Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

MAKALAH Keris

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Penilaian Berbasis Kelas


Mata Kuliah : Pendidikan Seni dan Keterampilan
Dosen Pengampu: Amir,S.pd.,M.Sn

Disusun Oleh:

JAMILA : 21.1.1.0624.0017

KARTINI : 21.1.1.0624.0048

ARGA ANUGRAH : 21.1.1.0624.0005

HASRAWATI : 21.1.1.0624.0014

TRISNI : 21.1.1.0624.0038

MUFIDA ULFIYAH : 21.1.1.0624.0024

AHMAD YANI : 21.1.1.0624.0001

INSTITUT AGAMA ISLAM DDI POLEWALI MANDAR


FAKUKTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

TAHUN AJARAN 2023-2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Polewali Mandar, 06 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Keris
2. Asal-usul keris
3. Teknik Pembuatan Keris
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keris menjadi sebuah produk budaya Indonesia yang kemunculannya terdapat nilai
keindahan yang mengandung sebuah makna dan fungsi yang sangat-sangat penting bagi
masyarakat. Keris merupakan sebuah hasil karya yang istimewa dan merupakan sebuah
warisan kebudayaan yang asli dimiliki Indonesia dengan bentuk yang indah dan bentuk yang
bermacam-macam. Sehingga keris telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia.
Keris sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia yang menjadi sebuah identitas
daerahnya masing-masing, seperti hal nya pulau Jawa yang terdapat berbagai macam daerah
khususnya keris daerah Jawa tengah yang memiliki filosofi tinggi yang terbentuk dari gagang
sampai warangka atau sarung kerisnya. Gagang pada keris Jawa tengah selalu menghadap ke
kanan sebagai bentuk lambang kebenaran dan ujung gagangnya yang selalu menunduk
merupakan perwujudan dari sikap rendah hati sebagai manusia dan makhluk Tuhan
Keris juga merupakan salah satu benda pusaka berjenis senjata tajam yang mendapat
tempat terhormat bagi masyarakat Jawa khususnya daerah Jawa Tengah. Keris tidak selalu
berfungsi sebagai senjata saja, keris juga digunakan sebagai salah satu pelengkap busana
pada suatu acara-acara tertentu, memberikan kewibawaan bagi pemilik keris, dan keris
sebagai benda pusaka yang menjadi kelengkapan pada saat upacara adat. Semuanya itu tidak
lepas dari bagaimana proses pembuatan keris itu sendiri karena di dalam proses
pembuatannya harus menguasai perhitungan yang rumit, memiliki teknik tingkat tinggi, serta
material yang digunakan tidak sembarangan.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengambil rumusan masalah:
1. Apakah pengertian Keris?
2. Dari mana Asal usul Keris?
3. Bagaimana teknik pembuatan Keris?

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Keris
Keris, sebagian besar orang menyebutnya sebagai senjata dan sebagian lagi
menyebutnya sebagai benda berharga yang mempunyai daya magis tinggi. Namun dalam hal
ini, penulis mengartikan keris sebagai senjata tikam yang berbentuk asimetris, bermata dua
dan berasal dari budaya Jawa. Dari tempat asalnya, keris kemudian menyebar ke Pulau Bali,
Lombok, Kalimantan, dan bahkan hingga Brunei Darussalam, Malaysia, dan Pulau Mindanao
di Filipina. Dari hanya sekedar senjata tikam, keris kemudian berkembang menjadi simbol
status sosial dan simbol kejantanan/kekuasaan bagi pemiliknya.

Di sisi lain keris disebut sebagai karya seni yang bernilai tinggi. Nilainya terletak
pada keindahan bentuk dan bahan yang dipakai serta proses pembuatannya yang memerlukan
waktu yang lama, ketekunan dan ketrampilan yang khusus.

