Skripsi Revi Rahma Yanti 2024
Skripsi Revi Rahma Yanti 2024
Skripsi Revi Rahma Yanti 2024
SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Oleh :
ABSTRAK
Status gizi menurut Kemenkes adalah merujuk pada kondisi nutrisi atau
kecukupan zat gizi dalam tubuh seseorang. Status gizi yang baik sangat penting
untuk menjaga kesehatan optimal dan mencegah berbagai penyakit.(Profil Admisi
Husada, 2023). Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Hubungan Tingkat
Kecemasan Ibu dengan status gizi balita dan Pola Asuh Pemberian Makan dengan
Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang Tahun
2023.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analitik dengan desain cross
sectional. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota
Padang. Populasi ibu yang memiliki bayi umur 0-59 bulan 3.233 orang.
Pengambilan sampel dengan proposional sampling 97 orang. Analisis data dengan
uji univariat dan bivariat dengan chi-square.
Hasil penelitian didapatkan Kurang dari separuh ibu yang memiliki
kecemasan normal (34,0%) dan memiliki kecemasan sedang (27,8%) serta
terdapat juga sebagian kecil (24,7%) memiliki kecemasan ringan. Hampir seluruh
(92,8%) ibu tepat melakukan pemberian pola asuh terhadap anaknya, namun
masih ada sebagian kecil (7,2%) ibu melakukan pola asuh makan yang tidak tepat
terhadap anaknya. Lebih dari separuh responden (61,9%) memiliki balita dengan
status gizi normal dan terdapat seperempat (25,8%) dari responden memiliki
status gizi kurang. Hubungan tingkat kecemasan ibu dengan status gizi p =0,040
(p< 0,05). Hubunbgan pola asuh makan dengan status gizi balita p =0,000 (p<
0,05)
Ada hubungan antara tingkat kecemasan ibu dengan status gizi balita. Ada
hubungan pola asuh makan dengan status gizi balita. Disarankan bagi Puskesmas
agar dapat lebih meningkatkan peran petugas puskesmas untuk memotivasi dan
memberikan informasi-informasi (penyuluhan) dan pelayanan kesehatan seperti
kelas ibu hamil, kelas ibu balita, dll, supaya ibu mendapatkan informasi seputar
pola asuh anak sejak masa pra konsepsi.kepada orangtua anak mengenai pola asuh
makan yang tepat untuk anak dan cara memperhatikan status gizi anaknya dan
juga agar ibu paham dan mahir dalam mengasuh anak, sehingga dapat mengurangi
kecemasan ibu diantaranya terhadap status gizi balita.
Kata kunci : Tingkat Kecemasan Ibu, Pola Asuh Makan, Status Gizi Balita
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Pembimbing 1 Pembimbing II
Putri Nelly Syofiah, S.SiT, M.Keb Eka Putri Primasari, SKM. M. Kes
NIDN. 1003028401 NIDN.1016069001
Ketua
penulisan Skripsi tentang “Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu dan Pola Asuh
Makan Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Pukesmas Anak Air
namun berkat dorongan semua pihak, Skripsi ini dapat peneliti selesaikan. Maka
pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
1. Ibu Putri Nelly Syofiah, S.SiT, M.Keb sebagai pembimbing I yang telah
2. Ibu Eka Putri Primasari, SKM. M.Kes sebagai pembimbing II yang telah
Universitas MERCUBAKTIJAYA.
MERCUBAKTIJAYA.
5.Bapak Jasmarizal, SKp., MARS sebagai Ketua Pengurus Yayasan
Universitas MERCUBAKTIJAYA.
Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu
peneliti sangat terbuka dalam menerima kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata peneliti berharap semoga
Peneliti
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................i
PENGESAHAN..................................................................................................ii
PERSETUJUAN PENGUJI..............................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN....................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .......................................................................................8
2.1.1 Konsep Status Gizi..........................................................................
2.1.1.1 Pengertian Status Gizi...............................................................
2.1.1.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi.....................
