Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Rekon

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

ANALISA TERHADAP CERITA PENDEK, PANTUN DAN CERITA ULANG

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Dalam sastra indonesia terdapat banyak jenis karya sastra, seperti cerita

pendek, pantun, dan cerita ulang.

Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen merupakan salah satu

jenis prosa yang usianya lebih muda dibandingkan dengan puisi dan novel. Tonggak

penting penulisan cerpen di Indonesia dimulai Muhamad Kasim dan Suman

Hasibuan pada awal 1910-an. Lalu karya sastra selanjutnya adalah pantun. Pantun

atau puisi lama juga termasuk dalam prosa. Pantun merupakan sastra lisan yang

dibukukan pertama kali oleh seorang sastrawan bernama Haji Ibrahim Datuk

Kaya Muda Riau. Pantun sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak dahulu.

Misalnya, paparikan dalam masyarakat sunda; pantun ludruk, dan gandrung dalam

masyarakat jawa; serta ende-ende dalam masyarakat Mandailing. Sedangkan

teks cerita ulang berbeda dengan pantun karena mendeskripsikan peristiwa yang

telah terjadi dan teks tersebut menggambarkan pertanyaan apa, kapan, dimana,

mengapa, bagaimana dan siapa dalam suatu peristiwa, selain itu cerita ulang

disampaikan baik secara lisan maupun tulis.


Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kedudukan cerpen, pantun serta cerita ulang di

era modern ini sudah mulai sedikit peminatnya dikarenakan kurangnya minat

membaca, dan tidak mengetahui seluk beluk dari teks tersebut. Masalah ini yang

membuat para remaja zaman sekarang menganggap cerpen, pantun serta cerita

ulang membosankan dan tidak menarik. Hal inilah yang menjadi dasar bagi penulis

untuk mengambil judul “Analisa Terhadap Cerita Pendek, Pantun dan Cerita

Ulang ”.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun penelitian yang diwujudkan dalam tugas akhir ini mempunyai tujuan dan

manfaat sebagai berikut :

1.2.1 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui arti dari cerpen, pantun dan cerita ulang

2. Untuk mngetahui ciri-ciri dan jenis dari cerpen, pantun dan cerita ulang

3. Untuk mengetahui bagaimanakah struktur teks dan cara pembuatan cerpen,

pantun dan cerita ulang.

1.2.2 Manfaat Penulisan

Penulis berharap agar penulisan tugas akhir ini dapat memberikan kontribusi

kepada berbagai pihak antara lain :

1. Bagi Penulis

Laporan tugas akhir ini merupakan ringkasan pembelajaran dari mata pelajaran

Bahasa Indonesia mengenai Cerpen, Pantun dan cerita Ulang yang telah dipelajari

di kelas XI semester ganjil .

2. Bagi Dunia Pendidikan


Laporan ini digunakan sebagai tambahan informasi dan sumber bagi hak yang

berkompeten terhadap masalah yang dibahas, sekaligus sebagai bahan

perbandingan dan laporan sejenis yang pernah dibuat dan diharapkan dapat

memberikan kontribusi sebagai sumber ilmiah.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan judul tersebut diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah

pada :

1. Apakah yang dimaksud dengan cerpen, pantun dan cerita ulang?

2. Bagaimanakah Ciri-ciri dan Jenis dari Cerpen, Pantun dan Cerita Ulang?

3. Bagaimanakah struktur teks dalam cerpen, pantun dan cerita ulang?

4. Bagaimanakah langkah-langkah dalam pembuatan cerpen, pantun dan cerita

ulang?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Cerpen, Pantun dan Cerita Ulang

2.1.1. Cerpen ( Cerita Pendek )

Teks Cerita Pendek atau disingkat cerpen adalah bentuk karya fiksi berupa kisah

tentang manusia dan seluk beluknya lewat tulisan pendek. Cerpen merupakan

sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk berkisar antara setengah

sampai dua jam. Berbeda dengan tokoh novel, tokoh dalam cerpen tidak

mengalami perubahan nasib. Teks cerpen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. panjang karangan lebih kurang sepuluh halaman

b. tidak memerlukan banyak waktu untuk membacanya dan akan habis dibaca

sekali duduk.
c. Hanya memfokuskan satu tokoh yang mengalami konflik sampai pada

penyelesaiannya.

d. Masalah yang dihadapi tokoh relatif sederhana dan tidak berbelit-belit

e. Beralur tunggal dan lurus

f. Perwatakan tokoh yang dilukiskan sangat sederhana, singkat dan tidak

mendalam.

