Lampiran Bahan Ajar
Lampiran Bahan Ajar
Lampiran Bahan Ajar
Capaian Pembelajaran :
Di akhir fase E, peserta didik mampu memahami Konsep Dasar Ilmu Geografi, Peta/Penginderaan
jauh/GIS, Penelitian Geografi, dan Fenomena Geosfer, mampu mencari/mengolah informasi tentang
keberagman wilayah secara fisik dan sosial, mampu menganalisa wilayah berdasarkan ilmu
pengetahuan dasar geografi, karakter fisik dan sosial wilayah (lokasi, keunikan, distribusi, persamaan
dan perbedaan, dan lain-lain). Peserta didik mampu menguraikan permasalahan yang timbul dalam
fenomena Geosfer yang terjadi dan memberikan ide, solusi terbaik untuk menghadapinya. Peserta
didik mampu mengomunikasikan/ mempublikasikan hasil penelitian dalam berbagai media.
Tujuan Pembelajaran :
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan metode Kooperatif Two Stay Two
Stray, peserta didik diharapkan mampu :
1. Menganalisis Jenis-jenis Tenaga Eksogen secara benar
2. Menganalisis dampak Tenaga Eksogen terhadap kehidupan manusia secara analitis
Petunjuk Pembelajaran
Bacalah bahan ajar dibawah ini dengan teliti
Tandai kata atau istilah yang tidak dipahami
Diskusikanlah dengan teman atau tanyakan kepada guru, Jika ditemukan ahal yang kurang
dipahami atau tidak menegerti
Uraian Materi
hari ini kita akan membahas materi mengenai tipe-tipe jenis tenaga eksogen dan dampaknya bagi
kehidupan
Pelapukan ialah proses hancurnya batuan dari bongkahan besar menjadi bagian yang lebih
kecil sehingga menjadi tanah. Pelapukan terjadi karena dipengaruhi oleh faktor cuaca,
misalnya suhu. Jenis jenis pelapukan diataranya yaitu pelapukan mekanik, pelapukan kimia dan
pelapukan biologis.
a. Pelapukan mekanik ialah proses melapuknya batuan yang tidak disertai dengan
perubahan susunan kimia. Pelapukan ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
adalah pengaruh suhu, sinar matahari, daya erosi dan gelombang laut yang memukul
pantai.
b. Pelapukan kimia ialah proses pelapukan batuan yang diikuti dengan perubahan
susunan zat dari batuan induk.
c. Pelapukan biologis ialah proses pelapukan yang disebabkan oleh aktifitas makhluk
hidup seperti hewan, tumbuhan dan manusia.
2. Pengikisan
Pengikisan (erosi) adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh media yang melibatkan
pengangkatan partikel batuan. Berdasarkan penyebabnya, erosi dikelompokkan menjadi 4
yakni :
a. Erosi air (ablasi) ialah proses pengikisan tanah oleh air yang mengangkut batu- batuan
yang telah hansur. Erosi air juga disebut dengan korasi. Korasi dipengaruhi oleh daya
angkut air, keadaan permukaan yang tererosi dan kecepatan gerak air.
b. Erosi es (eskarasi) ialah erosi yang terjadi di daerah pegunungan tinggi yang
mempunyai salju abadi (es).
c. Erosi angin (deflasi) ialah peristiwa pengikisan yang terjadi karena pergerakan
angin. Pengikisan tanah oleh angin mempunyai dampak terbentuknya lubang- lubang
kecil di batuan.
d. Erosi gelombang laut (abrasi) ialah besarnya kecepatan angin laut atau gelombang
dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk pantai. Bentangan alam yang muncul
karena erosi gelombang laut meliputi cliff, relung, morena, dan ngarai.
3. Pengendapan
4. Masswasting
Mass wasting adalah istilah umum untuk pergerakan batuan atau tanah ke arah
lereng di bawah pengaruh gaya gravitasi. Mass wasting berbeda dari proses erosi lainnya
karena material yang terangkut oleh mass wasting tidak terbawa oleh medium bergerak,
seperti air, angin, atau es1
Mass wasting yang cepat, seperti tanah longsor, dapat berakibat fatal dan merusak. Mass wasting
yang lebih lambat, seperti rayapan tanah, menimbulkan tantangan bagi teknik sipil, karena
rayapan tanah dapat merusak jalan dan bangunan serta memutus pipa. Metode mitigasi meliputi
stabilisasi lereng, pembangunan dinding, bendungan penampung, atau struktur lain untuk
menahan jatuhan batu atau aliran material, penghutanan kembali, atau drainase yang lebih baik
di daerah sumber.
