Reserch
Reserch
Reserch
Diding Nurdin
FIP Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154
Rumah: Lembah Sariwangi No. 42 Rt.03/15 Sariwangi Parongpong Kab. Bandung Barat
HP. 085294921971, E-mail: didingn8871@gmail.com
Abstract: The current study was intended to know the managerial competences in building
the school climate and the satisfaction of the teachers in West Bandung Regency. The research
method used was descriptive associative. The population of teachers and principals of public
and private elementary schools in Bandung Regency was 751 people. The samples which were
chosen through random sampling technique were 112 people. The results of the study suggested
that managerial competences had 54.8% influence on the teachers’ job satisfaction; the school
climate had 44.2% influence on the teachers’ job satisfaction; managerial competences and
school climate had 65% influence on the teachers’ job satisfaction.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi manajerial kepala sekolah
dalam membangun iklim sekolah dan kepuasan guru pada sekolah dasar di Kabupaten Bandung.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif- asosiatif. Populasi guru dan kepala sekolah
SD Negeri dan Swasta di Kabupaten Bandung 751 orang. Sampel mengacu pada sampling
random sebanyak 112 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi manajerial kepala
sekolah terhadap kepuasan kerja guru sebesar 54,8%; pengaruh iklim sekolah terhadap kepuasan
kerja guru sebesar 44,2%; pengaruh kompetensi manajerial kepala sekolah dan iklim sekolah
terhadap kepuasan kerja guru sebesar 65%.
Kata Kunci: kompetensi manajerial, kepala sekolah, iklim sekolah, kepuasan guru, SD.
Kepala sekolah dengan berbagai masalah yang dan iklim organisasi sekolah dimana guru tersebut
melingkupinya, menarik untuk diteliti karena bertugas. Kepuasan kerja merupakan impian dan
kepala sekolah merupakan ujung tombak dalam harapan setiap guru, akan tetapi banyak faktor yang
peningkatan mutu pendidikan. Di samping itu, menyebabkan puas atau tidak puasnya seorang guru
iklim organisasi sekolah merupakan bagian yang dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar dan
tidak bisa dilupakan untuk dikaji dalam penelitian pendidik. Faktor-faktor tersebut menurut Halawa
ini. Lebih jauh penelitian ini ingin mengkaji (2002:12) adalah: lingkungan kerja, disiplin kerja,
kompetensi manajerial kepala sekolah dan iklim gaji/honor, hubungan guru dengan guru, hubungan
organisasi pengaruhnya terhadap kepuasaan kerja guru dengan kepala sekolah, hubungan guru
guru di sekolah dasar kabupaten Bandung. dengan siswa, motivasi, pengaruh kepemimpinan
Kepuasan guru dalam menjalankan peran dan kepala sekolah, sikap guru, pengetahuan tentang
fungsinya, tidak lepas dari pengaruh kepala sekolah komunikasi”.
45
46 Sekolah Dasar, Tahun 24 Nomor 1 , Mei 2015, hlm 45-56
Hal ini berarti selain faktor gaji, masih banyak yang memiliki sikap negatif terhadap pekerjaannya,
faktor yang memengaruhi kepuasan guru, seperti maka dia hanya akan menjalankan fungsi dan
kepemimpinan kepala sekolah dan iklim organisasi kedudukannya sebatas rutinitas saja. Untuk itu perlu
sekolah. Menurut Robbins (2003:110) kepuasan ditanamkan sikap positif guru terhadap pekerjaan,
kerja adalah sikap umum individu terhadap salah satunya melalui peningkatan kepuasan kerja.
pekerjaannya, selanjutnya dikatakan pekerjaan Pada kondisi tertentu ada sebagian guru yang
membutuhkan interaksi dengan rekan kerja dan menunjukkan kinerja yang baik, padahal mereka
para atasan, mematuhi peraturan-peraturan dan memperoleh gaji di bawah standar upah minimum
kebijakan-kebijakan organisasi, memenuhi standar regional. Hal ini membuktikan bahwa materi bukan
kerja, hidup dengan suasana kerja yang seringkali satu-satunya alat pemuas kerja guru. Serupa dengan
kurang dari ideal, dan semacamnya. pendapat Davis (2005:195) bahwa “kepuasan kerja
Dari pernyataan di atas, kepuasan kerja tidak bersifat dinamis”. Artinya puas dapat berubah-
hanya dinilai dari upah/gaji. Namun ada faktor lain ubah sesuai dengan kondisi yang dialami individu.
