-2 cm. Bentuk
batang bersegi, tidak mempunyai cabang, arah tumbuh batang merayap
dengan stolon yang panjang pada tanah, jenis batangnya tergolong batang
basah, dengan warna batang hijau kekuning-kuningan. Akar berupa akar
serabut dengan panjang akar 2-5 cm (Muswanto, 2019).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan uru
balanda sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun digunakan untuk
mengobati dyspepsia (maag) dan pembengkakan jantung.
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terkandung dalam Paspalum conjugatum
(Berg.) adalah alkaloid (Muswanto, 2019).
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Belum ditemukan Publikasi Ilmiah terkait dengan khasiat daun
dari Paspalum conjugatum (Berg.) secara Farmakologis untuk
mengobati dyspepsia (maag) dan pembengkakan jantung.
81
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata slyndrical (Pramono, 2002).
Nama umum : Ilalang
b. Morfologi
Jenis rumput yang tingginya bisa mencapai 2 meter. Rimpang kaku
yang tumbuh menjalar batangnya padat berbentuk silindris, berdiameter 2-
3 mm, dengan ruas-ruas berambut jarang. Daun berbentuk pita lanset
berujung runcing, dengan pangkal yang menyempit dan berbentuk talang,
buah berbentuk jorong, Panjang 1-2 mm, berwarna coklat tua, dan
mempunyai biji yang snagat kecil. Bijinya berambut halus dan mudah
82
bentuknya lanset dengan panjang 5-20cm, lebar 1-3,5cm. Tepi daun agak
menggulung dan rata, ujung daun meruncing, pangkal berbentuk biji
bertangkai pendek antara 5-7,5 mm, dan warna daun hijau gelap. Bunga
kecil berwarna putih atau dadu yang tersusun dalam rangkaian berupa
malai bulir yang menguncup, berambut menyebar dan keluar dari ketiak
daun atau ujung tangkai. Mahkota bunga berbentuk tabung, berbibir dua,
dan berwarna putih. Buah berbentuk bulat panjang. Selain yang berbatang
hitam lebih populer ada juga yang berbatang hijau. Perbanyakan tanaman
dilakukan dengan stek batang (Gustina, 2017).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan kakambat
sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun dan akar digunakan untuk
mengobati pendarahan sehabis melahirkan.
d. Kandungan Kimia
Tanaman gandarusa mengandung senyawa yang berpotensi sebagai
antioksidan seperti flavonoid, saponin, tannin, fenol dan justicin, minyak
atsiri (Akfiyanti et al., 2017; Rusmiatik, 2013).
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Belum ditemukan Publikasi Ilmiah terkait dengan khasiat daun
dari Justicia gendarussa Burm. F. secara Farmakologis untuk
mengobati pendarahan sehabis melahirkan.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Daunnya berkhasiat untuk mengatasi batuk, asma, nyeri
lambung, rematik sendi, nyeri pinggang (encok), obat pening dan obat
untuk haid yang tidak teratur. Kegunaan yang lain untuk obat luka
terpukul (memar), patah tulang, reumatik pada persendian, bisul, borok
dan korengan. Akarnya dimanfatkan untuk mengurangi rasa sakit,
peluruh air seni, peluruh keringat, pencahar, penyakit kuning, radang
sendi, demam dan diare. Di India dan Asia Tenggara dipakai sebagai
penurun panas, merangsang muntah, anti reumatik, pengobatan sakit
85
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum frutencens L var. Cengek (Setiadi, 2006)
Nama umum : Cabai Rawit
b. Morfologi
Ciri-ciri morfologi yang mencolok adalah batang berbuku-buku
atau bagian atasnya bersudut, Daun berbentuk lonjong atau membundar
telur, panjang 1-12 cm, tulang daun menyirip letak bunga berdekatan.
