Pengoperasian Alat Tangkap Longline
Pengoperasian Alat Tangkap Longline
Pengoperasian Alat Tangkap Longline
PENDAHULUAN
mencapai 2/3 dari seluruh luas wilayah Indonesia. Luas perairan mencapai 5,8 juta
km2 yang terbagi atas perairan teritorial 0,3 juta km 2, perairan nusantara 2,8 juta
km2 dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 2,7 juta km 2. Dari data yang diperoleh,
kenal sebagai penghasil ikan terbesar di Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas
sebesar 8.941 km2 dan penduduk sejumlah 349.771 orang. Kabupaten Rokan
Punak Pesisir adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Bangko yang letaknya di
bagian pesisir dan tidak terlalu jauh dari Pusat Kota Bagansiapiapi sehingga desa
technique and fishing tactics) untuk dapat memproduksi secara lebih efektif dan
efisien.
2
penangkapan (fishing ground) dan juga sesuai dengan jenis ikan yang akan
ditangkap. Dengan demikian, keberhasilan penangkapan ikan tidak lepas dari jenis
alat tangkap yang digunakan serta instrumentasi (alat bantu) yang diperlukan agar
penangkapan ikan dengan memakai metode, teknik dan cara dalam menentukan
cukup mengenai tingkah laku ikan yang menjadi target penangkapan, ekologi
(fishing ground), navigasi dan instrumentasi (alat bantu) alat penangkapan ikan
yang digunakan.
Alat penangkapan ikan (fishing gear) adalah segala macam alat yang
dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan, termasuk alat tangkap, dan kapal
bantunya ada dua metode penangkapan ikan yaitu metode penangkapan secara
Salah satu perikanan tangkap yang sebagian besar dipakai oleh nelayan
Indonesia adalah rawai. Rawai terdiri atas beberapa komponen, yaitu gulungan
tali, tali pancing, mata pancing dan pemberat (Subani, 1989) dan termasuk dalam
pengoperasian mudah, tidak memerlukan modal yang besar dan kapal khusus.
3
kemajuan yang berarti jika dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Untuk
penggunaan mata pancing dengan berbagai ukuran dan tipe serta modifikasi
berbagai macam dan bentuk umpan buatan untuk efektivitas penangkapan ikan
Provinsi Riau.
Provinsi Riau.
Provinsi Riau, selain itu manfaat lain yang akan didapatkan yaitu dapat
membandingkan antara ilmu yang didapat tentang pengoperasian alat tangkap ini
4
Pengelolaan sumberdaya hayati perikanan secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Dalam perikanan
perikanan tangkap meliputi penangkapan ikan dan organisme lainya yang berada
(termasuk ZEEI) dengan luas 5,8 juta km2 yang menghubungkan lebih dari 17.500
pulau besar dan kecil dengan total panjang pantai garis pantai 81.000 km. Para
pakar dan praktisi kelautan dunia meyakini bahwa wilayah laut dan pesisir
wilayah pesisir dan lautan untuk menghasilkan barang dan jasa yang berguna bagi
tangkap, (2) perikanan budidaya, (3) industry pengolahan hasil perikanan, (4)
bahari, (7) hutan mangrove, (8) perhubungan laut, (9) sumberdaya wilayah
pulau-pulau kecil, (10) industri dan jasa maritim, dan (11) sumberdaya alam
Potensi produksi lestari sumberdaya ikan (SDI) dari laut seluas 5,8 juta
km2 (tiga per empat wilayah NKRI) sebesar 6,4 juta ton/tahun (8% dari total
potensi lestari SDI laut dunia). Saat ini tingkat pemanfaatannya baru mencapai
5,23 juta ton. Potensi produksi SDI yang dapat dihasilkan dari usaha perikanan
itu, total produksi perikanan budidaya (termasuk dari perairan tawar/darat) baru
suatu yang mustahil untuk menjadi sumber devisa utama negara dimasa
Penangkapan ikan merupakan salah satu profesi pekerjaan yang telah lama
dilakukan oleh manusia. Ditinjau dari segi prinsip penangkapan yang digunakan
oleh nelayan tanah air, akan terlihat telah banyak memanfaatkan tingkah laku ikan
dan organisme lainnya pada suatu perairan. Penangkapan ikan dapat dilakukan di
perairan laut maupun perairan umum seperti danau, rawa-rawa, sungai dan lain-
konstruksi, bahan, teknik dan keadaan lingkungan (cahaya, arus, tingkah laku
tersebut.