seperti faktor iklim organisasi dan pengaruh dari Bentuk-bentuk hubungan antar guru, rekan sekerja
kepala sekolah. Dalam bidang pendidikan khususnya dan kualitas kepala sekolah berpengaruh pada
di sekolah, kepuasan guru dipengaruhi oleh iklim kepuasan guru seperti yang diungkapkan oleh
organisasi di sekolah dan juga kepala sekolah. Hoy and Miskel (2013:252) bahwa “leadership,
Menurut Hoy dan Miskel, (2013:303) kepuasan decision making, and communication processes
kerja adalah ’any combination of psychological, also influence job satisfaction”. Yang artinya
physiological and environmental circumstances kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan proses
that cause a person to say, ”I am satisfied with my komunikasi juga mempengaruhi kepuasan kerja.
job”. Selain itu, ” leadership, decision making, Kualitas perilaku guru dalam mengajar
and communication processes also influence job ditentukan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor
satisfaction”. seperti kondisi eksternal dan internal. Seperti tingkat
Dalam menciptakan kepuasan kerja guru pendidikan, penguasaaan objek, pengalaman,
sekolah dasar tentunya masih dihadapkan pada kualitas kepribadian, dan kualitas kehidupan
kendala, baik internal maupun eksternal. Penelitian masyarakat. Menurut Surya (2004:9-10) bahwa:
yang dilakukan oleh Sunarto dan Purwoatmodjo hal yang paling menyulitkan guru adalah menjaga
(2013:23) mengungkapkan bahwa kepala sekolah keseimbangan antara tuntutan untuk berbuat
masih kurang melibatkan partisipasi guru saat normatif ideal dan suasana kehidupan masa kini
merencanakan suatu program atau kegiatan, kurang yang ditandai dengan pola-pola kehidupan yang
mampu mengoordinasikan sumber daya manusia matrealistis, individualistis, kompetitif, konsumtif
dan sumber-sumber material sekolah, kurang dan sebagainya. Faktor mendasar yang terkait
harmonisnya hubungan guru dengan kepala sekolah, dengan kinerja professional guru adalah kepuasan
serta kurang mampu dalam hal memberikan petunjuk kerja.
dan meluruskan apabila terdapat kesalahan yang Berdasarkan pendapat tersebut, kondisi utama
ada disekolah. Hal ini berarti kemampuan kepala yang penting dan memiliki pengaruh terhadap
sekolah sebagai manajer masih kurang optimal. produktivitas guru dalam bekerja adalah faktor
Sikap guru terhadap pekerjaan mempengaruhi kepuasan kerja. Kepuasan kerja guru ini merupakan
tindakan guru tersebut dalam menjalankan aktivitas sasaran penting dalam manajemen sumberdaya
kerjanya. Hal ini berkaitan dengan keyakinan seorang manusia karena mempengaruhi tingkat absensi,
guru mengenai pekerjaan yang diembannya, yang turnover, semangat kerja, disiplin kerja, serta
disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan berbagai gejala negatif lainnya seperti keluhan guru,
dasar kepada guru tersebut untuk membuat rendahnya prestasi, rendahnya kualitas pengajaran,
respon atau berperilaku dalam cara tertentu sesuai ketidakdisiplinan, dan lain-lain.
pilihannya. Apabila seorang guru memiliki sikap Bertolak dari berbagai gejala negatif yang
positif terhadap pekerjaannya, maka sudah tentu ditimbulkan oleh rendahnya tingkat kepuasan kerja
guru akan menjalankan fungsi dan kedudukannya guru, maka meningkatkan kepuasan kerja guru
sebagai tenaga pengajar dan pendidik dengan yang berdampak pada kinerja adalah hal yang tidak
penuh tanggung jawab, sebaliknya seorang guru bisa diabaikan. Mengingat bahwa peningkatan
Nurdin, Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Membangun Iklim Sekolah 47
kepuasan kerja guru pada intinya merupakan kunci Kepala sekolah dituntut untuk secara konsisten
keberhasilan pendidikan, sebab kegiatan utama memperhatikan dan membangun kepuasan kerja
pendidikan adalah proses belajar mengajar itu guru agar tidak terjadi penurunan.
dilakukan dengan sebaik-baiknya melalui tenaga Dari paparan di atas, kepuasan guru dalam
pengajar yang handal didalamnya. bekerja dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah
Hasibuan (2005:200) menyatakan bahwa dan iklim organisasi sekolah. Hal ini sejalan dengan
kepuasan kerja guru dipengaruhi faktor-faktor: (1) pandangan beberapa ahli yang mengatakan bahwa
balas jasa yang adil dan layak; (2) penempatan yang kepemimpinan dan iklim organisasi mempengaruhi
tepat sesuai dengan keahlian; (3) berat-ringannya kepuasaan kerja pegawai. Iklim organisasi
pekerjaan; (4) suasana dan lingkungan pekerjaan; (5) merupakan konsep sistem yang mencerminkan
peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan; keseluruhan gaya hidup organisasi. Karena iklim
(6) sikap pimpinan dalam kepemimpinannya; dan organisasi mencerminkan gaya hidup maka secara
(7) sifat pekerjaan monoton atau tidak. otomatis iklim organisasi akan mempengaruhi
Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa keseluruhan kegiatan organisasi termasuk perilaku
yang menyebabkan guru tidak puas adalah dari anggotanya (Davis (2005), Hamdani (2006), Hoy
faktor kepala sekolah dan rekan sekerja yang dan Miskel (2013).
tidak mendukung pekerjaan yang lebih baik. Dari uraian masalah di atas, arah penelitian ini
Kepala sekolah dan iklim kerja dalam membangun dapat diilustrasikan dalam gambar 1 berikut ini:
kepuasan kerja guru sangat menarik untuk dikaji.