Mahkota bunga membintang, berwarna putih kehijauan atau kadang-
kadang ungu bunga biasanya menggantung, mempunyai garis tengah 1,75-
2 mm. Kelopak bunga umumnya berbulu tetapi ada pula yang tidak
berbulu, mempunyai panjang 2-3 mm berwarna kehijauan. Buah tegak,
86
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Codiaeum
Spesies : Codiaeum variegatum (Steenis, 2006)
Nama umum : Puring
b. Morfologi
Tanaman puring memiliki tinggi 90 cm-3,5 m dengan naungan 90
cm-1,8 m dan tekstur kasar. Susunan daun spiral daun dengan tipe daun
bulat, bergelombang detik keindahan tanaman ini terletak pada bentuk
daunnya yang sangat variatif. Batang berkayu berkambium, dan bercabang
titik akar puring termasuk dalam akar serabut. Dalam satu tanaman
memiliki bunga jantan dan betina dalam kurung monokost daun berukuran
an-nahl dengan warna agak kekuningan. Bentuk buah bulat dengan warna
hijau atau coklat (Henny et al., 2007).
88
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan kayu
tuntung sebagai obat tradisional, yaitu bagian daun dan batang yang
digunakan untuk mengobati pendarahan sehabis melahirkan.
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia komponen fitokimia yang terdapat pada ekstrak
daun puring dalam pelarut air terdeteksi senyawa tanin dan saponin (Dewi
& Puspaningrum, 2017)
e. Khasiat Farmakologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Belum ditemukan Publikasi Ilmiah terkait dengan khasiat daun
dari Codiaeum variegatum secara farmakologis untuk mengobati
pendarahan sehabis melahirkan.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Khasiat farmakologis lainnya tumbuhan Codiaeum variegatum
pada penelitian Sahara et al. (2021) dalam judul uji aktivitas
antikolesterol ekstrak daun puring (Codiaeum variegatum (L.) Rumph.
Ex. A.Juss) secara in vitro, hasil penelitian menunjukkan pada
konsentrasi 500 ppm dapat menurun kadar kolesterol sebesar 52,20%
dan nilai EC50 yang didapatkan sebesar 449,87 µg/mL. Peningkatan
setiap konsentrasi ekstrak menunjukan peningkatan persen penurunan
kadar kolesterol.
6. Tewukak (Costus speciosus (Koenig))
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Liliopsida
Class : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Costaceae
Genus : Costus
Spesies : Costus specious (Koenig) (Srivastava et al., 2011).
Nama umum : Pacing
b. Morfologi
Pacing (Costus specious (Koenig)) adalah herba dengan tinggi 0,5-
3 m. Tangkai daun panjangnya maksimal 1,5 cm. Daun memanjang
berbentuk lanset hingga oblong, ujung meruncing, panjang daun 11-28 cm,
lebar daun 8-11 cm, bagian bawah daun berambut berwarna hijau muda,
bagian atas daun licin dan berwarna hijau tua. Pangkal daun tumpul, tepi
dan rata, daging daun seperti belulang dengan tulang daun melengkung.
Batang merupakan batang basar, berbentuk bulat, permukaan batang licin,
arah tumbuh batang tegak lurus, berwarna hijau sedikit kemerahan. Bunga
duduk, bentuk bulir terminal rapat, putih, merah. Kelopak sebanyak 3
berawarna merah dan tidak rontok. Mahkota bunga sebanyak 3 buah.
Panjang tabung mahkota kurang lebih 1 cm, lebar 0,5 cm, bentuk corong.
Putik tunggal dengan 3 kepala putik. Terdapat tangkai bunga berwarna
hijau (Srivastava et al., 2011).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Kecamatan Sepang menggunakan tumbuhan tewukak
sebagai obat tradisional, yaitu bagian akar dan batang digunakan sebagai
obat Tuberkulosis.
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia Costus specious (Koenig) yaitu flavonoid,
alkaloid, terpenoid, steroid, saponin dan fenolik (Devi & Urooj, 2010),
serta dalam analisis fitokimia menunjukan tanaman Pacing mengandung
90
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan tumbuhan berkhasiat obat
oleh masyarakat Suku Dayak di Kecamatan Sepang Kabupaten Gunung Mas,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat 27 jenis tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaatkan yaitu, Jambu
Biji, Nangka Belanda, Pucuk Kapok, Mengkudu, Pudak, Lidah Buaya,
Sampang Seribu, Uru Mutiara, Uru Sambelum, Palis Antang, Uru Belanda,
Tingen, Bunga Tandang, Dawen Jawau Panjang, Upak Bengkel, Kakambat,
Kayu Manis, Sawang, Lombok Rawit, Dawen Salam, Kumis Kucing, Kayu
Tuntung, Tewukak, Kalanduyung, Kayu Asem, Bajakah Tengang, dan Asem
Kayu Hutan. Terdapat 20 jenis tumbuhan yang khasiat empiris didukung
literatur dan terdapat 7 jenis tumbuhan yang khasiat empiris tidak sesuai
literatur.
