Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Siteplan Patii

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 88

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Perbaikan dan Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Baku


Embung Sugiharjo (Lanjutan) Kab. Pati

DINAS PU SUMBER DAYA AIR DAN PENATAAN RUANG


PROVINSI JAWA TENGAH
BIDANG IRIGASI DAN AIR BAKU
TAHUN ANGGARAN 2022
KERANGKA ACUAN KERJA

A. LATAR BELAKANG
Kegiatan pertanian memiliki peran fungsi strategis bagi masyarakat yang bercorak
agraris dimana sebagian besar penduduknya mengandalkan sektor pertanian untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Sehingga lahan irigasi tidak hanya memiliki
nilai ekonomis, bahkan secara filosofis lahan irigasi memiliki nilai religius yang sangat
sentral. Untuk menjaga dan mengoptimalkan lahan pertanian diperlukan dukungan
secara infrastruktur yang memadai serta pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia
dengan konsep keseimbangan lingkungan dan dikelola secara modern.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan pekerjaan Perbaikan dan Pembangunan Prasarana dan Sarana Air
Baku Embung Sugiharjo (Lanjutan) Kab. Pati adalah agar tampungan air baku terjaga dan
terpenuhi sesuai dengan syarat teknis sehingga berdampak pada terjaganya layanan air
irigasi sesuai dengan pola tanam dan tata tanam yang telah di sepakati dan disahkan oleh
Bupati.

C. PRODUK YANG DIHASILKAN


Produk yang dihasilkan pelaksanaan pekerjaan Perbaikan dan Pembangunan Prasarana
dan Sarana Air Baku Embung Sugiharjo (Lanjutan) Kab. Pati dengan target fisik sebagai
berikut :
- Rehabilitasi Embung : 1 (satu) buah

D. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan Perbaikan dan Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Baku Embung
Sugiharjo (Lanjutan) Kab. Pati terletak di Desa Sugiharjo, Kecamatan Sugiharjo,
Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah.

E. PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN


Pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pekerjaan Perbaikan dan
Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Baku Embung Sugiharjo (Lanjutan) Kab. Pati
adalah Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan
Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah dalam hal ini Ir. Rahman Wahyu Adi Kartika, Sp.1
selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom).
F. PERALATAN UTAMA
Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama, antara lain:
Jenis Peralatan Kapasitas Jumlah Keterangan
(unit)
Concrete Mixer ≥ 0,30 m3 3 Milik Sendiri/Sewa Beli/Sewa
Stamper > 1.50 HP 1 Milik Sendiri/Sewa Beli/Sewa
Pompa Air 45 – 55 m3/jam 2 Milik Sendiri/Sewa Beli/Sewa
Alat ukur optik - 1 Milik Sendiri/Sewa Beli/Sewa

Catatan Peralatan:
1) Kepemilikan peralatan utama dapat berupa:
Milik Sendiri dibuktikan dengan bukti Kepemilikan peralatan yaitu STNK, BPKB,
Invoice, kuitansi, bukti pembelian, surat perjanjian jual beli, atau bukti kepemilikan
lainnya. Sewa Beli dibuktikan dengan bukti pembayaran Sewa Beli yaitu surat
perjanjian sewa beli, invoice uang muka, kuitansi uang muka, angsuran atau bukti
sewa beli lainnya. Sewa kepada pihak lain dibuktikan dengan perjanjian Sewa beserta
bukti kepemilikan/ penguasaan peralatan dari pemberi sewa berupa bukti
kepemilikan peralatan dari pemberi sewa yaitu STNK, BPKB, invoice, kuitansi, bukti
pembelian, sura perjanjian jual beli atau bukti penguasaan peralatan pemberi sewa.
2) Selama pelaksanaan konstruksi Penyedia Jasa wajib menyediakan dan/atau
menambah peralatan dan perlengkapan sesuai kebutuhan untuk percepatan
penyelesaian pekerjaan (diluar jenis dan/atau jumlah yang telah dipersyaratkan
dalam KAK), dengan kapasitas dan jumlah yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa.

G. PERSONIL MANAJERIAL
Personel manajerial yang dipersyaratkan sebagai berikut:

Jabatan Personel Sertifikat Kompetensi Pengalaman Kerja Jumlah


Manajerial Kerja Minimal (Tahun) (Orang)

Pelaksana SKT Pelaksana Lapangan 2 1


Pekerjaan Jaringan Irigasi
(TS-030); atau
SKT Pelaksana Saluran
Irigasi (TS-031); atau
SKT Pelaksana Bangunan
Irigasi (TS-032)
Petugas Keselamatan Sertifikat Petugas 0 1
Konstruksi/Ahli K3 Keselamatan Konstruksi,
Catatan Personel:
1) Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau
referensi kerja dari Pejabat Penandatangan Kontrak.
2) Pengalaman yang disampaikan tanpa melampirkan daftar riwayat pengalaman kerja
atau referensi maka tidak dapat dihitung sebagai pengalaman.
3) Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan
konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).
4) Pengalaman kerja yang dinilai adalah pengalaman kerja setelah personel lulus
pendidikan minimal sesuai persyaratan untuk memperoleh SKA/SKT sesuai yang
disyaratkan dalam LDP.
5) Penilaian Pengalaman Manajer Pelaksana/Proyek dan Manajer Teknis serta
pelaksana dilakukan terhadap pengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi;
6) Penilaian pengalaman Petugas Keselamatan Konstruksi/Ahli K3 Konstruksi dilakukan
terhadap pengalaman keterampilan/keahlian K3 dalam melaksanakan pekerjaan
konstruksi;
7) Penilaian pengalaman manajer keuangan dilakukan terhadappengalaman mengelola
keuangan;
8) Perhitungan pengalaman personel manajerial ditentukan berdasarkan:
(a) Daftar riwayat pengalaman kerja; atau
(b) Referensi kerja dari Pejabat yang Penandatangan Kontrak.

H. PERSYARATAN KUALIFIKASI PERUSAHAAN


1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang
diterbitkan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dengan kualifikasi usaha, klasifikasi
dan subklasifikasi sesuai tersebut pada Sertifikat Badan Usaha (SBU), yang masih
berlaku sekurang – kurangnya sampai dengan batas akhir pemasukan penawaran;
2. Memiliki SBU dengan Kualifikasi Usaha Kecil, Klasifikasi Bangunan Sipil dan
Subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam dan
Prasaran Sumber Daya Air Lainnya (SI-001) yang diterbitkan LPJK atau Kualifikasi
Usaha Pekerjaan Konstruksi KBLI Konstruksi Jaringan Irigasi dan Drainase
(BS004) atau Konstruksi Bangunan Prasarana Sumber Daya Air (BS010) dan
masih berlaku sekurang – kurangnya sampai dengan batas akhir pemasukan
penawaran. Perusahaan memiliki pengalaman untuk pekerjaan sejenis (SI-001) dan
memiliki kinerja baik.
I. MASA BERLAKUNYA PENAWARAN
Masa berlaku penawaran selama 60 (enam puluh) hari kalender sejak batas akhir
pemasukan Dokumen Penawaran.

J. WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
terhitung sejak tanggal penandatanganan Kontrak antara Pejabat Penandatangan Kontrak
dengan Penyedia.

K. MASA PEMELIHARAAN
Masa Pemeliharaan berlaku selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung
sejak Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).

L. SPESIFIKASI TEKNIS
Sesuai dengan spesifikasi teknis terlampir.

M. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RESIKO


KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI

Penyedia Jasa diminta melakukan Identifikasi Bahaya, Penilaian Resiko dan Penetapan
Pengendalian Resiko Keselamatan Kerja Konstruksi untuk pekerjaan Beton K.125 yaitu
dengan identifikasi bahaya berupa :
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1 Beton K.175 Terjadi gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara
umum,
Terjadi insiden kaki tertimpa alat ketika sedang
mengangkat atau menempatkan alat,
Terjadi insiden akibat kesalahan pada saat mengoperasikan
alat concrete mixer (terkena rantai, roda pemutar, mata
terkena percikan bahan campuran, dll) dan gangguan pada
pendengaran akibat suara concrete mixer pada saat
mencampur semen, agregat dan air,
Terjadi insiden terpeleset di saluran saat melakukan
pengecoran.

N. SUMBER DANA
Sumber dana APBD Provinsi Jawa Tengah, DPA-SKPD Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya
Air dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2022.
- Program: 1.03.02. Program Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA).
- Kegiatan: 1.03.02.1.01 Pengelolaan SDA dan Bangunan Pengaman Pantai pada Wilayah
Sungai Lintas Daerah Kabupaten/Kota
- Sub Kegiatan: 1.03.02.1.01.02.1.01.21 Rehabilitasi Embung dan Penampungan Air
Lainnya

Kode Rekening
5.2. Belanja Modal.
5.2.4 Belanja Modal Jalan, Jaringan dan Irigasi
5.2.4.2 Belanja Modal Bangunan Air
5.2.4.2.6 Belanja Modal Bangunan Air Bersih/Air Baku
5.2.4.2.6.1.01 Belanja Modal Bangunan Waduk Air Bersih/Air Baku

Pagu anggaran sesuai dengan DPA adalah sebesar Rp. 1.441.000.000,00 (Satu milyar empat
ratus empat puluh satu juta rupiah) dengan jenis kontrak Harga Satuan (unit price).
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
sebesar Rp. 1.440.977.947,59 (Satu milyar empat ratus empat puluh juta sembilan ratus
tujuh puluh tujuh ribu sembilan ratus empat puluh tujuh rupian lima puluh sembilan sen)
termasuk PPN, sumber dana APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2022.

O. KETERSEDIAN ANGGARAN
Terkait ketersediaan anggaran, apabila dana dalam dokumen anggaran yang telah
disyahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DIPA/DPA Tahun Anggaran,
maka pengadaan barang jasa dapat dibatalkan dan pihak Penyedia Jasa tidak dapat
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
Semarang, Februari 2022

Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku


Dinas PU SDA TARU Provinsi Jawa Tengah
selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(PPKom)

Ir. RAHMAN WAHYU ADI KARTIKA, Sp.1.


Pembina Tingkat I
NIP. 19650216 199303 1 008
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENAMBAHAN PERALATAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Alamat :
Nama Perusahaan :
Jabatan :
No. NPWP :
No. KTP :
Nama Pekerjaan :
Nama Kegiatan :

Menyatakan bersedia menambah peralatan menambah peralatan dan perlengkapan sesuai kebutuhan untuk
percepatan penyelesaian pekerjaan (diluar jenis dan/atau jumlah yang telah dipersyaratkan dalam KAK),
dengan kapasitas dan jumlah yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

…………………………., …………………. 2022


Yang Menyatakan

Materai
10000

……………………………………………………….
Direktur
SURAT PERNYATAAN TIDAK MENUNTUT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Alamat :
Nama Perusahaan :
Jabatan :
No. NPWP :
No. KTP :
Nama Pekerjaan :
Nama Kegiatan :

Menyatakan tidak akan menuntut kepada PPKom Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan
Ruang Provinsi Jawa Tengah dan/atau POKJA Pengadaan Barang dan Jasa Provinsi Jawa Tengah apabila pada
saat proses tender dan setelah ditetapkan sebagai pemenang tender terjadi
Penundaaan/Pembatalan/Perubahandan Anggaran oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

…………………………., …………………. 2022


Yang Menyatakan

Materai
10000

……………………………………………………….
Direktur
RINGKASAN DATA PAKET PEKERJAAN
1. Data Paket Pekerjaan
a. Nama Paket Pekerjaan : Perbaikan dan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Air Baku Embung Sugiharjo (Lanjutan) Kab. Pati
b. Program : Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
c. Kegiatan : Pengelolaan SDA dan Bangunan Pengaman Pantai
pada Wilayah Sungai Lintas Daerah Kabupaten/Kota
d. Sub Kegiatan : Rehabilitasi Embung dan Penampungan Air Lainnya
e. No. DPA : 00363/DPA/2022; Tanggal 15 Desember 2021020
f. Lokasi Detail Pekerjaan : Embung Sugiharjo (Lanjutan), Desa Sugiharjo , Kec.
Sugiharjo, Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.
g. Pagu Anggaran : Rp. 1.441.000.000,00 -
h. Durasi Pekerjaan : 180 hari kalender
i. RAB : Rp. 1.440.977.875,14 -
j. Jenis Kontrak : Harga Satuan
k. Klasifikasi Jasa Konstruksi : Jasa Pelaksana Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan,
Dam dan Prasarana Sumber Daya Air Lainnya (SI001)
atau Kualifikasi Usaha Pekerjaan Konstruksi KBLI
Konstruksi Jaringan Irigasi dan Drainase (BS004)
atau Konstruksi Bangunan Prasarana Sumber Daya
Air (BS010)
2. Data Pengguna Anggaran
a. Nama Lengkap : Ir. SR. EKO YUNIANTO, SP.1
b. NIP : 19640601 199302 1 002
c. Pangkat/golongan : Pembina Utama Muda/IVc
d. Jabatan Kedinasan : Kepala Dinas PU SDA TARU Provinsi Jawa Tengah
e. Alamat : Jl. Madukoro Blok AA-BB Semarang
f. Telp./Fax : 024-7608201/ 024-7612334
g. Website : http://pusdataru.jatengprov.go.id
h. Email : pusdataru@jatengprov.go.id
3. Data Pejabat Pembuat Komitmen
a. Nama Lengkap : Ir. RAHMAN WAHYU ADI KARTIKA, Sp.1
b. NIP : 19650218 199303 1 008
c. Pangkat/golongan : Pembina Tingkat I/IV b
d. Jabatan Kedinasan : Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku
Dinas PU SDA TARU Provinsi Jawa Tengah
e. Alamat : Jl. Madukoro Blok AA-BB Semarang
f. Keputusan Penunjukan KPA : Nomor : 911/43/2021
Tanggal : 4 Januari 2021
Semarang, Februari 2022

Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku


Dinas PU SDA TARU Provinsi Jawa Tengah
selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(PPKom)

Ir. RAHMAN WAHYU ADI KARTIKA, Sp.1.


Pembina Tingkat I
NIP. 19650216 199303 1 008
SPESIFIKASI TEKNIS

I. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan perbaikan dan pembangunan prasarana dan sarana air baku Embung Sugiharjo
Kab. Pati terletak di Desa Sugiharjo, Kecamatan Sugiharjo, Kabupaten Pati Provinsi Jawa
Tengah.

II. RUANG LINGKUP KONTRAK


Pekerjaan konstruksi meliputi rehabilitasi jaringan air baku , tubuh embung 1 buah.

III. PEKERJAAN PERSIAPAN

A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi


Penyedia Jasa Konstruksi diminta melakukan penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) Konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan
pemindahan bahan material, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses pelaksanaan
konstruksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah keselamatan kerja dan perlindungan
kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh pengguna jasa.
Penyedia Jasa Konstruksi mempunyai tugas dan tanggung jawab:
1. Menyampaikan RK3K yang memuat seluruh kegiatan dalam pekerjaan yang akan
dilaksanakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
2. Menugaskan Ahli K3 Konstruksi untuk pekerjaan yang mempunyai Tingkat Potensi Bahaya
K3 Tinggi atau Petugas K3 Konstruksi untuk paket pekerjaan dengan Tingkat Potensi
Bahaya K3 Rendah.
3. Melaporkan kepada PPK dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan setempat tentang
kejadian berbahaya, kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dalam
bentuk laporan bulanan;
4. Menindaklanjuti surat peringatan yang diterima dari Direksi Pekerjaan;
5. Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja apabila tidak
menyelenggarakan SMK3 Konstruksi Bidang PU sesuai dengan RK3K;
6. Mengikutsertakan pekerjanya dalam program perlindungan tenaga kerja selama kegiatan
pekerjaan konstruksi;
7. Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
- Tempat kerja;
- Peralatan kerja;
- Cara kerja;
- Alat Pelindung Kerja;
- Alat Pelindung Diri;
- Rambu-rambu; dan
- Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K.
Semua keamanan, pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan,
antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran
sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa
Konstruksi atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi. harus bertanggung jawab terhadap semua

1
keamanan dan kesehatan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya
sudah termasuk dalam harga kontrak.
Penyedia Jasa Konstruksi supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan organisasinya
yang diserahkan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan. Sistim pengawasan
keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan
dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan. Sistim pengawasan
keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang pada
hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang
dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa
Konstruksi hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-langkah
pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

B. Survey dan Pengukuran

1. Bench Marks
Bench Mark merupakan tanda dasar untuk kegiatan konstruksi yang terletak berdekatan
dengan pekerjaan seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah
didasarkan pada titik tetap utama. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik
referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi
bersama konsultan pengawas harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas ketelitiannya.
Direksi Pekerjaan tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu
juga dengan titik referensinya. Penyedia Jasa Konstruksi perlu mendirikan Bench Mark
tambahan sementara untuk kemudahannya, setiap Bench Mark sementara yang didirikan,
rencana dan tempatnya harus disetujui oleh Konsultan Supervisi dan diketahui oleh Direksi
Pekerjaan.

2. Peralatan Untuk Pengukuran


Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk
dipakai sendiri dan disetujui Direksi Pekerjaan. Alat dan perlengkapan itu harus baik dan
layak dipakai dan sebelumnya harus di check oleh Direksi Pekerjaan dan harus diganti jika
hilang atau rusak.
Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik Penyedia Jasa Konstruksi.
Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk memungkinkan
Pengguna Jasa menilai mutu daripada alat-alat dan perlengkapan yang akan disediakan
Penyedia Jasa Konstruksi. Alat-alat dan perlengkapan itu tidak boleh ditukar dalam waktu
pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijin atau perintah Direksi Pekerjaan.

3. Pelaksanaan Survey Dan Pengukuran


a. Sebelum melakukan pekerjaan survey dan pengukuran, maka pihak Penyedia Jasa
Konstruksi diminta untuk mengajukan request kepada Direksi Pekerjaan untuk
pekerjaan pengukuran ini.
b. Penarikan/penentuan titik-titik elevasi dilakukan dari patok elevasi yang telah disetujui/
ditentukan oleh Direksi. Jika tidak ada patok elevasi yang dapat dipakai, biasa
digunakan elevasi lokal yang dipindahkan ke Patok Bantu Elevasi (PBE) dari ukuran
4/6, dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c. Semua alat ukur topografi yang digunakan harus dikalibrasi dan disetujui oleh Direksi.
Pada saat pelaksanaan pengukuran alat ukur har us dilindungi dari terik matahari/hujan.

2
d. Semua pemasangan Patok Bantu Elevasi (PBE) harus diikatkan pada titik atau
diletakkan pada bangunan yang sifatnya tetap/tidak berubah.
e. Identifikasi PBE harus dilakukan agar fungsi patok tersebut dalam pekerjaan
pengukuran mudah digunakan. Pekerjaan ini diantaranya meliputi : pemberian nomor,
pengecatan dan pemberian catatan lain yang perlu, sehubungan dengan jenis pekerjaan
pengukuran yang dilakukan.

4. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Apabila
terjadi keraguan dari Penyedia Jasa Konstruksi kebenaran dari muka tanah, sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja, Penyedia Jasa Konstruksi
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan secara tertulis untuk
menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah, Penyedia Jasa
Konstruksi akan mengukur dan mengambil ketinggian lokasi pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau referensi yang disetujui Konsultan Pengawas.

C. Persiapan Lahan
Jika tidak ditentukan lain oleh direksi pekerjaan, setelah kontrak ditandatangani sebelum
memulai pelaksanakan pekerjaan, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi rencana pelaksanaan
pekerjaan bersama pihak direksi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi dan konsultan
pengawas. Selama kegiatan sosialisasi disampaikan gambaran rencana selama masa
pelaksanaan pekerjaan kepada masyarakat, tokoh masyarakat sekitar, aparatur serta pihak –
pihak terkait lainnya. Masukan dan hal-hal yang perlu dicermati pada saat sosialisasi
selanjutnya dituangkan dalam berita acara yang telah disepakati bersama untuk menunjang
kelancaran selama pelaksanaan pekerjaan dikemudian hari.
Area lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Direksi Pekerjaan dan bebas biaya pembebasan tanah. Penyedia
Jasa Konstruksi sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada lokasi seperti
pada gambar atau seperti petunjuk Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa Konstruksi hendaknya
membatasi kegiatan peralatan dan tenaga kerja pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk
arah jalan masuk yang disetujui Konsultan Supervisi beserta Direksi Pekerjaan sehingga
mengurangi kerusakan dan apabila terjadi kerusakan wajib memperbaiki.
Sebelum pekerjaan diterima oleh Direksi Pekerjaan, tanah harus dikembalikan ke keadaan
semula. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab langsung kepada Direksi Pekerjaan
untuk semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
Direksi Pekerjaan atau orang lain. Penyedia Jasa Konstruksi mengganti kerugian terhadap
semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak.

1. Jalan Masuk ke Daerah Kerja


a. Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang
berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek. Sedangkan
jalan masuk menuju lokasi pekerjaan dari jalan yang sudah ada, khususnya untuk
pengadaan / mendatangkan alat-alat besar Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengupayakan sendiri dimana dalam hal ini diperlukan penyiapan lahan. Sedangkan
untuk panjang dan lebarnya mengikuti kebutuhan yang diperlukan atas bebannya
sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan
Pekerjaan.

3
b. Penyedia Jasa Konstruksi hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung
jawab terhadap kerusakan akibat pembangunan jalan tersebut.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki jalan dan memperlebar jalan yang ada,
memperbaiki dan memperkuat jembatan beton (bila ada) sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.
d. Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa Konstruksi untuk dikerjakan
hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan konsultan pengawas dan
direksi pekerjaan dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan pemerintah setempat dan
atau badan swasta.
e. Penyedia Jasa Konstruksi dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh
Direksi Pekerjaan untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia Jasa
Konstruksi membutuhkan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan. Dalam hal ini
Penyedia Jasa Konstruksi diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi
Pekerjaan jauh sebelumnya, sehingga rencana tambahan pembebasan tanah dapat
dilakukan.
f. Direksi Pekerjaan tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi selama pelaksanaan
pekerjaan. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi membutuhkan jalan lain yang tidak
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, maka harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi atas bebannya sendiri dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah
termasuk dalam Harga Kontrak.

2. Kantor Lapangan Dan Gudang


Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan (bisa sewa) bangunan untuk kantor lapangan
dan gudang sekurang-kurangnya yang dilengkapi dengan peralatan secukupnya, termasuk
peralatan Laboratorium Lapangan dll.
Penyedia Jasa Konstruksi supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang
cukup untuk kantor Penyedia Jasa Konstruksi, pemondokan pekerja, barak, gudang logistik
dan tempat lainnya didaerah kerja. Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung
Penyedia Jasa Konstruksi.

