Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kel. 2 Prinsip Pengajaran Dan Asesmen

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM PERENCANAAN

PEMBELAJARAN DAN ASESMEN

Mata Kuliah : Prinsip Pengajaran dan Assesmen Yang Efektif I


Jumlah SKS : 3 SKS
Dosen Pengampu : 1. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd.
2. Ikhwan Cahya, S.Pd., Gr.

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Astnah Muzzammillatun
2. Dhea Rosa Yolanda
3. Dinda Aphrodita
4. Efa Nurhamah
5. Erin Putriana

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN


ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2024
KATA PENGATAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami pada
akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Rini Rita T.
Marpaung, S.Pd., M.Pd dan bapak Ikhwan Cahya, S.Pd., Gr. selaku dosen pengampu
mata kuliah Pemahaman Peserta Didik dan juga teman-teman yang ikut berkontibusi dalam
penyusunan makalah ini. Adapun makalah yang kami susun ini berjudul “Prinsip
Understanding By Design Dalam Perencenaan Pembelajaran Dan Asesmen". Kami berharap
semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan. Namun, terlepas dari itu, kami memahami
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun dari pembaca.

Metro, 1 Februari 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGATAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Prinsip UbD dalam Perencanaam Pembelajaran dan Asesmen..............................3
B. Menentukan Tujuan......................................................................................................4
C. Menentukan Asesmen...................................................................................................6
D. Kegiatan Pembelajaran..............................................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................13
A. Kesimpulan..................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran sebagai proses penyampaian ilmu pengetahuan yang terjadi di dalam
kelas. Pembelajaran merupakan perubahan perilaku yang menyangkut aspek
pengetahuan,sikap dan keterampilan dari tidak mengetahui menjadi memahami
(Firmansyah, 2020). Proses pembelajaran sebagai interaksi pada lingkungan sebagai upaya
untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang dihadapi oleh peserta didik.
Sebelum melakukan pembelajaran guru harus menyusun perencanaan pembelajaran.
Tugas pokok seorang guru adalah mengajar. Mengajar adalah membuat belajar terlaksana
(teaching as making learning possible). Hal ini dapat diwujudkan jika ada usaha yang
memanfaatkan berbagai strategi, metode, dan teknik guna memungkinkan tercapainya
kompetensi/hasil belajar tertentu, dalam arti ada perubahan dari tidak bisa menjadi bisa,
dari tidak mampu menjadi mampu (Pertiwi dkk., 2020).
Mengajar adalah tanggung jawab utama seorang guru. Membuat pembelajaran layak
adalah apa yang guru lakukan ketika mereka mendidik (Munthe, 2020). Ini dimungkinkan
jika inisiatif dibuat untuk menggunakan berbagai taktik, metode, dan pendekatan untuk
memungkinkan pencapaian kompetensi/tujuan pembelajaran tertentu, yang akan
menghasilkan pergeseran dari ketidakmampuan menjadi kemampuan (Sari, 2021). Tujuan
instruksional menentukan keterampilan dan pengetahuan yang harus diperoleh siswa
(Prawiradilaga, 2020). Dengan membuat siswa merasa nyaman dan terinspirasi, seorang
desainer pembelajaran dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka. Ini merupakan
bagian krusial dari pekerjaanseorang guru (Pratiwi dkk., 2021).
Namun sering dijumpai bahwa evaluasi pembelajaran dan kegiatan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai secara optimal. Dalam beberapa kasus, bahkan ada guru yang
tidak mengikuti RPP yang telah disiapkan dan malah terkesan mengajar seadanya, tanpa
persiapan. Rencana untuk proses pembelajaran seringkali hanya dilihat sebagai tambahan
administrasi.
Kegiatan pokok guru dalam mengajar adalah pekerjaan mengajar berdasarkan
pemahaman yang mendalam tentang materi Pelajaran dan peran yang dipersiapkan secara
professional untuk memediasi pembelajaran dalam menanggapi kebutuhan peserta didik di
ruang kelas. Guru membuat persiapan dan perencanaan pembelajaran menjadi bagian
penting untuk membangun generasi yang berkualitas dan dapat meningkatkan kemampuan
intelektual peserta didik. Fakta bahwa menerapkan Understanding by Design (UbD) di
lembaga pendidikan memungkinkan pengajarnya menjadi anggota aktif pengembangan
kurikulum disebutkan dalam banyak penelitian