2. Bagian tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan adalah kulit batang, akar,
batang dan yang paling banyak adalah bagian daun.
3. Cara pengolahan tumbuhan berkhasiat obat adalah dengan cara dibakar,
ditumbuk, dikonsumsi langsung, dipakai langsung dan yang paling sering
adalah diolah dengan cara direbus.
4. Khasiat empiris dari tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan yaitu 67%
khasiat empiris didukung data penelitian dan 33% khasiat empiris tidak
didukung data penelitian.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat di sarankan
sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelusuran studi pustaka lebih lanjut pada jurnal untuk
mengetahui penelitian-penelitian terkait dengan khasiat empiris tumbuhan
yang telah didata.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., Fahruddin, K. & Indriana, N.I. 2021. Efektivitas Pembarian Lidah
Buaya Pada Pasien Luka Bakar di Yosowilangun. Jurnal Ilmiah
Keperawatan (Scientific Journal of Nursing). 7(1).
Agral, O., Fatimawali, Y.P. & Supriati H.S. 2013. Formulasi dan Uji Kelayakan
Sediaan Krim Anti Inflamasi Getah Tanaman Patah Tulang (Euphorbia
tirucalli L.). Jurnal Ilmiah Farmasi. 2(2): 1-3.
Aloke C, Nwachukwu N, Indeyi JN, Ugwuja EL, Nwachi EU, Edeogu CO, &
Ogah. 2010. Hypoglyceamic and Hypolipideamic Effects of Feed
Formulated with Ceiba Petandra Leaves in Alloxan Induced Diabetic
Rats. Australian Journal of Basic and Applied Sciences. 4(9).
Amelia, Gusmeta. 2006. Potensi Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lam.)
Sebagai Antioksidan Alami. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Amos, S., Abbah, J., Chindo, B., Edmond, I., Binda, L., Adzu, B. & Gamaniel, K.
2005. Neuropharmacological effects of the aqueous extract of Nauclea
latifolia root bark in rats and mice. Journal of Ethnopharmacology.
97(1): 53–57.
Anggara, A. 2009. Uji Aktivitas Anti Lithiasis Ekstrak Etanol Daun Alpukat
(Persea americana Mill) Pada Tikus Putih Jantan. Fakultas Kedokteran
Hewan IPB: Bogor.
Anisa, Sinta., Erida, W. & Lisda, H. 2022. Efektivitas Ekstrak Etanol Akar
Bajakah Merah (Spatholobus littoralis Hassk) Sebagai Antimalaria
Secara In Vitro Terhadap Plasmodium falciparum. Homeostatis.5(1):
151-160.
Ainil, Shufiyah. N., Ruslan Effendy. & Ira Widjiastuti. 2016. Konsentrasi Efektif
Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum Wight) terhadap Hambatan
Biofilm Enterococcus faecalis. Conservative Dentistry Journal. 6(2): 87-
92
Ariani, S.R.D., Endang, S., Elfi, S.V.H. & Setiyani. 2008. Uji Aktivitas Ekstrak
Metanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Antifertilitas
Kontrasepsi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). Indo. J. Chem. 8(2):
264-270.
Arifin, I. 2010. Pengaruh Dan Cara Lama Penyimpanan Terhadap Mutu Cabai
Rawit (Capsicum fructescens L. var. Cengek). Skripsi. Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Ibrahim, Malang.
Arnida & Sutomo. 2008. Pengaruh Fraksi Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine
Palmifolia (L) Merr) terhadap Aktivitas Diuretika dan Peluruhan Batu
Ginjal Tikus Putih Jantan. Farmasi FMIPA Universitas Lambung
Mangkurat: Banjarmasin.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Sepang dalam Angka Sepang Subdistrict
in Figures. BPS Kabupaten Gunung Mas.
