Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Tugas Stratigrafi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

NAMA : AHMAD NOVIAR

NIM : 1007045006

MATAKULIAH : Stratigrafi

1) APA ITU BATUAN SEDIMENTASI ???


Apakah Anda pernah ke pantai dan terletak jari-jari kaki Anda di pasir ? Selama ribuan tahun bahwa
pasir mungkin menjadi bagian dari batuan sedimen !

Batuan sedimen membuat sekitar tiga - perempat dari batu-batu di permukaan bumi . Mereka
terbentuk pada permukaan dalam lingkungan seperti pantai , sungai , laut, dan di mana saja pasir ,
lumpur , dan jenis-jenis sedimen mengumpulkan . Batuan sedimen melestarikan catatan lingkungan
yang ada ketika mereka terbentuk . Dengan melihat batuan sedimen dari berbagai usia , para ilmuwan
bisa mengetahui bagaimana iklim dan lingkungan telah berubah sepanjang sejarah Bumi . Fosil
makhluk hidup kuno yang diawetkan dalam batuan sedimen juga.

Banyak batuan sedimen yang terbuat dari patah bit batuan lainnya. Ini disebut batuan sedimen
klastik . The broken bit batuan sedimen disebut . Sedimen adalah pasir yang Anda temukan di pantai ,
lumpur di dasar danau , kerikil di sungai , dan bahkan debu pada furnitur . Sedimen dapat , dalam
waktu, membentuk batu jika potongan-potongan kecil menjadi disemen bersama-sama .

Ada jenis lain dari batuan sedimen yang partikel tidak berasal dari fragmen batuan rusak . Kimia
batuan sedimen yang terbuat dari kristal mineral seperti garam karang dan gipsum dibentuk oleh
proses kimia . Partikel-partikel sedimen batuan sedimen organik adalah sisa-sisa makhluk hidup
seperti kulit kerang , kerangka plankton , tulang dinosaurus , dan tanaman .

Bagaimana sedimen Batu ,Apakah Dibentuk


Untuk ribuan, bahkan jutaan tahun, potongan-potongan kecil dari bumi kita telah terkikis - rusak dan
halus oleh angin dan air. Ini potongan-potongan kecil bumi kita dicuci hilir di mana mereka menetap
ke bawah sungai, danau, dan lautan. Lapisan demi lapisan bumi terkikis disimpan di atas masing-
masing. Lapisan tersebut ditekan lebih dan lebih melalui waktu, hingga lapisan bawah perlahan-lahan
berubah menjadi batu.

Contoh berbagai batuan sedimen :

konglomerat Rocks
Batuan konglomerat adalah batuan sedimen. Mereka terdiri dari sedimen besar seperti pasir
dan kerikil. Sedimen adalah begitu besar bahwa tekanan saja tidak bisa menahan batu
bersama-sama, melainkan juga disemen bersama-sama dengan mineral terlarut.

Batu gipsum

Batu gipsum adalah batuan sedimen terdiri dari mineral sulfat dan terbentuk sebagai hasil
dari penguapan air laut di cekungan prasejarah besar. Hal ini sangat lembut dan digunakan
untuk membuat Plaster Paris, gips, cetakan, dan wallboards.

Batu Pasir

Batu pasir adalah batuan sedimen yang terbuat dari biji-bijian kecil dari mineral kuarsa dan
feldspar. Mereka sering terbentuk di lapisan seperti yang terlihat pada gambar ini. Mereka
sering digunakan sebagai batu bangunan.

Batu kapur
Kapur batuan adalah batuan sedimen yang terbuat dari mineral kalsit yang datang dari tempat tidur
dari laut menguap dan danau dan dari kerang hewan laut. Batu ini digunakan dalam beton dan
merupakan bangunan batu yang sangat baik untuk daerah lembab.
SHALE

Shale rock adalah jenis batuan sedimen yang terbentuk dari tanah liat yang dipadatkan bersama oleh
tekanan. Mereka digunakan untuk membuat batu bata dan bahan lainnya yang dipecat dalam kiln.