3. Penyediaan Air Kerja dan Sarana Lainnya


Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan air kerja dilokasi pekerjaan yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyiapkan sarana
pelengkap untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, misalnya plastik/terpal pelindung untuk
melindungi tanah untuk bahan timbunan maupun tanah yang sudah ditimbun dan dipadatkan
agar terbebas dari kelebihan kandungan air akibat adanya hujan maupun yang lain serta
menyiapkan pompa air yang dilengkapi spreyer guna pembasahan tanah bahan timbunan
tanah sehingga kandungan air dalam tanah bahan timbunan optimum sebagaimana yang
telah direkomendasikan oleh Laboratorium.

4. Bahan Peledak dan Bahan Bakar Minyak (BBM)


a. Penyedia Jasa Konstruksi hendaknya membuat peraturan dalam hal pelaksanaan
kegiatan mengangkut, menyimpan/mengendalikan bahan peledak dan bahan bakar
minyak seaman mungkin untuk melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan
peraturan keamanan yang berlaku.

4
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus memiliki semua Surat Keterangan yang diperlukan dan
membayar semua biaya yang diperlukan untuk pemindahan bahan peledak dan bahan
bakar dari suatu tempat ke tempat lainnya dan menyimpan dengan baik seperti semula.
c. Penyedia Jasa Konstruksi berkewajiban menyediakan dan memasang sistim peringatan
yang cukup serta memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya yang
mungkin timbul sehubungan dengan bahan peledak.
d. Penyedia Jasa Konstruksi harus yakin bila hendak mengeluarkan bahan peledak bahwa
daerah yang akan diledakkan benar-benar kosong dari semua penduduk, orang jalan kaki
dan lalu lintas kendaraan. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang papan nama pada
setiap jalan masuk ke daerah tersebut sehingga mencegah lalu lintas masuk ke daerah
tersebut dengan memberikan pengumuman bahwa daerah itu tidak aman. Tempat
gudang bahan peledak harus memperoleh rekomendasi Konsultan Supervisi dan
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
e. Bahan Bakar Minyak (BBM) diatas tanah dan tanki gas minyak tidak boleh diletakkan
pada batas perkampungan atau kurang dari 100 m dari bangunan yang ada di lapangan.
f. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperbolehkan menggunakan bahan peledak tanpa
mendapatkan rekomendasi Konsultan Supervisi dan mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab pada saat pelaksanaan
peledakan.

5. Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang
terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan dan
peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua bangunan
air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk
perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia
Jasa Konstruksi akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang
dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia
Jasa Konstruksi harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di area
lapangan kerja.

D. Kistdam dan Pengeringan


1. Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan pengeringan dibuat oleh Penyedia Jasa
Konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi Pekerjaan. Pengeringan air harus
dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang,
memelihara semua peralatan yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi
pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan
syarat-syarat.
2. Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat
banjir atau kegagalan pengeringan. Kistdam, semua tanggul atau pengeringan air
sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak
mengganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran
selesai.
3. Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi harus mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan, dan tidak boleh mengganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan yang ada. Apabila pelaksanaan pekerjaan berada dibawah
muka air tanah, air tersebut supaya dipompa terlebih dahulu sebelum dilakukan
penggalian. Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara
kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi
dikerjakan pada keadaan kering.

5
E. Bahan dan Perlengkapan yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa Konstruksi
Apabila dalam pelaksanaan Penyedia Jasa Konstruksi mengusulkan penyediaan bahan dan
perlengkapan yang tidak sesuai dengan standar, maka Konsultan Supervisi harus melakukan
pemeriksaan, pengujian bahan dan perlengkapan tersebut terlebih dahulu serta
memberitahukan hasil dari pemerikasaan, pengujian bahan dan perlengkapan tersebut
kepada Direksi Pekerjaan untuk diambil keputusan.
1. Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa Konstruksi harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi Pekerjaan melalui
rekomendasi Konsultan Supervisi memandang perlengkapan konstruksi yang disediakan
belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memenuhi
kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan, lengkap dengan spare
parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
2. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa Konstruksi harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut
tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin
tertulis dari Direksi Pekerjaan. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan
disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti dan kualitas bahan pengganti sama dengan bahan yang diganti.
3. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak dibeberapa tempat yang ditentukan
Direksi Pekerjaan, diantaranya di tempat produksi, pembuatan dan di lapangan.
Penyedia Jasa Konstruksi supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan
dan bahan kepada Direksi Pekerjaan sesuai yang dimintanya untuk tujuan pemeriksaan,
tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung
jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.
4. Spesifikasi, Brosur, Data yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa Konstruksi
Penyedia Jasa Konstruksi supaya menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan spesifikasi, brosur
data bahan serta perlengkapan untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan, dan harus disediakan
sesuai dengan Kontrak. Persetujuan dari spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga
tidak meringankan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung jawabnya dalam hubungannya
dengan Kontrak.
5. Standar - Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Normalisasi Indonesia (SNI). Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar
Indonesia, maka dapat dipakai standar lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan yang
sesuai dengan spesifikasi ini. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci
di sini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas
utama. Direksi Pekerjaan akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan
atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan
keputusan Direksi Pekerjaan dalam hal ini pasti dan menentukan.
6. Penyelidikan Tanah Tambahan
Penyedia Jasa Konstruksi atas rekomendasi dari Konsultan Supervisi dan dari perintah
Direksi Pekerjaan akan melakukan penggalian dan atau pengeboran yang berhubungan
dengan penyelidikan tanah pada bangunan-bangunan yang telah ada di lapangan atau di
tempat-tempat lain. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan akan mencakup contoh tanah
“undisturb” atau “disturb” dari material pondasi untuk pemeriksaan (analisa), pengetesan
langsung pada pondasi dengan disaksikan oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan,

6
serta menyerahkan contoh-contoh (sample) tanah untuk dilakukan pengetesan laboratorium.
Penyedia Jasa Konstruksi dengan segera akan menyerahkan hasil dari penyelidikan tanah
tersebut kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.

F. Program Pelaksanaan dan Pelaporan


1. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-
syarat kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar
yang memperlihatkan setiap kegiatan :
a. Mulai tanggal paling awal.
b. Mulai tanggal paling akhir.
c. Waktu yang diperlukan.
d. Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara dan tetap
kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar
pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari
liburan umum atau keagamaan.
2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada waktu yang ditentukan Direksi Pekerjaan,
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan kemajuan bulanan
yang telah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi. Laporan bulanan tersebut
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu serta rencana
bulan depan. Laporan sekurang-kurangnya berisi sebagai berikut :
a. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan
maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana
yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.
c. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal
permulaan dan penyeselaian.
d. Daftar tenaga buruh setempat.
e. Daftar perlengkapan kontruksi peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.
Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sbb:
- Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan.
- Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton.
- Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu.
- dst.
f. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
g. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.
3. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 5 (lima) rangkap rencana kerja harian
secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Konsultan Supervisi
setiap hari maupun untuk hari hari berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk
item pekerjaan konstruksi beton, pasangan batu dan pekerjaan tanah serta pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 5 (lima) rangkap Rencana Kerja
Mingguan yang telah disetujui oleh Konsultan Supervisi dan disampaikan kepada

7
Direksi Pekerjaan setiap akhir minggu. Rencana tersebut harus sudah termasuk item
pekerjaan konstruksi beton, pasangan batu dan pekerjaan tanah serta pekerjaan
konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
c. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan 5 (lima) rangkap Rencana Kerja Bulanan
dengan sistem bar-chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana
Kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama
dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus mendapatkan persetujuan
Konsultan Supervisi dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan setiap bulan.
4. Rapat Bersama Membicarakan Kemajuan Pekerjaan
Rapat tetap antara Direksi Pekerjaan, Konsultan Supervisi beserta dan Penyedia Jasa
Konstruksi diadakan seminggu sekali atau pada waktu dan tempat yang telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Maksud daripada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang
sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan membahas
permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan
diadakan sebulan sekali dipimpin oleh Direksi Pekerjaan dan dihadiri oleh Kontraktor
Penyedia Jasa Konstruksi besrta Konsultan Supervisi.
5. Gambar-Gambar
Dalam memulai mengerjakan dan mengevaluasi pekerjaan, baik untuk pekerjaan saluran,
bangunan utama, bangunan pelengkap, dan lain-lain, harus berdasarkan data ketinggian
serta posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa Konstruksi
harus menyediakan serangkaian alat ukur berikut tenaga kerjanya untuk keperluan ini dan
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Gambar yang harus disiapkan adalah :
a. Gambar Pekerjaan Sementara
Semua gambar pekerjaan sementara yang disiapkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
harus terperinci, setelah diperiksa dan disetujui oleh konsultan pengawas selanjutnya
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam waktu yang telah ditentukan oleh Direksi
Pekerjaan. Gambar-gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan sementara seperti
Cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar kerja yang diusulkan Penyedia Jasa Konstruksi setelah melalui proses review
desain dan telah diperiksa oleh Konsultan Supervisi dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan
yang dipakai dalam pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) rangkap.
b. Gambar Pekerjaan Tetap
- Gambar Kontrak. Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa
Konstruksi pada awal pekerjaan adalah gambar kontrak dan gambar tersebut harus
telah ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan. Apabila ada perubahan harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum program
pelaksanaan dimulai.
- Gambar Kerja (Construction Drawing). Penyedia Jasa Konstruksi harus
menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan Gambar
Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap dan untuk
pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton, pasangan batu untuk dapat
memperlihatkan penampang melintang dan memanjang dari beton, pasangan batu,
pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan
daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
Gambar pelaksanaan ini harus dicermati/diperiksa bersama kemudian diajukan
kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum program
pelaksanaan dimulai. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan 1 set gambar
lengkap di lapangan. Apabila ada pekerjaan yang dilaksanakan sebelum gambar

8
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan maka adalah menjadi resiko Penyedia
Jasa Konstruksi. Persetujuan Direksi Pekerjaan terhadap gambar-gambar tersebut
tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi atas kebenaran
gambar tersebut.
c. Gambar Pekerjaan yang Telah Terpasang/Terlaksana (As-Built Drawing)
- Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan dan
menyimpan satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap
pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan
sesuai dengan kontrak..
- Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan, dan apabila ditemukan hal-hal yang
tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa dan
diperbaiki kembali selama 6 (enam) hari kerja.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah menyerahkan gambar terlaksana (As Built
Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dicetak kertas kalkir dengan
ukuran A1, beserta 1 (satu) set copy kertas HVS dengan ukuran A1, sebanyak 3 (tiga)
set copy kertas HVS dalam ukuran A3 dan copy file lengkap seluruh gambar dalam
1(satu) Flashdisk.
6. Foto-Foto
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 5 (lima) set album foto pada saat
penyelesaian pekerjaan untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi yang ditentukan
setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Supervisi. Sebagai dokumentasi
pendukung kegiatan Semua proses/tahapan dilapangan harus didokumentasikan dengan
lengkap dan dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto,
lokasi dan penjelasan foto untuk setiap bagian tertentu dari pekerjaan yang
diperintahkan, minimal dibuat 3 (tiga) seri foto yaitu sebelum pelaksanaan (0%), pada
saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%) setiap tahap
pengambilan gambar disertai dengan tanggal pengambilan, koordinat GPS.
b. Untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah yang sama sesuai yang sudah
ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya
diusahakan adanya tanda khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan
memperkirakan dimensi obyek yang akan difoto. File foto dan cetakannya tidak boleh
diubah atau ditambah apapun.

G. Mutual Check
a. Mutual Check 0% (MC 0%). Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman
pada tender Drawing. Penyusunan Mutual Check dilakukan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dibantu oleh tim teknis
pekerjaan yang selanjutnya disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Uraian Pekerjaan Mutual
Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa Konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran kembali semua pekerjaan dengan mencocokkan kembali pada titik tetap
dengan ketelitian 10 √L (mm).
2. Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (uitset) profil memanjang dan
melintang dan bangunan yang telah ditentukan termasuk gambar detail dengan
mengikuti Standar Penggambaran.
3. Membuat perhitungan RAB perubahan tambahan/ pengurangan.
4. Semua produk-produk hasil uitset (data pengukuran kembali, gambar-gambar, Bill
of Quantity, RAB tambahan biaya/pengurangan biaya) disampaikan kepada Direksi
Pekerjaan untuk selanjutnya diteliti/diperiksa kebenarannya dan setelah mendapat
persetujuan maka Penyedia Jasa Konstruksi dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.

9
5. Hasil pengukuran kembali didapat perbandingan volume dengan tender drawing.
6. Gambar-gambar hasil uitset sebagai dasar untuk pelaksanaan konstruksi lapangan.
7. Semua backup perhitungan hasil (MC 0%) diperbanyak 4 kali (1 Asli + 4 Copy).

b. Mutual Check 100% (MC 100%). Penyusunan Mutual Check 100% dilakukan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi diperiksa dan disetujui Konsultan Supervisi dibantu oleh tim
teknis pekerjaan yang selanjutnya disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
target penyelesaian pekerjaan sebenarnya yang harus dilaksanakan. Dari hasil
pemeriksaan Mutual Check Akhir dengan gambar terpasang (Asbuilt Drawing) sebagai
dasar pembayaran volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Jangka Waktu
Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan Direksi Pekerjaan.
Jika tidak ditentukan lain, untuk pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya sudah harus
disampaikan kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 1 bulan sebelum jangka waktu
pelaksanaan berakhir. Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check
ini akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pekerjaan. Sistem pelaksanaan pekerjaan ini
adalah kontrak Harga Satuan.

H. Pekerjaan Sementara
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk penyelesaian
pelaksanaan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa Konstruksi bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-tama harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan
prosedur dalam Spesifikasi Teknis.
Apabila Penyedia Jasa Konstruksi bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan
sementara di luar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya,
ditanggung oleh Penyedia Jasa Konstruksi dan biayanya sudah termasuk pada uraian
pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan tidak
akan meringankan Penyedia Jasa Konstruksi terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
segala ketentuan dalam Kontrak.

IV. PEKERJAAN KONSTRUKSI


A. Pekerjaan Tanah
Lingkup dari pekerjaan tanah akan meliputi semua pekerjaan yang berkaitan sebagai
berikut:
1. Pembersihan, Pengupasan (Stripping).
2. Galian saluran, termasuk galian pondasi bangunan.
3. Pekerjaan Tanggul, timbunan kembali, bedding dan pekerjaan pelapisan.
4. Pembuangan, stok dan penggunaan kembali material dari galian.
5. Penimbunan, pemadatan timbunan tanah.
6. Pekerjaan lain yang mungkin diarahkan oleh Direksi
Metode untuk setiap pekerjaan tertentu secara tertulis harus disampaikan kepada Direksi
Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan sebelum pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa
Konstruksi akan menyimpan material pekerjaan galian dari beberapa tempat dan akan
membuang material galian seperti yang telah ditentukan dalam gambar atau seperti yang
diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.

10
1. Pekerjaan Pembersihan, Pengupasan (Stripping)
a. Pembersihan
- Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak,
sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang,
kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Umumnya
hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam
spesifikasi ini yang harus dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk
oleh Direksi Pekerjaan disepanjang tepi jalan atau batas tanah. Pagar-pagar,
dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan
harus dibuang menurut persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang
dan dipadatkan dan memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang timbul
akibat pembersihan lapangan.
- Penyedia Jasa Konstruksi diminta untuk memulai pembersihan sebelum pekerjaan
pembangunan dimulai.
- Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau Perorangan
yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi harus diperbaiki atau diganti biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
- Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus
ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
melindunginya dari kerusakan.
- Semua pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
b. Pengupasan (Stripping)
- Kupasan adalah penggalian humus (tanah organik) berikut rumput, yang akan
dilakukan pada semua dasar tanggul, pada lokasi material galian yang dipakai
kembali sebagai bahan timbunan, pada semua dasar jalan, pada lokasi borrow area
yang disetujui, semua lokasi yang tercantum pada Gambar dan seperti yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan.
- Pelaksanaan kupasan harus dilakukan dengan cara mengupas semua material yang
tidak cocok untuk timbunan atau untuk pondasi dan semua bahan organik seperti
rumput, tanah lapis atas dan sisa akar, yang tidak termasuk didalam pembersihan
medan.
- Begitu juga pada tanggul, sebelum penimbungan dimulai terlebih dahulu tanggul
dibersihkan dan dikupas setebal 0.15 m atau pembuatan terasering ukuran (0.50 x
0.50) m.

2. Pekerjaan Galian
a. Penggalian Pada Bangunan
- Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, Penyedia Jasa Konstruksi
diwajibkan memperhitungkan struktur tanah dan bangunan (bila ada) lokasi yang
akan digali. Metode penggalian serta alat yang digunakan dalam pelaksaan
penggalian harus mempertimbangkan struktur tanah sekitar lokasi.
- Semua pekerjaan penggalian dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut
ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan
ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Ukuran
yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak harus
ditunjukkan kepada Direksi Pekerjaan lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam

11
spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan penggalian dimulai.
- Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi
menurut elevasi dan dimensi yang tertuang pada gambar pelaksanaan. Jika waktu
penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan,
galian yang melampaui batas tadi harus ditimbun lagi seluruhnya dengan material
yang terpilih kemudian dipadatkan lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari
15 cm dengan dan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi kecuali ditentukan lain.
- Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena
pekerjaan-pekerjaan penggalian Penyedia Jasa Konstruksi, ia harus dipadatkan
dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika Konsultan Supervisi beserta
Direksi Pekerjaanmenghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan
yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa
Pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan
air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Pengawas Daerah.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menjamin adanya peralatan yang siap dan cukup di
lapangan setiap waktu guna menghindari terhambatnya pekerjaan akibat
terputusnya kontinuitas pengeringan air.
- Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan galian akibat
kecerobohan dan ketidaktelitian metode pelaksanaan, maka seluruh resiko menjadi
tanggungjawab Penyedia Jasa Konstruksi.
- Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas hanyalah material yang akan
digali yang berimplikasi terhadap jenis peralatan dan produktifitas hasil galian.
b. Penggalian Pada Saluran
- Penggalian saluran harus sesuai dengan Dimensi yang ada pada gambar. Tanah
galian saluran harus ditempatkan di sepanjang saluran atau jika terdapat kelebihan
galian, dan jika tidak disebutkan, harus diletakkan di tanggul lain yang
memerlukan tambahan timbunan.
- Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik setempat atau
di tempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak seimbang di sepanjang
sungai, harus diletakkan pada tempat tanggul buangan terpisah, di luar pekerjaan
tanah permanen. Tanggul buangan ini harus dibentuk menurut ukuran yang
ditunjuk dalam gambar atau menurut Direksi Pekerjaan dan harus dibentuk
sedemikian rupa sehingga rapi dan stabil. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut bagi setiap bagian dari pekerjaan
dengan detail lokasi dan program penggalian dari saluran dan membuang
tanahnya sebagai timbunan tanggul.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan
tanah tersebut selambat-lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang dimaksud
sebagai pemberitahuan kepada Direksi Pekerjaan.
- Untuk penggalian tanah lunak dapat digunakan alat-alat seperti hydraulic
excavator, bulldozers, scrapers. Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat
digunakan alat pembelah khusus yang dihubungkan bulldozer atau peralatan yang
sebanding, atau yang diperlukan sesuai dengan pelaksanaan. Galian batu termasuk
semua batu-batuan padat dan keras di tempat yang tidak dapat disingkirkan
dengan mudah baik dengan mempergunakan pacul, excavator biasa maupun Pick
Hammer, kecuali dengan Excavator yang diperlengkapi dengan Breaker atau
dengan Peledakan.

12
- Apabila menggunakan peledakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah
memperhitungkan segala peralatan dan material yang diperlukan berikut perizinan
dan penanganan peledakannya.
c. Luasnya Penggalian
- Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar yang cukup
sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
- Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah, pasangan batu, beton tanpa
diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi
tanggung-jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
- Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Selama proses
penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu
tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan
dan material yang tidak layak.
- Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan
timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang
keluar atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pekerjaan dan
dirapihkan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan
material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-
dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar
pada bagian yang akan ditimbun.
- Dimana diperlukan, diinstruksikan oleh Direksi, Penyedia Jasa Konstruksi akan
menggali saluran terbuka/parit untuk mengalihkan air mengalir keluar dari galian
terbuka. Biaya keseluruhan dari pekerjaan ini akan ditanggung oleh Penyedia Jasa
Konstruksi kecuali dimana saluran tersebut adalah merupakan bagian dari
pekerjaan permanen yang mana pembayaran untuk galian akan dihitung dari harga
satuan didalam RAB.
- Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah,
kerikil, dan batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan dengan
cara yang paling aman hingga mencapai elevasi yang disetujui Direksi. Kecuali
ditunjukkan dengan jelas pada gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi.
- Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi yang mengganggu
selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus dipadatkan ditempat atau
disingkirkan atau diganti dengan tanah timbunan yang sesuai atas biaya Penyedia
Jasa Konstruksi.
- Pekerjaan galian tanah untuk bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran
hingga mencapai elevasi yang diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak
diperlihatkan dalam gambar sampai mencapai garis elevasi sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan.
d. Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Ditimbun Kembali
- Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali, harus
dilaksanakan hingga mencapai elevasi dengan tingkatan dan dimensi yang
ditunjukan dalam gambar-gambar atau ditentukan oleh Direksi. Selama dalam
pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan diperlukan untuk merubah kemiringan
(slope) atau dimensi dari penggalian dari yang ditentukan. Setiap penambahan
atau pengurangan dari volume pekerjaan galian tanah sebagai akibat dari
perubahan-perubahan tersebut akan diperhitungkan sesuai petunjuk dan
persetujuan Direksi.

13
- Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material yang
ada dibawah galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada
pekerjaan yang disebabkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dalam melaksanakan
pekerjaan, termasuk hancurnya material dibawah batas penggalian yang
diperlukan, harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
e. Tanah-Tanah Longsor (Slide Material)
- Tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan di
gambar atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dan Material-material yang
mungkin longsor ke daerah galian di sepanjang garis galian, harus dipindahkan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng
harus diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi
Pekerjaan. Penyedia Jasa Konstruksi diminta pula untuk menggali daerah-daerah
yang mungkin akan longsor di luar batas-batas penggalian yang diperlukan untuk
mencegah kerusakan pada pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga dengan hati-hati dan mengambil
tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya longsoran
bahan di samping galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran Penyedia
Jasa Konstruksi harus memperbaiki semua pekerjaan tanah dan kerusakan yang
bersangkutan dan melaksanakan perubahan yang diperlukan pada pekerjaan yang
dapat disetujui Direksi Pekerjaan.
f. Bahan Hasil Galian
1) Galian Tanah Biasa
- Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan secara manual atau
dengan Excavator.
- Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja atau sesuai dengan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Galian tanah
biasa dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah,
pasir dan kerikil.
- Bila ada galian yang perlu disempurnakan harus diinformasikan ke Direksi
Pekerjaan untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung/ditutupi dengan tanah,
pasangan batu, beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
seluruh proses pekerjaan menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
Kemiringan yang rusak atau berubah, karena kesalahan pelaksanaan harus
diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi. Apabila pada saat
pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih besar
dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat Excavator, maka
pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian Batu
atas sepengetahuan Direksi pekerjaan.
- Pengukuran untuk pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter
kubik dimana tanah galian dari permukaan kupasan sampai yang sesuai
ditunjukan dalam garis-garis bidang yang sesuai dalam gambar. Pembayaran
untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik.
- Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk
pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa dipakai untuk
timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan
dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material
yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi atau kesuatu
tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi jaringan.

