Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

RPL Perencanaan Karir

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

BIMBINGAN KELOMPOK

Nama Kelompok : Kelompok 4

MK : Praktikum Bimbingan dan Konseling Karir

Pertemuan Ke- 1

A. IDENTITAS LAYANAN
1. Komponen Layanan Layanan Dasar
2. Bidang Layanan Bidang Karir
3. Topik Layanan Perencanaan Karir
Tujuan
Tujuan Umum Peserta didik mampu memahami pentingnya
perencanaan karir serta memiliki sikap positif
dalam meraih kesuksesan masa depan.
Tujuan khusus 1. Peserta didik dapat memahami pengertian
4. dan arti penting perencanaan karir.
2. Peserta didik dapat memahami langkah-
langkah dalam merencanakan karir.
3. Peserta didik dapat mengetahui
bagaimana cara pengambilan keputusan
untuk perencanaan karir.
5. Sasaran
6. Waktu 2 x 45 menit
7. Metode/Teknik Ceramah
8. Media/Alat LCD, laptop, dan power point
B. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Tahapan Kegiatan Uraian Kegiatan
1. Tahap Awal
a. Pernyataan tujuan 1. Konselor membuka dengan salam.
2. Konselor memulai dengan berdoa.
3. Konselor memeriksa kehadiran siswa
serta menanyakan kondisi atau kabar
peserta didik.
4. Konselor membina hubungan baik
dengan peserta didik.
5. Konselor menyampaikan tujuan dari
layanan yang akan diberikan.
6. Konselor menjelaskan tentang asas-asas
BK.
b. Penjelasan langkah- 1. Konselor memberikan langkah-langkah
langkah kegiatan kegiatan, tugas, dan tanggung jawab
kepada peserta didik.
2. Konselor melakukan kontrak layanan,
peraturan dalam kegiatan, kesepakatan
waktu, dan meminta peserta didik untuk
aktif dalam kegiatan.
c. Pengarahan (konsolidasi) 1. Konselor memberikan pengarahan
terhadap peserta didik yang perencanaan
karirnya rendah untuk mengikuti
kegiatan.
2. Konselor menjelaskan tentang topik
layanan yang akan dibahas.
3. Konselor memberikan ice breaking
kepada siswa.
Ice breaking (berhitung): Seluruh siswa
harus berhitung secara bergantian, namun
setiap kelipatan 5 tidak boleh
menyebutkan angkanya dan diganti
dengan “dorr” atau gerakan seperti tepuk
tangan. Permainan ini akan seru
dimainkan bersama-sama.
d. Tahap peralihan Konselor menanykan kesiapan peserta didik
dalam melaksanakan kegiatan dan memulai ke
tahap inti.
2. Tahap Inti 1. Konselor menyampaikan topik yang akan
(Proses kegiatan yang dialami dibahas yaitu mengenai perencanaan karir
peserta didik dalam suatu siswa kedepannya.
kegiatan bimbingan kelompok 2. Konselor memberikan arahan pada
dengan teknik ceramah dan peserta didik untuk mengidentifikasi
tanya jawab (eksperientasi)). penyebab belum bisa menentuan jurusan
kuliah.
3. Konselor memberikan penjelasan
mengenai pemilihan jurusan dengan
mempertimbangkan minat, bakat dan
kemampuannya.
4. Konselor mengajak peserta didik untuk
menyampaikan minat dan bakat yang
dimilik.
5. Konselor mengajak peserta didik untuk
mendiskusikan tentang kendala yang
dihadapi dalam menentukan jurusan yang
sesuai minat dan bakatnya.
6. Konselor memberikan referensi mengenai
profesi sesuai bakat dan minat peserta
didik.
7. Konselor mampu merencanakan
pemilihan jurusan yang akan dipilih.
3. Tahap Akhir 1. Konselor menyimpulkan hasil kegiatan
layanan.
2. Peserta didik merefleksi dan
mengungkapkan mengenai:
a. Pemahaman yang telah didapat dari
kegiatan layanan.
b. Perasaan setelah mengikuti kegiatan
layanan.
3. Konselor memberi enguatan dan rencana
tindak lanjut dari proses kegiatan layanan.
4. Konselor menutup kegiatan layanan
secara simpatik dan dengan mengajak
peserta didik berdoa dan mengakhiri
dengan salam.
C. EVALUASI
1. Evaluasi Proses Konselor melakukan penilaian segera (laiseg)
terhadap proses pelaksanaan layanan dan
konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi, yaitu:
1. Melakukan refleksi terhadap hasil
kegiatan, setiap peserta didik menuliskan
di kertas yang sudah di siapkan.
2. Mengamati sikap dan keaktifan peserta
didik dalam mengikuti kegiatan dengan
(lembar observasi).
3. Mengamati cara peserta didik dalam
menyampaikan pendapat atau bertanya.
4. Mengamati cara peserta didik dalam
memberikan penjelasan terhadap
pertanyaan konselor
2. Evaluasi Hasil Konselor melakukan penilaian yang berfokus
pada perubahan perilaku peserta didik yang
meliputi:
1. Pemahaman baru yang diperoleh peserta
didik (understanding).
2. Perasaan positif peserta didik (confort).
3. Rencana atau tindakan yang akan
dilakukan peserta didik (action).
4. Konselor membagikan instrumen angket.
Kendari, 24 Desember 2023
Mengetahui,