Jenis-Jenis Mass Wasting
a. Rayapan Tanah
Rayapan tanah adalah gerakan massa yang lambat dan jangka panjang. Kombinasi dari gerakan
kecil tanah atau batuan ke arah yang berbeda seiring waktu diarahkan oleh gravitasi secara
bertahap ke arah lereng. Semakin curam lerengnya, semakin cepat rayapannya. Rayapan tanah
membuat pohon dan semak melengkung untuk mempertahankan tegak lurusnya, dan mereka
dapat memicu tanah longsor jika mereka kehilangan pijakan akarnya. Tanah permukaan dapat
bermigrasi di bawah pengaruh siklus beku dan mencair, atau suhu panas dan dingin,
menggerogoti jalan menuju bagian bawah lereng membentuk teraset.
b. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah gerakan massa yang cepat dan mendadak. Tanah longsor melibatkan
pergeseran material tanah atau batuan secara bersamaan dari posisi awalnya ke posisi baru yang
lebih rendah di lereng. Tanah longsor dapat disebabkan oleh faktor pemicu seperti curah hujan
tinggi, erosi sungai, perubahan air tanah, gempa bumi, aktivitas vulkanik, dan lain-lain.
Ada beberapa jenis tanah longsor berdasarkan mekanisme pergerakan materialnya:
Jatuhan batu: massa batuan yang menuruni tebing atau lereng curam dengan cara jatuh
bebas, terpental, berguling atau meluncur bebas.
Aliran lumpur: aliran air yang mengandung partikel lumpur dalam jumlah besar dengan
tingkat kepadatan lebih tinggi daripada aliran sungai.
Aliran tanah: aliran tanah yang terkadang disertai material bebatuan dengan kecepatan
rendah hingga sedang.
Aliran debris: aliran material kasar seperti kerikil dan batu dengan konsistensi kental dan
kecepatan tinggi.
Longsoran translasi: pergeseran material sepanjang bidang licin datar atau sedikit miring.
Longsoran rotasi: pergeseran material sepanjang bidang licin melengkung.
Tenaga eksogen membawa dampak atau akibat bagi kehidupan di bumi. Akibat tersebut
dapat berupa akibat positif dan negatif. Diantara akibat tenaga eksogen yang bersifat positif
adalah terbentuknya habitat baru setelah terjadinya pelapukan batuan dan dataran menjadi luas
setelah terjadinya erosi. Erosi juga dapat mengikis tanah yang jauh di dalamnya mengandung
bahan tambang bernilai ekonomis tinggi. Selain itu, proses sedimentasi akan menghasilkan
delta yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Disamping akibat positif, tenaga
eksogen juga memiliki akibat negatif. Bahkan akibat negatif tenaga eksogen lebih banyak dari
dampak positifnya. Berikut ini akibat negatif dari tenaga eksogen yakni :
a. Berkurangnya kesuburan tanah : Proses erosi tanah yang berlangsung terus menerus
dalam jangka waktu yang lama. Berkurangnya kesuburan tanah akan berdampak
pada makhluk hidup yang bertempat tinggal atau bergantung pada tanah.
b. Pendangkalan danau : Erosi akan membawa material yang terkikis menuju ke
daerah yang lebih rendah seperti danau dan rawa. Material tersebut akhirnya
mengendap di danau dan jika terjadi dalam jangka waktu yang lama maka akan
menyebabkan terjadinya pendangkalan danau.
c. Berkurangnya kejernihan air : Erosi yang terjadi pada sungai akan membuat sungai
menjadi keruh. Keruhnya air sungai akan berdampak pada air tanah yang berada di
sekitar sungai. Jika sudah demikian, maka makhluk hidup akan kekurangan sumber
air bersih.
d. Hilangnya garis pantai : Erosi pantai atau abrasi yang terjadi dalam kurun waktu
yang lama dapat menyebabkan hilangnya garis pantai. Garis pantai yang hilang akan
mempersempit daratan dan akan menggusur lahan pemukiman penduduk pesisir
pantai.
e. Terjadinya tanah longsor : Erosi tanah yang terjadi di lereng gunung akan berakibat
pada terjadinya tanah longsor yang membahayakan pemukiman maupun lahan
pertanian di sekitar lereng.
f. Terjadinya banjir : Tanah yang mengalami erosi tidak akan dapat menyerap air
dengan baik sehingga akan mengakibatkan banjir air. Jika air membawa serta
material erosi dalam jumlah yang banyak, maka dapat menyebabkan terjadinya
banjir bandang.
Sumber:
Geografi Kelas 10 | Tenaga Eksogen: Pelapukan, Erosi, Sedimentasi, dan Pergerakan
Massa Tanah (ruangguru.com)
Eksogen : Pengertian, Jenis dan Akibatnya - IlmuGeografi.com