Teks cerpen terbentuk dari enam struktur yaitu :

a. Abstrak, disebut ringkasan atau inti cerita yang akan dikembangkan


pengarang menjadi rangkaian peristiwa yang dialami tokoh.

b. Orientasi, merupakan bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik


pengenalan sifat tokoh, latar cerita, maupun alur cerita.

c. Komplikasi atau konflik, dapat terdiri lebih dari satu. Berbagai konflik
tersebut akhirnya mengarah pada klimaks.

d. Evaluasi, pada struktur ini, konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahan
sehingga mulai tampak penyelesaiannya

e. Resolusi, pengarang akan mengungkapan solusi dari berbagai konflik yang


dialami tokoh.

f. Koda merupakan bagian akhir dalam sebuah cerita


Hal-hal yang diperhatikan dalam membuat cerpen, yaitu:

1. Unsur intrinsik merupakan unsur yang ada dalam karya sastra. Unsur intrinsik

terdiri dari:

a. Tema ialah unsur dalam karya sastra yang menjadi pokok masalah/pokok

pikiran pengarang dalam mengembangkan cerita

b. Latar atau setting adalah tempat, waktu, dan suasana terjadinya peristiwa

dalam cerita.

c. Penokohan meliputi tokoh dan sifat atau karakter tokoh. Ada dua metode

yang digunakan pengarang cerpen untuk menampilkan sifat tokoh yaitu:


Metode analitik dimana pengarang secara langsung memaparkan sifat tokoh

dengan jalan menyebutkan sifat-sifatnya

Metode daramatik dimana pengarang secara tidak langsung menampilkan

sifat tokoh dalam cerita. Akan tetapi, pengarang dapat menampilkan melalui

penggambaran fisik, mimik dan sikap tubuh, ucapan dan fikiran tokoh, perbuatan,

dan dialog

d. Sudut pandang atau point of view adalah cara pengarang menampilkan para

pelaku dalam cerita yang dipaparkan

e. Alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita.

Jenis-jenis alur dalam cerpen yaitu:

Alur maju atau progresif adalah alur yang menceritakan peristiwa-

peristiwa dalam cerita secara kronologis. Cerita diawali dengan tahap pengantar

dan diakhiri tahap penyelesaian.

Alur sorot balik atau regresif adalah alur yang menceritakan peristiwa-

peristiwa dalam cerita secara terbalik dimana dimulai dari tahap penampilan

masalah, puncak ketegangan, atau penyelesaian.

Alur gabungan merupakan perpaduan dari alur maju dan sorot balik dimana

tahapan alur cerita terdiri dari tahap pengenalan (introduction), penampilan

masalah (complication), puncak ketegangan masalah (climax), dan penyelesaian

(conclution).

f. Amanat

g. Gaya bahasa

2. Unsur ekstrinsik meliputi bahasa, latar belakang kehidupan pengarang dan

nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra.

Jenis-jenis cerpen berdasarkan tema dan isi terdiri dari:

1. Cerpen anak

2. Cerpen remaja
3. Cerpen keluarga

2.1.2. Pantun

Pantun adalah jenis puisi lama milik budaya asli Indonesia. Kata pantun berasal

dari akar kata "tun" dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno), berarti tuntun-atuntun,

dalam bahasa Indonesia berarti mengatur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa arti

kata pantun adalah sama dengan aturan atau susunan. Pengertian pantun menurut

seorang pengkaji Budaya Melayu bernama R.O. Winsted, pantun bukanlah

sekedar kata-kata yang mempunyai rima dan irama, tetapi merupakan rangkaian

kata yang indah untuk menggambarkan kehangatan kasih sayang, bersenda gurau,

memberi nasihat dan menyindir. Teks pantun memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tiap bait (kumpulan larik dalam pantun) terdiri atas empat larik (baris atau

deret).

2. Tiap larik terdiri atas empat sampai enam kata

3. Tiap larik terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata

4. Larik pertama dan kedua merupakan sampiran

5. Larik ketiga dan keempat merupakan isi

6. Rima akhir larik bersajak a-b-a-b

7. Bunyi akhir larik pertama dan ketiga harus sama. Bunyi akhir larik kedua dan

keempat juga harus sama. Tetapi bunyi akhir larik pertama dan ketiga tidak sama

dengan larik kedua dan keempat

8. Isi pantun mengungkapkan perasaan

Teks pantun terbentuk dari dua struktur yaitu:

a. Sampiran, merupakan pengantar agar pembaca mau membaca larik ketiga dan
keempat pantun

b. Isi, merupakan maksud atau tujuan pantun. Isi pantun biasanya berupa pikiran,
perasaan, nasihat,

Dalam membuat pantun terdapat dua cara yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Membuat pantun sendiri

a. Menentukan dahulu topik atau tema pantun

b. Memilih jenis pantun yang akan dibuat

c. Menulis dahulu isi pantun, yaitu larik ketiga dan keempat

d. Membuat kalimat larik sampiran

e. Menggabungkan isi dan sampiran pantun yang sudah dibuat

2. Mengubah lirik puisi atau lirik lagu menjadi pantun

a. Menentukan lirik puisi atau lirik lagu yang akan diubah

b. Mengambil dua larik puisi atau lirik lagu yang disukai sebagai isi pantun

c. Membuat sampiran

d. Menggabungkan sampiran yang dibuat dengan larik puisi atau lirik lagu yang

telah dipilih

Berdasarkan maksud, isi, atau temanya pantun dibagi menjadi lima kelompok

yaitu:

1. Pantun anak-anak

2. Pantun remaja atau dewasa

3. Pantun orang tua

4. Pantun jenaka

5. Pantun teka-teki

2.1.3. Cerita Ulang

Teks cerita ulang (recount text) adalah teks yang mendeskripsikan peristiwa-

peristiwa yang telah terjadi secara berurutan. Teks tersebut menggambarkan

pertanyaan apa, kapan, dimana, mengapa, bagaimana, dan siapa dalam suatu

peristiwa.teks cerita ulang ditulis baik sebagai sarana informasi maupun hiburan.
Selain itu, cerita ulang berkarakteristik fokus pada tokoh atau peristiwa. Teks

cerita ulang memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut:

1. Menggunakan keterangan waktu

Keterangan merupakan salah satu unsur kalimat. Keterangan merupakan salah

satu unsur kalimat yang memberikan informasi tambahan. Jenis keterangan yang

sering terdapat dalam teks cerita ulang adalah keterangan waktu seperti

kemarin, minggu lalu, atau tahun lalu

2. Menggunaka konjungsi atau kata penghubung

Konjungsi berfungsi untuk mengurutkan cerita. Dalam bahasa indonesia,

konjungsi dibagi menjadi tiga yaitu:

konjungsi koordinatif, contohnya: dan, atau, tetapi, sedangkan, dan serta


konjungsi korelatif, contohnya: baik.., maupun..., tidak hanya..., tetapi
juga..., bukan hanya..., melainkan juga..., dan entah...entah...

konjungsi subordinatif, contohnya: jika, setelah, agar, sebab, karena dan


sehingga

konjungsi antarkalimat, contohnya: namun, sebaliknya, oleh karena itu, jadi


dan sebelum itu.

Konjungsi antarparagraf, contohnya: adapun, akan hal, dalam pada itu,


alkisah, arkian, dan syahdan.

3. Menggunakan verba atau kata kerja

Verba merupakan jenis kata yang menyatakan perbuatan. Dalam cerita ulang,

verba digunakan untuk menyatakan tindakan-tindakan yang dilakukan tokoh.

Verba dibedakan menjadi empat yaitu:

Verba transitif merupakan verba yang membutuhkan objek

Verba intrasitif merupakan verba yang tidak membutuhkan objek

Verba aktif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai pelaku


Verba pasif adalah verba yang subjeknya berperan sebagai penderita

4. Menggunkan pronomina atau kata ganti

Pronomina adalah jenis kata yang berfungsi untuk menggantikan nomina atau

frasa nomina. Pronomina dibedakan menjadi lima yaitu:

a) Kata ganti orang, dibedakan menjadi:

Kata ganti orang pertama dibedakan menjadi kata ganti orang pertama
tunggal dan kata ganti orang pertama jamak.

Kata ganti orang kedua terdiri atas kata ganti orang kedua tunggal dan
kata ganti orang kedua jamak.

Kata ganti orang ketiga dibedakan menjadi kata ganti orang ketiga tunggal
dan kata ganti orang ketiga jamak.

b) Kata ganti pemilik adalah kata ganti yang menunjukkan kepemilikkan. Contoh, -

ku, -mu, -nya. Kata ganti tersebut tidak bisa berdiri sendiri tetapi membutuhkan

kata lain

c) Kata ganti penanya sering digunakan untuk bertanya.

d) Kata ganti penunjuk digunakan untuk menunjuk benda tertentu. Contoh, ini, itu,

sana dan sini.

e) Kata ganti tidak tentu

Teks cerita ulang terbentuk dari tiga struktur yaitu:

a. Orientasi, merupakan bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik pengenalan


sifat tokoh, latar cerita, maupun alur cerita.

b. Rangkaian peristiwa, mendeskripsikan kejadian-kejadian secara berurutan


atau kronologis.

c. Orientasi ulang, berisi simpulan atau opini personal terkait peristiwa yang
terjadi.
Hal-hal yang diperhatikan dalam membuat cerita ulang, yaitu:

1. Menentukan tema

2. Melakukan observasi atau pengamatan

3. Menentukan unsur-unsur intrinsik

4. Membuat sinopsis

5. Mulai menulis

6. Menyunting hasil tulisan

Jenis-jenis cerita ulang yaitu:

a. Cerita ulang personal adalah cerita ulang yang melibatkan penulis atau

pencerita secara personal didalamnya.

b. Cerita ulang fakta adalah cerita ulang yang merekam suatu peristiwa

berdasarkan kenyataan

c. Cerita ulang imajinasi adalah cerita ulang yang dicipatakan berdasarkan

pengalaman imajinasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada bab terakhir dalam penulisan Makalah ini penulis dapat menyimpulkan bahwa

dalam karya sastra indonesia terdapat cerpen (cerita pendek), pantun, dan cerita

ulang. Yang masing-masing mempunyai perbedaan seperti pada ciri-ciri, struktur

teks, dan jenis-jenis teks. Teks pantun merupakan karya sastra asli bangsa

indonesia sedangkan cerpen dan cerita ulang merupakan karya sastra serapan

negara lain lalu berkembang di indonesia dalam kurun waktu yang berbeda.
3.2 Saran

Adapun beberapa saran yang menurut penulis dapat membantu memecahkan

permasalahan-permasalahan dalam analisa terhadap cerpen (cerita pendek),

pantun dan cerita ulang yaittu:

1. Membaca dengan cermat. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui struktur, dan

ciri-ciri teks tersebut.