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip understanding by design dalam perencanaam pembelajaran dan asesmen?
2. Bagaimana menentukan tujuan?
3. Bagaimana menentukan asesmen
4. Bagaimana menentukan kegiatan pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui prinsip understanding by design dalam perencanaam pembelajaran dan
asesmen
2. Untuk mengetahui menentukan tujuan.
3. Untuk mengetahui menentukan asesmen.
4. Untuk mengetahui menentukan kegiatan pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip UbD dalam Perencanaam Pembelajaran dan Asesmen


Konsep Desain Mundur dimulai pada tahun 1949 sebagai ide inovatif Ralph W.
Tyler, seorang pendidik kritis yang mengabdikan karirnya untuk membantu orang
meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mereka untuk menangani situasi sulit dan
kompleks (Behar-Horenstein, 2020). Meskipun dia tidak menggunakan terminologi
khusus Desain Mundur, alasannya dipertimbangkan sebagai proses bertahap yang dimulai
dengan “mengidentifikasi tujuan, memilih, mengorganisasikan dan mengevaluasi
pengalaman” (Behar-Horenstein, 2020). Kemudian ide serupa tentang desain mundur
diperkenalkan, dan istilahnya “Understanding by Design (UbD)” diciptakan oleh Jay
McTighe dan Grant Wiggins pada tahun 1998. (Wiggins & McTighe, 2021), menjelaskan
“Understanding by Design didasarkan pada gagasan bahwa perolehan prestasi jangka
panjang lebih mungkin terjadi ketika pendidik mengajar untuk memahami konsep dan
proses yang dapat diberikan dengan memberikan kesempatan kepada pelajar untuk
menerapkannya belajar dalam konteks yang bermakna” (Pradan Joshi, 2021).
“Understanding by Design in Secondary Science Classrooms" adalah studi oleh
McTighe, Wiggins, dan Cranton yang diterbitkan dalam Journal of Science Education and
Technology pada tahun 2002. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi implementasi dan
efektivitas Understanding by Design (UbD) kerangka kerja di kelas sains sekunder. Kajian
dilakukan dengan mengamati dan mewawancarai pendidik yang menggunakan kerangka
kerja UbD di kelas IPA mereka dan dengan mengumpulkan data hasil belajar siswa. Studi
ini menemukan bahwa pendidik yang menggunakan kerangka kerja UbD mampu
merancang instruksi yang berfokus pada pemahaman siswa dan mampu menggunakan
penilaian dan umpan balik untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Studi ini juga
menemukan bahwa siswa yang diajar menggunakan kerangka kerja UbD memiliki skor
pencapaian yang lebih tinggi dalam penilaian sains dan menunjukkan pemahaman konsep
sains yang lebih dalam.
Understanding by Design (UbD) adalah kerangka kurikulum desain mundur yang
mendukung pendidik dan pemimpin kurikulum dalam merancang kurikulum, pengajaran,
dan penilaian dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan kinerja peserta didik.Understa
3
nding by design menekankan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
(Davila dkk., 2020). Istilah Understanding by Design (UbD) sama halnya
denga Backward Design atau desain mundur. Dalam pendekatan Understanding by Design
(UbD), Backward Design lebih fokus pada pembelajaran dan pemahaman peserta didik.
Dalam UbD perancangan dimulai dari tujuan pembelajaran, kemudian menyusun evaluasi
pembelajaran dan kemudian baru merencanakan langkah pembelajaran.
Jadi Understanding by Design (UbD) adalah sebuah proses merancang ulang
pembelajaran tetapi dari akhir atau dari hasil, dimana biasanya merancang pembelajaran
dimulai dari aktivitas kemudian asesmen, hingga menemukan hasil akhir atau forward
design berbeda dengan UbD yang menggunakan backward design. Backward design
dimulai dari menentukan hasil, kemudian bukti dan asesmen, hingga menentukan strategi
apa yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran bisa tercapai. Berikut gambar
mengenai tiga tahap dalam Understanding by Design (UbD) atau backward design.