2.1.1.3 Masalah Gizi Pada Balita..........................................................
2.1.1.4 Metode Penilaian Status Gizi ...................................................
2.1.1.5 Komponen – Komponen Kateristik yang Mempengaruhi
Status Gizi................................................................................
2.1.1.6 Dampak Kekurangan Gizi.........................................................
2.1.1.7 Pencegahan Gizi Buruk.............................................................
2.1.1.8 Macam – Macam Klarifikasi Status Gizi..................................
2.1.2 Kecemasan Pada Ibu
2.1.2.1 Pengertian Kecemasan pada Ibu..............................................
2.1.2.2 Tingkatan Cemas......................................................................
2.1.2.3 Gejala – Gejala Kecemasan......................................................
2.1.2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan....................
2.1.2.5 Dampak Kecemasan .................................................................
2.1.2.6 Penatalaksanaan Gangguan Kecemasan...................................
2.1.2.7 Skala Kecemasan Depression Anxiety Stress Scales
(DASS 42) .................................................................................
2.1.3 Pola Asuh Makan
2.1.3.1 Konsep Pola Asuh Makan.........................................................
2.1.3.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi.......................................
2.1.3.3 Pola Pemberian Makan Sesuai Usia.........................................
2.2 Kerangka Teori Penelitian........................................................................
2.3 Kerangka Konsep Penelitian.....................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................27
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................27
3.3 Populasi dan Sampel...............................................................................27
3.4 Variabel Penelitian..................................................................................30
3.5 Defenisi Operasional...............................................................................31
3.6 Hipotesis..................................................................................................33
3.7 Teknik dan Instrument Pengumpulan Data..............................................34
3.8 Teknik Analisa Data ...............................................................................
3.9 Etika Penelitian........................................................................................
3.10 Keterbatasan Penelitian..........................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian………………………………………………………….
4.1.1.Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian………………………….
4.1.2 Karakteristik Responden…………………………………………..
4.1.3 Hasil Penelitian Berdasarkan Univariat…………………………...
4.1.4 Hasil Penelitian Berdasarkan Bivariat..…………………………...
4.2 Pembahasan ...........................................................................................
4.2.1 Status Gizi…………………………………………………………
4.2.3 Tingkat Kecemasan Ibu…………………………………………...
4.2.4 Pola Asuh Makan………………………………………………….
4.2.5 Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu dengan Status Gizi Balita…...
4.2.6 Hubungan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Balita………….
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................
5.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
6,9 % atau 47 juta balita secara global. Kejadian tersebut Asia mendapatkan
posisi pertama terbanyak yaitu sebanyak 69% dengan total populasi sebanyak
32,6 juta balita, dan disusul oleh Afrika yaitu sebanyak 27 % dengan jumlah
Pada tahun 2020 terdapat balita dengan berat badan kurang (Wasting)
sekitar 6,7% atau 45,4 juta. Asia masih mendapatkan posisi pertama dengan
31,9 juta balita dan posisi kedua masih pada Afrika yaitu 27% dengan jumlah
sekitar 6,8 % atau 45 juta balita secara global. Kejadian tersebut Asia masih
populasi sebanyak 31,6 juta balita, dan disusul oleh Afrika yaitu sebanyak 27
gizi balita berat badan kurang terbanyak ditemukan di provinsi Papua Barat
masalah gizi balita berat badan kurang terbanyak ditemukan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur dengan presentase 15,9 %, dan disusul oleh Provinsi Papua
Pada Tahun 2016 kasus Balita Gizi Buruk ditemukan sebanyak 445
orang di Provinsi Sumatra Barat dan yang mendapat perawatan sebesar 100
balita memiliki gizi buruk sebanyak 81 balita, kemudian disusul oleh Kota
dibutuhkan anak merupakan hal yang sangat penting. Akibatnya, status gizi
status gizi balita. Penyakit infeksi dan asupan makanan adalah faktor
langsung yang dapat memengaruhi status gizi balita. Pola asuh, sanitasi
gizi buruk pada anak meliputi usia anak, jenis kelamin, berat badan lahir,
jarak kelahiran sebelumnya, pendidikan orang tua, gizi ibu, status sosial
kecemasan, depresi, dan gejala somatik lebih sering terjadi pada wanita
pada ibu yang memiliki anak balita, terutama di negara berkembang. Dalam
makanan yang tidak tepat dan layanan kesehatan yang tidak memadai untuk
kesehatan dan gizi. Ini karena mereka adalah bagian penting dari
pertumbuhan mereka. Masa keemasan, atau masa emas, adalah saat proses
tumbuh kembang otak berlangsung sangat cepat. Proses ini akan berhenti saat
anak berusia tiga tahun. Balita yang tumbuh dengan cepat membutuhkan
lebih banyak zat makanan untuk memiliki kualitas dan nutrisi yang lebih
ibu mengajarkan anaknya cara dan di mana mereka harus makan. Selain pola
mendidik anak agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik.