Praktikan Dosen Pengampu

(Anggarun) (Fitrianingsih, S.Pd., M.Pd)


LAMPIRAN

A. Uraian Materi Layanan

1. Perencanaan Karir
a. Pengertian Perencanaan Karir
Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam
perkembangan karir individu. Perencanaan karir merupakan suatu hal yang
penting karena dengan adanya perencanaan karir, maka akan mengurangi
ketegangan dan kecemasan individu dalam mencari informasi pekerjaan dan
mengambil keputusan akan karir yang diinginkan. Menurut Corey & Corey
(2006) perencanaan karir merupakan suatu proses yang mencakup
penjelajahan pilihan dan persiapan diri untuk sebuah karir. Perencaaan karir
menurut Sunyoto (2012: 164) adalah proses yang dilalui oleh individu
karyawan untuk mengidentifikasi dan mengambil langkah-langkah untuk
mencapai tujuan karirnya. Sedangkan menurut Sedarmayanti dalam
Pangastuti (2017: 47) perencanaan karir merupakan proses seseorang
memilih sasaran karir dan jalur yang digunakan untuk mencapai sasaran
tersebut. Perencanaan karir yang realistik memaksa individu untuk melihat
peluang yang ada sehubungan dengan kemampuannya.

Menurut Super (2006) perencanaan karir adalah suatu proses yang


diidentifikasi oleh indvidu meliputi kebutuhan, sifat-sifat kepribadian,
kemampuan intelektual yang berhubungan dengan pekerjaan atau jabatan.
Parson (2010) merumuskan perencanaan karir yaitu suatu cara untuk
membantu siswa dalam memilih suatu bidang karir yang sesuai dengan
potensi mereka masing-masing, sehingga dapat cukup berhasil di bidang
pekerjaan. Dalam hal ini, perencanaan karir perlu disiapkan sebelum siswa
terjun secara langsung dalam dunia karir.Perencanaan karir didasarkan atas
potensi yang dimiliki siswa sehingga tidak ada pertentangan antara karir
yang dipilih dengan potensi yang ada pada diri siswa.

Simamora (2011) mengemukakan bahwa perencanaan karir adalah suatu


proses dimana individu dapat mengidentifikasi dan mengambil langkah-
langkah untuk mencapai tujuan-tujuan karir. Dalam proses perencanaan
karir, setiap individu akan memperoleh pengetahuan tentang potensi yang
ada pada diri setiap individu yang meliputi keterampilan, minat,
pengetahuan, motivasi, dan karakteristik yang digunakan sebagai dasar
dalam pemilihan karir yang kemudian dilanjutkan dengan menentukan
tahapan untuk bisa mencapai karir yang sudah dipilih.

Berdasarkan pendapat dari para ahli mengenai perencanaan karir, dapat


disimpulkan bahwa perencanaan karir merupakan suatu yang menyangkut
masa depan dalam jangka panjang yang harus direncanakan sejak jauh-jauh
hari. Merencanakan akan kemana setiap individu ingin melangkah dengan
memanfaatkan keterampilan pribadi, bakat yang dimiliki, minat, serta
pengetahuan tentang karir guna mencapai tujuan karir yang diinginkan.
b. Tujuan Perencanaan Karir
Tujuan dari perencanaan karir, menurut Dillard (1987), yaitu:
1) Untuk memperoleh kesadaran dan pemahaman diri. Kesadaran dan
pemahaman diri dalam hal ini merupakan penilaian dari kelebihan dan
kekurangan yang ada pada setiap individu. Hal ini penting digunakan
agar diperoleh arah yang efesien dalam perencanaan karirnya.
2) Mencapai kepuasan pribadi. Dalam hal ini diharapkan setiap individu
akan medapatkan kepuasan pribadi dari karir yang ditekuninya melalui
perencanaan karir sebelumnya.
3) Mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan
yang sesuai.
4) Efektvitas usaha dan penggunaan waktu. Hal ini bertujuan untuk
memilih secara sistematis guna menghindarkan individu dari usaha coba-
coba.