Sebagai artefak budaya, keris adalah warisan khas kebudayaan Nusantara dan
juga Melayu. Oleh kerana itu, keris lazim dipakai orang di Al-Mudra, M.. Keris dan Budaya
Melayu, (Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, 2004). Riau, Bugis,
Jawa dan Bali sebagai pelengkap busana mereka. Bahkan dalam kehidupan modern saat ini
keris banyak di buru untuk dijadikan sebgai benda koleksi hingga sebagai pemenuhan
kebutuhan tertentu dari sang pemiliknya.

Seiring berjalannya waktu, budaya keris kemudian menyebar ke kawasan lain di


Asia Tenggara, terutama yang mempunyai asas kebudayaan Melayu, seperti Malaysia,
Brunei, Filipina Selatan, Singapura dan Thailand Selatan. Keris termasuk jenis senjata tikam,
namun bukan semua senjata tikam dapat disebut sebagai keris.

Untuk itu, perlu dijelaskan kriteria yang harus dipenuhi sehingga layak disebut
sebagai keris. Sebuah benda dapat digolongkan sebagai keris bilamana benda itu memenuhi
kriteria berikut:

a) Keris harus terdiri dari dua bagian utama, yakni bagian Bilah keris (termasuk pesi)
dan bagian Ganja. Bagian Bilah dan Pesi melambangkan wujud Lingga, sedangkan
bagian Ganja melambangkan wujud Yoni. Dalam falsafah Jawa, yang bisa dikatakan
sama dengan falsafah Hindu, persatuan antara lingga dan yoni merupakan perlambang
akan harapan atas kesuburan, keabadian (kelestarian) dan kekuatan dari sang pencipta.

5
b) Bilah keris harus selalu membuat sudut tertentu terhadap Ganja, bukan tegak lurus.
Kedudukan bilah keris yang miring atau condong, melambangkan dari sifat manusia
yang sebenarnya sangat rentan terdapat godaan dan nafsu keduniawian, khususnya
bagi orang jawa dan juga suku bangsa Indonesia lainnya, bahwa seseorang, apapun
pangkat dan kedudukannya, harus senantiasa tunduk dan hormat bukan saja pada sang
pencipta, juga pada sesamanya.
c) Ukuran panjang bilah keris yang lazim adalah antara 33 - 38 cm. Beberapa keris luar
jawa bisa mencapai 58 cm, bahkan keris buatan filipina selatan, panjangnya ada yang
mencapai 64 cm. yang terpendek adalah keris budha dan keris buatan nyi sombro
pajajaran, yakni hanya sekitar 16 - 18 cm. Tetapi, keris yang dibuat orang amat kecil
dan pendek, misalnya hanya 12 cm, atau bahkan ada yang lebih kecil dari ukuran
Fullpen, tidak dapat digolongkan sebagai keris, melainkan semacam jimat berbentuk
keris-kerisan.
d) Keris yang baik harus dibuat dan ditempa dari tiga macam logam yakni besi, baja dan
bahan pamor. Pada keris-keris tua, misalnya keris Budha, tidak menggunakan baja.
Dengan demikian, keris yang dibuat dari kuningan, seng, dan bahan logam lainnya
tidak dapat digolongkan sebagai keris. Begitu juga "keris" yang dibuat bukan dengan
cara ditempa, melainkan dicor, atau yang dibuat dari guntingan drum bekas aspal
tergolong bukan keris, melainkan hanya keris-kerisan atau replika keris saja.

Meskipun masih ada beberapa kriteria lain untuk bisa mengatakan sebuah benda adalah keris,
empat ketentuan di atas itulah yang terpenting, sebagai acuan untuk menentukan sebuat
benda bisa atau tidak disebut keris.

1) Tinjauan Tentang Keris

a) Cara dan Niat pembuatan keris.

Ditinjau dari cara dan niat pembuatannya keris dapat dibagi atas dua golongan besar.
Pertama, disebut keris ageman, yaitu keris yang diciptakan dengan tujuan hanya
mementingkan keindahan lahiriah (eksoteri) keris itu. Kedua, desebut keris tayuhan, yaitu
keris yang diciptakan dengan lebih mementingkan tuah atau kekuatan gaibnya (isoteri atau
esoteri) yang ada dalam keris.

