Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Esay Profesionalisme Prajutrit TNI AD - Letkol Dwi Santoso

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MEMBANGUN KEMAMPUAN PROFESIONALITAS PRAJURIT ARMED DALAM

MENYONGSONG MODERNISASI ALUT SISTA ARMED GUNA MEWUJUDKAN


PERTAHANAN NEGARA YANG TANGGUH

Pertahanan negara pada hakikatnya merupakan segala upaya pertahanan yang


bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan
kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka dan
berdaulat. Kesemestaan mengandung makna pelibatan seluruh rakyat dan segenap sumber
daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu
kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.

Dalam upaya mewujudkan pertahanan negara yang tangguh tidak terlepas dari
upaya membangun dan memperkuat pertahanan negara secara berkesinambungan, baik
pertahanan militer untuk mengatasi ancaman militer maupun pertahanan nirmiliter untuk
mengatasi ancaman nonmiliter. Fungsi pertahanan militer diemban oleh TNI sebagai
komponen utama yang didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung,
diimplementasikan melalui mobilisasi dalam Operasi Militer untuk Perang (OMP). Dalam
pelaksanaan tugas, TNI dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah
ketersediaan dan keunggulan dalam hal Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista). Alutsista
merupakan alat peralatan sistem senjata beserta pengawakan, perlengkapan dan sarana
pendukungnya yang dipergunakan untuk pelaksanaan tugas pokok TNI.

Strategi untuk menciptakan pertahanan yang tangguh salah satunya dilakukan


dengkan mengembangkan kekuatan militer melalui modernisasi Alutsista sejalan dengan
berkembangnya berbagai macam dan bentuk ancaman dan penyesuaian terhadap pola
peperangan modern (modern warfare). Namun demikian modernisasi Alutsista tersebut
disamping memerlukan biaya yang sangat besar, memerlukan juga tingkat profesionalisme
prajurit yang mengawaki Alut Sista tersebut.. Oleh karena itu perlu adanya strategi khusus
guna meningkatkan profesionalisme prajurit TNI AD dalam rangka menyonsong
2

modernisasi Alutsista TNI, sehingga terwujudnya prajurit TNI AD yang profesinal dalam
mengawaki Alut Sista TNI AD dan pada akhirnya akan terwujud pertahanan negara yang
tangguh.

Mengalir dari latar belakang di atas, dapat kita temukan bahwa tingkat profesionalitas
prajurit jajaran TNI Angkatan Darat dalam rangka menyongsong modernisasi Alut Sista
harus ditingkatkan, maka dalam penulisan essai ini dapat dirumuskan suatu persoalan yang
menjadi pokok pembahasan dalam yaitu “Bagaimana membangun profesionalisme
prajurit TNI AD khususnya prajurit Batalyon Armed dalam menyongsong
modernisasi Alut Sista TNI Angkatan Darat”

Penulisan esai ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai perlunya


meningkatkan kemampuan profesionalisme prajurit di satuan jajaran TNI Angkatan Darat
dalam menyongsong modernisasi Alut Sista TNI Angkatan Darat. Sedangkan tujuannya
adalah sebagai sumbang pemikiran kepada komando atas dalam menentukan kebijakan
lebih lanjut terkait peningakatan profesionalisme prajurit di satuan jajaran TNI Angkatan
Darat. Penulisan esai ini disusun dengan tata urut sebagai berikut : pendahuluan,
penjelasan, upaya mengatasi masalah ditinjau dari kegiatan intelijen dan penutup.

Secara sistematika pembahasan mengenai membangun profesionalisme prajurit TNI


AD khususnya prajurit Batalyon Armed dalam menyongsong modernisasi Alut Sista TNI
Angkatan Darat, menggunakan metode deskriptif analisis melalui pendekatan studi
kepustakaan serta pengamatan dilapangan. Penulisan esai ini dibatasi pada upaya
meningkatkan kemampuan profesionalitas prajurit di satuan jajaran TNI Angkatan Darat.