14
Penyedia Jasa Konstruksi harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan
material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang
sedekat-dekatnya dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung
ditebar pada bagian yang akan ditimbun.
- Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
penggalian, perapihan dan kemiringan talud temasuk usaha pencegahan bahaya
longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu galian dan timbunan kecil apabila
dianggap perlu oleh Direksi. Peralatan pengangkutan diperhitungkan terhadap
pemindahan material hasil galian ke suatu tempat penimbunan yang disetujui
Direksi.
- Sisa hasil galian yang tidak digunakan dibuang di sebelah kanan dan kiri saluran
dan dirapikan.
2) Galian Deposit Sungai
- Galian deposit sungai adalah pekerjaan galian dengan material berupa deposit
sungai yang terdiri dari pasir, kerikil dan kerakal/boulder, yang dapat dilakukan
dengan excavator tetapi dengan tingkat produktifitasnya lebih rendah
dibandingkan dengan galian tanah biasa, karena kondisi lapisan endapan relatif
lebih padat.
- Yang dimaksud dengan galian deposit sungai adalah suatu kegiatan penggalian
pada badan sungai atau daerah tertentu yang material galiannya merupakan
endapan sungai yang terdiri tanah berbatu kerikil dan kerakal yang padat,
sehingga alat excavator tidak dapat bekerja secara maksimal.
- Harga satuan yang diperhitungkan untuk pekerjaan ini termasuk tenaga kerja dan
alat/excavator, untuk keperluan pengangkutan dan pembuangan ke lokasi diluar
daerah kerja yang disetujui oleh Direksi. Untuk jarak pembuangan yang lebih
jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa galian.
Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan
tidak diperhitungkan.
3) Galian Batu Lapuk
- Galian batu lapuk adalah pekerjaan galian dengan material galian berupa batu
yang sudah lapuk. Pekerjaan ini hanya bisa dilakukan dengan kombinasi alat
excavator dan pick hammer.
4) Galian Batu.
- Galian batu termasuk semua batu-batuan padat dan keras di tempat yang tidak
dapat disingkirkan dengan mudah baik dengan mempergunakan pacul (manual),
Excavator biasa maupun Pick Hammer, kecuali dengan Excavator yang
diperlengkapi dengan Breaker atau dengan Peledakan. Apabila menggunakan
peledakan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus sudah memperhitungkan
segala peralatan dan material yang diperlukan berikut perizinan dan penanganan
peledakannya.
- Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksud akan cocok
untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki menurut
spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan semua bahan-bahan harus diletakkan
dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan kecuali jika
bahan tersebut menurut perintah Direksi Pekerjaan harus ditempatkan di tempat
penampungan sementara dan untuk kemudian harus ditempatkan di tempat yang
telah direncanakan.
- Sepanjang masih dapat dikerjakan sebagaimana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, semua bahan-bahan yang telah direncanakan untuk digunakan dalam

15
pemadatan harus diusahakan agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya
atau cara-cara lain yang cocok sebelum dan selama penggalian.
- Seluruh bahan timbunan di sekitar bangunan-bangunan yang berada pada lereng-
lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk
bangunan, dan berada di bawah permukaan tanah asli dinyatakan sebagai
timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill) dan semua timbunan
atau timbunan kembali di sekitar bangunan dan di atas permukaan tanah asli
harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan,
kecuali ada ketentuan yang lain pada syarat-syarat khusus.
- Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk
pembuatan tanggul, penimbunan kembali dan pekerjaan tanah lainnya yang
diperlukan seperti tertera di dalam gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan maka
tambahan tanah yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang
direncanakan seperti yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-
bahan lain yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk
penimbunan kembali menurut spesifikasi, harus ditempatkan di tempat
penimbunan (spoil bank) sesuai yang direncanakan oleh Direksi Pekerjaan.
- Semua tempat penimbunan dan daerah pembuangan harus diratakan dan
dimiringkan untuk keperluan pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis
teratur yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-petunjuk
dari Direksi Pekerjaan.
g. Pengendalian Mutu Pekerjaan Galian
1) Penerimaan Bahan
- Pengujian contoh harus dilakukan untuk setiap lapisan tanah dan batuan yang
berbeda.
- Bahan yang diterima sudah diklasifikasikan ke dalam galian tanah biasa, galian
batu, galian bangunan.
2) Pemeriksaan mutu bahan
- Untuk pekerjaan galian lereng tebing tanah harus dilakukan pemeriksaan sudut
geser dalam, φ dan kohesi tanah beserta informasi mengenai sumber mata air
dan ketinggian muka air tanah.
- Untuk pekerjaan galian batu harus dilakukan pemeriksaan tingkat pelapukan
(slake durability) dan informasi batuan yang meliputi kekar, kemiringan.
- Galian bangunan.
3) Untuk galian lantai pondasi, tembok beton penahan tanah dan bangunan
pemikul beban lainnya, harus dilakukan pemeriksaan klasifikasi tanah, tingkat
kepadatan (konsistensi) dan informasi kedalaman muka air tanah.
4) Pekerjaan yang berhubungan dengan pemompaan, harus dilakukan
pemeriksaan berkaitan dengan kemungkinan bahaya piping , terutama untuk
data ketinggian muka air, jenis tanah tempat pemompaan dan analisa butir.
5) Pekerjaan yang memerlukan penimbunan kembali harus memperhatikan
mengenai pengendalian mutu timbunan.
6) Pekerjaan yang berhubungan dengan galian buangan, pemeriksaan dilakukan
pada lokasi tempat buangan, yakni pemeriksaan “kestabilan”, parameter
longsoran dan parameter daya dukung tanah setempat.

16
3. Pekerjaan Timbunan
Sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi di lapangan maka kegiatan timbunan tanah yang
akan diberlakukan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
- Timbunan tanah kembali dari galian.
- Timbunan tanah dengan material dari borrow area.
- Timbunan lolos air.
a. Timbunan tanah kembali dari hasil galian.
- Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah kembali dari hasil galian adalah
kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang bangunan
dengan mempergunakan bahan timbunan dari hasil galian yang secara spesifikasi
teknis bahan tersebut dapat dipertangung jawabkan.
- Penimbunan dan pemadatan tanah isian di bangunan boleh dilakukan setelah umur
bangunan sudah dinilai cukup oleh Direksi Pekerjaan. Pelaksanaan harus dilakukan
secara hati-hati dengan menggunakan alat yang diijinkan oleh Direksi Pekerjaan.
- Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis dengan ketebalan hampar sesuai
dengan spesifikasi alat yang digunakan. Bila tidak ada instruksi lain dari Direksi
Pekerjaan maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib menggunakan tanah hasil galian
untuk penimbunan tanah isian. Bila material tanah hasil galian bangunan tidak
cukup maka Penyedia Jasa Konstruksi diperbolehkan menggunakan material
timbunan dari luar (borrow area) atas ijin Direksi Pekerjaan.
b. Timbunan tanah dengan material dari borrow area
- Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dengan material dari borrow area
adalah kegiatan penimbunan baik untuk tanggul maupun untuk di belakang
bangunan dengan mempergunakan bahan timbunan dari galian pada suatu lokasi
borrow dengan jenis dan kualitas tanah yang tertentu dan Penyedia Jasa Konstruksi
mengeluarkan biaya untuk pengadaan material tanah timbunan tersebut.
- Sumber dari material borrow untuk setiap timbunan harus sesuai dengan borrow
area yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Semua bagian dari timbunan akan
dihitung dan dibayar terhadap material terpasang dalam lokasi timbunan dengan
dasar setelah pekerjaan pemadatan.
c. Daerah Asal Bahan (Borrow Area)
- Bila disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, bahan timbunan yang
diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari borrow area yang disetujui,
setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan (soil properties). Sebelum
penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas dari tanaman-
tanaman termasuk akar-akarnya.
- Apabila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan permukaan tanah harus dikupas
seperlunya, untuk sementara tanah kupasan ditimbun dan ditempatkan di sekitar
borrow area.
- Setelah selesai penggalian, Penyedia Jasa Konstruksi harus meninggalkan daerah
tersebut dalam keadaan rapi sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, termasuk semua
pekerjaan tanah yang diperlukan untuk mencegah penggenangan air di daerah
tersebut. Apabila borrow area terletak pada sawah atau tanah tegalan, tanah yang
dipakai untuk timbunan tidak boleh melebihi kedalaman 0.5 m dan setelah semua
penggalian selesai, daerah tersebut bisa dipakai kembali untuk pertanian, termasuk
hal-hal yang menyangkut pengairan dan drainase dari daerah tersebut.
- Batas borrow area harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menggali, mengangkut, membuang, membentuk
dan memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut sampai dengan ukuran yang
tercantum di dalam gambar.

17
d. Timbunan Lolos Air
- Timbunan kembali lolos air harus ditem patkan berdasarkan garis, ketinggian dan
ukuran seperti ditunjukkan dalam gambar atau seperti arahan Direksi Pekerjaan.
- Material harus ditangani dan diletakkan sedemikian rupa untuk menghindari
segregasi. Metode dari pelaksanaan timbunan kembali lolos air harus diusulkan dan
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Timbunan kembali lolos air harus ditimbun secara lapis horisontal dengan
ketebalan tidak lebih dari 20 (dua puluh) cm sentimeter sebelum dipadatkan dan
dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat kapasitas 10 ton (vibratory
roller) atau berdasarkan kepadatan dari uji timbunan yang telah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Material filter dapat diperoleh dari sungai setempat, galian pondasi bendung
/bangunan air atau lokasi yang telah disetujui Direksi Pekerjaan. Material filter
harus terdiri dari bahan material yang layak, awet, dari pasir dan kerikil bergradasi
baik dengan ukuran partikel kurang dari 8 (delapan) sentimeter. Juga material tidak
boleh mengandung fraksi lolos saringan no.4 dalam jumlah lebih dari 50%
(limapuluh persen) begitu juga lolos saringan no. 200 tidak lebih atau kurang dari
10 % (sepuluh persen).
e. Persyaratan Penimbunan
- Penyedia Jasa Konstruksi akan mengerjakan beberapa macam material timbunan
dan penutupan kembali di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau ditempat lain
seperti arahan Direksi Pekerjaan. Kualitas dari material harus mendapatkan
prsetujuan dari Direksi Pekerjaan dan tidak termasuk bahan organik atau bahan lain
yang tidak diijinkan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus semaksimal mungkin menggunakan material hasil
galian sebagai bahan untuk timbunan sejauh secara kualitas memenuhi syarat.
Tidak diizinkan adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi syarat
lain yang akan dipakai sebagai bahan timbunan.
- Kelayakan dari setiap bagian pondasi untuk penempatan material timbunan dan
semua material yang digunakan dalam konstruksi timbunan adalah sesuai dengan
spesifikasi teknik.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan test uji timbunan (trial embankment)
untuk menentukan efektifitas dari beberapa metode pemadatan dari material yang
tersedia untuk pekerjaan timbunan. Sasaran hasil dari uji test timbunan adalah untuk
mengkonfirmasi efektifitas dari metode pemadatan yang berkaitan dengan jenis dan
ukuran dari alat pemadat, jumlah lintasan untuk ketebalan lapisan yang disyaratkan,
efek getaran terhadap kadar air dan aspeklaind ari pemadatan.
- Pekerjaan tersebut termasuk penempatan/penghamparan dari material dari borrow
area , galian dan stockpile dengan perbedaan kadar air dan dalam lajur terpisah
untuk pemadatan dengan peralatan pemadat, kecepatan, frekuensi dan jumlah
lintasan yang berbeda.
- Hasil percobaan ini tidak membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dalam segala hal
kewajibannya untuk mendapatkan batas pemadatan sebagai yang ditentukan dalam
kontrak apabila ditemukan/dijumpai tanah yang berbeda pada waktu pelaksanaan
dikemudian hari, maka percobaan-percobaan lebih lanjut harus dilaksanakan
terlebih dahulu.
- Bila hasil percobaan pemadatan tanah dilaksanakan untuk tanggul pada bangunan
yang permanen, percobaan tersebut akan dianggap sebagai suatu bagian pekerjaan
dalam penyelesaian pekerjaan tersebut, dan apabila pekerjaan tersebut gagal dan

18
tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan Direksi, maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus membongkar kembali pekerjaan permanen yang didasarkan
pada percobaan yang gagal tersebut atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi tidak ada
pembayaran terpisah atas percobaan tanah yang dilaksanakan di tempat lain.
- Penyedia Jasa Konstruksi akan memberikan informasi kepada Direksi sebelum
pelaksanaan test uji timbunan (trial embankment). Jenis test yang harus
dilaksanakan untuk uji timbunan (trial embankment) sebagai berikut :
a. Kepadatan Lapangan (field density)
b. Permeability lapangan (field permeability)
c. Berat Jenis (specific gravity)
d. Kadar Air (water content)
e. Konsistensi (consistency/Atterberg Limit)
f. Gradasi (gradation) Lapangan dan Laboratorium
g. Kepadatan Laboratorium (proctor compaction)
- Tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk test uji timbunan (trial
embankment). Semua biaya untuk pelaksanaan test uji timbunan sudah termasuk
uji pemadatan, penghamparan, dan berikut pembongkaran material serta berkaitan
dengan pengujian, pengambilan contoh uji (sample) adalah sudah termasuk dalam
harga satuan yang dapat diterapkan untuk pekerjaan timbunan dalam RAB.
f. Tanggul
- Tanggul-tanggul untuk saluran dan sungai bisa dibentuk dengan galian tanah yang
tersedia dan memenuhi syarat teknis yang ditentukan. Bila diperlukan tambahan
tanah untuk timbunan maka tanah bahan timbunan diperoleh dari borrow area.
- Tanggul untuk saluran diatas tanah asli harus dibuat rapat air, dan tidak boleh ada
tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maximum.
- Tanggul tersebut diatas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan
masuk harus dibentuk seperti yang telah diuraikan diatas atau dibuat dengan cara
lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.
- Bahan timbunan dihampar horizontal dan ketebalan merata (sesudah dipadatkan)
secara berlapis-lapis dan tiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan jadi lebih dari
0.20 m kecuali ditentukan lain didalam spesifikasi teknik khusus.
- Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin pemadat atau cara lain yang disetujui
sehingga hasil pemadatan bisar maximal. Timbunan di atas tanah asli di belakang
bangunan-bangunan baru harus dipadatkan seperti yang diuraikan di atas bagi
tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan inspeksi.
- Pengujian kepadatan timbunan tanah dilakukan pada setiap lapis dengan jarak
antara titik satu dengan yang lain harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Apabila dari hasil pengujian tidak memenuhi sesuai yang disyaratkan
maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengulangi lagi hingga memenuhi syarat
yang ditetapkan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus merencanakan metode pembuatan tanggul dengan
mempertimbangkan kemungkinan adanya penundaan penimbunan, pencampuran
dengan bahan-bahan kering atau prosedur-prosedur lain atau kombinasi yang
diperlukan untuk memenuhi pengarahan teknis yang ditentukan. Tata cara tersebut
harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
g. Penyiapan Tanah
- Tanah hasil penggalian sungai dapat dipakai sebagai bahan timbunan bila
memenuhi syarat teknis yang ditentukan dan harus bersih dari segala kotoran
tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya Sebelum mulai penghamparan lapisan
timbunan maka permukaan tanah yang akan ditimbun harus dikupas (stripping)

19
sampai kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan sekurang-
kurangnya sedalam 0.15 m dan kadar air dari tanah kupasan harus selalu dijaga baik
dengan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat semprot.
- Bila sesuatu sebab pelaksanaan penempatan (bahan timbunan) dan pemadatan
terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya
diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.
h. Tambahan Untuk Penurunan Tanah
- Penyedia Jasa Konstruksi memperhitungkan tambahan fungsi timbunan tanggul,
guna mengatasi pemadatan sendiri (consolidation) dan penurunan akibat
pemadatan tanah timbunan (settlemen) dari tanggul sedemikian rupa sehingga lebar
dan ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir masa pemeliharaan harus
sesuai dengan tinggi, dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah
Direksi Pekerjaan.
i. Pemadatan Pada Timbunan
- Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan yang dipersyaratkan untuk dipadatkan
sesuai dengan gambar-gambar harus dilaksanakan lapis demi lapis dan tebal lapisan
jadi (setelah dipadatkan) setebal 15 cm. Penyedia Jasa Konstruksi dalam penggalian
material yang direncanakan untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-
urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga material
tersebut berada dalam keadaan memenuhi syarat teknis yang ditentukan waktu
ditempatkan. Bagian dari tanggul saluran yang pada gambar direncanakan untuk
dipadatkan harus dibangun dari material yang baik dan paling cocok untuk
memberikan kekedapan (impermeabilitas) dan stabilitas waktu dipadatkan.
- Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan, material harus mempunyai
kelembaban optimum yang praktis yang diperlukan untuk maksud-maksud
pemadatan kadar air optimum ((O.M.C.) ± 2 s/d 4 %) dan kelembaban tersebut
harus merata pada setiap lapisan. Jika kelembaban kurang dari ukuran optimum
untuk pemadatan, pemadatan tidak boleh dilanjutkan. Jika kelembaban melebihi
dari batas maksimum yang diijinkan untuk pemadatan pekerjaan pemadatan tidak
boleh dilanjutkan.
- Pelaksanaan penggalian dan penghamparan tanah harus dibuat sedemikian rupa
sehingga material yang dipadatkan akan cukup bercampur/berpadu dengan baik
untuk menjamin adanya tingkat pemadatan yang baik sehubungan dengan
kepadatannya dan stabilitasnya.
- Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan, serta tanggul atau
urugan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk (hand stamper) dengan mencapai
kepadatan yang setingkat dengan tanggul atau urugan yang dipadatkan didekatnya.
Dalam tebal lapisan-lapisan pemadatan tanah dan kelembaban bahan-bahan
tersebut yang akan ditimbun harus seperti Spesifikasi di atas dan pemeliharaan
khusus harus dijalankan untuk menjamin agar ada ikatan yang cukup dan tanggul-
tanggul yang akan dipadatkan didekatnya.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan
bangunan yang disebabkan pelaksanaan pemadatan bahan tanggul atau urugan yang
berdampingan dengan bangunan-bangunan lain dan harus diperbaiki atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
- Pemadatan dengan tenaga manusia.
a. Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan horizontal
dengan tebal hamparan tidak lebih dari 15 cm dengan alat penumbuk tangan
(hand stamper/tamping ramer) beratnya tidak kurang dari 15 kg serta jarak

20
jatuh bebas (graving fall) untuk melaksanakan pekerjaan harus 30 cm. Material
harus dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan tercapai.
b. Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak di bawah umur 16 tahun tidak
diijinkan.
j. Pengendalian Mutu Pekerjaan Timbunan
1) Penerimaan Bahan
- Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan
awal mutu bahan akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi bagaimanapun
juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dalam dengan paling
sedikit tiga contoh yang mewakili setiap sumber bahan yang diusulkan, yang
dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber
bahan.
- Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, Direksi Pekerjaan
dapat memintakan pengujian mutu bahan ulang lagi agar perubahan bahan atau
sumber bahannya dapat diamati.
2) Pengujian Mutu Bahan
- Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan
untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan.
- Jumlah pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari setiap
sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian untuk
menentukan ekspansif tidaknya bahan timbunan, yang ditentukan oleh nilai
aktif.
3) Percobaan Pemadatan Di Lapangan
- Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan
peralatan untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Jika Penyedia
Jasa Konstruksi tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur
pemadatan berikut ini harus diikuti :
- Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan
peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai
sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
- Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya dapat digunakan Penyedia Jasa
Konstruksi untuk menetapkan pola lintasan pemadatan, jumlah lintasan, jenis
alat pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.
4. Pengukuran Dan Pembayaran
a. Pengukuran Pekerjaan Pembersihan
- Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan pembersihan adalah harga satuan per
meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan sampai batas yang
wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga
bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menebang, membabat dan
menebar disekitar lokasi.
b. Pengukuran Pekerjaan Kupasan/Stripping
- Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan kupasan/stripping adalah harga satuan
per meter persegi, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan sampai batas yang
wajar. Pembayaran pekerjaan pembersihan termasuk upah pekerja, harga-harga
bahan dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk menggali, dan mengangkutnya
disekitar lokasi.
c. Pekerjaan Galian
- Harga satuan untuk pekerjaan galian ini sudah termasuk tenaga kerja dan
alat/excavator dengan jarak angkut ke lokasi stockpile/lokasi timbunan dan

21
pembuangan ke lokasi diluar daerah kerja dengan jarak pembuangan yang lebih
jauh maka akan diperhitungkan dalam pekerjaan pembuangan sisa galian.
- Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan dipergunakan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi untuk pekerjaan lain, maka pekerjaan pembuangan tidak
diperhitungkan.
- Galian saluran dan struktur lain yang terkait akan termasuk semua kebutuhan galian
untuk mencapai garis, ketinggian dan ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau
seperti diarahkan oleh Direksi Pekerjaan, termasuk galian di tempat/local atau
dental, perawatan pondasi dan semua galian yang lain dalam area kerja.
- Pekerjaan galian diluar ketentuan seperti yang tercantum diatas harus diukur untuk
pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang dipindahkan,
setelah dikurangi bahan galian yang digunakan dan dibayar sebagai timbunan biasa
atau timbunan pilihan dengan faktor penyesuaian berikut ini :
a. Bahan Galian Biasa yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan
penyusutan (shrinkage) sebesar 0,85 yang mengacu pada SNI 03-3422-1994,
tentang Metode Pengujian Batas Susut Tanah.
b. Bahan Galian Batu yang dipakai sebagai timbunan harus dibagi dengan faktor
pengembangan ( swelling ) sebesar 1,2 yang mengacu pada SNI 13-6425-2000
tentang Metode Pengujian Indeks Pengembangan Tanah.
- Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli
sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir meliputi
garis, kelandaian dan elevasi sebagai yang disyaratkan atau diterima. Metode
perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang
melintang pekerjaan dengan jarak tidak lebih dari 50 meter atau sesuai persetujuan
Direksi Pekerjaan.
- Jika bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat digunakan
sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan
terjadi semata-mata hanya untuk cadangan Penyedia Jasa Konstruksi dengan
exploitasi sumber bahan (borrow area) tidak akan dibayar.
- Pekerjaan galian bangunan yang diukur adalah volume yang dibatasi oleh bidang-
bidang sebagai berikut :
a. Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui
titik terendah dari desain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
c. Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
d. Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan
di atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan
galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
- Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi timbunan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan harus diukur untuk
pembayaran sebagai volume di tempat dalam kubik meter bahan yang
dipindahkan per jarak tempat penggalian sampai lokasi pembuangan akhir atau
lokasi timbunan dalam kilometer.
- Harga satuan yang diperhitungkan untuk keperluan pembuangan kelebihan
volume galian ke luar daerah kerja adalah sejauh jarak yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Kecuali untuk material bahan galian yang selanjutnya akan
dipergunakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi untuk pekerjaan lain maka pekerjaan
pembuangan tidak diperhitungkan.