Kompetensi manajerial kepala sekolah dan kerja guru. Disisi lain iklim organisasi sekolah,
iklim organisasi pengaruhnya terhadap kepuasan dimana guru dan pimpinan, guru dan sesama
kerja guru menarik untuk dilakukan suatu guru, serta guru dengan lingkungan sekolah akan
penelitian. Alasan pentingnya penelitian ini adalah mewarnai kepuasan kerja guru. Untuk tujuan
bahwa kepala sekolah merupakan faktor kunci tersebut, maka penelitian ini sangat urgen untuk
kepemimpinan yang dapat mempengaruhi kualitas dilakukan.
48 Sekolah Dasar, Tahun 24 Nomor 1 , Mei 2015, hlm 45-56
Dari gambar diagram di atas dapat dilihat Kepala sekolah sebagai manajer memiliki
bahwa semua skor rata-rata sub variable berada pengaruh terhadap kepuasan kerja guru, namun
pada interval 2,1-4,0 sehingga dapat diketahui faktor lain penting memperoleh perhatian dari
bahwa penilaian guru-guru SD di Kabupaten kepala sekolah. Faktor lain yang berpengaruh
Bandung terhadap kompetensi manajerial kepala terhadap keberhasilan kepemimpinan kepala
sekolah (X1) menunjukkan bahwa kepala sekolah sekolah adalah adanya faktor sumber daya
memiliki kemampuan dalam merencanakan, manusia, sarana prasarana, pendanaan, dan iklim
mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan organisasi sekolah yang dinamis dan kondusif
berada dalam kategori cukup baik. Artinya bahwa bagi tumbuhkembangnya prestasi siswa dan guru.
kemampuan manajerial kepala sekolah memberikan Wahjosumidjo (2008:97-99), mengemukakan
pengaruh sebesar 58,4% terhadap kepuasan kerja alasan-alasan sebagai berikut: (1) kepala sekolah
guru, sedangkan sisanya 41,6% dipengaruhi faktor bekerja dan melalui orang lain, (2) kepala sekolah
lain. bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan,
Nurdin, Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Membangun Iklim Sekolah 49
(3) dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang Kedua, deskripsi iklim organisasi sekolah.
kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai Iklim organisasi sekolah adalah karakteristik dari
persoalan, (4) kepala sekolah harus berpikir analitik keseluruhan lingkungan sekolah yang meliputi:
dan konsepsional, (5) kepala sekolah sebagai juru lingkungan fisik (ecology), lingkungan sosial
penengah, (6) kepala sekolah sebagai politisi, (7) (milieu), sistem sosial (social system) dan budaya
kepala sekolah adalah seorang diplomat, (8) kepala (culture). Sub variable lingkungan fisik dan
sekolah adalah pengambil keputusan yang sulit. lingkungan sosial di SD se Kabupaten Bandung
Sejalan dengan pendapat di atas, agar kinerja berada dalam kategori cukup baik. Walaupun
manajerial kepala sekolah dapat dilaksanakan demikian, iklim organisasi sekolah tersebut masih
dengan baik, maka diperlukan keterampilan- perlu untuk ditingkatkan lagi
keterampilan khusus menurut Lunenburg Iklim organisasi sekolah memiliki dimensi
(2000:333) dibagi tiga yakni: (1) technical, interaktif edukatif antara kepala sekolah dengan
involving good planning, organizing, coordinating, guru, guru dengan guru, guru dengan siswa, guru
supervising, and controlling techniques, (2) human dengan lingkungan sekolah serta sarana dan
skill, dealing with human relations and people prasarana sekolah. Iklim organisasi sekolah yang
skills, good motivating and morale building skills; diteliti mewarnai kondisi lingkungan fisik dan
and (3) conceptual, emphasizing knowledge and lingkungan sosial yang mempengaruhi kepuasan
technical skills related to the service (or product) kerja guru SD. Hasil penelitian tentang Iklim
of the organization. Ketiga keterampilan khusus Organisasi Sekolah (X2) diperoleh skor rata-rata
tersebut apabila dipraktikan oleh kepala sekolah dari masing-masing sub variable sebagaimana
akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru. tercantum pada gambar 2. diagram berikut:
Lingkungan fisik sebagaimana terlihat dalam diagram batang di atas memberikan pengaruh yang
gambar 3. Berkaitan dengan lingkungan belajar, baik terhadap kepuasaan kerja guru SD.