Bahalwan, Farida & Nina, Y.M. 2018. Jenis Tumbuhan Herbal dan Cara
Pengolahannya (Studi Kasus Di Negeri Luhutuban Kecamatan
Kepulauan Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat). Jurnal Biologi SKL.
7(2): 161-177.
96
Changa, X.L., Wanga, C., Fengb, Y. & Liua Z. 2006. Effect of heat treatment on
the stabilities of polysaccharides substances and barbaloin in juice from
Aloe vera Miller. Carbohydrate Research. 341(3):355-364
Cheetangdee, V. & Chaiseri, S. 2006. Free amino acid and reducing sugar
composition of pandan (Pandanus amaryllifolius) leaves. Kasetsart J.
(Nat. Sci.) 40 (Suppl.): 67-74
Depkes RI. 2001. Inventaris Tumbuhan Obat Indonesia. Edisi III. Departemen
Kesehatan RI: Jakarta
Elamthuruthya, A.T., Shahb, C.R., Khanb, T.A., Tatkeb, P.A. & Gabheb, Y. 2004.
Standarization of marketed Kumariasava an Ayurvedic Aloe vera
Product. Food Control. 16(2):95-104.
Emilda. 2018. Efek Senyawa Bioaktif Kayu Manis Cinnamomum burmanii NEES
EX. BL. Terhadap Diabetes Melitus: Kajian Pustaka. Jurnal Fitofarmaka
Indonesia. 5(1):246-252
Eshun, K. & He, Q. 2004. Aloe vera: A valuable ingredient for food,
pharmaceutical and cosmetic industries. Int. J. of Aromatheraphy.
14(1):15-21
Fajria, Lili. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus
Amarillyfolius Roxb.) Terhadap Berat Testis Dan Diamater Tubulus
Mencit (Mus Musculus). Jurnal Ners Keperawatan. 7(2):161-169.
Fatin, R. J., Wahab, R., Daud, J. M., Rasat, M. S. & Sulaiman. 2012. Study on
Methanolic Extracts of Nauclea subdita (Korth) Steud. Heartwood Parts
for the Total Phenolic Contents and Free Radical Scavengin. Current
Research Journal of Biological Sciences. 4(5):600-607.
Fratiwi, Y. 2015. The Potential of Guava Leaf (Psidium Guajava L.) For
Diarrhea. Journal Majority. 4(1).
Friliana, Rani Okta., Heni Lutfiyati., Aribah Syauqi., Anisa Fitri., Rizki Setyo
Dwipasari. & Zulda Sarah Kusumawati. 2017. Inovasi Salep Ekstrak
Cobek (Cocor Bebek) sebagai Obat Bisul. University Research
Colloquium. 177-182.
98
Fauzia, I. S. 2017. Uji Kadar Hambat Minimal (KHM) Ekstrak Etanol Daun
Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Nistatin Terhadap Candida
albicans. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, Jember.
Garakia, C.S.H., Meiske, S. dan Harry S.J.K. 2020. Uji Aktivitas Antiinflamasi
Ekstrak Etanol Tanaman Patah Tulang (Euphorbia tirucalli L.). Junal
MIPA. 9(2):60-63.
Gustina, Y.A. 2017. Analisis Kandungan Flavonoid Pada Berbagai Usia Panen
Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussa Burm. F.) Secara
Spektrofotometri. Skripsi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Habibi, A.R. 2021. Potensi Senyawa Bioaktif Bajakah Spatholobus litoralis Hassk
Sebagai Antimikroba Dan Antikanker Mcf-7 Dengan Cara Invitro Dan
Insilico. Tesis. Universitas Hassanudin, Makasar.
Hadju, V. G., Nature, M. & Saree, M. 2016. Etnofarmakologi Plant ants Nets
Papua (Hydnophytum Formicarum) on skouw tribe of Papua.
Internasional Journal of Researchin Medical and Health Sciences.
9(1):15-17.
Halimah, H., Suci, D.M. & Wijayanti, I. 2019. Studi Potensi Penggunaan Daun
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) sebagai Bahan Antibakteri Escherichia
coli dan Salmonella typhimurium. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.