22
e. Pekerjaan Timbunan
- Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
dilaksanakan, diselesaikan di tempat dan diterima.
- Volume yang diukur harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah
asli yang disetujui atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan
sesuai dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang
disyaratkan dan diterima.
- Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih
dari 50 m atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian
bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari
penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan kedalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bila :
a. Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak
stabil atau gagal jika Penyedia Jasa Konstruksi tidak dianggap bertanggung-
jawab.
b. Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau
untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber
bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
5. Dasar Pembayaran
a. Pekerjaan Galian
- Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Bagian ini.
b. Pekerjaan Timbunan
- Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan,
seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

B. Pekerjaan Beton
1. Persyaratan Bahan Semen
- Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland dari
perusahaan Dalam negeri dan memenuhi Standar Nasional Indonesia SNI 15-2049-
1994. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Apabila menggunakan bahan tambahan yang dapat
menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh
lebih dari 5 %, dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang
lapangan atau dari pabrik dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan bisa memerintahkan
untuk diadakan test / pengujian material, bila dari hasil test ditemukan semen yang tidak
memenuhi syarat maka ditolak dan Penyedia Jasa Konstruksi harus memindahkan
keluar daerah pekerjaan.

23
- Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan, kecuali
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu
merk semen, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan kembali rancangan
campuran beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
2. Persyaratan Bahan Air
- Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,basa, gula atau
organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-
6817-2002. Serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan – bahan yang
bisa mengotorkan air diantaranya:
- Mempengaruhi waktu permulaan pengikatan dari semen yang melebihi dari 30 menit,
atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20 persen, apabila dites
sesuai Standar yang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Mencegah tercapainya kekuatan
kubus percobaan yang ditentukan dalam 28 hari untuk beton klas tertentu. Menghasilkan
perubahan warna atau kembang garam di atas permukaan semen yang sedang mengeras.
- Menunjukkan reaksi alkali pada bahan batuan. Air harus bebas dari hidrokarbon dan
larutan bubuk dari bahan organik. Larutan suspensi bubuk dari bahan organik tidak
boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap juta bagian suspensi dalam berat. Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan
harus menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi
Pekerjaan untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjan beton percobaan yang
teratur dari beton dan adukan dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan harus memberi kepada Direksi Pekerjaan salinan catatan dari hasil
percobaan.
- Apabila disekitar lokasi sulit/tidak terdapat sumber air yang memenuhi syarat, atas
inisiatip sendiri Penyedia Jasa Konstruksi harus mendatangkan air dari luar dan
meyiapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tong untuk pengaduk dan tandor air. Peletakan
tong harus dilokasi pekerjaan harus dalam posisi berdiri.
3. Persyaratan Agregat (Batu Dan Pasir)
- Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan, tetapi bahan
yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut harus diuji dan harus memenuhi sifat-
sifat campuran yang disyaratkan.
- Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak
lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan dengan
acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
- Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal 3.3. dan 3.4. Standar
Nasional Indonesia NI-2 serta Pasal 11 dan 12 dari PUBI. Pasir harus diambil dari
sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan
diijinkan, apabila menurut Direksi Pekerjaan, pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya.
- Semua pasir yang akan dipakai untuk beton dengan spesifikasi ini harus pasir alam
yang berasal dari Gunung Berapi yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dengan
mempunyai modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3. Pasir dan kerikil harus bersih
dan bebas dari gumpalan tanah bebas tanah kosong bahan-bahan organik tanah dan lain-
lain yang dapat merusak beton.
- Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan bergradasi dari ukuran nominal
yang dipersyaratkan kelas beton yang dikehendaki.
- Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan
harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi Pekerjaan adalah
yang terbaik. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengirim contoh material apabila

24
dibutuhkan oleh Direksi Pekerjaan. Contoh dapat diambil atas perintah Direksi
Pekerjaan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan
permintaan Direksi Pekerjaan secara rutin dan dengan frekuensi yang disetujui Direksi
Pekerjaan serta mengirimkan kepada beserta Direksi Pekerjaan setiap copy laporan test.
Apabila tes abrasi dibutuhkan oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konstruksi
harus melakukan tes sesuai dengan persyaratan untuk membandingkan dengan data-data
hasil tes dari beberapa lokasi.
- Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan batu
atau koral, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) kerikil dan pasir.
- Batu Untuk Beton Siklop
- Batu untuk beton siklop harus keras, awet, bebas dari retak, rongga dan tidak rusak oleh
pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak dan bahan-
bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton.
4. Persyaratan Bahan Tambahan
- Bahan tambahan yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton
dapat berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk halus sebagai bahan
pengisi pori dalam campuran beton.
- Bahan tambahan yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam
jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama
pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-
1991.
- Bahan tambahan yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash, Pozzolan,
silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-
1991.
5. Persyaratan Bahan Pekerjaan Waterstop
- Waterstop yang dipergunakan harus terbuat dari bahan polyvinychlorida dalam bentuk
ukuran tertentu pada lokasi seperti yang diberikan pada gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.
- Waterstop harus diproduksi dengan proses pencampuran dari suatu campuran plastik
elastis dan bahan dasar polyvinychlorida (PVC) 100% didapat, homogen dan tidak
berlubang-lubang atau cacat lainnya.
6. Pengajuan Kesiapan Kerja
- Penyedia Jasa Konstruksi harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan
digunakan dan dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-
masing mutu beton yang akan digunakan, sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian
pengendalian mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan sehingga data
tersebut selalu tersedia apabila diperlukan.
- Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari,
dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis
mengenai rencana pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton untuk
mendapatkan persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum tanggal pelaksanaan, seperti
yang disyaratkan disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan yang
digunakan, tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya.

25
7. Penyimpanan Dan Perlindungan Bahan
Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan tempat yang
terlindung dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu dengan ketinggian
tidak kurang dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup dengan lembaran plastik
(polyethylene) selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam
tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat
penyimpanan agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar matahari dan
hujan sepanjang waktu pengecoran.
Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis agregat atau
ukuran yang berbeda tidak tercampur.
8. Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari secara
langsung. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh melakukan
pengecoran selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
9. Pencampuran Dan Penakaran
Rancangan Campuran, Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai
dengan SNI 03-2834-2000.
Campuran Percobaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat dan menguji campuran
percobaan dengan rancangan campuran serta bahan yang diusulkan sesuai dengan SNI
03-2834-2000, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis
instalasi dan peralatan sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
10. Permukaan Tampak
Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padat bersih dan tidak keropos.
Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dan setiap beton yang kelihatan
cacat harus dibongkar hingga kedalaman tertentu dan diganti atau diperbaiki dengan cara
seperti yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
11. Blockout
- Blockout harus dibuat jika akan memasang bagian–bagian bangunan dari pekerjaan
besi. Permukaan dimana beton block (blockout) akan dibuat, dikasarkan, dibersihkan,
dan dijaga agar tetap lembab untuk paling sedikit 4 jam. Sesudah permukaan demikian
disetujui Direksi Pekerjaan, maka pekerjaan logam dan lainnya seperti tersebut diatas,
dapat dilaksanakan.
- Penyedia Jasa Konstruksi dapat memasang tulangan (jika diperlukan) dan adukan
beton dengan 500 kg semen atau lebih per meter kubik, atau beton dari tipe yang sama.
- Pada saat pengisian beton blockout, haruslah dilakukan berhati–hati, harus bersatu
dengan beton lama, mempunyai ikatan yang baik dengan beton lama dan semua
pekerjaan besinya.
12. Waterstop
- Untuk penempatan waterstop tipe split flange yang tepat, sebelum pengecoran beton
berakhir bagian split flange harus disambungkan dengan cara yang disetujui.
- Alur waterstop dibuat dengan memotong dan menyambung waterstop kearah
memanjang sesuai dengan kebutuhannya, memanaskan ujung–ujungnya sampai
meleleh dan menyambungkannya sampai membentuk sambungan yang diinginkan.
- Pemanasan ujung material dikerjakan dengan menggunakan mesin penyambung yang
disarankan oleh pabrik yang membuat waterstop atau mesin listrik lain yang disetujui.

26
13. Pelaksanaan Pekerjaan Komposisi / Campuran Beton
- Beton harus dibuat dari semen, pasir, kerikil/batu pecah, air seperti yang ditentukan
sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-
baiknya sampai pada ketentuan yang baik/tepat, dalam hal ini dilakukan dengan
membuat rencana campuran beton (Design Mix) kecuali untuk beton mutu B.0 dan
B.1.
- Untuk beton mutu B.0 campuran yang biasa untuk pekerjaan non strukturil dipakai
perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan agregat kasar tidak boleh
kurang dari perbandingan 1:3:5.
- Untuk beton mutu B.1 dan K 125, campuran nominal dari semen portland, pasir dan
kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan menggunakan perbandingan volume
1:2:3 atau 1 : 1½ : 2 ½.
- Untuk mutu K 175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai “campuran
yang direncanakan” (designed mix). Campuran yang direncanakan diketemukan dari
percobaan-percobaann campuran untuk memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan.
14. Pelaksanaan Pekerjaan Mengaduk
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari
masing-masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan
cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer”. Penyampuran dengan
pencampuran tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu sebuah
Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Konsultan Pengawas.
15. Pelaksanaan Pekerjaan Cetakan (Bekisting)
- Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran
dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau seperti ditetapkan
Direksi Pekerjaan.
- Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki
harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood,
papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress halus, dalam keadaan baik
sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti
terperinci di sini.
- Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air.
Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari logam
dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang tetap pada
tempat dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi
pemadatan beton.
- Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan untuk
menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk
menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau
kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
- Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan
cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaann dari beton yang
telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua material untuk
mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati agar tidak kontak
dengan besi beton yang mengakibatkan kurang daya lekat.

27
- Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Mereka dapat
dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton (Concrete Piers), kaki-kaki
logam (Metal Pedestral) atau dengan cara-cara lain yang disetujui. Penyangga
cetakan (Perancah) harus bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

16. Pelaksanaan Pekerjaan Pengecoran


- Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton,
pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan dan
penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
- Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat
pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan
atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap
dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
- Permukaan beton yang lebih dahulu dicor dan akan dilanjutkan dengan pengecoran
beton baru maka dibuat “Construction Joints” (hubungan konstruksi/pelaksana).
Permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton
baru.
- Semua Construction Joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada gambar
harus dibersihkan seluruhnya dari sisa-sisa beton atau material dengan menggaruk
atau cara lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.
- Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian sehingga
beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
- Pengecoran Beton dilaksanakan pada waktu Konsultan Supervisi beserta Direksi
Pekerjaan serta Pelaksana Penyedia Jasa berada di tempat kerja.
- Permukaan Construction Joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi
dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup dengan
lapisan spesi/mortar harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti
campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain.
- Adukan harus dihamparkan merata pada permukaan yang tidak beraturan. Beton
harus segera dicor saat adukan yang masih baru (fresh). Dalam pengecoran beton
pada Construction Joints yang telah dibentuk, penjagaan khusus harus dijalankan
untuk menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints
(sambungan).
- Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah
mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat untuk dituang/dicor harus
diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin.
Sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan
spesinya.
- Semua pertemuan/sambungan dan hubungan konstruksi dengan permukaan beton,
harus dibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak ditentukan di dalam kontrak,
jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi harus dimintakan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.

28
- Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump
yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran. Mekanisme pembuangan harus
dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,035 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah
untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama bagi
lokasi-lokasi yang terbatas.
- Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan lain
dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Daerah.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu, sehingga ia bebas
dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan-permukaan
dari cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari
beton, kepala alat penggetar (vibrator) harus mengenai bagian atas dari lapisan yang
terletak di bawah. Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar.
17. Pelaksanaan Pekerjaan Waktu Dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
- Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan hati-
hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
- Segera sesudah cetakan-cetakan dilepas, permukaan beton harus diperiksa dengan
hati-hati. Permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Direksi Pekerjaan.
- Umumnya diperlukan waktu minimum 2 (dua) hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya, 7
(tujuh) hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran serta 14 hari untuk dek-dek
jembatan.
18. Pelaksanaan Pekerjaan Perawatan (Curing)
- Semua beton harus dirawat (cured) dengan air. Direksi Pekerjaan berhak menentukan
cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
- Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah beton
cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan
yang dibasahi air atau dengan pipa berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-
cara yang disetujui untuk menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan
dalam perawatan (curing) harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton.
19. Pelaksanaan Pekerjaan Perlindungan (Protection)
- Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-
kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi Pekerjaan.
- Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang
langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran.
- Perlindungan semacam itu harus dibuat efektif dan dapat dilaksanakan sesudah
pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
20. Pelaksanaan Pekerjaan Penyelesaian dan Penyempurnaan
- Penyempurnaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan disaksikan oleh
Direksi Pekerjaan beserta Konsultan Supervisi. Permukaan-permukaan beton akan
diuji/dites oleh Konsultan Supervisi dimana perlu untuk menentukan apakah ketidak
teraturan permukaan berada dalam batas-batas yang ditentukan.
- Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk drainase seperti
ditunjukkan pada gambar-gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
- Bila tidak ditentukan secara lain tingkat-tingkat penyelesaian untuk permukaan yang
tidak bercetakan adalah sebagai berikut :
a. Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan (backfill)
atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakan untuk menghasilkan
permukaan yang sama.

29
b. Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel) harus dipakai terhadap
permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau mudah terkena air yang mengalir,
kecuali permukaan dek jembatan yang akan menjadi jalan lalu lintas orang-orang
berjalan kaki atau kendaraan harus diselesaikan dengan memakai tangan atau
perlengkapan yang digerakkan dengan mesin.
21. Pelaksanaan Perbaikan Permukaan Beton
- Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak sesuai gambar atau ternyata ada
permukaan yang rusak atau keluar dari garis harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa
Konstruksi atas bebannya sendiri kecuali bila Direksi Pekerjaan memberikan izin
untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
a) Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos,
lubang-lubang baut, ketidak rataan oleh pengaruh sambungan-sambungan
cetakan dan bergeraknya cetakan.
b) Ketidak rataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain
dan seterusnya digosok dengan batu gurinda. Semua lubang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum di cor, dan seterusnya disempurnakan.
c) Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan hal-hal yang tidak sempurna pada
bagian bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan
penambahan saja tidak akan menghasilkan sebuah dinding yang tidak
memuaskan. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk menutupi dinding
(dengan spesi plester) demikian juga dinding yang berbatasan (yang
bersambungan), sesuai dengan instruksi dari Direksi Pekerjaan.
d) Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil yang
akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortel tambalan yang kering dengan
campuran 1 pc : 2 ps yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Spesi penambal
harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan
alat yang cocok.
e) Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan lubang-lubang pipa
hingga seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi yang padat.
22. Pelaksanaan Pengujian Beton
- Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan tes beton sesuai prosedure yang
disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan.
- Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, Penyedia Jasa Konstruksi harus
melaksanakan “Slump Test” pada waktu mulai menuangkan beton. Slump Test harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedure standar.
- Percobaan beton, dari bahan batu dan kandungan air harus dilakukan sesuai prosedur
standar dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat catatan-catatan untuk tiap pengujian, yang
memberikan keterangan secukupnya. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat
catatan dalam bentuk yang disetujui oleh Konsultan Supervisi beserta Direksi
Pekerjaan dalam rangkap tiga, dan menyerahkan kepada Konsultan Supervisi beserta
Direksi Pekerjaan tidak lebih dari 3 hari sesudah tiap percobaan selesai dilaksanakan.
23. Mengawasi Dan Mencampur Bahan
- Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat secara akurat perbandingan dari beton
berdasar ukuran volume.
- Air harus ditambah pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk
mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk
memperoleh pemadatan penuh.

30
- Alat pengukur air harus dapat menunjukkan secara akurat volume yang diminta dan
harus didesign sedemikian rupa sehingga supply air akan secara otomatis berhenti
kalau jumlah air yang dikehendaki sudah disalurkan ke dalam alat pencampur
beton. kemudian bahan-bahan beton harus benar-benar tercampur.
- Beton pencampur hanya boleh digunakan dengan mendapat persetujuan beserta
Direksi Pekerjaan lebih dahulu. Untuk pencampuran beton mutu B.0 dan B.1 dapat
dilakukan dengan tangan atas persetujuan Direksi Pekerjaan, maka semen, bahan
batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat.
24. Mengangkat, Menempatkan Dan Memadatkan Beton
- Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan masih
mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang dibenarkan, tak ada terjadi
penambahan atau pengurangan apapun.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan atas
metode pelaksanaan yang diusulkan, sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.
- Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan secara vertikal dari
ketinggian lebih dari 1,5 m tanpa harus diaduk lagi. Pengecoran harus dilaksanakan
terus menerus sampai ke tempat sambungan cor yang disediakan sebelum
permulaan pembetonan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus memperhatikan kepadatan dari beton. Pemadatan
harus dibantu dengan alat getar yang jumlahnya harus dengan persetujuan Direksi
Pekerjaan.
25. Sambungan Pengecoran Beton
- Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan pengecoran harus
diputuskan oleh Direksi Pekerjaan.
- Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari
penyusutan dan suhu dapat diperkecil. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengatur
rencana pelaksanaan sesuai dengan volume kebutuhan beton.
- Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan
acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat
dilaksanakan pada tempat gaya lintang yang terkecil dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
- Sebelum beton yang baru dicor, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan-
batuan di atas seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar tak
teratur serta bebas dari buih semen.
26. Pencetakan Pelat
- Pencetakan pelat beton pra cetak harus dikerjakan di tempat yang sudah dipilih
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan sebelumnya. Pelat harus dicetak di atas
dasaran yang dipersiapan khusus, harus diperhatikan pencegahan terjadinya
perubahan bentuk dari cetakan selama dan sesudah pengecoran. Disarankan agar
lantai dasar benar-benar harus rata dan keras. Bila pelat dicetak di atas tanah asli,
permukaannya harus dilapisi dengan plywood atau dengan bahan lain untuk
mendapatkan dasar yang rata dan keras.
- Tempat pencetakan harus ditutup dengan atap sementara, hingga pelat yang baru
dicetak terlindung dari sinar matahari dan hujan. Perlindungan terhadap matahari
dan hujan tidak boleh di bawah pohon-pohon yang rindang.
- Cetakan untuk membuat pelat beton dapat berupa unit tunggal atau ganda dapat
dibuat dari kayu, pelat besi atau bahan lain yang sesuai, dengan syarat cukup kuat,
rapat air dan tahan terhadap bekerjanya beton. Bila dipakai cetakan kayu maka
disarankan untuk melapisi bagian dalam dengan pelat seng atau bahan lainnya.

31
- Cetakan harus dibuat demikian hingga dapat dibuka dengan mudah tanpa merusak
sisi-sisinya dan sudut-sudut pelat. Membuka cetakan harus dikerjakan tanpa
memukul, waktu membuka harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan,
meskipun hal ini tidak akan membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari
kewajibannya untuk membuat pelat beton yang mutu dan bentuknya memenuhi
standar.
- Untuk tiap-tiap pencetakan pelat harus ada jumlah cetakan yang cukup. Sesaat
sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari cetakan disapu/disemir dengan
minyak yang disetujui Direksi Pekerjaan. Pemakaian minyak diesel, mineral atau
minyak mesin tidak diperkenankan. Bila cetakan sudah dibuka, maka sisi dalam
cetakan terutama sudut-sudutnya harus dibersihkan kemudian diminyaki lagi untuk
pencetakan berikutnya.
- Beton harus dicor dalam lapis-lapis dan dipadatkan dengan sebaik-baiknya, harus
dijaga agar beton dapat memenuhi ruang cetak seluruhnya. Permukaan atasnya
kemudian digosok sampai halus. Pelat kemudian ditaruh dalam suasana lembab dan
dingin dengan ditutup goni basah atau lainnya sampai menjadi cukup keras guna
tindakan selanjutnya.
- Pelat kemudian disimpan di tepat yang teduh dan dirawat lebih lanjut untuk paling
sedikit tujuh hari. Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga jangan sampai pelat-
pelat itu terkena tanah atau menjadi kotor atau pecah. Tumpukan tidak boleh lebih
dari sepuluh pelat agar yang bagian bawah tidak rusak. Setelah selesainya
perawatan, maka pelat diangkut ke lokasi pemasangan. Waktu memuat dan
membongkar pelat tidak boleh dilemparkan tetapi harus dilakukan hati-hati. Pelat
ditimbun di atas tumpukan pelat lama atau memakai ganjal kayu agar tidak kotor
sebelum dipasang.
27. Penahanan Air (Waterstop)
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan memasang penahanan air pada
semua tempat sambungan gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum
seperti di dalam gambar. Sambungan tersebut harus kedap air. Apabila tidak
diminta lain, penahanan air (Water Stops) dibuat dari karet seperti tercantum dalam
gambar dan dijelaskan dalam “Daftar Banyaknya Pekerjaan”.
- Penahanan air di atas harus didapatkan dari pabrik yang disetujui Direksi Pekerjaan
dan harus disimpan dan dipasang sesuai petunjuk dari pabrik. Penahanan air harus
dipasang sampai kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap dengan bagian
yang membentuk sudut dan persilangan, dan harus dibuat seperti yang tercantum di
dalam gambar. Usul dari Penyedia Jasa Konstruksi untuk menyambung penahan air
di lapangan harus disetujui Direksi Pekerjaan lebih dahulu, dan semua sambungan
harus rapat.
- Pada bagian ujungnya karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran.
Karet penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti tercantum pada
gambar dan harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama
pemasangannya. Papan acuan pada kedua ujungnya harus dibentuk sedemikian
hingga menggambarkan potongan dari penahan airnya. Pada pengecoran betonnya
harus dirapatkan dengan hati-hati dan seksama sehingga tidak ada lubang-lubang
yang terjadi.