Tingkat kebutuhan tubuh terhadap kalori dan zat gizi lain dari asupan
makanan dengan dampak fisik yang dapat diukur dikenal sebagai status gizi
(Almatsier, 2010)
Padang Tahun 2020, 2021, dan 2022 presentase balita dengan berat badan
sangat kurang dan berat badan kurang menurut BB/U tertinggi selama 3 tahun
terakhir ditemukan di Puskesmas Anak Air yaitu pada tahun 2020 16,5%,
tahun 2021 67,6%, tahun 2022 14,6% (Profil Dinas Kesehatan Kota Padang
2023 terhadap 6 sampel ibu yang memiliki balita usia 0 – 49 bulan, peneliti
menemukan 1 balita dengan gizi buruk dan 1 balita dengan gizi kurang dari 6
kuisioner skala DASS 42, peneliti mendapatkan 2 orang ibu yang memiliki
tingkat stress, tingkat kecemasan, tingkat depresi normal, namun salah satu di
antara ibu tersebut memiliki balita yang status gizinya kurang, peneliti
menemukan 1 ibu dengan tingkat stress sedang, tingkat kecemasan parah, dan
tingkat depresi sedang kondisi balitanya memiliki status gizi buruk, peneliti
tingkat depresi normal kondisi balitanya memiliki status gizi baik, peneliti
dan tingkat depresi sedang kondisi balitanya memiliki status gizi baik,
sedang dan tingkat depresi normal kondisi balitanya memiliki status gizi baik.
masalah yang muncul dan belum banyaknya penelitian tentang hal ini, maka
1. 2 Rumusan Masalah
dan Pola Asuh Pemberian Makan dengan Status Gizi Balita di Wilayah
balita dan Pola Asuh Pemberian Makan dengan Status Gizi Balita di
2023
Tahun 2023
balita.
seseorang, atau kecukupan zat gizi dalam tubuh seseorang. Status gizi
kalori dan zat gizi lain dari asupan makanan dengan dampak fisik yang
status gizi balita: faktor langsung (asupan gizi) dan faktor tidak
yang tidak sehat, dan sanitasi, air bersih, dan layanan kesehatan dasar
1. Faktor langsung
ratus gram jika Anda terus mengonsumsi lebih dari 500 kalori
usia 6–12 bulan, gigi seri atas dan bawah mulai tumbuh,
menjadi lebih kecil. Pada usia 16–23 bulan, gigi taring atas dan
sumber energi.
seimbang.
makanan yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat diolah untuk
tubuh yang normal. Mereka tidak dapat dibuat oleh tubuh sendiri,
b. Infeksi
(Desi, 2011).