keadaan guru, perpustakaan, kebersihan, lingkungan Berdasarkan rata-rata perhitungan skor
sekolah, dan tempat istirahat dalam kriteria baik. kecenderungan umum responden, didapat skor
Lingkungan fisik sebagaimana tergambar dalam rata-rata sebesar 4,4 berarti lingkungan fisik di SD
50 Sekolah Dasar, Tahun 24 Nomor 1 , Mei 2015, hlm 45-56
yang ada di Kabupaten Bandung termasuk dalam perpustakaan, buku perpustakaan, kebersihan
kriteria baik. Hal tersebut mengandung makna lingkungan, keamanan lingkungan sekolah dalam
bahwa ketersediaan media pembelajaran, keadaan keadaan aman, tempat istirahat siswa, serta kondisi
kelas bersih, penerangan kelas, meubelair, ruang fisik ruangan kelas termasuk baik.
Dari gambar 4 diagram di atas dapat dilihat kerja tidak nyaman akan menyebabkan kinerja guru
bahwa semua skor rata-rata sub variable berada yang buruk.
pada interval 4,01-6,00 sehingga dapat diketahui Hal ini sejalan dengan Hoy dan Miskel (2013:430)
bahwa responden guru-guru SD tentang lingkungan bahwa “lingkungan kerja yang kurang mendukung
sosial yang meliputi hubungan kepala sekolah seperti lingkungan fisik pekerjaan dan hubungan
dengan guru, perlakuan kepala sekolah terhadap kurang serasi antara seseorang guru dengan guru
guru, penghargaan kepala sekolah terhadap guru, lainnya lkut menyebabkan kinerja akan buruk”.
hubungan guru dengan guru, kerjasama guru Jadi apabila iklim organisasi suatu sekolah yang
dengan guru, kerjasama anatara guru dengan orang mendukung, akan membuat kinerja menjadi semakin
tua, kerjasama guru dengan komite sekolah dan baik. Lebih lanjut Hoy dan Miskel (2013:431)
kerjasama sekolah dengan masyarakat termasuk mengemukakan bahwa: organization climate is a
dalam kriteria baik. relatively enduring quality of school environment
Iklim sekolah, pada dasarnya dapat dikemukakan that experience by teachers affect their behavior, and
sebagai iklim organisasi yang terjadi di sekolah. is besed om their collective perpection of behavior
Iklim sekolah merupakan hasil dari media interaksi in school. A climate emerges through the interaction
dalam organisasi sekolah. Iklim organisasi sekolah of members and exchange of sentiment omong them.
yang dinamis, kondusif dan nyaman sebagaimana The climate of a school is its “personality”
diuraikan di atas akan mempengaruhi kualitas guru. Pernyataan Hoy dan Miskel (2013) dapat
Sebaliknya apabila iklim organisasi sekolah tidak dipahami bahwa iklim organisasi adalah kualitas
nyaman, destruktif, kotor, acuh tak acuh dan suasana lingkungan sekolah yang berlangsung secara
Nurdin, Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Membangun Iklim Sekolah 51
relatif yang dialami oleh guru memengaruhi sikap- sekolah. Pentingnya kepala sekolah memperhatikan
sikapnya dan itu berdasarkan kepada kepentingan iklim yang ada di sekolah merupakan suatu
secara bersama tentang “sikap” di sekolah. Suatu gambaran bahwa pencapaian tujuan organisasi
iklim timbul melalui interaksi dari anggota dan sekolah juga akan banyak ditentukan oleh
pertukaran perasaan diantara mereka jadi iklim bagaimana pimpinan mengelola lingkungan
organisasi sekolah adalah keperibadianya. sekolah sebagai pembentuk iklim sekolah. Persepsi
Hoy dan Miskel (2013:190-198) membagi tipe guru akan kondisi lingkungan kerja di sekolah jelas
iklim organisasi sekolah menjadi “open climate, akan menggambarkan bagaimana iklim sekolah,
engaged climate, disengaged climate and closed yang tentunya berdampak pada perilaku guru yang
climate”. Iklim organisasi yang paling baik adalah bersangkutan dalam menjalankan tugasnya. Dari
open climate artinya Sekolah dengan iklim terbuka segi dimensi iklim organisasi, salah satu aspek dari
berarti ada kerja sama dan saling menghormati perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan perilaku
antara kepala sekolah, guru dan karyawan. guru merupakan faktor penting dalam meningkatkan
Semangat kerja guru dan karyawan tinggi. Kepala prestasi kerja guru.
sekolah mau mendengarkan saran dari guru, Ketiga, deskripsi kepuasan kerja guru SD.