Figure 1. Three stages of Understanding by Design (McTighe & Wiggins, 2021)

Ada tiga tahapan dalamUnderstanding by Design yakni menentukan tujuan,


menentukan asesmen, dan menentukan kegiatan pembelajaran.

B. Menentukan Tujuan
Pembelajaran di kelas memiliki suatu tujuan agar peserta didik mampu menerima,
memahami, dan mengetahui materi yang diajarkan oleh pendidik. Hal ini menunjukkan
bahwa pendidik harus lebih kreatif dan efektif dalam memilih metode, strategi, dan
pendekatan sesuaidengan kondisi peserta didik. Pemilihan tersebut agar materi yang
diajarkan dapat tersampaikan dengan baik dan lancar. Pernyataan ini didukung
4
(Mustakim, 2020) bahwa keefektifan dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan
mengurangi tugas mengingatkan peserta didik jika ada tugas dan masih banyak hal
lainnya.
Pendekatan juga sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Salah satu pendekatan
yang dapat digunakan adalah Understanding by Design (Ubd). Sebelumnya sudah
dibahas tentang prinsipnya, berikutakan dipaparkan kompetensi dan tujuan pembelajaran
pendekatan Understanding by Design (UbD):
Kompetensi dalam pendekatan UbD berpusat pada pemahaman desain pembelajaran,
fokus pada asesmen dan penggunaan pertanyaan penting. Pada dasar nyatujuan akhir
yang diinginkan dalan pendekatan ini. Cara menentukan tujuan pembelajarannya (Pertiwi
dkk., 2020):
1. Menentukan hasil yang diinginkan
Dalam tahap ini, pendidik akan menentukan hasil belajar yang ingin d icapai oleh
siswa.Tujuan pembelajaran harus sesuai dengan standar kompetensi yang telah di
tetapkan.
2. Menentukan infikator keberhasilan
Pada tahap ini, pendidik akan menentukan indikator keberhasilan yang dapat
mengukur kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Indikator ini
harus spesifik,terukur, dan dapat di observasi.
3. Membuat rencana pembelajaran
Pada tahap ini, pendidik akan merancang rencana pembelajaran dengan
mempertimbangkan metode dan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan indikator keberhasilan yang telah di tetapkan.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan UbD pendidik mampu menentukan ide
atau pokok-pokok yang ingin diketahui (dipelajari). Istilah lainnya pendidik memiliki
keingintahuanyang harus dicapai. Kemudian pendidik membuat kata-kata kunci yang
sesuai materi. Setelahitu, apa yang diinginkan untuk dikuasai dinyatakan dalam kalimat
yang mengandung ejaan KBBI dan berdasarkan taksonomi bloom. Hal ini didukung oleh
(Wati, 2022) dalam merencanakan dan menentukan alur pembelajaran dilakukan dengan
menentukan menetapkan hasil belajar yang ingin tercapai terlebih dahulu. Tahapan
selanjutnya membuat assessment setrap ide atau pokok-pokok yang ingin diketahui
(dipelajari).