Dalam rangka mewujudkan pertahanan negara yang tangguh dapat ditempuh


dengan beberapa strategi, diantaranya dengan memodernisasi Alutsista yang ada. Tujuan
dari modernisasi Alutsista ini adalah untuk mencapai suatu kekuatan pokok komponen
utama TNI dalam menyelenggarakan pertahanan militer. Modernisasi Alutsista sangat perlu
dilakukan dengan beberapa pertimbangan antara lain: pertama, dalam rangka menciptakan
suatu kekuatan pertahanan negara yang mempunyai perbandingan daya tempur yang dapat
3

diandalkan, kedua, dalam rangka mewujudkan perimbangan kekuatan strategis suatu


negara yang memiliki prasyarat kekuatan baik dari segi ekonomi maupun militer, ketiga,
sebagai suatu bentuk realisasi dalam rangka mewujudkan Minimum Essential Force/MEF
komponen utama dalam rangka melaksanakan fungsi negara dibidang pertahanan yang
berdasarkan keputusan politik, keempat, modernisasi Alutsista TNI masih jauh tertinggal
dengan Alutsista negara-negara lain termasuk negara-negara tetangga, sehingga efek
tangkal (deterrent effect) Negara Indonesia dirasakan masih perlu ditingkatkan, Agar tujuan
terebut dapat terlaksana dengan baik, maka dalam pelaksanaanya harus dibarengi dengan
langkah internal dalam tubuh TNI AD yaitu peningkatan terhadap kemampuan atau
profesionalitas prajurit itu sendiri.

Terkait dengan hal tersebut diatas, maka sebagaiman yang tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pasal 6 ayat (1)
menyebutkan bahwa salah satu fungsi TNI adalah sebagai penangkal terhadap setiap
bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap
kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa. Sehingga sesuatu yang wajar
apabila TNI terus diperkuat agar mampu melaksanakan tugasnya dengan optimal. Disisi
lain, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2010 tentang Kebijakan
Umum Pertahanan Negara Tahun 2010-2014 menyebutkan bahwa prioritas dan fokus
pengembangan postur pertahanan militer diarahkan pada perwujudan Kekuatan Pokok
Minimum (Minimum Essential Force/MEF) Tentara Nasional Indonesia (TNI), dengan tetap
mengacu pada konsep pengembangan postur ideal TNI yang telah direncanakan dalam
jangka panjang. Pengertian Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF)
adalah suatu standard kekuatan pokok dan minimum TNI yang mutlak disiapkan sebagai
prasyarat utama serta mendasar bagi terlaksananya secara efektif tugas pokok dan fungsi
TNI dalam menghadapi ancaman aktual.

Kedua kebijakan tersebut diatas, mengisyaratkan bahwa arah kebijakan TNI dimasa
mendatang yang senantiasa berbenah diri dengan melaksanakan reformasi secara terus
menerus agar tercapai postur ideal TNI sesuai dengan yang diharapkan, sehingga TNI
mampu melaksanakan tugas pokoknya secara optimal dalam rangka mempertahankan
4

kedaulatan, keutuhan wilayah dan melindungi keselamatan bangsa. Sebagaimana kita


ketahui bersama bahwa di alam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI
dijelaskan bahwa tugas TNI adalah sebagai alat pertahanan negara yang berfungsi sebagai
penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan
dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa, penindak
terhadap setiap bentuk ancaman dan pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang
terganggu akibat kekacauan keamanan. Sedangkan salah satu tugas TNI AD sesuai pasal
8 UU Nomor 34 Tahun 2004 adalah melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan
pengembangan kekuatan matra darat, dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang
dimiliki termasuk alat peralatan/Alutsista yang ada. Namun disisi lain sebagai salah satu
fungsi teknis militer umum TNI AD, kecabangan Amed mengemban tugas pokok untuk
menyelenggarakan bantuan tembakan utama didarat secara dekat, kontinyu dan tepat pada
waktunya kepada satuan yang dibantu dengan cara menghancurkan dan menetralisir
sasaran yang mengganggu tercapainya tugas satuan yang dibantu dalam rangka
mendukung tugas pokok TNI-AD. Dalam pelaksanaan tugas pokoknya tersebut, Artileri
Medan TNI-AD disiapkan serta ditata secara sistematis dan terpadu melalui pembinaan
kekuatan, pembinaan fungsi dan penggunaan kekuatan secara bertingkat dan berlanjut.
Berdasarkan pada tugas pokok tersebut, maka profesionalitas bukan hanya sebuah kata
pemanis yang hampir selalu digaungkan dalam setiap event, namun profesionalitas benar-
benar merupakan sebuah tujuan sebagai konsekuensi logis dari adanya langkah-langkah
dalam modernisasi Alutsista TNI (khususnya Armed). Dari data dan informasi yang
dikumpulkan di lapangan bahwa ada 2 indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
tingkat profesionalitas prajurit yaitu penguasaan tugas dan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Kedua indikator tersebut merupakan permasalahan yang harus dicarikan
solusi pemecahannya.