behavior, alat tangkap (fishing gear), kapal perikanan (fishing boat), cara
penangkapan ikan mulai dari yang sederhana hingga modern sedikit atau banyak
dalam penggunaan teknologi dan alat penangkapan ikan ramah lingkungan. Hal
ini dapat dilihat dari segi metode pengoperasian, bahan dan kontruksi alat, daerah
lingkungan dan sumberdaya ikan, sedangkan sasaran dari kegiatan ini adalah
tersebar di seluruh perairan Indonesia agar mematuhi peraturan yang berlaku dan
8
positif berarti ikan yang ditangkap sudah layak tangkap, sedangkan negatif berarti
ikan yang ditangkap belum layak tangkap. Untuk mengetahui positif dan
negatifnya suatu alat tangkap dapat dirincikan ke dalam empat kategori berikut,
yaitu:
a) Selektif positif terhadap ukuran dan spesies, artinya alat tangkap ini hanya
menangkap ukuran dan spesies ikan tertentu dari satu atau beberapa populasi
b) Selektif negatif terhadap ukuran dan spesies, artinya alat tangkap ini hanya
menangkap ukuran ikan tertentu dari satu populasi ikan yang masih belum
c) Selektif positif terhadap ukuran, dan negatif terhadap spesies, artinya alat
tangkap ini hanya menangkap ukuran ikan tertentu dari beberapa spesies ikan
d) Selektif positif terhadap spesies dan ukuran, artinya alat tangkap ini hanya
adalah suatu alat tangkap yang tidak memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan, yaitu sejauh mana alat tangkap tersebut tidak merusak dasar perairan,
lain adalah dampak terhadap bio-diversity dan target resources yaitu komposisi
keterangan yang dijabarkan dalam bentuk istilah dan kode-kode yang disepakati
Menangkap ikan dengan tali dan pancing yang sederhana adalah salah
satu metode penangkapan kuno. Dahulu mata pancing yang digunakan terbuat
dari tulang binatang. Baik pada sport fishing maupun pada commercial fishing,
dihasilkan hasil tangkapan dengan kualitas yang tinggi karena ikan yang
tertangkap biasanya masih dalam keadaan hidup saat diangkat ke atas kapal, tanpa
luka atau hancur. Alat ini merupakan alat yang selektif dalam hal jenis dan ukuran
hasil tangkapan karena hanya menangkap ikan yang sudah dewasa (Sainsbury,
1996).
bentuk yang paling sederhana dari kategori fishing line yang terdiri dari tali
dengan panjang tertentu, pemberat dan sekurangnya satu mata pancing. Dapat
juga ditambah dengan swivel dan pelampung jika diperlukan. Handline biasanya
mempunyai satu buah mata pancing, namun dapat juga dipasang beberapa.
10
cabang (branchline) untuk mengikat mata pancing yang dirangkai pada satu tai
utama (mainlie). Jenis handline yang seperti ini disebut vertikal longline (rawai
mata pancing agar ikan tidak lolos dan mengangkat tali pancing apabila ikan telah
Menurut Sadhori (1984) rawai disebut juga dengan longline yang secara
harfiah dapat diartikan tali panjang. Hal ini karena alat penangkapan tersebut
merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali. Oleh karena itu rawai
dapat diartikan sebagai salah satu alat penangkapan ikan yang terdiri atas
ikan agar ikan-ikan mau memakan umpan tersebut sehingga terkait oleh pancing.
Berdasarkan susunan mata pancing pada tali utamanya, rawai dapat dibedakan
3) Pancing landing.
11
Daerah penangkapan ikan pada suatu daerah perairan dimana ikan yang
menjadi sasaran penangkapan ikan tertangkap dalam jumlah yang maksimal dan
alat tangkap dapat dioperasikan serta ekonomis. Suatu wilayah perairan laut dapat
sumberdaya ikan yang menjadi target dengan teknologi penangkapan ikan yang
digunakan untuk menangkap ikan. Hal ini dapat diterangkan bahwa walaupun
pada suatu areal perairan terdapat sumberdaya ikan yang menjadi target
berbagai faktor, seperti keadaan cuaca, maka kawasan tersebut tidak dapat
dikatakan sebagai daerah penangkapan ikan demikian pula jika terjadi sebaliknya
(Muchtar, 2010).
adalah faktor fisika, kimia dan biologi. Faktor fisika seperti kecerahan, pasang
surut, suhu, arus, kedalaman dan sedimen merupakan parameter ligkungan yang
tidaklah kesuburannya maupun spesies serta jenis yang menghuninya. Hal ini
disebabkan tidak samanya faktor ekologis dari setiap perairan. Kasry (1985)
12
mendapat pengadukan dengan dasar perairan yang biasanya kaya dengan unsur
hara.
adalah daerah pantai, teluk, dan muara-muara yang mengakibatkan pula jenis ikan
yang tertangkap berbagai jenis dan ukuranya. (Gremli dan Newman, 2001).