24(1): 58-64.
Hapsoh & Hasanah, Y. 2011. Budidaya Tanaman Obat dan Rempah. USU P:
Medan.
Harmida., Sarno. & Yuni, V.F. 2011. Studi Etnofitomedika di Desa Lawang
Agung Kecamatan Ulu Kabupaten Lahat Sumatera Selatan. Jurnal
Penelitian Sains. 14(1):42-46.
Harmoko, A.D. 2012. Potensi Anti Fungal Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum
burmanii) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Secara In Vitro.
Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
99
Hendrawati, T.Y., Ratri, A.N., Suratmi, U. & Anwar, I.R. 2017. Proses Industri
Berbahan Baku Tanaman Aloe vera (Aloe Chinesis Baker). Samudra
Biru: Yogyakarta.
Hermanto, F., Yun, F.Y., Aisyah, L.S., Saputra, T.R., Hakim, A.R., Ningsih,
A.K., Herlina, T., Julaeha, E., Zainuddin, A., dan Supratman, U. 2014.
Uji Aktivitas Antimalaria Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
Blossfeldiana Poelln.) Pada Plasmodium Falciparum 3d7. Kartika Jurnal
Ilmiah Farmasi. 2(2):54-58.
Hidayat, C.I. 2014. Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Asam Jawa
(Tamarindus indica L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Tikus Putih
Jantan (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan. Naskah Publikasi.
Hidayat, S., Radome, M. & Napitupulu. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Swadaya
Grup: Jakarta.
Kamal, S.E., Zulfiah., Rina, A., Herman., Gerfan, P., Alfreds, R., Muh. F.,
Megawati., Sulfiyana, H., Ambo, L., Muhammad, T.D., Syachriyani.,
Firmansyah., Agust, D.D. & Rusli. 2021. The Effect of God's Crown
Fruit Extract and Cinnamon Extract on Decrease Total Cholesterol
Levels In Rats White Male. Urban Health. 3(1): 312-317.
Khairudin, M.N. 2019. Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol dan Etil Asetat Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Terhadap Sel Hela. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Kurdi, A. 2010. Bagian Dari Tanaman Yang Digunakan Untuk Obat. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Dalam Puspitasari, D.
2016. Potensi Tumbuhan Herba Yang Berkhasiat Obat Di Area Kampus
Universitas Lampung. Skripsi. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Kuru, P. 2014. Tamarindus indica and its health related effects. Asian Pac. J.
Trop. Biomed. 4:676–681.
Kusuma FR, Zaky BM. 2005. Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat. Agromedia
Pustaka: Jakarta.
Latifa, Ayi N.A., Risa, K.P. & Farhan. 2017. Pembuatan Sediaan Parem dari
Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) dengan Campuran Beras, Kencur,
Jahe untuk Luka Bakar. Journal of Holistic and Health Sciences. 1(2):
145-149.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2007. Cassia alata (L) Roxb. Pusat
Penelitian Biologi – LIPI. Dalam Widjaja, E.A., Vera, B.L., Henry, K. &
Priyono. Pengobatan Dengan Tumbuhan Untuk Manusia: Studi Dari
Sebelas Desa di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah.
Laporan Penelitian. Bidang Botani, Puslit Biologi – LIPI.
Liew, S. Y., Mukhtar, M. R., Hadi, A.H.A., Awang, K., Mustafa, M.R., Zaima,
K., & Litaudon, M. 2012. Naucline, a new indole alkaloid from the bark
of Nauclea officinalis. Molecules. 17(4):4028–4036.
Ma’sum, Selvia. 2013. Uji Aktivitas Penghambat Batu Ginjal dari Ekstrak Etanol
70% Daun Kapuk Randu (Ceiba Pentandra (L.) Gaertn) pada Tikus
Jantan Putih. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi
Farmasi: Jakarta.
Maatiri, Astrindo., Joke, L.T., Jeane Mongi. & Vlagia, I.P. 2020. Uji Efektivitas
Infus Daun Pandan Wangi Pandanus amaryllifolius R. Terhadap Kadar
Kolesterol Dalam Darah Pada Tikus Putih Rattus novergicus. Majalah
InfoSains. 1(2): 30-37
Marpaung, P.N.S., Adeanne, C.W. & Paulina, V.Y.Y. 2014. Uji Efektivitas
Sediaan Salep Ekstrak Daun Miana Coleus scutellarioides [L] Benth.)