32
Diameter Diameter Diameter
Bahan Lebar Tebal Lingkaran Lingkaran Lobang
(mm) (mm) Ujung Tengah Tengah
(mm) (mm) (mm)
Karet 225.00 9.50 25.00 38.00 19.00
Karet 150.00 9.50 19.00 - -

- Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk
setiap penahan air yang dikirim ke lapangan dan apabila diminta oleh beserta
Direksi Pekerjaan harus mengadakan percobaan uji terhadap penahan air tersebut
untuk mendapatkan keyakinan akan mutu barang tersebut.
- Karet untuk penahan air apabila bahannya dicoba menurut percobaan yang
dinyatakan pada SNI atau spesifikasi lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan
harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah ini.
a. Kuat tarik minimum 2 kg/mm2
b. Pertambahan panjang sebelum putus minimum 500%
c. Kekerasan 60-65
d. Kepadatan max. pada metode deflection 20% defleksi asli
secara tetap
e. Penyerapan air max. setelah 2 hari pada 20C 5%
Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam pada 70C dalam zat asam dalam
tekanan 0.20 kg/mm2)
a. Kuat tarik minimum 80% dari nilai asli
b. Pertambahan panjang sebelum putus 80% dari nilai asli
28. Pengisi Sambungan
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan memasang pengisi sambungan
pada semua sambungan dan apabila tidak ditentukan lain, sambungan harus Fibre
Board yang direndam bitumen seperti “Expandite Flexcell”.
- Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan dan harus disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan
pengisi sambungan dan ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan
di dalam daftar banyaknya harus dipotong menurut bentuk dan dipasang untuk
mengisi seluruh ruang antara muka beton, kecuali yang terisi dengan penahan air
dan penutup sambungan.
- Lembaran pengisi sambungan dipasang rapat sehingga sambungan menutupi pada
sisi-sisinya untuk mencegah keluarnya semen. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan sertifikat uji dari pabrik untuk setiap jenis penahan karet yang
dikirimkan ke lapangan pekerjaan dan macam pengujian itu harus dikerjakan sesuai
dengan metode pengujian standar.
29. Batang Dowel
Bila batang Dowel menembus sambungan harus dibungkus, bungkus-bungkus harus
dibuat lebih dahulu dari bahan yang memenuhi untuk pengisi sambungan atau bahan
lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
30. Penutup Sambungan
- Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat alur pada sambungan gerak dan
sambungan kontraksi pada kedua permukaan dari pekerjaan beton kecuali bagian
33
bawah dari pekerjaan beton yang ada penyangganya. Alur tersebut harus dibuat
lurus dan berukuran sesuai yang ditunjukkan oleh gambar-gambar.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan permukaan dari alur dan menyiapkan
bahan penutup sambungan kemudian mengisi alur tersebut dengan bahan di atas.
Penutup sambungan harus dari bahan semacam bitumen seperti dijelaskan di dalam
Daftar banyaknya pekerjaan kecuali ditentukan lain. Bahan-bahan di atas harus
didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan digunakan sesuai
dengan petunjuk dari pabrik. Pemasangan penutup sambungan tidak boleh dimulai
sebelum mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyediakan sertifikat uji dari setiap bahan-bahan dimaksud yang
dikirim ke lapangan pekerjaan dan bila diminta oleh Direksi Pekerjaan harus
menguji bahan-bahan di atas sesuai dengan prosedur pengujian bahan tersebut.
Bahan bitumen untuk sambungan harizontal harus “Expendite Plastic” atau bahan
sejenis dan bahan bitumen untuk penutup sambungan yang miring dan tegak lurus
harus “Expandite Plastic Joint” atau bahan sejenis keseluruhannya harus memenuhi
SNI atau standar lain yang disetujui Direksi Pekerjaan.
31. Sambungan Dengan Cat Bitumen
- Bila pada gambar-gambar menunjukkan selapis bitumen antara dua permukaan
beton, Penyedia Jasa Konstruksi harus membersihkan dan mengeringkan
permukaan-permukaan tersebut sebelum pengecatan bitumen dilaksanakan.
Pengecatan dengan bitumen dilaksanakan dalam 2 lapisan. Jenis bitumen harus dari
jenis penetrasi 40/50 atau lainnya yang mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
32. Pengendalian Mutu
a) Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti
tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah diterima harus sesuai
dengan ketentuan persyaratan bahan pada Pekerjaan Beton, Bekisting dan
Waterstop.
b) Ketentuan Sifat-Sifat Campuran
- Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan (misalnya
dinyatakan dengan nilai “slump” seperti yang diusulkan tidak boleh digunakan
pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui
penggunaannya secara terbatas. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran
harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa
membentuk rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian
rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata,
halus dan padat.
- Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan, atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan
contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990, SNI 03-
4810-1998 , SNI 03-2493-1991, SNI 03-2458-1991.
- Jika pengujian beton umur 7 hari menghasilkan kuat tekan beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut, sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut
diketahui dengan pasti dan diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa
produksi beton berikutnya memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam
Spesifikasi. Kuat tekan beton umur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang
disyaratkan harus dipandang sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima dan

34
pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan di atas. Kekuatan
beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan jika hasil pengujian
serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang dilaksanakan lebih kecil
dari kuat tekan beton karakteristik yang diperoleh dari rumus yang diuraikan.
- Direksi Pekerjaan dapat menghentikan pekerjaan dan atau memerintahkan
Penyedia Jasa Konstruksi untuk mengambil tindakan perbaikan dalam
meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton umur
3 hari. Dalam keadaan demikian, Penyedia Jasa Konstruksi harus segera
menghentikan pengecoran beton yang diragukan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton umur 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi Pekerjaan
akan menelaah kedua hasil pengujian umur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera
memerintahkan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.
- Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton. Tindakan tersebut tidak boleh
berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton umur 3 hari saja, kecuali bila
Penyedia Jasa Konstruksi dan Direksi Pekerjaan sepakat dengan perbaikan
tersebut.
c) Penyesuaian Campuran
1) Penyesuaian Sifat Mudah Dikerjakan (Kelecakan atau Workability)
Jika sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulit
diperoleh, maka Penyedia Jasa Konstruksi boleh melakukan perubahan
rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang
semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan
berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi tidak
dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak diijinkan. Bahan tambahan untuk
meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
2) Penyesuaian Kekuatan
Jika beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, maka kadar semen
dapat ditingkatkan atau dapat digunakan bahan tambahan dengan syarat
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3) Penyesuaian Untuk Bahan-Bahan Baru
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh
digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut secara
tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian
campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
4) Bahan Tambahan (Admixture)
Bila perlu menggunakan bahan tambahan, maka Penyedia Jasa Konstruksi
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jenis dan takaran bahan
tambahan yang akan digunakan untuk tujuan tertentu harus dibuktikan
kebenarannya melalui pengujian campuran di laboratorium. Ketentuan
mengenai bahan tambahan ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bila
akan digunakan bahan tambahan berupa butiran yang sangat halus, sebagian
besar berupa mineral yang bersifat cement ious seperti abu terbang (fly ash),
mikrosilika (silicafume), atau abu slag besi (iron furnace slag), yang
umumnya ditambahkan pada semen sebagai bahan utama beton, maka
penggunaan bahan tersebut harus berdasarkan hasil pengujian laboratoriu

35
yang menyatakan bahwa hasil kuat tekan yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan yang diinginkan pada Gambar Rencana dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Dalam hal penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton,
maka bahan tersebut ditambahkan pada saat pengadukan beton. Bahan
tambahan ini hanya boleh digunakan untuk meningkatkan kinerja beton segar
(fresh concrete).

Penggunaan bahan tambahan ini dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut:


a. Meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air.
b. Mengurangi penggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi
kelecakan.
c. Mempercepat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton.
d. Memperlambat pengikatan hidrasi semen atau pengerasan beton.
e. Meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton.
f. Mengurangi kecepatan terjadinya slump loss.
g. Mengurangi susut beton atau memberikan sedikit pengembangan
volume beton (ekspansi).
h. Mengurangi terjadinya bleeding.
i. Mengurangi terjadinya segregasi.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambahan


campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:
a. Meningkatkan kekuatan beton (secara tidak langsung)
b. Meningkatkan kekuatan pada beton muda
c. Mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan
beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi.
d. Meningkatkan kinerja pengecoran beton di dalam air atau di laut
e. Meningkatkan keawetan jangka panjang beton
f. Meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas beton)
g. Mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat
h. Meningkatkan daya lekat antara beton baru dan beton lama
i. Meningkatkan daya lekat antara beton dan baja tulangan
j. Meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan tumbukan

Walaupun demikian, penggunaan aditif dan admixture perlu dilakukan secara


hati-hati dan dengan takaran yang tepat sesuai penggunaannya, serta dengan
proses pengadukan yang baik, agar pengaruh penambahannya pada kinerja beton
bisa dicapai secara merata pada semua bagian beton. Dalam hal ini perlu
dimengerti bahwa dosis yang berlebih akan dapat mengakibatkan menurunnya
kinerja beton, atau dalam hal yang lebih parah, dapat menimbulkan kerusakan
pada beton.
d) Pelaksanaan Pencampuran
1) Penakaran Agregat
- Seluruh komponen bahan beton harus ditakar menurut berat, untuk mutu
beton fc’ < 20 MPa diijinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-
1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran
harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara
dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
- Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.

36
- Penakaran agregat harus dilakukan dalam kondisi jenuh kering
permukaan (SSD- saturated surface dry). Apabila hal tersebut tidak
dilakukan maka harus dilakukan koreksi penakaran sesuai dengan kondisi
agregat di lapangan. Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuh
kering permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan
agregat dengan air secara berkala paling sedikit 12 jam sebelum penakaran
untuk menjamin kondisi jenuh kering permukaan.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus dapat menunjukkan sertifikat kalibrasi
yang masih berlaku untuk seluruh peralatan yang digunakan untuk
keperluan penakaran bahan-bahan beton termasuk saringan agregat pada
perangkat ready mix.
2) Pencampuran
- Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari
jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang
merata dari seluruh bahan.
- Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat
ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan dalam setiap penakaran.
- Cara pencampuran bahan beton dilakukan sebagai berikut, pertama
masukkan sebagian air, kemudian seluruh agregat sehingga mencapai
kondisi yang cukup basah, dan selanjutnya masukkan seluruh semen yang
sudah ditakar hingga tercampur dengan agregat secara merata. Terakhir
masukkan sisa air untuk menyempurnakan campuran.
- Waktu pencampuran harus diukur mulai pada saat air dimasukkan ke
dalam campuran bahan kering. Seluruh sisa air yang diperlukan harus
sudah dimasukkan sekira seperempat waktu pencampuran tercapai. Bila
tidak mungkin menggunakan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat
menyetujui pencampuran beton dengan cara manual dan harus dilakukan
sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran
beton dengan cara manual harus dibatasi hanya pada beton non-bangunan.
e) Pengujian Campuran
1) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton
yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya. Nilai slump pada setiap
campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 2 cm) yang
disyaratkan.
2) Pengujian Kuat Tekan
- Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah
benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan ber dasarkan jumlah beton
yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis
komponen bangunan yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
- Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa Konstruksi
harus menyediakan benda uji beton berupa kubus beton (0,15 x 0,15 x
0,15) m atau silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan
harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus
dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji
silinder yang akan dirawat di laboratorium.

37
- Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas pengecoran
atau komponen bangunan yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah
terbanyak diantara keduanya. Pengambilan benda uji untuk pengecoran
yang didapat dari pencampuran secara manual, setiap 10 meter kubik beton
harus dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap komponen bangunan yang
dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji. Jumlah benda uji yang
harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready mix, diambil pada
setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.
- Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat tekan beton
umur 28 hari. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut
terdapat perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji
dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut harus diuji
kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam perhitungan
statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang berdekatan nilainya.
- Kelas dan mutu dari bahan beton harus sesuai dengan Standar Beton
Indonesia NI-2-P.B.I 1971, menurut tabel di bawah ini :

bm Pengawasan Terhadap


Kategori
bk S = 46
No. Mutu Bangunan
(Kg/Cm2) (Kg/Cm2)
(Tujuan)
Kwalitas Agregat KekuatanTekanan

Pemeriksaan Tidak ada


I. BO - - Non Strukturil
dengan mata Pengujian
Pemeriksaan Tidak ada
II. B1 - - Strukturil
dengan teliti Pengujian
Pengujian
Pengujian akan
K.125 125 210 Strukturil mendetail dengan
diadakan
analisa ayakan
Pengujian
Pengujian akan
K.175 175 250 Strukturil mendetail dengan
diadakan
analisa ayakan
Pengujian
Pengujian akan
K.225 225 300 Strukturil mendetail dengan
diadakan
analisa ayakan
Pengujian
Pengujian akan
III. >K.225 > 225 > 300 Strukturil mendetail dengan
diadakan
analisa ayakan

bk : Kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah besar
hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan yang kurang
dari itu terbatas sampai 5% saja.
b : Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji (kg/cm²)
bm : Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)

- Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik dari


benda uji lebih besar atau sama dengan fc rencana. fc karakteristik dihitung
dengan rumus sebagai berikut : fc’= fcm ± k.S , di mana S menyatakan
nilai deviasi standar dari hasil uji tekan, dan k adalah konstanta yang

38
tergantung pada jumlah hasil kuat tekan dari benda uji (k=1,64 untuk
jumlah hasil kuat tekan benda uji lebih besar atau sama dengan dari 30).

dimana,
fc’ = Kuat tekan beton karakteristik
fci = Kuat tekan beton yang diuji
fcm = Kuat tekan beton rata-rata
- Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85
fc’.
- Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan
berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas
daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.
- Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa
kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu uji bor
(core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan pengujian
yang berlaku. Dalam hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda
uji bor inti pada daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk setiap
hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu rendah seperti
disebutkan di atas.
- Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa dianggap
secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat tekan dari ketiga
benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc’, dan tidak satupun dari
benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam
hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor inti
terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton
(yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan
dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan.
3) Pengujian Tambahan
Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan
beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Pengujian tambahan tersebut meliputi :
a. Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo,
Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasil
pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);
b. Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang
dipertanyakan;
c. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton;
d. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
4) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi
yang disyaratkan, atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang

39
disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan antara lain sebagai berikut :
a. Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan.
b. Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal;
Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh
pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus.
c. Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat
meminta Penyedia Jasa Konstruksi melakukan pengujian tambahan
yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah
dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga
untuk melaksanakannya.
d. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan
ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengajukan detail rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan.
33. Pengukuran Dan Pembayaran
a. Pengukuran
1) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang
digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada
Gambar Kerja atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada
pengurangan yang akan dilakukan untuk volume yang ditempati oleh pipa
dengan garis tengah kurang dari 20 cm atau oleh benda lainnya yang
tertanam seperti " water stop", baja tulangan, selongsong pipa ( conduit) atau
lubang sulingan ( weephole).
2) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan
untuk acuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian
akhir permukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya
untuk penyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah
dianggap termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
3) Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan
dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan bangunan yang
telah selesai dan diterima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan
pada Bagian lain dalam Spesifikasi ini.
4) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton
bangunan atau beton tidak bertulang. Beton Bangunan harus beton yang
disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai fc’=20 MPa (K-
250) atau lebih tinggi dan Beton Tak Bertulang harus beton yang
disyaratkan atau disetujui untuk fc’=15 MPa (K-175) atau fc’=10 Mpa (K-
125). Jika beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan
untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah,
maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan) yang
lebih rendah.
5) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki
6) Jika pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur untuk
pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar bila mana pekerjaan semula
telah memenuhi ketentuan.
7) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau setiap bahan tambah (admixture), juga tidak untuk tiap

40
pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan pelengkap lainnya yang
diperlukan untuk mencapai mutu yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
8) Pengukuran pembayaran pekerjaan waterstop dibuat berdasarkan meter
panjang terpasang, sesuai as waterstop seperti terlihat pada gambar.
b. Dasar Pembayaran
1) Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak
untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan pengukuran yang
ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
2) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh
3) penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata
Pembayaran lain, termasuk " water stop ", lubang sulingan, acuan, perancah
untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan
untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian
pekerjaan.
C. Pekerjaan Besi Tulangan
1. Persyaratan Bahan Besi Tulangan
a) Besi tulangan harus mempunyai diameter dan penampang melintang sama disetiap
bagian besi tulangan itu. Diameter rata–rata besi tulangan yang digunakan dilokasi
pekerjaan tidak boleh lebih besar atau lebi h kecil dari 2 (dua) % diameter yang telah
ditentukan. Besi tulangan harus bersih dari serpihan, minyak, kotoran dan cacat–
cacat pembuatannya.
b) Jika diminta oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 3
copy daftar besi tulangan yang dikeluarkan oleh pabrik untuk mendapatkan
persetujuan sebelum mendatangkan besi tulangan di lokasi pekerjaan, dan mutu besi
tulangan harus sesuai dengan spesifikasi dan copy daftar tulangan tersebut.
2. Daftar Tulangan Baja
a) Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis
yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan beton sirip.
b) Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar
dengan permukaan rata tidak bersirip, disingkat BjTP.
c) Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus
yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang
dimaksudkan untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan
membujur dari batang secara relatif terhadap beton, disingkat BjTS.
d) Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti tercantum pada tabel
dibawah ini.

No. Penamaan Diameter Nominal Luas Penampang Nominal Berat Nominal per m
(d) mm (L) Cm2 (Kg/m)
1. P.6 6.00 0,2827 0,222
2. P.8 8.00 0,5027 0,395
3. P.10 10.00 0,7854 0,617
4. P.12 12.00 1,131 0,888
5. P.14 14.00 1,539 1,120
6. P.16 16.00 2,011 1,580
7. P.19 19.00 2,835 2,230

41
8. P.22 22.00 3,801 2,980
9. P.25 25.00 4,909 3,850
10. P.28 28.00 6,158 4,830
11. P.32 32.00 8,042 6,310

e) Diameter ukuran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti
tercantum pada tabel dibawah ini.

No. Penamaan Diameter Diameter “Dalam” Luas Berat Nominal per m


Nominal Nominal (d) mm Penampang (Kg/m)
(d) mm Nominal (L)
Cm2
1. S.6 6.00 5.50 0.2827 0.222
2. S.8 8.00 7.30 0.5027 0.395
3. S.10 10.00 8.90 0.7854 0.617
4. S.13 13.00 12.00 1.327 1.040
5. S.16 16.00 15.00 2.011 4.580
6. S.19 19.00 17.80 2.835 2.230
7. S.22 22.00 20.70 3.801 2.980
8. S.25 25.00 23.60 4.909 3.850
9. S.29 29.00 27.20 6.625 5.180
10. S.32 32.00 30.20 8.042 6.310
11. S.36 36.00 34.00 10.18 7.990

f) Toleransi diameter baja tulangan beton polos dan sirip seperti pada pada tabel
dibawah ini.

No. Diameter (d) mm Toleransi (mm) Penyimpangan Kebundaran


(%)
1. 6.00 ±0.30
2. 8.00 ≤ d ≤ 14.00 ±0.40
Maksimum 70% dari batas
3. 16.00 ≤ d ≤ 25.00 ±0.50
toleransi
4. 28.00 ≤ d ≤ 34.00 ±0.60
5. d ≥ 36.00 ±0.80

Catatan :
Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara diameter maksimum dan
minimum dari hasil pengukuran pada penampang yang sama dari baja tulangan beton.
Untuk baja tulangan beton sirip, d = diameter dalam.

42
3. Daftar Bengkokan
a) Penyedia Jasa Konstruksi harus menentukan sendiri dari penjelasan yang diberikan
dalam gambar-gambar dan spesifikasi, kebutuhan-kebutuhan akan tulangan baja
yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan.
b) Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Konsultan Supervisi beserta Direksi
Pekerjaankepada Penyedia Jasa Konstruksi ketelitiannya harus dicek sendiri oleh
Penyedia Jasa Konstruksi.
c) Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari belitan
dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh
tukang yang berpengalaman.
d) Batang-batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan dengan
mesin dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Ukuran pembengkokan harus sesuai
dengan Pasal 8 Standar Nasional Indonesia NI-2 kecuali jika ditentukan atau
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
e) Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh
menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.
4. Pekerjaan Wiremesh
Kecuali spesifikasi bahan yang lain telah disetujui oleh konsultan pengawas dan Direksi
Pekerjaan, maka Wiremesh yang digunakan sebagai bahan tulangan beton memiliki
spesifikasi diameter ukuran dan berat besi beton wiremesh seperti tercantum pada tabel,
sbb.

Tipe Diameter Ukuran/ Spasi (cm) Berat per Berat/m2 Berat Aktual (Kg/Lembar)
(m) Lembar (m) lembar (Kg) dengan toleransi (mm)
normal (Kg) 0.20 0.30 0.50

M4 4.00 2.1 x 5.4 15.0 x 15.0 15.45 1.362 13.94 13.22 11.83
M5 5.00 2.1 x 5.4 15.0 x 15.0 24.14 2.129 22.24 21.33 19.55
M6 6.00 2.1 x 5.4 15.0 x 15.0 34.76 3.065 32.48 31.37 29.20
M7 7.00 2.1 x 5.4 15.0 x 15.0 47.31 4.172 44.64 43.34 40.79
M8 8.00 2.1 x 5.4 15.0 x 15.0 61.79 5.449 58.74 57.24 54.31
M9 9.00 2.1 x 5.4 15.0 x 15.0 78.20 6.896 74.76 73.07 69.75
M10 10.0 2.1 x 5.4 15.0 x 15.0 96.54 8.513 92.72 90.84 87.13
M11 11.0 2.1 x 5.4 15.0 x 15.0 116.82 10.302 112.61 110.53 106.44
M12 12.0 2.1 x 5.4 15.0 x 15.0 139.02 12.259 134.43 132.16 127.68

Sebelum pelaksanaan pemasangan Wiremesh, Penyedia Jasa Konstruksi terlebih dahulu harus
mengajukan persetujuan kepada konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan berkaitan dengan
wiremesh yang akan digunakan.
5. Pemasangan Besi Tulangan
a) Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan
tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus ada
jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran
beton. Pengelasan tempel harus ada persetujuan Konsultan Supervisi beserta Direksi
Pekerjaan lebih dahulu untuk diijinkan memasang dengan tepat. Pada pengelasan
lainnya, pengokoh, ganjal dan tali pengikat harus atas persetujuan Direksi Pekerjaan.
Ganjal harus dibuat dari beton yang dicor. Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat
harus berkwalitas sama dengan bahan tulangan beton dan tebal selimut harus dibuat
sesuai dengan spesifikasi.
b) Sebelum dipasang, besi tulangan harus bersih dari karat, oli, lemak–lemak, kotoran
lain. Penulangan harus dilaksanakan secara teliti dan dipasang ditempat yang benar

43
sebagaimana dit unjukkan didalam gambar dan dijaga kedudukannya agar tetap dan
tidak berubah selama berlangsungnya pengecoran, penggetaran dan pemadatan
beton.
c) Semua ujung bebas besi tulangan berpenampang bulat biasa harus mempunyai kait
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan tulangan dengan jarak tertentu dan
terikat kuat pada tempatnya.
d) Bagian dalam dari lengkungan besi tulangan, harus bersinggungan dengan besi
tulangan lainnya disekitar tulangan tersebut diikat. Besi tulangan harus diikat dengan
kawat baja lunak yang disetujui Direksi Pekerjaan, dan pengikatan harus cukup kuat
dengan tang. Ujung kawat pengikat harus mengarah kedalam.
e) Penulangan yang sudah siap untuk pengecoran, harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Tidak diperkenankan melaksanakan pengecoran, sebelum
penulangannya disetujui Direksi Pekerjaan.
f) Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan,
sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelum penulangan siap dicor.
6. Penyiapan Gambar Penulangan
a) Penyedia Jasa Konstruksi dengan biaya sendiri, har us menyiapkan semua gambar–
gambar penulangan secara rinci berdasarkan gambar yang diberikan oleh Direksi
Pekerjaan, sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Gambar
penulangan tersebut harus mencakup gambar penempatan besi tulangan, daftar besi
tulangan dan gambar lain yang diperlukan untuk memudahkan pembuatan dan
pemasangan tulangan.
7. Penyambungan Besi Tulangan
a) Jika perlu sambungan besi tulangan dibuat lain dari pada yang ditunjukkan didalam
gambar, posisi dan metode dari sambungan harus ditentukan dari perhitungan
kekuatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
8. Selimut Beton untuk Tulangan
a) Bila tidak ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, maka
tabel dibawah ini dipakai untuk menetapkan tabel selimut beton yang diperlukan
untuk besi tulangan diukur dari sisi luar besi.