2.7.1. Setting
Setelah semua persiapan telah dan telah tiba pada suatu fishing ground
yang telah ditentukan. Setting diawali dengan waktu yang dipergunakan untuk
yang menyerong atau tegak lurus pada arus. Waktu pelepasan pancing biasanya
tengah malam, sehingga pancing telah terpasang waktu pagi pada saat ikan giat
mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian pada siang hari dapat pula di lakukan
2.7.2. Hauling
Penarikan dapat dilakukan jika telah berada pada dalam air selama 3-6
sehingga alat tangkap dapat diatur dengan rapi. Lamanya penarikan alat tangkap
sangat di tentukan oleh banyaknya hasil tangkapan dan faktor cuaca. Penarikan
Alat bantu penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-
benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Pengadaan alat bantu
kawasan yang telah ditetapkan menjadi kawasan minapolitan atau lokasi Program
kepemilikan kapal calon penerima dan spesifikasi teknis kapal calon penerima
Provinsi Riau.
Alat yang digunakan pada praktek magang adalah alat tulis, kuisioner
dan kamera. Sedangkan objek yang diamati adalah pengoperasian alat tangkap
Metode praktek yang digunakan dalam magang ini adalah metode survei
tangkap rawai, ada beberapa hal yang harus di lakukan nelayan yaitu melakukan
ikan, dan dilanjutkan dengan setting dan hauling alat tangkap. Sementara itu,
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer
dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden, sedangkan data
sekunder diperoleh dari instansi terkait dan literatur yang berhubungan dengan
kenal sebagai penghasil ikan terbesar di Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas
sebesar 8.941 km2 dan penduduk sejumlah 349.771. Kabupaten Rokan Hilir
Pesisir merupakan desa baru hasil dari pemekaran desa lain. Salah satu perbatasan
disebut armada penangkapan. Kapal yang paling banyak digunakan nelayan rawai
kapal ini ditambatkan di sungai kecil yang berdekatan dengan rumah nelayan yang
17
Kapal yang digunakan pada saat praktek magang adalah KM. Mustika
Dimana target ikan sasaran adalah jenis ikan demersal. Konstruksi utama rawai
yang digunakan memiliki tali utama (mainline), tali cabang (branchline), pancing
dimana dalam setiap ember memiliki 180 pancing. Total keseluruhan pancing
yang digunakan adalah 1800 pancing. Pancing yang digunakan pada alat tangkap
rawai ini no. 7. Tali utama memiliki panjang 3800 meter (3,8 km) dengan jarak
antara tali cabang sebesar 2 meter. Semetara untuk panjang tali cabang sebesar 75
cm. Jenis tali yang digunakan pada tali utama dan tali cabang berbeda. Tali utama
Jenis bahan yang digunakan pada pemberat adalah besi. Pemberat yang
digunakan merupakan besi-besi bekas yang sudah tidak digunakan lagi seperti
besi-besi yang terdapat pada sepeda, besi pada mesin kapal dan lainnya.
Gambar 5. Pemberat
20
Alat bantu merupakan alat yang digunakan untuk membantu dalam usaha
penangkapan. Kapal nelayan pada saat praktek magang tidak dilengkapi alat bantu
yang sudah memiliki teknologi yang tinggi. Alat bantu yang digunakan nelayan
seperti bubu tiang yang berfungsi untuk mengetahui lokasi kapal di laut serta
Gambar 6. Kompas
4.2.4. Nelayan
Jumlah Anak Buah Kapal atau ABK yang dibutuhkan untuk melakukan
kapten kapal. Kapten kapal merupakan nelayan yang memiliki kapal tesebut.