2. Membuat kerangka teks yang ingin dibuat sesuai dengan prosedur. Hal ini

dimaksudkan untuk membuat teks yang penulis atau pembaca inginkan

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Andri. 2008. Latar Belakang Bahasa Indonesia. Tersedia:

http://boeroet22cool.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 november 2014.

Waktu 19:55 WIB.

Fajar. Karya Ilmiah Cerpen. Tersedia: http://messifajar.wordpress.com. Diakses

pada tanggal 20 november 2014. Waktu 20:44 WIB.

Zulinarti, desi. 2012. Makalah Pantun. Tersedia: http://eci-

muachpinky.blogspot.com. Diakses pada tanggal 20 november 2014. Waktu 20:46

WIB.

“Anonim”. 2013. Pengertian, jenis, ciri pantun. Tersedia:

http://www.pengertianahli.com. Diakses pada tanggal 22 november 2014.

Waktu 19:25 WIB.

Shalima, Irsyadi & darmawati, uti. 2014. PR Bahasa Indonesia. Klaten: Intan

Pariwara
LAMPIRAN

1. Cerpen Remaja

Bianglala

Ketika hati berkata iya maka tidak mungkin mulut berkata tidak. Seperti

katamu padaku “Hati itu tak bisa dibohongi, jangan menyakiti perasaanmu

sendiri. Katakan apa yang ingin dikatakan hatimu. Hidup adalah pilihan dan kamu

sudah pasti akan semakin tua. Tapi untuk menjadi dewasa adalah pilihan. Umurmu

sudah 16 tahun far, dan tiga bulan lagi akan 17 tahun. Aku harap kamu bisa

menerima keputusanku ini. Bukan maksudku untuk meninggalkanmu dengan begitu

saja. Tapi aku mohon mengertilah dan terima keputusanku ini. Berfikir positif

dan dewasa ya. Karna umurmu semakin bertambah tapi jika pikiranmu tidak

dewasa sama saja. Menangislah jika kamu ingin menangis. Menangislah jika itu

membuatmu tenang. Tapi ingat, kamu hanya boleh menangisi itu jika apa yang

kamu tangisi memang pantas untuk ditangisi. Paham kan!“Katamu pada suatu senja

di sebuah tempat yang tak terlalu indah tapi bisa membuat kita betah berlama-

lama duduk tempat itu. Menikmati semriwing angin sore dan indahnya danau ini

yang terletak di sudut kota tangerang ini. Di danau yang sebenarnya tak terlalu

nyaman untuk bisa dibuat bersantai karena terik matahari sangat menyengat

kulit dan jalanannya yang berdebu.


Sebenarnya aku sudah bosan dengan danau ini. Kerap kali kau mengajakku

kesini. Menikmati semilir angin sore yang menerpa wajah kita dan yang

mengibaskan rambut panjangku. Menahan panasnya matahari yang membuatmu

menyipitkan mata dan mengerutkan kening saat kamu bicara dan menatapku atau

sekedar merenung. Namun suasana itu mampu membuat kita tenang kan! Buktinya

kau tak hanya sekali mengajakku kesini, tapi berkali-kali.

Aku mengingat kebiasaanmu itu tiap kali kita kesini. Duduk melamun di pinggir

danau dengan pandangan mata tertuju pada danau yang terkadang ada para

pencari ikan mencari ikan.

Dan kali ini, kita kembali duduk melamun dan pikiran kita sama-sama jauh

melayang tak menentu. Aku tak tau apa yang kamu pikirkan, yang jelas kamu

hanya duduk bertopang dagu dan diam membisu terbius suasana senja sore itu.

Tak berani aku mengusik ketenaganmu. Dan aku lebih memilih mengikutimu

akhirnya, duduk diam membisu.

Hingga akhirnya kau mengucapkan kata-kata itu padaku, kata-kata yang

kau ucapkan ditengah perdebatan batinku antara rela dan tidak rela akan

kepergianmu ke Jakarta. Kata-katamu itu menyelinap masuk dalam setiap memori

otakku. Begitu hati-hati dan pelan kau ucapkan kata-kata itu padaku tapi terasa

begitu cepat. Ingin rasanya aku memintamu untuk mengulangi perkataanmu tadi.

Tapi apa daya, karna yang kulakukan hanya bisa diam dan mencerna kata-katamu

tadi . Aku mendengar dan merasakan kata-kata yang tadi kau ucapkan penuh

rasa.

“ an, kenapa harus pindah ke Jakarta? Kan disini masih ada orang tuamu, dan ada

aku juga. “ ucapku memecahkan keheningan. Ingin rasanya aku berteriak agar

ferdian tetap disini. Namun, berapa kali pun aku memohon tetap saja tidak akan

merubah keputusaan ferdian untuk tidak pergi ke jakarta.


“ Jakarta itu kan dekat dan kamu bisa pergi ke Jakarta kapan saja kamu mau.