No. Jenis Bangunan Bagian Dalam Bagian Luar Bagian Tak Terlihat
( cm ) ( cm ) ( cm )
1. Lantai 1.0 1.5 2.0
2. Dinding 1.5 2.0 2.5
3. Balok 2.0 2.5 3.0
4. Kolom 2.5 3.0 3.5
5. Bangunan yang 5.0 - -
langsung menyentuh
tanah atau dipengaruhi
cuaca

44
D. Pekerjaan Besi
1. Pekerjaan Besi Struktur
a) Pipa Bagi Galvanis
b) Pekerjaan besi yang tertanam, pelat dan angkur pintu–pintu pada beton.
c) Tangan Besi.
d) Pipa Gavanis untuk pagar pengaman.
e) Perletakan dan construction joint pada jembatan.
f) Pekerjaan–pekerjaan besi yang lain selain pada jembatan.
Tidak disediakan gambar detail lebih lanjut tentang pekerjaan–pekerjaan besi selain yang
terlampir dalam dokumen tender. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengerjakan rencana yang
diperlukan dan menyiapkan gambar–gambar kerja yang lengkap, pelaksanaan dan
pemasangan semua pekerjaan besi sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang disediakan
disini atau mengikuti petunjuk Direksi Pekerjaan.
Gambar yang dibuat Penyedia Jasa Konstruksi harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
sebelum memulai pekerjaan tersebut. Setiap pelaksanaan yang dilakukan sebelum adanya
persetujuan Direksi Pekerjaan atas gambar tersebut, adalah menjadi resiko Penyedia Jasa
Konstruksi.
a. Pengelasan
Semua penjelasan, kecuali ada ketentuan lain, harus dikerjakan sesuai dengan “Code for Arc
and Gas Welding in Building Construction” uraian pekerjaan perapan las dan prsedur
pengelasan yang diusulkan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaan
pengelasan dimulai. Contoh–contoh pengelasan harus disiapkan oleh setiap tukang las,
sebelum memulai pekerjaan pada bangunan dan selama pelaksanaan sesuai dengan yang
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Tidak ada satupun pengelasan bangunan diijinkan Direksi
Pekerjaan menyetujui prosedur pengelasan, kemampuan tukang las dan pengujiannya.
b. Lapis Galvanis
Semua pekerjaan besi yang terletak diluar harus dicat atau digalvanis. Galvanis harus
merupakan hasil proses pencelupan panas, dan untuk semua bagian selain kawat baja, harus
mempunyai ketebalan selimut seng tidak kurang dari 550 gram per meter persegi dan harus
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada pengaruh mekanis yang akan
dilakukan perkuatan tersebut.
Semua pengeboran, pemukulan, pemotongan, pembersihan semua kotoran dan penyikatan di
semua bagian harus sudah selesai sebelum digalvanis. Permukaan–permukaan yang
berhubungan dengan minyak tidak boleh digalvanis.

E. Pekerjaan Pasangan
1. Pekerjaan Pasangan Batu Kali
a. Persyaratan Bahan Batu
1) Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar haruslah batu
yang bersih dan keras, tahan lama dan homogen menurut persetujuan Direksi
Pekerjaan dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat atau
ketidak sempurnaan lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet. Batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis
atau lemah.
3) Batu yang digunakan adalah batu belah atau batu kali yang dipecah salah satu
sisinya tidak rapuh tidak keropos, tidak berpori.

45
4) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling
mengunci bila dipasang bersama-sama.
5) Untuk batu dari hasil galian, harus dibersihkan dari lapisan tanah yang
menyelimuti agar permukaan batu bersih. Ukuran batu berkisar antara diameter
10-20 cm dengan berat 6 kg s/d 15 kg. Batu bulat atau batu kali hanya boleh
digunakan setelah salah satu sisinya dipecah atau sesuai persetujuan Direksi
Pekerjaan dan digunakan bersama-sama dengan batu belah.
6) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus memiliki
ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali
tebalnya dan panjang yang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
b. Persyaratan Bahan Pasir
1) Semua pasir yang dipakai untuk pekerjaan pasangan batu kali dengan spesifikasi
ini harus pasir alam yang berasal dari Gunung Berapi yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
2) Tempat penimbunan penyimpanan harus bersih dari sampah organik, sampah
kimia, bebas dari banjir serta tidak terkontaminasi dengan bahan lainnya, seperti
air laut/garam dan lain-lainnya yang akan menurunkan mutu pasangan batu.
c. Persyaratan Adukan
1) Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan
1Pc : 4Ps atau seperti disebutkan dalam Spesifikasi / gambar untuk masing-masing
pekerjaan.
2) Pasir harus mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan
untuk menghasilkan adukan yang baik.
3) Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah air yang baik yang dapat
dipakai untuk menghasilkan seperti apa yang ditentukan.
4) Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
5) Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan
tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan
tidak diperkenankan.
d. Alas dan Sambungan
1) Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipakai
dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok.
2) Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan
pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm, serta
tidak boleh ada batu yang berimpit satu sama lain.
3) Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu baru selesai dipasang.
4) Untuk penyelesaian sambungan kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang
kelihatan harus disiar rata dan halus dengan adukan 1 PC : 2 Pasir, pada waktu
pekerjaan sedang berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin adanya
keseragaman warna. Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata
dengan adukan.
e. Pasangan Batu Pada Permukaan
1) Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu belah
yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter
persegi.
2) Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam
agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.

46
3) Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya
adukan tidak kurang dari pada rata-rata 10 mm. Semua pekerjaan batu pada
permukaan yang kelihatan harus disiar.
f. Pipa Peresapan
1) Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam
galian (untuk saluran dalam timbunan suling – suling tak perlu dipasang). Suling-
suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan pemasangannya
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
2) Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan.
Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup
dengan ijuk atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
g. Sambungan Gerak Sederhana
1) Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana
harus dibuat/dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk
tahan air.
2) Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat suatu
penyambungan dengan bangunan lama yang akan mempunyai tingkat penurunan
(settlement) yang berbeda.
3) Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu yang
terdiri dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu pada bagian
sambungan, setinggi sambungan.
4) Filter ini harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih, dan baik untuk menahan
hilangnya/hanyutnya bahan filter dan harus di bagian luas diberi lapisan penutup
ijuk setebal 30 mm atau geotextil membrane yang diijinkan atau atas petunjuk
Direksi Pekerjaan.
h. Penyampaian Contoh Campuran
1) Pada permulaan pekerjaan pasangan batu, Penyedia Jasa Konstruksi harus
membuat contoh mortar/spesi sesuai spesifikasi dan contoh mortar tersebut
dengan ukuran 10x10x10 cm diletakkan di Kantor lapangan sejumlah 1 (satu)
contoh per jenis bahan dan campuran. Semua pekerjaan harus sederajat dengan
atau lebih baik dari contoh.
2) Apabila volume pekerjaan pasangan batu ≥ 100 m3, Penyedia Jasa Konstruksi
wajib mengirimkan bahan untuk pembuatan standart mortar di Laboratorium.
Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengirimkan 3 (tiga) contoh mortar dari bahan
yang dipergunakan dilapangan dengan ukuran 5x5x5 cm, setiap volume 100 m3
untuk dilakukan pengetesan di Laboratorium.
3) Hasil pengetesan harus sederajat atau lebih baik dari standart mortar tersebut
diatas. Selanjutnya untuk volume < 100 m3 jumlah contoh mortar akan ditentukan
oleh Direksi Pekerjaan.
i. Perlindungan Perawatan
1) Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu pada cuaca yang tidak menguntungkan dan
guna melindungi serta merawat pekerjaan yang telah selesai, Penyedia Jasa
Konstruksi harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang
ditentukan untuk beton.
2) Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang
cukup lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang larut karena
hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu atau pasangan
batu kosong yang belum mantap.

47
j. Braben dan Urugan di Belakang Pasangan Batu
Sebelum mengurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak kelihatan,
pasangan batu harus dilapisi kasar (braben) dengan adukan 1 PC : 4 pasir setebal 20
mm. Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Bahan urugan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
k. Pekerjaan Plesteran
1) Apabila di permukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali/batu gunung
yang ada maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 Pc : 3 Psr. Adukan
untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan
campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan secara 2 lapis sampai ketebalan 1.5
cm. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas
dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m di bawah tepi atas
dinding atau sesuai dengan yang tertera pada gambar dengan finishing acian
campuran semen dengan air.
2) Tempat kedudukan pintu, temboknya harus diplester licin penuh dari bagian atas
lengkung depan sampai hilir pada looplank (Jembatan Pelayanan).
3) Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10 cm untuk bangunan kecil dan
15 cm untuk bangunan yang besar, sedang pada samping kusen pintu-pintu
sorong, diplester tegak selebar 20 cm. Plesteran juga dilakukan pada alur skot
balk.
4) Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar
dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus, rapi dan halus. Setelah
pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan siraman air
secara rutin.
l. Pekerjaan Siaran
1) Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek dengan sikat kawat. Sebelum ditutup dengan adukan permukaan
harus dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 pasir. Pekerjaan
Siaran dapat dibagi atas:
a) Siaran Tenggelam (masuk ke dalam ≥ 1 cm)
b) Siaran Rata (rata dengan muka batu)
c) Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm)
m. Penyiapan Permukaan Tanah Untuk Lantai Kerja
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan permukaan galian tanah untuk pondasi
dengan lapisan/ ketebalan lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan dalam gambar.
n. Lantai Kerja Blok Beton
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan meletakkan lantai kerja blok beton
di atas muka tanah galian untuk pondasi yang disiapkan sesuai ukuran yang ditentukan
dalam gambar. Blok beton harus disiapkan sesuai ukuran yang dilengkapi dengan
pengait dan disetujui Direksi Pekerjaan. Blok-blok harus diletakkan dan dialasi untuk
membuat permukaan yang benar-benar rata, dengan sambungan terbuka sejajar lebar
1 cm antara tiap-tiap blok. Mutu blok beton harus sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
o. Lantai Kerja Batu Kosong
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan meletakkan lantai kerja batu kosong,
yang terdiri dari batu pecah kasar sedemikian sehingga semuanya cocok satu sama
lain. Tiap batu mempunyai panjang dan lebar yang tidak kurang dari 20 cm dan tebal
yang tidak kurang dari yang tertera dalam gambar. Batu harus diberi landasan pasir

48
dan diletakkan pada tanah dasar, sehingga permukaan yang telah selesai merupakan
bidang yang benar-benar rata.
p. Lantai Kerja Pasangan Batu
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan meletakkan lantai kerja pasangan
batu yang telah ditetapkan pada gambar.
q. Drain dari Batu
Apabila ditentukan dalam gambar, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat drain dari
batu pecah/kricak yang dibungkus dengan ijuk menurut ukuran yang ditentukan. Drain
harus terdiri dari parit-parit yang digali dan diisi kembali dengan batu pecah/kricak
yang dibungkus dengan ijuk. Batu pecah/kricak harus terdiri dari batuan yang akan
tertinggal di atas ayakan 40 mm.
r. Pemasangan Pelat
1) Lapisan dasar harus dipadatkan, diratakan, dibersihkan dan dibasahi sebelum
pelat-pelat ditempatkan dalam posisi masing-masing. Bila permukaan dasarnya
terlalu dalam maka harus diurug lebih dahulu dengan bahan yang sesuai dan
dipadatkan kembali sampai mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
2) Di tempat tertentu seperti tertera pada gambar, diperlukan lapisan pasir. Ini harus
dikerjakan dengan dipadatkan sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi
Pekerjaan.
3) Bila ternyata diperlukan urugan pada dasar agar pelat dapat dipasang sesuai
dengan batas-batas dan ketinggian yang ditetapkan, maka harus diurug dengan
bahan yang disetujui dan dipadatkan dengan alat yang sepadan sambil dibasahi
sampai disetujui Direksi Pekerjaan.
4) Pelat harus dipasang demikian hingga bagian atas dan bawah menjadi simetris.
Sambungan harus selebar 2 cm dan harus disiar dengan hati-hati dengan spesi 1
Pc : 2 Ps secara merata. Tebal siar sama dengan tebal pelat.
5) Sebelum disiar sambungan harus dibersihkan secara menyeluruh, dicuci dan
disikat dengan sikat baja. Permukaan yang sudah selesai harus dirawat selama
paling sedikit 7 (tujuh) hari dengan menggunakan cara yang telah disetujui Direksi
Pekerjaan.

2. Pasangan Batu Kosong Dan Bronjong


a. Persyaratan Bahan Kawat Bronjong
1) Bronjong yang digunakan merupakan bronjong fabrikasi yang disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
2) Bronjong Kawat harus kokoh, bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan ganda
dan berjarak 40 mm serta harus simetri. Lilitan harus erat tidak terjadi
kerenggangan hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman dililit minimum 3
kali sehingga kawat mampu menahan beban dari segala arah.
3) Bronjong kawat bentuk I; ukuran anyaman 80 mm x 100 mm atau 100 mm x 120
mm dengan diameter kawat anyaman 2.70 mm atau 3.00 mm, kawat sisi diameter
kawat anyaman 3.40 mm atau 4.00 mm, kawat pengikat diameter 2.00 mm.
Toleransi ukuran kotak (lebar, tinggi, panjang) sebesar 5 %.
4) Bronjong kawat bentuk II; ukuran anyaman 60 mm x 80 mm atau 80 mm x 100
mm dengan diameter kawat anyaman 2.00 mm, kawat sisi diameter kawat
anyaman 2.70 mm, kawat pengikat diameter 2.00 mm. Toleransi ukuran kotak
(lebar, tinggi, panjang) sebesar 5 %.
5) Karakteristik kawat bronjong adalah :
- Tulangan tepi, diameter : 5,0 mm, 6 SWG
- Jaringan, diameter : 4,0 mm, 8 SWG

49
- Pengikat, diameter : 2,1 mm, 14 SWG
- Kuat Tarik : 4200 kg/cm2
- Perpanjangan diameter : 10% (minimum)
6) Anyaman haruslah merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan
yang dibuat sedemikian rupa hingga tidak lepas- lepas dan dirancang untuk
diperoleh kelenturan dan kekuatan yang diperlukan.
7) Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga
sambungan-sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti
pada badan anyaman.
8) Keranjang haruslah merupakan unit tunggal dan disediakan dengan dimensi yang
disyaratkan dalam Gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke
lapangan sebelum diisi dengan batu.
9) Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam
dengan bahan kawat galvanis dan bentuk anyaman yang sama. Hubungan antara
bronjong atau matras harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya
sehingga menjadi satu kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus
ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan tanah diberi geotextile atau
lapisan ijuk.
10) Pengerjaan bronjong harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia PBUI-1982.
Apabila bronjong ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat
kawat dengan sangat erat berdampingan sepanjang tepinya.
11) Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan di dalam gambar atau diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, dengan anyaman bentuk segi enam beraturan, sisi
anyaman yang dililit harus terdiri dari tiga lilitan. Kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Pekerjaan, ukuran kawat yang digunakan adalah berdiameter 4 mm.
b. Persyaratan Bahan Batu
1) Apabila ditentukan dalam gambar, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat
bronjong kawat galvanis dan menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan
di bawah ini, termasuk penyiapan permukaan tanahnya. Batu-batu untuk bronjong
harus seperti yang ditentukan dengan ukuran tidak kurang dari 15 cm dan tidak
lebih dari 25 cm.
2) Batu untuk pasangan batu kosong dan bronjong harus terdiri dari batu yang keras
dan awet dengan sifat sebagai berikut :
- Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 35 %.
- Berat isi kering oven lebih besar dari 2,3.
- Peyerapan Air tidak lebih besar dari 4 %.
- Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat
dalam pengujian 5 siklus (daur) kehilangannya harus kurang dari 10 %. Batu
untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, berat tidak kurang dari
40 kg dan memiliki dimensi minimum 300 mm. Direksi Pekerjaan dapat
memerintahkan batu yang ukurannya lebih besar jika kecepatan aliran sungai
cukup tinggi.
c. Batu Kosong (Rip-Rap)
Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat jenis tidak kurang
dari 2,4 ton/m3. Tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-kira sama
dengan ukuran 20-30 cm untuk slope protection dan minimal 40 cm untuk penahan
gerusan pada bendung dan pekerjaan sungai lainnya. Pekerjaan lindungan dengan
rip-rap termasuk pula penyediaan lapisan filter kerikil pasir seperti ditunjukkan
dalam gambar.

50
d. Landasan
Landasan haruslah dari bahan drainase porous dengan gradasi yang dipilih sedemikian
hingga tanah pondasi tidak dapat hanyut melewati bahan landasan dan juga bahan
landasan tidak hanyut melewati pasangan batu kosong atau bronjong.
e. Adukan Semen
1) Semen harus memenuhi ketentuan dalam SNI 15-2049-1994
2) Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO M45-04
3) Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organis.
4) Dalam pengajuan kesiapan kerja Penyedia Jasa Konstruksi harus mengirimkan
contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan dilengkapi dengan data
pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai bagian ini.
f. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan.
h. Ketentuan Lubang Sulingan dan Dilatasi
1) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan. Kecuali
ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, lubang
sulingan harus ditempatkan dengan jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu
satu ke sumbu lainnya dan harus memeiliki diameter 50 mm.
2) Pada struktur panjang yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka delatasi
harus dibentuk untuk panjang struktur tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm
lebarnya dan harus diteruskan sa mpai seluruh tinggi dinding. Batu yang
digunakan untuk pembentukan sambungan harus dipilih sedemikian rupa
sehingga membentuk sambungan tegak yang bersih dengan dimensi yang
disyaratkan di atas.
3) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase Porous berbutir kasar
dengan gradasi menerus yang di pilih sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak
dapat hanyut jika melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati
sambungan.
i. Pekerjaan Akhir Pasangan Batu
1) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana pekerjaan
dilaksanakan.
2) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu
harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan
dikerjakan sampai permukaan tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang
dapat menjamin pengaliran air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan
cuaca tersebut harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
3) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
4) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti disyaratkan untuk Pekerjaan
Beton.
5) Jika pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang
tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan,
penimbunan kembali harus dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti

51
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan
dengan Bagian Pekerjaan Timbunan.
6) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan untuk
memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan pasangan batu sehingga
akan memberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan
pasangan batu.
j. Perbaikan Dari Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan atau Rusak
1) Pekerjaan pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas
harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa Konstruksi dengan biaya sendiri, dengan cara
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kestabilan dan keutuhan
dari semua pekerja yang telah diselesaikannya dan harus dengan biayanya sendiri
untuk menukar dan mengganti setiap bagian yang rusak atau tidak baik yang
menurut Konsultan Pengawas dan Direksi Pekerjaan disebabkan oleh kelalaian
Penyedia Jasa Konstruksi. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diminta
pertanggungjawabannya terhadap kerusakan akibat bencana alam, seperti angin
topan atau tanah longsor yang tidak dapat dihindari di tempat pekerjaan, asalkan
pekerjaan tersebut telah diterima dan dinyatakan secara tertulis, disetujui
konsultan pengawas dan bisa diterima alasannya oleh Direksi Pekerjaan.
k. Pasangan Batu Kosong dan Bronjong
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima harus sesuai dengan ketentuan persyaratan bahan di atas.
l. Adukan Semen
1) Adukan semen yang digunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan
pada pekerjaan beton, sesuai dengan Pasal yang bersangkutan dari Spesifikasi ini,
harus terdiri dari semen dan pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama
dalam beton yang sedang dikerjakan atau diperbaiki.
2) Adukan yang disiapkan harus memiliki kuat tekan yang memenuhi ketentuan
yang disyaratkan untuk beton dimana adukan semen dipakai.
3) Adukan semen untuk pasangan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan,
adukan semen untuk pasangan harus mempunyai kuat tekan paling sedikit 50
kg/cm2 pada umur 28 hari.

3. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran Pasangan Batu
1) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung sebagai volume
teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang yang disyaratkan dan
disetujui.
2) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang disetujui
harus tidak diukur atau dibayar.
3) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali dengan bahan
porous atau kantung penyaring harus diukur dan dibayar sebagai Drainase
Porous. Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus dilakukan
untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau pipa, juga tidak untuk
acuan lainnya atau untuk galian dan penimbunan kembali yang diperlukan.
b. Pengukuran Pasangan Batu Kosong Dan Bronjong
1) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah jumlah meter kubik dari
bronjong atau pasangan batu kosong lengkap di tempat dan diterima. Dimensi

52
yang digunakan untuk menghitung kuantitas ini haruslah dimensi nominal dari
masing-masing keranjang bronjong atau pasangan batu kosong seperti yang
diuraikan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Pengukuran Adukan Semen
1) Adukan semen tidak akan diukur untuk pembayaran yang terpisah. Pekerjaan ini
harus dianggap sebagai pelengkap terhadap berbagai jenis pekerjaan yang
diuraikan dalam Spesifikasi ini.
d. Pembayaran
1) Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan Harga
Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk galian
yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau pondasi, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, untuk
penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli dan pekerjaan akhir dan untuk
semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam
Bagian ini.

F. Pekerjaan Pondasi & Pemancangan


1. Persyaratan Bahan Pekerjaan Turap
a. Bahan Kayu.
Kayu untuk turap, kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, harus diberi bahan
pengawet. Tiang tiang pancang harus terbuat dari kayu yang digergaji atau ditebang,
dengan sudut-sudut persegi. Turap kayu harus seluruhnya keras dan bebas dari
kerusakan, mata kayu, bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga.
Pengawetan harus sesuai dengan AASHTO M133-04. Semen harus memenuhi
ketentuan dalam SNI 15-2049-1994
b. Bahan Beton Pracetak
Turap beton pracetak harus memenuhi ketentuan beton prategang.
c. Bahan Baja
Baja yang digunakan mempunyai minimal kekuatan tarik 415 MPa dan titik lelehnya
250 MPa. Turap Baja harus memenuhi ketentuan baja struktur, SNI 07-0722-1989
dan AASHTO M202-02. Agregat halus harus memenuhi ketentuan dalam
AASHTO M45-04.
d. Bahan Sepatu Dan Sambungan Turap
Sepatu dan sambungan tiang pancang harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e. Pondasi Tiang Bahan Kayu
- Kayu untuk tiang pancang penahan beban (bukan cerucuk) dapat diawetkan atau
tidak diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yang tegak
lurus terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya.
Selanjutnya semua kulit kayu harus dibuang.
- Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras dan bebas dari kerusakan, mata kayu,
bagian yang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai
dengan AASHTO M133 - 04. Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter
dan mutu yang ditunjukkan dalam Gambar.