Permasalahan penguasaan tugas dan penguasaan Iptek sangat dipengaruhi oleh


SDM, sarana dan prasarana latihan, motivasi atau dedikasi prajurit dan lingkungan daerah
penugasan prajurit serta tentunya tingkat kesejahteraan prajurit. Walaupun motto TNI AD
adalah Prajurit yang dipersenjatai artinya secara tersirat bahwa bagi TNI AD penyiapan
prajurit lebih utama, sehingga senjata apapun yang diberikan nantinya diharapkan para
5

prajurit tersebut mampu menggunakan dan mengoperasionalkannya secara baik. Namun


agar penyiapan prajurit tersebut lebih optimal seyogyanya rencana modernisasi tersebut
harus terpetakan sedini mungkin, sehingga prajurit mampu mempersiapkan diri secara
maksimal ditengah-tengah keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh satuan.

Dalam hal ini peran Pusat Pembina Kesenjataan Armed sangatlah mutlak untuk
memberikan saran dan pertimbangan kepada komando atas tentang rencana penempatan
dan pemetaan Alutsista Armed yang disesuaikan dengan tipologi wilayah penugasan dan
tugas pokok satuan. Sebab dalam hal ini timbul satu keyakinan bahwa dimasa yang akan
datang, pasukan yang kecil, berkemampuan manuver yang tinggi, cepat dan lincah akan
mendominasi pertempuran. Sehingga untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan tugas
pokoknya sebaiknya Satuan Armed untuk dilengkapi dengan senjata yang memiliki
karakteristik tersendiri.

Dari semua penjelasan permasalahan di atas pada intinya hanya dapat dipecahkan
dengan kerja keras dan tekad yang sungguh-sungguh untuk membangun kekuatan TNI AD
dimasa mendatang. Dengan adanya peluang tentang kebijakan pemerintah untuk
memodernisasi Alutsista TNI maka disisi lain TNI harus berbenah diri dan menyiapkan diri
sedini mungkin untuk menyongsong modernisasi Alutsista tersebut. Hal ini tentunya tidak
dapat dilaksanakan secara bagian-perbagian melainkan harus secara komprehensif dan
menyeluruh dari level Pimpinan Atas sebagai penentu kebijakan sampai dengan Pimpinan
Lapangan Taktis. Sebagai penentu kebijakan maka Pimpinan di tingkat atas dapat
memulainya dari proses seleksi werving, selanjutnya dididik dan dilatih secara terprogram di
lemdik-lemdik sebelum diserahkan kepada pengguna. Sedangkan untuk level pengguna
atau strata Pimpinan Lapangan Taktis maka kunci utamanya adalah para Komandan
Satuan.

Para Dansat harus selalu berinovasi dan memotivasi anggotanya untuk selalu
berupaya meningkatkan kemampuan profesionalitasnya dihadapkan dengan tuntutan tugas
pokok satuan. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan oleh para Komandan Satuan sebagai
langkah penyiapan awal terhadap peningkatan profesionalitas prajurit antara lain : Pertama,
6

adalah melaksanakan rekrutmen kader dengan menyeleksi prajurit-prajurit yang memiliki