Hal ini juga didukung oleh penelitian Hartati (2016) yang
gizi. Menurut Jus'at et al. (2000), pola asuh anak sangat penting
pengasuhan ibu.
mental, dan sosial. Pola pengasuhan anak adalah cara ibu atau
kepada anak mereka. Namun pola asuh gizi adalah cara individu atau
kelahiran yang dekat atau adanya lebih dari satu bayi dalam satu
biasanya terjadi pada balita yang lebih tua—jika ada lebih dari satu
sakit.
service).
(Notoatmodjo 1997).
sama lain dan berada dalam suatu sistem akses kesehatan. Apabila
penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dan antar unit yang
b. Sanitasi Lingkungan
Kesehatan seseorang dapat berdampak pada status gizi mereka (Story &
yang terganggu. Menurut Alton (2005; Luder & Alton 2005; Masdar
dkk 2016), gangguan mental yang paling umum terjadi pada individu
b. Ansietas / kecemasan
c. Stres
mental.
Beberapa masalah gizi yang sering terjadi pada balita, antara lain:
(Jerriyah, 2019).
marasmus kwashiorkor).
(Jerriyah, 2019).
2 jenis penilaian status gizi adalah penilaian status gizi secara langsung dan
1. Pengukuran biokimia
2. Pengukuran biofisik
(Supariasa, 2014).
3. Pengukuran klinis
2014).
Balita
2.1.1.5.1 Umur
Pola pikir dan daya serap seseorang menjadi lebih baik seiring
2.1.1.5.1 Pendidikan
2.1.1.5.2 Pekerjaan
2019).
2019)
anak, terutama hingga usia dua tahun. Pastikan anak balita bebas dari
dewasa
2.1.1.6.5 Kematian
penyakit infeksi menjadi lebih parah dan lebih sulit untuk sembuh
1. asupan makanan
maupun eksternal
enam sampai kurang dari dua puluh empat bulan harus diberikan
MP-ASI yang padat gizi, termasuk protein yang tinggi kalori dan
yang padat energi adalah tiga puluh hingga empat puluh lima
hidup bersih dan sehat, praktik higiene dan sanitasi yang baik, dan
sesuai standar
ke petugas kesehatan.
TABEL 1
2006).
istirahat.
2.1.2.3.2 Gejala Psikologis
sulit konsentrasi.
a) Usia pasien
b) Tingkat pendidikan
stimulus.
c) Akses informasi
d) Proses adaptasi
baru.
gangguan psikiatrik.
kecemasan pasien.
g) Komunikasi terapeutik
membahayakan.
2.1.2.5 Dampak Kecemasan
berikut :
dirinya sendiri.
melalui ASI.
1.Antidepresan
2. Benzodiazepin
3. Antipsikotik Atipikal
a. Metode Restrukturisasi
Metode ini memungkinkan pasien untuk
lebih positif
b. Metode Relaksasi
kondisi emosi yang bersifat negatif seperti stres, cemas dan depresi.
terdiri dari 14 item, dan memiliki sub-skala dari 2-5 item. Skala
atau over-reaktif, gairah saraf, kesulitan untuk rilek atau bersantai, dan
Pilihan Keterangan
Jawaban
0 Tidak pernah saya alami atau tidak sesuai dengan saya sama
sekali
Sumber :(Nieuwenhuijsen,2003).
Tingkat Skor
Normal 0–7
Ringan 8–9
Sedang 10 – 14
Parah 15 - 19
Sumber : (Nieuwenhuijsen,2003)
Scale) 42 : (Nieuwenhuijsen,2003)
Pola asuh makan adalah Tindakan yang dilakukan orang tua dalam
kepercayaan dan pilihan makanan. Pola makan terbentuk sebagai hasil dari
status gizi ibu dan balitanya baik, sebab gangguan gizi adalah
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi (Sunita
Almatsier, 2011).
zat gizi pada anak tinggi bila pendidikan ibu tinggi (Sunita
Almatsier, 2011).
memungkinkan.