menghargai profesional guru dan memperhatikan Setelah peneliti melakukan pengolahan data
kebutuhan guru, sehingga guru merasa diperhatikan terhadap 158 responden dengan 23 pertanyaan
dan guru merasa puas. Tanggung jawab dalam tentang Kepuasan Kerja Guru (Y), diperoleh hasil
usaha mencapai tujuan, dirasakan bersama. Tujuan temuan-temuan penelitian dengan skor rata-rata
organisasi biasanya juga dirumuskan bersama. dari masing-masing sub variable sebagaimana
Iklim sekolah akan memberi pengaruh pada tercantum pada diagram berikut:
perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya di
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa variabel ketiga, yaitu Gairah kerja berada pada rata-
kecenderungan semua skor rata-rata sub variable rata 4. variabel keempat, yaitu kedisiplinan berada
berada pada interval 4,01-6,00 sehingga dapat pada rata-rata 4,2 variabel kelima, yaitu kualitas
diketahui bahwa penilaian guru-guru SD di pengajaran berada pada rata-rata 4. Poin tertinggi
Kabupaten Bandung terhadap kepuasan kerja berada yaitu 4,3 terdapat pada sub variabel prestasi kerja,
dalam kondisi baik. artinya, guru-guru tersebut artinya di Kabupaten Bandung umumnya guru-guru
merasa cukup puas dengan pekerjaannya. SD memiliki prestasi kerja yang termasuk kategori
Berikut ini merupakan rincian skor rata-rata baik. Adapun poin terendah yaitu gairah kerja dan
sub variabel pertama, yakni perputaran tenaga kualitas pengajaran kerja walaupun masih berada
kerja berada pada rata-rata 4,1. variabel kedua, pada kategori yang cukup baik.
yakni prestasi kerja yang berada pada rata-rata 4,3.
52 Sekolah Dasar, Tahun 24 Nomor 1 , Mei 2015, hlm 45-56
Hal di atas berarti faktor-faktor yang Bentuk-bentuk hubungan antar guru, rekan sekerja
mempengaruhi tingkat kepuasan guru di SD dan kualitas kepala sekolah berpengaruh pada
di Kabupaten Bandung telah sangat memadai, kepuasan guru. Pentingnya proses komunikasi yang
diantaranya 58,4% merupakan pengaruh dari mempengaruhi kepuasan kerja, dikuatkan oleh
keberadaan kinerja manajerial kepala sekolah yang penelitian Abdullah dan Hui (2014) tentang The
cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan gambar Relationship between Communication Satisfaction
4.2 tentang deskripsi kompetensi manajerial and Teachers’ Job Satisfaction in the Malaysian
kepala sekolah di Kabupaten Bandung yang berada Primary School bahwa terdapat hubungan yang
pada kriteria cukup baik. Artinya pelaksanaan positif dan signifikan antara kepuasan berkomunikasi
berbagai indikator kompetensi manajerial kepala dengan kepuasan kerja guru.
sekolah seperti merencanakan, mengorganisasikan, Kepuasan kerja merupakan impian dan harapan
memimpin dan mengendalikan sudah cukup baik. setiap guru, akan tetapi banyak faktor yang
Kompetensi manajerial kepala sekolah yang menyebabkan puas atau tidak puasnya seorang guru
baik dibutuhkan oleh para guru agar mereka dapat dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar dan
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, pengajar pendidik. Menurut Halawa (2002:12) Faktor-faktor
dapat puas dengan pekerjaannya. Guru yang merasa tersebut adalah lingkungan kerja, disiplin kerja,
puas akan ditunjukan dengan perilaku seperti gaji/honor, hubungan guru dengan guru, hubungan
turnover yang rendah, loyalitas dan kesetiaan yang guru dengan kepala sekolah, hubungan guru
tinggi, memiliki prestasi kerja, bergairah dalam dengan siswa, motivasi, pengaruh kepemimpinan
bekerja, kedisiplinan yang tinggi serta memiliki kepala sekolah, sikap guru, pengetahuan tentang
kualitas pengajaran yang baik. komunikasi. Semua faktor tersebut langsung atau
Kedua variabel kinerja manajerial kepala tidak langsung berpengaruh terhadap kepuasan
sekolah dan iklim organisasi sekolah secara kerja.
bersama-sama berpengaruh sebesar 65% terhadap Lanjut Hasibuan (2005:200) menyebutkan
kepuasan kerja guru. Sisanya sebesar 35% bahwa kepuasan kerja guru dipengaruhi faktor-
merupakan pengaruh dari variablel yang lain seperti faktor: (1) balas jasa yang adil dan layak, (2)
upah/gaji dan motivasi yang merupakan faktor yang penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian,
dapat mempengaruhi kepuasan kerja. (3) berat-ringannya pekerjaan, (4) suasana dan
Berdasarkan temuan penelitian tentang lingkungan pekerjaan, (5) peralatan yang menunjang
kepuasan kerja guru maka faktor-faktor seperti pelaksanaan pekerjaan, (6) sikap pimpinan dalam
seperti turnover yang tinggi, rendahnya loyalitas kepemimpinannya; dan (7) sifat pekerjaan monoton
dan kesetiaan, kurangnya prestasi kerja, kurang atau tidak.