kemampuan dibidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguasaan
Bahasa Inggris yang memadai di satuannya. Proses rekrutmen kader ini bukan berarti
mengabaikan penyiapan kemampuan profesionalitas prajurit lainnya, melainkan hanya
sebagai wahana untuk memudahkan pencapaian tugas penyiapan kemampuan
profesionalitas prajurit di satuan. Hasil rekrutmen tersebut selanjutnya diberikan
pembekalan dengan memanfaatkan peluang-peluang pendidikan yang tersedia dan
ditawarkan kepada prajurit di satuan yang dapat menunjang penyiapan dan peningkatan
kemampuan SDM prajurit yang bersangkutan. Kedua, adalah dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada kader-kader tersebut untuk melaksanakan studi
pustaka baik secara terpimpin maupun perorangan dengan memanfaatkan layanan internet
dan perpustakaan-perpustakaan yang ada di sekitar satuan. Layanan internet adalah
sesuatu yang mutlak harus difasilitasi oleh satuan dewasa ini. Karena dengan layanan
internet tersebut dapat membuka wawasan prajurit terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sudah semakin maju. Disamping itu, Dansat dapat
menjalin kerja sama dengan pihak atau instansi lain yang menyediakan layanan
perpustakaan umum sehingga prajurit dapat kesempatan yang luas untuk memperluas
wawasan dan ilmu pengetahuannya. Perkembangan Ilpengtek yang berlangsung sangat
cepat merupakan salah satu bagian terpenting dan tidak dapat dipisahkan dari perubahan
lingkungan, serta memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan dan pelaksanaan
tugas-tugas militer. Aplikasi teknologi modern pada sistem persenjataan menuntut kemauan
yang tinggi dari para prajurit untuk mengikutinya. Keterbukaan informasi melalui teknologi
internet yang begitu besar juga menuntut dimilikinya kebijaksanaan dalam menyikapi
sehingga tidak terjadi kekeliruan pemahaman yang berakibat pada kesalahan dalam
bertindak. Sehingga disisi lain, Dansat harus senantiasa membimbing kemajuan para
prajurit kader tersebut, yang dapat dilakukan dengan metode mentoring, couching dan
counselling. Ketiga, adalah dengan melaksanakan kegiatan studi banding ke satuan-satuan
yang sudah dilengkapi dengan Alutsista sejenis yang sesuai dengan jenis Alutsista yang
direncanakan akan masuk ke satuan tersebut. Sebagai contoh dengan melakukan studi
banding ke satuan-satuan tetangga baik dari lingkungan AD sendiri maupun AL dan AU
sehingga perkembangan Alutsista yang dimiliki oleh satuan tersebut dapat dijadikan
7

sebagai referensi untuk menyiapkan kemampuan profesionalitas prajurit. Keempat, adalah


dengan melibatkan prajurit dalam pelaksanaan latihan-latihan gabungan. Latihan gabungan
baik antar matra maupun negara tetangga akan dapat memberikan manfaat yang besar
bagi peningkatan profesionalitas TNI, khususnya dalam meningkatkan kemampuan
operasional dan pengetahuan dalam mengakses teknologi militer yang lebih maju.
Pelaksanaan latihan gabungan tersebut dapat dijadikan sebagai sarana untuk bertukar
informasi dan berbagi pengalaman diantara prajurit, disamping itu juga sebagai sarana
introspeksi terhadap tingkat atau kualitas profesionalitas antar prajurit. Sehingga program
latihan gabungan tersebut harus benar-benar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
untuk meningkatkan kemampuan profesionalitas prajurit. Kelima, adalah dengan upaya
peningkatan kesejahteraan personel sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan oleh
para Dansat, seperti antara lain mengupayakan terpenuhinya kebutuhan dasar prajurit
melalui peningkatan kesejahteraan dengan memperhatikan pola pembinaan karier prajurit
yang sudah direkrut sebagai prajurit kader tersebut.