Sistem pembayaran upah untuk ABK adalah sistem bagi hasil, dimana besarnya
tidak jauh dari tempat tambat kapal. Adapun perbekalan yang di butuhkan seperti
perbekalan dilakukan oleh ABK (Gambar 7). Satu orang ABK membeli minyak
solar, satu orang lagi membeli kebutuhan konsumsi, dan ABK yang terakhir
pengisian perbekalan dan minyak mesin kapal dalam satu hari melaut mencapai
Rp. 300.000,-. Pada saat suruh terendah, biasanya nelayan melaut selama 6 hari.
hasil tangkapan pada hari sebelumnya sebagai modal untuk melaut hari
berikutnya. Apabila hasil tangkapan pada hari sebelumnya tidak disimpan untuk
maka usaha dalam penangkapan akan sia-sia. Daerah penangkapan berada di Selat
dan tanda-tanda alam serta melihat navigasi seperti bubu tiang. Jarak dari lokasi
tambat kapal menuju daerah penangkapan ditempuh lebih kurang 3 sampai 3,5
Jam (Gambar 8). Dasar perairan pada saat pengoperasian adalah berlumpur
rawai cukup jauh dibandingkan dengan pengoperasian alat tangkap lain seperti
jaring insang, sondong, maupun alat tangkap lainnya. Hal ini disebabkan dalam
Sumatera memiliki perairan yang keruh yang disebabkan oleh banyaknya sungai
4.5. Umpan
Dalam pengoperasian rawai tidak terlepas dari umpan. Jenis umpan yang
digunakan ada 4 jenis yaitu ikan parang, ikan lomek, udang kecil dan ikan
Umpan diambil dari nelayan bubu tiang ketika di perjalanan menuju daerah
lebih cepat dari nelayan yang menggunakan alat tangkap lain untuk mengambil
dilakukan oleh ABK selama perjalanan menuju daerah penangkapan. Satu orang
ABK bertugas memotong umpan menjadi lebih kecil, sementara dua ABK lainnya
4.6.1. Setting
menentukan terlebih dahulu lokasi yang tepat untuk melakukan setting. Terlebih
yang dimilikinya.
kecepatan kapal dan memberikan instruksi kepada ABK untuk menurunkan alat
kapal. Langkah pertama yang dilakukan oleh ABK adalah penurunan peluntang
tangkap. Penurunan alat tangkap di lakukan dengan cara memegang ember yang
menghindari kekusutan pada rawai. Sewaktu penurunan alat tangkap, ABK yang
satu ABK bersiaga didekat penurunan alat tangkap apabila terjadi kekusutan pada
alat tangkap rawai. Lama penurunan seluruh alat tangkap lebih kurang 45 menit
4.6.2. Hauling
Biasanya dalam penarikan rawai menggunakan alat bantu line hauler atau secara
manual tanpa menggunakan alat bantu. Pada saat praktek magang nelayan
melakukan proses hauling secara manual tanpa menggunakan alat bantu. Proses
hauling dilakukan apabila waktu perendaman sudah cukup lama atau nelayan
sudah yakin banyak ikan yang sudah tertangkap. Perendaman alat tangkap yang
terlalu lama juga dikhawatirkan ikan yang sudah tertangkap akan lepas.
Proses hauling dilakukan atas instruksi kapten kapal, salah satu ABK
rendah, lalu ABK yang lainnya mulai menaikkan peluntang dan menarik tali
utama pada rawai. Kapten kapal menyesuaikan kecepatan kapal dan proses
penarikan alat tangkap rawai. Proses ini dilakukan disebelah kanan lambung
kapal, kadang-kadang dilakukan pada sebelah kiri lambung kapal tergantung arus
yang membawa alat tangkap rawai tersebut. Proses hauling memakan waktu lebih
kurang 2 sampai 3 jam tergantung dari banyaknya hasil tangkapan dan keadaan
Proses hauling dilakukan oleh seorang ABK, satu ABK menunggu hasil
tangkapan dan satu ABK lagi menyusun kembali rawai yang telah dinaikkan.
rawai di lakukan setiap 180 pancing atau satu ember telah dinaikkan. Pada saat
terdapat tali yang kusut dan pancing yang putus (Gambar 14).