Nanti kalau kamu pergi ke Jakarta aku akan menemanimu jalan-jalan, keliling cari

buku. Walaupun aku disana dan kamu disini aku tetap akan menemani kamu di

sela-sela ativitasku nanti. Meski lewat pesan singkat atau telefon. “

Kata-kata ferdian semakin membiusku dalam kegelisahan hingga aku tak bisa

berkata apa-apa lagi. Kamu akan pergi, meningggalkan aku dan kota kecil ini. Kamu

juga meninggalkan banyak kenangan dalam sejarah cintaku ini. Cinta kita akan

terpisahkan oleh jarak beratus-ratus kilometer jauhnya.

“ Tapi an, itu tidak akan bisa mengobati perasaanku. Saat aku rindu sama kamu

itu tetap tidak akan bisa jadi obatnya. Kamu jangan pergi, disini saja! “ pintaku

sedikit merayu pada ferdian.

“ Tidak ada dua tahun, kamu akan lulus SMA. Seperti yang sering kau ceritakan

padaku tentang mimpimu. Kamu masih ingin kuliah di jakarta kan? Kamu

semangat, aku menantimu di Jakarta nanti “

“ an, semuanya pasti akan berubah. Aku akan kesepian nanti. Gak ada lagi yang

nemenin aku WIFIan di taman, lama di toko buku cari buku yang asyik dibaca,

jalan-jalan gak jelas kalau aku lagi suntuk di rumah. Sepi an nanti, sepi! Aku disini

sendiri dan kamu disana. Aku gak tau kamu disana ngapain dan sama siapa. Aku

benci keputusanmu han, BENCI! “ ucapku dengan nada berontak disertai derai

airmata yang membasahi pipiku. Aku tak peduli dengan puluhan pasang mata yang

tengah memandangiku. Yang kurasakan sekarang hanyalah marah, kesal dan aku

berada pada keadaan yang sangat asing.

Aku berdiri dari dudukku, dan pergi melangkahkan kakiku meninggalkan

pinggir bendungan itu menuju motor satria f150 putih yang diparkir tak jauh dari
tempatku duduk, motor yang selama ini setia menemani aku dan ferdian

menyusuri setiap sudut kota kecil ini. Merangkai kisah yang sekarang terbingkai

indah dalam kenangan masa lalu.

ferdian juga beranjak pergi meninggalkan pinggir danau itu dan berlari kecil

untuk mengikuti langkahku. Tanpa kata-kata ferdian segera mengemudikan

motornya mengajakku pergi meninggalkan danau. Walaupun masih banyak pasang

mata yang memandang kami dengan tatapan keheranan aku tetap tak peduli.

Aku hanya ingin segera pulang dan mengunci diriku dalam kamar. Membenamkan

wajahku yang penuh airmata dengan bantal. Karna itu yang bisa membuatku

tenang, setidaknya untuk saat ini. Pikirku.

“ Antarkan aku pulang! “ kataku dalam perjalanan pulang.Perjalanan yang kulalui

terasa lebih lama dari biasanya. Awan berganti warna dan matahari semakin

tenggelam dalam peraduannya. Berganti dengan cahaya rembulan di pertengahan

bulan Juli ini.

“ Temani aku dulu sebelum aku mengantarmu pulang. “ Jawab ferdian

“ Aku ingin cepat pulang. Titik. “ Dan airmataku turun kian derasnya karena tak

rela ferdian pergi ke Jakarta. Atau mungkin hatiku rela tapi masih belum siap.

Karena ini terlalu mendadak. Sebenarnya ada apa dengan ferdian. Berbagai

perasaan dan pertanyaan berkecamuk dalam benakku.

Aku tahu jika ferdian tidak akan meninggalkan aku sepenuhnya. Hati kita akan

tetap dekat, walaupun raga kita akan jauh jaraknya. Tapi aku merasa tetap akan

ada yang hilang dalam hidupku nantinya.

Beberapa menit kemudian, ferdian mengajakku berhenti di sebuah


tempat. Tempat itu adalah wisata malam yang sedang digelar di halaman terminal

lama kotaku. ferdian berhenti dan memakirkan motornya di parkiran sendangkan

aku menunggu dia di pintu masuk pasar malam. Selesai memarkir motornya dia

menghampiriku lalu menggandeng tanganku masuk ke pasar malam. Kita berjalan-

jalan melewati penjajak pernak-pernik wanita, baju-baju, peralatan rumah

tangga, permainan anak bakul gorengan, dll.

“ Kamu tunggu disini sebentar ya! “ ucap ferdian dan melepas gandengan

tangannya yang membuatku tersentak dari dunia lamunanku. Belum sempat aku

menjawab tapi ferdian sudah ngeloyor pergi begitu saja.

Kupandangi sekelilingku, indah sekali. Berjejer wahana bermain anak-

anak, dengan disoroti bohlam lampu aneka warna yang akan membuat pengunjung

tertarik untuk menaikinya. Gelak tawa dari gerombolan remaja putri yang

kuprediksi masih usia SMP menggema dalam telingaku. Rengekan balita ketika

memaksa ibunya agar bisa menaiki komedi putar membuatku tersenyum sendiri.

Anak kecil itu mengingatkanku pada tangisku tadi. Anak itu memang sama

menangisnya sepertiku. Tapi dia menangis pada ibunya yang sudah pasti ibunya

akan menuruti keinginan anak itu lalu anak itu bisa naik komedi putar. Tangis yang

nyelengking suaranya itu akan berganti dengan tawa mengembang nantinya.