bergairah dalam bekerja, kurangnya kedisiplinan, Jadi kepuasan kerja merupakan kunci pendorong
serta rendahnya kualitas pengajaran perlu juga moral, kedisiplinan dan prestasi kerja guru dalam
mendapat perhatian dari kepala sekolah selaku mendukung terwujudnya tujuan pendidikan.
pimpinan. Hal ini sependapat dengan Hoy dan Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
Miskel (2001:305) yang berpendapat bahwa kepuasan kerja guru adalah perasaan guru tentang
“kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan menyenangkan atau tidak mengenai pekerjaan
proses komunikasi juga berpengaruh terhadap berdasarkan atas harapan guru dengan imbalan yang
kepuasan kerja”. diberikan oleh sekolah atau organisasi. Kepuasan
Kepuasan kerja guru SD di Kabupaten Bandung kerja guru tidak bisa disepelekan, bahkan harus
berdasarkan hasil temuan dalam kategori baik, selalu dijaga agar tidak menurun.
yang artinya para guru secara umum puas dengan Hal-hal yang yang harus diperhatikan demi
pekerjaannya. Namun kepuasan bukan hal yang mempertahankan dan meningkatkan kepuasan kerja
stabil. Agar kepuasan guru tetap bertahan atau guru menurut Eklund (2008:22) adalah “External
bahkan ditingkatkan, maka perlunya upaya-upaya Assets (the external structures, relationships,
agar kepuasan tersebut dapat bertahan/ditingkatkan. and activities that create a positive environment)
Davis (2005:195) menegaskan bahwa “kepuasan dan Internal Assets (the values, skills, and beliefs
kerja bersifat dinamis”. Artinya puas dapat berubah- necessary to fully engage with other people and
ubah sesuai dengan kondisi yang dialami individu. function well in the world).”
Nurdin, Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Membangun Iklim Sekolah 53
issue to or a distraction from student success, lingkungan yang menentukan munculnya motivasi
but actually a central solution to so many of the serta berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk
obstacles we work to overcome”. Eklund dalam hal akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai
ini menjelaskan bahwa pentingnya untuk menjaga pengaruh langsung terhadap kinerja anggota
iklim organisasi sekolah yang positif dalam upaya organisasi. Dari beberapa teori diatas tampaknya
mempertahankan dan meningkatkan kepuasan kerja banyak kecenderungan melihat iklim organisasi
guru. dari sisi non fisik. Hal ini dimungkinkan karena
Perilaku tersebut dijelaskan oleh Eklund lingkungan fisik cenderung statis dan mudah
(2008:19) bahwa ciri-ciri guru yang merasa disesuaikan atau diatur sedangkan nonfisik lebih
tidak puas adalah sebagai berikut: (1) Emotional dinamis dan lebih sulit pengaturannya.
Exhaustion. Teachers feel that they can no longer give Keenam, deskripsi pengaruh kompetensi
of themselves to students as they did earlier in their manajerial kepala sekolah dan iklim organisasi
careers, (2) Depersonalization. Teachers develop sekolah terhadap kepuasan kerja guru. Hasil
negative, cynical, and sometimes callous attitudes penelitian mengungkapkan bahwa variabel kinerja
toward students, parents, and/or colleagues, (3) manajerial kepala sekolah dan variabel iklim
Diminished Personal Accomplishment. Teachers organisasi sekolah bersama-sama memberikan
perceive themselves as ineffective in helping pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja
students learn, and unmotivated in fulfilling their guru. Dengan demikian, diyakini bahwa kinerja
other school responsibilities manajerial kepala sekolah dan iklim organisasi
Pentingnya kepala sekolah memperhatikan sekolah digunakan sebagai prediktor terhadap
iklim yang ada pada organisasi sekolah merupakan kepuasan kerja guru.