Disamping hal tersebut diatas, maka perlu dilaksanakan upaya meningkatkan


terhadap fasilitas perumahan, kesehatan, olahraga dan kesempatan untuk mendapatkan
hak-haknya sebagai prajurit seperti hak cuti dan lain-lain. Sedangkan peningkatan
kesejahteraan prajurit TNI secara konkrit harus melibatkan kebijakan dari pemerintah,
seperti kenaikan gaji, pembangunan fasilitas perumahan dan penyiapan sarana dan
prasarana latihan yang memadai. Dalam pengembangan sarana, prasana, dan fasilitas TNI
dilakukan pembangunan/renovasi asrama dan perumahan dinas/perumahan prajurit,
asrama/barak prajurit, gedung perkantoran, pangkalan, dan fasilitas pemeliharaan sesuai
dengan kemampuan alokasi anggaran yang telah ditetapkan bagi TNI. Masih rendahnya
tingkat kesejahteraan prajurit TNI yang meliputi gaji pokok dan fasilitas bagi prajurit TNI jika
dihadapkan pada tugas-tugas yang diembannya, merupakan salah satu faktor penting yang
dapat memengaruhi tingkat profesionalitas TNI. Disamping itu, belum memadainya jaminan
sosial dan asuransi prajurit TNI berdampak pada kurangnya konsentrasi dalam pelaksanaan
tugas, sehingga pada akhirnya akan mengurangi tingkat profesionalitas prajurit. Selain itu,
upaya Keenam langkah kebijakan yang ditempuh Dansat dalam meningkatkan kemampuan
profesionalitas prajurit juga dapat dilaksanakan dengan mendorong dan menyarankan
8

kepada Komando Atas untuk : a) Melanjutkan pelaksanaan revisi piranti lunak guna
meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas organisasi melalui penyempurnaan
peraturan/keputusan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Tentara Nasional Indonesia dan pengembangan sistem berupa pembinaan sistem dan
metode dalam rangka mendukung tugas pokok organisasi/satuan melalui doktrin, Bujukin
(Buku Petunjuk Induk), Bujukbin (Buku Petunjuk Pembinaan), Bujukops (Buku Petunjuk
Operasi), Bujuklak/min (Buku Petunjuk Pelaksanaan/Administrasi), serta peraturan lainnya;
b) Meningkatkan pembangunan personel TNI dalam rangka mempertahankan kekuatan
yang ada sebagai upaya memenuhi standard TOP (tabel organisasi dan peralatan) DSPP
(daftar susunan personel dan peralatan); c) Meningkatkan kegiatan kepelatihan dan
kesiapan operasional dalam upaya pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan TNI.

Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penyiapan kemampuan
profesionalitas prajurit Armed sangat penting artinya dalam rangka menyongsong
modernisasi Alutsista TNI AD, dimana penyiapan kemampuan profesionalitas harus
dilaksanakan secara komprehensif dan menyeluruh baik dari komando atas atau Pimpinan
tertinggi di TNI AD maupun Pimpinan di level bawah yaitu khususnya para komandan
satuan. Penyiapan kemampuan profesionalitas prajurit di satuan adalah menjadi tugas dan
tanggung jawab seorang Komandan satuan. Adapun permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh seorang Dansat dalam pelaksanaannya antara lain: tingkat penguasaan tugas
dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi prajurit yang belum optimal. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh SDM, sarana dan prasarana latihan, motivasi atau dedikasi prajurit dan
lingkungan daerah penugasan prajurit serta tentunya tingkat kesejahteraan prajurit.
Permasalahan lain adalah belum konkritnya informasi tentang proyeksi modernisasi
Alutsista yang akan memperkuat jajaran Armed TNI AD sehingga memengaruhi penyiapan
khususnya bagi kemampuan profesionalitas prajurit.

Untuk dapat meminimalisasikan segala kendala dan hambatan yang ada, maka
diperlukan upaya dan kreativitas seorang Dansat untuk mengatasi permasalahan tentang
penyiapan kemampuan profesionalitas prajurit dalam menyongsong tingkat modernisasi
Alutsista TNI AD dengan jalan melaksanakan rekrutmen kader dengan menyeleksi prajurit-
9