kecerdasan. Apabila pola makan tidak tercapai dengan baik pada balita
pola makan dan perilaku orang tua seperti memonitor asupan nutrisi,
dikelompokkan menjadi 0-6 bulan, 7-12 bulan, 1-3 tahun, dan 4-6 tahun
sehari dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Departemen Kesehatan RI,
2000)
Bb kurang
1. Normal
2. Ringan Status gizi balita
3. Sedang menurut bb/u Resiko
4. Parah berat badan
5. Sangat lebih
parah
Normal
status gizi balita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar kerangka
konsep berikut :
Dependen
Kecemasan Ibu
Pola Asuh
Makan
Gambar 2.4 Kerangka Konsep Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu dan Pola
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.1 Populasi.
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu dan balita berusia 0–59
bulan dan bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Anak Air Kota
3.3.2 Sampel.
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 0 –
(Sugyono,2017).
N
n=
1+ N ( e ) 2
Keterangan:
N = Ukuran populasi
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah antara 10-
berikut:
3.233
N= 2
1+3.233 ( 0 , 1 )
3.233
N=
33 , 33
ibu yang memiliki balita pada Kelurahan yang diteliti. Jumlah sampel setiap
n
N= Xn
S
Keterangan.
1). Kriteria Inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota
2). Kriteria Eklusi adalah ciri-ciri yang tidak perlu dipenuhi oleh setiap
1. Variabel Independent
2. Variabel Dependent
sementara yang akan di uji kebenarannya dan akan dibuktikan dengan data
Ha1 : Ada hubungan tingkat kecemasan ibu dengan status gizi balita.
Ha2 : Ada hubungan pola asuh makan dengan status gizi balita.
1. Jenis Data
responden yang dilakukan peneliti sendiri dan di bantu oleh kader dan
bidan desa, yang meliputi data identitas responden dan data status gizi
asuh makan.
ibu yang memiliki balita usia 0-59 yang berada di wilayah kerja
a. Tahap Persiapan
b. Tahap pelaksanaan
meneliti.
sebanyak 20 sampel.
1. Penyuntingan (Editing)
mengedit, yaitu integritas data, teks yang jelas, mudah dibaca serta
disediakan.
1 = Sangat parah
2 = Parah
3 = Sedang
4 = Ringan
5 = Normal
1= Tidak tepat
2 = Tepat
4 = Normal
data.
e. Tabulating data
Tabulasi data adalah suatu proses memasukkan beberapa
Analisa data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai berikut:
1. Analisa Univariat
wilayah kerja Puskesmas Anak Air Kota Padang. Dalam penelitian ini
harapan tidak terjadi tingkat kesalahan yang besar. Setelah data diolah,
kemudian diperoleh hasil atau output SPSS. Hasil pengolahan data akan
disajikan dalam bentuk tabel agar lebih rapi, dapat dibaca dengan mudah
2. Analisa Bivariat
hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan ibu dan pola asuh
pemberian makan dengan status gizi balita menggunakan uji statistik chi
adalah 95% (α= 0,05). Jika nilai p≤α (0,05) maka disimpulkan ada
diterima.
1. Jika tabel silang 2x2 dan tidak ada nilai expected (harapan) < 5, maka uji
3. Jika tabel silang lebih dari 2x2 misal 2x3, 3x3, 3x4, maka uji sebaiknya
1. Informed Consent
Status Gizi Pada Balita di Puskesmas Anak Air Kota Padang, beserta
penelitian ini.
memberikan inisial dan data yang asli dari responden hanya diketahui
oleh peneliti.
