Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Volvox Linnaeus

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Volvox Linnaeus

Gambar 1. Volvox Linnaeus


Volvox Linnaeus adalah sejenis alga hijau yang termasuk dalam genus
Volvox. Genus Volvox adalah salah satu anggota dari filum Chlorophyta, yang juga
dikenal sebagai alga hijau. Volvox Linnaeus memiliki bentuk yang unik dan menarik
karena terdiri dari koloni sel yang terorganisir secara kompleks. Koloni Volvox
Linnaeus terdiri dari ratusan hingga ribuan sel yang diatur dalam bentuk bola
berongga. Menurut Nurafni dan Taufik (2022), sel-sel Volvox biasanya membentuk
koloni berbentuk bola yang terdiri dari ratusan sel dan bergerak bersama untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya. Lebih dari sekadar memindahkan satu koloni, dua
koloni Volvox yang menempel dapat bergerak bersama. Setiap sel dalam koloni ini
disebut sebagai zooid. Zooid memiliki dinding sel yang kuat dan transparan, yang
membentuk bola atau koloni bulat. Pada bagian luar bola, terdapat sel-sel flagelat
yang disebut somatogonium, yang membantu gerakan koloni secara kolektif.
Koloni Volvox Linnaeus, terdapat sejumlah besar zooid yang terdiferensiasi.
Beberapa zooid berfungsi sebagai sel reproduksi, menghasilkan sel kelamin jantan
dan betina. Selain itu, terdapat juga zooid yang berperan dalam menyediakan
perlindungan dan dukungan struktural untuk koloni.

A. Karateristik Volvox Linnaeus


1. Bentuk dan Struktur: Volvox Linnaeus berbentuk bola berongga yang terbuat
dari banyak sel yang tersusun secara teratur. Sel-sel ini membentuk lapisan
dinding sel yang transparan dan kuat. Terdapat sel-sel somatogonium yang
memiliki flagela untuk pergerakan.
2. Koloni Sel: Volvox Linnaeus terdiri dari koloni sel yang terhubung satu sama
lain. Setiap sel dalam koloni disebut zooid. Zooid memiliki struktur yang mirip
dengan individu tunggal, termasuk nukleus, kloroplas, dan flagela. Koloni ini
bisa terdiri dari ratusan hingga ribuan zooid.
3. Gerakan Koordinatif: Zooid dalam koloni Volvox Linnaeus memiliki flagela
yang berputar secara bersama-sama, memungkinkan gerakan koloni secara
kolektif. Gerakan ini memungkinkan Volvox Linnaeus bergerak maju atau
berputar dalam air.
4. Reproduksi Seksual dan Aseksual: Volvox Linnaeus mengalami reproduksi
seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui produksi sel kelamin
jantan dan betina. Sel-sel jantan mengeluarkan sperma yang membuahi sel
betina, membentuk zigot yang berkembang menjadi individu baru. Reproduksi
aseksual terjadi melalui pembelahan sel dalam koloni, menghasilkan individu
baru yang identik dengan induknya. Menurut Nozaki et al. (2022), alga
Volvocine, terutama spesies Volvox adalah model evolusi dimorfisme seksual
dan sistem perkawinan. Beberapa spesies Volvox adalah spesies heterothallic,
di mana genotipe yang berbeda menghasilkan telur atau sperma, sementara
yang lain adalah spesies homothallic dengan genotipe tunggal yang
menghasilkan telur dan sperma.
5. Skala Koloni: Volvox Linnaeus dapat membentuk koloni yang cukup besar.
Beberapa spesies Volvox Linnaeus membentuk koloni mikroskopis, sementara
yang lain dapat membentuk koloni yang terlihat dengan mata telanjang.
Peran
1. Sumber Makanan: Volvox Linnaeus adalah fitoplankton, yang merupakan
sumber makanan bagi organisme lain dalam rantai makanan perairan.
Mereka menyediakan nutrisi penting untuk organisme konsumen seperti
zooplankton, krustasea, dan ikan kecil.
2. Melalui proses fotosintesis, Volvox Linnaeus menghasilkan oksigen yang
penting bagi organisme aerobik di dalam perairan. Oksigen yang dihasilkan
oleh Volvox Linnaeus membantu menjaga tingkat oksigen yang cukup dalam
air, yang mendukung kelangsungan hidup organisme lain di lingkungan
tersebut.
3. Volvox Linnaeus berperan dalam siklus nutrien di perairan. Mengambil
nutrisi seperti nitrogen dan fosfor dari air dan mengubahnya menjadi
biomassa alga. Ketika alga mati atau dikonsumsi oleh organisme lain, nutrisi
tersebut dapat kembali ke ekosistem, mempertahankan keseimbangan
nutrisi yang penting bagi organisme lain.
4. Kehadiran atau kelimpahan Volvox Linnaeus dapat digunakan sebagai
indikator kualitas air. Kondisi perairan yang baik dengan nutrisi yang cukup
seringkali menghasilkan populasi Volvox Linnaeus yang sehat dan
melimpah. Sebaliknya, keberadaan Volvox Linnaeus yang berkurang atau
absen dapat menunjukkan masalah dalam kualitas air, seperti polusi atau
perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan.
5. Volvox Linnaeus juga memiliki nilai penting dalam penelitian ilmiah.
Mereka digunakan sebagai model organisme dalam studi tentang
perkembangan sel, reproduksi, evolusi, dan perilaku kelompok. Volvox
Linnaeus memberikan wawasan tentang mekanisme biologi yang lebih luas
dan dapat membantu dalam pemahaman tentang organisme multiseluler dan
komunikasi seluler.
B. Distribusi Volvox Linnaeus
Volvox Linnaeus adalah genus alga diatom yang memiliki persebaran yang luas
di berbagai wilayah di dunia. Mereka dapat ditemukan di perairan tawar, termasuk
danau, kolam, rawa, sungai, dan genangan air yang dangkal. Beberapa spesies
Volvox Linnaeus juga dapat ditemukan di perairan payau atau laut yang relatif
dangkal. Volvox Linnaeus umumnya ditemukan di perairan tawar seperti danau,
kolam, dan genangan air. Mereka biasanya hidup di dekat permukaan air yang
terpapar sinar matahari. Koloni Volvox Linnaeus adalah organisme aerobik, yang
membutuhkan oksigen untuk bernapas.