Untuk Pengobatan Luka Yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus
Pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Jurnal Ilmiah Farmasi. 3(3): 170-
175.
102
Maulana, S., Muhammad, R.D., Wanda, N.P. & Iwan, Y. 2020. Narrative Review:
Ekstrak Daun Bangkal (Nauclea subdita.Merr) Terhadap Paru-Paru
Hewan Uji yang Terpapar Polusi Udara Akibat Kebakaran Hutan.
Journal of Pharmaceutical Care and Science. 1(1): 62-69
Megawati, Sefi., Nuraini. & Dewi, K. 2020. Uji Efektivitas Gel Ekstrak Etanol
96% Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz.) Pada Penyembuhan
Luka Sayat Kelinci Jantan Galur New Zealand White. Jurnal
Farmagazine. 7(1):1-12
Muflikhatur R, Siti. & Hesti, M.R. 2014. Perbedaan Pengaruh Antara Ekstrak Dan
Rebusan Daun Salam (Eugenia polyantha) Dalam Pencegahan
Peningkatan Kadar Kolesterol Total Pada Tikus Sprague Dawley. Jurnal
of Nutrition College. 3(1): 142-149
Mursiti, S. 2017. Losioin Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricate L.) sebagai
Antibakteri. Jurnal Ilmu Kimia Indonesia. 6(3):190-195.
Muswanto, E. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Jukut Pahit
(Paspalum conjugatum) Asal Desa Pongruan Kabupaten Manggarai
Timur Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Kajian Senyawa
Aktif. Skripsi. Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang.
Moektiwardoyo M, J., Levita, S.P., Sidiq, K., Ahmad, R., Mustarichie, A.,
Subarnas & S. Supriyatna. 2011. Thedetermination of quercetin in
Plectranthus scutellarioides (L.)R.Br. leaves extract and it’s in silicostudy
on histamine H4 receptor.Indonesian. J. Pharm 22: 191-196
Moleong, L.J. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT. Remaja
Rosdakarya: Bandung.
Mpila, D.A. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Miana (Coleus
atropurpureus [L] Benth) Terhadap Staphylococcusaureus, Escherichia
coli dan Pseudomonas aeruginosa Secara In-Vitro. Pharmacon. 1(1): 15-
20.
Naher, S., Aziz, M. A., Akter, M. I., Rahman, S. M., & Sajon, S. R. 2019.
Analgesic, anti-inflammatory and anti-pyretic activities of methanolic
extract of Cordyline fruticosa (L.) A. Chev. leaves. Journal of Research
in Pharmacy. 23(2): 198-207.
Nisak, Khairun & Chylen, S.R. 2021. Effectiveness of The Antibacterial Activity
on Orthosiphon aristatus Leaves Extract Against Proteus mirabilis and
Staphylococcus saprophyticus. Journal of Medical Laboratory Science
Technology. 4(2): 72-77.
Niu, C. & Gilbert, E.S. 2004. Colorimetric Method for Identifying Plant Essential
Oil Components That Affect Biofilm Formation and Structure. Applied
Environment Microbiology. 70:126951-6956
Nugroho, Wahyu & Denada, A.C. 2018. Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas
Antioksidan Menggunakan DPPH Pada Ekstrak Etanol Daun Taya
(Nauclea orientalis). Jurnal Pendidikan Teknologi Kejuruan BALANGA.
6(1):35-40.
Parhan & Niva, N. 2021. Efek Antipiretik Ekstrak Etanol Daun Randu (Ceiba
pentandra (L.)Gaertn.) Terhadap Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus).
Jurnal Dunia Farmasi. 5(2): 82-88
Pasha, Fathur Faddilah. 2021. Kajian Bahan Alam Berpotensi Sebagai Tabir
Surya. Skripsi. Universitas Ngudi Waluyo, Ungaran.