53
f. Pondasi Tiang Beton
Jika beton akan dicor di dalam air, seperti halnya dengan tiang beton cor langsung di
tempat, maka beton harus dicor dengan cara tremi dan harus mempunyai slump yang
tidak kurang dari 15 cm serta kadar semen minimum 400 kg per meter kubik beton.
g. Pondasi Tiang Baja Tulangan
Baja tulangan harus memenuhi ketentuan dari Bagian Baja Tulangan.
h. Tiang Pancang Beton Prategang Pracetak
Tiang pancang beton prategang pracetak harus memenuhi ketentuan dari Bagian Beton
Prategang.
i. Tiang Pancang Baja Struktur
Baja harus memenuhi ketentuan dari Bagian Baja Struktur dan AASHTO M183-90.
j. Pondasi Tiang Pipa Baja
- Pipa baja yang akan diisi dengan beton harus memenuhi ketentuan dari ASTM
A252 Grade 2 . Pelat penutup untuk menutup ujung tiang pancang harus memenuhi
ketentuan dari AASHTO M183-90 ( ASTM A36 ).
- Pipa baja harus mempunyai garis tengah sebagaimana yang ditunjukkan dalam
Gambar. Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, tebal dinding tidak boleh kurang
dari 4,8 mm. Pipa baja termasuk penutup ujung, harus mempunyai kekuatan yang
cukup untuk dipancang dengan metode yang ditentukan tanpa distorsi.
- Pelat penutup dan las penyambung tidak boleh menonjol ke luar dari keliling ujung
tiang pancang.
k. Sepatu Dan Sambungan Tiang Pancang
Sepatu dan sambungan tiang pancang harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
l. Pengajuan Kesiapan Kerja Pekerjaan Pemancangan
Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengajukan kepada Direksi Pekerjaan hal-hal sebagai berikut :
- Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan.
- Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan bersama dengan peralatan
yang akan digunakan.
- Perhitungan rancangan, termasuk rumus penumbukan, yang menunjukkan
kapasitas tiang pancang bilamana penumbukan menggunakan peralatan yang
diusulkan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
- Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode
pemberian beban, pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data yang
diusulkan.
- Persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di atas harus
diperoleh terlebih dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan.
m. Pengukuran Pekerjaan Turap
- Turap kayu, baja atau beton yang permanen, harus diukur sebagai jumlah dalam
meter persegi yang dipasang memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkan pada
Gambar atau sebagai mana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Luas turap
merupakan panjang tiang pancang yang diukur dari ujungnya sampai elevasi bagian
pucak yang dipotong, dikalikan dengan panjang struktur yang diukur pada elevasi
bagian puncak turap yang dipotong.
- Batang tarik, tiang jangkar atau balok, balok ganjal dasar dan sebagainya yang
ditunjukkan dalam Gambar tidak ak an diukur untuk pembayaran. Turap sementara,
dalam bahan apapun untuk cofferdam, pengendalian drainase, penahan lereng
galian atau penggunaan tidak permanen lainnya tidak akan diukur untuk

54
pembayaran, tetapi harus dianggap telah dicakup dalam berbagai mata pembayaran
untuk galian, drainase, struktur dan lain-lain.
- Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai
jumlah meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam
struktur yang telah selesai. Panjan g dari masing-masing tiang pancang harus diukur
dari ujung tiang pancang sampai sisi bawah pile cap untuk tiang pancang yang
seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang pancang sampai
permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian panjangnya masuk ke
dalam tanah.
n. Pengukuran Tiang Uji
- Tiang uji akan diukur dengan cara yang sama, untuk penyediaan dan
pemancangan seperti yang diuraikan dalam cara pengukuran pondasi tiang.
o. Cerucuk
Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang untuk
penyediaan dan pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
p. Penyediaan Tiang Pancang
- Satuan pengukuran untuk pembayaran tiang pancang kayu dan beton pracetak
(bertulang atau prategang) harus diukur dalam meter kubik dari tiang pancang
yang disediakan dalam berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Tiang
pancang baja diukur dalam kilogram dari tiang pancang yang disediakan dalam
berbagai panjang dari setiap ukuran dan jenisnya. Dalam segala hal, jenis dan
panjang yang diukur adalah sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, disediakan sesuai dengan ketentuan bahan dari Spesifikasi ini dan
disusun dalam kondisi baik di lapangan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.
- Kuantitas dalam meter kubik atau kilogram yang akan dibayar, termasuk
panjang tiang uji dan tiang tarik yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
tetapi tidak termasuk panjang yang disediakan menurut pendapat Penyedia Jasa
Konstruksi.
- Tiang pancang yang disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, termasuk tiang
uji tidak diijinkan untuk menggantikan tiang pancang yang telah diterima
sebelumnya oleh Direksi Pekerjaan, yang ternyata kemudian hilang atau rusak
sebelum penyelesaian Kontrak selama penumpukan atau penanganan atau
pemancangan, dan akan yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk
disingkirkan dari tempat pekerjaan atau dibuang dengan cara lain.
- Jika perpanjangan tiang pancang diperlukan, panjang perpanjangan akan
dihitung dalam meter kubik atau kilogram, dan akan diukur untuk
pembayaran.Baja tulangan dalam beton, penyetelan, sepatu dan
penyambungan bilamana diperlukan, acuan tidak akan diukur untuk
pembayaran.
- Jika Penyedia Jasa Konstruksi mengecor tiang pancang beton pracetak lebih
panjang dari yang diperlukan, sebagaimana seluruh panjang baja tulangan
untuk memudahkan pemancangan, maka tidak ada pengukuran untuk bagian
beton yang harus dibongkar agar supaya batang baja tulangan itu dapat
dimasukkan ke dalam struktur yang mengikatnya.
q. Pemancangan Tiang Pancang
- Tiang pancang kayu, baja dan beton akan diukur untuk pemancangan sebagai
jumlah meter panjang dari tiang pancang yang diterima dan tertinggal dalam
struktur yang telah selesai. Panjan g dari masing-masing tiang pancang harus

55
diukur dari ujung tiang pancang sampai sisi bawah pile cap untuk tiang
pancang yang seluruh panjangnya masuk ke dalam tanah, atau dari ujung tiang
pancang sampai permukaan tanah untuk tiang pancang yang hanya sebagian
panjangnya masuk ke dalam tanah.
- Pengukuran untuk tambahan biaya pemancangan yang dikerjakan di dalam air
diukur dari muka tanah dasar air (danau,sungai, selat) sampai ke permukaan air
normal rata-rata.
r. Tiang Bor Beton Cor Langsung di Tempat
- Pengukuran tiang bor beton cor langsung di tempat harus merupakan jumlah
aktual dalam meter panjang tiang bor yang telah selesai dibuat dan diterima
sebagai suatu struktur. Panjang untuk pembayaran harus diukur dari ujung
tiang bor sebagaimana yang dibuat atau disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan,
sampai elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong seperti ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang di rancang oleh Direksi Pekerjaan.
- Pelaksanaan Tiang Bor Beton Cor Langsung di Tempat Yang Berair
Pengukuran untuk biaya tambahan terhadap tiang bor beton cor langsung di
tempat yang dilaksanakan di bawah air harus dihitung dalam meter panjang,
dari ujung tiang bor yang dirancang atau disetujui sampai elevasi bagian atas
tiang bor yang akan dipotong bilamana kepala tiang bor berada di bawah
permukaan air normal.
- Jika elevasi bagian atas tiang bor yang akan dipotong di atas permukaan air
normal, panjang yang dihitung harus dari ujung tiang bor yang dirancang atau
disetujui sampai elevasi permukaan air normal.
s. Tiang Uji
Tiang uji akan diukur dengan cara yang sama, untuk penyediaan dan pemancangan
seperti yang diuraikan di atas.
2. Pengujian Pembebanan Tiang
Pengujian tiang (loading test) akan diukur berdasarkan jenis dan hasil akhir pelaksanaan
pekerjaan yang telah ditentukan.
3. Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak
per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan, penyambungan,
perpanjangan, pemotongan kepala tura, pengecatan, perawatan, pengujian, baja
tulangan atau baja prategang dalam beton, penggunaan peledakan, pengeboran atau
peralatan lainnya yang diperlukan untuk penetrasi ke dalam lapisan keras, dan juga
termasuk hilangnya selubung (casing) , semua tenaga kerja dan setiap peralatan yang
diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Bagian ini.

G. Pekerjaan Dewatering
1. Penutupan Sungai Secara Vertikal
Kecepatan penutupan dapat mencapai 1000 ton/jam, tergantung kapasitas angkut serta
jalan masuk. Penyelesaian penutupan yang tinggi, digunakan beberapa blok yang sangat
besar (satu diantaranya diletakkan ke hulu untuk menenangkan air) yang dirangkai
dengan kabel sehingga akan sangat membantu dalam tahap yang sulit. Kajian tentang
ketersediaan kuari sangat diperlukan guna menentukan penutupan.

56
2. Penutupan Sungai Mempunyai Dua Tahapan Yang Sangat Berbeda, Yaitu:
a. Tahap pertama, apabila perbandingan antar kedalaman dan tekanan air cukup besar,
aliran belum mencapai kritis, kecepatannya yang menyinggung material penutup
lebih rendah dari kecepatan rata-rata di alur sungai. Kepadatan serta lebar tanggul
memerlukan diameter material D yang secara kasar sepadan dengan 1/3 tinggi tekan
air dan dapat dikurangi menjadi ¼ jika material yang dapat diterima hanya sedikt
atau untuk beda tekan yang kecil.
b. Tahap kedua, atau tahap terakhir penutupan kondisi kritis akan muncul dan tidak
dapat dihindarkan. Biasanya kondisi kritis terjadi pada saat ujung timbunan
mendekati penyambungan. Untuk mempertahankan tampang melintang yang tetap
dengan menggunakan material yang jauh lebih besar atau tetap dengan
menggunakan material kecil dengan memperkenankan banyak butir yang hilang.
Pada penutupan kecil (1,5 m sampai 2 m) dapat dihemat banyak material jika
material penutupan (yang dibatasi sampai beberapa ratus m3) ditempatkan
bulldozer dalam beberapa menit.
c. Selama tahap akhir atau ketika aliran kritis terjadi dalam tahap pertama, perilaku
material akan serupa dengan dipergunakan sebagai pelindung pemecah gelombang.
Penggunaan dua tanggul mengakibatkan tekanan air hampir selalu terbagi dua pada
masing-masing tanggul. Penutupan ganda lebih mudah dilaksanakan dibandingkan
dengan penutupan tunggal.

3. Penutupan Sungai Secara Horisontal


a. Penutupan dilakukan dengan membuat tanggul secara merata dan serentak
melintang sungai. Untuk meletakkan material secara serentak diperlukan peralatan
khusus, umumnya terdiri dari jembatan, jembatan layang, derek kabel (untuk blok
sampai 10 ton atau lebih), atau ban berjalan atau kapal keruk (untuk material ukuran
kecil). Tahapan penutupan secara horisontal adalah sebagai berikut :
1) Pada tahap pertama penutupan, ukuran material ditentukan oleh tinggi tekan
air.
2) Pada tahap akhir, ukuran material ditentukan oleh debit per aliran per meter
pada lereng downstream.
3) Pada tahap pertengahan (yang biasanya paling sulit), ditentukan oleh kedua
parameter yaitu oleh tinggi tekan air dan debit per eliran per meter serta produk
yang dihasilkannya misalnya energi per meter
4) Ukuran material yang diperlukan dapat diperkecil dengan membuat penutupan
alur sebesar mungkin agar dapat mengurangi debit aliran per meter sehingga
energi maksimum dapat berkurang.

H. Pekerjaan Bangunan Pengelak


Berdasarkan SNI 03-6465.2-2000 pembuatan bendung pengelak dapat terbuat dari urugan
batu atau urugan tanah. Bendung urugan batu dengan membran di hulu hampir tidak pernah
digunakan karena pemasangannya memakan waktu yang sangat lama dan kesulitan dalam
pelaksanaan kaki pondasi hulu untuk membran. Penempatan inti lempung atau urugan
dengan spesifikasi dan pemeriksaan kadar air yang tepat akan mengalami kesulitan jika
harus dikerjakan dalam waktu singkat.
Untuk mencapai kekedapan pada bendung pengelak urugan sedang sampai tinggi dilakukan
sebagai berikut :
1. Dengan inti lempung dipasang di bawah air sebagaimana kebanyakan material-material
transisi dan urugan.

57
2. Dengan diaphragma sentral yang dibangun di tempat kering atau di bawah air selama
atau setelah pengurugan.
3. Dinding turap pancang dapat dihubungkan dengan batuan dasar di tempat kering atau
sebagai alternatif di dalam air (kemungkinan dilengkapi dengan grouting).

I. Pekerjaan Pengeringan Pondasi


Penyedia Jasa Konstruksi sebaiknya menyediakan, memasang dan mengoperasikan segala
jenis pompa serta peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pengeringan
rembesan pada berbagai bagian pekerjaan dan juga untuk menjaga agar pondasi bebas dari
air, sesuai dengan ketentuan konstruksi untuk setiap jenis pekerjaan.
1. Metoda yang digunakan kontraktor untuk memindahkan air dari galian pondasi akan
bergantung pada persetujuan Tenaga Ahli atau Direksi Pekerjaan. Pada penggalian
untuk keperluan struktur pondasi sampai ke bawah muka air tanah, bagian tersebut
sebelumnya harus dikeringkan terlebih dahulu untuk memudahkan proses penggalian.
2. Proses pengeringan harus dilaksanakan dengan cara yang benar, sehingga mencegah
terjadinya penurunan daya dukung pondasi, mempertahankan kestabilitasan pada kaki
galian, menghasilkan kegiatan konstruksi yang bebas dari genangan air, dan
menghasilkan pondasi yang kering sehingga ikatan yang baik antara pondasi dengan
material timbunan kembali. Penyedia Jasa Konstruksi perlu mengontrol saluran
pembuang di sepanjang galian pondasi atau di tempat-tempat lain, untuk mencegah
adanya akumulasi limpasan air.

J. Pekerjaan Pintu
1. Persyaratan Bahan Pekerjaan Daun Pintu
a. Pelat Baja.
Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan SNI 03-6861-
2 2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja
b. Kayu.
Tebal pintu kayu pada umumnya diprergunakan ukuran tebal 80 mm, 100 mm dan
120 mm. Kayu yang akan dipergunakan harus mempunyai persyaratan kekuatan
lentur yang pengujian sesuai SNI 03–3959–1995, Metode Pengujian Kuat Lentur
Kayu di Laboratorium dan persyaratan pengujian kuat Tekan sesuai dengan SNI
03–3958–1995, Metode Pengujian Kuat tekan Kayu di Laboratorium dan sebelum
dipasang harus diawetkan terlebih dahulu sesuai SNI 03–3233–1009, Tata Cara
Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung.
c. Pekerjaan Pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun kerangka
ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar tahan terhadap
cuaca harus dicat dengan “coaltar epoxy resin”, Pengecatan Komponen tersebut
harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 06 – 6452 – 2000, Metode Pengujian cat
bitumen sebagai lapis pelindung
d. Pekerjaan Alat Angkat
- Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka
pintu untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
- Bahan Stang Pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, Tongkat batang
Penghubung, Handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, Tumpuan/ bantalan,
maupun rangka alur (sponning) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-
6861-2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari
besi/baja;

58
- Kerangka alur ( sponning) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis ha rus kurang dari 1 (satu) milimeter
pada setiap panjang 3 (tiga) meter.
e. Persyaratan Kerja Daun Pintu
- Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan
komponen lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai dengan
Gambar dengan konstruksi las, lebar dan tinggi bersih daun pintu;
- Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus membuatnya dengan persetujuan Direksi;
- Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air
adalah 6 (enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2 (dua) milimeter;
- Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi 2
(dua) milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari 1/800
bentang pada beban maximum;
- Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut, mur dan
cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara divulkanisir agar
menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih besar dari 50% (lima
puluh persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk sedemikian
sehingga dapat menahan air dengan baik.
f. Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas dan
kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan pada pemasangan
rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika konstruksi rangka
pintu tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa
Konstruksi dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
1. Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan
agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan
agar dapat meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu
kali tanpa terjadi pelenturan.
2. Kerangka Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton. Permukaan
rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan terhadap
permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3
(tiga) meter. Permukaan harus dikerjakan dengan mesin dan diperkeras untuk
memberikan perlindungan terhadap keausan.
3. Kerangka Atas
Balok atas harus diletakkan diatas rangka samping dan harus mendukung
pengangkat roda gigi. Balok atas harus mampu menahan beban pengangkat.
g. Stang
Stang pintu berupa tipe mur penggerak yang dioperasikan secara manual dan tenaga
listrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu untuk menaikkan, menurunkan dan
memegang pintu. Stang terdiri dari peralatan mekanis/listrik, yaitu : tumpuan, mur
penggerak, roda gigi, handel pemutar dan komponen lain yang memerlukan
pengoperasian secara efisien.
1. Stang harus direncanakan agar mampu menahan beban yang terjadi. Jika
konstruksi stang yang perinciannya tidak diterangkan disini, maka harus dibuat
oleh Penyedia Jasa Konstruksi dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

59
2. Peralatan Mekanis, meliputi : Tumpuan/bantalan, Tumpuan harus berupa tipe
bola, silinder atau datar. Roda gigi reduksi, Semua roda gigi, kecuali roda gigi
reduksi yang terbuat dari brons pospor tuang, harus dibuat dari baja tuang atau
baja tempa. Roda gigi dan bantalan harus cukup kaku terhadap gerakan. Roda
gigi harus mempunyai “rumah” yang dapat dilepaskan untuk memudahkan
pelumasan.
h. Kloping
Kloping harus dilengkapi, dengan maksud untuk penyesuaian dan pelekatan secara
tetap pada tongkat sesudah penyesuaian kedudukan pintu dilapangan.
i. Ulir Pengangkatan
Ulir pengangkatan harus terbuat dari baja tempa atau bahan lain yang disetujui dan
dikerjakan dengan mesin. Ulir pengangkat yang dapat dihubungkan dengan roda gigi
pinggir harus terdiri dari penopang roda gigi dan bantalan pemandu sebagai penguat.
j. Tongkat Penghubung
Tongkat penghubung dibuat dari batang baja.
k. Handel Operasi Manual
Setiap sebatang harus dilengkapi dengan handel operasi manual yang dapat
mengangkat beban penuh sebagaimana direncanakan. Gaya untuk memutar alat harus
lebih kecil dari 15 (lima belas) kilogram.

4. Pelaksanaan Pekerjaan
- Semua kegiatan sedapat mungkin dilakukan di dalam/sekitar wilayah kegiatan.
- Mutu dan penyelesaian harus sesuai dengan kenyataan praktek dalam pekerjaan
konstruksi baja modern. Bahan pada pekerjaan besi harus dijaga bersih dan
terlindung dari pengaruh cuaca sejauh memungkinkan dalam praktek.
- Lubang baut harus betul-betul bulat. Ukuran dari lubang baut harus tidak lebih dari
2 mm lebih besar dari diameter nominal (ditetapkan) dari baut dan harus
menciptakan putaran yang pas dengan baut.
- Jika mungkin, mesin dengan “a fixed driling line” harus digunakan. Lubang-lubang
pada dasar plat untuk baut lebih besar 0,25 mm. Gerigi-gerigi pada permukaan luar
harus dihilangkan. Panjang uliran baut harus sedemikian sehingga seluruh diameter
tangkai berada dalam daerah geser (shear zone).
- Baut harus menonjol paling tidak satu panjang uliran dengan minimum 3 mm dan
maksimum 10 mm setelah penggeseran dari mur. Di bawah mur pada baut jangkar
dan di bawah semua kepala baut dan mur harus dilengkapi “heavy duty washer”.
- Jika baut digunakan dalam permukaan yang miring, harus menggunakan “bevelled
washer”. Kepala dari mur harus diputar benar, dengan kunci Inggris yang cocok
dan dengan panjang tidak kurang dari 0,30 m.
- Sebelum dimulainya pengelasan, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat dan
menyerahkan kepada konsultan pengawas untuk disetujui, program lengkap yang
menunjukkan tipe pengelasan, klasifikasi bahan untuk pengelasan, termasuk
ukuran-ukuran yang diperlukan untuk mewujudkan dimensi spesifikasi setelah
pengelasan. Sesudah pengelasan, semua ceceran las harus dibersihkan dan semua
lubang, pori harus diperbaiki.

5. Pemasangan
- Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang semua bagian dari pekerjaan seperti
pada gambar kerja yang disetujui atau atas petunjuk konsultan pengawas di tempat
pekerjaan, termasuk semua alat-alat pelengkap seperti baut jangkar, penahan, seal
(penguat) dan sebagainya.

60
- Semua bagian yang ditanam dalam beton harus ditumpu kuat (rigid) dan
diteliti/tepat sebelum dan selama pengecoran. Bila diperlukan dinding plat,
sandaran dan ambang harus digrouting seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas
petunjuk konsultan pengawas dan Direksi Pekerjaan. Grouting harus dilaksanakan
dengan metode yang disetujui konsultan pengawas dan harus menjamin kesatuan
yang utuh.
- Pada penyelesaian pekerjaan semua bagian harus dibersihkan dan dirapikan oleh
Penyedia Jasa Konstruksi. Penyedia Jasa Konstruksi harus memindahkan semua
kelebihan bahan-bahan dari tempat pekerjaan atau seperti ditunjukkan konsultan
pengawas.
- Semua gear-reducer tertutup harus diisi secukupnya dengan minyak pelumas,
sesuai syarat dari pembuat/pabrik. Gear-reducer terbuka harus diberi gemuk
kwalitas baik pada giginya (graphite grease). Semua pelumas dan zat pencuci harus
disediakan Penyedia Jasa Konstruksi tanpa tambahan biaya.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan persediaan pelumas yang cukup
untuk jangka waktu selama masa pemeliharaan.

6. Perakitan dan Pengujian di Bengkel


a) Pintu Dan Rangka Pintu
- Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat perakitan,
pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kel onggaran dan ketepatan
posisinya. Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan harus
dikoreksi dengan tepat. Seak karet harus tepat pada posisinya saat perak itan
di bengkel. Rangka sponing, balok atas dan balok ambang pada rangka pintu
harus diperiksa kelurusannya.
- Semua ukuran rangka pintu yang berkaitan dengan ukuran pintu harus
diperiksa dan setiap kesalahan dan ketidak tepatan posisinya yang
ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan dihindari selama
perakitan dan pengangkutan.
b) Stang
- Setiap stang harus dirakit dibengkel dan diperiksa secara lengkap Semua
bagian harus diperiksa untuk menjamin bahwa semua kelonggaran dan
toleransi telah dipenuhi dan tidak ada kesalahan yang terjadi pada setiap
gerakan peralatannya.
- Semua bantalan harus diperiksa dengan teliti, semua pelumas dengan
gomok dan oli yang diperlukan harus diuji. Setiap cacat atau ketidak tepatan
operasi yang ditemukan harus diperbaiki dan pengujian diulang kembali.

7. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan


a) Rangka Pintu
- Rangka pintu harus dirakit dan di pasang pada tempatnya seperti gambar yang
telah disetujui pada posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Letak
baut atau perlengkapan lain harus dipasang pada rangka pintu dengan posisi
yang tepat.
- Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat beton
dicor tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk
menjamin posisi yang tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan.
- Pemasangan seal karet harus hati–hati agar terletak pada permukaan yang
tepat sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak diperkenankan
bila belum dirakit dengan lengkap dan teliti. Sewaktu pengecoran beton harus

61
diperiksa agar ukuran dan bentuknya sesuai gambar dan dalam batas
toleransi. Jika terjadi kesalahan harus segera diperbaiki.
b) Pintu
Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu–
pintu harus dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.

8. Pengangkat
- Sebelum dirakit, semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli harus
dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan disetujui. Sesudah
dirakit, setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat, lengkap dengan
perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang disetujui.
Pengangkatan harus diletakkan dan disetel sehingga sesuai dengan alat pengangkat
pintu.
- Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu,
pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaan tersebut,
mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditest dan distel
sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau ketidak tepatan
operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki dan prosedur pengujian
diulang kembali.

9. Pengecatan
- Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan,
Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk pengecatan
dari pabrik, Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan;
- Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan yang
disarankan dari pabrik;
- Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu)
tahun dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
a) Pengecatan Daun Pintu/Schot Balk
Kecuali disyaratkan lain, maka pekerjaan baja kontruksi dan alat-alat
pengatur air dan lain sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut
ketentuan dengan tata cara sebagai berikut :
1) Terbuka terhadap pengaruh iklim terlindung atau tidak :
- Dibersihkan dengan sikat kawat baja kecuali ditentukan lain oleh
Pengawas Daerah.
- Dua lapis cat dasar timah meni.
- Dua lapis cat oksida besi atau dua cat aluminium.
2) Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air,
termasuk semua pintu :
- Dibersihkan dengan sikat kawat baja.
- Dicat dasar dua lapis.
- Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua
lapis cat oksida terbatu bara.
3) Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi
tuang harus dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang sepertinya,
bagaimana ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

62
10. Pengelasan
- Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu dan
perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur metal atau
las busur otomatis;
- Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, jika
diperlukan oleh standar spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;
- Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan listrik
selama pengelasan berlangsung;
- Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus di
las dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan lain;
- Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum batang
las 4,5 mm;
- Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dan
daerah tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik” untuk menyakinkan bahwa cacat
telah benar terhapus sebelum dilakukan perbaikan las;
- Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
Spesifikasi pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Process of Arc welding
carbon and Carbon Manganise steels.

11. Pekerjaan Alat Angkat


- Stang pintu (alat pengangkat pintu) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual/elektrik, dipasang pada balok atas pada rangka pintu
untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
- Bahan stang pintu beserta pelengkapnya yang berupa baut, tongkat batang
penghubung, handel Operasi Manual, roda gigi, reduksi, tumpuan/bantalan,
maupun rangka alur (sponing) harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 03-6861-
2-2002 Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja);
- Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum
permukaan terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada
setiap panjang 3 (tiga) meter;
- Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan
agar tidak terjadi bocoran dibawah pintu.

12. Test dan Garansi


- Pada saat penyelesaian pekerjaan, peralatan harus siap untuk ditest dihadapan
Pengawas Daerah, sebelum penyerahan untuk membuktikan bahwa peralatan bisa
dioperasikan dengan sempurna.
- Jika ada bagian dari pekerjaan gagal dioperasikan sesuai ketentuan dalam
Kontrak, beberapa perubahan harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
sesuai ketentuan dalam Kontrak tanpa menuntut tambahan biaya.
- Pada saat penyerahan pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan
garansi tertulis selama jangka waktu 1 tahun untuk semua pekerjaan, meliputi
perbaikan dari semua kekurangan dan kerusakan yang mungkin terjadi dalam
jangka waktu tanpa biaya tambahan.
- Sesudah pemasangan di lapangan, permukaan harus dibersihkan sampai mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan dan kemudian dikerjakan sebagai berikut :
a) Bila untuk bagian-bagian mekanik; dibersihkan dengan larutan dan kemudian
dibersihkan dan digosok mengkilap.

63
b) Bila kontak dengan beton, dibersihkan dengan dikerok dan disikat dengan sikat
baja, sesaat sebelum diselubungi beton.
c) Bila kontak dengan aspal, pengedap air dari bitumen dibersihkan dan dilapisi
dengan bitumen panas.
d) Bila kontak dengan batu bata, pasangan batu atau bila tertutup oleh beton
setebal kurang dari 4 cm dicat satu kali dengan cat bitumen.
e) Bila kontak dengan kayu, dibersihkan dan dicat dengan 2 lapis cat dasar dan 2
lapis campuran bitumen, lapisan terakhir harus dicatkan sebelum kayu
dipasang.
f) Bagi permukaan-permukaan tersebut dalam B (e) di atas yang sebelumnya
sudah diberi cat dan menjadi rusak karena pasangan, maka harus diperbaiki
dengan cara membersihkan bagian-bagian yang rusak sampai disetujui Direksi
Pekerjaan, bila perlu sampai mencapai logamnya
g) Kemudian tepi dari cat yang masih utuh digosok dengan amplas dan dicat
dengan cat dasar satu kali.
h) Tiap lapis penambal harus melampui cat yang semula dan tidak rusak selebar
minimum 5 cm. Kecuali ditentukan lainnya, maka semua permukaan yang
sudah diberi cat dasar, akan dilapisi cat dasar lagi dan kemudian dengan 2 lapis
cat penutup.

13. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran atas pintu yang disediakan dan dipasang pada
bangunan harus diukur berdasarkan biaya penyediaan dan biaya pemasangan.

14. Dasar Pembayaran


Pembayaran untuk pengadaan dan pemasangan pintu dibuat berdasarkan harga satuan
per unit seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya, mencakup biaya–
biaya pengadaan material, pengangkutan, penurunan, pemotongan, finishing,
pengecatan semua bahan, upah pekerja, peralatan yang diperlukan dan penyediaan
semua perangkat keras yang diperlukan termasuk besi beton dan lain – lain.

K. Pekerjaan Lain-Lain
1. Persyaratan Pembongkaran Struktur
a) Bahan Yang Diamankan Dalam Bongkaran
- Semua bahan yang diamankan tetap m enjadi milik Pemilik yang sah sebelum
pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang akan
menjadi milik Penyedia Jasa Konstruksi. Semua bahan yang diamankan harus
disimpan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Pekerjaan.
- Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, semua beton
yang dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong (rip
rap) dan tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, harus ditumpuk pada
lokasi yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
b) Bahan Yang Dibuang Dalam Bongkaran
Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamankan
dapat dibakar atau dikubur atau dibuang se perti yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
- Pipa Besi Galvanisir untuk Sandaran
- Pipa besi lunak galvanisir harus memenuhi pasal 98 Standar Nasional
Indonesia PUBI. Sambungan ulir harus sesuai dengan persetujuan mengenai

64
sambungan. Sambungan ulir harus dari besi tuang digalvanisir dengan
“beaded pattern thread”.
- Setelah penyambungan dan pemasangan dari sandaran lengkap dan bangunan
yang bersangkutan telah selesai, besi sandaran tersebut harus dibersihkan dari
sisa-sisa beton dan dicat.
2. Pekerjaan Kayu
- Kayu yang digunakan untuk keperluan konstruksi, haruslah kayu kelas I, kayu
Bangkirai atau sejenis sesuai yang ditetapkan dalam Kontrak.
- Berhubungan dengan pemakaiannya kayu harus bersifat yang tidak akan merusak
atau mengurangi nilai konstruksi (bangunan) dan ketentuan-ketentuan lain dalam
pelaksanaan konstruksi kayu ini, harus disesuaikan dengan Peraturan Konstruksi
Kayu Indonesia N.I.5.1961.
a) Mutu Kayu
Mutu kayu yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi harus memenuhi syarat
berikut :
- Kayu harus kering udara, kadar lengas kayu lebih kecil atau sama dengan
20%.
- Besar mata kayu tidak lebih 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 3,5 cm
- Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar dari 1/10 tebal
balok.
- Miring arah serat tidak boleh lebih dari 1/10.
- Retak-retak dalam arah radial tidak boleh lebih dari 1/5 tebal kayu, dan
retak-retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 kayu.
b) Sambungan
Semua alat penyambung kayu seperti pasak, baut dan paku, syarat-syarat
pemakaian dan pelaksanaan harus disesuaikan dengan Peraturan Konstruksi
Kayu Indonesia N.I. – 5 tahun 1961.
c) Pelaksanaan Konstruksi
- Didalam melaksanakan pekerjaan konstruksi kayu haruslah mengindahkan
persyaratan yang telah ditentukan. Sebelum pelaksanaan konstruksi kadar
air dan kayu harus dikontrol dan tidak boleh melebihi yang telah ditetapkan.
- Semua alat-alat hendaknya dalam keadaan baik. Alat-alat pemotong
sebaiknya dapat menghasilkan potongan yang bersih dan ukuran-ukuran
yang tepat. Bidang-bidang dalam sambungan kayu hendaknya rata dan
tepat. Semua sambungan sebaiknya dipasang rapat.
- Penyetelan hendaknya dilakukan pada lantai yang kuat (stabil).
- Konstruksi sedemikian, sehingga deformasi tidak akan terjadi.
- Apabila ada bagian-bagian yang rusak, umpamanya pengeboran yang salah
tempatnya, pecah-pecah dan sebagainya, maka bagian tersebut harus
diganti.
- Bagian-bagian konstruksi atau sambungan-sambungan hendaknya jangan
sampai rusak atau mendapat tegangan yang melampaui batas selama dalam
pengangkutan atau mendirikan. Selama mendirikan, apabila diperlukan
harus digunakan penguat-penguat sementara. Ini dianggap sangat penting,
apabila diperkirakan ada angin yang kuat (besar).
d) Perlindungan Kayu
- Selama penyetelan, pengangkutan dan mendirikan, bahan-bahan hendaknya
dilindungi, sehingga kerusakan-kerusakan karena variasi kadar air tidak
akan terjadi.

65
- Untuk bangunan yang terlindung atau tertutup hendaknya diperlengkapi
dengan ventilasi yang cukup.
- Konstruksi kayu harus dilindungi baik-baik terhadap penyerapan air dan
fondasi.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan tempat yang tahan terhadap
cuaca. Material kayu harus disimpan di atas ganjal kayu agar tidak terkena
langsung dengan tanah sepanjang waktu penyimpanan.
- Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu harus
ditumpuk dan disusun sehingga tidak menyentuh tanah secara langsung dan
diletakkan pada tempat yang sudah disediakan dan sesuai dengan
persyaratan. Apabila material kayu tersebut beupa kayu bundar, maka harus
disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang beban dari batang yang
berdampingan dengan jarak tidak kurang dari 7,5 cm. Demikian juga balok
kayu bentuk persegi harus disusun seperti kayu bundar atau disusun tegak
lurus terhadap lapisan di bawahnya atau dipisahkan dengan tumpuan pada
jarak tertentu untuk mencegah perubahan bentuk kayu.
- Semua sambungan harus dilaksanakan dengan rapi agar diperoleh
sambungan yang cocok tanpa menggunakan pasak atau pengikat. Kecuali
disyaratkan lain atau tertera pada Gambar Rencana, maka bagian kayu
struktur tidak boleh disambung untuk seluruh panjangnya, ujung-ujung
balok kayu harus dipotong tegak dan untuk bidang kontak harus saling
berhubungan dengan baik. Semua lubang-lubang baut dan lubang-lubang
penyambung lain dilaksanakan dengan bor dengan ukuran yang sesuai dan
teliti. Semua lubang pen dan sambungan-sambungan kayu dibentuk
sehingga sambungan menjadi rapat. Lubang-lubang untuk baut harus dibor
dengan mata bor yang mempunyai diameter 1,5 mm lebih besar dari
diamater baut, kecuali lubang baut untuk lantai jembatan yang mempunyai
diameter lubang sama dengan diameter baut yang digunakan.
3. Papan Operasi (Bila Diperlukan)
Papan operasi harus dibuat dan dipasang pada setiap bendung dan pada setiap bangunan-
bangunan bagi. Papan dan tiang-tiangnya harus dibuat dari kayu kelas satu dan harus
dipasang pada beton cor, papan harus sesuai dengan penjelasan dari Album Gambar
Standar Perencana Irigasi atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
4. Skala Duga (Peilschaal)
- Skala duga untuk pengukuran permukaan air atau pengaturan bukaan pintu harus
dipasang di lokasi sebagai berikut :
a. Sisi hulu dari tiap bendung pada satu tembok pangkal.
b. Sisi hulu dari tiap bangunan ukur.
c. Pada pintu-pintu Romyn dan Crump de Gruyter.
- Skala duga yang dipasang pada hulu bendung harus diatur dengan titik nol sesuai
mercu bendung dan dipasang pada dinding, cukup jauh muka air terjun dari mercu
bendung. Bila mungkin pengukur dipasang pada dinding luar alur utama sungai,
untuk menghindari dari kerusakana kibat benda-benda terapung pada waktu banjir,
tapi harus mudah terlihat dari tangkis atau jembatan pelayanan.
- Skala duga dibuat dari teraso atau marmer dengan pembagian 0,1 meter, sesuai
dengan penjelasan dari Album Standar Perencanaan Irigasi atau menurut ketentuan
lain dalam gambar.
- Skala duga yang dipasang di hulu bangunan pengukur dibuat dari marmer dengan
tanda-tanda garis dan huruf, atau dibuat dari teraso putih pada campuran 1 PC : 3 Psr

66
dengan lekukan-lekukan untuk garis-garis dan angka-angka setebal 3 mm dijelaskan
pada gambar.
- Skala duga untuk pintu Romyn dan Crump de Gruyter disediakan termasuk
penyediaan pintu-pintu dan harus terbuat dari kuningan sesuai dengan Album
Standar Bangunan-bangunan Irigasi atau secara lain seperti ditunjukan pada gambar.
5. Petunjuk Duga
Untuk skala dugaan seperti yang disyaratkan, disamping tiap skala duga harus
dipasang suatu pelat baja lain terpisah dengan jarak 10 cm yang ditandai dengan suatu
alur yang menunjukkan garis terbatas pada skala duga. Apabila karena sesuatu hal
skala duga menjadi rusak/hilang, pelat baja ini dapat menolong untuk pemasangan
skala duga baru. Pelat-pelat itu harus sama dengan penjelasan yang ditunjukkan pada
gambar.
6. Tanda Duga Muka Air Sungai
- Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua bangunan
pengambilan dan bangunan pembagi dalam saluran dan terbuat dari bahan serta
ukuran sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk
Direksi dipasang dengan adukan 1 Pc : 3 Ps seperti ditunjukkan pada gambar. Garis
tanda muka air dan huruf dinyatakan dengan membuat alur.
- Penyedia Jasa Konstruksi harus melengkapi dan memasang papan duga ketinggian
air di bendung dan saluran induk dilokasi seperti ditunjukkan dalam gambar atau
seperti diarahkan oleh Direksi.
- Papan duga akan terbuat dari pelat besi anti karat (stainless steel) atau dilapisi
dengan galvanized dan sisi yang terbaca terdiri dari urutan angka dalam interval
sentimeter. Penyedia Jasa Konstruksi akan memasang papan duga (staff gauge)
seperti yang telah disebutkan lokasinya dengan baut dari besi anti karat (stainless
steel) atau semacamnya seperti diarahkan oleh Pengguna Jasaterhadap ketinggian
yang telah ditentukan secara persis oleh hasil survey/pengukuran yang telah
ditentukan dan disetujui oleh Direksi.
7. Papan Nama Bangunan/ Nomenklatur
Prasasti Proyek/Papan Nama Bangunan/Nomenklatur dibuat pada lokasi bangunan
untuk memberikan ciri atau tanda pada bangunan tersebut. Penyedia Jasa Konstruksi
terlebih dahulu harus mengajukan desain dan spesifikasi teknis pekerjaan ini kepada
Pengguna Jasauntuk mendapat persetujuan.
8. Patok Hektometer / Kilometer
Patok Hektometer dari beton harus dipasang sepanjang tiap saluran pada jarak 100 m,
dan Patok Kilometer dipasang setiap 10 Patok Hektometer pada waktu semua
pekerjaan tanah selesai. Sebagai titik nol yang dipakai untuk pengukuran ditentukan
Pintu Pengambilan Saluran sekunder pada bangunan bagi. Patok ditempatkan pada
lokasi yang tidak mudah diganggu dan ditentukan oleh Direksi. Patok dibuat dari beton
bertulang ditandai dengan angka hektometer dan keterangan tentang saluran sesuai
dengan gambar pada album gambar standar Perencanaan Irigasi, atau seperti ditunjuk
pada gambar. Patok harus di cat sesuai dengan standar PU, yaitu biru, kuning dan
hitam mengkilat menurut petunjuk pada gambar.
9. Pengukuran
Kuantitas untuk pekerjaan konstruksi harus diukur berdasarkan jumlah unit/satuan
yang terpasang dan seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Pengguna Jasa.
10. Dasar Pembayaran
Kuantitas pekerjaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar dengan
Harga Satuan per satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar

67
Kuantitas dan Harga untuk masing-masing, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, penanganan, pemancangan,
penyambungan, perpanjangan, pemotongan, pengecatan, perawatan, pengujian dan
setiap peralatan lain yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa
dialokasikan untuk penyelesaian pekerjaan yang diuraikan dalam bagian ini.

L. Spesifikasi Khusus Untuk Pekerjaan Sipil


1. Sambungan pada Pasangan Batu (pasangan lama dengan pasangan baru)
Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan pasangan batu lama harus dibuat
kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari noda, kotoran dan debu, disikat dan disiram (dibasahi)
dengan air sampai jenuh.
Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila pasangan batu lama sudah bersih dari noda, kotoran,
debu, berbentuk kasar dan cukup basah.
2. Pekerjaan Galian Tanah
Untuk pekerjaan galian tanah dimana hasil galian tanah tidak digunakan untuk bahan timbunan
tanggul, maka sisa hasil galian tanah ditempatkan di kanan dan/atau kiri saluran atau sesuai
petunjuk Direksi Teknis.
Dalam hal ini pekerjaan galian meliputi pembuangan, perataan dan perapian serta pemadatan
apabila diperlukan.
3. Siaran dan Plesteran pada Pasangan Batu yang ada (lama)
a) Pekerjaan siaran pada pasangan batu lama dilaksanakan setelah pasangan batu lama bersih
dari debu, lumpur dan kotoran lainnya; dan sesudah itu cukup disiram (dibasahi) dengan air
bersih.
b) Siaran lama harus dibongkar (dibetel) sampai batas spesi pasangan batu lama, kemudian
pekerjaan siar dilaksanakan.
c) Plesteran yang baru setebal 1.5 cm dilaksanakan setelah permukaan pasangan batu lama
bersih dari noda, kotoran dan permukaan cukup kasar (dibetel), kemudian dibasahi dengan air
bersih.
4. Pengecatan kembali Pintu-pintu Air yang ada (lama)
a) Pintu air yang lama harus dibersihkan dari noda, kotoran, debu, lumpur dan pelumas serta
kotoran lainnya.
b) Seluruh bidang permukaan pengecatan harus diamplas dan bersih dari cat yang lama serta
bebas dari noda-noda lainnya.
c) Apabila bidang permukaan yang ada, dicat ulanng, masih terhalang dengan noda-noda seperti
oli, karet, maka hal ini harus disikat terlebih dahulu dengan minyak pelarut khusus.
d) Pengecatan dilakukan dua kali.
5. Pembongkaran Dan Pemasangan Kembali Pintu – Pintu Air.
a) Pembongkaran pintu lama yang kelak akan dipasang kembali, harus dilaksanakan secara hati-
hati dengan membetel pasangan batu (dinding) lama.
b) Pembongkaran, pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan kembali harus dilaksanakan
secara hati-hati, tidak menimbulkan kerusakan, perubahan bentuk/ukuran dari pintu yang
dibongkar tersebut.
c) Kerusakan yang timbul akibat pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi yang bersangkutan.
6. Nomen Klatur
Nomen Klatur dibuat dari bahan batu marmer dengan kualitas baik sedang ukuran serta
penulisannya harus atas persetujuan Direksi Teknis.
7. Pengukur Elevasi Air (Peil Schaal)
Pengukur elevasi air sesuai dengan Gambar atau seperti yang diarahkan oleh Pelaksana Teknis
Kegiatan. Pengukur elevasi air itu terbuat dari bahan pelat baja lunak yang diperhalus, atau

68
dengan bahan konstruksi yang lain yang telah disetujui pemakaiannya. Bagian depan yang
diperhalus itu harus berwarna putih, dan bernomor dan dengan jenis-jenisnya harus berwarna
hitam. Pengukur tersebut ditandai pada jarak interval 0,10 m dan tingakatan penomorannya pada
interval 10 mm.
Setiap pengukur mengacu pada datum survey (elevasi dasar yang disurvey) dan mempunyai
tanda (plak) sepanjang tanda tersebut dengan elevasi datum dalam penomoran dalam bahasa
Indonesia.
Pengukur dan plak-plak harus dipasang ke bagian vertikal pada struktur atau pada tempat-
tempat seperti yang terlihat pada Gambar atau seperti yang diarahkan oleh Pelaksana Teknis
Kegiatan. Lubang-lubang yang bercelah untuk pemasangan dan menghasilkan penyesuaian
yang baik. Baut-baut adri bahan baja lunak yang disheridis, mur dan ring baut digunakan
untuk pemasangan.
8. Bronjong yang digunakan merupakan bronjong fabrikasi dengan diameter kawat galvanis
bronjong sebesar 2.7 mm dengan ukuran 2.0 m x 1.0 m x 0.5 m.
9. Geotekstil yang digunakan merupakan geotekstil non woven yang terbuat dari bahan polimer
polyesther (PET) atau Polypropylene (PP) dengan berat 150 gr tiap meter persegi

Semarang, Januari 2022


Kepala Bidang Irigasi dan Air Baku
Dinas PU SDA TARU Provinsi Jawa Tengah
selaku Pejabat Pembuat Komitmen
(PPKom)

Ir. RAHMAN WAHYU ADI KARTIKA, Sp.1.


Pembina Tingkat I
NIP. 19650216 199303 1 008

69

Anda mungkin juga menyukai