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
3. Justice (Keadilan)
2.1.2 Responden sedikit sulit untuk mengisi kuisioner karena anak mereka
2.1.4 Rentang waktu jadwal posyandu cukup lama karena peneliti memulai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Puskesmas Anak Air terdiri dari 2 yaitu Kelurahan Batipuh Panjang dan
Karakteristik f %
Responden
Umur Ibu
17-25 11 11,3
26-35 77 79,4
36-45 9 9,3
Total 97 100,0
Tingkat Pendidikan
SD 0 0
SMP 2 2,1
SMA 32 33,3
D3 16 16,5
D4 7 7,2
S1 37 38,1
S2 3 3,1
Total 97 100,0
Jumlah Anak
1-4 96 99
5-7 1 1
Total 97 100,0
Usia Balita
0-12 Bulan 26 26,8
13-24 Bulan 15 15,5
25-36 Bulan 20 20,6
37-48 Bulan 24 24,8
49- 59 Bulan 12 12,3
Total 97 100,0
pendidikan S1. Kemudian berdasarkan jumlah anak terdapat ibu yang memili 1-4
temukan 26 (26,8%) balita berusia 0-12 bulan dan berdasarkan kategori jenis
f % f % f % f % n %
Berdasarkan Tabel 4.5 hubungan tingkat kecemasan ibu dengan status gizi
balita di wilayah kerja Puskesmas Anak Air Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang Tahun 2023 terdapat 33(100%) ibu dengan tingkat kecemasan normal
sebanyak 23(69,7%) memiliki status gizi balita normal dan 1(1,0%) memiliki
status gizi balita berat badan sangat kurang. Namun, pada ibu yang memiliki
1(250%) dengan status gizi balita berat badan sangat kurang, berat badan kurang,
Dari hasil uji statistic chi-square didapatkan nilai p =0,040 (p< 0,05) yang
hasilnya terdapat hubungan tingkat kecemasan ibu dengan status gizi balita.
Tabel 4.6 Hubungan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Anak Air Kecamatan Koto Tangah,Kota Padang
Tahun 2023
Status Gizi
f % f % f % f % n %
Berdasarkan Tabel 4.6 hubungan tingkat kecemasan ibu dengan status gizi
balita di wilayah kerja Puskesmas Anak Air Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang Tahun 2023 terdapat 90 (100%) dengan pola asuh makan tepat, dimana
59(65,6%) dengan status gizi balita normal dan 3(3,3%) orang memiliki status
Hasil uji statistic Chi Square didapatkan nilai p =0,000 (p< 0,05) yang
hasilnya terdapat hubungan pola asuh makan dengan status gizi balita.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Status Gizi Balita
bahwha sebagian besar (85,6%) responden memiliki status gizi yang normal
Hal ini juga hampir sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Irerika Nur (2021) yang berjudul “Status Gizi Balita Di Posyandu Dusun
memiliki status gizi normal dan sebagian kecil (7,9%) balita memiliki status
gizi kurang . Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Pasambo
gizi balita yaitu penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Terdapat
dua penyebab langsung, yaitu asupan gizi dan penyakit infeksi, asupan gizi
yang dikonsumsi atau makanan yang tidak memenuhi unsur gizi yang
organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik
(2005) yang paling umum ditemui pada orang yang mengalami masalah
balita tidak kekurangan asupan gizi dari ibunya yang dibuktikan dengan
berat badan dari balita tersebut mayoritas termasuk kategori normal. Status
gizi balita dengan kategori normal dikarenakan pola asuh pemberian makan
Hal ini hampir sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
dari 50 responden dapat diketahui bahwa kurang dari separuh (46%) Ibu
diri dan peran sedangkan Faktor – faktor ekstrinsik antara lain : Kondisi
terapeutik.
yang berjudul “Gambaran Pola Pemberian Makan Dan Pola Asuh Pada
responden.
kecerdasan. Apabila pola makan tidak tercapai dengan baik pada balita
dikelompokkan menjadi 0-6 bulan, 7-12 bulan, 1-3 tahun, dan 4-6 tahun
sebagian kecil (7,2%) ibu melakukan pemberian pola asuh makan secara
tidak tepat, dilihat dari kuisioner rata – rata ibu banyak yang
makan anak dan memberikan waktu makan anak tidak lebih dari 30
menit sebagian ibu menganggap hal ini tidak harus diperhatikan padahal
pada balita
status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Anak Air Kecamatan Koto
Tangah Kota Padang Tahun 2023 terdapat 33(100%) ibu dengan tingkat
dan 1(1,0%) memiliki status gizi balita berat badan sangat kurang. Namun,
pada ibu yang memiliki tingkat kecemasan sangat parah sebanyak 4(100%)
terdapat masing – masing 1(250%) dengan status gizi balita berat badan
sangat kurang, berat badan kurang, berat badan lebih dan berat badan
normal.