Pramono, S. 2002. Kontribusi Bahan Obat Alam Dalam Mengatasi Krisis Bahan
Obat Di Indonesia. Jurnal Bahan Alam Indonesia. 1(1):18-20.
Pratiwi, R.H. 2014. Potensi Kapuk Randu (Ceiba pentandra Gaertn) dalam
Penyediaan Obat Hetbal. Widya Kesehatan dan Lingkungan. 1.
Putri, M.R. & Ika, A.M. 2022. Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Kayu
Manis (Cinnanmomum burmanii) Dan Daun Salam (Syzygium
polyanthum Wight) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Mencit
Model Hiperurisemia. Borneo Student Research. 3(2): 2182-2189.
Rahman, F.A., Haniastuti, T. & Utami, T.W. 2017. Skrining Fitokimia dan
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricate L.)
pada Streptococcus mutans ATCC 35668. Majalah Kedokteran Gigi
Indonesia. 3(1):1-7.
Rahman, Safriani., Bayu Putra., Rachmat, K. & Riska Mustika. 2012. Uji
Aktivitas Imunoglobulin M (IgM) Ekstrak Etanol Herba Rumput Mutiara
(Hedyotis corymbosa) Pada Mencit (Mus musculus) Jantan Dengan
Metode Hemaglutinasi. As-Syifaa. 4(2): 144-150.
105
Rahmi, Nazarni., Rais Salim., Miyono & M. Ikhwan Rizki. 2021. Pengaruh Jenis
Pelarut Dan Metode Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antibakteri Dan
Penghambatan Radikal Bebas Ekstrak Kulit Kayu Bangkal (Nauclea
subdita). Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 39(1): 13-26.
Rajkapoor, B.B., Jayakarta, R. & Ananadan. 2002. Efek Analgetik Ekstrak Etanol
Daun Tapak Liman Elephantopus scaber L. Pada Mencit Putih Jantan.
Jurnal Farmasi Hiega. 5(1). 2013.
Rasool N, Khan AQ, Manno JE, Winek CL. 1998. A Taraxerane Type Triterpene
from Euphorbia tirucalli. Phytochemistry 28 (4): 1553-1558.
Rikomah, Setya E., Elmitra. & Diana, G.Y. 2017. Efek Ekstrak Etanol Daun
Singkong (Manihot utillissima Pohl) Sebagai Obat Alternatif Anti
Rematik Terhadap Rasa Sakit Pada Mencit. Jurnal Ilmiah Manuntung.
3(2):133-138.
Rivai, H., Zulharmita & Mulandari, T. 2019. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
Kandungan Kimia Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus (Blume)
Miq) dari Ekstrak Heksan, Aseton, Etanol, dan Air.
Rosydi, A.R. 2014. Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Kulit Buah Asam Jawa
(Tamarindus indica L.) Terhadap Kadar Kolesterol Total Dan Trigliserida
Serum Darah Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) Galur Wistar.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
106
Sabirin, I. P.R & Euis, R. Y. 2019. Effect of Topical Noni (Morinda citrifolia L.)
Leaf Extract Paste in Carrageenan-induced Paw Edema on Wistar Rats.
Global Medical and Health Communication. 7(2): 116-122.
Salim, Emil. 2011. Mengolah Singkong menjadi Tepung Mocaf. Lily Publisher:
Yogyakarta.
Sangging, P.R.A. & Sari, M.R.N. 2017. Efektivitas Teh Daun Sirsak (Annona
muricate L.) terhadap Hipertensi. Majority. 6(2):49-54.
Sari, I. P., Rahayu, S. & Rizal, D. M. 2013. Infusa Daun Pacing Costus speciosus
(Koen.) J. E. Smith Sebagai Penghambat Jumlah Dan Kualitas
Spermatozoa Pada Mencit Jantan Balb/C. Traditional Medicine Journal
Vol. 18(1): 56-66.
Sari, C.Y. 2015. Penggunaan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Untuk
Menurunkan Tekanan Darah Tinggi. Majority. 4(3):35-40.
Setiadi. 2006. Cabai Rawit Jenis dan Budaya. Penebar Swadaya: Jakarta.
Silalahi, M. & Mustaqim, W.A. 2020. Tumbuhan Berbiji di Jakarta Jilid 1: 100
Jenis-Jenis Pohon Terpilih. Uki Press: Jakarta.