prajurit yang memiliki kemampuan dibidang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta penguasaan Bahasa Inggris yang memadai disatuannya, memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada kader-kader tersebut untuk melaksanakan Studi Pustaka,
melaksanakan kegiatan Studi Banding, melibatkan prajurit dalam pelaksanaan latihan-
latihan gabungan dan peningkatan kesejahteraan personel sesuai dengan kemampuan
serta mendorong dan menyarankan kepada komando atas untuk : a) Melanjutkan
pelaksanaan revisi peranti lunak; b) Meningkatkan pembangunan personel TNI sebagai
upaya memenuhi standard TOP (Tabel Organisasi dan Peralatan) DSPP (Daftar Susunan
Personel dan Peralatan); c) Meningkatkan kegiatan kepelatihan dan kesiapan operasional
dalam upaya pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan TNI. Selanjutnya yang
dijadikan atensi adalah mengenai pentingnya untuk membangun kemampuan
profesionalitas prajurit Armed dalam menyongsong modernisasi Alutsista TNI AD melalui
inovasi dan kreativitas para Dansat agar prajurit benar-benar mampu menguasai tugas dan
tanggung jawabnya serta mahir dalam mengoperasionalkan Alutsista modern yang telah
dipertanggungjawabkan kepadanya.

Demikian tulisan tentang membangun kemampuan profesionalitas prajurit Armed


dalam menyongsong modernisasi Alutsista TNI AD. Penulis menyadari akan segala
kekurangan dalam tulisan essay ini, sehingga segala kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan serta dengan sepercik harapan semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Medan, 16 Mei 2013


Penilis,

Wahyudi Dwi Santoso


Mayor Arm NRP 1196003972027
10

ALUR PIKIR

LANDASAN

 UU RI NO.3/2002 TTG HANNEG


 UU RI NO.34/2004 TTG TNI
HANNEG  MINIMUM ESSENT AL FORCES
 TEORI PROFESIONALISME
NKRI

 Penguasaan tgs &


Iptek
HANNEG NKRI
HAKEKAT PROFESIONALISME  Sarpras latihan MODERNISASI PROFESIONALISME
ANCAMAN PRAJURIT PRAJURIT TNI AD
 Motivasi atau ALUTSISTA TERWUJUD TANGGUH
NKRI TNI AD dedikasi prajurit
 Tingkat
kesejahteraan prajurit

KEBUTUHAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ALUTSISTA
TNI AD  TUNTUTAN PROFESIONALISME
PRAJURIT
 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
KEMILITERAN
 GRAND STRATEGY HANNEG NKRI
11

Perumusan judul dari proposisi.

PROFESIONALISME PRAJURIT DALAM RANGKA MENYONGSONG MODERNISASI


SISTEM DAN ALUTSISTA TNI AD

PROFESIONALISME PRAJURIT MODERNISASI SISTEM DAN


ALUTSISTA TNI AD

 PRAJURIT SATPUR MODERNISASI ALUTSISTA TNI AD


 PRAJURIT SATBANPUR
 PRAJURIT SATBANMIN
 PRAJURIT SATINTEL
 PRAJURIT SATKOWIL

PRAJURIT SATBANPUR

 ALUTSISTA SATPUR
 ALUTSISTA SATBANPUR
PRAJURIT ARMED  ALUTSISTA SATBANMIN
 ALUTSISTA SATINTEL
 ALUTSISTA SATKOWIL

ALUTSISTA SATBANPUR

ALUTSISTA ARMED

JUDUL :
12

MEMBANGUN KEMAMPUAN PROFESIONALITAS PRAJURIT ARMED DALAM


MENYONGSONG MODERNISASI ALUT SISTA TNI ARMED GUNA MEWUJUDKAN
PERTAHANAN NEGARA YANG TANGGUH
Perumusan judul disertai alasan.

Penentuan judul “MEMBANGUN KEMAMPUAN PROFESIONALITAS PRAJURIT


ARMED DALAM MENYONGSONG MODERNISASI ALUT SISTA ARMED GUNA
MEWUJUDKAN PERTAHANAN NEGARA YANG TANGGUH” atas dasar alasan sebagai
berikut :

1. Keberadaan Satbanpur/Bantem Armed dalam mendukung tugas pokok TNI AD


dalam pemberian bantuan tembakan terhadap Satpur sangat penting, mengingat dalam
setiap operasi tempur maupun non tempur dukungan Bantem Armed sangat diperlukan.

2,. Kondisi alutsista persenjataan Sat Armed saat ini masih sangat terbatas baik
Cannon maupun Meriam baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga diperlukan
adanya modernisasi alat utama sistem persenjataan.

3. Melalui modernisasi alutsista Armed diharapkan dapat terwujud profesionalisme


prajurit satuan Armed.

Anda mungkin juga menyukai