6
b) Bentuk dan Kelengkapan keris

Ditinjau dari bentuk dan kelengkapan bagian-bagiannya, keris terbagi atas 240 dapur
keris. Dari jumlah yang ratusan itu, secara umum dapat dibagi atas dua golongan besar, yaitu
keris yang lurus dan yang berkelok-kelok bilahnya.

Keris yang berkelok-kelok bilahnya disebut keris luk. 4 Jumlah kelokan atau luk-nya,
mulai dari 3 (tiga) sampai dengan 13. Keris yang luk-nya lebih dari 13, dianggap sebagai
keris yang tidak normal (tetapi 4 Luk adalah pola bentuk suatu benda yang berbentuk zigzag,
berkelok-kelok atau berlekuk-lekuk. bukan berarti tidak baik) dan disebut sebagai keris
Kalawija (keris yang dicipta untuk kegunaan tertentu).

c) Gelar dan Nama sebuah keris

Pemberian nama pada sebuah keris dalam budaya masyarakat Islam Nusantara adalah
sebuah hal yang biasa dan sudah menjadi kebiasaan kebanyakan masyarakat Islam, bahkan
hingga kini. Pemberian nama juga di lakukan terhadap benda-benda lain yang dianggap
mempunyai kelebihan, seperti pada sebuah tombak trisula, gong atau bende Kyai Simo,
pedang naga puspa dan sebagainya.

Keris yang dibuat dalam lingkungan keraton oleh para empu keraton, umumnya
diberi gelar Kyai, Kanjeng Kyai, dan Kanjeng Kyai Ageng. Selain gelar, keris juga diberi
nama. Gelar dan nama keris itu tercatat dan disimpan dalam arsip keraton. Sedangkan keris
milik keraton biasanya disimpan dalam ruangan khusus yang disebut Gedong Pusaka.

Keris-keris yang terkenal dan disebut-sebut dalam legenda atau cerita rakyat, yang
paling terkenal adalah keris Empu Gandring pada zaman Kerajaan Singasari, keris Kanjeng
Kyai Ageng Sengkelat, pusaka Keraton Majapahit yang konon pernah dicuri oleh Adipati
Blambangan. Keris terkenal lainnya adalah keris Kyai Setan Kober yang dipakai oleh Arya
Penangsang, sewaktu berperang melawan Danang Sutawijaya, pada awal berdirinya kerajaan
Pajang.

2) Unsur-unsur penting dalam keris

Keris atau Dhuwung dan disebut juga “Curiga” termasuk yang dinamakan tosan aji
(tosan berrati besi dan aji berarti dihormati karena memiliki kelebihan atau dianggap
bertuah). Keris adalah jenis senjata yang dianggap bertuah atau keramat dan dalam kehidupan

7
masyarakat Islam dipandang sebagai pusaka. Oleh karena itu perawatannya menjadi sangat
khusus.

Keris terdiri dalam 2 kelompok besar. Kelompok pertama adalah keris yang
berbentuk lurus, dan kelompok kedua adalah keris yang berbentuk ber-luk-luk. Selanjutnya
dalam keris terdapat pula pamor yang berjumlah lebih dari 150 ragam pamor.

Dengan demikian dapat ditarik simpulan bahwa unsur-unsur dalam keris terdiri dari
tosan aji, bilah dan ganja serta pamor sebgai unsur penting yang memposisikan sebuah keris
dalam tingkatan tertentu.

2. Asal-usul keris

Keris serta senjata tradisional lainnya menjadi khasanah budaya Indonesia. Berbagai
bangunan candi batu yang dibangun pada zaman sebelum abad ke-10 membuktikan bahwa
bangsa Indonesia pada waktu itu telah mengenal peralatan besi yang cukup bagus, sehingga
mereka dapat menciptakan karya seni pahat yang bernilai tinggi.