suatu gambaran bahwa pencapaian tujuan organisasi Berdasarkan analisis, diperoleh pengaruh
sekolah juga akan banyak ditentukan oleh kompetensi manajerial kepala sekolah dan iklim
bagaimana pengelolaan lingkungan sekolah sebagai organisasi sekolah secara bersama-sama terhadap
pembentuk iklim organisasi sekolah, mendorong kepuasan kerja guru sebesar 63,8%, sedangkan
pada situasi kondusif bagi guru dan staf lainnya sisanya 37,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang
untuk melaksanakan tugasnya dengan optimal. juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru
Persepsi guru akan kondisi lingkungan kerja di SD di Kabupaten Bandung. Banyaknya faktor-
sekolah jelas akan menggambarkan bagaimana faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja guru
iklim organisasi sekolah, yang tentunya berdampak tersebut bila dihubungkan dengan hasil penelitian
pada perilaku/kinerja guru yang bersangkutan ini, mengungkapkan bahwa kurang lebih 60,3%
dalam menjalankan tugasnya. dipengaruhi oleh kinerja manajerial kepala sekolah
Sekolah merupakan organisasi atau wadah dan 54,7% dipengaruhi oleh iklim organisasi
untuk bekerja sama dalam upaya melakukan sekolah. Adapun kinerja manajerial kepala sekolah
pekerjaan berkaitan dengan aktivitas pendidikan. dan iklim organisasi sekolah secara bersama-sama
Organisasi merupakan suatu wahana yang teratur berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru adalah
dari kelompok orang, masing-masing membawa 63,8%. Artinya, peningkatan kepuasan kerja guru
maksud sendiri dalam rangka mencari tujuan tidak bisa dicapai dengan meningkatkan kinerja
tertentu dari kelompok orang, masing-masing manajerial kepala sekolah saja, melainkan harus
membawa maksud sendiri dalam rangka mencari juga ditingkatkan melalui iklim organisasi yang
tujuan tertentu. Iklim organisasi yang buruk dapat kondusif secara bersama-sama. Penelitian terdahulu
menyebabkan kinerja guru menjadi buruk. Hoy menyimpulkan bahwa kompetensi manajerial
dan Miskel (2001:430) mengemukakan bahwa kepala sekolah dan iklim organisasi mempengaruhi
“lingkungan kerja yang kurang mendukung seperti kepuasan kerja (Raza dan Ali (2010), Ozen (2013),
lingkungan fisik pekerjaan dan hubungan kurang Pratiwi (2013), Yasa (2013), Rani & Rani (2014),
serasi antara seseorang guru dengan guru lainnya dan Nasser (2014).
lkut menyebabkan kinerja akan buruk.” Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
Berdasarkan pendapat tersebut mengenai kerja tersebut adalah lingkungan kerja, disiplin kerja,
iklim organisasi, dapat disimpulkan bahwa gaji/honor, hubungan guru dengan guru, hubungan
Iklim organisasi adalah sebagai koleksi dan pola guru dengan kepala sekolah, hubungan guru
Nurdin, Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Membangun Iklim Sekolah 55
dengan siswa, motivasi, pengaruh kepemimpinan Bandung menunjukkan hasil yang cukup
kepala sekolah, sikap guru, pengetahuan tentang baik, artinya guru merasa cukup puas dengan
komunikasi. Semua faktor tersebut langsung atau pekerjaaannya. Iklim organisasi yang baik
tidak langsung berpengaruh terhadap kepuasan diciptakan oleh kemampuan manajerial kepala
kerja (Halawa, 2002; Apriyanto, 2007). sekolah yang baik pula.
Keenam, pengaruh kompetensi manajerial
SIMPULAN DAN SARAN kepala sekolah dan iklim organisasi sekolah secara
bersama-sama terhadap kepuasan kerja guru sebesar
Simpulan 63,8%, sedangkan sisanya 37,2% dipengaruhi
oleh faktor lain yang juga berpengaruh terhadap
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan kepuasan kerja guru SD di Kabupaten Bandung.
sebagai berikut: Dengan demikian kompetensi manajerial kepala
Pertama, kompetensi manajerial kepala sekolah sekolah dan iklim kerja berpengaruh baik dalam
dasar negeri dan swasta di Kabupaten Bandung membangun kepuasan kerja guru SD.
yang diteliti berkaitan dengan kemampuan
merencanakan, kemampuan mengorganisasikan, Saran
kemampuan memimpin dan kemampuan
mengendalikan menunjukkan kategori yang cukup Pertama, kompetensi manajerial kepala sekolah
baik. yang perlu ditingkatkan lagi adalah kompetensi
Kedua, Iklim organisasi sekolah yang diteliti dalam mengorganisasikan program kegiatan di SD.
berkaitan dengan karakteristik dari keseluruhan Kompetensi mengorganisasikan ini amat penting
lingkungan sekolah yang meliputi: lingkungan karena program sekolah akan dapat diwujudakan
fisik (ecology), lingkungan sosial (milieu), sistem apabila terorganisir dengan baik dan memperoleh
sosial (social system) dan budaya (culture) SD di dukungan dari guru, orang tua dan komite sekolah.