5
C. Menentukan Asesmen
Guru dapat mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan
asesmen. Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Pembelajaran dan asesmen merupakan dua aktivitas yang saling berkaitan. Agar
pembelajaran dan asesmen dapat memberikan dampak terhadap peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik, maka pembelajaran dan asesmen
perlu direncanakan secara sistematis.Ada tiga jenis asesmen yang perlu diterapkan oleh
guru dalam mengukur hasil belajar peserta didik yaitu:
a. Asesmen diagnostik, yaitu asesmen yang dilakukan sebelum guru menyusun
kegiatan pembelajaran. Asesmen diagnostik mencakup dua hal, yaitu:
Aspek kognitif: untuk mengetahui kemampual awal siswa dalam materi
pembelajaran. Instrumen asesmen diagnostik kognitif bisa berupa tes tulis maupun
lisan.
Aspek non-kognitif: aspek ini meliputi dukungan keluarga, motivasi diri, gaya
belajar, hingga kemampuan sosial emosional siswa.
b. Asesmen formatif, yaitu asesmen yang berorientasi pada perkembangan kompetensi
peserta didik. Asesmen formatif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
Tujuan dari asesmen formatif yaitu untuk mengukur pengetahuan peserta didik
selama proses pembelajaran, keterampilan terkait kinerja dalam kelompok maupun
mandiri, serta sikap peserta didik selama proses pembelajaran. Contoh: kuis,
presentasi, penugasan, penilaian diri, penilaian teman sejawat, observasi.
c. Assesmen sumatif, bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran peserta
didik secara keseluruhan. Asesmen sumatif dilakukan pada akhir proses
pembelajaran dapat dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan pembelajaran
sesuai pertimbangan guru. Asesmen sumatif menjadi bagian dari perhitungan
penilaian di akhir bab, akhir semester, atau akhir tahun.

Ada tiga pendekatan asesmen yang perlu diterapkan oleh guru dalam mengukur hasil
belajar peserta didik.
1. Assessment of Learning

6
Asesmen diartikan sebagai sebuah proses menemukan sejumlah deskripsi
tingkat karakteristik yang dimiliki siswa. Asesmen berbeda dengan evaluasi dan
pengukuran. Meski memiliki kemiripan, namun tetap ada gab pembeda yang perlu
dipahami oleh praktisi pendidikan. Evaluasi adalah proses merefleksikan data
untuk membuat suatu keputusan. Sedangkan pengukuran adalah salah satu
prosedur untuk menemukan sejumlah deskripsi kuantitatif yang dimiliki siswa.
Hubungan antara evaluasi, asesmen, dan pengukuran dapat dilihat pada Bagan 1
berikut.

Evaluasi

Asesmen

pengukuran

Assessment of learning masih menjadi pendekatan yang dominan digunakan


di sekolah. Tujuan dari pendekatan asesmen ini adalah mengetahui dan
mengesahkan hasil pembelajaran kemudian melaporkannya kepada siswa dan
orang tua siswa. Kemajuan belajar siswa dilaporkan dalam bentuk hasil ujian atau
raport.

Asesmen dilakukan akhir pembelajaran. Asesmen berbentuk tes yang memuat


pertanyaan dari materi yang telah dipelajari. Guru menggunakan tes untuk
mengases kuantitas dan akurasi pekerjaan siswa. Sebagian besar keputusan guru
diambil dari hasil asesmen. Hasil asesmen diwujudkan dalam bentuk simbolis
yang menandakan pencapaian siswa.

Penekanan yang kuat ditempatkan pada komparasi siswa satu dengan siswa
lain untuk menempatkannya pada posisi tertentu. Umpan balik untuk siswa

7
berbentuk nilai atau nilai dengan sedikit saran perbaikan. Assessment of learning
mengindikasikan mana siswa yang belajar dengan baik dan mana siswa yang
kurang. Biasanya, asesmen ini tidak mengindikasikan kemampuan penguasaan ide
dan konsep karena konten tes yang umum dan terlalu terbatas untuk
merepresentasikan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang telah dipelajari.