0,05) yang hasilnya terdapat hubungan tingkat kecemasan ibu dengan status
gizi balita.
hubungan status gizi balita terhadap tingkat kecemasan ibu dalam penelitian
hubungan status gizi balita terhadap tingkat kecemasan ibu yang memiliki
pengeluaran ASI. Jika seorang ibu merasa cemas maka akan membuat
produksi ASInya tidak lancar dan sebaliknya. Kecemasan akan datang pada
khawatir ibu yang selalu berlebihan pada kadaan yang sedang terjadi.
ibu sering merasa anaknya terlalu lama makan dengan hal itu ibu sering
cukup dekat dan tidak ada yang membantu responden melakukan pekerjaan
status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Anak Air Kecamatan Koto
Tangah Kota Padang Tahun 2023 terdapat 90 (100%) dengan pola asuh
makan tepat, dimana 59(65,6%) dengan status gizi balita normal dan
Hasil uji statistic Chi Square didapatkan nilai p =0,000 (p< 0,05)
yang hasilnya terdapat hubungan pola asuh makan dengan status gizi balita
Hal ini sejalan dengan penelian oleh Nur Laila (2019) yang
hubungan antara variabel pola asuh makan terhadap status gizi balita yang
korelasi antara pola asuh makan dengan status gizi anak adalah 0,533 hasil
tersebut lebih besar dari nilai r tabel yaitu 0,349 dengan sig = 0,010 < 5%,
pola asuh makan dengan status gizi anak usia 6-59 bulan pada keluarga ibu
Banjarnegara diterima.
menyimpulkan bahwa ada beberapa fakta yang ditemui oleh peneliti dari
responden terkait pola pemberian makan balita yang dirasa perlu adanya
nasi dan kuah sayur saja, kemudian ada balita yang hanya suka makan
bubur dengan alasan susah makan bahkan hingga usia lebih dari 2 tahun,
serta pengolahan makanan yang kurang bervariasi dari ibu balita yang
Hal ini disebabkan karena balita merupakan kelompok rawan gizi sehingga
jenis makanan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh anak
dan daya cerna. Jenis makanan yang lebih variatif dan cukup nilai gizinya
sangat penting untuk menghindari anak kekurangan zat gizi. Pola pemberian
makan yang baik harus dilakukan sejak dini dengan cara memberikan
makan yang baik. Dengan demikian, anak akan terbiasa dengan pola makan
sehat.
bergizi di rumah mulai dari jenis makanan yang beragam dengan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan untuk setiap individu dalam rumah tangga.
Pola konsumsi balita yang tidak terkontrol seperti kebiasaan jajan yang
pemberian makan yang ideal adalah tiga kali makanan utama dan dua kali
2.2 Kesimpulan
kecemasan ibu dan pola asuh makan dengan status gizi balita di Wilayah
2.2.1 Lebih dari separuh (61,9%) balita memiliki status gizi normal
5.2 Saran
Bagi ibu dan jika ibu sudah memiliki kecemasan yang berlebih ibu
harus dapat mengontrol hal tersebut ibu dapat mengenali terlebih dahulu
tingkat kecemasan tersebut dan juga dapat mengatasi hal yang menjadi
penyebab datangnya kecemasan.