Keris adalah khazanah budaya yang cukup istimewa. Gambar timbul (relief) yang
paling kuno memperlihatkan besi telah wujud semasa pembentukan prasasti batu yang
ditemui di Desa Dakuwu, di daerah Grabag, Magelang, Jawa tengah. Prasasti ini
menggunakan huruf pallawa dan mempunyai gambar-gambar seperti kapak, sabit, belati,
pisau dan keris. Ini menunjukan masyarakat Islam nusantara pada masa itu telah mencipta
seni pahat yang bernilai tinggi.

Pada zaman-zaman berikutnya, makin banyak candi yang dibangun, termasuk candi-
candi yang berada di wilayah Jawa Timur, yang memiliki gambaran keris pada dinding
reliefnya. Misalnya pada candi Jago atau candi Jajagu, yang dibangun tahun 1268 Masehi, di

8
candi itu terdapat relief yang menggambarkan Pandawa (tokoh wayang) sedang bermain
dadu. Punakawan yang terlukis di belakangnya digambarkan sedang membawa Keris. Begitu
pula pada candi yang terdapat di Tegalwangi, Pare, dekat Kediri, dan candi Panataran. pada
kedua candi itu tergambar relief tokoh-tokoh yang memegang keris.

Keris yang merupakan budaya asli Indonesia, walaupun pada abad ke-14 masehi
nenek moyang bangsa Indonesia pada umumnya beragama Hindu dan Budha, tidak pernah
ditemukan bukti bahwa budaya keris berasal dari India atau negara lain. Tidak pula
ditemukan bukti adanya kaitan langsung antara senjata tradisional itu dengan kedua agama
itu.

Jika pada beberapa candi di Pulau Jawa ditemui adanya gambar timbul (relief) yang
menggambarkan adanya senjata yang berbentuk keris, maka pada candi yang ada di India
atau negara lain, bentuk senjata semacam ini tidak pernah ada. Bahkan senjata yang
berpamor, tidak pernah ada dalam sejarah India. Bentuk senjata yang menyerupai keris pun
tidak pernah dijumpai di negeri itu. Keris baru dijumpai setelah kedua cerita itu diadaptasi
oleh orang Jawa dan menjadi cerita wayang. Beberapa jenis keris memiliki mata pedang yang
berkelok-kelok. Senjata ini sering disebut-sebut dalam berbagai legenda tradisional, seperti
keris Mpu Gandring dalam legenda Ken Arok dan Ken Dedes.

Keris yang saat ini sudah terkenal di berbagai belahan dunia juga menjadi daya tarik
tersendiri bagi masyarakat Islam, khususnya masyarakat Islam Jawa, sebagai bagian dari
warisan dunia. Walaupun pada masing-masing daerah, keris telah mengalami perubahan baik
dalam segi bentuk maupun teknik pembuatannya. Tata cara pemakaian keris juga berbeda di
masing-masing daerah, misalnya Di daerah Jawa dan Sunda, keris ditempatkan di pinggang

9
bagian belakang. Sementara di Sumatra, Malaysia, Brunei dan Filipina, keris ditempatkan di
depan.

Sejarah panjang perkembangan keris tidak akan ada habisnya, sejak masa lampau,
setelah zaman nenek moyang kita mengenal logam bahkan hingga saat. Dengan demikian,
nampaklah bagi kita untuk mengambil simpulan bahwa keris adalah benda pusaka yang
berasal dari Indonesia, dalam hal ini masyarakat Islam Jawa.

3. Teknik Pembuatan Keris

1) Empu Keris

Pada umumya, terutama di Jawa pembuat keris dikenal dengan sebutan Empu; di Bali
dikenal dengan nama Pande atau wangsa Pandie, di Sunda dikenal dengan istilah Guru
Teupa. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Empu adalah manusia yang memiliki derajat
tinggi.