C. Klasifikasi Volvox Linnaeus


Kingdom : Plantae
Filum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Volvocales
Famili : Volvocaceae
Genus : Volvox
Spesies : Volvox Linnaeus
Asterionella Hassall

Gambar 2. Asterionella Hassall


Asterionella Hassall memiliki bentuk filamen yang panjang dan ramping,
terdiri dari sel-sel silindris yang membentuk untaian atau filamen yang khas.
Cangkang mereka terbuat dari silika dan memiliki raphe yang mencolok, yaitu
struktur berliku yang berfungsi untuk pergerakan sel dan penempelan pada substrat.
Asterionella Hassall adalah anggota penting dalam komunitas fitoplankton, di
mana mereka melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen serta bahan
organik yang menjadi sumber makanan bagi organisme lain. Asterionella Hassall
adalah spesies diatom Pennate araphid air tawar yang membentuk koloni berbentuk
bintang yang khas. Alga Asterionella uniseluler ini tersebar luas di habitat laut dan
air tawar (Villain et al. 2017.) Mereka juga berperan dalam siklus nutrisi perairan
tawar dengan menyerap nutrien seperti nitrogen dan fosfor. Kehadiran Asterionella
Hassall dapat menjadi indikator kondisi lingkungan perairan, terutama dalam hal
tingkat eutrofikasi atau polusi.

A. Karakteristik Asterionella Hassall


1. Struktur Morfologi: Asterionella Hassall memiliki bentuk filamen yang
panjang dan ramping, dengan sel-sel silindris yang tersusun dalam filamen
yang membentuk untaian. Setiap sel memiliki cangkang atau dinding sel
yang terbuat dari silika, yang memberikan perlindungan dan kekakuan
struktural.
2. Asterionella Hassall memiliki raphe yang mencolok, yaitu struktur berliku
yang terletak pada permukaan sel. Raphe terdiri dari baris raphe dan poros
raphe, yang membantu dalam pergerakan sel di dalam air dan
memungkinkan penempelan pada substrat.
3. Reproduksi: Asterionella Hassall mengalami reproduksi secara aseksual
dengan pembelahan sel. Sel induk membelah membentuk dua sel anak yang
identik dengan sel induknya. Reproduksi seksual juga dapat terjadi dalam
kondisi tertentu, di mana sel-sel jantan dan betina menggabungkan materi
genetik mereka untuk membentuk zigot.
4. Asterionella Hassall dapat merespons perubahan lingkungan dengan cepat.
Mereka biasanya meningkat dalam populasi saat kondisi lingkungan
mendukung pertumbuhan yang melimpah, seperti peningkatan nutrisi di
perairan. Oleh karena itu, mereka sering digunakan sebagai indikator dalam
penilaian kualitas air dan studi ekologis.
5. Genus Asterionella memiliki beberapa spesies yang dapat memiliki
perbedaan dalam ukuran, bentuk, dan struktur cangkang. Perbedaan ini
memungkinkan identifikasi spesies yang lebih spesifik melalui analisis
mikroskopis dan taksonomi diatom.