Ibu dapat memberikan pola asuh makan yang tepat untuk anak,
untuk memberikan pola asuh makan yang tepat ibu dapat
mengatasinya dengan memberikan anak makanan yang unik dan
menarik sehingga dapat menarik perhatian anak untuk mengkonsumsi
makanan yang diberikan oleh ibu balita, karena meskipun pola makan
bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi status gizi namun
pola makan merupakan salah satu faktor penting yang mendukung
untuk perbaikan dan mempertahankan status gizi pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana & Bambang Wirjatmadi. (2012). Peranan gizi dalam siklus
kehidupan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Almatsier, Sunita (2015). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Arifin, Dewi Novitasari. (2012). Faktor-faktor resiko kejadian gizi buruk pada
balita yang dirawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang. [internet].
Asransyah. 2016. Hubungan Lama Pendidikan dan Pengetahuan Ibu tentang Gizi
Seimbang dengan Perilaku Pemberian Makan di Puskesmas Gilingan
Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Auliya, 2020 Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pola Pemberian Makan
Balita di Puskesmas Kencong, Skripsi, Jember : Universitas Jember.
Dinkes RI(2020). Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita di
Layanan Rawat Jalan.
Dinkes, Sumatra barat(2016)Profil Kesehatan Provinsi Sumatra Barat. Padang:
Dinkes Sumbar.
Duma et.al(2019). “Determinan Status Gizi Kurang Pada Balita Di Puskesmas
Belawan Kota Medan.” Gizi 9(2): 134–43.
Engle PL, Menon P, and Haddad L. 1997. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Care
and Nutrition. Concept and Measurement International Food Policy
Research Institute. Depkes RI. Direktorat Gizi. Jakarta
Erawan, (2008). Keperawatankesehatan jiwa. Perbedaan tingkat kecemasan
antara pasien laki-laki dan perempuan pada pre operasi laparatomi di
RSUP.Prof.Dr.R.D. Kandou Manado. Jurnal
Gita,Marini(2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Pada Anak
Usia 6-24 Bulan Di Kabupaten Lamongan : Surabaya
Harpham T, Snoxell S, Grant E, Rodriguez C(2005). Gangguan mental umum
pada populasi muda perkotaan di Kolombia. Br J
Psikiatri. 2005; 187 :161–167. doi: 10.1192/bjp.187.2.161. [ PubMed ]
[ CrossRef ] [ Google Cendekia ]
Hawari, Dadang (2011). Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kurniawan&Agustini(2021). Metode Penelitian Kesehatan dan Keperawatan.
Diakses
darihttps://books.google.co.id/books/about/Metodologi_Penelitian_K
esehatan_dan_Kepe.html?
hl=id&id=CQAoEAAAQBAJ&redir_esc=y
Lestari, E. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan
Balita Pada Keluarga Petani di Dusun Mandungan, Srimartani, Piyungan,
Bantul, Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Linton J (2020).Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2020 Tentang Standar Antropometri Anak. Jakarta: Direktorat Bina Gizi
Nieuwenhuijsen, K., de Boer, AGEM, Verbeek, JHAM, Blonk, RWB, & van
Dijk, FJH (2003). The Depression Anxiety Stress Scale (DASS):
Mendeteksi gangguan kecemasan dan depresi pada karyawan yang tidak
masuk kerja karena masalah kesehatan mental. Kedokteran Kerja dan
Lingkungan. [Google Cendekia]
Profil Dinas Kesehatan Kota Padang, 2020; Puskesmas Anak Air 2020
Profil Dinas Kesehatan Kota Padang, 2021; Puskesmas Anak Air 2021
Profil Dinas Kesehatan Kota Padang, 2022; Puskesmas Anak Air 2022
2.
22 Feb 2024
3.
4.
5.
6.
Nama Mahasiswa : Revi Rahma Yanti
NIM : 22222039
Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu dan Pola Asuh Makan
dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Anak
Air Kota
Padang Tahun 2023
Pembimbing II : Eka Putri Primasari, SKM. M. Keb
2. 22 Feb 2024
3. 23 Feb 2024
4.
5.
6.