2. Assessment for Learning


Assessment for learning menawarkan perspektif baru pada asesmen
tradisional yang dilakukan di sekolah. Secara sederhana, model asesmen ini
mengeser konsep asesmen sumatif ke formatif. Pada model ini, deskripsi penilaian
perlu dipersiapan. Hasil asesmen digunakan untuk landasan pelaksanaan
pembelajaran selanjutnya.

Dalam pendekatan ini, saat merencanakan pembelajaran perlu diperhatikan


apa yang sudah dan belum diketahui oleh siswa. Sebelum pembelajaran dimulai,
setidaknya siswa harus memahami hal-hal berikut.

 Apakah tujuan pembelajaran?

 Mengapa mereka perlu belajar itu?

 Dimana posisi kompetensi awal siswa?

 Bagaimana cara mereka mencapai tujuan pembelajaran?

Ketika siswa memahami tiga prinsip di atas, kualitas pembelajaran akan naik.
Membagikan informasi ini kepada siswa dapat meningkatkan ‘rasa perlu’
mencapai tujuan dan dan menciptakan rasa tanggungjawab antara siswa dan guru
dalam mencapai tujuan belajar secara bersama-sama. Informasi tersebut diperoleh
dari asesmen pembelajaran sebelumnya menggunakan pengamaan, lembar kerja,
konferensi guru-murid, dan sebagainya. Ketika melaksanakan pembelajaran, guru
dapat memodifikasi pembelajaran yang sesuai kemampuan siswa.

Pada pendekatan ini, guru tetap berperan sebagai pengendali dari kegiatan
asesmen. Akan tetapi, tugas mereka bergeser dari pendekatan sebelumnya. Pada
assessment for learning, guru menggunakan pengetahuan pribadi mereka
mengenai konteks penilaian dan target kurikulum untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar.
8
Dalam melaksanakan pendekatan assessment for learning hal-hal yang harus
diperhatikan, yaitu perencanaan pembelajaran, penentuan tujuan pembelajaran,
penginformasian tujuan pembelajaran pada siswa, pengomunikasian kriteria
asesmen, proses asesmen, dan umpan balik asesmen.

Pembelajaran tidak terjadi secara insidental, pembelajaran perlu direncanakan


dengan hati-hati. Perencanaan adalah bagian esensial dari pekerjaan guru. Guru
perlu merencanakan dan membuat peluang-peluang pada setiap bagian
pembelajaran dalam rangka mendapatkan informasi tentang perkembangan siswa.
Hal yang sama pentingnya adalah memberikan apresiasi pada pencapaian siswa,
bukan hanya mengukur pencapaian mereka.

Pada awal tahun ajaran, biasanya guru merencanakan sebaran kompetensi


yang akan diajarkan dalam satu tahun. Kerangka tersebut digunakan untuk
menentukan tujuan-tujuan pembelajaran yang perlu dicapai dalam setiap minggu.
Saat pembelajaran akan dilaksanakan guru perlu mengidentifikasi indikator
pembelajaran untuk menentukan tujuan pembelajaran secara spesifik. Hal tersebut
penting untuk menjabarkan cara terbaik mengases pencapaian tujuan.

Tujuan pembelajaran yang telah disusun perlu dikomunikasikan kepada siswa.


Ketika siswa tidak memahami tujuan pembelajaran dikhawatirkan terjadi
penurunan motivasi. Lagipula, jika siswa memahami tujuan pembelajaran, mereka
dengan mudah dapat memonitoring diri sendiri tentang seberapa jauh tujuan
pembelajaran telah mereka capai. Kriteria asesmen yang dijabarkan dari tujuan
pembelajaran juga perlu dikomunikasikan kepada siswa. Guru juga perlu
mendemonstrasikan bagaimana kriteria asesmen dicapai.