c. Aspek Perencanaan Karir


Dillard (1985) berpendapat perencanaan karir terdiri dari tiga aspek,
yaitu pengetahuan diri, sikap, dan keterampilan. Adapun indikator-indikator
dari masing-masing aspek yaitu:
1) Aspek pengetahuan diri, yaitu individu harus memiliki pemahaman akan
bakat, minat, dan kemampuan, serta memiliki tujuan yang jelas setelah
menyelesaikan pendidikan.
2) Aspek sikap, yaitu individu memiliki cita-cita yang jelas terhadap
pekerjaan, dorongan untuk maju dalam bidang pendidikan atau
pekerjaan yang dicita-citakan, memberi penghargaan atau persepsi
positif terhadap pekerjaan, serta mandiri dalam proses pengambilan
keputusan.
3) Aspek keterampilan, indikator dari aspek ini yaitu kemampuan
mengelompokkan pekerjaan yang diminati sesuai bidangnya, serta
menunjukkan cara-cara realistis untuk mencapai cita-cita.

d. Pentingnya Perencanaan Karir


Memperoleh karir atau pekerjaan yang layak dan sesuai harapan,
merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia yang
sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Berapa orang akan merasa
sangat susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi
kalau sampai menjadi penganggur. Demikian pula banyak orang yang
mengalami stres dan frustrasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan.
Menggapai karir yang gemilang tidak didapatkan hanya dengan melewati
proses semalam. Ia membutuhkan kerja keras, aktualisasi diri yang
mendalam, dan kemauan untuk terus belajar. Seorang professional yang
berhasil dalam karirnya adalah ia yang telah merintisnya sejak muda. Para
praktisi SDM mengatakan, ”Orang yang berhasil pada umumnya akan
melakukan analisa serta mengetahui apa
yang menjadi tujuan karirnya, apa rencana serta tindakan yang diambil
untuk mencapai karir yang diharapkan”.

2. Langkah-Langkah Perencanaan Karir


Proses atau langkah-langkah perencanaan karir yang akan ditempuh untuk
menyusun rencana karir terdiri atas hal-hal berikut:
a. Menilai diri sendiri
Hal utama dalam memulai perencanaan karir adalah bertanya atau
memahami diri sendiri. Mengenali peluangpeluang, kesempatan-
kesempatan, kendala-kendala, pilihan-pilihan, konsekuensi-konsekuensi,
keterampilan, bakat dan nilai berhubungan pada kesempatan karir.
b. Menetapkan tujuan karir
Setelah orang dapat menilai kekuatan, kelemahan, dan setelah mendapat
pengetahuan tentang arah dari kesempatan kerja, maka tujuan karir dapat
diidentifikasi dan kemudian dibentuk.
c. Menyiapkan rencana-rencana
Rencana tersebut mungkin dibuat dari berbagai macam desain kegiatan
untuk mencapai tujuan karir.
d. Melaksanakan rencana-rencana
Untuk mengimplementasikan satu rencana kebanyakan diperlukan iklim
organisasi yang mendukung. Artinya bahwa manajemen tingkat atas harus
mengajak semua tingkatan dari manajemen untuk membantu bawahan
mereka dalam meningkatkan karir mereka.

Adapun Langkah-langkah dalam perencanaan karir menurut Dillard (1985)


yaitu:
a. Individu harus mengenali bakat
Dalam merencanakan karir dimulai dengan analisis bakat atau
kemampuan yang tidak berkembang dan bakat yang alami. Dengan adanya
analisis ini, individu akan memiliki kesadaran tentang pemahaman bakat
atau kemampuan yang dimilikinya untuk pencapaian karirnya kelak.
b. Individu perlu memperhatikan minat
Dalam perencanaan karir, minat perlu diperhatikan.Individu memiliki
perencanaan karir yang matang cenderung mampu mengidentifikasi karir
yang diminati.
c. Individu perlu memperhatikan nilai-nilai
Dalam hal ini individu harus memperhatikan nilai-nilai yang dianutnya
yang berkaitan dengan karir tertentu yang akan dipilihnya.
d. Individu perlu memperhatikan kepribadiannya
Kesesuaian antara kepribadian dan karir sangat pening karena
kepribadian dapat membuat perbedaan antara kesuksesan yang dicapai
dalam karir tertentu.
e. Individu perlu memperhatikan kesempatan karir
Kesempatan karir dapat disesuaikan dan dikembangkan oleh individu
sesuai dengan kemampuannya.
f. Individu perlu memperhatikan penampilan karir
Dalam hal memperhatikan penampilan karir, individu harus konsisten
dengan perilaku dan harapannya menuju karir. Standar atau kriteria harus
dipahami sehingga akan membantu individu dalam mempertahankan
pekerjaannya.
g. Individu perlu memperhatikan gaya hidupnya
Keberhasilan indvidu dalam merencanakan karir tergantung pada
integrasi gaya hidup dan pilihan karir yang terbuka baginya.