Peran
1. Melalui proses fotosintesis, Asterionella Hassall menghasilkan oksigen.
Oksigen yang dihasilkan oleh alga ini penting bagi organisme lain di dalam
ekosistem air, termasuk organisme aerobik seperti ikan dan makhluk hidup
lainnya.
2. Asterionella Hassall adalah fitoplankton, yang berarti mereka merupakan
sumber makanan bagi organisme konsumen dalam rantai makanan perairan.
Zooplankton dan hewan lainnya memakan Asterionella Hassall untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
3. Asterionella Hassall berperan dalam siklus nutrien di ekosistem air tawar.
Mereka dapat menyerap dan memproses nutrien seperti nitrogen dan fosfor
dari air. Ketika Asterionella Hassall mati atau dimakan oleh organisme lain,
nutrien tersebut dilepaskan kembali ke lingkungan, menjaga keseimbangan
nutrien yang penting bagi organisme lain.
4. Kehadiran Asterionella Hassall dapat digunakan sebagai indikator kualitas
air. Kondisi perairan yang baik dengan nutrisi yang cukup dapat
menyebabkan pertumbuhan yang melimpah dari Asterionella Hassall.
Namun, peningkatan yang berlebihan dapat mengindikasikan masalah
polusi atau perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan.
5. Asterionella Hassall menghasilkan cangkang sel yang terbuat dari silika.
Sel-sel ini dapat berkontribusi pada sedimen di dasar perairan dan
membentuk lapisan geologis yang disebut diatomit atau batu serbuk.

B. Distribusi Asterionella Hassall


Asterionella Hassall adalah genus alga diatom yang umumnya ditemukan
di perairan tawar seperti danau, kolam, rawa, dan sungai. Mereka memiliki
distribusi yang luas di berbagai wilayah di dunia dan dapat hidup di berbagai
lingkungan air. Asterionella Hassall dan Mougeotia scalaris mendominasi di
dekat bagian bawah, dengan cahaya di bawah 36 μmol m−2 s−1 (Yang et al.
2015.). (Distribusi Asterionella Hassall dapat bervariasi tergantung pada
kondisi lingkungan, seperti suhu air, kejernihan air, tingkat nutrisi, dan faktor
lainnya. Selain itu, variasi spesies dalam genus ini juga dapat mempengaruhi
distribusi dan preferensi habitat masing-masing spesies.
C. Klasifikasi Asterionella Hassall
Kingdom : Chromista
Filum : Bacillariophyta (diatom)
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centrales
Famili : Asterionellaceae
Genus : Asterionella
Spesies : Asterionella Hassall
DAFTAR PUSTAKA

Nozaki, H., Mahakham, W., Heman, W., Matsuzaki, R. dan Kawachi, M. 2022.
Morphology, mating system and taxonomy of Volvox africanus
(Volvocaceae, Chlorophyceae) from Thailand. Botanical Studies, 63(1): 1-
10.
Nurafni, S. dan Taufik, I. 2022. Qualitative Modelling the Dancing Volvox with
Two-Body System: Comparing Simple Mechanics with Observation Video.
In Journal of Physics: Conference Series, 2243(1) : 1-11
Villain, A., Kojadinovic, M., Puppo, C., Prioretti, L., Hubert, P., Zhang, Y., Gerald,
G., Alain, R., Celine, R., Jean, M. C., Brigitte, G. dan Guillaume, B. 2017.
Complete mitochondrial genome sequence of the freshwater diatom
Asterionella formosa. Mitochondrial DNA Part B, 2(1): 97-98.
Yang, S., Jin, W., Wang, S., Hao, X., Yan, Y., Zhang, M., dan Zheng, B. 2015.
Chlorophyll Ratio Analysis Of The Responses Of Algae Communities To
Light Intensity In Spring And Summer In Lake Erhai. Environmental Earth
Sciences, 74: 3877-3885.

Anda mungkin juga menyukai