Esay Profesionalisme Prajutrit TNI AD - Letkol Dwi Santoso
Esay Profesionalisme Prajutrit TNI AD - Letkol Dwi Santoso
Esay Profesionalisme Prajutrit TNI AD - Letkol Dwi Santoso
Dalam upaya mewujudkan pertahanan negara yang tangguh tidak terlepas dari
upaya membangun dan memperkuat pertahanan negara secara berkesinambungan, baik
pertahanan militer untuk mengatasi ancaman militer maupun pertahanan nirmiliter untuk
mengatasi ancaman nonmiliter. Fungsi pertahanan militer diemban oleh TNI sebagai
komponen utama yang didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung,
diimplementasikan melalui mobilisasi dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP). Dalam
pelaksanaan tugas, TNI dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah
ketersediaan dan keunggulan dalam hal Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista). Alutsista
merupakan alat peralatan sistem senjata beserta pengawakan, perlengkapan dan sarana
pendukungnya yang dipergunakan untuk pelaksanaan tugas pokok TNI.
modernisasi Alutsista TNI, sehingga terwujudnya prajurit TNI AD yang profesinal dalam
mengawaki Alut Sista TNI AD dan pada akhirnya akan terwujud pertahanan negara yang
tangguh.
Mengalir dari latar belakang di atas, dapat kita temukan bahwa tingkat profesionalitas
prajurit jajaran TNI Angkatan Darat dalam rangka menyongsong modernisasi Alut Sista
harus ditingkatkan, maka dalam penulisan essai ini dapat dirumuskan suatu persoalan yang
menjadi pokok pembahasan dalam yaitu “Bagaimana membangun profesionalisme
prajurit TNI AD khususnya prajurit Batalyon Armed dalam menyongsong
modernisasi Alut Sista TNI Angkatan Darat”
Terkait dengan hal tersebut diatas, maka sebagaiman yang tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pasal 6 ayat (1)
menyebutkan bahwa salah satu fungsi TNI adalah sebagai penangkal terhadap setiap
bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap
kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Sehingga sesuatu yang wajar
apabila TNI terus diperkuat agar mampu melaksanakan tugasnya dengan optimal. Disisi
lain, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2010 tentang Kebijakan
Umum Pertahanan Negara Tahun 2010-2014 menyebutkan bahwa prioritas dan fokus
pengembangan postur pertahanan militer diarahkan pada perwujudan Kekuatan Pokok
Minimum (Minimum Essential Force/MEF) Tentara Nasional Indonesia (TNI), dengan tetap
mengacu pada konsep pengembangan postur ideal TNI yang telah direncanakan dalam
jangka panjang. Pengertian Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF)
adalah suatu standard kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai
prasyarat utama serta mendasar bagi terlaksananya secara efektif tugas pokok dan fungsi
TNI dalam menghadapi ancaman aktual.
Kedua kebijakan tersebut diatas, mengisyaratkan bahwa arah kebijakan TNI dimasa
mendatang yang senantiasa berbenah diri dengan melaksanakan reformasi secara terus
menerus agar tercapai postur ideal TNI sesuai dengan yang diharapkan, sehingga TNI
mampu melaksanakan tugas pokoknya secara optimal dalam rangka mempertahankan
4
Dalam hal ini peran Pusat Pembina Kesenjataan Armed sangatlah mutlak untuk
memberikan saran dan pertimbangan kepada komando atas tentang rencana penempatan
dan pemetaan Alutsista Armed yang disesuaikan dengan tipologi wilayah penugasan dan
tugas pokok satuan. Sebab dalam hal ini timbul satu keyakinan bahwa dimasa yang akan
datang, pasukan yang kecil, berkemampuan manuver yang tinggi, cepat dan lincah akan
mendominasi pertempuran. Sehingga untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas
pokoknya sebaiknya Satuan Armed untuk dilengkapi dengan senjata yang memiliki
karakteristik tersendiri.
Dari semua penjelasan permasalahan di atas pada intinya hanya dapat dipecahkan
dengan kerja keras dan tekad yang sungguh-sungguh untuk membangun kekuatan TNI AD
dimasa mendatang. Dengan adanya peluang tentang kebijakan pemerintah untuk
memodernisasi Alutsista TNI maka disisi lain TNI harus berbenah diri dan menyiapkan diri
sedini mungkin untuk menyongsong modernisasi Alutsista tersebut. Hal ini tentunya tidak
dapat dilaksanakan secara bagian-perbagian melainkan harus secara komprehensif dan
menyeluruh dari level Pimpinan Atas sebagai penentu kebijakan sampai dengan Pimpinan
Lapangan Taktis. Sebagai penentu kebijakan maka Pimpinan di tingkat atas dapat
memulainya dari proses seleksi werving, selanjutnya dididik dan dilatih secara terprogram di
lemdik-lemdik sebelum diserahkan kepada pengguna. Sedangkan untuk level pengguna
atau strata Pimpinan Lapangan Taktis maka kunci utamanya adalah para Komandan
Satuan.