Kabupaten Bandung berada dalam kategori baik. Kedua, iklim organisasi sekolah perlu mendapat
Ketiga, kepuasan kerja guru SD di Kabupaten perhatian dari kepala sekolah, guru, orang tua
Bandung menunjukkan kategori yang cukup baik. dan komite sekolah agar secara bersama-sama
Kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh kompetensi membangun iklim organisasi sekolah yang
manajerial kepala sekolah dan iklim organisasi transparan, kondusif, dan akuntabel.
sekolah yang kondusip. Ketiga, kepuasan kerja guru hendaknya
Keempat, kompetensi manajerial kepala sekolah dievaluasi secara simultan dan komprehensif
memberikan pengaruh sebesar 60,3% terhadap bertahap oleh kepala sekolah bersama timnya agar
kepuasan kerja guru sedangkan sisanya 39,7% terjadi peningkatan prestasi dan pengembangan
dipengaruhi faktor lain. Artinya semakin baik profesionalisme guru secara berkelanjutan. Faktor-
kompetensi manajerial kepala sekolah maka akan faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan
semakin tinggi pula tingkat kepuasan kerja guru. kerja guru perlu mendapat perhatian dari berbagai
Kelima, iklim organisasi sekolah pengaruhnya pihak agar dapat mewujudkan sekolah yang
terhadap kepuasan kerja guru SD di Kabupaten berprestasi.
DAFTAR RUJUKAN
Abdullah, Z dan Hui, J. 2014. The Relationship Kreativitas Guru IPA SMP Negeri Se Kota
between Communication Satisfaction and Pekalongan. (Tesis). Sekolah Pascasarjana
Teachers’ Job Satisfaction in the Malaysian Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Primary School. Asian Journal of Humanities Davis, Keith dan Newstrom, John W. 2005.
and Social Sciences (AJHSS). 2(2), hlm. 58- Perilaku dalam Organisasi (Terjemahan Agus
71. Dharma). Jakarta : Erlangga.
Apriyanto, T. 2007. Pengaruh Kepemimpinan Eklund, N. 2008. How Was Your Day at School?
Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Terhadap Improving Dialogue about Teacher Job
Satisfaction. USA: Search Institute
56 Sekolah Dasar, Tahun 24 Nomor 1 , Mei 2015, hlm 45-56
Halawa, F. 2002. Kepuasan Kerja Guru SMA di and Technology. 3(2), hlm. 652-658.
Jakarta Timur. Universitas Negeri Jakarta Raza dan Ali. 2010. Impact Of Organizational
Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Climate On Performance Of College Teachers
Kedua. Jakarta : Penerbit Salemba Empat In Punjab. Journal of College Teaching &
Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Learning. 7(10), hlm. 47-52.
Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior
Aksara - Concepts, Controversies, and Applications,
Hoy, Wayne K. & Miskel, Cecil G. 2013. Education Fifth Edition. New Jersey: Prentice-Hall
Administration: Theory, Research, and International
Practice (6th ed., international edition). Selamat, N. dkk. 2013. The Impact of Organizational
Singapure: Mc Graw-Hill Co Climate on Teacher’s Job Performance.
Lunenburg, Fred C and Allan C. Ornstein. 2000. Educational Research eJournal. 2(1), hlm. 71-
Educational Administration; Concepts and 82.
Practices.USA: Wadsworth Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Mangkunegara, A. P. 2011. Manajemen Sumber Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Rosda Surya. M. 2004. Psikologi Guru, Konsep dan
Nasser. 2014. The Relationship between School Aplikasi dari Guru , Untuk Guru. Bandung:
Organizational Climate and Physical Alfabeta.
Education Teachers’ Effectiveness. Research Purwoatmodjo, D. 2013. Pengaruh Gaya
Jorunal of Sport Science. 2(1), hlm. 27-31. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Manajemen
Ozen, Y. 2013. Relationships of Various Social Berbasis Sekolah (MBS) dan Iklim Organisasi
Psychological Variables with Primary terhadap Kepuasan Kerja Guru SMP di
Teachers’ Job Satisfaction. Journal of Wilayah Sub Rayon 04 Kabupaten Demak.
Counseling and Education. 2(3), hlm. 59-82. Jurnal Analisis Manajemen. 5(1), hlm. 16-29.
Pratiwi, S. D. 2013. Pengaruh Motivasi Kerja, Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan
Kepuasan Kerja, Kepemimpinan Kepala Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan
Sekolah Menurut Persepsi Guru, Dan Iklim Permasalahnnya. Jakarta: PT. Raja grafindo
Sekolah Terhadap Kinerja Guru Ekonomi Persada
SMP Negeri Di Kabupaten Wonogiri. Jurnal Yasa, dkk. 2013. Determinasi Kemampuan
Pendidikan Insan Mandiri. 1(1), hlm. 89-100. Manajerial Kepala Sekolah, iklim Kerja, dan
Rani, R dan Rani, P. 2014. Influence of Motivasi Kerja Guru Terhadap Kepuasan
Organizational Climate of Elementary Schools Kerja Guru SMP Negeri Kecamatan Kuta.
on Job Satisfaction of Elementary Teachers. e-Journal Program Pascasarjana Universitas
International Journal of Science, Environment Pendidikan Ganesha. 4, hlm. 1-10.