3. Pengambilan Keputusan Dalam Perencanaan Karir


Secara historis model-model pengambilan keputusan berasal dari ilmu
ekonomi. Asumsi pokok kebanyakan beraal dari teori ekonomi Keynesian,
adalah bahwa orang memilih suatu tujuan karir atau sesuatu okupasi untuk
memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian. Untung dan rugi
tidak hanya diukur dengan uang, akan tetapi hal yang lebih bermakna bagi
individu. Okupasi atau jalur karir tertentu dapat dipandang sebagai alat untuk
mencapai keinginan tertentu, seperti gengsi yang tinggi, keamanan, pasangan,
termasuk didalamnya adalah harapan bahwa individu dapat dibantu
memprediksi akibat dari setiap alternatif serta peluang yang ada (Manrihu,
1992).

Super (dalam Manrihu, 1992) menyatakan bahwa karir sebagai suatu


sekuensi posisi-posisi yang diduduki seseorang selama hidupnya. Selain itu,
Flanagan dan Cooley (dalam Manrihu, 1992) juga menyatakan bahwa karir
sebagai suatu pohon kehidupan (Decision tree) yan melukiskan titik keputusan
yang dihadapi seseorang melalui sekolah sehingga memasuki dunia kerja
sebagai suatu rangkaian tahap-tahap kehidupan dimana berbagai konstalasi
tugas-tugas perkembangan yang dihadapi dan dijumpai. Pengambilan keputusan
karir merupakan sebuah proses dalam memilih sebuah pekerjaan (Zunker, 1994
dalam Rowland, 2004). Sedangkan menurut Brown dan Brooks (dalam
Rowland, 2004) mendefinisikan pengambilan keputusan karir sebagai sebuah
proses pemikiran seseorang dalam mengintegrasikan atau menggabungkan
pengatahuan tentang dirinya dengan pengetahuan suatu pekerjaan untuk
membuat pilihan berkaitan dengan karir.
Sukardi (1993) menyatakan bahwa pengambilan keputusan karir merupakan
suatu proses dimana seseorang mengadakan suatu seleksi terhadap beberapa
pilihan dalam rencana masa depan. Sejalan dengan pendapat dari Munandir
(1996) menyatakan bahwa keputusan karir yang dimaksud adalah keputusan
yang diambil secara arif dan penuh telaah serta penuh pertimbangan.
Pengambilan keputusan seperti ini mutlak demi keberhasilan dalam hidupnya
kelak dengan karir yang dipilihnya tersebut. Teori pengambilan keputusan karir
menurut Tiedeman dan O’Hara (dalam Manrihu, 1992) menyatakan bahwa
identitas karir individu terbentuk oleh pengambilan keputusan yang menjadi
sasaran pemahaman dan kehendak individu.

Pengambilan keputusan merupakan upaya untuk membantu individu untuk


menyadari semua faktor yang melekat pada pengambilan keputusan sehingga
mereka mampu membuat pilhan-pilihan yang didasarkan pada pengetahuan
tentang diri dan informasi lingkungan yang sesuai. Pengambilan keputusan karir
menurut Hartono (2016) adalah suatu proses dinamis dan berkelanjutan untuk
membuat pilihan karir dari beberapa alternatif pilihan karir yang ada
dimasyarakat, berdasarkan hasil pemahaman diri (self-knowledge) dan
pemahaman karir (occupational knowledge). Setiap manusia pada dasarnya
menginginkan kesejahteraan hidup. Untuk mencapai keinginan itu, dibutuhkan
persiapan karir yang memadai, diantaranya daam hal pengambilan keputusan
karir, sehingga karir yang dipilihnya merupakan keputusan tepat bagi dirinya.
Ketepatan pengambilan keputusan karir didasarkan pada kesesuaian antara apa
yang dimiliki dan apa yang diinginkan Sharf (dalam Hartono, 2016).