Pada beberapa tempat, ilmu seorang empu tidak sembarangan orang bisa
mempelajarinya karena hanya mereka keturunannya saja yang boleh mempelajari, sedangkan
di beberapa tempat yang lain menjadi seorang empu hanya merupakan profesi saja dan
siapapun boleh mempelajarinya dan mereka tidak diikat dalam satu sistem keluarga tertentu.

Empu merupakan seorang yang benar-benar ahli di bidangnya dan memiliki beberapa
keahlian yang menunjang proses kreatif dalam penciptaan karya-karyanya. Adapun beberapa
keahlian khusus yang dimiliki oleh seorang Empu untuk merujuk pada proses kreatifnya
adalah :

a) Ahli dalam bidang agama dan spiritual


Pada masanya seorang Empu adalah orang yang dianggap suci dan memahami
betul akan pemahaman kehidupan dan mampu memahami sesuatu yang gaib, seorang
empu biasa memimpin upacara-upacara keagamaan ataupun upacara-upacara sesaji
lainya. Empu merupakan panutan bagi masyarakat Islam sekitarnya. Oleh karena itu
kemampuan keagamaan dan spiritualnya benar-benar melebihi kemampuan masyarakat
Islam pada umunya.
b) Ahli dalam bidang olah senjata
Ada ungkapan senjata yang baik adalah senjata yang dibuat oleh pendekar (ahli
olah senjata) yang hebat. Jadi, kebanyakan para empu adalah seorang yang ahli “olah

10
kanuragan” dalam memainkan senjata, pesilat ataupun pendekar yang mahir dalam
pengolahan dan penggunaan senjata, terutama dalam peperangan.
c) Ahli dalam bidang Psikologis
Seorang empu memiliki kemampuan memahami karakter psikologis dari
pemesanya sehingga keris yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan watak, prilaku dan
karakter dari pemakainya. Diceritakan dalam babad dan juga cerita-cerita rakyat bahwa
para kesatria memesan keris pada seorang empu agar sesuai dengan dirinya.
Keris dapat diperlalukan sebagaimana keinginan dari si pemilik seperti dipakai
untuk senjata, kelengkapan busana, benda pamer dan sebagainya. Tetapi keris juga
mempengaruhi sifat dan karakter pemiliknya sebagaimana keyakinan dari pemilik
terhadap kekuatan dan atau bahasa simbol dari kerisnya.
d) Ahli Anatomi
Keahlianya di dalam olah senjata dengan sendirinya seorang empu ahli dalam
anatomi manusia. Keahlian ini sebagai penunjang agar karya yang dihasilkan benar-
benar sesuai dengan “dedeg Piadek” atau ukuran badan si pemakainya, dengan demikian
karya yang dihasilkan dapat diperankan sesuai dengan pemakainya. Perlu diingat
kembali bahwa semua hal yang berkaitan dengan ukuran tiap-tiap bagian keris
menggunakan ukuran bagian badan seperti: “nyari, kilan, cengkang dan lain-lain”.
e) Ahli dalam bidang politik.
Pada masa majapahit oleh Gajah Mada empu diberi kedudukan tertentu dalam
pemerintahan. Seorang empu banyak terlibat dalam percaturan politik dan terlibat
didalam strategi kenegaraan dan perang. Penghargaan khusus dari raja banyak diberikan
kepada para empu keris yang mumpuni, mereka diberi kedudukan tinggi, lengkap dengan
nama dan gelar kebangsawanan seperti Empu Supo yang disayang oleh raja karena
berjasa mengembalikan Keris Sangkelat yang telah hilang dari keraton kemudian
diangkat jadi menantu dan diberi gelar pangeran dengan hadiah tanah perdikan atau
tanah bebas pajak.
f) Ahli dalam bidang Sastra.
Seorang empu biasanya mempelajari sastra dan mereka adalah orang-orang yang
terpelajar. Sebagian besar dari mereka terjalin hubungan baik dengan keraton sehingga
mereka memperdalam sastra untuk interaksi mereka. Disamping itu mereka menganggap
ajaran sastra merupakan salah satu untuk menambah pengetahuan dan kedalaman batin.
g) Ahli dalam bidang Artistik.