Simatupang, O. C., Abidjulu, J. & Siagian, K.V. 2017. Uji Daya Hambat Ekstrak
Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap Pertumbuhan Candida
albicans secara In Vitro. Journal e-GiGi. 5(1):1-6.
Sing, S.D.J., Krishna, V., Mankani, K.L., Manjunata, B.K., Vidya, S.M. &
Manohara, Y.N. 2005. Efek Analgetik Ekstrak Etanol Daun Tapak Liman
Elephantopus scaber L. Pada Mencit Putih Jantan. Jurnal Farmasi
Hiega. 5(1). 2013
Soemardji, Andreanus A., Ita, N.A. & Nareswari A.D. 2015. Study on Rumput
Mutiara (Hedyotis Corimbosa) Herbs as Medicine. Journal of Medicine
and Health. 1:2;187-199
Srivastava, S., Singh, P., Mishra, G., Jha, K. K. & Khosa, R. L. 2011. Costus
speciosus (Keukand): A review, Der Pharmacia Sinica. 2(1): 118-128.
Suhono, B. & Tim LIPI. 2010. Ensiklopedia Flora. Skripsi. PT Kharisma Ilmu:
Bogor, Bogor.
Susilowati, Agustina., Dian, R.R., Erma, Y., & Nanda, S.N. 2020. Efektifitas Gel
Ekstrak Etanol Daun Asam Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap
Jumlah Fibroblast Pada Proses Penyembuhan Luka Insisi Tikus Jantan
Galur Sprague Dawley. Majalah Farmaseutik. 16(2): 182-187.
Toana, M.H. & Nasir, B. 2010. Studi Bioaktif dan Isolasi Senyawa Bioaktif
Tumbuhan Euphorbia tirucalli (Euphorbiaceae) sebagai Insektisida
Botani Alternatif. Journal Agroland. 17(1): 47-55.
Trisia, Adelgrit., Regina, P. & Angeline, N.T. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Kalanduyung (Guazuma ulmifolia Lam.) Terhadap
Pertumbuhan Staphylococcu aureus dengan Metode Difusi Cakram
(Kirby-Bauer). Anterior Jurnal. 17(2): 136-143.
Ujan, Katarina Kewa., Wayan, S. & Made, M. 2019. Terapi Ekstrak Daun Jambu
Biji (Psidium guajava L.) Terhadap Penyembuhan Diare pada Sapi Bali.
Indonesia Medicus Veterinus. 8(4):474-484.
Ulya, N., Endharti, A. T. & Setyohadi, R. 2014. Uji Daya Anthelmintik Ekstrak
Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) Sebagai
Anthelmintik Terhadap Ascaris suum Secara In Vitro. Majalah
Kesehatan FKUB. 1(3): 130-136
Okta, A.L.M. 2020. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pandan Wangi (Pandanus
amaryllifolius Roxb.) Sebagai Penghambat Pertumbuhan Jamur Candida
albicans. Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.
109
Widhianti, W.D. 2011. Pembuatan Arang Aktif dari Biji Kapuk (Ceiba pentandra
L.) sebagai Absorben Zat Warna Rhodomin B. Skripsi. Universitas
Airlangga, Surabaya.
Yi, Q., Zarina, W.Z., Nurulhidayah, C., Ezany M.Y., Azlina, A. & Suharni, M.
2017. The Antibacterial Properties of Euphorbia tirucalli Stem Extracts
Against Dental Caries Related Bacteria. Journal Med. & Health. 12(1):
34-41.
Yuniarti, Lelly., Miranti. K.D., Uci. A. L. & Tryando, B. 2016. Potensi Ekstrak
Air Daun Sirsak Sebagai Penurun Kolesterol dan Pengendali Bobot
Badan. Acta Veterinaria Indonesiana. 4(2):82-87.
110
LAMPIRAN
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Determinasi
Studi Pustaka
111
Identitas Informan
No Nama Usia Profesi
1 Bu Rusida 47 Tahun Ibu Rumah Tangga
2 Bapak Diwel 55 Tahun Petani
113
1. Kayu Asem
2. Bajakah Tengang