Assessment for learning dilaksanakan di tengah-tengah pembelajaran, bukan


di akhir pembelajaran. Asesmen ini sangat interaktif. Guru dapat memberikan
bantuan-bantuan pada kesulitan yang ditemui siswa selama pembelajaran
berlangsung. Hal ini memberikan feed back kepada guru untuk merencakan
kegiatan berikutnya. Suksesnya kegiatan asesmen bergantung pada keterampilan
diagnostik guru. Siswa terlibat sebagai pembelajar yang aktif terlibat, kirtis,
memahami materi pembelajaran, mampu menghubungkanya dengan pengetahuan
sebelumnya, dan menguasai kompetensi yang diajarkan. Pada pembelajaran

9
berbasis internet, strategi KWL (what I know, what I want to know, and what I
learn) dapat digunakan untuk mempraktikan pendekatan assessment for learning.

3. Assessment as Learning
Assessment as learning adalah ketika siswa menjadi penilai terbaik bagi dirinya
sendiri. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat yang
sama, siswa akan butuh untuk mampu memotivasi diri sendiri dan membawa
talenta serta pengetahuan mereka untuk membuat keputusan atas permaslaahan
dalam kehidupan mereka. Mereka tidak bisa hanya menunggu guru untuk
menjelaskan apa yang mereka butuhkan.

Asesmen yang efektif akan mendorong siswa untuk membuat pertanyaan


reflektif dan memikirkan startegi belajar dan unjuk kerja. Dari waktu ke waktu,
kemampuan siswa akan meningkat ketika mereka dapat menggunakan
pengetahuan pribadi untuk mengonstruk makna, memiliki kemampuan untuk
regulasi diri ketika ia tidak memahami suatu konsep dan menemukan jalan apa
yang harus ditempuh.

Guru dan siswa secara bersama-sama memutuskan tentang fakta-fakta penting


dalam pembelajaran dan cara terbaik mengorganisasikannya. Secara rutin, siswa
merefleksi hasil kerja mereka dan membuat penilaian atas apa yang telah mereka
capai. Ketiga pendekatan memiliki kontribusi pada pembelajaran tetapi melalui
jalan yang sangat berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tujuan,
pembanding, dan asesor kunci.

Tabel 1. Perbedaan antara Assessment of learning, Assessment for learning, dan


Assessment as learning

Pendekatan Tujuan Pembanding Asesor Kunci

Assessment of pertimbangan Siswa lain Guru


learning kenaikan level
belajar, sertifikasi

Assessment for Informasi untuk guru Standart eksternal Guru


learning dalam menentukan atau ekspektasi

10
keputusankeputusan
tentang
pembelajaran
selanjutnya

Assessment as Monitoring diri dan Tujuan pribadi Siswa


learning koreksi diri secara dan standard
mandiri oleh siswa eksternal

D. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah proses pendidikan yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang
semakinlama semakin meningkat dalam pengetahuan, pikir, sikap dan kebiasaan-
kebiasaan, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya untuk hidup dan untuk
bermasyarakat, berbangsa, dan berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.
Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi
peserta didik menjadi kompetensi yang diharapkan. Menurut (Bahri & Zain, 2002)
pelaksanaan pembelajaranadalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadiantara guru dan peserta didik. Interaksi yang bernilai
edukatifdikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran
dimulai.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika akan melaksanakan kegiatan
pembelajaran adalah:

1. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang danwujud tertentu yang
dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secaraterpisah maupun secara
terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalammencapai tujuan belajar
atau mencapai kompetensi tertentu.

2. Materi Pembelajaran

11
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa materi pembelajaran adalah
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh pesertadidik dalam
rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.

3. Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai
tujuan pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan
kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Dalam konteks yang
demikian itulah kiranya pengelolaan kelas penting untuk diketahui oleh siapapun juga
yang menerjunkan dirinya kedalam dunia pendidikan.