2. LINGKUNGAN PENGENDAPAN
Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah di permukaan litosfer, baik diatas maupun
dibawah permukaan laut, yang dicirikan oleh serangkain ciri kimia, fisika dan biologi yang
khusus (Raymond, 2002). Intinya lingkungan pengendapan adalah lingkungan (daerah) di
permukaan bumi tempat diendapkannya sedimen. Disanalah proses sedimentasi terjadi.
Karakteristik batuan sedimen yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi (teksturnya dan
strukturnya, serta komposisinya) merupakan data penting yang merekam (mencirikan)
lingkungan pengendapannya. Kombinasi-kombinasi ini (karakter fisik dari batuan sedimen
yang memiliki ciri khas baik secara fisik, kimia, biologi) dari batuan sedimen akan mebentuk
fasies sedimen. Secara khusus untuk ciri tekstural dan struktural akan membentuk litofasies.

Maka inilah salah satu goal dari mempelajari batuan sedimen yaitu mensintesis
berbagai informasi dari data produk sedimentasi yang ada (tekstural, struktural,
pengelompokan fasies dan asosiasi fasiesnya) untuk mengetahui lingkungan
pengendapannya. Menurut Boggs (2006) ciri-ciri ini (pada batuan sedimen yang mencirikan
proses yang terjadi pada lingkungan pengendapan) termasuk: struktur dan teksutr (yang
mencirikan proses pengendapan seprti aliran arus dan suspnesi jatuhnya butiran), asosiasi
fasies, yang mengindikasikan perubahan kondisi lingkungan), dan fosil (yang berguna untuk
indikator salinitas,temperatur, kedalaman air dan energi air dan trubditias di laut purba). Ciri
ini berguna untuk merekonstruksi model fasies untuk semua lingkungan pengendapan secara
umum. Dibawah ini ada proses yang terjadi di lingkungan pengendapan dan hubugannya
terhadap fasies sedimen produk dari proses tersebut.
Lingkungan pengendapan di bumi secara garis besar dibagi tiga saja: darat (terestrial), transisi
(marginal anatara darat dan laut), dan lingkungan laut. Dibawah ini ada skema pembagian lingkungan
pengendapan secara sistematis menurut Boggs (2005).
dibawah ini sistematika pembagian lingkungan pengendapan menurut Raymond (2002).
tiap lingkungan pengendapan secara garis besar diatas terbagi menjadi beberapa lingkungan yang
khas yang akan kita bahas satu persatu, dan tiap lingkungan pengendapan umum ini terdiri juga dari
lingkungan pengendapan yang spesifik (sublingkungan) di dalamnya yang membentuk asosiasi fasies
(litofasies) satu sama lain.
LINGKUNGAN PENGENDAPAN TERESTRIAL

Lingkungan darat (terestrial atau kontinental) dibagi menjadi beberapa lingkungan


pengendapan secara umum: fluvial (aluvial fan dan sungai), danau (lakustrin), gurun (sistem
aeolian) dan glasial.

LINGKUNGAN TRANSISI

Daerah Lingkungan transisi termasuk di dalamnya coastal deltaic, estuarine-lagoonal, dan


lingkungan litoral yang berdekatan.

Lingkungan ini berada pada transisi antara lingkungan continental dan marine. Pada
lingkungan dekat dengan continent (darat) prosesnya didominasi oleh aktivitas fluvial,
gelombang ombak, dan arus pasang surut (tidal). Kebanyakan lingkungan marginal marine
ini memiliki karakteristik berupa lingkungan berenergi tinggi (untuk daerah pantai dan delta)
karena gelombang (ombak) dan arus pasang yang bekerja terus menerus, tapi ada juga sub
lingkungan marginal marine berenergi rendah seperti lagoon dan estuarine dengan kondisi air
yang lebih tenang (karena merupakan laut tertutup nanti kita jelaskan lebih detail dipostingan
berikutnya).

Lingkungan transisi kita bagi menjadi beberapa bagian: ada estuarin, lagoon, delta, pantai
(beach island), dan daerah pasang surut (tidal flat).

Lingkungan ini penting karena endapan sedimen silisiklastik banyak terdapat disini karena
suplai sedimen yang besar dari terrestrial pertama kali datang kesini sebelum menuju laut.
Batuan sedimen yang ada disini juga cemacem: ada evaporit, karbonat, dan silisiklastik
(konglomerat, batupasir, shale, dan breksi).