Setelah seluruh alat tangkap rawai dinaikkan di atas kapal, ABK kembali
mencari lokasi penangkapan yang baru. Proses setting dan hauling dilakukan
sebanyak dua kali dalam sehari. Pada saat malam hari, nelayan tidak melakukan
penangkapan, hal ini dikarenakan pada saat praktek magang sedang dilaksanakan
cuaca sedang tidak baik. Saat malam, nelayan hanya merapatkan kapalnya didekat
palka kapal. Pada saat hauling beberapa jenis ikan yang didapatkan dapat dilihat
Jumlah 88
Hasil tangkapan utama nelayan adalah ikan pari (Gambar 15), sementara
hasil tangkapan sampingan adalah ikan malong dan ikan hiu yang memiliki nilai
ekonomis dan hasil tangkapan sampingan yang langsung dibuang yaitu ikan
tinggi.
fishing yang letaknya tidak jauh dari lokasi tambat kapal. Apabila kegiatan
(Gambar 16) yang terletak di Desa Sinaboi. Hal ini disebabkan pada saat surut
terendah atau pasang mati, kapal nelayan tidak bisa tambat ke Lokasi awal kapal.
Jarak dari Desa Sinaboi ke Kepenghuluan Bagan Punak Pesisir memakan waktu
lebih kurang 2 Jam. Saat akan melakukan aktivitas pendaratan hasil tangkapan,
kapal harus mengantri terlebih dahulu. Hal ini disebabkan banyaknya kapal yang
harus dilayani, sementara ukuran tangkahan tidak memadai. Jumlah kapal yang
3 kapal.
30
hasil tangkapan dari palka untuk di bawa ke tangkahan. Setelah kapal mulai
dipotong dengan uang yang dipinjam pada saat pengisian perbekalan sebelum
berangkat melaut. Pembayaran gaji ABK di lakukan ketika kapal sudah sampai
5.1. Kesimpulan
ABK dan 1 orang tekong atau kapten kapal. Penurunan alat tangkap ke perairan
3.800 meter (3,8 Km) yang memiliki 1800 pancing membutuhkan waktu sekitar
dan diikuti dengan alat tangkapnya. Lama perendaman alat tangkap (soaking)
tergantung alat tangkapnya berada disebelah kanan atau kiri kapal. Waktu yang
diperlukan pada saat hauling sekitar 2 sampai 3 jam tergantung dari kondisi cuaca
seperti ombak dan arus dan banyaknya hasil tangkapan. Dalam satu hari,
pengoperasian alat tangkap rawai (longline) dilakukan sebanyak 2 kali setting dan
5.2. Saran
ditunjukkan adalah semakin jauhnya daerah penangkapan ikan, ukuran ikan yang
tertangkap semakin kecil dan jumlahnya semakin sedikit serta spesies ikan yang
32
tertangkap juga semakin berkurang. Tetapi potensi perikanan yang dimiliki masih
bisa di manfaatkan secara optimal. Rawai merupakan alat tangkap yang cukup
tangkap rawai karena kita ketahui bahwa Selat Malaka merupakan alur migrasi
dari ikan tuna. Dimana kita ketahui ikan tuna memiliki nilai ekonomis yang cukup
alat akustik seperti fish finder atau echosounder dan disosialisasikan cara
penangkapan.
pengalaman, maka perlu diadakan penelitian dalam penentuan umpan mana yang
lebih banyak menghasilkan ikan. Sehingga nelayan tidak perlu terlalu banyak
Arimoto, T., S.J. Choi., and Y.G. Choi. 1999. Trends and Perspectives for Fishing
Technology Research Towards the Sustainable Development. In
Proceeding of 5th International Symposium on Efficient Application and
Preservation of Marine Biological Resources. OSU National University.
Brandt, A.V. 2005. Fish Catching Methods of the World. London : Fishing News
Book Ltd.
Gremli MS, and Newman H.E. 2001. Insight Guides Underwater: Marine Life in
the South China Sea. APA Publications GmbH and Co. Verlag KG,
Singapore.
Purbayanto. A, M Riyanto dan ADP Fitri. 2010. Fisologi dan Tingkah Laku Ikan
pada Perikanan Tangkap. Bogor: IPB Press. Sadhori,N.1984.Bahan Alat
Penangkapan Ikan.Penerbit Yasaguna Jakarta. 80 hal.
Von Brandt, A. 2005. Fish Catching Methods of the World. Fourth Edition.
England : Back Well Publishing Ltd.
LAMPIRAN
36
Keterangan
f
Bendera Tanda
hh
Tali Utama
Pelampung
e
Pemberat
Tali cabang
d
Di desain oleh
Peluntag
MUSLIM
Pancing
(1304111779)
c
f
FAKULTAS
e
d
c
b
a
Tiang kayu
PERIKANAN
DAN
KELAUTAN
Lampiran 2. Konstruksi Rawai
UNIVERSITA
S RIAU
g
b
a
38