4. Penilaian dan Evaluasi

Penilaian adalah kegiatan untuk mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu


berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan Evaluasi adalah
kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapkan Understanding by Design (UbD) mampu merancang instruksi yang berfokus
pada pemahaman siswa dan mampu menggunakan penilaian dan umpan balik
untukmeningkatkan pembelajaran siswa. Tujuan pembelajaran pendekatan UbD ini guru
menentukan hasil yang diinginkan, menentukan indikator keberhasilan, membuat
rencana pembelajaran. Assesment yang dapat digunakan assesment for, as, and of
learning yang memungkinkan guru mengumpulkan bukti dan membuat penilaian
tentang kompetensi siswa.Dalam kegiatan pembelajarannya sangat diperlukan adanya
sumber belajar, materi pembelajaran, pengelolaan kelas, penilaian dan evaluasi.
Sehingga, guru dapat menerapkan pendekatan ini dengan mengidentifikasi hasil,
menentukan bukti dan assesmen yang kuat, dan merancang strategi pembelajaran

B. Saran
Penyusun berharap setelah membaca makalah ini, pembaca dapat memahami
pembahasan mengenai prinsip Understanding by Design (UbD) dalam perencanaan
pembelajaran danasesmen sehingga dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran dan
pengetahuan. Namun, terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun dari pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Behar-Horenstein, L. (2020). 1. In C Kridel (Ed) Sage Encyclopedia of Curriculum


Studies,2010:615-616. In C Kridel (Ed) Sage Encyclopedia of Curriculum Studies,
2010:615-616., 615-616/.
Munthe, B. (2020). Desain Pembelajaran. PT Pustaka Intan Madani.
Davila, J., Mattanah, J., Bhatia, V., Latack, J., Feinstein, B., Eaton, N., Daks, J., Kumar,
S.,Lomash, E., MCCORMICK, M., & Zhou, J. (2020). Romantic competence, healthy
relationship functioning, and well-being in emerging adults: Romantic
competence. Personal Relationships, 24. https://doi.org/10.1111/pere.12175
Firmansyah, M. A. (2020). Analisis hambatan belajar mahasiswa pada mata kuliah
statistika. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 10 (2).
McTighe, J., & Wiggins, G. (2021). Understanding by design framework. Alexandria,
VA: Association for Supervision and Curriculum Development
Mustakim, M. (2020). Efektivitas pembelajaran daring menggunakan media online
selama pandemi covid-19 pada mata pelajaran matematika. Al Asma: Journal of
Islamic Education, 2 (1), 1–12.
Pertiwi, S., Sudjito, D. N., & Rondonuwu, F. S. (2020). Perancangan Pembelajaran
Fisikatentang Rangkaian Seri dan Paralel untuk Resistor Menggunakan
Understanding byDesign (UbD). Jurnal Sains dan Edukasi Sains, 2 (1), 1–7.
Pradan Joshi. (2021). Evaluation of the Implementation of Understanding by Design Proce.
Culminating Projects in Education Administration and Leadership, 82(3)
Pratiwi, E., Rondonuwu, F. S., & Noviandini, D. (2021). Desain Masalah Pada Topik
Rangkaian Listrik Untuk Metode Pembelajaran Berbasis Masalah. Radiasi:
Jurnal Berkala Pendidikan Fisika, 6 (1), 53–63.
Prawiradilaga, D. S. (2020). Prinsip desain pembelajaran. Kencana.
Sari, N. R. (2021). Implementasi Model Pembelajaran POE (Prediction
ObservationExplaination) untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dan Keaktifan
Siswa MateriRangkaian Listrik Sederhana. Program Studi Pendidikan Fisika FSM-
UKSW
Wati, W. (2022). Analisis Pengembangan Rancangan Pembelajaran dengan
PendekatanUnderstanding by Design Pada Pembelajaran PAI SMP Negeri 11
14
Bengkulu Tengah. GUAU: Jurnal Pendidikan Profesi Guru Agama Islam, 2 (4), 373–
378.
Wiggins, G. P., & McTighe, J. (2021). The understanding by design guide to creating high-quality
units. ASCD.

15

Anda mungkin juga menyukai