Ya, anak itu tlah mengingatkan pada tangisku tadi. Tangis anak itu begitu polos,

karena dia belum merasakan ketika perjalanan hidup dihadang dalam sebuah

permasalahan. Dihadapkan dalam sebuah kenyataan dan pilihan. Tapi aku adalah

gadis yang sudah tumbuh berkembang dalam masa remaja dan sebentar lagi

umurku beranjak 17 tahun yang dimana umur itu menjadi sebuah peralihan dari

kanak-kanak menjadi dewasa. Tapi apa aku sanggup? Apa aku siap?

Permasalahan asmara kerap kali mengguncang emosiku yang labil ini. Tapi

menurutku itu hal yang wajar. Karena seseorang yang spesial menurutku itu
bukan hanya sebagai seorang kekasih, tapi kekasih bisa jadi penyemangat dan

motivator bagiku ketika orang tua sibuk dengan urusannya.

Memang asmara lebih sering memberikan badai daripada pelangi. Tapi tak bisa

dipungkiri jika aku belajar menjadi dewasa karna dunia asmara. Dan dari dunia itu

aku belajar mengendalikan emosi dan perasaan. Terlebih saat aku bersama

ferdian. Renungku dalam hati.

“ Maaf menunggu lama, ayo naik bianglala. Ini tiketnya. “ ucap ferdian sembari

menggandeng tanganku lagi.

ferdian mengajakku menaiki wahana yang tinggi itu. Operator wahana

bianglala membukakan pintu bianglala yang bernomer sembilan dan tepat

berwarna merah pula. Warna kesukaan ferdian. Walaupun ruang dalam keranjang

bianglala hanya berukuran satu meter kali satu meter namun cukup membuat

kami leluasa bergerak. Aku dan ferdian duduk berhadapan. Sampai di titik paling

tinggi belum ada pembicaraan diantara kami. Karna aku dan ferdian sibuk

memandangi pasar malam ini dari bianglala yang tengah berputar pelan. Sinar

lampu bohlam yang beraneka warna memberikan kesan eksotis dan romantis.

Gaungan lagu yang diputar oleh pihak operator bianglala menambah ramai

suasana. Ada juga teriakan penjajak perau ethek sekaligus suara perau ethek

yang digerakkan yang makin jarang kutemui, suara mesin arum manis yang terus

berputar. Suara wahana tongedan yang memacu adrenalin penonton dan suara

rumah hantu yang memang dibuat-buat tapi tetap saja membuat orang yang

mendengarnya merasa merinding, sengaja mendengar atau tidak akan sama saja.

Serta tercium pula bau kemenyan yang dibakar dari rumah hantu itu.

Suasana ini membuatku tenang dan aku sedikit terhibur. Walaupun dinginnya

angin malam mulai merasuk dalam tulangku.


“ Kok diam aja sih, ini es cream. Dimakan ya! Tenang aja, tadi aku juga udah

bayar tiga kali harga tiket agar kita bisa lama-lama berputar menikmati malam ini

dan melamun disini. “ kata ferdian sambil membuka bungkus es cream cornetto

lalu menyerahkannya padaku.

“ Terimakasih, “ jawabku singkat. Karna aku memang sedang malas untuk

berbicara dengannya saat ini.ferdian membiarkanku melumat habis es cream itu.

Dan dia kembali pada posisi awal. Melamun. Memandangi wisata malam kotaku

dengan pikiran yang jauh melayang dalam angan.

Usai es crem yang kulumat habis ferdian kembali mengajakku berbicara “ far,

aku tetap akan berangkat ke jakarta. Jam sebelas malam aku akan berangkat,

naik trevel yang sudah kupesan tiga hari lalu. Dan itu berarti empat jam lagi. Ada

waktu 3 jam buat kita untuk menghabiskan malam ini bersama. Kamu mau apa?

Mau kemana? Akan kutemani. “

Aku tersentak dengan ucapan ferdian, aku tak menyangka lagi jika ferdian akan

pergi sekarang, empat jam lagi dan malam ini. Ini telalu mendadak dan tiba-tiba

bagiku. Aku sungguh tak siap dengan keputusan ferdian.

“ far, kok diam sih. Jawab dong! “

“ an, aku gak tau harus ngomong apa lagi. Dan percuma saja aku menjelasakan

panjang lebar lalu merengek rengek hingga akhirnya nangis. Karna tetap saja

kamu akan pergi. Aku ingin cepat pulang dan membiarkan kamu pergi. Karna jika

aku masih terus bersamamu maka akan semakin banyak kenangan yang akan

terkenang dalam memori otakku. Dan itu malah akan membuat hatiku semakin

sakit. “ kataku
“ Dari dulu kan aku sudah pernah cerita sama kamu, jika aku ingin pergi ke

Jakarta. Hidup mandiri disana. Aku ingin kuliah dan nyambi kerja disana. Dan

sekarang waktunya. Sebelum aku mendaftar kuliah disana aku ingin cari kerja

dulu. Kamu tau kan, biaya hidup di Jakarta tidak murah. Dan kuliah pun perlu

banyak dana untuk beli dan bayar semua tetek bengeknya. “ jelas ferdian

“ Aku gak ingin kamu pergi secepat ini. Satu setengah tahun lalu semenjak kamu

janji bakal ada buat aku dan terus menjaga serta menyayangiku, hidupku terasa

lebih utuh. Kamu bukan hanya kekasih. Melainkan kakak, kawan dan sahabat. Aku

tlah menganggapmu lebih dari sekedar seorang kekasih an. Kamu baik sama aku,

bahkan terlalu baik. “, kataku.