LINGKUNGAN LAUT (marine environment)

Well, diskusi sebelumnya kita sudah ngobrol-ngobrol banyak tentang ini. Lingkungan
pengendapan marine sejatinya kita bagi secara garis besar dua bagian yaitu yang berada di
paparan (shelf) dan di lantai laut dalam. Sejatinya pembagian ini berdasarkan sifat lantai laut
yang mengisinya (bukan hanya oleh parameter kedalaman/batimetri) shelf ini lantainya
adalah bagian dari kontinen, sementara laut dalam (setelah trench) adalah oseanik. Makanya
shelf ini seringkali disebut continental shelf.

Shelf sendiri dibagi bagi lagi berdsarkan sifat gelombang laut yang bekerja di dalamnya ada
inner, middle, outer shelf dan lain sebagainya. Adapun bagian akhir dari shelf (transisi dari
shelf dan lantai laut dalam) ada continental slope disana, dimana kemiringan shelf mendadak
berubah lebih curam biasanya mencirikan zona subduksi (adanya palung atau trench pada
batas aktif lempeng). Pada lantai laut dalam dimulai dari trench terjadi kenaikan (sedikit) dari
kerak kontinen merupakan zona fisiografis continental rise.. menerus hingga ke dasar laut
dalam yang lebih landai yang sudah masuk ke dalam lantai abyssal (abyssal plain) sampai ke
zona pemekaran samudra.
this is the graphical illustration for explanation above..

3) sikuen pengendapan

SIKUEN STRATIGRAFI

Secara teori sikuen stratigrafi merupakan suatu metode pengendapan-pengendapan pada suatu
cekungan sedimentasi, dan sikuen ini juga dapat diterapkan dalam suatu evaluasi eksplorasi
hidrokarbon. Analisis stratigrafi sikuen memerlukan data yang menyeluruh dari berbagai disiplin ilmu
geologi, termasuk biostratigrafi. Secara hipotesis, biostratigrafi (foraminifera) dapat dijadikan alat
untuk mengidentifikasi sikuen. Studi kasus di daerah lintang rendah telah dilakukan dan beberapa
parameter seperti asosiasi biofasies, bioevent, kelimpahan, serta keragaman dan komposisi fauna telah
dicoba diterapkan untuk mencari pola atau karakteristik tertentu yang dapat dijadikan alat untuk
mengidentifikasi sikuen. Peran biostratigrafi foraminifera sebagai alat dalam interpretasi sikuen
tampaknya dipengaruhi oleh lingkungan tempat endapan sedimen ditemukan. Pada endapan laut
dangkal, meskipun resolusi umur kurang baik, batas sikuen, komponen sikuen, dan beberapa horison
dalam sikuen akan lebih dapat dikenali dari pola sebaran foraminiferanya sebaliknya, pada laut dalam,
meskipun resolusi umur akan lebih baik, unsur lain kurang terlihat dengan baik, kecuali bidang
condensed section yang berasosiasi dengan maximum flooding surface.
Salah satu contoh akibat pengaruhnya adalah ketidakselarasan, Ketidakselarasan adalah permukaan
erosi atau non-deposisi yang memisahkan lapisan yang lebih muda dari yang lebih tua dan
menggambarkan suatu rumpang waktu yang signifikan. Ketidakselarasan digolongkan berdasarkan
hubungan struktur antar batuan yang ditumpangi dan yang menumpangi. Ia menjelaskan rumpang
pada sikuen stratigrafi, yang merekam periode waktu yang tidak terlukiskan di kolom stratigrafi.
Ketidakselarasan juga merekam perubahan penting pada satu lingkungan, mulai dari proses
pengendapan menjadi non-deposisi dan/atau erosi, yang umumnya menggambarkan satu kejadian
tektonik yang penting. Lihat tipe-tipe ketidakselarasan pada Gambar-gambar dibawah ini nantinya.