Para Dansat harus selalu berinovasi dan memotivasi anggotanya untuk selalu
berupaya meningkatkan kemampuan profesionalitasnya dihadapkan dengan tuntutan tugas
pokok satuan. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh para Komandan Satuan sebagai
langkah penyiapan awal terhadap peningkatan profesionalitas prajurit antara lain : Pertama,
6
kepada Komando Atas untuk : a) Melanjutkan pelaksanaan revisi piranti lunak guna
meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas organisasi melalui penyempurnaan
peraturan/keputusan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Tentara Nasional Indonesia dan pengembangan sistem berupa pembinaan sistem dan
metode dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi/satuan melalui doktrin, Bujukin
(Buku Petunjuk Induk), Bujukbin (Buku Petunjuk Pembinaan), Bujukops (Buku Petunjuk
Operasi), Bujuklak/min (Buku Petunjuk Pelaksanaan/Administrasi), serta peraturan lainnya;
b) Meningkatkan pembangunan personel TNI dalam rangka mempertahankan kekuatan
yang ada sebagai upaya memenuhi standard TOP (tabel organisasi dan peralatan) DSPP
(daftar susunan personel dan peralatan); c) Meningkatkan kegiatan kepelatihan dan
kesiapan operasional dalam upaya pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan TNI.
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penyiapan kemampuan
profesionalitas prajurit Armed sangat penting artinya dalam rangka menyongsong
modernisasi Alutsista TNI AD, dimana penyiapan kemampuan profesionalitas harus
dilaksanakan secara komprehensif dan menyeluruh baik dari komando atas atau Pimpinan
tertinggi di TNI AD maupun Pimpinan di level bawah yaitu khususnya para komandan
satuan. Penyiapan kemampuan profesionalitas prajurit di satuan adalah menjadi tugas dan
tanggung jawab seorang Komandan satuan. Adapun permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh seorang Dansat dalam pelaksanaannya antara lain: tingkat penguasaan tugas
dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi prajurit yang belum optimal. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh SDM, sarana dan prasarana latihan, motivasi atau dedikasi prajurit dan
lingkungan daerah penugasan prajurit serta tentunya tingkat kesejahteraan prajurit.
Permasalahan lain adalah belum konkritnya informasi tentang proyeksi modernisasi
Alutsista yang akan memperkuat jajaran Armed TNI AD sehingga memengaruhi penyiapan
khususnya bagi kemampuan profesionalitas prajurit.
Untuk dapat meminimalisasikan segala kendala dan hambatan yang ada, maka
diperlukan upaya dan kreativitas seorang Dansat untuk mengatasi permasalahan tentang
penyiapan kemampuan profesionalitas prajurit dalam menyongsong tingkat modernisasi
Alutsista TNI AD dengan jalan melaksanakan rekrutmen kader dengan menyeleksi prajurit-
9
prajurit yang memiliki kemampuan dibidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta penguasaan Bahasa Inggris yang memadai disatuannya, memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada kader-kader tersebut untuk melaksanakan Studi Pustaka,
melaksanakan kegiatan Studi Banding, melibatkan prajurit dalam pelaksanaan latihan-
latihan gabungan dan peningkatan kesejahteraan personel sesuai dengan kemampuan
serta mendorong dan menyarankan kepada komando atas untuk : a) Melanjutkan
pelaksanaan revisi peranti lunak; b) Meningkatkan pembangunan personel TNI sebagai
upaya memenuhi standard TOP (Tabel Organisasi dan Peralatan) DSPP (Daftar Susunan
Personel dan Peralatan); c) Meningkatkan kegiatan kepelatihan dan kesiapan operasional
dalam upaya pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan TNI. Selanjutnya yang
dijadikan atensi adalah mengenai pentingnya untuk membangun kemampuan
profesionalitas prajurit Armed dalam menyongsong modernisasi Alutsista TNI AD melalui
inovasi dan kreativitas para Dansat agar prajurit benar-benar mampu menguasai tugas dan
tanggung jawabnya serta mahir dalam mengoperasionalkan Alutsista modern yang telah
dipertanggungjawabkan kepadanya.
ALUR PIKIR
LANDASAN
KEBUTUHAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ALUTSISTA
TNI AD TUNTUTAN PROFESIONALISME
PRAJURIT
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
KEMILITERAN
GRAND STRATEGY HANNEG NKRI
11
PRAJURIT SATBANPUR
ALUTSISTA SATPUR
ALUTSISTA SATBANPUR
PRAJURIT ARMED ALUTSISTA SATBANMIN
ALUTSISTA SATINTEL
ALUTSISTA SATKOWIL
ALUTSISTA SATBANPUR
ALUTSISTA ARMED
JUDUL :
12
2,. Kondisi alutsista persenjataan Sat Armed saat ini masih sangat terbatas baik
Cannon maupun Meriam baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga diperlukan
adanya modernisasi alat utama sistem persenjataan.