Setetes airmata mulai turun membasahi pipiku. Otakku berputar kembali ke masa

lalu. Masa saat aku dan ferdian pertama bertemu, berkenalan, dan menghabiskan

waktu. Umurku dan umur ferdian terpaut tiga tahun empat bulan. ferdian itu

sosok yang mampu membuatku mengerti artinya perjalanan hidup yang sejatinya

hanya numpang minum. Aku menyukai ferdian dari segala hal. Tentang

kecintaanya pada dunia olahraga, kecintaan dia pada Tuhan semesta alam,

kecintaan dia pada orang tuanya, kecintaan dia pada dunia sekolahnya, dan cinta

dia buat aku tentunya.

“ Ingat far, bukan jarak yang jadi masalah untuk tetap bisa bersama. Tapi rasa

ego yang gak bisa dikendalikan yang akan jadi masalah, “ jawab ferdian dengan

pelan.

Aku mengerti maksud ferdian. Ego. Ya, karna aku termasuk seseorang yang

belum bisa berpikir dewasa. Walaupun ferdian terus membimbingku dalam setiap

permasalahan yang aku hadapi tetap saja untuk jadi dewasa itu butuh proses.

Dan aku ingin dewasa dalam arti sesungguhnya. Sikap, pikiran dan perkataan!
Bukan dewasa kebanyakan remaja sekarang yang lebih terlihat dewasa dari segi

penampilan berpakaian dan sikap yang menyimpang.

“ Maaf an kalau aku cengeng dan gak bisa mengerti keadaan. Aku selalu menuntut

kamu selalu ada buat aku. Padahal kamu punya masa depan yang harus kamu raih.

“ Awalnya orang tuaku juga sepertimu, gak rela kalau aku pergi. Aku pengen jadi

diri aku sendiri. Hidup madiri dan tidak bergantung pada orang tua. Walaupun

sebenarnya apa yang dimiliki orang tuaku lebih dari cukup untuk membiayai

kuliahku. Aku ingin mencoba hal yang baru. Karena belum tentu apa yang dimiliki

oleh orang tuaku bisa aku kelola dengan baik nanti. “

“ Ya an, aku paham walau sebenarnya aku masih gak ikhlas kamu pergi nanti karna

ini terlalu mendadak. Kamu disana jangan main mata ya! Bolehnya main otak! Biar

pinter dan cepet pulang. Hehe “ godaku dalam tangisan ini.

“ Aku janji bakal sungguh-sungguh disana. Jangan lupa buat kamu, bangun di dua

pertiga malam. Selipkan doa untukku dalam sujudmu! Di Jakarta nanti aku bakal

belikan kamu buku-buku yang kamu cari, kalo di disini gak ada di Jakarta pasti

ada. Ntar aku paketkan kesini, dan tiap malam minggu buku-buku itu yang jadi

pengganti aku. Buku itu yang nemenin kamu selama aku gak bisa ngajak kamu

jalan-jalan lagi seperti sebelumnya. Biar kamu juga gak kluyuran tapi di rumah

belajar. Kamu yang sabar dan semangat sekolah pokoknya“ Ucapan ferdian

seperti angin sore yang membuatku nyaman untuk terus merasakannya.

Semriwing. Seperti itulah ferdian, setiap perkatannya mampu membuatku jadi

lebih baik lagi. Karna dia terus menasihatiku dengan caranya, dengan hati dan

cinta.
“ Iya aku janji, kalaupun aku tidak bangun pasti kamu ngobrak’i aku lewat telfon!

Ya kan, “

“ Ya sudah, kamu jangan sedih lagi ya, habis ini aku antar kamu pulang sekalian

aku pamit sama orang tuamu “

Pembicaraan dari hati itu terakhiri sudah tepat ketika operator bianglala

membukakan pintu bianglala yang kami gunakan. ferdian menggandengku keluar

menuju parkiran motor. Dan sepanjang perjalanan pulang airmata ini sudah

tergantikan dengan senyum yang sesekali mengembang dalam bibirku. Karna aku

sudah bertekad dalam diri aku, akan menjadi diri aku sendiri. Menjadi sesorang

yang dapat dipercaya untuk bisa terus dicinta. Kepergianmu nanti akan menjadi

penyemangat buatku untuk bisa menyusulmu di Jakarta. Karna aku juga ingin

merajut mimpiku untuk bisa belajar di Jakarta.

Dan angin malam semakin menusuk kulitku ketika kami melewati hamparan

pepohonan sepanjang jalan menuju rumahku. Suasana yang sangat indah sekali.