Pengenalan dan pemetaan sebuah ketidakselarasan merupakan langkah awal untuk memahami
sejarah geologi suatu cekungan atau provinsi geologi. Ketidakselarasan diketahui dari singkapan, data
sumur, dan data seismik yang digunakan sebagai batas sikuen pengendapan.

4. POLA-POLA KETIDAKSELARASAN
UNSUR – UNSUR STRATIGRAFI

Stratigrafi terdiri dari beberapa elemen penyusun, yaitu :

1. Elemen Batuan, pada stratigrafi batuan yang lebih diperdalam untuk dipelajari adalah
batuan sedimen, karena batuan ini memiliki perlapisan, terkadang batuan beku dan
metamorf juga dipelajari dalam kapasitas yang sedikit.
2. Unsur Perlapisan (Waktu), merupakan salah satu sifat batuan sedimen yang
disebabkan oleh proses pengendapan sehingga menghasilkan bidang batas antara
lapisan satu dengan yang lainnya yang merepresentasikan perbedaan waktu/periode
pengendapan.

Bidang perlapisan merupakan hasil dari suatu proses sedimentasi yang berupa:

 Berhentinya suatu pengendapan sedimen dan kemudian dilanjutkan oleh pengendapan


sedimen yang lain.
 Perubahan warna material batuan yang diendapkan.
 Perubahan tekstur batuan (misalnya perubahan ukuran dan bentuk butir).
 Perubahan struktur sedimen dari satu lapisan ke lapisan lainnya.
 Perubahan kandungan material dalam tiap lapisan (komposisi mineral, kandungan
fosil, dll).

Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas antara satu lapisan dengan lapisan yang
lain. Bidang batas itu disebut sebagai kontak antar lapisan.
Terdapat dua macam kontak antar lapisan, yaitu :

 Kontak Tajam, yaitu kontak antara lapisan satu dengan lainnya yang menunjukkan
perbedaan sifat fisik yang sangat mencolok sehingga dapat dengan mudah diamati
perbedaannya antara satu lapisan dengan lapisan lain. Perbedaan mencolok tersebut
salah satu contohnya berupa perubahan litologi.
 Kontak Berangsur, merupakan kontak lapisan yang perubahannya bergradasi sehingga
batas kedua lapisan tidak jelas dan untuk menentukannya mempergunakan cara–cara
tertentu. Terdapat dua jenis kontak berangsur, yaitu :

1. Kontak Progradasi
2. Kontak Interkalasi

 Kontak erosional, merupakan kontak antar lapisan dengan kenampakan bidang


perlapisan yang tergerus/tererosi baik oleh arus maupun oleh material yang terbawa
oleh arus.

Untuk skala yang lebih luas, kontak antar formasi ataupun antar satuan batuan yang memiliki
karakteristik yang sama, dikenal dengan istilah hubungan stratigrafi. Kontak / hubungan
stratigrafi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak selaras dan kontak tidak selaras.

 Kontak Selaras atau disebut Conformity yaitu kontak yang terjadi antara dua lapisan
yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil atau tidak ada sama
sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam dan kontak berangsur.
 Kontak Lapisan Tidak Selaras atau disebut Unconformity yaitu merupakan suatu
bidang ketidakselarasan antar lapisan. Terdapat empat macam bidang
ketidakselarasan, yaitu:

1. Angular Unconformity, disebut juga ketidakselarasan sudut, merupakan


ketidakselarasan yang kenampakannya menunjukan suatu lapisan yang telah
terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas lapisan tersebut diendapkan lapisan lain.
2. Disconformity, kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di atas
bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.
3. Paraconformity, disebut juga keselarasan semu, yang menunjukkan suatu lapisan di
atas dan di bawahnya yang sejajar, dibidang ketidakselarasannya tidak terdapat tanda-
tanda fisik untuk membedakan bidang sentuh dua lapisan berbeda. Untuk menentukan
perbedaannya harus dilakukan analisis Paleontologi (dengan memakai kisaran umur
fosil).
4. Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana terdapat
kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