11
Bentuk dasar dari bilah keris terdiri dari bilah keris lurus, bilah keris luk dan bilah
keris campuran antara luk dan lurus, hal itu pula yang menyebabkan jumlah nama dari
dapur bilah keris banyak sekali. Bila kita perbandingkan dengan senjata-senjata
tradisional di seluruh dunia seperti tombak, pedang, panah, pisau dan sebagainya. Keris
merupakan senjata tradisional yang paling banyak ragam farian bentuknya di samping
juga yang paling rumit dari tiap-tiap bagiannya (rerincikan bagian bilah keris lebih dari
30 bagian, pedang Katana dari Jepang sekitar 15 bagian, pedang Toledo dari Spanyol 10
bagian, Kukri dari Nepal 9 bagian)

12
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Keris, sebagian besar orang menyebutnya sebagai senjata dan sebagian lagi
menyebutnya sebagai benda berharga yang mempunyai daya magis tinggi. Namun dalam hal
ini, penulis mengartikan keris sebagai senjata tikam yang berbentuk asimetris, bermata dua
dan berasal dari budaya Jawa. Dari tempat asalnya, keris kemudian menyebar ke Pulau Bali,
Lombok, Kalimantan, dan bahkan hingga Brunei Darussalam, Malaysia, dan Pulau Mindanao
di Filipina. Dari hanya sekedar senjata tikam, keris kemudian berkembang menjadi simbol
status sosial dan simbol kejantanan/kekuasaan bagi pemiliknya.

Keris serta senjata tradisional lainnya menjadi khasanah budaya Indonesia. Berbagai
bangunan candi batu yang dibangun pada zaman sebelum abad ke-10 membuktikan bahwa
bangsa Indonesia pada waktu itu telah mengenal peralatan besi yang cukup bagus, sehingga
mereka dapat menciptakan karya seni pahat yang bernilai tinggi.

Keris adalah khazanah budaya yang cukup istimewa. Gambar timbul (relief) yang
paling kuno memperlihatkan besi telah wujud semasa pembentukan prasasti batu yang
ditemui di Desa Dakuwu, di daerah Grabag, Magelang, Jawa tengah. Prasasti ini
menggunakan huruf pallawa dan mempunyai gambar-gambar seperti kapak, sabit, belati,
pisau dan keris. Ini menunjukan masyarakat Islam nusantara pada masa itu telah mencipta
seni pahat yang bernilai tinggi.

Pada beberapa tempat, ilmu seorang empu tidak sembarangan orang bisa
mempelajarinya karena hanya mereka keturunannya saja yang boleh mempelajari, sedangkan
di beberapa tempat yang lain menjadi seorang empu hanya merupakan profesi saja dan
siapapun boleh mempelajarinya dan mereka tidak diikat dalam satu sistem keluarga tertentu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ø Daryanto, Asal.usulkeris./, (Jakarta:Adi Mahastya, 2010). Hlm. 26.


Ø Zaenal Arifin, defenisi keris, (Bandung: PT. Remaja Rusda Karya, 2010) .hlm.180.
Ø Mulyadi, Teknik.membuat, (Malang: UIN Maliki Press, 2010). hlm. 101.
Ø Iim wasliman,noman somantri, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (bandung: remaja
rosdakarya, 2009). Hlm. 91-92.
Ø Ngalim Purwanto, keris, (Bandung; Remaja Rosdakarya,2002). Hlm.60.
Ø Elizabeth, cathy grace,Pintar Membuat Portofolio ,(Jakarta: Erlangga group, 2006), hlm. 46.
Ø Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran..., hlm. 187-209.
Ø http://tomindflys.blogspot.com/2009/01/keris.html./

14

Anda mungkin juga menyukai