Rembulan yang bulat ini begitu pedenya menerangi malam ini. Diatas kami,

bintang bertebaran seperti permaisuri. Permaisuri bulan tentunya. Dan dia,

semakin pede juga menggenggam tanganku. Aku membiarkan ferdian mengenggam

tanganku karna aku pasti merindukan genggaman ferdian yang akan terjadi entah

kapan lagi …

2. Pantun

Pantun Anak

Elok rupanya bunga hiasan,

dibawa lari anak biri-biri.

Sangat bersedih hati tuan,


melihat dia si anak tiri.

Pantun Orang Tua

Kayu bakar dibuat arang,

arang dibakar memanaskan diri.

Jangan mudah menyalahkan orang,

cermin muka lihat sendiri.

Pantun Teka-teki

Burung dara burung gereja,

terbang ke sisi taman kota.

Cobalah terka wahai sodara,

hewan yang terdiri huruf i saja? (i.... kan..)

Pantun Remaja

Kalau ada sumur dilarang,

bolehkan kita menumpang mandi.

Kalau ada umur panjang,

bolehkah kita berjumpa lagi.

Pantun Jenaka

Buat apa beli pensil,

kalau tidak bisa berguna.

Buat apa membeli mobil,

jika rumah saja masih sewa.


3. Cerita Ulang Jenaka

“ ULANG TAHUN MAMAH ”

Malam itu, Si Mamah dan Si Papah habis dari restoran ternama yang ada di

Jakarta. Rupanya Si Papah habis neraktir makan malam Si Mamah yang kebetulan

pada hari itu Si Mamah ulang tahun yang ke-32. Si Mamah yang sudah makan

makanan favoritnya denga puas tampak begitu kenyang. Namun, karena Si Mamah

sangat doyan makan makanan pedas akhirnya Si Mamah merasakan ada yang tidak

beres dengan perutnya.

Si Mamah yang pada saat itu sedang dalam perjalanan pulang bersama Si Papah

dengan mobil sedan-nya yang mewah merasa sangat tidak nyaman ingin segera

sampai rumah. Namun, berhubung gengsi Si Mamah tak berani membicarakan

masalah perutnya yang tidak beres.

“Pah, cepet dong bawa mobilnya!” Pinta Si Mamah.

“Kenapa sih, Mah? Udah gak sabar ya pengen tahu hadiah dari Papah?” Tanya Si

Papah.

“Iya nih, Mamah udah gak sabar pengen cepet tahu hadiah dari Papah. Apaan sih

hadiahnya?” Ngeles.

“Ah, nanti juga tahu!” Kata Si Papah.

Sampainya di rumah mereka segera masuk ke rumah, namun Si Mamah merasa

heran karena pintu rumah ternyata tidak dikunci.

“Loh, Pah, kok pintu rumah gak dikunci ya?” Tanya Si Mamah.

“Ah, gak bakal ada apa-apa kok Mah, rumah kita aman.” Jawab Si Papah.
“Mendingan kita segera ke kamar aja, hadiah dari Papah sudah menunggu di

kamar.” Tambah Si Papah.

Ketika sampai di kamar dan kamar dalam keadaan gelap, perut Si Mamah semakin

terasa mules dan ingin kentut. Karena gengsi, Si Mamah mencari-cari alasan

supaya tidak kentut di hadapan Si Papah.

“Pah, kok gelap kamarnya? Mamah nyalain ya lampunya!”

“Eh, jangan Mah! Jangan dulu! Ini sengaja supaya Mamah bisa terkejut sama

hadiah dari Papah.”

“Mm, ya udah Pah. Tapi, ambilin Mamah minum dong di dapur, Mamah haus nih!”

Ketika Si Papah ke dapur, dengan leganya Si Mamah melepas kentut.

“Bruuuutttt…!!” Si Papah sudah kembali membawa air minum, namun Si Mamah

merasa ingin kentut lagi.

“Pah, sebelum Papah ngasih tahu hadiahnya, tolong ambilin handuk kecil dong

dikursi ruang tengah, Mamah keringetan!”

“Dengan senang hati, Mah!”

Untuk yang kedua kalinya Si Mamah kentut. “Bruuuutttt….!!”

Si Papah kembali dengan membawa handuk. Namun, Si Mamah merasa mules lagi.

“Oh ya, Pah. HP Mamah ketinggalan dimobil, tolong ambilin dong!”


Untuk yang ketiga kalinya Si Mamah kentut dan benar-benar Si Mamah merasa

lega. “Bruuuutttt….!!” Si Papah kembali dengan membawa Hanphone, Si Mamah

ingin segera tahu hadiah apa yang ingin Si Papah berikan.

“Pah, hadiahnya apa sih?” Tanya Si Mamah.

“Mamah akan tahu setelah Papah nyalakan lampu.” Jawab Si Papah.

“Cepetan dong Pah nyalain lampunya, Mamah ingin segera tahu!”

Ketika Si Papah menyalakan lampu tiba-tiba ada

teriakan. “Kejutaaaann….!!” Ternyata mertua dari Si Mamah dan sanak

saudaranya ada di sana.

“Loh, Mamah, Papah, Kakak Ipar, Adik Ipar, Ponakan, sejak kapan kalian ada di

sini?” Tanya Si Mamah, heran.

“Sejak kamu kentut yang pertama.” Jawab mereka.

Anda mungkin juga menyukai