Untuk hubungan stratigrafi ini, sangat sulit untuk diobservasi dalam skala singkapan.
Hubungan stratigrafi ini dapat diketahui dari rekonstruksi peta pola jurus.
Elemen Struktur Sedimen, struktur sedimen ini merupakan suatu kenampakan yang
terdapat pada batuan sedimen di mana kenampakannya itu disebabkan oleh proses
sedimentasi pada batuan tersebut, seperti aliran air, deformasi, aktivitas biogenik (oleh hewan
dan tumbuhan), serta aliran gravitasi sedimen. Struktur sedimen ini harus dianalisa langsung
di lapangan, dengan tujuan untuk menentukan lingkungan pengendapan batuan serta untuk
menentukan posisi atas dan bawah dari suatu lapisan.
Struktur ketidakselarasan

• Ketidakselarasan dapat terlihat pada foto udara, apabila berdimensi cukup besar.

• Ketidakselarasan yang terlihat pada foto udara adalah ketidakselarasan bersudut


(angular un-corformity).

• Bidang ketidakselarasan biasanya ditunjukkan oleh perbedaan menyolok jurus dan


kemiringan batuan, perbedaan rona dan tekstur jenis batuan yang berbeda.

5.lithostratigraphy
Litostratigrafi berhubungan dengan studi dan susunan lapisan berdasarkan karakteristik
litologi. Terminologi litologi digunakan oleh banyak geologist dengan dua macam cara,
yakni :

a) Litologi, merupakan pembelajaran dan deskripsi dari karakteristik fisik dari batuan
khususnya pada batuan sampel dan di singkapan (Bates and Jackson, 1980).

b) Litologi, merupakan karakteristik fisik, seperti tipe batuan, warna, komposisi mineral, dan
ukuran butir.

Berdasarkan hal tersebut kita dapat mendefinisikan satuan litologi sebagai satuan batuan yang
didasarkan dengan karakteristik fisik sedangkan litostratigrafi berkaitan dengan studi
mengenai hubungan stratigrafi antara lapisan yang dapat didefinisikan berdasarkan litologi.
Tipe Satuan Litostratigrafi

Satuan litostratigrafi merupakan tubuh batuan sedimen, beku, metasedimen atau metammorf
yang dibedakan berdasarkan karakteristik litologi. Satuan litostratigrafi ini dapat dikenal
berdasarkan karakteristik batuan yang dapat diteliti. Batas antar setiap satuan yang berbeda
dapat diidentifikasi secara jelas dengan adanya kontak atau dapat dideskripsikan secara
arbitrer karena bersifat gradasional. Pembedaan satuan stratigrafi ini didasarkan oleh
stratotipe (tipe satuan yang ditentukan), dapat terdiri dari batuan yang ada, lokasi penemuan
singkapan, penggalian, daerah tambang, yang mana semuanya mengacu pada kriteria batuan.

Pada saat dilapangan, satuan stratigrafi yang terdiri dari hanya satu litologi saja jarang
ditemukan. Umumnya satuan-satuan tersebut terdiri dari beberapa litologi yang saling
berhubungan dan berbatasan. Hal yang penting adalah membedakan dan memahami kontak
antar litologi tersebut secara vertikal dan lateral.

Satuan litostratigrafi yang paling mendasar diantaranya :

1. Formasi, merupakan suatu stratigrafi yang secara litologi dapat dibedakan dengan
jelas dan dengan skala yang cukup luas cakupannya untuk dipetakan dipermukaan
atau ditelusuri dibawah permukaan. Formasi dapat terdiri dari satu litologi atau
beberapa litologi yang berbeda.
2. Anggota, merupan bagian dari formasi (formasi dapat terbagi menjadi beberapa
satuan stratigrafi yang lebih kecil yang disebut anggota).
3. Perlapisan, merupakan bagian dari anggota (anggota dapat terbagi menjadi beberapa
satuan stratigrafi yang lebih kecil yang disebut perlapisan).
4. Kelompok/Grup, kombinasi dari beberapa formasi.
5. Supergrup, kombinasi dari beberapa kelompok.

Pengelompokan satuan stratigrafi menjadi satuan litostratigrafi yang lebih spesifik


cakupannya dapat berguna untuk menelusiri dan mengkorelasikan lapisan baik pada
singkapan dan dibawah permukaan

Anda mungkin juga menyukai