Pengambilan keputusan karir menurut Conger (dalam Suban, 2016) adalah


usaha menemukan dan melakukan pilihan diantara berbagai kemungkinan yang
timbul dalam proses pemilihan karir. Tolbert (dalam Manrihu, 1992)
berpendapat pengambilan keputusan karir adalah suatu proses sistematik dimana
berbagai data digunakan dan dianalisis atas dasar prosedur-prosedur yang
eksplisit, dan hasil- hasilnya dievaluasi sesuai dengan yang diinginkan.
Sedangkan Hollands (dalam Sukardi dalam Widiyastuti & Pratiwi, 2013)
menyatakan pengambilan keputusan berdasarkan asumsi mengenai pilihan
karier yang diekspresikan atau diungkapkan melalui kepribadian seseorang;
pilihan pekerjaan merupakan penggambaran ekspresi seseorang yang terlihat
pada motivasi, pengetahuan, kepribadian dan kemampuan. Mitchell &
Krumboltz (1987) mengatakan bahwa seseorang mengambil keputusan karir
karena ia terlibat dalam berbagai perilaku yang mengarah kesuatu karir.

Beberapa perilaku-perilaku pengambilan keputusan karir antara lain


bersekolah, serta memasuki program pelatihan, melamar pekerjaan,
meningkatkan pekerjaan, perubahan jabatan atau memasuki pekerjaan baru.
Krumboltz (dalam Brown, 2003) menyatakan bahwa proses pengambilan
keputusan karir secara garis besar dipengaruhi oleh sumbangan genetik dan
kemampuan khusus, kejadian-kejadian dan kondisi lingkungan, pengalaman
belajar dan keterampilan-keterampilan pendekatan tugas.

Dari uraian diatas dalam disimpulkan pengambilan keputusan karir adalah


suatu proses seleksi atau pemilihan dari beberapa alternatif pilihan karir yang
ada, berdasarkan hasil pemahaman diri dan pemahaman karir serta perilaku
pengambilan keputusan karir meliputi bersekolah, serta memasuki program
pelatihan, melamar pekerjaan, meningkatkan pekerjaan, perubahan jabatan dan
memasuki pekerjaan baru.

Teori yang dikemukakan oleh Krumbolz sejalan dengan teori belajar sosial
menurut Manrihu (1992), ada empat faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan karir, yaitu:
a. Bawaan genetik dan kemampuan-kemampuan khusus, seperti ras, jenis
kelamin, inteligensi.
b. Kondisi-kondisi dan peristiwa lingkungan, seperti kesempatan-kesempatan
pekerjaan dan latihan serta pengalaman-pengalaman keluarga.
c. Pengalaman-pengalaman belajar, seperti belajar instrumen dan asosiatif.
d. Keterampilan-keterampilan pendekatan tugas, seperti keterampilan-
keterampilan belajar menyukai kebiasaan-kebiasaan bekerja baik.

Sumber Materi:

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/18030/5/BAB%20II.pdf

https://kemahasiswaan.unilak.ac.id/artikel/perencanaan-karir

https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/26883/75676577530

https://ypiibandung.or.id/2021/07/26/kegiatan-career-day-2021-sma-trinitas-
bandung/

https://konselor.id/main/tips/langkah-langkah-perencanaan-karir.html

https://repository.uin-suska.ac.id/14130/7/7.%20BAB%20II_2018176PSI.pdf
B. Instrumen Penilaian Proses

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama :
Kelas :

1. Tuliskan pemahaman apa yang Anda dapatkan setelah melakukan bimbingan


kelompok!
Jawab: .....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….

2. Tuliskan bagaimana rencana karir Anda setelah lulus!


Jawab: .....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….

3. Tuliskan seberapa pentingnya perencanaan karir menurut Anda!


Jawab: .....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….

4. Buatlah mind mapping terkait impian karir Anda!


Jawab: .....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
LEMBAR OBSERVASI

Berilah tanda ceklis (🗸) pada kolom dengan kriteria:


Ya: Jika sesuai
Tidak: Jika tidak sesuai

No. Pernyataan Ya Tidak


1 Peserta didik membaca materi layanan
2 Peserta didik menjawab pertanyaan
3 Peserta didik mengajukan pertanyaan
4 Peserta didik menanggapi peserta lain
5 Peserta didik menerima masukan dari peserta lain
6 peserta didik memahami tujuan perencanaan karir
7 Peserta didik menyiapkan rencana untuk perencanaan
karir
8 Peserta didik mampu mengambil keputusan dalam
perencanaan karir

Anda mungkin juga menyukai